(os- i[ioi) pengaruh fraksi heksan, kloroform dan …repository.unair.ac.id/9463/2/fulltext-sri...
TRANSCRIPT
/
KJCrr 7)3V g r
H«sSRI H ASTUTI ?
(os-9 0 i[ioi)
PENGARUH FRAKSI HEKSAN, KLOROFORM DAN METANOL DARI DAUN EUPATORIUM TRIPLW ERVE VAHL
TERHADAP PERTUMBUHAN PLASMODIUM FALCIPARUM
IN VITRO
S K R I P S I^ H I j
*.U K A V'.W AN0«**
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGASURABAYA
1995
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
M I L I KFERPUSTAKAAN
°VHZTERSI?AS A IR LA N O O V S U R A B A Y A
PENGARUH FRAKSI HEKSAN, KLOROFORM DAN METANOL DARI DAUN Eupatorium triplinerve Vahl.
TERHADAP PERTUMBUHAN Plasmodium falciparumIN VITRO
SKRIPSIDIBUAT U N T U K M E M E N U H I P E R S Y A R A T A N MENCAPAI OELAR
S A R J A N A F A R M A S I PADA F A K U L T A S F A R M A S I UNIVERSITAS AIRLANOOA S U R A B A Y A
'<r
Dra. Aty Widyawaruyanti, Apt, dr. Anni Syafriah, MSPembintbing Berta Pembioibing Serta
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna meraenuhi persyaratan mencapai gelar sarjana pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. '
Selama pelaksanaan penelitian dan penyasunan skripsi ini banyak hambatan yang harus dihadapi dan semua ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu dosen pembimbing.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Bp. Prof.DR.Sutarjadi selaku Pembimbing Utama, Ibu
Dra. Aty Widyawaruyanti dan dr.Anni Syafriah,MS. selaku Pembimbing Serta yang telah dengan sabar memberikan pengarahan dan saran-saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Kepala Jurusan Biologi Farmasi, Kepala Lab. Fitokimia dan Kepala Lab. Botani Farmasi-Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga beserta seluruh Staff dan Karyawan yang lelah memberikan sarana dan prasarana serta membantu dalam pelaksanaan skripsi ini.
i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
ii3. Direktur Tropical Disease Recearch Center Surabaya
beserta Staff dan Karyawa yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas laboratorium.
4. Kepala Jurusan Parasitologi dan Kepala Jurusan Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga beserta seluruh Staff dan Karyawan yang telah memberikan bantuan fasilitas laboratorium.
5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Bagian Penyakit Menular Bersumber Binatang Departemen Kesehatan Jakarta Pusat beserta seluruh staff dan karyawan yang telah memberikan kesempatan dan bantuan fasilitas untuk pelaksanaan penelitian ini.
6. Ibu Dra. Siti Masroerah-Broto Sutaryo dan keluarga yang telah memberikan kesempatan, bantuan fasilitas dan biaya serta dengan sabar membimbing kami selama pelaksanaan penelitian ini.
7. Ibu Drh. Suhintam Pusarawati, M.Kes. yang telah membimbing selama penyelesaian penelitian ini.
8. Bp. Drh. Chairul Anwar,MS, Staff pengajar dari Lab. Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Unair yang telah membantu dalam pengambilan foto-foto Flasmodium
falciparum Welch.9. Bp/Ibu Dosen Fakultas Farmasi Unair terutama panitia
dan penguji skripsi yang telah berkenan memeriksa dan memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
10. Ibu dan saudara-saudaraku tercinta yang selalu memberikan motivasi dalam belajar dan menyelesaikan skripsi ini.
11. Rekan - rekan mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah swt senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas kebaikan yang telah diberikan. Mengingat keterbatasan penulis maka kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata skripsi ini saya persembahkan untuk Almamater tercinta Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya semoga dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan. Amin.
i l l
Surabaya, Januari 1995
Penyusun
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................ ... iDAFTAR ISI ............................................. ivDAFTAR GAMBAR ......................................... viiDAFTAR TABEL ..................... •....................viiiDAFTAR SINGKATAN ...................................... ixDAFTAR LAMPIRAN ....................................... xRINGKASAN .............................................. xiBAB I PENDAHULUAN ................................. ... 1
1. Latar Belakang Masalah .................. 12. Perumusan Masalah .................... 63. Hipotesis .............................. 64. Tujuan Penelitian .................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................... ... 71. Tinjauan tentang Tanaman Eupatorium
triplinerve Vahl ... 71.1. Klasifikasi Tanaman ................. 71.2. Penyebaran Tanaman ................... ... 71.3. Morfologi Tanaman .................... 31.4. Kandungan Tanaman .................... ... 91.5. Khasiat Tanaman ....................... 102. Penelitian Tanaman Obat yang Mempunyai
Aktivitas Antimalaria 113. Tinjauan tentang Plasmodium falciparum 143.1. Klasifikasi Plasmodium falciparum ... 143.2. Morfologi Plasmodium falciparum .... 153.3. Siklus Hidup Plasmodium falciparum .. 174. Klasifikasi Antimalaria .............. 205. Tujuan Pengobatan .................... 21
H A L A M A N
i v
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
V
BAB III METODE PENELITIAN .......................... ..241. Bahan Penelitian ........................241.1. Daun Eupatorium triplinerve Vahl. ... 241.2. Plasmodium Falciparum ..................241.3. Bahan Pembanding ....................... ..251.4. Pelarut ................................ ..251.5. Bahan Untuk Uji In Vitro ................262. A l a t .................................262.1. Alat yang Akan Digunakan Untuk
Pembuatan Ekstrak Daun Eupatorium triplinerve Vahl ..26
2.2. Alat yang Digunakan Untuk Uji Aktivitas 263. Pembuatan Ekstrak Daun Eupatorium
triplinerve Vahl ..274. Prosedur Pembiakan Sinambung Plasmodium
Falciparum ..304.1. Sterilisasi Alat-alat ................ ..304.2. Pembuatan Medium Biak ................. ..314.3. Penyiapan Eritrosit Untuk Mendukung
Pembiakan ..334.4. Penyiapan Sel Parasit Untuk Pembiakan 334.5. Menghitung Parasitemia ................ ..354.6. Sub Kultur (Inokulasi Biakan) ..........354.7. Sinkronisasi .......................... ..355. Teknik Uji Aktivitas Antimalaria .... 375.1. Penyiapan Suspensi Sel Parasit ........375.2. Penyediaan Lempeng Sumur Mikro yang
Mengandung Bahan Uji dan Kontrol ..375.3. Prosedur Pengujian Efek Antimalaria
In Vitro ............................... ..39
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
6. Evaluasi Hasil Pengujian Aktivitas Antimalaria ........................... 40
6.1. Cara Pembuatan Sediaan Darah Tebal ... 406.2. Perhitungan Prosen Penghambatan .... 417. Analisis Data ......................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ........ 491. Hasil Penghitungan Prosen Penghambatan
Pertumbuhan Plasmodium falciparum ... 492. Analisis Data ......................... 502.1. Menentukan Ho dan Ha ................. 512.2. Harga F Hitung ........................ 512.3. Perbandingan Harga F hitung dangan
F tabel ................................ 552.4. Kesimpulan ............................ 552.5. Uji LSD ................................ 563. Kurva Log Kadar vs Log Prosen
Penghambatan .......................... 57BAB V PEMBAHASAN .................................. 61BAB VI KESIMPULAN .................................. 70BAB VII SARAN-SARAN ................................. 71DAFTAR PUSTAKA ........................................ 72LAMPIRAN ............................................... 77
vi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Morfologi Plasmodium falciparum ..... ... 16Gambar 2 : Daur Hidup Plasmodium falciparum .... 23Gambar 3 : Ekstraksi Serbuk Daun Eupatorium
triplinerve Vahl. ........... ............ 29Gambar 4 : Gambaran Lempeng Sumur Mikro untuk
Uji Aktivitas Antimalaria ............ ... 42Gambar 5 : Kurva Log Konsentrasi vs Log Prosen
Penghambatan ........................... ... 45Gambar 6 : Kurva Log Kadar vs Log % Penghambatan
Fraksi Heksan ......................... ... 59Gambar 7 : Kurva Log Kadar vs Log % Penghambatan
Fraksi Kloroform ......................... 60Gambar 3 : Kurva Log Kadar vs Log % Penghambatan
Fraksi Metanol .......................... 61Gambar 9 : Tanaman Eupatorium triplinerve Vahl. .. 82Gambar 10 : Hapusan Darah Tipis Plasmodium falciparum
sebelum sinkronisasi .................. ... 83Gambar 11 : Hapusan Darah Tipis Plasmodium falciparum
setelah sinkronisasi .................. ... 83Gambar 12 : Hapusan Darah Tebal Kontrol Negatif .... 84Gambar 13 : Hapusan Darah Tebal Kontrol Positif .... 84Gambar 14 : Hapusan Darah Tebal K^ Fraksi Heksan 85Gambar 15 : Hapusan Darah Tebal Fraksi Kloroform 85Gambar 16 : Hapusan Darah Tebal K0 Fraksi Metanol 86o
HAL. A M A N
vii
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
DAFTAR TABEL
H A L A M A K
TABEL 1 : Tabel ANAVA untuk Rancangan Tersarang dengan jumlah Sub-sampling yangBerbeda ...................................... 41
TABEL 2 : Tabel Selisih Harga Rata-rata Tiap• Kelompok dengan Kontrol Positif (Yi*) .... 43
TABEL 3 : Data Prosen Penghambatan PertumbuhanPlasmodium falciparum dari Berbagai FraksiDaun Eupatorium triplinerve Vahl........... 50
TABEL 4 : Data Konversi Y ke Log (Y + 1) dari BerbagaiFraksi Daun Eupatorium triplinerve Vahl. .. 51
TABEL 5 : Data Pengamatan untuk Rancangan Tersarang . 51 TABEL 6 : Tabel ANAVA untuk Rancangan Tersarang
dengan Jumlah Sub-sampling yang Berbeda .. 54 TABEL 7 : Tabel Selisih Harga Rata-rata Tiap
Kelompok dengan Harga Rata-rataKontrol Positif ...................... 56
TABEL 8 : Tabel % Penghambatan Rata-rata dari Berbagai Fraksi Daun Eupatorium
triplinerve Vahl.............................. 57TABEL 9 : Hubungan Antara Log Kadar dengan Log
Prosen Penghambatan ........................ 58
vii i
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
DAFTAR SINGKATAN
GBHN R P M I RP-HS HEPES
C P D A C D R B C P A B A S S S S A S S B S S E M S A M S B M S E df
= Garis-garis Besar Haluan Negara= Rosewell Parla Memorial Institute- RPMI - Human serum= N-2-Hydroksi Ethyl Piperazin-N-2-Ethane
Sulfonic Acid= Citrat Phosphas Dextrose= Acid Citric Dextrose= Red Blood Cells= Para Amino Benzoic Acid= Sum Square= Sum Square A= Sum Square B= Sum Square Error= Mean Square A= Mean Square B= Mean Square Error= degree of freedom
ix
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV LAMPIRAN V LAMPIRAN VI
LAMPIRAN VII LAMPIRAN VIII
H A L A M A N
Hasil Penghitungan % Penghambatan Pertumbuhan Plasmodium falciparum dari Berbagai Fraksi DaunEupatorium triplinerve Vahl..... 77Konversi % Penghambatan ( Y ) ke Log ( Y + 1 ) dari Berbagai Fraksi Daun Eupatorium triplinerveVahl................................ 78Penghitungan % Penghambat Rata- rata dari Berbagai Fraksi DaunEupatorium triplinerve Vahl..... 79Daftar Harga F tabel ........... 33Daftar Harga t tabel ........... 31Tanaman Eupatorium triplinerveVahl................................ 82Foto Plasmodium falciparum .... 33Surat Keterangan Identifikasi Tanaman .......................... 87
x
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
R I N G K A S A N
Pengobatan tradisional dengan menggunakan bahan tumbuhan maupun binatang telah lama dikenal oleh masyarakat kita dan umumnya dirasakan manfaatnya secara empirik. Data ilmiah terutama data klinik masih langka padahal GBHN telah mengamanatkan untuk menggali, meneliti dan mengembangkan obat tradisional ini menjadi obat tradisional Indonesia yang dapat dipertanggung jawabkan pemakaiannya dalam upaya pelayanan kesehatan. Untuk itu perlu dilakukan uji klinik obat-obat tradisional untuk memantapkan khasiatnya.
Telah dilakukan uji aktivitas beberapa fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum . Sebagai pembanding adalah klorokuin diphosphat yang berkhasiat antimalaria.
Pengamatuii dilakukan pada daya hambat dari beberapa fraksi daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro dan hasilnya dibandingkan dengan kontrol.
Hasil uji aktivitas terhadap Plasmodium falciparum
galur 1-2300 menunjukkan kadar yang memberi efek penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum secara bermakna untuk fraksi heksan, kloroform dan metanol berkisar pada kadar 100 pg/ml - 10.000 Mg/ml.
xi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
Harga IC^q (kadar penghambatan pertumbuhan skizon 50 %) berkisar pada : untuk fraksi heksan = 236,175 ^2/ml, untuk fraksi kloroform = 639,398 /Jg/ml dan untuk fraksi metanol = 646,847 pg/ml.
Dari hasil pembuatan kurva log kadar vs log prosen penghambatan menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi fraksi daun Eupatorium triplinerve Vahl. menyebabkan peningkatan prosen penghambatan pertumbuhan Plasmodium
falciparum .
Dari hasil pengujian tersebut maka diperkirakan tananan Eupatorium triplinerve Vahl. mempunyai khasiat antimalaria.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
BAB IP E N D A H U L U A N
1. L a ta r Belakang Masaiah
Sebagai salah satu negara di daerah tropik, Indonesiamempunyai wilayah yang kaya akan bermacam-macani tumbuhandan diantaranya banyak yang bermanfaat bagi kehidupanmanusia, baik sebagai sumber pangan maupun sebagai bahanpengobatan. Sebagai bahan pengobatan, penggunaan obattradisional telah dikenal sebagian besar rakyat Indonesia
t
dan digunakan secara turun temurun berdasarkan pengalaman hidup sehari-hari. Masalah yang dihadapi dalam penggunaan obat tradisional ini adalah sebagian besar kebenaran khasiat bahan yang digunakan belum dapat dibuktikan secara ilmiah melalui penelitian dan pengujian yang sistematik. Karena itu pemerintah menghimbau seluruh rakyat Indonesia untuk terus melakukan penggalian, penelitian, pengujian serta pengembangan terhadap obat tradisional dan selanjutnya memanfaatkannya dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan secara lebih luas dan merata, sekaligus memelihara dan mengembangkan warisan budaya bangsa [1 ,2].
Dalam permasalahan ini, meskipun penelitian tentang tumbuhan obat sampai sekarang masih terus belanjut, nanun cukup banyak tumbuhan obat di Indonesia yang belum
1
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
2
diketahui kandungan dan khasiatnya secara pasti sebagai obat. Dari bermacam-macam kegunaan tumbuhan obat diIndonesia salah satu diantaranya dapat berkhasiat sebagai antimalaria. Penggalian tumbuhan obat sebagai antimalaria masih terus ditingkatkan mengingat penyakit malaria di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah bagi kesehatan masyarakat karena dewasa ini telah ditemukan adanya Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin [3].
Menurut data epidemologi WHO tahun 1989, malaria masih endemik di 102 negara di dunia dan lebih dari setengah penduduk dunia masih terancam malaria. Oleh karena itu, malaria masih menjadi masalah kesehatan yang sangat penting. Di Indonesia sampai saat ini penyakit malaria juga masih menjadi masalah kesehatan karena di beberapa daerah masih merupakan endemik. Angka kesakitan penyakit tersebut masih cukup tinggi terutama di luar Pulau Jawa dan Bali di mana terdapat campuran penduduk dari daerah endemik dan non endemik malaria. Di daerah tersebut sering terjadi ledakan wabah malaria yang meni&bulkan banyak kematian. Perkembangan dan penyebaran nyarauk Anopheles yang resisten terhadap insektisida, serta ditemukannya Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin akan menambah kesulitan dalam pemberantasan penyakit ini [4,5,6].
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
Penyakit malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal yaitu protozoa yang termasuk dalam genus Plasmodium. Plasmodium ini mempunyai4 (empat) spesies yang bersifat parasitik bagi manusia, antara lain Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax,
Plasmodium malariae, dan Plasmodium ovale. Dari keempat spesis tersebut Plasmodium falciparum adalah spesies yang paling umum menginfeksi manusia di daerah tropik dan sub tropik dan merupakan penyebab malaria yang paling berbahaya yaitu malaria tertiana maligna yang dapat menimbulkan kematian [7].
Kinina, suatu alkaloid yang diisolasi dari kulit batang kina (Cinchona sp.) merupakan obat malaria yang paling tua dan banyak digunakan oleh sebagian besar masyarakat di dunia. Setelah ditemukan obat sintetik yang mempunyai struktur kimia mirip dengan kinina yaitu 4-aminokinolin misalnya klorokuin, maka pemakai obatmalaria mulai beralih ke obat sintetik tersebut. Namun demikian pada tahun 1959 di Amerika latin mulai ditemukan galur Plasmodium falciparum yang resisten terhadap klorokuin dan kemudian diikuti dengan cepat di negara - negara lain, bahkan ditemukan pula galur yang resisten terhadap obat sintetik lain. Adanya resistensi galur tersebut membuat para ilmuwan berpaling kembali kepada bahan alam untuk mencari obat malaria yang baru, disamping mencari serum antimalaria [8],
3
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
Artemisinin (Qinghaosu), suatu senyawa seskuiterpen lakton yang terdapat dalam Artemisia annua suku Compositae telah berhasil diisolasi oleh para ilmuwan dari Cina dan ternyata berkhasiat sebagai obat malaria [9]. Penemuan Qinghaosu ini merangsang peneliti-peneliti lain untuk mencari bahan alam antimalaria yang lain, sampai akhirnya ditemukan pula senyawa 4-fenil kumarin yang diisolasi dari tumbuhan suku Rubiaceae yaitu Cautarea latiflora dan Exostema caribaeum yang ternyata juga mempunyai aktivitas anti Plasmodium falciparum in vitro CIO]. Dari tanaman Diosma pilosa berhasil diisolasi senyawa antimalaria yaitu 5,6,7-trimetoksikumarin [11].
Sebagai negara Tropik, Indonesia merupakan daerah yang kaya akan sumber bahan alam yang sangat potensial dan telah banyak jenis tumbuhan yang diteliti sebagai antimalaria. Tumbuhan tersebut antara lain Brucea javanica yang mengandung zat antimalaria kuasinoid [12]. Tanaman Carica papaya dan Tinospora tuberculata juga telah diteliti dan berkhasiat sebagai obat malaria [13,14],
Eupatorium triplinerve Vahl. atau dikenal sebagai Daun Prasman merupakan salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bermacam-macam pengobatan, diantaranya sebagai obat demam dan malaria [15,18]. Daun Prasman diketahui mengandung senyawa kumarin yaitu ayapin (6,7-metilendioksikumarin), dan senyawa golongan seskuiterpen . Selain itu juga mengandung minyak atsiri
4
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
yang mempunyai komponen terpenting yaitu dimetil eter-timohidrokinon [17]. Jakupovich mengatakan bahwa genus Eupatorium kaya akan senyawa seskuiterpen lakton
Dengan menggunakan pendekatan etnofarmakologi di mana tanaman tersebut telah digunakan sebagai antimalaria di India dan pendekatan kemotaksonomi yaitu adanya zat kandungan kumarin dan seskuiterpen dalam tanaman Eupatorium triplinerve Vahl. yang diperkirakan berkhasiat sebagai antimalaria seperti pada penelitian sebelumnya diduga bahwa tanaman Eupatorium triplinerve Vahl. mempunyai khasiat sebagai antimalaria. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dianggap perlu untuk meneliti tanaman Eupatorium triplinerve Vahl, untuk mencari alternatif antimalaria yang lain.
Karena senyawa seskuiterpen lakton dari Artemisia
annua dan senyawa kumarin dari Cautarea latiflora dan Exostema caribaeum mempunyai aktivitas anti Plasmodium, maka uji khasiat antimalaria dari tanaman Eupatorium triplinerve Vahl. ini menggunakan Plasmodium falciparum
dan diamati daya hambatnya terhadap pertumbuhan parasit malaria tersebut. Bagian tanaman yang dipilih untukpenelitian ini adalah daunnya, karena diperkirakan zat kandungan yang berkhasiat sebagai antimalaria sebagian besar terdapat pada daun. Dalam penelitian ini digunakan fraksi tanaman dari tiga macam pelarut yaitu heksan, kloroform dan metanol.
5
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
6
2. Per am us an Masalah
Apakah fraksi heksan, kloroform dan metanol dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium
falciparum in vitro.
3. Hipotesis
3.1. Fraksi heksan dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
3.2. Fraksi kloroform dari daun Eupatorium triplinerve
Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
3.3. Fraksi metanol dari daun Eupatorium triplinerve
Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
4. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
fraksi heksan, kloroform dan metanol dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium
falciparum in vitro.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
1. Tinjauan tentang tanaman Eupatorium triplinerve Vahl.1.1. Klasifikasi Tanaman
Divisio Sub Divisio Class Sub Class Ordo Farailia Genus
Spermatophyta Angiospermae Dicotyledoneae Sympetalae AsteralesAsteraceae ( Compositae ) Eupatorium
Eupatorium triplinerve Vahl.[18]Species Sinonim [19, 20] :- Eupatorium ayapana Vent, ex Millin- Eupatorium perfoliatum, Eupatorium aromaticus Mama Daerah [15, 21] :- Sumatera : Daun Prasman, Daun Panahan, Acerang- Sunda : Jukut Prasman- Jawa : Godong Prasman, Raja Panah
1.2. Penyebaran Tanaman Eupatorium triplinerve Vahl.Eupatorium triplinerve Vahl. berasal dari daerah
Amerika tropik, dan ditemukan tumbuh liar di daerah Amazon [22], banyak ditanam di India. Tanaman ini telah lama
7
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
dibawa ke Jawa, tumbuh liar di daerah berbukit dan pegunungan rendah sampai dengan ketinggian 1.600 meter di atas permukaan air laut. Tanaman ini dapat tumbuh baik di terapat terbuka maupun ditempat terlindung dan sering ditanam sebagai penutup tanah di perkebunan karet dan perkebunan teh karena mampu mencegah erosi. Selain itu juga sering ditanam sebagai tanaman obat [15].
1.3. Morfologl Tanaman
Merupakan tanaman terna (herba) menahun, banyak bercabang, batang merayap (repens) atau condong (ascendens). Tanaman ini mempunyai tinggi 0,5 meter sampai dengan 1 meter. Memiliki akar tunggang, tidak dalam masuk ke tanah, pada nodus yang terletak di atas tanah sering tumbuh akar. Berbatang basah (herbaceus) kecil-kecil berbent.uk bulat, sedikit berkayu dan berwarna kemerahan. Pada batang tersebut terdapat ruas di mana pada tiap nodus terdapat dua daun. Batang yang masih muda biasanya berbulu.
Bentuk daun tunggal duduk berhadapan (folia opposita) berbentuk lanset (lanceolatus) atau sempit memanjang (oblongus). Tepi daun integer, pangkal dcun runcing (acutus) dan mempunyai ujung yang meruncing (acuminatus). Daging daun becwarna hijau kemerahan dengan permukaan daun yang gundul (glaber) kadang sedikit berbulu.
8
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
9
Tanaman ini mempunyai tulang daun menyirip (penninervis) dengan pangkal ibu tulang daun pada permukaan bawah agak menonjol dan berwarna kemerahan. Helai daun mempunyai ukuran panjang 3 - 12 cm, lebar 0,5 - 2,5 cm dengan tangkai daun yang pendek. Tangkai daun (petiole) mempunyai panjang 6 - 1 0 milimeter.
Menurut Backer (1963) tumbuhan ini di Pulau Jawa jarang dapat berbunga. Tanaman ini mempunyai bunga majemuk yang berjumlah 20 sampai 50 dan panjang 6 - 7 milimeter. Kelopak bunga lepas berwarna hijau keunguan dan mempunyai bulu-bulu. Mahkota bunga berwarna putih kecil-kecil dengan panjang 3 , 5 - 5 milimeter, berbentuk jarum, mempunyai bulu putih dan pada bagian ujungnya berwarna coklat. Tanaman ini mempunyai benang sari kecil, lepas dan kadang-kadang sebagian terikat. Bunga tersusun dalam bentuk malai yang rata. Adapun buahnya mempunyai jenis kendaga [15,19].
1.4. Kandungan Tanaman1. Minyak Atsiri
Minyak atsiri diperoleh dari hasil destilasi dengan air dari tanaman segar. Minyak ini bersifat lebih ringan dari air, tidak berwarna dan berbaa seperti tumbuhan asal. Dalam minyak atsiri ini mengandung jenyawa seskuiterpen yaitu beta selinen dan monoterpen yaitu sineol [23, 24],
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
10
2. Kumarin
Dalam tanaman ini terdapat beberapa senyawa kumarin [15,17,25] antara lain :- Ayapanin- Ayapin (daun) ■
- Herniarin (daun)- Dafnetin (seluruh tumbuhan)- Dimetil eter dafnetin (seluruh tumbuhan)- 7-metil eter dafnetin ( seluruh tumbuhan)- Hidrangetin (seluruh tumbuhan)- Umbelliferon (seluruh tumbuhan)
3. Senyawa lain yaitu timohidrokinon dan dimetil eter timohidrokinon [17, 21]- .
1.5. Khasiat Tanamana. Minyak atsiri dari Eupatorium ayapana digunakan
sebagai antifungi dan antibakteri [26],b. Infus seluruh tanaman digunakan untuk menstimulasi
menstruasi. Di India dan di Jawa daun atau seluruh tumbuhan yang dibuat dalam bentuk infus atau dekokta pahit dipakai untuk mengobati demam. Rebusan daun yang sangat pahit dapat dimanfaatkan sebagai obat hemostatik dan stimulansia, diberikan pula pada kelainan lambung dan perut antara lain diare kronik, diare cataral [17,21].
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
c. Ekstrak dari daun yang telah dikeringkan digunakan untuk pengobatan tukak lambung [27].
d. Daun segar yang diremas-remas ditempelkan pada luka dipakai untuk membersihkan luka dan raengobati luka karena gigitan reptil yang berbisa. Daun yang diremas dan ditempelkan pada dahi untuk mengobati sakit kepala. Sebagai obat dalam juga diberikan terhadap gigitan ular. Untuk obat sariawan mulut menggunakan daun segar yang dikunyah tetapi airnya tidak ditelan [15].Di kepulauan Bourbon dibudidayakan dan dikeringkan untuk dikirim ke Perancis yang dipergunakan sebagai pengganti teh Cina [15].
2. Penelitian Tanaman Obat yang Mempunyai Aktivitas Antimalaria
Beberapa senyawa yang telah berhasil diisolasi dari tanaman obat yang mempunyai aktivitas antimalaria, antara lain :a. Senyawa Golongan Alkaloid
Kulit batang Cinchona sp. merupakan obat antimalaria yang telah dikenal sejak abad XVII dan pada tahun 1820 telah berhasil diisolasi zat aktifnya yaitu senyawa alkaloid dengan inti kuinolin : kinina,
11
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
. M I I I K
; - VP»S ■- . ; 12' ______* V k ■>*:■.£' A '
kinidina, sinkonina dan sinkonidina. Colin W. Wright juga telah berhasil mengisolasi senyawa febrifugin dari tanaman Dichroea febrifuga yang mempunyai aktivitas antimalaria 64 - 100 kali lebih besar dari pada aktivitas kinina. Namun demikian sampai sekarang kinina masih dianggap sebagai antimalaria yang potensial [28].
b. Senyawa Golongan Seskuiterpen laktonSeorang ilmuwan dari Cina telah berhasil mengisolasi senyawa artemisinin (Qinghaosu) dari tankman Artemisia
annua dan senyawa yingzhaosu dari tanaman Artabotrys
uneinatus yang mempunyai aktivitas antimalaria dan toksisitasnya lebih keoil dibandingkan dengan klorokuin Kedua senyawa tersebut termasuk dalam golongan seskuiterpen lakton [29].
c. Senyawa Golongan KuasinoidSenyawa kuasinoid yang mempunyai khasiat antimalaria berhasil diisolasi dari tanaman suku Simarubaceae yaitu Bruoea javanica yang mengandung bruseantin, brusatol, bruseantinol dan brusein pada buahnya, juga akar dari Euryooma longifolia yang mengandung erikomanon,erikomalakton dan erikomanol [12],
d. Senyawa Golongan TriterpenoidKhalid dkk. berhasil mengisolasi senyawa gedunin, yaitu suatu senyawa tetranortriterpenoid dari tanaman Azadirachta indica [30].Selain itu juga telah diisolasi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
senyawa nimbolid, suatu senyawa triterpen yang terdapat dalam daun dan biji Azadirachta indica var. siaminensis oleh Rochanankij dkk. Kedua senyawa tersebut mempunyai aktivitas antimalaria [31].
e. Senyawa Golongan Kumarin
Noster berhasil mengisolasi senyawa 4-fenil kumarin dari tanaman Cautarea latifflora dan Exostema caribaeum yang berkhasiat sebagai antimalaria. Khalid juga berhasil mengisolasi senyawa antimalaria yang lain yaitu 5,6,7-trimetoksi kumarin dari tanaman Diosma pilosa CIO,11].
f. Senyawa Golongan LignanDari tanaman Haplophyllum tuberculatum berhasil diisolasi senyawa justisidin, suatu arilnaftalen lignan yang berkhasiat sebagai antimalaria [11].
g. Senyawa Golongan FlavonKuersetin adalah suatu senyawa flavon yang diisolasi dari tanaman Diosma pilosa yang dilaporkan juga bersifat sebagai antimalaria. Menurut Divo, kuersetin mempunyai efek antimitokondria pada Plasmodium [11].
h. Senyawa Derivat Antrasena
Dari akar Psorospernum febrifugum berhasil diisolasi sat antimalaria antranoid, yaitu vismion D [32].
Selain senyawa-senyawa di atas masih ada senyawa lain yang berkhasiat sebagai antimalaria, masalnya kossipol dari
13
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
14
tanaman Thespesia populnea, ekhitamin dari tanaman Alstonia scholaris dan ft caesalpinin dari tanaman Caesalpinia bonducella [9].
Penelitian untuk meneari obat malaria dari tanaman yang lain masih terus dikembangkan karena masih ada tumbuhan lain yang dapat dikatakan mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum yang juga terdapat di Indonesia, antara lain : Psidium guajava
(jambu biji), Lantana camara (tembelekan), Nyctanthes
arbortristis <sri gading) dan Carica papaya L. [14,33].
3. Tinjauan Tentang Plasmodiun falciparum Welch.3.1. Klasifikasi Plasmodium falciparum Welch.
Phylum : ProtozoaSub Phylum : PlasmodromaClass SporozoaOrdo Haemosporida DanilewskyFamily Plasmodiidae MesnilGenus Plasmodium
Species : Plasmodium falciparum Welch. [34]Sinonim [35, 36] :
Plasmodium tenue StephensLaverania malariae Grassi & Feletti
- Laverania falciparum Welch.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
15
3.2. Morfologi Plasmodium falciparum
Plasmodium falciparum merupakan parasit penyebab malaria tertiana maligna. Parasit ini di dalam darah manusia mempunyai 2 (dua) bentuk, yaitu bentuk cincin dan gametosit.Bentuk cincin :
Bentuk cincin dari Plasmodium ini lebih kecil dari Plasmodium vivax., mempunyai diameter kurang lebih 1 fj, tipis dan jumlahnya 2 - 6 . Bentuk ini mempunyai nucleus yang berbentuk batang atau terbagi menjadi 2 (dua) granul. Setelah 12 jam terserang, semua skizon akan menghilang dari peredaran darah tepi.
Gametosit :Gametosit merupakan bentuk yang telah dewasa, berbentuk seperti sosis dengan diameter 10 - 12 fj. Bentuk ini terdapat dalam peredaran darah tepi. Ada 2 (dua) macam gametosit yaitu makrogametosit dan mikrogametosit. Makrogametosit bernoda biru, mengandung kumpulan nucleus dan granul. Mikrogametosit bernoda biru lemah atau kemerahan, mengandung banyak nucleus yang mengkilat dan granul haemosoin yang lebih kecil dan tersebar.
Pada pemeriksaan darah tepi baik hapusan maupun tetes tebal terutama dijumpai parasit muda bentuk cincin (ring form). Pada sediaan darah tebal stadium tropozoit juga
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
16
berbentuk cincin, gametosit berbentuk pisang, banyak sekali bentuk cincin dan balon merah di sisi luar gametosit. Pada sediaan darah tipis tropozoit muda berbentuk tanda seru atau koma dan cincin terbuka, gametosit berbentuk pisang dan terdapat bintik maurer pada sel darah merah (gambar 1). Dengan pengecatan pewarna Giemsa, tampak inti berwarna merah, plasma berwarna biru, sel darah berwarna merah muda dan pigmen berwarna kuning tengguli sampai hitam tengguli [34, 37].
Gambar 1 j Murfologi Plasmodium falciparum dengan perbesaran 1535 kali [37]
Keterangan :a. Bentuk cincin Plasmodium falciparum dalam eritrositb. Psrtumbuhan skizon d a l a m e r i t r o s i t dengan bintik
mauref'8c - f Pertumbuhan dan fase skizogonik g — h Bentuk rnerozoit i. Bentuk mctkrogametoeit j. Bentuk mikrogametosit
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
17
3.3. Siklus Hidup Plasmodium falciparumSiklus hidup parasit malaria sebagian terjadi di
dalam sel hospes vertebrata, sebagian lagi di dalam nyamuk Anopheles. Sama seperti Plasmodium lainnya, siklus hidup Plasmodium falciparum terdiri dari 2 (dua) fase yaitu fase aseksual (skizogoni) dalam hospes vertrebrata dan fase seksual (sporogoni) dalam nyamuk Anopheles [38,39].1. Fase aseksual (skizogoni)
Fase ini mempunyai 2 siklus yaitu daur dalam sel parenkim hati (siklus jaringan/siklus ekso-eritrositik) dan siklus eritrositik dalam darah.a. Siklus jaringan (siklus ekso-eritrositik)
Siklus jaringan dimulai setelah nyamuk Anopheles
betina menusuk hospes dan sporozoit infektif yang berada dalam kelenjar ludah nyamuk tersebut masuk ke dalam peredaran darah.Dalam waktu 30 menit sporozoit masuk ke dalam parenkim hati. Dalam sel hati parasit tersebut tumbuh menjadi s"kizon yang mempunyai diameter 60 t-t dan menghasilkan 15.000 - 40.000 merozoit berdiameter tidak lebih dari 1 dalam sel hati. Dalam waktu 6 - 9 hari skizon yang telah masak pecah, melepaskan merozoit dan kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Merozoit ini sebagian difagositosis dan sebagian lagi menyerang eritrosit.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
b. Siklus eritrositikSiklus eritrositik dimulai pada waktu rnerozoit masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyerang eritrosit. Siklus ini terjadi dalam waktu 48 jam. Pada fase ini parasit mulai tampak sebagai kromatin kecil yang dikelilingi sedikit sitoplasma dan mempunyai bentuk bentuk cincin. Stadium ini disebut tropozoit. Pada saat tropozoit sedang tumbuh bentuknya menjadi tidak teratur dan mulai membentuk pigmen.Tropozoit tumbuh menjadi skizon muda, kemudian berkembang menjadi skizon matang dan selanjutnya membelah menjadi rnerozoit.Eritrosit yang mengandung skizon ini kemudian pecah melepaskan rnerozoit, pigmen dan sisa sel selanjutnya masuk ke dalam plasma darah. Parasit yang tidak mengalami fagisitosis masuk ke dalam eritrosit yang lain, mengulangi siklus skizogoni. Penghancuran eritrosit ini menimbulkan gejala khas malaria yaitu demam yang diikuti menggigil. Sebagian rnerozoit yang memasuki eritrosit tersebut tidak membentuk skizon tetapi berdiferensiasi membentuk gametosit, memasuki fase seksual.
2. Fase seksual Csporogoni.3Fase seksual / sporogoni yang sebenarnya terjadi di dalam nyamuk di mana sebagian rnerozoit yang
18
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
berdiferensiasi menjadi gametosit akan berpindah ke dalam tubuh nyamuk pada saat nyamuk Anopheles betina menghisap darah penderita dan memulai siklus seksual. Berbeda dengan skizon , gametosit tidak dicerna bersama eritrosit. Gametosit berdiferensiasi menjadi mikrogametosit (gametosit jantan) dan makrogametosit (gametosit betina). Bentuk ini dapat ditemukan dalam darah tepi.Pada mikrogametosit titik kromatin membagi diri menjadi 6 - 8 inti yang bergerak ke pinggir parasit. Di sini mikrogamet berinti tunggal yaitu suatu filamen yang berbentuk seperti cambuk dan bergerak aktif didesak keluar, lepas dari induknya. Proses ini disebut eksflagelasi.Makrogametosit menjadi matang sebagai makrogamet, terdiri atas sebuah badan dari sitoplasma berbentuk bulat dengan sekelompok kromatin di tengah. Fertilisasi terjadi karena masuknya mikrogamet ke dalam makrogamet membentuk zigot. Dalam waktu 12 - 14 jam setelah nyamuk menghisap darah, zigot berubah menjadi bentuk seperti cacing dan disebut ookinet yang dapat menembus dinding lambung nyamuk. Ookinet ini berubah menjadi ookista yang berbentuk bulat diantara lapisan epital dan membran basal dinding lambung. Di sini ookista menjadi beberapa-kali lebih besar dari pada bentuk
19
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
20
semula. Dalam ookista terbentuk ribuan sporozoit, dan apabila ookista pecah. sporozoit dilepas ke dalam rongga badan nyamuk dan bergerak keseluruh jaringan tubuh nyamuk. Beberapa sporozoit menembus kelenjar ludah dan bila nyamuk menusuk manusia / menghisap darah manusia, sporozoit tersebut akan masuk ke dalam darah dan jaringan serta memulai siklus pra-eritrositik kemudian memasuki siklus eritrositik. Siklus sporogoni dalam nyamuk memerlukan waktu 8 - 1 2 hari . Untuk mengetahui daur hidup Plasmodium falciparum dapat dilihat dalam gambar 2 pada halaman 23.
4. Klasifikasi AntimalariaBerdasarkan kerjanya pada tahap perkembangan dari
Plasmodium dapat dibedakan sebagai berikut [41] :a. Skizontisida Jaringan
Obat golongan ini dapat menghambat perkembangan bentuk ekso-eritrositik. Apabila dapat mempengaruhiperkembangan awal dalam fase pra-eritrositik maka dapat mencegah penyebab penyakit (kausal profilaktik) sebelum menyerang eritrosit. Jika obat tersebut berkhasiat pada skizon jaringan sekunder maka dapat mencegah kekambuhan penyakit.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
b. Skizontisida darahObat ini merupakan obat yang menekan perbanyakan parasit dalam eritrosit untuk mencegah timbulnya gejala klinik .
c. Garnet osi daObat yang termasuk dalam golongan gametosit bekerja pada bentuk seksual dengan cara mencegah penyebaran parasit dari manusia ke nyamuk (memusnahkan gametosit dalam darah).
d. Sporontislda
Obat ini bekerja dengan cara mencegah terjadinya sporogoni dan perkembangan parasit apabila terbawa dalam tubuh nyamuk bersama darah.
5* Tujuan Pengobatan
Dengan adanya klasifikasi antimalaria seperti tersebut di depan, maka pemilihan obat malaria harus disesuaikan dengan tujuan pengobatannya. Untuk itu, ada beberapa tujuan pengobatan malaria, antara lain [42] : a* Pengendalian serangan klinik
Untuk tujuan ini digunakan skizontisida darah yang bekerja terhadap merozoit dalam eritrosit (fase eritrosit), sehingga tidak berbentuk skizon baru dan tidak terjadi penghancuran eritrosit yang menimbulkan gejala klinik.
21
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
b. Pengobatan supresi
Pengobatan ini ditujukan untuk menyingkirkan semua parasit dari tubuh penderita dengan cara memberi golongan ski2ontisida darah dalam waktu yang lebih lama dari masa hidup parasit.
c. Pencegahan kausal _Penggunaan skizotisida jaringan yang bekerja pada skizon yang baru memasuki jaringan hari dapat mencegah tahap infeksi eritrosit dan menghambat transmisi lebih lanjut. -
d. Pengobatan radikalPengobatan ini dimaksudkan untuk memusnahkan parasit dalam fase eritrosit dan ekso-eritrosit, karena itu digunakan kombinasi skizontisida darah dan jaringan.
e. Garnetositosida
Pengobatan ini ditujukan untuk membunuh gametosit yang berada dalam eritrosit sehingga dapat menghambat transmisi ke dalam tubuh nyamuk.
22
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
j ■GS/.' 23
^Elongation and d*vitcgm *rt of m olility by Z Y G O T E -^ O K IN E T E
,F «rtiU »»tio n ol ( Z YG O T£ 1o«n*d)
Gambar 2 : Daur Hidup Plasmodium falciparum Welch.[40]
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
BAB III
1. Bahan Penelitian1.1. Daun Eupatorium triplinerve Vahl.
Daun Eupatorium triplinerve Vahl. yang akan digunakan dala& penelitian ini diperoleh dari Dra. S.M. Broto Sutaryo yang diambil dari Herbarium Bogoriense Badan Penelitian dan Pengembangan Botani, Puslitbang Biologi - LIPI, Bogor. Bagian daun yang digunakan adalah seluruh bagian yang berada di atas tanah. Daun diambil secara acak kemudian dikumpulkan, dicuci dan dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka. Setelah kering daun tersebut dipotong kecil-kecil, kemudian ditumbuk sampai halus, dan diayak .1.2. Plasmodium falciparum
Plasmodium yang digunakan adalah Plasmodium
falciparum I 2300 yaitu strain sensitif klorokuin yang berasal dari Irian Jaya dan diperoleh dari BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes)Bagian Penyakit Menular Bersumber Binatang, Departemen Kesehatan Jakarta yang dibiakkan in vitro dalam eritrosit dengan medium RPMI 1840 ditambah dengan natrium bikarbonat., HEPES buffer, gentamisin dan serum.
METODE PENELITIAN
24
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
25
1.3. Bahan pembanding
Untuk mengeiahui adanya khasiat antimalaria dari fraksi daun Eupatorium triplinerve Vahl. maka digunakan pembanding Rlorokuin diphosphat.1.4. Pel a rut.
Pelarut yang digunakan untuk pembuatan fraksi daun Eupatorium triplinerve Vahl. adalah :- Heksan- Kloroform- Metanol1.5. Bahaii untuk uji in vitro
Bahan yang digunakan untuk membuat medium pembiakan Plasmodium falciparum antara lain :- Aquabidest- RPMX 1640- Buffer HEPES- Gentamisin sulfat- Natrium bikarbonat- Serum dan eritrosit manusia- Minyak Imersi- C.P.D. : Asam sitrat, Natrium sitrat, Na2HP04 , Dextrose- Pewarna Giemsa- Metanol- Bufer phosphat : Na2HPQ^ dan N a ^ P Q ^- Sorbitol
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
26
2. Alat2.1* Alai, yang Akan Digunakan untuk Pembuatan Ekstrak Daun
Eupatorium triplinerve Vahl. :- Maserator- Corong Buchner- Rotary evaporator Heidolph tipe WI- Gelas ukur- Neraca analitik
2.2. Alat yang Digunakan untuk Uji Aktivitas Plasmodium falciparum :- Laminar air flow- Inkubator- Timbangan analitik- Autoklaf- Lemari pendingin- Desikator dengan tempat lilin- Penyaring membran milipor 0,22 m
- Mikroskop- Gelas beker yang steril- Labu Erlenmeyer- Mikrotitreplate (lempeng sumur roikro)- Botol medium yang steril- Alat dan tabung sentrifuse bertutup- Alat suntik yang steril- Pipet ukur dan pipet Pasteur yang steril
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
27
- Gelas obyek- Lampu spiritus dan lilin
3. Pembuatan Elcstrak Daun Eupatorium triplinerve Valh.Bahan daun tumbuhan Eupatorium triplinerve Vahl.
dikumpulkan dan segera dibersihkan, dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka kemudiandihancurkan sampai halus dan diayak. Bahan tersebut ditimbang sebanyak 1 (satu) kilogram dan diekstraksi dengan metode maserasi ulang. Metode ini dikerjakan dengan cara merendam serbuk kering daun Eupatorium triplinerve
Vahl. dalam maserator tiap kali dengan pelarut heksan selama 24 jam (setiap 200 gram serbuk membutuhkan kira-kira 700 ml pelarut), kemudian disaring dengan corong Buchner. Pekerjaan ini diulangi sampai 3 kali. Fraksi heksan dikumpulkan, diuapkan dengan tekanan rendah sampai didapatkan fraksi yang kental dan selanjutnya diuapkan sehingga semua heksan menguap dan ditimbang. Residu diangin-anginkan sampai kering dan dimaserasi kembali dengan kloroform selama 24 jam untuk tiap kali penyarian sambil digojok - gojok. Fraksi kloroform yang diperoleh diuapkan sampai kering dan ditimbang. Maserasi dengan kloroform dilakukan sebanyak 3 kali. Residu dimaserasi dengan metanol setelah sebelumnya diangin - anginkan hingga kering. Maserasi ini juga dilakukan sampai 3 kali.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
28
Pada setiap tahap tnaserasi, pelarut ditarabahkan secukupnya, keraudian campuran tersebut dibiarkan selama 24 jam sambil digojok-gojok. Masing-tnasing fraksi yang telah terkumpul tadi diuji daya hambatnya terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro. Dari hasil uji tersebut akan diketahui fraksi ekstrak mana yang mengandung senyawa antimalaria. Tahap penelitian ini dapat disederhanakan dalam gambar 3 [43].
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
29
SERBUK DAUN KERING
d« n g a n B • I amat
RESIDU FRAKSI HEKSANd i u a p k a n s a m p a i k#ring
d i m a s e r a s i u l a n g d o n g a n k l o r o f o r m t i g a kali se- lama * 2 4 j am
RESIDU FRAKSI KLOROFORMd i u a p k a n s a m p a i k e r i n g
d i m a s e r a s i u l a n g d e n g a n m e t a n o l t i g a Icali a e l a m a
• 2 -4 j am
RESIDU FRAKSI METANOLd i u a p k a n sampai kerinrj
Gambar 3 : Fraksinasi serbuk daun Eupatorium triplinerve Vahl.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
30
4. Prosedur Pembiakan Sinambung Plasmodium falciparumSemua pekerjaan yang berhubungan dengan pembiakan
Plasmodium falciparum dilakukan secara aseptik dalam laminar air flow dengan alat-alat yang telah disterilkan.4.1. Sterilisasl Alat-alatAlat-alat dan bahan kimia disterilisasi sesuai dengan ketentuan, yaitu [49] :a. Disterilisasi dalam oven suhu 150 °C selama 60 menit.
Alat-alat gelas setelah dicuci bersih, dikeringkan. Pipet diisi kapas pada bagian pangkalnya dan dibungkus. Botol, Erlenmeyer, gelas beker, ditutap rapat dan •diikat dengan tali.
b. Disterilisasi dengan pemanasan dalam autoklaf pada2
tekanan 1.5 kg/cm dan suhu 115-118 °C selama 80 menit. Alat-alat dari plastik dibungkus lebih dahulu.Larutan bahan kimia yang tahan panas, volume tidak lebih dari 100ml dimasukkan dalam botol bertutup rapat.
c. Alat-alat dari karet (tutup vial dsb.) disterilisasi dalam gelas beker yang ditutup dengan gelas arloji dandirebus dengan aquadest beberapa kali, setiap pendidihan air diganti.
d. Alat-alat dari logam sebelum digunakan dipanasi selama 15-20 detik di atas api.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
31
e. Ruangan untuk kerja asepti* disterilkan dengan penyinaran lampu UV selama 30 menit sebelum bekerja dan dilengkapi dengan penyalaan laminar air flow selama bekerja.
4.2. Pembuatan Medium Biak
Medium biak Plasmodium terdiri dari medium dasar, medium komplit (lengkap) dan medium biak.4.2.1. Medium Dasar CRPMI 16403
Medium dasar terdiri dari :- RPMI 1840 ................ 10,4 gram- Bufer HEPES ............. 5,49 gram- Gentamisin Sulfat ....... 1.00 ml (40 mg/ml)- Aquabidest steril ad 1000 ml.Cara pembuatan :- RPMI 640 dilarutkan dalam 900 ml aquabidest- Ditambah dengan buffer HEPES, diaduk ad larut- Ditambah gentamisin sulfat kemudian ditambah
dengan aquabidest ad 1000 ml.Selanjuutnya larutan tersebut disterilkan melalui penyaring metabran milipore 0,22m kemudian disimpan dalam botol yang telah disterilkan @ 100 ml.
4.2.2. Larutan Natrium Bikarbonat SSi b/v5 gr. NaHCOg dilarutkan dalam 100 ml aquabidest, kemudian disterilkan melalui penyaring membran milipore 0.22jU, disimpan dalam wadah steril @ 10 ml
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
4.2.3. Medium Lengkap Ctransport media)Medium lengkap terdiri dari medium dasar dan NaHCOg 5% b/v.NaHC035% b/v sebanyak 4,2 ml ditambahkan ke dalam 100 ml medium dasar. Penambahan NaHCO^ yang dibuat segar akan memberikan perubahan warna medium dasar dari kunung menjadi jingga. Medium lengkap ini digunakan mencuci sel darah segar yang belum terinfeksi dan untuk mencuci biakan.
4.2.4. Serum SegarUntuk mendapatkan serum segar berasal dari darah vena yang diambil dengan alat suntik steril, kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse steril. Tabung didiamkan pada suhu kamar atau pada suhu 37 °C selama 3 jam sehingga darah membeku. Selanjutnya disentrifuse pada 1800 putaran/menit selama 8 - 1 0 menit. Dengan menggunakan pipet pasteur steril, serum dipisahkan dan disimpan dalam botol yang steril pada suhu -20°C.
4.2.4. Medium Biak CRP-HS atau RP-10HA3Medium biak terdiri dari medium lengkap dan serum manusia (Human Serum).Ke dalam 104,2 ml medium lengkap ditambahkan serum homolog 11,5 ml.Medium ini digunakan untuk pembiakan Plasmodium.
32
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
33
4.3. Penyiapan Eritrosit Unluk Mendukung Pembiakan
Darah diambil melalui vena, ditampung dalam tabung steril yang mengandung antikoagulan ACD atau CPD dan disimpan pada suhu 4 °C selama 7 hari untukmeningkatkan kemampuan mendukung pembiakan parasit. Diambil 10 ml darah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse dengan kecepatan 1300 rpm selama 10 menit. Plasma dan "buffy-coat" dibuang, kemudian “Packed cell” yang tersisa dicuci dengan 10 ml medium lengkap dan disentrifuse dengan kecepatan 1800 rpm selama 3 - 1 0 menit. Supernatan dibuang dan pencucian diulangi sampai 3 kali. "Packed cell" yang telah dicuci disuspensikan kembali ke dalam RP-HS volume sama. Suspensi ini mengandung 50% eritrosit yang disebut RBC-50% hematokrit dan siap ditambahkan ke dalam biakan parasit.
4.4. Penyiapan Sel Parasit Untuk PembiakanEritrosit yang terinfeksi parasit malaria dapat diambil dari :- bahan pembiak- manusia atau kera yang terinfeksi- penyimpanan bekuApabila menggunakan darah manusia yang terinfeksi akan mengalami kesulitan dalam hal transportasi terutama jika diambil dari darah yang jauh dari
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
terapat kultur. Oleh karena itu sebaiknya digunakansel parasit dari simpanan beku. Selain itupenyimpanan dalam keadaan beku dapat bertahan sampaibertahun - tahun.Cara Pencairan (Thawing) :- Biakan beku digosok-gosok dengan tangan hingga
seluruh isinya mencair.- Cairan tersebut dipindahkan ke tabung sentrifuse
dan disuspensikan dengan larutan NaCl 3.5% sampai terjadi hemolisis, kemudian disentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm selama 7-10 menit, supernatan dibuang.
- Proses pencucian di atas diulang sekali lagi dengan medium komplit (transport media).
- Packed cell yang diperoleh disuspensikan ke dalam RP-HS (15% serum manusia) kemudian disentrifuse pada kecepatan dan waktu yang sama, supernatannya dibuang. Pencucian ini diulangi sebanyak 2 kali.
- Packed cell disuspensikan kembvali dalam RP-HS dan ditambah 5-10 tetes larutan RBC-50% hematokrit, kemudian diraasukkan cawan petri.
- Biakan dimasukkan dalam desikator yang berisi lilin kemudian diinkubasi pada suhu 37 °C Setiap 24 jam medium biak diganti dengan medium yang segar.
- Kadar hematokrit selama kultur dibuat 1.2% .
34
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
4.5. Menghitung ParasitemiaParasitemia ditentukan dengan cara menghitung jumlah parasit hidup tiap 10.000 eritrosit.Cara penghitungan :Dibuat hapusan darah tipis dari suspensi parasit. Diambil 35 lapangan pandang secara berurutan (''10.000 eritrosit). Selanjutnya dihitung jumlah parasit pada setiap lapangan pandang dan dihitung jumlah parasit hidup tiap 10.000 eritrosit.
4.6. Sub Kultur CInokulasi Biakan)- Biakan yang telah mencapai kadar parasitemia yang
tinggi harus dipecah dan dipindahkan ke tempat yang lain untuk dibiakkan lebih lanjut.
- Kadar parasitemia biakan asal harus diturunkan sampai 0.1 - 0.2 X dengan cara diencerkan dengan RBC-50% hematokrit.
- Setelah diencerkan dibuat hapusan darah tipis dan dihitung derajat parasitemianya.
- Biakan dimasukkan kembali ke dalam desikator yang berisi lilin dan diinkubasi pada suhu 37 °C.
4.7. SinkronisasiSinkronisasi pada prinsipnya adalah penambahan sorbitol untuk membunuh parasit yang mempunyai umur lebih dari 18 jam.
35
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
Cara sinkronisasi [44,45] :- Dibuat larutan sorbitol 5% dalam aquabidest
kemudian disterilkan melalui penyaring membran milipor 0,22 (J.
- Suspensi parasit dalam biakan (kadar parasitemia >10%) dipindahkan dalam tabung sentrifuse kemudian disentrifuse dengan kecepatan 1.800 putaran per menit selama 8 - 1 0 menit, supernatan dibuang.
- "Packed cell" disuspensikan dengan larutan sorbitol 5% sebanyak 3 - 4 kali volumenya, kemudian dibiarkan kontak dengan sorbitol selama 10 menit. Selanjutnya disentrifuse dengan kecepatan 1.800 putaran per menit selama 8 - 1 0 menit.
- "Packed cell" dicuci dengan medium komplit sebanyak 3-4 kali volumenya untuk menghilangkan sorbitol kemudian disentrifuse pada 1.800 putaran per menit, supernatan dibuang. Tahap ini dilakukan sebanyak 2 kali.
- "Packed cell" disuspensikan lagi dengan medium biak (RP-HS)sehingga diperoleh 50% suspensi, kemudian dibagi ke dalam cawan petri dengan diameter 60 mm masing-masing sebanyak 4 ml.
- Biakan dimasukkan ke dalam desikator dan diinkubasikan pada suhu 37 °C dalam inkubator selama 12 jam.
36
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
37
- Tahap 2-5 diulangi sekali lagi, kemudian dibuat hapusan darah tebal dan tipis untuk mengamati bentuk dari parasit yang ada.
- Hasil sinkronisasi ini siap untuk digunakan uji in vitro.
5. Teknik Uji Aktivitas AntimalariaUntuk uji aktivitas antimularia in vitro diperlukan
Plasmodium dengan satu stadium yang dapat diperoleh dengan cara sinkronisasi. Stadium yang diperlukan adalah stadium cincin atau tropozoid muda yang dalam biakan selanjutnya tumbuh menjadi skizon. Kriteria efek bahan uji terhadap Plasmodium adalah % penghambatan pertumbuhan dari stadium cincin menjadi skizon yang dibandingkan dengan. kontrol.5.1. Penyiapan Suspeiisi Sel Parasit.
Kadar parasitemia suspensi sel parasit untuk pengujian efek anti.nalaria adalah 0,5 - 1 % . Sel parasit yang digunakan untuk pengujian adalah yang telah disinkronisasi dan mengandung bentuk cincin tua/dewasa (umur 18-26 jam) cukup banyak.
5. 2. Penyediaan Lempeng Sumur Mikro yang Mengandung Bahan Uji dan KontrolSebagai bahan uji adalah larutan masing - masing fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. dengan konsentrasi 1 0. 000 , 1 .0 0 0, 1 0 0, 1 0 , 1 dan 0 , 1 /jg/ml.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
38
Adapun penyiapan bahan uji ini dilakukan secara aseptik. Cara pembuatan :- Ditimbang 100 mg bahan uji, kemudian dilarutkan dengan
pelarut yang sesuai dalam labu ukur 10 ml (Ki = 10.000 Pg/ml).
- Dari larutan Ki dipipet 1 ml dengan pipet volume, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan pelarutnya semula sampai garis tanda (Kz = 1.000 yg/ml) .
- Larutan K.2 dipipet 1 ml, masukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan pelarutnya semula sampai tepat 10 ml (K.3 = 100 j^g/ml).
- Larutan K.3 dipipet 1 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan pelarutnya semula sampai tepat 10 ml (K* = 10 £Jg/ml).
- Larutan K* dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu ukur dan diencerkan dengan pelarutnya semula sampai tepat 10 ml <Rs = 1 jjg/ml).
- Larutan Ks dipipet 10 ml, diencerkan dengan pelarutnya sampai 10 ml dalam labu ukur (Kc* = 0 , 1 pg/ml).Catatan :
- Untuk fraksi heksan menggunakan pelarut heksan.- Untuk fraksi kloroform menggunakan pelarut kloroform.- Untuk fraksi metanol menggunakan pelarut metanol.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
39
Sebagai kontrol negatif digunakan pelarut dari masing-masing fraksi.
Sebagai pembanding digunakan klorokuin diphosphat dengan konsentrasi 4 pmol/10 pi dengan pelarut aquabidest.
Lempeng sumur mikro terdiri dari 96 sumur yang terbagi dalam 8 baris ( A - H ) dan 12 kolom ( 1 - 12 ).- Kolom 1-4 diisi dengan fraksi heksan.- Kolom 5-8 diisi dengan fraksi kloroform.- Kolom 9-12 diisi dengan fraksi metanol.- Baris A sebagai kontrol negatif yang diberi pelarut dari
masing-masing fraksi .- Baris E sebagai kontrol positif yang diberi bahan
pembanding.- Baris B, C, D, F, G dan H diisi dengan masing-masing
fraksi R±, Kz, Ka, K*, Ks dan secara berurutan.Untuk lebih jelasnya pembagian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.
Tiap sumur diisi dengan bahan uji, kontrol negatif dan kontrol positif sebanyal 10 a/1 .5.3. Prosedur Pengujian Efek Anti malaria In Vitro
Apabila lempeng sumur mikro yang akan digunakan untuk uji telah siap, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap suspensi sel sebagai berikut :- Ke dalam tiap sumur diberi 50 a/1 suspensi sel parasit.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
40
- Lempeng sumur mikro yang telah berisi medium uji dimasukkan ke dalam desikator yang diberi lilin dan diinkubasikan pada suhu 37 °C selama 24 jam.
6. Evaluasi Hasil Pengujian Aktivitas AntimalariaUntuk mengevaluasi hasil uji aktivitas antimalaria
sebelumnya dibuat sediaan darah tebal yang nantinya akan diperiksa dengan menggunakan mikroskop (perbesaran lensa obyektif 100 kali). Dari sediaan darah tebal tersebut, dihitung jumlah skizon hidup yang mempunyai lebih dari 3 inti setiap 200 Plasmodium stadium aseksual. Setelah itu dihitung prosen penghambatan pertumbuhan Plasmodium
falciparum terhadap kontrol negatif. Dari prosen penghambatan ini dibuat kurva garis regresi linier, (gambar 4) kemudian dicari prosen penghambatan 50% (IC 50) dari ekstrak daun Eupatorium triplinerve Vahl, yang mempunyai khasiat antimalaria.6.1. Cara Pembuatan Sediaan Darah Tebal :
- Sebanyak 1-2 tetes darah diteteskan pada gelas obyek bersih. Dengan salah satu ujung gelas obyek, tetesan darah tadi dilebarkan sambil menggerakan ujung gelas obyek secara berputar, sampai sediaan darah mempunyai diameter 1 cm tanpa terbentuk febrin. Selanjutnya dikeringkan pada suhu kamar, dalam tempat yang bebas debu-
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
41
- Sediaan darah tebal tadi ditetesi dengan pewarna Giesnsa dalam bufer 7,2 sampai menutupi seluruh permukaan sediaan darah, kemudian didiamkarr selama 24- 48 jam•Selanjutnya sediaan tadi dicuci dengan air yang mengalir sehingga larutan Giemsa turut mengalir sampai habis dan seluruh eritrositnya terhemolisis.
6.2. Perhitungan Prosen Penghambatan :Prosen penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum
dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :
XeProsen Penghambatan = 100X — ----- x lOQSi
Xk
Ket erangan :Xe 3 jumlah skizon hidup pada aumur yang dib«ri bahan
uji.Xk -* jumlah slcizon hidup pada sumur kontrol positif.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
4 2
GAMBARAN LEMPENG SUMUR MIKRO UNTUK UJI ANTIMALARIA
1 2 3 4 5 6 7 8 g 10 li 12ABCDEFGH
Gambar 4 : Gaaibaran Lempeng Sumur Mikro untuk Uji Aktivitas Antimalaria
Keterangan :A r:E = B, C, D, F, G, H =Kolom 1-3 -Kolom 4-6 =Kolom 7-9 -
Diisi kontrol negatifDiisi kontrol posilifDiisi bahan uji pada berbagaikoneentraeiOiisi fraksi heksanOiisi fraksi kloroformDiisi fraksi metanol
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
4 3
Cara Pembuatan Kurva Kegresi Linier
LogProsen
Penghambatan C 5£ )
Log ICadar C }jg / ml )
Gambar 5 Kurva Log Kadar vs Log Prosen Penghambatan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
7. Analisis Data
Berdasarkan pengolahan data sebelumnya maka didapatkan data dalam bentuk prosen penghambatan ( % ). Data-data ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan " ANALISIS VARIAN " model Rancangan Tersarang ( " Nested Design " ) di mana sebelumnya data tersebut telah ditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuk Log Y. Jika dari data itu ada harga prosen penghambatan yang kurang dari 10 % maka seluruh data akan ditransformasikan ke dalam bentuk Log (Y + 1) [47],
Langkah Pengolahan Data :a. Menyaiakan Ho dan Ha.
Ho^ = Tidak ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
Hc»z = Tidak ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve
Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum
in vitro.Ha = Ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang
ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve^ahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
44
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
45
Haz = Ada perbedaan pengaruh seeara bermakna yangditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap jenis ekstrak dari daun Eupatorium
triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
b. Mencari harga F hitung dengan tabel ANAVA
Tabel 1. Tabel ANAVA untuk Rancartgan Tersarang dengan Jumlah Sub-sampling yang Berbeda
SUMBER VARIASI df SS MS
Antar Kelompok ( kadar )
( I ~ 1 ) sskelompok
Antar Perlakuan (jenis ekstrak)
( i ~ 1 ) SSA MSA ~ ^ AnbA ~ (4-1)Antar Kelompok dalam perlakuan
(/-l)-(i-l) = < * - * )
SSB MSB = ^SB (£-<,)Antar Sumur dalam kelompok (sampling error)
(N-l)-(/-l)= ( » - I > SSE
Vi r* T? _ SSEMSE - ( N - O
T O T A L ( N - 1 )
Dari tabel di atas dihitung harga F hitung F hitung t - MSA / MSBF hitung z = MSB / MSE
*> C
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
46
*> SS Total CSSD Zijk Vjk
♦> SS Treatment CSSA) *Z Y2I Ls- r.
♦> SS KelompokZ Y2 . *• j ij
*> SSB SS Kelompok - SSA
*> SS Residual CSSE3 SS - SS Kelompok
Keterangan :i- = Perlakuan (i - 1,2,3,4) j = Kelompok kadar (j = 1,2,3,4,5,6) k = S u m u r ( k = 1,2,3)I - Z Kelompok kadar (£ = 19)N = Z Percobaan (N = 57) s = Z replikasi / Sumur ( s = 3 ) r = Z Kelompok kadar dalam tiap perlakuan
< r 1 ; r 2= r 3= r 4= 6 )
c. Membandingkan harga F hitung dan F tabel F tabel 1 * a, (-i, - 1), (•£ - 1)F tabel 2 » a, (t - 1), (N - ■£)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
47
d. Kesi inpul anJika harga F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima.- F hitung 1 > F tabel 1
Berarti ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium
triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium
falciparum in vitro.- F hitung 2 > F tabel 2
Berarti ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
Hal yang sebaliknya berlaku untuk keduanya, yaitu Ho diterima dan Ha ditolak apabila F hitung 1 maupun F hitung 2 < F tabel 1 ataupun F tabel 2.
Untuk mengetahui efektivitas Prosen Penghambatan ( % ) dari setiap perlakuan / kelompok maka dilakukan uji LSD (Least Significant Difference)
L S D S
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
48
Tabel 2. Tabel Sellsih Harga Rata—rata Tiap Kelompok dengan Harga Rata-rata Kontrol Positif C Y 11 !>Y 1 1 Yii Y u
Y2 1 [ Y u - Y 2 1 ] Yai [ Y u - Yai] Y«i [ Y u - Y4 l]
Y2 2 [ Y u - Y 2 2 ] Y3 2 [ Y u - YaaJ Y*2 [ Y u - Y42]
Y2 3 [ Y u - Y 23] Y33 [ Y u - Y 33 ] Y+a [ Y u - Y*3]
Y2 * [ Y u - Yz-i] Ya* [ Y u - Ya*] Y-*-* [ Y u - Y**]
Yzs [ Y u - Y 23] Yas [ Y u - Yas] Y*3 [ Y u - Y*5 ]
?2<3 [ Y u - Y 2<S] Y3<5 [ Y u - Ya<s] Y*<s [ Y u - Y*<*]
Jika selisih harga rata-rata > LSD maka ada perbedaan yangsignifikan, dan sebaliknya.
Catatan :
- Jika tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap kontrol positif berarti mempunyai daya hambat seperti kontrol positif (klorokin diphosphat)
- Kontrol positif harus mempunyai selisih harga rata-rata dengan kontrol negatif yang lebih besar dari pada LSD. (mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kontrol negatif).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
B A B I V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
1. Hasil Penghitungan Prosen Penghambatan PertumbuhanPlasmodium falciparum in vitro
Untuk menghitung jumlah skizon yang hidup dengan inti ^ 3 setiap 200 parasit stadium aseksual menggunakan mikroskop perbesaran 1000 kali dengan bantuan minyak imersi. Prosen penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum dari fraksi - fraksi daun Eupatorium triplinerve Vahl. dibandingkan dengan kontrol negatif dihitung dengan menggunakan rumus :
di mana :X = Jumlah skizon hidup pada sumur yang diberiS/
bahan uji.X^ = Jumlah skizon hidup pada sumur kontrol negatif
Hasil penghitungan % penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum dari fraksi - fraksi daun Eupatorium triplinerve Vahl. dapat dilihat di tabel 3.
49
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
50
Tabel 3 : Data X Penghambatan Pertumbuhan Plasmodium falciparum dari. Berbagai Fraksi Daun Eupatorium triplinerve Vahl.
JenisEkstrak
No.Sumur
Prosen Penghambatan C JOK- K* Ki Kz Ka Ks K<s
Heksan1 . 0 90 88 85 76 50 12 1 1
2 . 0 90 88 84 76 17 4 0
3. 0 87 90 74 69 22 6 0
Kloroform1 . 0 89 82 65 46 5 0 0
2 . 0 92 81 70 39 17 10 33. 0 87 83 71 31 19 8 0
Metanol1 . 0 88 67 54 50 26 8 0
2 . 0 88 71 54 45 21 15 2
3. 0 86 69 52 34 25 10 2
2. Analisis Data
Sebelum dianalisis, data yang diperolehditransformasikan terlebih dahulu ke dalam bentuklog (Y+l) karena ada harga % penghambatan (Y) yang kurang dari 10 %.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
Tabel 4 : Data Log CY+1) dari Berbagai Fraksi Daun
Eupatorium triplinerve Vahl.
51
JenisEkstrak
No.Sumur
Log C Y + 1 3K* Ki Kz Ka K* K= K<s
Heksan1 . 1,96 1,95 1,93 1,89 1,71 1 , 1 1 1,082 . 1,96 1,95 1,93 1,89 1,26 0,70 0 , 0 0
3. 1,94 1,96 1 , 8 8 1,84 1,36 0,84 0 , 0 0
Kloroform1 . 1,95 1,92 1,82 1,67 0,78 0 , 00 0 , 0 0
2 . 1,97 1,91 1,85 1,60 1,26 1,04 0,603. 1,94 1,92 1 , 8 6 1,50 1,30 0,95 0 , 0 0
Metanol1 . 1,95 1,83 1,74 1,71 1,43 0,95 0, 0 0
2 . 1,95 1 , 8 6 1,74 1 , 6 6 1,34 1 , 20 0,483. 1,94 1,84 1,72 1,54 1,41 1,04 0,48
Tabel 5 : Data Pengamatan Untuk Rancangan Tersarang
MHRSUM
K *EKSTRAK HEKSAN EKSTRAK KLOROFORM BCSTRffc ICTWQL 1
K1 !K 2!K 3 ! K4 ! K5 1 K6 K 1 1 K21K 31K4 1 K5 1 K6 K1 !K21K31K4 1 K5 1 K61
1 1.96I I I I II r i l l
1.95 11.33 ! 1.89 11.71 11.11 11.08I I I I I 1 f i l l
I I I I I I I I > 11.92 11.82 11.67 1 0.7B 10.00 10.00t i l I t I I I I I
I I I I I I 1 1 1 1 1 11.83 11.74 11.71 1 1.43 10.95 10.00 !( I I 1 I 1 1 I I I
2 1.35
1.95
1 1 1 1 1 1 I I I I I1.95 11.33 1 1.83 11.26 10.70 10.00I I I I I I I 1 1 *
I I I I I I I I I I1.31 11.85 11.60 1 1.26 11.04 10.60t i l I I I I I I I
I I I 1 1 1 I I I I I I1.86 11.74 11.66 1 1.34 11.20 10.48 ’I I I I I I I I I I I I
3I t \ \ \ I I I I I
1.96 11.88 1 1.84 11.36 10.84 10.00i i i r i i i i i i
I I I I I I I I I I1.92 11.86 11.50 ! 1.30 10.95 10.00l i t I I I I I I I
I I I I I ' I I I 1 21.84 11.72 11.54 1 1.41 11.04 10.48I I I f 1 I I I I I
Y ii 5.86 5.86 15.74 1 5.62 14.33 12.65 11.08 5.75 15.53 14.77 1 3.34 11.99 10.60 5.S5 15.20 14.91 1 4.18 13.19 10.96Y ij 1.95 1.95 11.91 1 1.87 11.44 10.88 10.36 t.92 11.84 11.59 1 1.11 10.66 10.20 1.84 11.73 11.64 1 1.39 11.06 10.32Y i... 5.86 25.28 21.96 23.97Y i... 5.35 1.40 1.22 1.33
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
52
2.1. Menentukan Ho dan Ha
Hoj = Tidak ada perbedaan pengaruh seeara bermakna yang ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
Hoz = Tidak ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve
Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum
in vitro.Ha^ = Ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang
ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerveVahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
Ha2 = Ada perbedaan pengaruh secara bermakna yangditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap jenis ekstrak dari daun Eupatorium
triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
2.2. Harga F hitung
Y2*> C = N
( 5,86 + 25,28 + 21,98 + 23,97 >2 ------------------------------------- = 104,26
57
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
53
*> SS Total CSS)
Z y2k i * W k
( 1,962 + 1,952 + ... + 0,482 ) - 104,26= 22 ,12
*> SS Treatment CSSA3.2E Yi----— - cs. r.
5,862 25,282 21,982 23,972+ ------- + ------ + ------ - 104,26
18 18 18
105,71 - 104,26 1,45
*> SS KelompokZ Y2 . __ i- j__<• j
5,86 + 5,86 + ... + 0,96= ------------------ =-------------------- - 104,26
3= 124,11 - 104,26
= 19,85
*> SSB = SS Kelompok - SSA = 19,85 - 1,45 = 18,40
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
54
*> SS Residual CSSE}
SSE » SS - SS Kelompok = 22,12 - 19,85 = 2,27
Tabel 6. Tabel ANAVA untuk Rancangan Tersarang dengan Jumlah Subsampling yang Berbeda
SUMBER VARIASI df SS MSAntar Kelompok
( kadar )( I ~ 1 )
=18-1 = 18 2 2 , 1 2
Antar Perlakuan (jenis fraksi)
( i ~ 1 ) = 4 - 1 = 3
1,45 MSA ~ SSA ”bA " ( i-l )= 0,483
Antar Kelompok dalam Perlakuan < Exp. Error )
(*-l)-(i-l)= ( * - * >= 18-3 = 15
19,85u r n _ SSB MSB - ( t i ^
- 1,323Antar Sumur dalam Kelompok (Sampling Error)
(N-l)-(^-l) = ( N - I ) =56-18 = 38
2, 27uop — SSE MSE " ( N-* )
T O T A L ( N - 1 )= 57-1 = 56
Dari tabel di atas dapat diperoleh harga F hitung :MSA
- F hitung 1 = ----MSB0,4831,323
= 0,365 -------- > < df 3 dan 15 )
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
55
- F hitung 2MSBMSE1,3230,06022,05 ( df 15 dan 38 )
2.3. Perbandingan Harga F hitung dengan F tabel
F tabel 1 = 0,05
F tabel 1
F hitung 1
= a , (i - 1 ) , (/ ; df = 3 dan 15
= 3,29< F tabel 1
- 1 )
F tabel 2 a = 0,05 F tabel 2 F hitung 2
= « , - 1) , (H
; df = 15 dan 38 = 1,94
> F tabel 2
- 1)
2.4. Kesimpulan- F hitung 1 < F tabel 1 , maka Hoditerima dan Ha
ditolak. Hal ini berarti :Tidak ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium
triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium
falciparum in vitro.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
- F hitung 2 > F tabel 2 , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti :Ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
2.5. UJI LSDLSD - t ( a/2, N-l ) / 2.MSE / s
= t ( 0,025 , 38 ) / 2 . 0,060 / 3= 2,024 x 0,2= 0,405
56
Tabel 7 : Selisih Harga Rata - rata Tiap Kelompok denganHarga Rata - rata Kontrol Positif CY..)11
711 Y11 Y11
Y21 1,95-1,95=0,00 Y31 1,95-1,92=0,03 Y« 1,95-1,84=0,11
*22 1,95-1,95=0,04 Y32 1,95-1,84=0,11 1,95-1,73=0,22
Y23 1,95-1,87=0,08 Y33 1,95-1,59=0,36 Y*3 1,95-1,64=0,31
724 1,95-1,44=0,51 Y34 1,95-1,11=0,84 Y44 1,95-1,39=0,56
Y25 1,95-0,88=1,07 Y35 1,95-0,66=1,29 Y45 1,95-1,06=0,89
Y26 1,95-0,36=1,59 Y36 1,95-0,20=1,75 Y46 1,95-0,32=1,63
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
HASIL :
Yang mempunyai efek relatif sama dengan kontrol positif yaitu yang mempunyai selisih harga yang lebih kecil daripada harga LSD ( mempunyai daya hambat seperti kontrol positif ) adalah :
57
- Fraksi heksan : K r V CO ( 1 0 0 - 10. 000 /Jg/®1 )- Fraksi kloroform : * 1 , k 2 , K3 ( 1 0 0 - 10. 000 /jg/ml)- Fraksi metanol : K l' V K3 ( 1 0 0 - 10. 000 Pg/ml)
3. Kurva Log Kadar vs Log Prosen PenghambatanUntuk mengetahui hubungan antara peningkatan kadar
dari setiap fraksi dengan besarnya aktivitas maka dibuat kurva log kadar vs log prosen penghambatan. Data prosen penghambatan yang digunakan adalah hasil rata-rata dari ketiga sumur untuk setiap fraksi .
Tabel 8 : Tabel X Penghambatan Rata-rata dari berbagaiFraksi Daun Eupatorium triplinerve Vahl.
No. KonsentrasiC/jgXml}
X Penghambatan Rata - rata C 50Heksan Klorof orm Metanol
X logX Yi logY i Y 2 logYZ Ya logYa1 . 1 0 . 0 0 0 4 88,67 1,95 82,00 1,91 69,00 1,842 . 1 . 0 0 0 3 81,00 1,91 68,67 1,84 53,33 1,733. 100 2 73,67 1,87 38,67 1,58 43,00 1,634. 10 1 29,67 1,47 13,67 1,14 24,00 1,385. 1 0 7,33 0 , 8 6 6 , 0 0 0,78 1 1 , 0 0 1,046 . 0 , 1 - 1 3,67 0,56 1 , 0 0 0, 00 1,33 0 , 1 2
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
58
Dari data tersebut dibuat persamaan garis linier yang oenunjukkan hubungan antara peningkatan kadar dengan besarnya prosen penghambatan.
Tabel 9 : Hubungan antara Log Kadar dengan Log Prosen Penghambatan.
Fraksi r a b Persamaan Garis
HeksanKloroformMetanol
0,9410,9620,911
0,9870,6440,822
0,3000,3760,312
Y= 0,300X + 0,987 Y= 0,376X + 0,644 Y= 0,312X + 0,822
Harga IC^q dari masing-masing ekstrak adalah :- Fraksi Heksan : 238,175 pg/ml- Fraksi Kloroform : 639,398 jug/ml- Fraksi Metanol : 646,847 Mg/ml
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
59
LOG % PENGHAMBATAN
Gambar 6 s Kurva Log Kadar vs Log X Penghambatan Ekstrak Heksan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
60
LOG % PENGHAMBATAN
Gambar 7 : Kurva Log Kadar vs Log X Penghambatan Ekstrak Kloroform
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
61
LOG % PENGHAMBATAN
Gambar 8 : Kurva Log Kadar vs Log X Penghambatan Ekstrak Metanol
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
BAB V
Pada uji aktivitas antimalaria ini digunakan tiga fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. sebagai bahan uji, yang akan diamati daya hambatnya terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro. Fraksi yang akan digunakan ada tiga macam yaitu fraksi heksan yang bersifat non polar, fraksi kloroform yang bersifat semi polar dan fraksi metanol dari fase polar. Untuk mendapatkan fraksi - fraksi tersebut dilakukan fraksinasi secara bertahap diawali dari pelarut dengan polaritas yang lebih rendah sampai pelarut dengan polaritas tinggi, yaitu dimulai dengan menggunakan pelarut heksan, dilanjutkan dengan kloroform dan yang terakhir dengan metanol.Hal ini dimaksudkan untuk memisahkan senyawa non polar dari caropurannya dengan senyawa yang lebih polar lainnya, sebab apabila fraksinasi dimulai dari senyawa yang lebih polar maka dikhawatirkan senyawa-senyawa yang bersifat non polar akan ikut ke dalam fase polar sehingga tidak didapatkan pemisahan yang lebih baik.
Untuk proses fraksinasi tanaman tersebut menggunakan metode maserasi ulang yaitu dengan cara merendam serbuk / simplisia dari tanaman Eupatorium triplinerve Vahl. selama 24 jam, kemudian disaring untuk diambil fraksinya.
P E M B A H A S A N
62
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
63
Maserasi diulang sebanyak tiga kali untuk setiap macara pelarut. Hal ini dimaksudkan agar senyawa yang diharapkan dapat tertarik relatif lebih sempurna. Adapun keuntungan menggunakan metode maserasi ini antara lain :
- Jumlah pelarut yang diperlukan tidak terlalu banyak karena pelarut yang telah digunakan sebelumnya dapat digunakan kembali setelah dipisahkan dari fraksi yang ditariknya dengan menggunakan rotary evaporator.
- Lebih efektif karena kontak antara pelarut dengan serbuk dapat terjadi lebih lama sehingga dapat tertarik lebih sempurna.
- Pengerjaannya relatif lebih mudah dan tidak banyak menimbulkan kesulitan selama proses berlangsung.
Selama proses maserasi sewaktu-waktu perlu digojok sehingga lapisan pelarut yang sudah jenuh lebih dahulu dapat menyebar dan bergantian dengan bagian pelarut yang lain untuk kontak dengan bahan. Hal bertujuan untuk menghindari terjadinya penjenuhan setempat yang dapat menyebabkan fraksinasi menjadi kurang sempurna. Wadah yang digunakan selama proses maserasi harus tertutup rapat untuk menghindari penguapan pelarut (terutama pelarut organik) sehingga tidak terjadi penjenuhan akibat jumlah pelarut yang berkurang.
Ekstrak yang dihasilkan dari proses maserasi tersebut dipisahkan dari pelarutnya dan selanjutnya diuapkan sampai
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
64
didapatkan fraksi yang kental. Fraksi ini selanjutnya digunakan untuk uji aktivitas antimalaria.
Dalam uji aktivitas antimalaria diperlukan Plasmodium dengan satu stadium yang dapat diperoleh dengan cara sinkronisasi biakan Plasmodium dengan menggunakan larutan sorbitol 5Z b/v. Stadium yang digunakan untuk uji adalah stadium cincin atau tropozoit muda yang mana selama pembiakan selanjutnya dalam waktu + 2 4 jam akan berkembang menjadi skison. Kriteria efek bahan uji terhadap Plasmodium falciparum adalah prosen (%) penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum dari stadium cincin / tropozoid muda menjadi skizon yang nantinya akan dibandingkan dengan kontrol. Pada saat penghitungan jumlah ski2on yang hidup digunakan sediaan darah tebal yang mana pada preparat ini eritrosit dilisiskan terlebih dahulu (tidak difiksasi) untuk mempermudah penghitungan.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari masing-masing fraksi yang diuji aktivitasnya terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum, maka data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan " ANALISIS VARIAN “ model rancangan tersarang ( "Nested Design" ). Dari analisis tersebut Ha diterima apabila F hitung > F tabel. Dalam analisis ini didapatkan dua harga F hitung dan F tabel di mana F hitung 1 aenunjukkan hubungan antara jenis fraksi dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
65
masing-masing fraksi tersebut terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro. F hitung 2 menyatakan hubungan antara perbedaan kadar dari setiap fraksi dengan besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing kadar tersebut terhadap pertumbuhan Plasaodiua falciparum
in vitro.Apabila harga F hitung 1 > F tabel 1 maka Ho ditolak
dan Ha diterima. Hal ini berarti ada perbedaan pengaruh yang ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daun Eupatorium
triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium
falciparum in vitro. Sama halnya dengan F hitung 2 jika harganya lebih besar daripada F tabel 2 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan hal ini berarti bahwa ada perbedaan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro. Hal yang sebaliknya berlaku untuk keduanya yaitu Ho akan diterima dan Ha ditolak apabila baik F hitung 1 maupun F hitung 2 < F tabel 1 ataupun F tabel 2, dan berarti tidak ada perbedaan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya variasi di atas.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut :
- F hitung 1 < F tabel 1( F hitung 1 = 0,365 dan F tabel 1 = 3,29 )
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
66
Berarti tidak ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh setiap fraksi dari daunEupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
- F hitung 2 > F tabel 2( F hitung 2 = 22,05 dan F tabel 2 = 1,94 )Berarti ada perbedaan pengaruh secara bermakna yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan kadar dalam setiap fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. terhadap pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro.
Dengan demikian dari hasil analisis tersebut di atas dapat dikatakan bahwa semua fraksi dari daun Eupatorium
triplinerve Vahl. sama - sama mempunyai aktivitas antimalaria, dan perbedaan yang ada tidaklah bermakna. Perbedaan besarnya aktivitas antimalaria yang ditimbulkan dalam hal ini adalah besarnya % penghambatan hanyalah disebabkan oleh perbedaan kadar dari setiap jenis fraksi. Dengan kata lain adanya perbedaan kadar menyebabkan adanya perbedaan besar aktivitas (perbedaan hambatan pertumbuhan yang ditimbulkannya). F hitung 1 yang lebih besar daripada F tabel 1 juga menyatakan bahwa efek antimalaria yang diberikan oleh masing - masing fraksi tidak mempunyai perbedaan yang bermakna dengan efek yang diberikan oleh kontrol positif (klorokuin diphosphat).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
67
Untuk mengetahui efektivitas prosen penghambatan yang ditimbulkan oleh setiap perlakuan / kelompok maka dilakukan uj i LSD (Least Significant Difference). Dalam uji LSD ini akan dibandingkan selisih harga rata-rata dari setiap kelompok kadar dengan harga rata-rata dari kontrol positif, Apabila selisih harga rata-rata tersebut lebih besar daripada harga LSD berarti ada perbedaan antara kelompok kadar tersebut dengan kontrol positif, begitu pula sebaliknya.
Dari hasil uji LSD yang telah dilakukan ternyata yang mempunyai daya hambat yang cukup efektif seperti kontrol positif (selisih harga rata-ratanya < harga LSD) atialah :
- Fraksi heksan ! Rg ( 100 - 10.000 pg/al )- Fraksi kloroform : R^, R ?) ( 100 - 10.000 A^g/ml )- Fraksi metanol : ^3 ( 100 - 10.000 pg/ml )
Untuk mengetahui hubungan antara peningkatan kadar setiap fraksi dengan besarnya aktivitas, maka data prosen penghambatan yang didapat, dibuat kurva log kadar vs log % penghambatan. Selain untuk mengetahui hubungan tersebut, kurva ini juga dapat digunakan untuk mencari besarnya IC^q dengan cara ekstrapolasi kurva log kadar vs log prosen penghambatan. IC^q menunjukkan kadar fraksi yang dapat memberikan penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum
sebesar 50 % dibandingkan kontrol negatif.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
68
Dari kurva yang telah dibuat (gambar 6-8 ) dapat dilihat hubungan antara log kadar dan besarnya % penghambatan yang dinyatakan dalam bentuk persamaan garis linier seperti pada tabel 9. Dari persamaan seperti yang tercantum pada tabel 9 di mana harga r positif, maka ini menunjukkan bahwa dengan peningkatan konsentrasi masing-masing fraksi dari daun Eupatorium triplinerve
Vahl. menyebabkan peningkatan prosen penghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro. Dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa besarnya prosenpenghambatan pertumbuhan Plasmodium falciparum berbanding lurus dengan peningkatan kadar masing-masing fraksi dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. Dari kurva yang didapatkan dapat diketahui bahwa fraksi heksan mempunyai IC50 pa*ing rendah (236,175 ^g/ml), diikuti oleh fraksi kloroform (639,398 /-fg/ml) dan yang tertinggi adalah fraksi metanol (646,847 ^g/ml). Hal ini berarti bahwa untuk menghasilkan penghambatan sebesar 50 % kadar yang diperlukan fraksi heksan < fraksi kloroform < fraksi metanol. Dengan kata lain besarnya aktivitas antimalaria yang diberikan oleh fraksi heksan > fraksi kloroform > fraksi metanol. Dari hasil tersebut maka dapat diduga bahwa senyawa yang mempunyai khasiat antimalaria lebih bersifat non polar.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
69
Dari Kurva ditemukan adanya titik-titik yang berada di luar garis. Selama penyimpangan tersebut tidak terlalu jauh maka hal tersebut tidak menjadi masalah. Penyimpangan tersebut disebabkan oleh faktor ketelitian (human error) di mana pada pengamatan ini faktor ketelitian subyek yang mengamatai sangat berpengaruh pada hasil penghitungan, mengingat metode untuk penghitungan yang dipakai memang masih sederhana. Pada kurva log kadar vs log % penghambatan dari fraksi heksan terdapat suatu penyimpangan yaitu harga sebesar 236,175 sedangkanpada (kadar 100 /Jg/ml) dari tabel sudah tnenunjukkan penghambatan rata-rata sebesar 73,67 % . Apabila dilihat dari kurva, menunjukkan penghambatan yang lebih besar dari yang semestinya (titiknya berada di atas garis). Hal ini berarti pada kadar tersebut sebenarnya metnberikan penghambatan yang yang lebih rendah dari 73,S7 % . Jadi penyimpangan tersebut disebabkan oleh penyimpangan titik dari garis linier. Untuk menghindari penyimpangan tersebut yaitu menghindari faktor human error maka pada pengamatan sebaikknya dilakukan oleh beberapa orang dan dilakukan beberapa kali sehingga didapatkan ketelitian yang lebih baik.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
BAB VI K E S I M P U L A N
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Fraksi heksan dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro pada kadar di atas 100 ^g/ml.
2. Fraksi kloroform dari daun Eupatorium triplinerve
Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro pada kadar di atas 100 jug/ml.
3. Fraksi metanol dari daun Eupatorium triplinerve Vahl. mempunyai aktivitas antimalaria dengan cara menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro pada kadar di atas 100 Mg/ml.
70
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
BAB VII SARAN - SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap maca« senyawa dalam daun Eupatorium triplinerve Vahl. yang dapat menghambat pertumbuhan Plasmodium falciparum in vitro yang dilanjutkan dengan isolasi senyawa yang berkhasiat tersebut.
71
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjetje, Sumantri, M., Solichin dan Budi Pramana, 1991, Prospek Pengembangan Obat Tradisional Peluang dan Tantangan, Proceeding II, Kongres Ilmiah ke-8 ISFI, Jakarta, hal. 11-13.
2. Hargono, D. , 1892, Kebijaksanaan Pengembangan Obat Tradisional ke Arah Fitofarmaka, Buku Panduan Si mposi um Fitoterapi dan Pengobatan Alternatif, Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 13*
3. Oemijati, S. , 1991, Masalah Malaria di Indonesia, Kumpulan Makalah Si mposi um Malaria, FKUI, Jakarta, hal* 2-3.
4. Priaatna Dahlan, Y. , 1990, Propil Antibodi dan Reaktivitas Seluler pada Rekrudesensi dan Reinfeksi Plasmodium falciparum, Ringkasan Disertasi, Fakultas Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 1-5.
5. Halim Mubin dan Pain, S. , 1992, Malaria Tropika dengan Beberapa Komplikasi, Cermin Dunia Kedokteran, Nomor 74, hal. 48.
6 . Rampengan, T.H. , 1991, Penatalaksanaan Malaria pada Anak, Majalah Kedokteran Tropis Indonesia, Nomor 1-2
. (Volume 4), hal. 17.7. Gandahusada, S., Pribadi, W., dan Illahude, H.D. ,
1990, Parasitologi Kedokteran, FKUI.8 . Phillipson, J.D. , and 0' Neill, M.J. , 1987,
Antimalarial and Amoebicidal Natural Products, Biologically Actif Natural Products, Clarendon Press, Oxford, p. 49-57.
9. Klayman, D.L., 1985, Qinghaosu (Artemisin) : An Anti- malarial Drug from China, Science 228,p. 1049-1054.
10. Noster, S. and Kraus, L j . , 1990, In Vitro Antimalarial Activity of Cautarea latiflora and Exostema caribaeum Extract on Plasmodium falciparum , Planta Medica 56, p. 63-65*
72
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
73
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
11.
19.
Khalid, S.A., Farouk, A., Geary, T.G. and Jensen, J.B., 1936, Potensial antimalarial candidates from African Plants : an in vitro aproach using Plasmodium falciparum, Journal of Etnopharmacology 15, p. 201 - 208.0' Neil, M.J., Bray, P.H., Broadman, P., Chan, K L ., Phillipson, J.D., Warhurst, D.C. and Peter, W., 1987, Plant as sources of Antimalaria drug Part 4 : Activity of Brucea javanica fruit against Chloroquine-resistant Plasmodium falciparum in vitro, Journal of Natural Products 50 (1), p. 41 -48.Utomo, A.B., 1993, Pengaruh Pemberian Ekstrak fase CHCla Batang Tinospora tuberculata Lamk. terhadap Pertumbuhan Plasmodium falciparum Welch. secara in vitro, Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 56.Rokhim, 1993, Pengaruh Ekstrak Fraksi CHcls akar Pepaya Gantung (Carica papaya L var. Gantung) terhadap daya hambat pertumbuhan Plasmodium falciparum secara in vitro, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 67.Heyne, K., 1927, Tumbuhan Berguna Indonesia Edisi III, Terjemahan Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, hal. 1827 - 1828.Kloppenburg - Versteegh, J., 1915, Wenken en Raadgevingen betreffende het gebruik van Indische Platen, vruchten enz, 3 e verbeterde druk, GCT van Dorp & Co., Semarang - Surabaya - Den Haag.Anonim, 1985, Tananian Obat Indonesia, Jilid I, Departemen Resehatan Republik Indonesia, hal. 6 8 .Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia I, Balai Penerbitan dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.Backer, C.A. and Backhuizen v.d. Brink, R.C., 1983, Flora of Java : Spermatophyte only, tfolters Noordhoff. N.V. Groningen, The Netherlands, p. 377 - 379.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
7421. Nadkarni, K.M., 1973, Indian Materia Medica Vol I
Popular Book Report Bombay 7, Dootabapehuar Prakashan Ltd., Panvel, hal. 521 - 522.
22. Sastroamidjojo, A.S., 1967, Obat Asli Indonesia, Dian Rakyat, hal. 108 - 109.
23. Jain, T.C. and Striha, R.J., 1976, Semmler's Hydrocarbon from Eupatorium ayapana, Phytochemistry 15, hal. 847 -848.
24. Yadava, RN and Saini, V.K., 1991, Spectrophotometri estimtion of Antimicrobial oils, J. Indian Chem., Soc. 6 (9), ha. 532 -533.
25. Chaturvedi, R and Meskhandain, NB, 1989, Coumarins from Eupatorium ayapana. J. Indian Chem., Soc 6 (4), hal. 286 - 287.
26. Sharma, S.K. and Sigh, V.P. 1979, The Antifungal Activity of some essencial oils, Indian Drugs Pharm. Ind. 14 (1), hal. 3 - 6 .
27. Van Den Berg, M.A., 1984. Ver-0-Peso : The Ethnobotany of an Amazonian Market, Advaances in Economic Botany Ethnobotsny in The Neotropics G. T. Prace & J.A. Kallunki (Ed. 5), N.Y. Botanical Garden, Bronx, N.Y. 3, hal. 140 -149.
23. Wright, W.C. and 0' Neil, M.S., 1991, Antiamoebic and Activities of Alkaloid Isolated, Planta Medica 57, p . 337 - 339.
29. Woerdenberg, H.J., Light, C.B. and Pras, N., 1990, Artemisia annua L. : A source of novel antimalarial drugs, Pharmaceutisch Week blad Scientific, ed. 12 (5), p. 169 - 181.
30. Khalid, S.A., dkk, 1989, Isolation and characterization of an antimalarial agent of the Neem tree Asadirachta indioa, Journal of Natural Product 52 (5), p. 922 - 927.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
75
31. Rochanankij, S., 1985, Nimbolide a constituent of Azadirachta indica, inhibits plasmodium falciparum in culture, South East Asian, Medica Public Health 16 (1), hal. 66-72.
32. Bray, D.H., Kilimali, V.A.E.B., Nkunya, M., Siemienska, J.J., Warhurst, D.C. and Weenen, H., 1989, Tarzanian Plants with antimalarial activity, Transai of the Royal Soc. of Tropical Medical and Hygiene 83, p. 422.
33. Weenen, H., Nkunya, M., Bray, D.H., Mwasumbi, L.B., Kinabo, L.S. and Kilimali, A.E.B., 1990, Antimalarial activity of Tanzania Medicinal Plants, Planta Medica 56, p. 368-370.
34. Kudo, R.R., 1966, Protozoology, Charles C. Thomas Publizer, Springfield Illionis USA, p. 717-737.
35. Boyd, M.F., 1970, Malariology : A Comprehensive survey of all aspect of the group of disease from a global satand point, Vol I, Philadelphia, W.B. Sounders Compagny, p. 29.
36. Russel, P.F., West, L.S., Manwell, R.D., Mac Donald, G., 1963, Practical Malariology, Second Edition, Oxford University Press, London, p. 25-49.
37. Mayer, H.F., 1970, Review of Medical Pharmacology Large Medical Publication, Los Atlas, California, p. 593.
38. Brown, H.W., 1979, Dasar Parasitologi Klinis , (Diterjemahkan oleh Rukmono, B., dkk.), Penerbit P T . Gramedia, Jakarta.
39. Davey, T.H., 1966, A Guide to Human, Parasitology for Medical Practitioners, Eighth Edition, The English Language Book Society and H.K. Lewis and Co. Ltd., London, p. 79-84.
40. Jeffrey, H.C. and Leach, R.M., 1968, Atlas of Medical Helminthology and Protozoology, E.S. Livingstone Ltd., Edenburg and London, p. 35.
41. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat : Buku ajaran farmakologi dan toksikologi, edisi V, Penerbit ITB, Bandung, hal. 674-675.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
76
42. Sulistia Gan, 1987, Farmakologi dan Terapi, edisi III Gaya Baru, Jakarta, hal.492-493.
43. Harboune, J.B., 1987, Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, Metode Fitokimia, diterjemahkan oleh Dr. Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung.
44. Iwo, M.I., 1987, Laporan Latihan Kerja tentang Teknik dan Uji in vitro Aktivitas Obat Antimalaria, FMIPA ITB, Bandung, hal. 23-51.
45. Wattimena, J.R., Ranti, A.S., Iwo, M.I., 1989, Efek Ekstrak Kering dalam Metanol dari Daun Cassia siamea (Caesalpiniaceae) Kulit Alstonia scholaris R. Br. (Apocynaceae), Herba Elephantopus scaber (Asteracae), Buah Morinda citrifolia L. (Rubiaceae), biji Sivletenia merophylla (Meliaceae) dan kulit Plumeria acuminata (Apocinaceae) pada strain Plasmodium falciparum F. 2332 dan I. 2300 in vitro, Laporan Penelitian, P.A.U. Ilmu Hayati ITB, Bandung, hal. 1 - 1 0 .
46. Trager, W. and Jensen, J.B., 197S, Human Malaria Parasites in continuous Culture, Science 193, Dep. of Parasitology, Rockfeller University, New York, p. 673-675 .
47. Steel, R.G.D, and Torrie, J.H., 1980, Principle and Procedures of Statistics : A Biometrical Approach, second Edition, Me. Graw-Hill Book Company, New York, p. 153 - 170, 233 - 235.
48. Sujana, 1986, Metoda Statistika , edisi IV, Penerbit Tarsito Bandung, Bandung,
49. Indrayanto G.,1988 Kultur Jaringan Tanaman (suatu petunjuk praktis untuk bidang Farmasi ), PAU Bioteknologi UGM, Yogyakarta, hal. 9-19.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
LAMPIRAN I
HASIL PENGHITUNGAN X PENGHAMBATAN PERTUMBUHANPlasmodium falciparum
DARI BERBAGAI FRAJCSI DAUN Eupatorium triplinerve Vahl.
j e n i sESK'TWK
N M RSLMJR
K ♦ K - K 1 K 2 K 3■
K 4 K. 3 K 6
A 108 11 13 16 26 S3 93 96
H B 0 90 88 S3 76 30 12 11
K A 102 10 12 16 23 es 90 110
A B 0 90 se 84 76 17 4 0
A 97 13 10 19 27 76 91 97
B 0 37 90 74 69 22 6 0
A 112 12 20 39 61 106 112 116
L B 0 B9 92 65 46 3 0 0
R A 100 8 19 30 61 B3 90 97
F B 0 92 B1 70 39 17 10 3
R A 100 13 17 29 69 S I 92 103
B 0 37 S3 71 31 19 e 0
A 94 11 31 43 47 70 B6 95
11 B 0 SB 67 54 SO 26 a 0
TAN
2A 96 11 28 44 33 76 82 94
B 0 OB 71 54 43 21 13 2
L A 96 13 30 46 63 72 06 94
B 0 06 69 32 34 23 10 2
KETEFWGON iA > Ju m lih akizon hidup dangtn i n t i 3 t ia p 200 p a ra s it aaakaual a ■ P inghxubatjn tsrliadap k o n tro l n a g a tif
77
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
H I L I K___ PBRPUSTAKAAN"VnTERSlTAS AIRLANOOA*
S U R A B A Y ALAMPIRAN II
KONVERSI X PENGHAMBATAN CY3 KE LOG C Y+l3 DARI BERBAGAI FRAKSI DAUN Eupatorium triplinerve Vahl.
JENISKSKTKfiK
HOMORSUMUR
K + 1 K 1 : K 2 K 3 ! K 4 : k 5 K 6
1S Y 1
90.00 ',80.00 |85.00 176.00 150.00 ! 12.00 11.00
HEKe
Hog (Y + l) 1.96 S 1.95 S 1.93 S 1.89 S 1.71 1 1.11 1.08
2! Ya
90.00 188.00 284.00 176.00 *17.00 ! 4.00 0.00
AH
Slog (Y + l) 1.96 S 1.95 S 1.93 S 1.89 S 1.26 1 0.70 0.00
3S Y 1
87.00 190.00 ',74.00 J69.OT 122.00 1 6.00 0.00
Slog (Y + l) 1.94 1 1.96 S 1.88 1 1.84 1 1.36 1 0.84 0.00
KL0R0F0Rif
i! Y 1
89.00 '82.00 165.00 146.00 1 5.00 1 0.00 0.00
Slog (Y + l) 1.95 ! 1.92 ! 1.82 i 1.67 ! 0.78 1 0.00 0.00
2! Ya
92.00 ',81.00 170.00 139.00 117.00 ',10.00 3.00
Slog (Y + l) 1.97 J 1.91 ! 1.85 ! 1.60 1 1.26 1 1.04 0.60
3S Y 1
87.00 ',83.00 ',71.00 S31.00 119.00 1 8.00 0.00n
Slog (Y + l) 1.94 1 1.92 ! 1.86 ! 1.50 S 1.30 1 0.95 0.00
■iS Y 1
88.00 '67.00 ',54.00 150.00 126.00 1 8.00 0.00
METAHn
XSlog (Y + l) 1.95 ! 1.83 ', 1.74 ! 1.71 1 1.43 1 0.95 0.00
o! Y 1
88.00 171.00 ',54.00 145.00 S21.00 115.00 0.00
Slog (Y + l) 1.95 ', 1.86 S 1.74 ! 1.66 s 1.34 1 1.20 0.48uL
3S Ya
86.00 ',69.00 ',52.00 J34.OT S25.00 110.00 2.00
Slog (Y + l) 1.94 5 1.84 ', 1.72 S 1.54 S 1.41 1 1.04 0.48
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
79LAMPIRAN III
PENGHITUNGAN PROSEN PENGHAMBATAN RATA-RATADARI BERBAGAI FRAKSI DAUN Eupatorium triplinerve VAHL.
Jenisekstrak
No Konsentrasi C /jg/ntf.}
?S Penghambatan C 50 1 2 3
X Penghambatan Rata-rata C 50
HE
1. 10 .000 88 88 90 88,672. 1.000 85 84 74 81,00
K 3. 100 76 76 69 73,67SA 4 . 10 50 17 22 29,S7N 5. 1 12 4 6 7,33
6. 0,1 11 0 0 3,67
K 1. 10 .000 82 31 33 82,00L0 9 1 . 000 65 70 71 63, 67R 3. 100 46 39 31 33, 670V 4 . 10 5 17 19 13, 670 5. 1 0 10 3 6,00RM 6. 0,1 0 3 0 1,00
ME
1. 10 .000 67 71 69 69,00nu . 1 .000 54 54 52 53,33
T 3 . 100 50 45 34 43,00AN 4 . 10 26 O A 25 24,000 5. 1 8 15 10 11,00Li 6 . 0,1 0 2 o 1,33
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
8 0
LAMPIRAN IV
DAFTAR HARGA F Tabel
OAFTAft 0
NW OMUNri W««1«m ■•«!> Oifiif UmftuUm W9 •MM WM*| » • t.M
’ I t1•»4
111,4 1 M Ii t . i aM l
u t . ii i . t t•.atm i
a u . i14.14
•.att .a t
U 4 41 M I•.1*14*
1*44 • t .M
1.41 M l
••44i t 4 a
i. t4 4. I t
I I Mia 4 a
M t444
••M1149M l141
14141141•41141
•41.11144
M lM l
• 4 M11.411.741.11
1414I M tM tM l
I4 * .t1141
4.44t .M
M M1141
I .M1.99
S IM1141
M f1.91
• IM1149
M tI.9S
• IM1141
447M l
a i MI M t
M lM t
114.4I M t
M l441i
•9••
t . t lM lM tm it . i a
I . N4.144.94444441
m i4.91 4 .at 4 4? •44
4.1444ai* ia144M l
M t441•4?m iM l
M l441M TM lM 9
444441M l•41M l
1.11*.11M lM 4M l
4.99M t141149a .n
4.94441•44•411.14
4.11441M 9M la.i9
i . t aM 41,41M l•41
M t•491.44M la. 14
M l144M 11.11•■It
441M lM lM lM t
4.44M 9144I .Ma4a
441•.94141M lM t
441a.9t1.17149M l
4 .M•49a.aaM l•.91
I I11I f1114
M l4444.9t449441
4,11a .t t141a .t i1.J4
a.9i•49M ta 4 i*44
•4a a .ia a. i »*.144.11
•41•41M la.taM l
a.a«a 4 ta . t tM lM l
1.14M lM lM lM t
a49 l . t l a. i iM 9M t
u aa.Ma.M•.itM l
M l•411.91•49a .t t
M la.9t141a .t tM l
M aM aM aM aM l
M 9M ?144a.44M t
M 4M lM l141M l
1.91M 9149M tM l
144141M aM 4M 9
M la.4tM ta .s tM 4
141M lS .MM la .u
•44M tM tM ta ; t tI t
I t19I tI t
4444.444414.414 J I
a . t ta.ta1.44a .t i141
u a1444.144.14 1.11
a .t t•41m it4 aI 4 t
i nM tM t
'a .T9a.94
a.9»a.?4a .T t1.44M l
M t1.44•41•44M 4
a.44M t•41M t1 4«
• .it•44M l144141
•44a.4 ia .4 i1.41M l
1.411.41 M t144M t
a .4 ia.aai .i i14TM a
M aM l•.•aM lM l
M ll. «41.14t . l ta . t i
1411.11 1.145.11 •49
M l•.!•a . i tM la.ta
M lM lM lM l
. •■••
a .u144141149143
147M lI . t ti . t ai . i iI t
a iaaaaa4
4.aa4.||4 .a t4.114 J I
a.4t1.4V1.44141a.4t
a . i t1.4?• .tta .t «1.41
M 9144t 4 ta .t t•.Tt
a.9ia . t tM tM 4M t
a. a t149M tM lM l
M la.4t
’ . M l a44 *v4*
M aM at.44M 9M l
14aU 9M 4M aU l
141M la . i t
. I J t
M l•41M SM ta . t t
a .at a .i tM lM aM t
a .uM lM 9a.Ma.ta
1411.4*a.ta1.41141
144M t141144I.M
141141I .M141141
1411411411441.M
I . t t149I .MI . t t1.91
144l . t l1.911.91 1.9)
aaa ta )aat t
444 4 J | 441 4.44 4.11
a.aa147
a.Mt .M
m i8.14M lM im s
a.?t4.T4a.9tm ia.?t
M tM t149M 4M l
M t*49M t1.441.41
M iM tM 9M tM l
•44M lM lM tM S
141M T141<44i l l
144 •4a
' M l 1.11 M l
M lM lM <a.taM l
1.44M 9a . t ia. t4 M l
' M l t . l t1491411.M
1.11t .M141t . l t141
I .M141141149141
149141I .M141141
141t . l tt.911.991.91
1.991.911.91
’ 1.911.91
t.911.111491.11144
a t« tt t
i s t••
4*194414.44i . t a•44
a.aaM lL i t•49a .t t
m i•44a.9t4,44L 4 t
1.44i 4 t141*.4»M l
•4aM t•49
. M l M l
M la.MM ta.i91.14
M SM lM 9M lM l
. t I Tb‘ L ia
a . i i M a 144
M ll i t•.14i . i ii . t t
1.11 •41
’ I . I I ' 141* 141
M lM l1.11141!.?•
a .t t» 141
1441.911.19
141* 144
1.91 141 149
141t.911.91141141
1441.94141141t.44
1.111.11141141141
1.94I .M14114al . i a
1.111411491.11I . I I
141141i . a ii . t tI .M
*-.*»; tf UUnfi, m*Sm*ha !J/
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
81
LAMPIRAN V
DAFTAR HARGA t Tabel
O A K T A R C
NUfti Pw k m iU I
LTntuJt D itfrib u ri tV»dk( BiUnfio D*i*m Badaa OtfUr
M «ftr«U lc a fl tp )
V t O » »• u * ' u n ' u i ‘ m .
1 6 3 .M 3 1,82 12,71 * 3 1 3,06 1 .3 7 6 1 ,0 00 0 ,727 032s 0.1 w2 9 ,9 2 6 ,9 6 4 3 0 % 9 2 1 3 9 1.061 0 3 1 6 0,611 0 ,2 8 9 o ;m3 5,84 4,54 3.18 2.35 1.64 0 .9 7 8 0 ,7 6 5 0 3 8 4 0 3 7 7 0 .137i 4 ,SO 3,75 2 .7 8 2 ;i3 1 .53 0.941 0.741 0 .569 0,271 O.IZl
s 4 ,0 3 3 .3 8 2*7 2.02 1,48 0 ,9 2 0 0 ,7 27 0 ,3 5 9 0 .267 0 .1 3 2s 3.71 3,14 2,45 1 3 4 1.44 0 ,9 06 0 ,7 28 0 3 5 3 0 .265 0,1317 S.50 3,00 2 3 6 1.90 1.42 0 3 9 6 0,711 0 ,549 0 .263 0 .1 308 3 .3 0 2,90 2^1 1 3 6 1.40 0 .8 * 9 0 .7 0 6 0 .5 4 6 0302 0 ,1 3 09 3 35 2 3 2 2 ,2 6 1,83 1,38 0 .883 0 .7 0 3 0 .5 4 3 0 3 6 1 0,120
to W 7 2 .7 6 2 ,2 3 1,81 1,37 0 3 7 9 0 ,7 00 0 3 4 2 0 ,260 0 ,1 2911 3,11 2.72 2 3 0 1.80 1 3 6 0 .8 1 6 0 .6 9 7 0.540 0 .2 6 0 0 .1 2 912 3 .0 6 2,68 2 J 8 M B 1 3 6 0 3 7 3 0 .6 9 $ 0 3 3 9 0 3 5 9 0 ,1 2 81 3 3,01 2.86 2 ,1 6 1,77 1 3 5 0 3 7 0 0 ,6 9 4 0 .538 O J 5 9 0 .1 2 814 2 ,9 8 2,62 2 ,1 4 1 ,7 6 134 0 3 6 8 0 ,6 9 2 0 3 3 7 0 3 5 8 0 .1 2 8
15 2,95 2.60 2,13 1.75 1.34 0 3 6 6 0 ,691 0 .536 0 ,258 0 .1 2 618 2 ,9 2 2,58 2,12 1,75 1 3 4 0 3 6 5 0 .6 9 0 0 ,535 0 3 5 8 0 .1 2 817 2 .9 0 2,57 2,11 1,74 1 4 3 0 ,8 63 0 .6 8 9 0 3 3 4 0 3 5 7 0 .1 2 818 2 .8 8 2,55 2,10 1.73 1 3 3 0 3 6 2 0 .6 8 8 0,534 0 3 5 7 0 .1271 9 2 ,8 6 2,54 2,09 1,73 1.33 0,861 0 ,6 8 8 0 ,533 0 3 5 7 0 ,127
20 2.84 *2,53 2.09 l . « 1.32 0,860 0.6S7 0 .533 0 3 5 7 0 .12721 2.83 2.52 2,00 1,72 1 3 2 0 3 5 9 0 .686 0 ,5 32 0 3 5 7 0 ,127a 2 .8 2 2 ,S I 2,07 1,72 1,32 0.3 58 0 ,6 8 6 0 ,532 0 3 5 6 0 ,1 2 723 2.81 2,80 2,07 1.71 1 3 2 0 3 5 8 0 ,6 8 5 0 ,5 32 0 3 5 6 0 ,1 2 724 2 ,8 0 2,49 2.06 1/71 1,32 0 3 5 7 0,6 85 0 3 3 1 0 3 5 6 0 ,1 21
21 2 .7 9 2,48 2 ,0 6 1.71 1.32 0 ,856 0.6 84 0.531 0 3 5 6 0 .12726 2 ,7 8 2,48 2,06 l . t l 1.32 0,8 66 0,6 64 0 3 3 1 0 .2 56 0 .12727 2.77 2,47 2.05 1,70 1 3 1 0 3 5 5 0 ,6 84 0,531 0 3 5 6 0 ,1 2728 2 .7 6 2,47 2.05 1.70 1 3 1 0 3 5 5 0.6 83 0 .5 30 0 3 5 6 0 ,127
. 2f 2 ,7 6 2 .4 6 2,04 1.10 1 3 1 0.854 0 .6 83 0 ,5 30 0 3 5 6 0 .1 2 7
SO 2,75 2.48 2.04 1.70 1 3 1 0,854 0,6 83 0,530 0 3 5 6 0 ,1 2740 2 ,7 0 2 ,4 2 2.02 1.68 1.30 0 3 5 1 0.681 0 .5 29 0.255 0 ,1266 0 2,66 2 3 9 2,00 1.67 1.30 0 .8 4 8 0 .6 7 9 0,527 0.254 0 .126
120 2 .8 2 2 ,3 6 1.98 1.66 1.29 0,845 0 ,677 0 3 2 6 0.254 0 .1 26OQ 2,58 2.33 1.96 1.645 1,28 0 ,8 4 2 0.674 0 .5 2 4 0 3 5 £ 0,126
Sumtxr: Stntiaticel Table* for Biological, Agricultural mnd Mtdtcal R itn rch , Fisher, ft.A. din Y*tr» . F.. T ib l» III, Oliver 3t Boyd Lid, Edinburgh.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
82LAMPIRAN VI
FOTO TANAMAN Eupatorium triplinerve Vahl.
Gambar 9 : Tanaman Eupatorium triplinerve Vahl.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
83LAMPIRAN VII
Foto Plasmodium falciparum Welch. ( perbesaran 1.000 X )
Gambar 10 t Hapusan Darah Tipis sebelum sinkronisasi
* r v * J t
Gambar 11 : Hapusan Darah Tipis Sesudah Sinkronisasi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
84
%' i-
• * - a.
% ■
¥ * **' . £ ‘ . ^
Gambar 12 t Hapusan Darah Tebal Kontrol Negatif
%« *%
K ' . . * • 'Vt
iGambar 13 : Hapusan Darah Tebal Kontrol Positif
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
85
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
86
- #>-
Gambar 16 : Hapusan Darah Tebal Fraksi Metanol
Koterangan Gambar :1. Eritrosit2. Bentuk skizon dari Plasmodium Falciparum3. Bentuk cincin dari Plasmodium falciparum4. Bentuk Tropozoit muda dari Plasmodium falciparum
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI
87
LAMPIRAN VIII
Surat Keierangan Identifikasi Tanaman
PUSAT PENELITIAN DAN PENOEKBANOAN BIOLQQI - LIPI
BALAI PEHELmAN DAN fOEHBANCJAN BOTANI '
HERBARIUM BOGORIENSE .
Jalan Raya Juanda No. 22-24r Eogor, Indonesia* Telcpon (0?51) 322035
Kepada Yth.
Sdr. S. Brotoaataryo Apt Jl. Borobudnr no.7 Jakarta
IDengan Hormat,
Manunjuk ear at Saudara tertanggal — <3 DeStrnV^r ,
No. 541 5 M f a f f f / & 3 f a l .dengan in i diberitahukan hahwa
tumbuhan yang Saudara k l' Imkan ke Heibariu/n Eogorionge,
Balitbang Botani, pualittang B iologi - LIPI, Bogoi t adalah
aebagai berikut t ■
Wo. J e n i s 3uku
1. Euoatorlna -f^ipltnerva Vahl . Aateraceae
2% Plant ago nwor L- Plantaginaoaae
Domikian, semoga bsrguna bagi sau<
No. j 5/^.U /boV- /<L , Bogor, go Pebruari 1992
■/
B a litb o n g Botemi
lo «i - LIPI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH FRAKSI HEKSAN ... HASTUTI