mal prak tik

12
1. Apa difinisi dan pengertian Malpraktek Medik? Istilah asing “ malpractice” menurut Drs. Peter Salim dalam “The Contemporary English Indonesia Dictionary” berarti perbuatan atau tindakan yang salah. “Malpractice” juga berarti praktek buruk (badpractice) yang menunjukkan pada setiap sikap tindak yang keliru. 1 Malpraktik medik juga dapat dikatakan sebagai kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. Yang dimaksud dalam kelalaian disini ialah melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medik. a. Malpraktik dalam arti umum Malpraktek adalah praktek jahat atau buruk yang tidak memenuhi standar yang ditentukan oleh profesi. b. Malpraktik dilihat dari sudut pasien yang telah dirugikan itu meliputi kesalahan pemberian diagnose, selam operasi, dan sesudah perawatan. c. Malpraktik dilihat dalam arti khusus (dilihat dari pasien) Malpraktek dapat terjadi dalam: - Menentukan diagnosis misalnya diagnosisnya sakit maag tetapi ternyata pasien sakit liver. - Menjalankan operasi misalnya seharusnya yang dioperasi mata sebelah kanan tetapi dilakukan pada mata yang kiri. - Selama menjalankan perawatan.

Upload: therisya-karmila

Post on 07-Aug-2015

108 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mal Prak Tik

1. Apa difinisi dan pengertian Malpraktek Medik?

Istilah asing “ malpractice” menurut Drs. Peter Salim dalam “The Contemporary English

Indonesia Dictionary” berarti perbuatan atau tindakan yang salah. “Malpractice” juga berarti

praktek buruk (badpractice) yang menunjukkan pada setiap sikap tindak yang keliru.1

Malpraktik medik juga dapat dikatakan sebagai kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan

tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan yang lazim dipergunakan dalam mengobati pasien

atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. Yang dimaksud dalam

kelalaian disini ialah melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medik.

a. Malpraktik dalam arti umum Malpraktek adalah praktek jahat atau buruk yang tidak

memenuhi standar yang ditentukan oleh profesi.

b. Malpraktik dilihat dari sudut pasien yang telah dirugikan itu meliputi kesalahan pemberian

diagnose, selam operasi, dan sesudah perawatan.

c. Malpraktik dilihat dalam arti khusus (dilihat dari pasien) Malpraktek dapat terjadi dalam:

- Menentukan diagnosis misalnya diagnosisnya sakit maag tetapi ternyata pasien sakit liver.

- Menjalankan operasi misalnya seharusnya yang dioperasi mata sebelah kanan tetapi dilakukan

pada mata yang kiri.

- Selama menjalankan perawatan.

- Sesudah perawatan, tentu saja dalam batas waktu yang telah ditentukan.

2. Apa jenis – jenis Malpraktik Medik?

Malpraktik medik dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Malpraktik medik yang dilakukan dengan sengaja

Malpraktik dalam arti adanya unsur kesengajaan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar,

dan tujuan dari tindakannya memang sudah terarahkepada akibat yang hendak ditimbulkan atau

tidak peduli terhadap akibatnya, walaupun ia mengetahui atau seharusnya mengetahuibahwa

tindakannya itu bertentangan dengan hukum yang berlaku.

1 M.jusuf Hanafiah dan Amri Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran,

h.89.

Page 2: Mal Prak Tik

b. Malpraktik medik yang dilakukan karena unsur kelalaian (negligence, culpa)

Malpraktik dalam arti karena unsur kelalaian adalah Malpraktik yang dilakukan tanpa motif atau

tujuan untuk menimbulkan akibat yang terjadi. Akibat yang ditimbulkan disebabkan karena

adanya kelalaian yang sebenarnya terjadi diluar kehendaknya.2

3. Bagaimanakah secara garis besarnya standar pelayanan medik?

Secara garis besar standar pelayanan medik diatur dalam Pasal 53 ayat (2) UU No. 23 Tahun

1992 tentang kesehatan menentukan bahwa dalam melakukan tugasnya, tenaga kesehatan

berkewajiban mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. Dokter termasuk dalam

kelompok tenaga kesehatan sebagaimana yang ditentukan dalam penjelasan ketentuan tersebut.

Salah satu bentuk kegiatan dokter dalam melaksanakan profesinya adalah melakukan tindakan

medis. Dalam pelaksanaan tugasnya melakukan perawatan atau tindakan medis harus mengikuti

standar profesi serta menghormati hak-hak pasien.3

Dalam rangka menunjang kemadirian dan pelaksanaan profesi kedokteran, pemerintah

menetapkan berlakunya standar pelayanan medis di rumah sakit dan standar pelayanan rumah

sakit. Standar pelayanan medis tersebut merupakan tonggak utama dalam upaya peningkatan

mutu pelayanan medis di Indonesia. Tujuan ditetapkannya standar pelayanan medis ini adalah

untuk melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak sesuai dengan standar profesi.

Ditinjau dari sudut hukum kesehatan, standar pelayanan medis ini merupakan tujuan ganda.

Disatu pihak bertujuan untuk melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak sesuai

dengan standar profesi kedokteran, sedang di lain pihak bertujuan melindungi anggota profesi

dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar. Di samping itu juga berfungsi sebagai pedoman

dalam pengawasan praktik dokter, pembinaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang

efektif dan efisien.

Standar pelayanan medis ini merupakan hukum yang mengikat para pihak yang berprofesi di

bidang kesehatan, yaitu untuk mengatur pelayanan kesehatan dan mencegah terjadinya kelalaian

staf medis dalam melakukan tindakan medis.

2 Dr. Ari Yunanto Sp.A(K)IBCLC,S.H dan Helmi S.H, M.Hum, Hukum Pidana Malpraktik Medik, Penerbit Andi

Yogyakarta, h.37

3 Dr. Bahder Johan Nasution, S.H,S.M.,M.Hum, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, Penerbit Bineka

Cipta,h.40

Page 3: Mal Prak Tik

Dalam kaitannya dengan profesi dokter diperlukan standar pelayanan medis yang mencakup:

standar ketenangan, standar prosedur, standar sarana, dan standar hasil yang diharapkan. Selain

itu standar pelayanan medis ini tidak saja untuk mengukur mutu pelayanan, tetapi juga berfungsi

untuk kepentingan pembuktian di pengadilan apabila timbul sengketa.4

Standar pelayanan medis terdiri dari dua bagian:

1. Memuat tentang standar penyakit dengan dua belas spesialisasi kasus-kasus penting.

2. Memuat tentang standar pelayanan penunjang dengan tiga spesialisasi yang masing-

masingnya dirinci berdasarkan prosedur tindakan yang harus ditangani oleh spesialisasi

yang bersangkutan.

Standar pelayanan medis dapat diubah, diganti, dan disesuaikan dengan perkembangan dan

situasi serta kondisi medis.

4. Apa sajakah yang digolongkan kasus Malpraktik medik dan bukan Malpraktik medik?

Menurut Munir Fuady, tindakan yang digolongkan sebagai kasus Malpraktik medik adalah

tindakan yang;

a. Adanya tindakan dalam arti “berbuat” atau “tidak berbuat” (pengabaian).

b. Tindakan tersebut dilakukan oleh dokter atau oleh orang dibawah pengawasannya (seperti

oleh perawat), bahkan juga oleh penyedia fasilitas kesehatan.

c. Tindakan tersebut berupa tindakan medik, baik berupa tindakan diagnostik, terapi, atau

manajemen kesehatan ;

d. Tindakan tersebut dilakukan terhadap pasiennya ;

e. Tindakan tersebut dilakukan secara :

- Melanggar hukum, dan atau ;

- Menalnggar kepatutan, dan atau ;

- Melanggar kesusilaan, dan atau ;

- Melanggar prinsip – prinsip profesionalitas.

4 Dr. Bahder Johan Nasution, S.H,S.M.,M.Hum, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter, Penerbit Bineka

Cipta,h.43

Page 4: Mal Prak Tik

f. Dilakukan dengan kesengajan atau ketidak hati-hatian (kelalaian, kecerobohan)

g. Tindakan tersebut menyebabkan pasiennya mengalami salah tindak, rasa sakit, luka, cacat,

kematian, keruskan pada tubuh atau jiwa, dan kerugian lainnya terhadap pasien.5

h. Dokter kurang menguasai iptek kedokteran yang sudah berlaku umum dikalangan profesi

kedokteran.

i. Memberikan pelayanan kedokteran di bawah standar profesi (tidak lege artis)

j. Melakukan kelalaian yang berat atau memberikan pelayanan dengan tidak hati-hati

k. Melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan hukum.6

Yang bukan merupakan Malpraktik medik adalah tindakan yang dilakukan oleh petugas

kesehatan yang sudah memenuhi prosedur dan kesepakatan sesuai dengan standar profesi tetapi

menimbulkan akibat negative bagi pasien.

5. Bagaimanakah prosedur tuntutan kasus Malpraktik Medik?

Prosedur tuntutan kasus malpraktik medik. Penggugat harus membuktikan apakah tindakan

medis yang dilakukan dokter tersebut merupakan tindakan Malpraktik atau bukan tindakan

Malpraktik. Apabila tindakan tersebut memenuhi pertanyaan kriteria sebagai berikut 7:

a. Apakah perawatan yang diberikan oleh dokter cukup layak (a duty of due care). Dalam hal ini

standar perawatan yang diberikan oleh pelaksana kesehatan dinilai apakah sesuai dengan apa

yang diharapkan (persyaratan).

b. Apakah terdapat pelanggaran kewajiban (the breach of the duty) untuk membuktikan bahwa

telah terjadi suatu pelanggaran terhadap standar perawatan yang diberikan kepada seorang

pasien, maka diperlukan kesaksian ahli dari seorang dokter lain yang mengerti.

c. Apakah kelalaian itu benar-benar merupakan penyebab cidera (causation).

5 Munir Fuady,2005 Sumpah Hippocrates (aspek Hukum Malpraktik Dokter). Penerbit PT Citra Aditya Bakti,

Jakarta.h.2

6 Dr. Ari Yunanto Sp.A(K)IBCLC,S.H dan Helmi S.H, M.Hum, Hukum Pidana Malpraktik Medik, Penerbit Andi

Yogyakarta, h.30

7 Dr. Ari Yunanto Sp.A(K)IBCLC,S.H dan Helmi S.H, M.Hum, Hukum Pidana Malpraktik Medik, Penerbit Andi

Yogyakarta, h.29

Page 5: Mal Prak Tik

d. Adanya ganti rugi (damages). Bila dapat dibuktikan bahwa kelalaian penyebab cidera, maka

pasien berhak memperoleh ganti rugi.

Selain itu pihak penuntut atau masyarakat yang ingin menuntut ganti rugi harus dapat

membuktikan adanya 4 unsur, dibawah ini :

a. Adanya sebuah kewajiban bagi petugas kesehatan terhadap penderita atau pasien, tetapi tidak

dilakukan.

b. Petugas kesehatan telah melanggar standar pelayanan kesehatan (medis) yang lazim

digunakan.

c. Penggugat (penderita) dan atau keluarganya telah menderita kerugian yang dapat diminta ganti

rugi.

d. Secara jelas (factual) kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah standar atau ketentuan

profesi kesehatan/medis.

6. Yang bagaimanakah dikatakan Malpraktik etik, pidana dan perdata?

Malpraktik pidana adalah Malpraktik yang memenuhi Unsur-unsur yang harus dibuktikan sesuai

dengan Pasal 359 KUHP 8:

a. Adanya kesengajaan.

b. Adanya wujud perbuatan.

c. Adanya akibat perbuatan.

d. Adanya causal verband anatara wujud perbuatan dan timbulnya akibat yang terlarang.

Yang dimaksud dengan Malpraktik Etik adalah dokter yang hanya melakukan tindakan yang

bertentangan dengan etik kedokteran. Untuk dapat menuntut penggantian kerugian karena

kelalaian, maka penggugat harus dapat membuktikan adanya 4 unsur, yaitu: 9

1. Adanya suatu kewajiban bagi dokter terhadap pasien.

2. Dokter telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim dipergunakan.

3. Penggugat telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya.

4. Secara faktual, kerugian itu disebabkan oleh tindakan di bawah standar.

8 Drs. H. Adami Chazawi, S.H.Malpraktik Kedokteran Tinjauan Norma dan Doktrin Hukum. Hal 106

9 Ibid

Page 6: Mal Prak Tik

Yang dimaksud dengan Malpraktek Pidana adalah kelalaian yang menunjukkan kepada adanya

suatu sikap yang sifatnya lebih serius, yaitu sikap yang sangat sembarangan atau sikap sangat

tidak hati-hati terhadap kemungkinan timbulnya resiko yang bisa menyebabkan orang lain

terluka atau mati, sehingga harus bertanggung jawab terhadap tuntutan kriminal oleh Negara.

Jadi, kepelalaian dokter atau petugas medis tersebut menyebabkan pelanggaran hukum atau

undang-undang. Sanksi pelanggaran hukum jelas adalah pidana atau hukuman yang ditentukan

oleh pengadilan. Sedangkan yang dimaksud dengan Malpraktek perdata adalah apabila dokter

tidak menyebabkan pelanggaran undang-undang. Berarti, akibat dari kelalaian tersebut tidak

menyebabkan orang cedera, cacat, atau kematian. Aspek perdata malpraktek medis meliputi

unsur:

1. Menyimpang dari standar profesi kedokteran.

2. Ada kelalaian/kurang berhati-hati meskipun culpa levis/kelalaian ringan.

3. Ada kaitan kasual antara tindakan medis dengan kerugian yang diakibatkan oleh tindakan

tersebut.

7. Bagaimanakah jalur tuntutan kasus Malpraktik medik?

Jalur tuntutan Malpraktik medik di Indonesia, penyelesaian kasus Malpraktik medik mengacu

pada pasal 66 UU No. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran.10

Pasal 66 :

1. Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter

gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada ketua

Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

2. Pengaduan sekurang-kurangnya harus memuat :

a. Identitas pengadu.

b. Nama dan alamat tempat praktik dokter atau dokter gigi dan waktu tindakan dilakukan.

c. Alasan pengaduan.

3. Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menghilangkan hak setiap

orang untuk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yang berwenang dan atau

menggugat kerugian perdata ke pengadilan.

10 Dr. Ari Yunanto Sp.A(K)IBCLC,S.H dan Helmi S.H, M.Hum, Hukum Pidana Malpraktik Medik, Penerbit Andi

Yogyakarta, h.83

Page 7: Mal Prak Tik

Sesuai pasal 66 tersebut diatas, pasien atau keluarga pasien yang merasa dirugikan akibat praktik

kedokteran yang mereka anggap tidak tepat dapat mengadukan kasusnya melalui MKDKI, yang

merupakan jalur non-litigasi. Selain melalui jalur non-litigasi, pasien atau keluarga pasien yang

menduga telah terjadi Malpraktik atas diri pasien tidak tertutup kemungkinan untuk sekaligus

menempuh jalur litigasi yaitu melalui jalur perdata atau pidana.

Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, MKDKI meneruskan pengaduan pada

organisasi profesi (Ikatan Dokter Indonesia/IDI atau Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia/PDGI),

sesuai Pasal 68:

“Apabila dalam pemeriksaan ditemukan pelanggaran etika, Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia meneruskan pengaduan pada organisasi profesi. “

Perselisihan itu selanjutnya akan ditangani oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia

(MKEK) IDI, atau ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG) PDGI. MKEK dan

MKEKG adalah suatu badan peradilan profesi yang bertugas mengadili anggota ikatan profesi

itu sendiri. Hukuman yang dijatuhkan MKEK dan MKEKG bisa berupa teguran atau pemecatan

dari keanggotaan IDI/PDGI yang dapat bersifat sementara (skorsing) atau tetap (selamanya).

Page 8: Mal Prak Tik

HUKUM KESEHATAN

MALPRAKTIK

Nama Kelompok:

Arod Fandy (1103005123) 46

Therisya Karmila (1103005101) 26

M. Arda Billy (1103005104) 29

Santhi Kartikasari (1103005109) 34

Sisca Anggraeni (1103005110)35

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012