pelaksanaan fungsi pengawasan dewan...

104
PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PERIODE 2009-2014 TERHADAP PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SUBANG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH) Oleh: ILHAM FAHMA SETIAWAN 109048000005 KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1435 H/2014 M

Upload: nguyenhuong

Post on 19-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PERIODE

2009-2014 TERHADAP PENGELOLAAN ANGGARAN

PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN

SUBANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum (SH)

Oleh:

ILHAM FAHMA SETIAWAN

109048000005

KONSENTRASI HUKUM KELEMBAGAAN NEGARA

P R O G R A M S T U D I I L M U H U K U M

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

J A K A R T A

1435 H/2014 M

Page 2: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik
Page 3: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik
Page 4: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata I (SI) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang penulis gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika suatu saat terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya, maka saya

bersedia menerima sanksi yang berada di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Januari 2014

Ilham Fahma Setiawan

1089048000005

Page 5: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

ABSTRAK

ILHAM FAHMA SETIAWAN, 109048000005, Ilmu Hukum, Fakultas

Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Jakarta, Pelaksanaan Fungsi Pengawasan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Periode 2009-2014 Terhadap Pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang. Dalam penulisan skripsi

ini, penulis membahas mengenai masalah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD periode

2009-2014 terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang, hambatan dan pencapaian

DPRD periode 2009-2014 dalam menjalakan pengawasan terhadap pengelolaan APBD

Kabupaten Subang dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan fungsi pengawasan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah periode 2009-2014 terhadap pengelolaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang, untuk mengetahui

hambatan dan pencapaian DPRD periode 2009-2014 dalam melaksanakan fungsi

pengawasan terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang. Hal ini dilatar

belakangi adanya penyimpangan pelaksanaan Anggaran yang dilakukan oleh DPRD atau

bisa disebut dengan perbuatan korupsi, berkaitan langsung dengan kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Subang.

Mengenai pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD periode 2009-2014

terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang, maka penulisan skripsi ini

termasuk jenis penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan

kualitatif yaitu hasil dari pemaparan pihak responden yang jelas dan rinci terhadap

masalah yang diteliti sehingga memberikan pemahaman yang mendalam terhadap

masalah yang diteliti tersebut. Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah socio-legal. Penggunaan metode sosio-legal dalam studi ini

pada tataran penelitian normatif dimaksudkan untuk mengetahui aturan yuridis

mengenai fungsi DPRD yang dilanjutkan dengan melakukan penelitian empiris

yang secara langsung terjun kelapangan dalam hal ini melakukan penelitian ke

DPRD Kabupaten Subang untuk mengetahui implementasi atas pengaturan

normatif fungsi pengawasan DPRD terkait dengan pelaksanaan fungsi

pengawasan DPRD dalam pengelolaan APBD di Kabupaten Subang. Kemudian

seluruh data yang diperoleh baik data primer yakni hasil wawancara dengan

anggota DPRD Kabupaten Subang maupun data sekunder dianalisa dengan

menggunakan deskriptif analitis.

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pelaksanaan fungsi pengawasan

DPRD periode 2009-2014 terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang belum

berjalan efektif, karena secara umum adanya hambatan-hambatan, diantaranya

kerjasama politik, kerjasama perorangan politik, dan kurangnya teknologi untuk

melakukan pengawasan di Kabupaten Subang.

Kata Kunci: pelaksanaan, fungsi pengawasan, DPRD, Kabupaaten Subang,

pengelolaan, APBD

Pembimbing: 1. Dr. Alfitra, SH. MH 2. Nur Habibi, SH.I. MH.

Daftar Pustaka: Tahun 1981 s.d Tahun 2012

Page 6: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah SWT, karena berkat rahmat,

nikmat serta anugerahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH (DPRD) PERIODE 2009-2014 TERHADAP

PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN SUBANG”. Sholawat serta salam penulis sampaikan kepada

junjungan alam semesta Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat

manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini.

Untuk dapat terselesainya penulisan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada

yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., ketua Program Studi Ilmu Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Abu Tamrin, SH., M.Hum., sekretaris Program Studi Ilmu Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 7: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

vii

4. Bapak Dr. Alfitra, SH. MH dan Bapak Nur Habibi, SH.I. MH. sebagai Dosen

Pembimbing yang telah bersedia menjadi pembimbing dalam penulisan

skripsi ini dengan penuh kesabaran, perhatian dan ketelitian memberikan

masukan serta meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada

penulis hingga skripsi ini selesai.

5. Segenap staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidataullah Jakarta, staff Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, staff Perpustakaan Universitas Indonesia, dan staff Perpustakaan

Daerah Kabupaten Subang yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan guna menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya Dosen Program Studi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu

pengetahuan dengan tulus ikhlas, semoga ilmu pengetahuan yang diajarkan

dapat bermanfaat dan menjadi keberkahakan bagi penulis dan semoga Allah

SWT senantiasa membalas jasa-jasa beliau serta menjadikan semua kebaikan

ini sebagai amal jariyah untuk beliau semua.

7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Subang, yang telah

bersedia menjawab semua pertanyaan dari penulis dan meluangkan waktu

dengan penuh keikhlasan kesabaran. Memberikan kemudahan kepada penulis

dalam melakukan penelitian dengan memberikan buku referensi yang sesuai

dengan objek penulisan, sehingga penulis dapat menemukan jawaban dari

permasalahan yang ada.

Page 8: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

viii

8. Kedua orang tua tercinta yaitu ayahanda Drs. Wawan Soleh Setiawan M.Pd

dan Ibunda Salesih S.Pd yang menurut penulis adalah ibu paling sabar, tabah

dan begitu mencintai anak-anaknya, terimakasih karena berkat do’a, motivasi,

kasih sayang, perhatian, dan bantuan (moril, materil, dansprititual) yang telah

diberikan dengan tulus, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan

pada jenjang Perguruan Tinggi Negeri.

9. Keluarga Besar, khusunya kepada kakek Sukarta, nenek Ucih dan nenek

Nurkisah yang memberikan doa dan dukungan baik moril, materil, dan

spiritual bagi penulis.

10. Cintaku Nurul Adhani, yang telah mensupport, membantu, mengajarkan, dan

menghibur penulis.

11. Seluruh keluarga besar Ilmu Hukum Angkatan 2009, terima kasih atas segala

bentuk dukungan dan ilmu yang telah kalian berikan. Khususnya Abdullah,

Naufal, M. Ichwan, Jajang, Arfandi, Gagat, Zico, Taufan, Riko Dst.

12. Keluarga Besar Kosan, terima kasih kepada Firman Lukman Dani (begin),

Yusuf Aminudin, Daqoiq, Lili Muhamad Halim, Soleh, Radi, Zaky

Zulkarnain yang sudah memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis

dan umumnya bagi pembaca. Sekian terimakasih.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Jakarta, 23 Januari 2014

Ilham Fahma Setiawan

Page 9: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

ix

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7

D. Tinjauan (Riview) Kajian Terdahulu ................................................ 8

E. Kerangka Teori dan Konseptual………........................................... 10

F. Metode Penelitian............................................................................. 11

G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14

BAB II SISTEM PERWAKILAN DALAM KETATANEGARAAN

INDONESIA .......................................................................................... 18

A. Teori Perwakilan dan Pembagian Kekuasaan .................................. 21

1. Teori Perwakilan ......................................................................... 18

2. Teori Pembagian Kekuasaan ....................................................... 20

a. Teori Pemisahan Kekuasaan John Locke ............................. 22

b. Teori Pemisahan Kekuasaan Montesquieu .......................... 23

c. Teori Pembagian Kekuasaan C. van Vollenhoven ............... 25

B. Fungsi, Tugas, Wewenang DPRD dan Dasar Hukum DPRD .......... 26

C. Teori Pengawasan ........................................................................... 29

Page 10: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

x

1. Pengertian Pengawasan………………………………………. 29

2. Fungsi Pengawasan DPRD…………………………………… 30

D. Otonomi dan Otonomi Daerah ......................................................... 32

1. Pengertian Otonomi dan Otonomi Daerah ................................. 32

2. Pelaksanaan Otonomi Daerah .................................................... 34

E. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ...................................... 35

1. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ................... 37

2. Praktik Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .................. 39

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG DAN DPRD

KABUPATEN SUBANG ...................................................................... 42

A. Gambaran Umum Kabupaten Subang .............................................. 42

1. Sejarah Kabupaten Subang ........................................................ 42

2. Kondisi Geografis ...................................................................... 44

3. Keadaan Demografis .................................................................. 46

B. Gambaran Umum DPRD Kabupaten Subang .................................. 47

BAB IV PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD PERIODE 2009-

2014 TERHADAP PENGELOLAAN APBD KABUPATEN

SUBANG ................................................................................................ 50

A. Analisis Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD Periode 2009-2014

Terhadap Pengelolaan APBD di Kabupaten Subang ....................... 50

1. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Oleh DPRD Terhadap

Pengelolaan APBD Kabupaten Subang ..................................... 53

a. Tahap Perencanaan............................................................... 54

b. Tahap Pelaksanaan ............................................................... 55

c. Tahap Pertanggungjawaban ................................................. 64

Page 11: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

xi

B. Hambatan Dan Pencapaian DPRD Periode 2009-2014 Kabupaten

Subang Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan Terhadap

Pengelolaan APBD .......................................................................... 66

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 70

A. Kesimpulan........................................................................................ 70

B. Saran .................................................................................................. 71

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 72

Page 12: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat mohon kesediaan menjadi pembingbing skripsi

2. Surat permohonan data/wawancara

3. Surat balasan wawancara DPRD Kabupaten Subang

4. Daftar pimpinan dan anggota besrta alat kelengkapan DPRD periode 2009-

2014 Kabupaten Subang

5. Data APBD Kabupaten Subang tahun 2009-2013

6. Hasil wawancara dengan Suraden Anggota DPRD komisi C Kabupaten

Subang

7. Hasil wawancara dengan Hani Ruchendi anggota DPRD komisi C Kabupaten

Subang

8. Hasil wawancara dengan Moch Noor Wibowo anggota DPRD Komisi B

Kabupaten Subang

9. Hasil wawancara dengan Haerul Anwar anggota DPRD komisi C Kabupaten

Subang

Page 13: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Republik Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari

beribu-ribu pulau yang dibatasi dengan luasnya lautan, sehingga di dalam

menjalankan sistem pemerintahanya tidak bisa dilakukan secara terpusat,

karena banyaknya pulau yang berada di Indonesia membuat pemerintah sangat

kesulitan dalam menjalankan sistem pemerintahan yang ada. Maka Indonesia

membaginya atas daerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi dibagi atas

Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten dan Kota mempunyai

pemerintahan daerah serta bentuk susunan pemerintahannya diatur dengan

Undang-Undang.1

Negara Republik Indonesia memberikan hak, wewenang dan kewajiban

kepada setiap pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan

(medebewind), diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan

prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhasan suatu

daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.2

1Mahkamah Konstitusi RI, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, (Jakarta: Sekretaris Jendral dan Kepanitreraan Mahkamah Konstitusi RI, 2011), h. 13.

2Haw. Widjaja, Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo

Perkasa, 2005), h. 37.

Page 14: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

2

Pada era otonomi daerah saat ini, ada beban yang berat ditumpukan

kepada pemerintahan daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, beban itu

adalah upaya mempercepat pertumbuhan dan pembangunan daerah,

mensejahterakan, menyerap dan menjalankan harapan masyarakat.3 DPRD

adalah unsur pemerintahan daerah sebagai wahana untuk melaksanakan

demokrasi berdasarkan pancasila. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya, DPRD berpegang kepada prinsip-prinsip otonomi daerah dalam

kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.4

DPRD sebagai wakil rakyat mempunyai tiga fungsi, yaitu: legislasi,

anggaran dan pengawasan. Dikemukakan bahwa salah satu tugas dan

wewenang DPRD adalah melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan

APBD. Tugas dan wewenang tersebut, merupakan tugas yang harus benar-

benar serius dilakukan oleh DPRD, karena anggaran adalah aspek terpenting

dalam mewujudkan pemerintahan daerah yang baik.

Bagi pemerintah, anggaran adalah instrumen terpenting dalam kebijakan

ekonomi yang akan lebih menjelaskan prioritas kebijakan dokumen-dokumen

lainya, dengan kata lain, anggaran diartikan sebuah proses yang dilakukan oleh

organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya

ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas.5

3Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, cet. III,

(Jakarta: Kencana, 2008), h. 161.

4Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 232.

5Dedi Nordiawan, dkk, Akuntansi Pemerintahan, cet. III, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),

h. 39.

Page 15: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

3

Pada hakekatnya APBD merupakan perwujudan amanat rakyat kepada

pemerintah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelayanan kepada masyarakat,

APBD juga merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang

disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Oleh karena itu

pemerintah daerah perlu memperhatikan bahwa APBD merupakan perwujudan

amanat rakyat kepada pihak eksekutif dan legislatif untuk meningkatkan

kesejahteraan dan pelayanan masyarakat. Maka dalam Pelaksanaan APBD agar

tidak terjadi penyimpangan dan penyelewengan anggaran, diperlukan adanya

pengawasan yang kuat.6

Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD terhadap pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, dimana APBD merupakan suatu

pengejawantahan rencana kerja pemerintah daerah dalam bentuk satuan

keuangan dalam waktu 1 tahun yang berkaitan erat dengan kepentingan rakyat,

yang berorientasi pada tujuan kesejahteraan publik, seharusnya dilaksanakan

sejak tahap perencanaan, bukan hanya pada tahap pelaksanaan dan

pelaporannya saja, sebagaimana yang terjadi selama ini, hal ini sangat penting

dilakukan, karena untuk mencegah adanya penyimpangan anggaran.7

Pengawasan terhadap APBD akan efektif jika seluruh anggota DPRD

betul-betul menempatkan diri sebagai pengawas sesuai dengan fungsi DPRD.

Fungsi pengawasan APBD oleh DPRD akan semakin efektif jika masyarakat

6Soekarwo, Berbagai Masalah Keuangan Daerah, (Surabaya: Airlangga University Press,

2003), h. 65.

7Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.

189.

Page 16: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

4

memberi dukungan dalam hal informasi dan data penyimpangan pelaksanaan

APBD di lapangan.

Namun pada kenyataanya sangat bertolak belakang, saat ini sering terjadi

penyalahgunaan APBD yang dilakuan oleh DPRD, hal ini sangat memalukan

dan suatu tamparan yang sangat perih untuk pemerintahan daerah, karena yang

seharusnya DPRD melakukan pengawasan terhadap APBD, namun dalam

kenyataanya DPRD malah menjadi aktor dalam penyalahgunaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah tersebut.

Berbagai kasus yang terjadi dilingkungan kita, tentang DPRD belakangan

ini mengindikasikan bahwa kredibilitas DPRD sebagai lembaga pengawasan

politik diragukan. DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota telah meninggalkan cacat

atau pelanggaran hukum yang tidak ada bandingnya dalam sejarah DPRD

Indonesia, terutama menyangkut skandal korupsi. Sesuai dengan pemberitaan

media massa yang sempat kita catat, DPRD telah melakukan korupsi yang

ratusan milyar jumlahnya dan tersebar hampir merata di DPRD seluruh

Indonesia.8

Contohnya Kabupaten Subang merupakan salah satu kabupaten di

Provinsi Jawa Barat yang memiliki nilai kasus korupsi paling tinggi

dibandingkan dengan Kabupaten-kabupaten lain yang ada di Profinnsi Jawa

Barat. Penyalahgunaan anggaran-anggaran untuk pengembangan pemerintahan

daerah sering sekali dilakukan oleh DPRD, padahal seharusnya dana tersebut

8BN Marbun, DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

2006), h. 252.

Page 17: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

5

dialokasikan untuk program-program yang telah direcanakan untuk mencapai

cita-cita pemerintahan daerah.

Contohnya ketua DPRD Kabupaten Subang, Ketua DPRD Kabupaten

Subang ini merupakan terdakwa kasus korupsi dana asuransi anggota DPRD

Kabupaten Subang tahun 2004. Dana yang terbukti digunakan Bambang adalah

sebesar Rp.136.400.000, dia harus masih mengembalikan uang sebesar

Rp.104.000.000, ke kas negara karena sebanyak Rp.32.400.000, diantaranya

telah dikembalikan dalam bentuk uang tunai. Kemudian Bupati Kabupaten

Subang yang telah terbukti melakukan tindak Pidana Korupsi Biaya

Pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan senilai Rp.14.000.000.000, sehingga

divonis 5 tahun penjara dan harus mengembalikan uang tunai sebesar

Rp.200.000.000.9

Masalah ini harus menjadi perhatian penting bagi para pejabat tinggi dan

seluruh masyarakat penduduk sekitar, agar ikut serta melaporkan kejadian-

kejadian yang terjadi dilingkunganya masing-masing yang berkaitan tentang

korupsi khususnya, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang sudah ada

dapat diminimalisasi serta pelaksanaan dari APBD sesuai dengan amanat yang

telah ditetapkan. Dengan demikian, penulis tertarik mengambil judul penelitian

“PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN

RAKYAT DAERAH (DPRD) PERIODE 2009-2014 TERHADAP

PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

KABUPATEN SUBANG.

9Haerul Anwar, wawancara tentang kasus DPRD dan Bupati, Subang: Kantor DPRD, 22

November 2013.

Page 18: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

6

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan tentang fungsi DPRD dalam Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan yang menyebutkan

bahwa fungsi DPRD adalah fungsi legislasi, fungsi anggaran, fungsi

pengawasan, maka penelitian hanya menjelaskan masalah fungsi

pengawasan terhadap anggaran pemerintahan daerah khususnya di

Kabupaten Subang, dan peneliti lebih fokus untuk membahas tentang

masalah pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah terhadap pengelolaan APBD didaerah Kabupaten Subang

Periode 2009-2014.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pembahas di atas, maka pokok permasalahan yang

akan diteliti dalam skripsi ini adalah:

a. Bagaimana pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah periode 2009-2014 terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten Subang?

b. Apa hambatan dan pencapaian DPRD periode 2009-2014 dalam

melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan APBD

Kabupaten Subang?

Page 19: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui tentang fungsi

pengawasan DPRD dalam pengelolaan APBD. Sedangkan secara khusus

penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah periode 2009-2014 terhadap pengelolaan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang.

b. Untuk mengetahui hambatan dan pencapaian DPRD periode 2009-2014

dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pengelolaan APBD

Kabupaten Subang.

2. Manfaat Penelitian

Bahwa hasil penelitian ini diharapkan memberikan nilai dan hasil bagi

semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

konstribusi pemikiran dalam Ilmu Hukum, khususnya Ilmu Hukum Tata

Negara yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD

dalam pengelolaan APBD serta hambatan dan solusi untuk mengatasinya.

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu:

Page 20: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

8

1. Bagi Akademis

Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan yang kelak dapat

diterapkan dalam dunia nyata sebagai bentuk partisipasi dalam

pembangunan negara dan masyarakat Indonesia berdasarkan Pancasila

dan Undang-undang 1945 serta dalam kehidupan bangsa sebagai

bagian dari masyarakat Internasional.

2. Bagi Masyarakat Umum

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam pengelolaan

APBD.

3. Bagi Pemerintah

Dapat memberikan masukan kepada pemerintah untuk membenahi

sistem dan controlling di Kabupaten Subang khususnya tentang

pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD dalam pengelolaan APBD,

agar memberikan kemudahan di dalam mencapai tujuan negara yang

telah diamanatkan oleh UUD 1945.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam penulisan skripsi ini penulis merujuk pada skripsi-skripsi ataupun

penelitian-penelitian yang pernah membahas seputar DPRD. Berikut beberapa

review data yang menyinggung mengenai bahasan DPRD:

1. Judul Skripsi: OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI DEWAN

PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENINKATAN

OTONOMI DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO. Penulis: Harum

Page 21: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

9

Qorinatul Zahro/UIN Jakarta/2013. Skripsi Harum Qorinatul Zahro,

Universitas Islam Negeri Jakarta, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Program

Studi Ilmu Hukum, membahas tentang optimalisasi peran dan fungsi Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah dalam peningkatan otonomi daerah Kabupaten

Bojonegoro.

Skripsi Harum Qorinatul Zahro fokus mengenai pembahasan tentang upaya

meningkatkan kembali (Optimalisasi) peran dan fungsi DPRD dalam

peningkatan otonomi daerah dan faktor-faktor yang mendukung optimalisasi

peran dan fungsi DPRD dalam peningkatan otonomi daerah. Berbeda

dengan skripsi yang peneliti susun, yaitu penulis menjelaskan bagaimana

pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD di

Kabupaten Subang.

2. Judul Skripsi: DPRD DALAM OTONOMI DAERAH STUDI ANALISIS

TERHADAP PERAN DPRD KOTA BEKASI DALAM PENYUSUNAN

DAN PENGAWASAN PERATURAN DAERAH TENTANG

PENYELENGGARAAN PELAYANANAN PUBLIK

Penulis: Sri Sahlawati/UIN Jakarta/2010. Skripsi Sri Sahlawati, Universitas

Islam Negeri Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi

Ilmu Politik, membahas DPRD dalam otonomi daerah studi analisis

terhadap peran DPRD Kota Bekasi dalam penyusunan dan pengawasan

peraturan daerah tentang penyelenggaraan pelayananan publik.

Skripsi Sri Sahlawati fokus membahas tentang bagaimana peran

DPRD Kota Bekasi dalam penyusunan dan pengawasan peraturan daerah

Page 22: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

10

tentang penyelenggaraan pelayanaan publik, sedangkan skripsi yang penulis

susun itu berbeda, penulis membahas tentang pelaksanaan fungsi

pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD di Kabupaten Subang.

Berdasarkan telaah pustaka yang dipaparkan di atas, penulis melihat

ada beberapa kajian yang mengupas tentang DPRD, Beberapa kajian

tersebut meneliti DPRD dari sisi optimalisasi, peran dan fungsi saja, serta

pengawasan terhadap peraturan daerah tentang penyelenggaraan pelayanaan

publik, sedangkan dalam skripsi yang penulis susun itu lebih fokus terhadap

permasalahan pengawasan DPRD terhadap Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah.

E. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

a. DPRD melakukan pengawasan berdasarkan Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

pengawasan Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan

tahap pada penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan

pada setiap tahap bukan hanya pada tahap evaluasi saja. Pengawasan

yang dilakukan oleh dewan dimulai pada saat penyusunan APBD,

pelaksanaan APBD, perubahan APBD dan pertanggungjawaban APBD.10

b. Perwakilan merupakan bentuk dari kata wakil yang memiliki arti satu

pihak yang bertindak untuk dan atau atas nama pihak lain, dan tindakan

atas nama tersebut disetujui oleh kedua belah pihak. Perwakilan diartikan

10

DPRD, Sistem Keuangan Daerah dan Fungsi Pengawasan DPRD, Kebumen: Kerjasama

DPRD Kebumen dengan The Asia Foundation, 2006.

Page 23: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

11

sebagai hubungan diantara dua pihak, yaitu wakil dengan terwakil

dimana wakil memegang kewenangan untuk melakukan berbagai

tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan

terwakil.11

Perwakilan dalam konteks teori modern merupakan mekanisme

hubungan antara penguasa dan rakyat. Maka hubungan antara penguasa

dengan rakyat harus harmonis serta harus memiliki tanggungjawab penuh

kepada seluruh masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan, guna

terciptanya keseimbangan dalam menjalankan roda pemerintahannya.12

c. Akibat dari praktik kekejaman dan kesewenang-wenangan dari para raja

dan penguasa pada masa lalu akhirnya mendapat perlawanan dari pihak

rakyat, sehingga muncul teori Trias Politika yang membagi kekuasaan

negara menjadi tiga cabang kekuasaan, yaitu: kekuasaan legislatif,

kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan yudikatif.13

2. Kerangka Konseptual

Dalam pembahasan ini, disampaikan suatu rangkaian definisi secara

analitis dengan memberikan kejelasan secara terang mengenai konsep-konsep

yang dipergunakan dalam pembahasan ini sebagai berikut:

11

Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), cet. Pertama,

h.1.

12

Rusadi Kantaprawira dan Dede Mariana, Perihal Ilmu Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2007), h. 93.

13

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet. IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2009), h.282.

Page 24: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

12

Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang

di jalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan itu dengan apa yang

dikehendaki, direncanakan atau diperhatikan.14 Pengawasan juga bisa

didefinisikan suatu proses untuk menetapkan suatu pekerjaan apa yang sudah

dilaksanakan, menilainya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.15

DPRD Kabupaten merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah yang

berkedudukan sebagai Lembaga Pemerintahan Daerah Kabupaten yang dipilih

melalui partai politik dan dipilih langsung oleh masyarakat.16

Pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata “kelola”

mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk mengali dan

memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna

mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya.17

APBD adalah suatu daftar yang memuat rincian penerimaan dan

pengeluran daerah dalam waktu tertentu, biasanya satu tahun.18

Secara lebih

lengkap APBD merupakan suatu pengejawantahan rencana kerja pemerintah

daerah dalam bentuk satuan keuangan dalam waktu 1 tahun yang berkaitan erat

dengan kepentingan rakyat, yang berorientasi pada tujuan kesejahteraan

14

Prayudi, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981), h. 80

15

M.Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995), h.18.

16

Riduan Syahrani, Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum, (Bandung: Alumni, 2009),

h. 49 17

Harsoyo, Pengertian Pengelolaan, diakses pada tanggal 24 Januari 2014 dari

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian pengelolaan/#xzz2r

18

Alam S. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI KTSP Standar Isi 2006, (Jakarta:

Erlangga, 2007), h. 49.

Page 25: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

13

publik, seharusnya dilaksanakan sejak tahap perencanaan, bukan hanya pada

tahap pelaksanaan dan pelaporannya saja, sebagaimana yang terjadi selama ini,

hal ini sangat penting dilakukan, karena untuk mencegah adanya

penyimpangan anggaran.19

F. Metode Penelitian

Pada bagian ini penulis menjelaskan secara rinci tentang hal-hal yang

terkait dengan metode penelitian dari skripsi ini, yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penulisan skripsi ini termasuk salah satu jenis penelitian deskriptif

analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif

adalah memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek

penelitian sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.20

Dalam pengertian bahwa metode yang digunakan untuk memahami masalah

yang diteliti pada skripsi ini, tidak melakukan pengukuran secara statistik,

melainkan hasil dari pemaparan pihak responden yang jelas dan rinci

terhadap masalah yang diteliti sehingga memberikan pemahaman yang

mendalam terhadap masalah yang diteliti tersebut.

Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

socio-legal. Socio-legal adalah suatu pendekatan yang menitikberatkan

19

Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, (Jakarta: Erlangga, 2006), h.

189.

20

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. Pertama, h. 138.

Page 26: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

14

prilaku induvidu atau masyarakat dalam kaitanya dengan hukum.21

Penggunaan metode sosio-legal dalam studi ini pada tataran penelitian

normatif dimaksudkan untuk mengetahui aturan yuridis mengenai fungsi

DPRD yang dilanjutkan dengan melakukan penelitian empiris yang secara

langsung terjun ke lapangan dalam hal ini melakukan penelitian ke DPRD

Kabupaten Subang untuk mengetahui implementasi atas pengaturan

normatif fungsi pengawasan DPRD terkait dengan pelaksanaan fungsi

pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini, yaitu:

a. Data Primer

Data primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan primer terdiri dari

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam

pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.22

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Sebagai bahan hukum

sekunder yang terutama adalah buku-buku teks, kamus-kamus hukum,

jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan.23

21

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, h.

51. 22

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet. IV, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 141.

23

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 155.

Page 27: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

15

c. Data Non-Hukum

Data non-hukum adalah data yang diperoleh dengan cara

wawancara dengan seseorang agar mendapatkan informasi yang lebih

jelas dalam melakukan suatu penelitian. Data non-hukum contohnya

adalah wawancara dengan responden.24

Responden yang diwawancara, yaitu: Suraden, dari fraksi PDIP,

Hani Ruchendi, dari fraksi GOLKAR, Noor Wibowo, dar fraksi PDIP,

Haerul Anwar, dari fraksi PAN.

d. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukan

pengolahan data yaitu dengan cara memeriksa informasi yang diperoleh

dari responden atau informan dan narasumber, terutama kelengkapan

jawaban yang diterima. Kemudian menghubungkan antara data primer,

data sekunder dan data non-hukum, kemudian diantara bahan-bahan

hukum yang dikumpulkan, melanjutan editing dengan maksud agar

kelengkapan dan validitas data dan informasi terjamin.25

e. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis

secara kualitatif. Analisis data dilakukan setiap pengumpulan data di

lapangan secara berkesinambungan, diawali dengan proses klarifikasi

data agar tercapai konsistensi dilapangan dengan langkah abstraksi-

24

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, h. 163.

25

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, h.

181.

Page 28: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

16

abstraksi teoritis terhadap informasi lapangan, dengan

mempertimbangkan pernyataan-pernyataan yang sangat memungkinkan

dianggap mendasar dan universal.

Kemudian peneliti dalam menganalisasi berkeinginan untuk

memberikan gambaran atau pemaparan atas subjek dan objek penelitian

sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan dan menarik kesimpulan

terhadap hasil penelitian.

f. Teknik Penulisan

Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku Pedoman

Penulisan skripsi yang disusun oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dan jelas diketahui alur logis dan

struktur berpikir dalam skripsi ini, akan diberikan gambaran umum secara

sistematis dari keseluruhan skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan

sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang penulisan;

Batasan dan Rumusan Masalah; Tinjauan (Review) Kajian

Terdahulu; Kerangka Teori dan Kerangka Konseptual Metode

Penelitian; dan Sistematika Penulisan.

Page 29: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

17

BAB II SISTEM PERWAKILAN DALAM KETATANEGARAAN

INDONESIA

Bab dua menerangkan tentang teori perwakilan dan pembagian

kekuasaan, tugas, wewenang dan fungsi DPRD, dasar hukum

DPRD, teori pengawasan, otonomi dan otonomi daerah, APBD,

fungsi APBD, praktek APBD.

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG DAN DPRD

KABUPATEN SUBANG.

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum

Pemerintahan Kabupaten Subang, sejarah Kabupaten Subang,

kondisi geografis, Keadaan demografis, gambaran umum DPRD

Kabupaten Subang.

BAB IV PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD

TERHADAP PENGELOLAAN APBD KABUPATEN

SUBANG

Bab ini menjelaskan pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD

terhadap pengelolaan APBD dan faktor hambatan dan

pencapaian hasil pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD

terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran penulis yang didapatkan

berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya.

Page 30: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

18

BAB II

SISTEM PERWAKILAN DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA

A. Teori Perwakilan dan Pembagian Kekuasaan

1. Teori Perwakilan

Tidak mudah untuk mendefinisikan kata perwakilan. Kata ini

merupakan bentuk dari kata wakil, sesungguhnya mempunyai makna yang

sangat jelas. Wakil adalah satu pihak yang bertindak untuk dan atau atas

nama pihak lain, dan tindakan atas nama tersebut disetujui oleh kedua belah

pihak. Akan tetapi, kata wakil menjadi lebih abstrak ketika mendapatkan

imbuhan per-an. Kalau kita lihat penerapannya dalam dewan perwakilan

rakyat, tampaknya kata perwakilan memiliki arti yang hampir sama,

walaupun ada perbedaanya.1

Kesamaanya antara lain bahwa satu pihak bertindak atas nama pihak

lain, sedangkan perbedaanya adalah perwakilan bersifat jamak atau plural,

dan ada kesan hubungan antara kedua pihak dan tidak sekuat dalam kata

wakil, perwakilan sering disebut sebagai hubungan antara dua orang atau

lebih, yakni antara wakil dengan pihak yang terwakil (terwakil).2

Perwakilan diartikan sebagai hubungan diantara dua pihak, yaitu

wakil dengan terwakil dimana wakil memegang kewenangan untuk

melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan yang

1Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, (Bandung: Alumni, 2004), cet. Pertama, h. 96.

2Ibid., h. 98.

Page 31: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

19

dibuatnya dengan terwakil.3 Perwakilan juga bisa diartikan sebagai

seseorang ataupun sekelompok orang yang berwenang menyatakan sikap

atau melakukan suatu tindakan yang diperuntukan bagi atau mengatas

namakan pihak lain.4

Perwakilan dalam konteks teori modern merupakan mekanisme

hubungan antara penguasa dan rakyat. Maka hubungan antara penguasa

dengan rakyat harus harmonis serta harus memiliki tanggungjawab penuh

kepada seluruh masyarakat dalam menjalankan roda pemerintahan, guna

terciptanya keseimbangan dalam menjalankan roda pemerintahannya.5

Tata pemerintahan perwakilan demokratis meniscayakan hubungan

fungsional yang harus terjalin antara (anggota) dewan perwakilan rakyat

dengan pemerintah terpilih, yakni: dewan menyuarakan aspirasi dan

kepentingan rakyat, pemerintah memenuhi kehendak dan kebutuhan rakyat

yang terpantulkan dari aspirasi dan kepentingan yang disuarakan perwakilan

politik, kemudian pemerintah terpilih mengakomodasi hasil pengawasan

dan koreksi dewan untuk menyempurnakan kebijakan pemenuhan

kebutuhan masyarakat.6

Duduknya seseorang di Lembaga Perwakilan, baik karena

pengangkatan atau penunjukan maupun melalui pemilihan umum, maka

3Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), cet. Pertama, h. 1.

4Paimin Napitupulu, Menuju Pemerintahan Perwakilan, (Jakarta: PT. Alumni, 2007), cet.

Pertama, h. 134.

5Rusadi Kantaprawira dan Dede Mariana, Perihal Ilmu Politik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2007), h. 93.

6Sebastian Salang dan M. Djadijono, Menghindari Jeratan Hukum Bagi Anggota Dewan,

(Jakarta: Forum Sahabat, 2009), cet. Pertama, h. 195.

Page 32: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

20

dengan sendirinya mengakibatkan timbulnya hubungan antara si wakil

dengan yang diwakilinya, sehingga hubungan antara si wakil dengan yang

diwakilinya tidak lepas dengan teori-teori sebagai berikut:

a. Teori Mandat

Si wakil dianggap duduk di Lembaga Perwakilan karena mendapatan

mandat dari rakyat sehingga disebut mandataris, ajaran ini muncul di

Perancis sebelum revolusi dan dipelopori oleh Rousseau dan diperkuat

oleh petion.

b. Teori Organ

Teori ini menjelaskan bahwa negara merupakan suatu organisme yang

mempunyai alat-alat perlengkapanya seperti eksekutif, parlemen dan

mempunyai rakyat, yang semuanya memiliki suatu fungsi sendiri-

sendiri dan saling tergantungan satu sama lain.

c. Teori Sosiologi Rieker

Teori ini menjelaskan bahwa Lembaga Perwakilan bukan merupakan

bangunan politis tetapi merupakan bangunan masyarakat. Si pemilih

akan memilih wakil-wakilnya yang benar-benar ahli dalam bidang

kenegaraan dan yang akan benar-benar membela kepentingan si

pemilih sehingga terbentuk Lembaga Perwakilan dari kepentingan-

kepentingan dari masyarakat.

d. Teori Hukum Obyektif dari Duguit

Menurut teori ini dasar hubungan antara rakyat dan parlemen adalah

solidaritas. Wakil rakyat dapat melaksanakan tugas kenegaraanya

hanya atas nama rakyat sedangkan rakyat tidak akan bisa

melaksanakan tugas-tugas kenegaraanya tanpa dukungan wakilnya

dalam menentukan wewenang pemerintah.7

Terlepas dari kepastianya bertindak sebagai utusan, wali, politik,

kesatuan dan penggolongan, tetapi yang paling pokok pada dasarnya adalah

adanya kesadaran tanggungjawab dan komitmen dari setiap sang wakil

untuk tetap memperjuangkan dan berpihak kepada kepentingan rakyat

banyak. Tanggungjawab tersebut mengandung tiga macam kewajiban, yaitu:

1. Kewajiban untuk berpartisipasi dalam pembahasan dan pegawasan

politik dan kebijaksanaan nasional.

7Moh. Kusnardi dan Bintan R. Saragih, Ilmu Negara, cet. III, (Jakarta: Gaya Media

Pratama, 1995), h. 240.

Page 33: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

21

2. Kewajiban untuk menjelaskan kepada para warga negara mengenai

kegiatan-kegiatan sendiri dan kegiatan badan perwakilan rakyat.

3. Kewajiban untuk memberikan bantuan dan nasihat kepada para warga

negara.8

2. Teori Pembagian Kekuasaan

Akibat dari praktik kekejaman dan kesewenang-wenangan dari para

raja dan penguasa pada masa lalu akhirnya mendapat perlawanan dari pihak

rakyat. Tindakan penguasa yang kejam dan sewenang-wenang tersebut

secara konseptual ada kaitanya dengan pemikiran dan pemaknaan yang

mendukung untuk penggunaan kekuasaan secara dominan dari negara, raja,

penguasa atau yang mengemban tugas dan fungsi negara.9

Segolongan pemikir atau filusuf yang mendukung pentingnya

dominasi kekuasaan dimaksud antara lain: Plato, Aristoteles, Max Weber,

dan Machiavelli. Sementara para pemikir atau filusuf yang reaksinis

terhadap gagasan tersebut mulai digenderangkan oleh Martin Luther dengan

cara melakukan gugatan terhadap kekuasaan gereja yang mutlak. Menyusul

kritik dari kaum monarchomaken (anti raja) atau monarchomacha dan

diikrarkan lebih jelas oleh John Locke dengan pemikiranya yang sangat

kritis dan berdimensi futuristic sebagai cikal bakal lahirnya teori pembagian

kekuasaan.10

8Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, h. 99.

9Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet. IV, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2009), h.282.

10

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, h. 28.

Page 34: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

22

Pada awalnya, teori pembagian kekuasaan sebagaimana yang dikenal

sekarang merupakan pengembangan atas reformasi dari teori “pemisahan

kekuasaan”. Teori pemisahan kekuasaan muncul pertama kali di Eropa

Barat sebagai antitesa terhadap kekuasaan raja yang absolute sekitar abad

pertengahan, yaitu antara abad 14 samapai dengan abad ke 15. Kemudian

pada abad ke 17 dan ke 18, lahirlah suatu konsep atau gagasan untuk

menarik kekuasaan membuat peraturan dari raja dan selanjutya diserahkan

kepada suatu badan kenegaraan yang berdiri sendiri. Begitu pula pada akhir

abad pertengahan terhadap kekuasaan kehakiman telah diserahkan kepada

suatu badan peradilan.11

Kemunculan teori pemisahan kekuasaan mengalami proses yang

cukup panjang. Hal itu dapat dicermati mulai dari penggunaan istilah “Trias

Politika”. Istilah trias politika awalnya diperkenalkan oleh Emmanueul

Kant, begitu pula secara substansi pemikiran yang melandasinya sudah

terlebih dahulu dimunculkan dan ditulis oleh Aristoteles.

a. Teori Pembagian Kekuasaan John Locke

John Locke dilahirkan 26 Agustus 1632 dalam suatu keluarga

dengan kelas ekonomi menengah di Wrington, Inggris Barat. Ayahnya

adalah seorang tuan tanah dan pengacara. Ia memberikan pengaruh

sangat besar pada cara berfikir Locke.12

11

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, h. 29.

12

Reza A. A. Wattimena, Melampaui Negara Hukum Klasik, (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2007), h. 13.

Page 35: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

23

John Locke adalah seorang ahli pemikir besar tentang negara dan

hukum dari Inggris, dia hidup pada tahun 1632-1704, di bawah

kekuasaan pemerintahan Willem III, yang bersifat pemerintahanya

adalah monarki yang sudah agak terbatas. Dan memang demikianlah,

bahwa seluruh ajaran John Locke terutama ajarannya tentang negara dan

hukum.13

John Locke dalam bukunya “Two Tritieses of Government” yang

terbit tahun 1690. Locke adalah seorang filusuf Inggris yang pertama kali

menggagaskan pentingnya kekuasaan dalam negara dipisahkan menjadi

tiga bidang: pertama, kekuasaan membentuk peraturan-peraturan dan

Undang-Undang (legislatif), kedua, kekuasaan eksekutif ialah kekuasaan

melaksanakan Undang-Undang dan termasuk kekuasaan mengadili

(Locke memandang mengadili itu sebagai uitvoering, yaitu termasuk

pelaksanaan Undang-Undang), dan ketiga, kekuasaan federative ialah

kekuasaan yang meliputi kekuasaan mengenai perang dan damai,

membuat perserikatan.14

b. Teori Pembagian Kekuasaan Montesquieu

Pemikiran John Locke itu diteruskan oleh Montesquieu dengan

mengembangkan konsep trias politica yang membagi kekuasaan negara

dalam tiga cabang kekuasaan, yang saat ini dianut oleh negara Indonesia,

13

Soehino, Ilmu Negara, cet. VI, (Yogyakarta: Liberty, 2004), h. 106.

14

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, cet. V

(Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI, 1983), h. 140.

Page 36: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

24

sehingga ada tiga kekuasaan yang ada di Indonesia untuk menjalankan

roda pemerintahan.15

Montesquieu adalah seorang ahli pemikir besar yang pertama

diantara ahli-ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari Perancis.

Dia adalah seorang sarjana hukum, hidup pada tahun 1688-1755. Dia

adalah seorang autodidact, yaitu seorang yang dengan pemikiran dan

tenaganya sendiri telah memperoleh kemajuan terutama dalam lapangan

ilmu pengetahuan.16

Montesquieu berpendapat bahwa negara dalam bangunannya

seperti Undang-Undang, kebiasaan dan tradisinya adalah berlainan. Yang

menyebabkan berlainannya hal-hal di atas negara yang pernah dan masih

ada itu adalah perbedaan yang terdapat dalam situasi bangsa masing-

masing, sifat kebudayaannya, dan lain-lain syarat mengenai alam dan

kebudayaannya seperti iklim, tanah, kebiasaan, dan lain-lain.17

Montesquieu membagi kekuasaan pemerintahan dalam tiga cabang,

yaitu: kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, kekuasaan yudikatif.

Menurutnya Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat

Undang-Undang, kekuasaan eksekutif adalah meliputi penyelenggaraan

Undang-Undang (diutamakan tindakan dibidang politik luar negri),

15

Jimly Asshiddiqie, Pengatar Ilmu Hukum Tata Negara, cet. III, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2010), h. 285.

16

Soehino, Ilmu Negara, h. 116.

17

C.S.T Kansil dan Christine S.T Kansil, Ilmu Negara, (Jakarta: Sinar Grafika, 2007), cet.

Pertama, h. 159.

Page 37: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

25

sedangkan kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan mengadili atas

pelanggaran Undang-Undang.18

c. Teori Pembagian Kekuasaan C. van Vollenhoven Donner

Ajaran pembagian kekuasaan yang lain diajukan oleh C. van

Vollenhoven Donner Menurut van Vollenhoven, fungsi-fungsi kekuasaan

negara itu terdiri atas empat cabang yang kemudian di Indonesia

biasanya diistilahkan dengan catur praja, yaitu (i) fungsi regeling

(pengaturan); (ii) fungsi bestuur (penyelenggaraan pemerintahan); (iii)

fungsi rechtsspraak atau peradilan; dan (iv) fungsi politie yaitu berkaitan

dengan fungsi ketertiban dan keamanan. Caturpraja yang pertama adalah

regeling (pengaturan) yang kurang lebih identik dengan fungsi legislatif

menurut Montesquieu, Bestur yang identik fungsi pemerintahan

eksekutif, rechtspraak (peradilan) dan politie yang menurutnya

merupakan fungsi untuk menjaga ketertiban dalam masyarakat (social

order) dan peri kehidupan bernegara.19

Tiga teori di atas ada beberapa perbedaan antara teori John Locke

dengan Montesquieu kemudian perbedaan pendapat dengan C. van

Vollenhoven Donner, diantaranya pada kekuasaan kehakiman atau

pengadilan, perbedaan yang mendasar antara Locke dan Montesquieu.

Bagi John Locke, berpendapat bahwa kehakiman atau pengadilan

merupakan bagian dari kekuasaan eksekutif. Namun Montesquieu

berpendapat bahwa eksekutif hanya dalam penyelenggaraan Undang-

18

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 282.

19

Jimly Asshiddiqie, Pengatar Ilmu Hukum Tata Negara, h. 284.

Page 38: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

26

Undang dan bidang politik luar negri sedangkan yudikatif menangani

kekuasaan mengadili atas pelanggaran Undang-Undang.20

Berbeda dengan pendapat Montesquieu, bestuur menurut van

Vollenhoven tidak hanya melaksanakan Undang-Undang saja tugasnya,

karena dalam pengertian negara hukum modern tugas bestuur itu adalah

seluruh tugas negara dalam menyelenggarakan kepentingan umum, kecuali

beberapa hal ialah mempertahankan hukum secara preventif (preventive

rechtszorg), mengadili (menyelesaikan perselisihan) dan membuat peraturan

(regeling).21

Terlepas dari perbedaan-perbedaan yang muncul, bahwa semuanya

memiliki makna pemisahan kekuasaan bertujuan agar penguasa atau

pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsi-fungsi pemerintahan

mengindari dan tidak melakukan tindakan sewenag-wenang, menjamin hak-

hak warga negara, dan memberikan ruang gerak terhadap pelaksanaan

prinsip kebebasan dan kemerdekaan.22

B. Fungsi, Tugas, Wewenang DPRD dan Dasar Hukum DPRD

1. Fungsi, Tugas, Wewenang DPRD

Esensi Pasal 18 UUD Negara Republik Indonesia 1945 beserta

penjelasan pasal tersebut, diamanatkan bahwa daerah-daerah yang bersifat

20

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 283.

21

Moh.Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, h. 147.

22

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, h. 31.

Page 39: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

27

otonom diadakan Badan Perwakilan Rakyat Daerah, karena didaerah pun

pemerintahan akan bersendi atas dasar permusyawaratan. Arti penting dari

badan perwakilan adalah menjadi atribut demokratisasi penyelenggaraaan

pemerintahan daerah. Atas dasar prinsip normatif demikian dalam praktik

kehidupan demokrasi sebagai DPRD memiliki posisi sentral yang biasanya

tercermin dalam doktrin kedaulatan rakyat. Hal ini didasarkan pada suatu

pandangan bahwa DPRD yang dapat mewakili rakyat dan memiliki

kompetensi untuk memenuhi kehendak rakyat.23

Perwujudan dari fungsi DPRD, seperti hak anggaran, hak mengajukan

pertanyaan, hak meminta keterangan, hak prakarsa, hak penyelidikan

menjadi modal besar dalam menghadapi kekuasaan pemerintah daerah.

Dalam tatanan tersebut kekuasaaan DPRD menjadi lemah dibandingkan

kekuasaan pemerintah daerah. Kekuasaan DPRD dan kekuasaan pemerintah

daerah terjadi ketidak seimbangan antar kekuasaan. Oleh karena itu

dibutuhkan mekanisme cheks and balances antara kedua kekuasaan tersebut

dan hanya bisa dihindari apabila terdapat pengawasan dan kontrol, dalam

rangka terwujudnya pelaksanaan pemerintahan daerah yang bersih.24

Adapun fungsi dari DPRD sama dengan fungsi DPR-RI yang

mencakup tiga hal, yaitu:”fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi

pengawasan.”25

Sementara itu tugas dan wewenang DPRD, yaitu:

23

Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, cet. IV, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2012), h. 65.

24

Ibid., h. 67.

25

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, pasal 292.

Page 40: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

28

1) membentuk peraturan daerah provinsi bersama gubernur;

2) membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan daerah

mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi yang

diajukan oleh gubernur;

3) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan

anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi;

4) mengusulkan pengangkatan dan/atau pemberhentian gubernur dan/atau

wakil gubernur kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri untuk

mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian;

5) memilih wakil gubernur dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil

gubernur;

6) memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah

provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;

7) memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang

dilakukan oleh pemerintah daerah provinsi;

8) meminta laporan keterangan pertanggungjawaban gubernur dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi;

9) memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah

lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;

10) mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

11) melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan

peraturan perundang-undangan.26

2. Dasar Hukum DPRD

DPRD, telah dijelaskan dalam Undang-Undang Negara Republik

Indonesia Nomor 27 Tahun 2009 ini mengatur secara komprehensif tentang

MPR, DPR, DPD dan DPRD untuk mewujudkan lembaga

permusyawaratan/perwakilan yang lebih mampu mengimplementasikan

nilai-nilai demokrasi dan memperjuangkan aspirasi rakyat dan daerah sesuai

dengan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara. Hadirnya

DPRD dalam struktur ketatanegaraan Indonesia diatur dalam Pasal 18 Ayat

(3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa:

“Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota memiliki

26

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2009, pasal 293.

Page 41: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

29

Dewan Perwakilan Rakyat daerah yang anggotanya dipilih melalui

pemilihan umum.”

Ketentuan lebih lanjut mengenai DPRD ini diatur dalam pasal 19 ayat

(2) Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah: “Penyelenggara pemerintahan daerah adalah

pemerintah daerah dan DPRD.”

Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, DPRD merupakan Lembaga

Perwakilan Rakyat Daerah dan berkedudukan sebagai unsur

penyelenggaraan pemerintahan daerah.27

C. Teori Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan secara harfiah dari segi

tata bahasa, adalah penilikan dan penjagaan.28

George R. Terry member

penjelasan arti dari pengawasan adalah menentukanapa yang telah dicapai,

mengevaluasi dan menerapkan tindakan korektif, jika perlu, memastikan

hasil yang sesuai dengan rencana.29

Pengawasan adalah pengendalian, dan pemeriksaan kinerja

pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dan strategi

27

Jimly Asshidiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara, (Jakarta: Bhuana Ilmu Populer,

2007), h. 193.

28

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet. IV, Perum dan Percetakan, (Jakarta: Balai Pustaka,

1955), h. 523, 1134.

29

Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan Pemerintah,

(Bandung: PT. Alumni, 2004), h. 89.

Page 42: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

30

pengelolaan kekayaan daerah untuk meningkatkan kinerja pemerintah

daerah.30

Pengawasan terhadap APBD adalah segala kegiatan untuk menjamin

agar pengumpulan pendapatan daerah dan pembelanjaan pengeluaran daerah

sesuai dengan rencana, aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan.31

2. Fungsi Pengawasan DPRD

Pengawasan muncul ketika trias politika memisahkan kekuasaan

menjadi eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Dengan adanya pemisahan

tersebuat, muncul fungsi disetiap masing-masing bidang pemerintahan.

Dengan adanya fungsi tersebut terdapat suatu pengawasan yang dilakukan

oleh aparatur pemerintahan untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang

baik yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat.32

Pengawasan DPRD terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah terdapat dalam Pasal 78 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003

tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD dan DPRD yang

menyatakan bahwa tugas dan wewenang DPRD adalah melaksanakan

pengawasan terhadap APBD.33

30

Mardiasmo, Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah

dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), h. 205.

31

Muji Estiningsih, Fungsi Pengawasan DPRD, (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2005),

h. 35.

32

Hans Kelsen, Teori Umum tentang Hukum dan Negara, (Bandung:Nusamedia, 2009), h.

382.

33

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR,

DPD dan DPRD, pasal 78.

Page 43: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

31

Pengawasan atas pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD, hanya

yang harus diingat adalah pengawasan ini bukanlah pemeriksaan yang

memiliki untuk menghukum lembaga eksekutif tetapi pengawasan yang

lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan

dalam APBD.34

Pengawasan merupakan tahap integral dengan keseluruhan tahap pada

penyusunan dan pelaporan APBD. Pengawasan diperlukan pada setiap tahap

bukan hanya pada tahap evaluasi saja. Pengawasan yang dilakukan oleh

dewan dimulai pada saat penyusunan APBD, pelaksanaan APBD,

perubahan APBD dan pertanggungjawaban APBD.35

Pengawasan terhadap APBD penting dilakukan untuk memastikan (1)

alokasi anggaran sesuai dengan prioritas daerah dan diajukan untuk

kesejahteraan masyarakat, (2) menjaga agar penggunaan APBD ekonomis,

efisien dan efektif dan (3) menjaga agar pelaksanaan APBD benar-benar

dapat dipertanggungjawabkan atau dengan kata lain bahwa anggaran telah

dikelola secara transparan dan akuntabel untuk meminimalkan terjadinya

kebocoran.

Untuk dapat melaksanakan pengawasan terhadap APBD anggota

dewan harus memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang anggaran mulai

dari mekanisme penyusunan anggaran sampai kepada pelaksanaannya.

34

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, (Jakarta:

Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007), h. 208.

35

Mardiasmo, Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja Pemerintah Daerah

dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2001), h. 206.

Page 44: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

32

D. Otonomi dan Otonomi Daerah

1. Pengertian Otonomi dan Otonomi Daerah

Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwasanya otonomi

adalah pemerintahan sendiri.36

Istilah otonomi atau “autonomy” secara

etimologis berasal dari kata yunani “autos” yang berarti sendiri dan

“nomous” yang berarti hukum atau peraturan.37

Secara luas otonomi adalah

hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.38

Koesoemahatmadja berpendapat bahwa menurut perkembangan

sejarah di Indonesia, otonomi selain mengandung arti perun-dangan

regeling juga mengandung arti pemerintahan bestuur. Otonomi adalah hak

untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri tanpa adanya

campur tangan dan intervensi pihak lain.39

Otonomi diartikan sebagai kewenangan daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa

sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat, sesuai dengan peraturan

36

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia, 2008), h. 992.

37

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, h. 127.

38

Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah, (Tangerang: PT. Pustaka Mandiri,

2010), cet. Pertama, h.1.

39

Sarundajang, Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, cet. III, (Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2001), h. 31.

Page 45: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

33

perundang-undangan. Otonomi juga adalah suatu perangkat di dalam negara

kesatuan.40

Oleh karena itu, otonomi merupakan suatu perangkat dalam negara

kesatuan yang memiliki kewenangan yang meliputi kekuasaan, hak, atau

kewajiban yang diberikan kepada daerah dalam menjalankan tugasnya,

sehingga daerah otonom bebas untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.

Tujuan dari otonomi adalah menumbuh kembangkan daerah dalam

berbagai bidang, meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,

menumbuhkan kemandirian daerah dan meningkatkan daya saing daerah

dalam proses pertumbuhan.41

Otonomi daerah harus didefinisikan sebagai otonomi bagi rakyat

daerah dan bukan otonomi “daerah” dalam pengertian suatu

wilayah/teritorial tertentu ditingkat lokal. Kalaupun implementasi otonomi

daerah diarahkan sebagai membesarnya kewenangan daerah, maka

kewenangan itu harus dikelola secara adil, jujur dan demokratis.42

Konsep otonomi daerah pada hakikatnya mengandung arti adanya

kebebasan daerah untuk mengambil keputusan, baik politik maupun

40

HAW, Widjaja, Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, cet. II, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2002), h. 76.

41

Juanda, Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan Kewenangan Antara

DPRD dan Kepala Daerah, h. 76.

42

Kaloh, Kepemimpinan Kepala Daerah Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan Prilaku Kepala

Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), cet. Pertama, h. 15.

Page 46: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

34

administratif menurut prakarsa sendiri. Dalam konteks ini maka kebebasan

dalam pengambilan keputusan dengan prakarsa sendiri suatu yang niscaya.

Oleh karena itu kemandirian suatu daerah suatu hal yang penting, tidak

boleh ada internvensi dari pemerintah pusat. Ketidak mandirian daerah

berarti ketergantungan daerah pada pusat.43

2. Pelaksanaan Otonomi Daerah

Untuk dapat terlaksana dengan baik suatu otonomi daerah, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:”manusia pelaksananya harus

baik, keuangan harus cukup dan baik, peralatannya harus cukup dan baik,

organisasi dan manajemennya harus baik.”44

Faktor yang pertama haruslah dalam pengertian moral maupun

kapasitasnya. Faktor ini menyangkut unsur pemerintah yang terdiri dari

kepala daerah dan DPRD, faktor kedua adalah faktor keuangan yang

merupakan tulang punggung bagi terselenggaranya aktifitas pemerintah

daerah, faktor ketiga merupakan sarana pendukung bagi terselenggaranaya

berbagai aktifitas pemerintahan daerah, peralatan yang ada harus yang

cukup dari segi jumlahnya, faktor keempat dengan kemampuan organissi

dan manajemen yang memadai, penyelenggaraan pemerintah daerah dapat

terselenggara dengan baik, efisien dan efektif.45

43

Djohan Djohermansyah, Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di Tingkat Lokal,

(Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h.7.

44

Josef Riwu Kaho, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, cet. II,

(Jakarta: Rajawali Pers, 1991), h. 63.

45

Ibid., h. 60-63.

Page 47: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

35

Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memerhatikan

aspek demokratis, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman

daerah serta didasarkan otonomi luas, nyata dan bertanggungjawab.46

Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga

tetap terjalin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar

daerah, kemandirian daerah otonom harus selalu diperhatikan dalam

pelaksanaan otonomi, karena demi mengembangkan daerah otonom

tersebut.47

E. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi sektor

publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya ke dalam

kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas. Dengan demikian anggaran

merupakan suatu pernyataan formal yang dibuat oleh manajemen berupa

rencana-rencana yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dalam suatu

periode tertentu, dimana rencana tersebut merupakan suatu pedoman dalam

pelaksanaan kegiatan selama periode tersebut.48

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD

adalah suatu rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang disetujui oleh

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.49

APBD merupakan pengejawantahan

46

Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, cet. III,

(Jakarta: Kencana, 2008), h. 154.

47

Komarudin Hidayat dan Azyumardi Azra, Pendidikan Kewarganegaraan, h. 155.

48

Dedi Nordiawan, dkk, Akuntansi Pemerintahan, cet. III, (Jakarta: Salemba Empat, 2008),

h. 19. 49

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003, pasal 1 butir 8.

Page 48: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

36

rencana kerja pemda dalam bentuk satuan uang untuk kurun waktu satu tahun

dan berorientasi kepada tujuan kesejahteraan publik.50

APBD merupakan suatu rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah

yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD juga

ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD, demikian pula semua

pengeluaran daerah dan ikatan yang membebani daerah dalam rangka

pelaksanaan desentralisasi dilakukan sesuai jumlah dan sasaran yang

ditetapkan dalam APBD. Karena APBD merupakan dasar pengelolaan

keuangan daerah, maka APBD menjadi dasar pula bagi kegiatan pengendalian,

pemeriksaan dan pengawasan keuangan daerah.51

APBD memiliki struktur yang merupakan satu kesatuan yang terdiri dari

pendapatan daerah, belanja daerah, pembiayaan. Sebagai dokumen APBD

merupakan rangkaian seluruh jenis pendapatan, jenis belanja, dan sumber-

sumber pembiayaan, oleh karena itu akan ada kemungkinan surplus atau

defisit. Surplus anggaran terjadi jika terdapat selisih lebih pendapatan daerah

terhadap belanja daerah. Sebaliknya defisit terjadi jika terdapat selisih kurang

pendapatan daerah terhadap belanja daerah, sedangkan jumlah pembiayaan

sama dengan jumlah surplus/defisit anggaran.52

50

Indra Bastian, Akuntansi Sektor Publik, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 189.

51

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,

cet. III, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 369.

52

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,

h. 371.

Page 49: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

37

1. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam massa

satu tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan

tanggal 31 Desember. Kepala daerah dalam penyusunan Rancangan APBD

(RAPBD) menetapkan prioritas dalam plafon anggaran sebagai dasar

peyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja (RKASK) perangkat

daerah. Berdasarkan prioritas dan plafon anggaran tersebut kepala RKASK

perangkat daerah dengan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai.

RKASK perangkat daerah disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan

daerah sebagai bahan penyusunan rancangan perda tentang APBD tahun

berikutnya.53

Banyak pihak yang terlibat dalam penyusunan anggaran, baik manajer

tingkat atas maupun manajer tingkat bawah dan ini berdampak langsung

terhadap perilaku manusia, terutama bagi orang yang langsung mempunyai

hubungan dengan penyusunan anggaran, dalam pelaksanaan penyusunanya

itu tidak mudah, karena banyak dampak negatif yang keluar pada diri

seseorang, diantaranya perbuatan yang sangat tidak terpuji dan berdampak

merugikan bagi negara contohnya, perbuatan korupsi.

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 3 Ayat (4) Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

53

Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, cet. IV, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2012), h. 87.

Page 50: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

38

bahwa:“APBN/APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan,

pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.”54

a. Fungsi otoritas: Fungsi otorisasi bermakna bahwa anggaran daerah

menjadi dasar untuk merealisasi pendapatan dan belanja pada tahun

bersangkutan. Tanpa dianggarkan dalam APBD sebuah kegiatan tidak

memiliki kekuatan untuk dilaksanakan.

b. Fungsi perencanaan bermakna bahwa anggaran daerah menjadi pedoman

bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang

bersangkutan.

c. Fungsi pengawasan mengandung makna bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman untuk menilai keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan

pemerintah daerah.

d. Fungsi alokasi mengandung makna bahwa anggaran daerah harus

diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja, mengurangi pengangguran,

dan pemborosan sumberdaya, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas

perekonomian daerah.

e. Fungsi distribusi memiliki makna bahwa kebijakan-kebijakan dalam

penganggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

f. Fungsi stabilitasi memliki makna bahwa anggaran daerah menjadi alat

untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental

perekonomian daerah.55

54

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara, pasal 3 ayat (4).

Page 51: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

39

2. Praktik Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

daerah, didukung dana dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja

daerah, sedangkan yang menjadi kewenangan pemerintah, didukung dana

dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja negara. Di dalam

praktiknya APBD, kepala daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan

keuangan daerah.56

Dalam pelaksanaan APBD, semua manfaat yang bernilai uang berupa

komisi, rabat, potongan, bunga atau nama lain sebagai akibat dari penjualan

dan atau pengadaan barang dan atau jasa dan dari penyimpanan dan atau

penempatan uang daerah merupakan pendapatan daerah dan dibukukan

sebagai pendapatan daerah dianggarkan dalam APBD.57

Dalam rangka pelaksanaan APBD, SKPD dilarang melakukan

pengeluaran atas beban anggaran belanja daerah untuk tujuan yang tidak

tersedia anggaranya, dan/atau yang tidak cukup tersedia anggaranya dalam

APBD. Pelaksanaan belanja daerah ini harus didasarkan pada perinsip

hemat, tidak mewah, efektif, efesien dan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dokumen yang menjadi dasar pelaksanaan APBD

adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah

(DPA-SKPD). DPA SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan

55

Fungsi APBD, http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

diakses pada tanggal 23 Januari 2014.

56

Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, h. 77.

57

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, (Jakarta:

Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007), h. 206.

Page 52: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

40

dan belanja setiap SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh

pengguna anggaran.58

Semua penerimaan dan pengeluaran pemerintahan daerah dianggarkan

dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas daerah yang dikelola oleh

Bendahara Umum Daerah. Pengeluaran tidak dapat dibebankan pada

anggaran belanja daerah jika untuk pengeluaran tersebut tidak tersedia atau

tidak cukup tersedia dalam APBD.59

Dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan daerah, semua

penerimaan daerah dilakukan melalui rekening kas umum daerah. Rekening

kas umum daerah dalam ayat ini adalah tempat penyimpanaan uang dan

surat berharga yang ditetapkan oleh kepala daerah. Bendahara penerimaan

wajib menyetor seluruh penerimaannya ke rekening kas umum daerah

selambat-lambatnya dalam waktu satu hari kerja.60

Dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja daerah, setiap

pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah mengenai hak

yang diperoleh oleh pihak penagih. Pengeluaran kas yang mengakibatkan

beban APBD tidak dapat dilakukan sebelum rancangan peraturan daerah

tentang APBD ditetapkan dan ditempatkan dalam lembaran daerah.

Pembayaran atas beban APBD dapat dilakukan berdasarkan Surat

58

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,

h. 390.

59

Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, h. 95. 60

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,

h. 392.

Page 53: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

41

Penyediaan Dana (SPD), atau DPA-SKPD, atau dokumen lain yang

dipersamakan dengan SPD.61

SPD adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk

melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP), pengertian berdasarkan DPA-SKPD dala hal ini, adalah

seperti untuk kegiatan yang sudah jelas alokasinya, SPP adalah dokumen

yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan

kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.

61

Ahmad Yani, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia,

h. 393.

Page 54: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

42

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUBANG DAN DPRD KABUPATEN

SUBANG

A. Gambaran Umum Kabupaten Subang

1. Sejarah Kabupaten Subang

Kabupaten Subang adalah daerah yang dulunya sudah memiliki tanda-

tanda kehidupan, bukti adanya kelompok masyarakat pada masa prasejarah

di wilayah Kabupaten Subang adalah ditemukannya kapak batu didaerah

Bojongkeding (Binong), Pagaden, Kalijati dan Dayeuhkolot (Sagalaherang).

Temuan benda-benda prasejarah bercorak neolitikum ini menandakan

bahwa saat itu diwilayah Kabupaten Subang sekarang sudah ada kelompok

masyarakat yang hidup dari sektor pertanian dengan pola sangat sederhana.1

Selain itu banyaknya sawah-sawah yang sangat sederhana memenuhi

kawasan Pagaden dan Pamanukan yang memperkuat adanya kehidupan

sekelompok masyarakat pada jaman tersebut, dan dalam periode prasejarah

juga berkembang pula pola kebudayaan perunggu yang ditandai dengan

penemuan situs di Kampung Engkel, Sagalaherang bagian pegunungan.2

Dengan adanya Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta, berimbas

pada didirikannya berbagai badan perjuangan di Subang, antara lain Badan

Keamanan Rakyat (BKR), API, Pesindo, Lasykar Uruh, dan lain-lain,

banyak diantara anggota badan perjuangan ini yang kemudian menjadi

1Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju,

(Subang: Pemerintahan Kabupaten Subang, 2004), h.1 2Ibid., h. 3.

Page 55: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

43

anggota TNI. Saat tentara KNIL kembali menduduki Bandung, para pejuang

di Subang menghadapinya melalui dua front, yakni front selatan (Lembang)

dan front barat (Gunung Putri dan Bekasi).3

Tahun 1946, Karesidenan Jakarta berkedudukan di Subang. Pemilihan

wilayah ini tentunya didasarkan atas pertimbangan strategi perjuangan.

Residen pertama adalah Sewaka yang kemudian menjadi Gubernur Jawa

Barat. Kemudian Kusnaeni menggantikannya. Bulan Desember 1946

diangkat Kosasih Purwanegara, tanpa pencabutan Kusnaeni dari jabatannya.

Tak lama kemudian diangkat pula Mukmin sebagai wakil residen. Pada

masa gerilya selama Agresi Militer Belanda I, residen tak pernah jauh

meninggalkan Subang, sesuai dengan garis komando pusat. Bersama para

pejuang, saat itu residen bermukim didaerah Songgom, Surian, dan

Cimenteng.4

Tanggal 26 Oktober 1947 Residen Kosasih Purwanagara

meninggalkan Subang dan pejabat Residen Mukmin yang meninggalkan

Purwakarta tanggal 6 Februari 1948 tidak pernah mengirim berita ke

wilayah perjuangannya. Hal ini mendorong diadakannya rapat pada tanggal

5 April 1948 di Cimanggu, Desa Cimenteng. Di bawah pimpinan Karlan,

rapat memutuskan: 1) Wakil Residen Mukmin ditunjuk menjadi Residen

yang berkedudukan didaerah gerilya Purwakarta. 2) Wilayah Karawang

Timur menjadi Kabupaten Karawang Timur dengan bupati pertamanya

3Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 18.

4Ibid., h. 19.

Page 56: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

44

Danta Gandawikarma. 3) Wilayah Karawang Barat menjadi Kabupaten

Karawang Barat dengan bupati pertamanya Syafei.5

Wilayah Kabupaten Karawang Timur adalah wilayah Kabupaten

Subang dan Kabupaten Purwakarta sekarang. Saat itu, kedua wilayah

tersebut bernama Kabupaten Purwakarta dengan ibukotanya Subang.

Penetapan nama Kabupaten Karawang Timur pada tanggal 5 April 1948

dijadikan momentum untuk kelahiran Kabupaten Subang yang kemudian

ditetapkan melalui Keputusan DPRD No: 01/SK/DPRD/1977.6

2. Kondisi Geografis

Wilayah Kabupaten Subang secara geografis terletak dibagian utara

Propinsi Jawa Barat dengan batas koordinat yaitu antara 1070 31'-1070 54'

Bujur Timur dan 60 11'-60 49' Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah

dengan Kabupaten yang berdekatan letaknya secara geografis adalah

sebagai berikut:

1. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat

2. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang

3. Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa

4. Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan

Sumedang.7

5Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 20.

6Ibid., h. 22.

7BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, (Subang: BAPEDA, 2013) h. 3.

Page 57: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

45

Luas Wilayah Kabupaten Subang adalah 205.176,95 hektar atau

sekitar 6,34 persen dari luas Propinsi Jawa Barat, sedangkan ketinggian

antara 0-1500 m dpl.8 Jika dilihat dari topografinya, Kabupaten Subang

dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) zona/klasifikasi daerah, yaitu:

a. Daerah Pegunungan

Daerah ini memiliki ketinggian antara 500-1500 m dpl dengan luas

41.035,09 hektar atau 20 persen dari seluruh luas wilayah Kabupaten

Subang. Wilayah ini meliputi Kecamatan Sagalaherang, Serangpanjang,

Ciater, Jalancagak, Kasomalang, Cisalak dan Kecamatan Tanjungsiang.9

b. Daerah Bergelombang/Berbukit

Daerah dengan ketinggian antara 50-500 m dpl dengan luas

wilayah 71.502,16 hektar atau 34,85 persen dari seluruh luas wilayah

Kabupaten Subang. Wilayahnya meliputi Kecamatan Cijambe, Subang,

Cibogo, Dawuan, Kaljati, Cipeundeuy, Sebagian besar Kecamatan

Purwadadi dan Cikaum.10

c. Daerah Dataran Rendah

Dengan ketinggian antara 0-50 m dpl dengan luas 92.639,7 hektar

atau 45,15 persen adalah wilayah pantura (Pantai Utara) meliputi

Kecamatan Pagaden, Pagaden Barat, Binong, Tambakdahan, Cipunagara,

Compreng, Ciasem, Sukasari, Pusakanagara, Pusakajaya, Pamanukan,

8BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 4.

9Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 34.

10

BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 3.

Page 58: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

46

Legonkulon, Blanakan, Patokbeusi, sebagian kecil Kecamatan Cikaum

dan Purwadadi. Apabila dilihat dari tingkat kemiringan lahan, maka

tercatat bahwa 80,80 persen wilayah Kabupaten Subang memiliki tingkat

kemiringan 00-170, 10,64 persen dengan tingkat kemiringan 180-450,

sedangkan sisanya (8,56 persen) memiliki kemiringan diatas 450.11

3. Keadaan Demografis

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu modal dasar

pembangunan. Dalam pembangunan, SDM yang dibutuhkan adalah yang

secara kuantitas mencukupi dan secara kualitas dapat diandalkan. Dengan

SDM yang baik, segala program pembangunan berbagai sektor akan dapat

terlaksana dengan baik, juga dengan SDM yang baik akan mempercepat

program pembangunan di Kabupaten Subang. Penduduk Kabupaten Subang

dari tahun ke tahun terus bertambah, hingga tahun 2013 terdapat sebanyak

1.492.144 orang, dengan komposisi 754.668 laki-laki dan 737.426

perempuan. Sementara itu luas wilayah Kabupaten Subang tidak bertambah,

akibatnya tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Subang mencapai 727

jiwa per Km2.12

Kecamatan Subang masih merupakan daerah terpadat yaitu 2.282 jiwa

per Km2 disusul Kecamatan Pagaden 1.348 jiwa per Km2 sedangkan

Kecamatan Legonkulon menjadi daerah terjarang yaitu hanya 302 jiwa per

Km2. Komposisi penduduk Kabupaten Subang menurut jenis kelamin dari

11

BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 6. 12

Ibid., h. 30.

Page 59: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

47

tahun ke tahun memperlihatkan kecenderungan semakin banyak laki-laki

dibanding perempuan yang diindikasikan oleh nilai sex ratio melebihi angka

100.13

Sex Ratio memperlihatkan banyaknya penduduk laki-laki per 100

penduduk perempuan. Pada tahun 2013 sex ratio di Kabupaten Subang

mencapai 102,34. Penomena ini mungkin disebabkan oleh beberapa hal,

diantaranya pertumbuhan perindustrian di Kabupaten Subang dan migrasi

wanita keluar Kabupaten Subang misalnya menjadi TKI.14

B. Gambaran Umum DPRD Kabupaten Subang

DPRD merupakan representasi rakyat daerah menjembatani kepentingan

anatara pemerintah daerah dengan rakyat dan mengusahakan kesepakatan

maupun dukungan terhadap sistem politik secara keseluruhan maupun terhadap

kebijakan spesifik tertentu. DPRD adalah mitra pemerintah daerah dengan

memberikan atau mengusahakan dukungan yang diperlukan dalam rangka

optimalisasi otonomi daerah dalam rangka Negara Kesatuam Republik

Indonesia.15

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Subang sebagai badan

legislatif daerah di Kabupaten Subang yang dipilih pada pemilu 2009 lalu.

DPRD Kabupaten Subang yang diketuai oleh Atin Supriatin memiliki visi,

misi, tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

13

Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang Maju, h. 31.

14

BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 31.

15

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 32.

Page 60: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

48

Visi DPRD Kabupaten Subang: Menjadikan DPRD sebagai lembaga

penyambung dan penyalur aspirasi masyarakat melalui fungsi legislasi, fungsi

anggaran, dan fungsi pengawasan menuju visi Subang ditahun 2025.16

Misi DPRD Kabupaten Subang: (a) Memperjuangkan terwujudnya

kesejahteraan masyarakat baik sisi fisik maupun mental spiritual; (b)

Memperkokoh fungsi dan peran DPRD yang kreatif dan inovatif; (c)

Mengembangkan tradisi profesional dalam bidang-bidang sesuai dengan fungsi

dan kewenangannya; (d) Memperjuangkan terwujudnya supremasi hukum di

daerah; (e) Memberi kontribusi positif bagi pengembangan dan kemajuan

tatanan kehidupan masyarakat.17

Tugas Pokok DPRD Kabupaten Subang: Menyelenggarakan administrasi

kesekretariatan, administrasi keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi DPRD dan menyediakan serta mengkoordinasikan tenaga ahli yang

diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah. Fungsi

DPRD Kabupaten Subang: (a) Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan

DPRD; (b) Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; (c)

Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; (d) Penyediaan dan pengkoordinasian

tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.18

DPRD yang diketuai oleh Atin Supriatin terdiri dari 50 orang dibagi

menjadi 6 Fraksi, yaitu Fraksi PDI Perjuangan, Demokrat, GOLKAR dan PKS,

16

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 34.

17BAPPEDA, Subang Dalam Angka Tahun 2013, h. 21.

18

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, h. 36.

Page 61: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

49

GNK (Gerakan Nurani Kebangsaan, yang merupakan gabungan dari partai

GERINDRA dan PKPB) dan KPAP(Gabungan dari Partai PKB, PAN dan

PPP).19

Selain dibagi menjadi 6 Fraksi, DPRD Kabupaten Subang juga dibagi 4

Komisi, Komisi A yakni membidang masalah Pemerintahan diketuai oleh Fajar

Riskomar, Komisi B yang membidangi Ekonomi dan Anggaran diketuai oleh

Drs. Sarmitra Yusuf, Komisi C membidangi masalah Pembangunan yang

diketuai oleh Ir. Beni Rudiono, Komisi D membidangi masalah Pendidikan dan

sosial yang diketuai oleh Sugianto.20

19

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, h. 75. 20

Ibid., h.78.

Page 62: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

50

BAB IV

PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DPRD PERIODE 2009-2014

TERHADAP PENGELOLAAN APBD KABUPATEN SUBANG

A. Analisis Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD Periode 2009-2014

Terhadap Pengelolaan APBD Kabupaten Subang

Penyelenggara negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan

cita-cita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam penjelasan

Undang-Undang Dasar Republik Negara Indonesia Tahun 1945 yang

menyatakan bahwa yang sangat penting dalam pemerintahan dan dalam hal

hidupnya negara ialah semangat para penyelenggara negara dan pemimpin

pemerintah.1

Dalam negara demokrasi keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau lembaga legislatif merupakan suatu

keharusan. Karena lembaga legislatif merupakan perwakilan rakyat dalam

membuat Undang-Undang ataupun peraturan daerah yang akan diberlakukan

bagi rakyat, kemudian dalam pelaksanaanya harus ada pengawasan khususnya

terhadap peraturan dan anggaran.2

Fungsi, tugas, wewenang dan hak DPRD diharapkan DPRD mampu

memainkan peranya secara optimal mengemban fungsi kontrol terhadap

pengelolaan APBD Kabupaten Subang. Agar terwujud tujuan untuk

1Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 303.

2Sadu Wasistono dan Ondo Riyani, Etika Hubungan Legislatif dalam Pelaksanaan

Otonomi Daerah, (Bandung: Fokus Media, 2003), h. 93.

Page 63: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

51

pemerintahan daerah yang efesien, bersih, berwibawa dan terbebas dari

berbagai praktek yang berindikasi korupi, kolusi dan nepotisme (KKN)

tercapai.

Menurut Mardiasmo ada tiga aspek utama yang mendukung keberhasilan

otonomi daerah, yaitu pengawasan, pengendalian, pemeriksaan. Pengawasan

mengacu pada tingkat atau kegiatan yang dilakukan di luar pihak eksekutif

yaitu masyarakat dan DPRD. Untuk mengawasi kinerja pemerintahan,

pengendalian adalah mekanisme yang dilakukan oleh pihak eksekutif untuk

menjamin dilaksanakanya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan

organisasi dapat tercapai. Pemeriksaan audit merupakan kegiatan oleh pihak

yang memiliki independensi dan memiliki kompetensi professional untuk

memeriksa apakah hasil kinerja pemerintahan daerah telah sesuai dengan

standar atau kreteria yang ada.3

Keberhasilan mewujudkan pemerintahan yang bersih membutuhkan

peran serta yang aktif dan positif dari seluruh anggota mayarakat. Dalam

hubungan ini, kontrol sosial menjadi sangat penting dalam upaya mengawasi

atas pelaksanaan anggaran agar benar-benar sesuai dengan peraturan daerah

yang telah ditetapkan. Untuk itu, dalam pelaksanaan anggaran daerah harus

diciptakan hubungan yang harmonis antara pemerintah daerah (eksekutif) dan

masyarakat yang diwakili oleh DPRD (legislatif) sebagai mitra kerja yang

saling melengkapi.

3Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2002), h. 219.

Page 64: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

52

Di Kabupaten Subang, hubungan antara eksekutif dengan legislatif dapat

dikatakan baik. Menurut Drs. H. Hani Ruchendi (anggota DPRD Kabupaten

Subang) hubungan antara legislatif dan eksekutif serasi dan sejalan karena

DPRD dan Pemerintah Daerah adalah penyelenggara urusan Pemerintahan.

Selain itu adanya kesamaan visi untuk melakukan perubahan kearah yang lebih

baik, dalam efesiensi anggaran, kinerja perangkat daerah dan dalam pelayanan

masyarakat menyebabkan saling mengisi dan ingat megingatkan antara

legislatif dan eksekutif dalam rangka kerjasama yang dilandasi semangat

kemitraan.4

Dari pernyataan di atas dapat dilihat pentingnya hubungan yang baik

antara eksekutif dengan legislatif dalam menjalankan roda pemerintahan,

karena tanpa itu semua pemerintahan tidak dapat berjalan secara efektif.

Adanya hubungan harmonis yang telah dilakukan oleh DPRD Kabupaten

Subang dengan pemerintah daerah dalam menjalankan roda pemerintahan

Kabupaten Subang.

Dengan adanya fungsi pengawasan yang diberikan kepada DPRD

Kabupaten Subang dalam hal anggaran khususnya, maka menimbulkan DPRD

Kabupaten Subang memberikan masukan saran agar tidak terjadi

penyimpangan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah, sehingga

pemerintahan dapat dikendalikan dengan baik, demi membangun Kabupaten

Subang menjadi Kabupaten yang Gotong Royong.

4Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.

Page 65: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

53

Tugas dan wewenang DPRD melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan APBD terdapat dalam pasal 42 huruf c Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah,

mengatakan: “Tugas dan wewenang DPRD melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan peraturan perundang-undangan

lainya peraturan Kepala Daerah, APBD, Kebijakan Pemerintah Daerah dalam

melaksanakan program pembangunan daerah dan kerjasama internasional di

daerah”.5

1. Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD Terhadap Pengelolaan APBD

Kabupaten Subang.

Pengawasan atas pelaksanaan APBD dilakukan oleh DPRD, hanya

yang harus diingat adalah pengawasan ini bukanlah pemeriksaan yang

memiliki untuk menghukum lembaga eksekutif tetapi pengawasan yang

lebih mengarah untuk menjamin pencapaian sasaran yang telah ditetapkan

dalam APBD.6

DPRD memiliki posisi, tugas dan fungsi penting dalam pengawasan

APBD yang lebih luas, dimana anggota DPRD harus melakukan fungsi

pengawasan secara nyata. DPRD melakukan pengawasan keuangan daerah

(APBD) harus dimulai dari proses perencanaan hingga proses pelaporan.

Pelaksanaan fungsi pengawasan yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten

Subang melalui 3 tahap yaitu:

5Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah, pasal 42, ayat c.

6Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, cet. II, (Jakarta:

Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007), h. 208.

Page 66: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

54

a. Tahap perencanaan,

b. Tahap pelaksanaan, dan

c. Tahap pertanggungjawaban.7

a. Pengawasan Pada Tahap Perencanaan

Pada tahap pertama pengawasan APBD yang dilakukan DPRD

dimulai dari tahap perencanaan. Pada tahap pertama ini pemerintah

daerah bersama DPRD menyusun arah dan kebijakan umum APBD,

diawali dengan penjaringan aspirasi masyarakat, berpedoman pada

rencana strategis daerah dan dokumen perencanaan lainya yang

ditetapkan daerah, serta pokok-pokok kebijakan nasional dibidang

keuangan daerah oleh mentri dalam negeri. Berdasarkan arah dan

kebijakan umum APBD tersebut kepala daerah menyusun strategi dan

prioritas APBD.8

Pada tahap ini DPRD memiliki peran dalam melakukan kegiatan:

a) menampung aspirasi masyarakat, b) menetapkan petunjuk dan

kebijkan publik tentang APBD dan menentuakn strategi dan prioritas dari

APBD tersebut, c) melakukan klarifikasi dan ratifikasi (diskusi APBD

dalam rapat paripurna), d) mengambil keputusan dan pengesahan.9

Pelaksanaan Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD dalam tahap

perencanaan APBD Kabupaten Subang sudah dilakukan, karena tahap

7Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: kantor DPRD, 22 November 2013.

8Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia cet. VI, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2012), h. 92.

9Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 22 November 2013.

Page 67: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

55

perencanaan ini adalah awal terbentuknya APBD yang akan diangarkan

oleh pemerintah daerah untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.10

Pada tahap pengawasan perencanaan APBD Kabupaten Subang,

dalam kenyataanya belum berjalan dengan baik, karena adanya ketidak

sesuaian antara Perencanaan dengan pelaksanaan dalam APBD,

seharusnya pendapatan daerah/kas daerah itu harus lebih 20 persen

dibandingkan dengan belanja daerah, tapi di Kabupaten Subang, kas

daerah kurang dari 20 persen bahkan lebih parah lagi terjadinya defisit.

Sehingga pengawasan dalam tahap perencanaan yang dilakukan oleh

DPRD belum efektik, karena tidak seimbang antara pendapatan daerah

dengan belanja daerah.

Maka untuk menyikapi adanya ketidak sesuaian antara pendapatan

daerah dan belanja daerah, harus dilakukan pengawasan yang serius pada

tahap perencanaan yang dilakukan oleh DPRD, agar menghasilkan

keseimbangan dan kesesuaian dalam pelaksanaan APBD Kabupaten

Subang.

b. Pengawasan Pada Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan fungsi pengawasan pengelolaan APBD

Kabupaten Subang, DPRD Kabupaten Subang melakukan beberapa cara

dalam melakukan pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap APBD

Kabupaten Subang, diantaranya:

10

Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 22 November 2013.

Page 68: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

56

1. Pembentukan Alat Kelengkapan DPRD.11

Guna mengefektifkan pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan fungsi

pengawasan APBD Kabupaten Subang, DPRD membentuk alat

kelengkapan yang terdiri dari:

1) Pimpinan DPRD

Pimpinan DPRD merupakan lembaga yang bersifat kolektif,

yang terdiri dari ketua dan wakil-wakil ketua yang dipilih dari dan

oleh anggota DPRD, pimpinan DPRD terdiri atas unsur fraksi

dalam DPRD, pimpinan DPRD memiliki masa kerja selama 5

tahun.12

Di Kabupaten Subang Pimpinan DPRD terdiri dari satu orang

ketua dan tiga wakil ketua, dalam menjalankan tugasnya dibantu

oleh sekretariat. Pimpinan DPRD bersifat kolektif terdiri dari

unsur-unsur fraksi dan berurutan berdasarkan besarnya jumlah

anggota fraksi. Bersifat kolektif dalam hal ini berarti

tanggungjawab bersama Ketua dan Wakil-wakil Ketua.13

Pimpinan DPRD Kabupaten Subang dalam tugasnya sudah

cukup efektif, dilihat adanya kesimpulan hasil sidang yang

dikeluarkan oleh pimpinan DPRD untuk mengambil keputusan-

keputusan yang adil, dan juga selalu melaksanakan koordinasi

11

Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD, 11 November

2013. 12

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 223.

13

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 19.

Page 69: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

57

dalam upaya menyinergikan pelaksanaan agenda dan materi

kegiatan dari alat kelengkapan DPRD.

2) Badan Musyawarah

Badan Musyawarah merupakan alat kelengkapan DPRD yang

bersifat tetap dan dibentuk oleh DPRD pada awal masa jabatan

keanggotaan DPRD, susunan keanggotaan Badan Musyawarah

ditetapkan dalam rapat paripurna setelah terbentuknya Pimpinan

DPRD, Komisi, Badan Anggaran, dan Fraksi.14

Badan Musyawarah memiliki peran penting dalam

melaksanakan pengawasan Anggaran di Kabupaten Subang, karena

Badan Musyawarah memiliki tugas dalam menetapkan waktu

sidang yang di dalamnya membahas berbagai hal yang mengacu

kepada evaluasi kinerja DPRD dalam pengawasan APBD

khususnya, dan sesuai tugasnya yang lain Badan Muysawarah

selalu memberikan pendapat untuk melancarkan kegiatan DPRD,

maka kinerja Badan Musyawarah sudah efektif dalam melakukan

pelaksanaan pengawasan APBD di Kabupaten Subang.

3) Komisi-Komisi

Komisi adalah alat kelengkapan DPRD yang dibentuk oleh

pimpinan DPRD untuk menangani bidang tugas umum tertentu.

14

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, (Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009), h. 23.

Page 70: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

58

Anggota komisi terdiri atas unsur fraksi, adapun masa kerja komisi

paling lama 2 tahun.15

Komisi DPRD di Kabupaten Subang ada empat Komisi,

masing-masing: Komisi A (Menangani Bidang Pemerintahan);

Komisi B (Menangani Bidang Ekonomi); Komisi C (Menangani

Bidang Pembangunan dan Anggaran); Komisi D (Menangani

Bidang Pendidikan, Keagamaan dan Kesra).16

Dalam melasanakan pengawasan APBD di Kabuaten Subang,

DPRD Kabupaten Subang mengandalkan atau menjadikan komisi-

komisi sebagai ujung tombak dalam melaksanakan pengawasan

terhadap pengelolaan APBD.17

Dalam wawancara dengan Hoerul Anwar beliau mengatakan

bahwa komisi adalah ujung tombak yang diandalkan dalam

pengawasan pengelolaan APBD di Kabupaten Subang, tetapi

dengan adanya masyarakat Kabupaten Subang yang belum

sejahtera dan juga kurang menerima, menampung, membahas serta

menindak lanjuti aspirasi masyarakat, sehingga berakibat hubungan

antara masyarakat dengan DPRD kurang harmonis.

Maka upaya yang harus dilakukan oleh setiap komisi agar

berjalan dengan baik adalah turun langsung kepada masyarakat

guna menyerap aspirasi secara langsung dari masyarakat dan

15

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 223.

16

Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.

17

Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 22 November 2013.

Page 71: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

59

mendapatkan data-data tentang penyimpangan anggaran yang

dilakukan oleh lembaga eksekutif.

4) Badan Legislasi Daerah

Badan Legislasi Daerah merupakan alat kelengkapan DPRD

yang bersifat tetap, dibentuk dalam rapat paripurna DPRD,

pimpinan Badan Legislasi Daerah terdiri dari satu orang ketua, satu

orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan

Legislasi Daerah berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat.

Adapun anggota Badan Legislasi Daerah diusulkan dari masing-

masing fraksi.18

Dengan adanya Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Subang, itu membuktikan bahwa kinerja

Badan Legislasi Daerah Kabupaten Subang sudah berjalan efektif

dalam melaksanakan pengawasan terhadap anggaran, karena Badan

Legislasi telah melakukan tugasnya dalam membuat semua

peraturan-peraturan tentang anggaran dan juga dijadikan sebagai

pedoman pelaksanaan anggaran, kemudian melakukan pengawasan

APBD yang berpedoman kepada peraturan yang telah dibuat.

5) Badan Kehormatan

Badan Kehormatan DPRD sebagai alat kelengkapan DPRD

dibentuk dan ditetapkan dengan keputusan DPRD. Badan

kehormatan memiliki tugas:

18

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, h. 26.

Page 72: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

60

a) Mengamati, mengevaluasi disiplin, etika dan moral para

anggota DPRD dalam rangka menjaga martabat dan

kehormatan sesuai dengan kode etik DPRD;

b) Meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh anggota

DPRD terhadap peraturan tata tertib dan kode etik DPRD

serta sumpah/janji;

c) Melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas

pengaduan pimpinan DPRD, masyarakat, dan atau pemilih;

d) Menyampaikan kesimpulan atas hasil penyelidikan,

verifikasi, dan klarifikasi sebagai rekomendasi untuk

ditindaklanjuti oleh DPRD.19

Badan Kehormatan dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat

kelengkapan DPRD yang bersifat tetap. Pimpinan Badan

Kehormatan terdiri dari satu orang ketua dan satu orang wakil

ketua yang dipilih dari dan oleh Anggota Badan Kehormatan, dan

adapun anggota Badan Kehormatan dipilih dan ditetapkan dalam

rapat paripurna DPRD berdasarkan usul dari masing-masing

fraksi.20

Dari penjelasan tugas yang dimiliki Badan Kehormatan

diatas, pentingnya mengevaluasi disiplin, dan kepatuhan terhadap

moral, kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD dalam rangka

menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredabilitas DPRD.

Karena pada kenyataannya DPRD kabupaten sudah kehilangan

martabat, kehormatan, citra dan kredabilitas, dengan adanya

pelanggaran yang dilakukan oleh anggota DPRD dalam hal

anggaran.

19

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 224.

20

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, h. 28.

Page 73: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

61

Oleh karena itu badan kehormatan harus benar-benar serius

dalam melakukan tugasnya dalam menjaga kehormatan DPRD,

agar tidak terjadi lagi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan

oleh DPRD Kabupaten Subang, sehingga dapat melakukan

pengawasan yang efektif terhadap anggaran.

6) Alat Kelengkapan Lain Yang Diperlukan Dan Dibentuk Oleh

Paripurna.

Alat kelengkapa khusus contohnya adalah panitia khusus,

panitia khusus sebagai alat kelengkapan DPRD yang dibentuk

untuk menangani tugas yang bersifat khusus, anggota panitia

khusus terdiri atas unsur-unsur fraksi, masa kerjanya ditentukan

oleh DPRD.21

Pembentukan alat kelengkapan yang berupa panitia khusus

yang bersifat tidak tetap, panitia khusus dibentuk dalam rapat

paripurna DPRD atas usul anggota setelah mendengar

pertimbangan Badan Musyawarah, jumlah anggota panitia

ditetapkan dengan jumlah anggota setiap komisi yang terkait dan

disesuaikan dengan kegiatan serta kemampuan anggaran APBD.22

21

Hanif Nurcholis, Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah, h. 226.

22

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Subang, h. 30.

Page 74: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

62

2. Serap Aspirasi Masyarakat.23

Upaya yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten Subang dalam

meminimalisasi adanya penyimpangan pelaksanaan APBD, dengan

cara melakukan serap aspirasi masyarakat, karena peran serta

masyarakat sangat penting dalam mewujudkan pemerintahan yang

baik khususnya dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam hal ini

adalah peran aktif masyarakat untuk ikut serta mewujudkan

penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari

korupsi, kolusi, nepotisme, yang dilaksanakan dengan mentaati norma

hukum, moral dan sosial yang berlaku dalam masyarakat dan

sekaligus melaporkan bila ada penyimpangan anggaran yang

dilakukan oleh pemerintah.24

Pada kenyataanya di Kabupaten Subang dalam pengawasan

anggaran dengan menggunakan serap aspirasi masyarakat belum

efektif dilakukan oleh DPRD Kabupaten Subang, karena DPRD hanya

melakukanya dengan cara serap aspirasi dengan menggunakan

website, maka menyerap aspirasi masyarakat tidak bisa dilakukan

dengan baik, karena tidak semua masyarakat Kabupaten Subang

mengerti penggunaan website resmi.

23

Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November

2013.

24

Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, Otonomi Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, h. 309.

Page 75: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

63

Maka upaya yang harus dilakukan adalah dengan menjalin

hubungan harmonis dengan masyarakat, kemudian melakukan

belusukan kepada setiap daerah-daerah di Kabupaten Subang, dan

selalu melakukan tindakan terhadap aspirasi masyarakat tersebut, agar

tercipta hubungan yang harmonis dan menjadi pemerintahan yang

bersih.

3. Mengontrol Peran Eksekutif Dalam Penyaluran APBD.25

Kewenangangan DPRD mengontrol kinerja eksekutif agar

terwujud good governance seperti yang diharapkan rakyat. Demi

mengurangi beban masyarakat, DPRD dapat menekan eksekutif untuk

memangkas biaya yang tidak perlu, dalam memberikan pelayanan

kepada warganya.26

Pelaksanaan pengawasan dengan cara mengontrol peran

eksekutif dalam penyaluran APBD memang bagus untuk

dilaksanakan, namun sayangnya di Kabupaten Subang itu belum

benar-benar berjalan, karena adanya kerjasama antara DPRD dengan

lembaga eksekutif dalam pelaksanaan anggaran supaya tidak diawasi,

dan juga adanya kepentingan politik yang terjadi di Kabupaten

Subang.

Maka upaya yang harus dilakukan adalah meningkatkan moral,

martabat DPRD, mengoptimalkan kinerja DPRD dengan mengadakan

25

Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.

26

Syamsudin Haris, Desentralisasi dan Otonomi Daerah, (Jakarta: LIPI Press, 2005), h.

147.

Page 76: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

64

pelatihan-pelatihan dalam menjalankan roda pemerintahan, dan DPRD

harus profesional dalam bertugas mengawasi anggaran daerah.

c. Tahap Pertanggungjawaban

Pada tahap ini kepala daerah menyampaikan Ranperda tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan

keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksaan Keuangan paling

lambat enam bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keuangan

tersebut sekurang-kurangnya meliputi realisasi APBD, neraca, laporan

arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut

disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan

yang diteteapkan dengan peraturan pemerintah.27

Menurut Suraden (anggota DPRD Kabupaten Subang) dengan

mengadakan laporan pertanggungjawaban setiap tahunya, maka akan

terlihat bagaimana APBD itu mengalir sesuai dengan program

pemerintah atau sebaliknya.28

Dalam forum laporan pertanggungjawaban dibagi menjadi 3 waktu,

yaitu:

1. LPJ Jangka Pendek.29

Laporan pertanggugjawaban yang dilakukan oleh eksekutif itu

sangat penting dilakukan agar terlihat apakah APBD itu sesuai atau

27

Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, h. 88.

28

Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.

29

Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November

2013.

Page 77: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

65

tidak sesuai dengan rencana, juga penting sebagai ukuran seberapa

jauh anggota DPRD dapat menjalankan mandat yang diberikan para

pemilihnya untuk menjamin kesejahteraan rakyat, oleh karena itu

DPRD Kabupaten Subang melakukan pengawasan tahap pertama

yaitu LPJ jangka pendek dilakukan setiap 1 tahun sekali dalam rangka

melakukan pengawasan oleh DPRD terhadap Eksekutif.

Laporan Pertanggungjawaban yang dilakukan DPRD dalam

melaksanakan pengawasan APBD Kabupaten Subang sudah efektif,

karena disetiap tahunya dilakukan Laporan Pertanggungjawaban yang

dilakukan lembaga eksekutif yang diawasi oleh lembaga legislatif.

LPJ Jangka Menengah.30

Kemudian LPJ tahap berikutnya adalah Laporan

Pertanggungjawaban jangka menengah dilakukan setiap 5 tahun sekali

dalam rangka melakukan pengawasan dan sekaligus evaluasi kinerja

eksekutif. LPJ jangka menengah ini tidak kalah pentingnya dengan

pengawasan APBD pada tahap pendek, karena dijangka menengah ini

dibuat pengawasan yang sangat ketat dilakukan oleh DPRD

Kabupaten Subang untuk mengevaluasi kinerja eksekutif khususnya

dalam mewujudkan Kabupaten Subang yang bersih dari praktek KKN.

30

Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November

2013.

Page 78: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

66

2. LPJ Jangka Panjang31

Laporan pertanggungjawaban yang terakhir adalah Laporan

Pertanggungjawaban jangka panjang dilakukan setiap 25 tahun sekali

oleh DPRD, sebagai tolak ukur kinerja pemerintah setiap periode guna

melihat perkembangan kinerja lembaga eksekutif dalam menjalankan

dan mengelola pemerintahan Kabupaten Subang khususnya dalam

pengelolaan APBD, Laporan Pertanggungjawaban tahap panjang

memiliki tujuan sebagai evaluasi bagi setiap pemerintah yang akan

datang, guna menciptakan pemerintahan yang baik.

B. Hambatan Dan Pencapaian DPRD Periode 2009-2014 Kabupaten Subang

Dalam Melaksanakan Fungsi Pengawasan Terhadap Pengelolaan APBD

Menjalankan fungsi pengawasan terhadap APBD Kabupaten Subang,

DPRD Kabupaten Subang mengalami beberapa hal yang menghambat jalanya

fungsi pengawasan, DPRD Kabupaten Subang mengalami hambatan-

hambatan, yaitu:

1. Mengenai Kemampuan Teknik Anggota DPRD Dalam Pengawasan

Pengelolaan Anggaran.32

Masalah ini dikarenakan latar belakang pendidikan dari anggota

DPRD, serta minimnya pengalaman dari anggota DPRD dikarenakan

anggota DPRD lebih banyak yang baru menjadi anggota dewan

31

Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November

2013. 32

Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.

Page 79: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

67

dibandingkan dengan yang lama, sehingga menimbulkan kurangnya efektif

dalam pengelolaan anggaran dan pengawasanya.

2. Sumber Daya Manusia DPRD Yang Bermacam-macam.33

Latar belakang pendidikan anggota DPRD Kabupaten Subang yang

bermacam-macam yang kebanyakan tidak mengerti seluk beluk

pemerintahan akan menyulitkan pihak legislatif dalam menjalankan fungsi

pengawasan karena untuk menjalankan fungsi pengawasan yang maksimal

diperlukan adanya pemahaman yang baik tentang apa yang menjadi obyek

pengawasannya khusus pengawasan dalam pengelolaan anggaran.

3. Adanya Komunikasi Yang Kadang-kadang Tidak Sejalan Dengan Fraksi

Lain.34

Dalam hal ini, sering terjadi keputusan-keputusan yang mementingkan

kepada kepentingan politis masing-masing fraksi. Fraksi yang merupakan

kepanjangan tangan dari partai yang ada dalam DPRD mempunyai

kepentingan masing-masing, sehingga dalam memutuskan suatu kebijakan

termasuk pengawasan kadang tidak sejalan antara fraksi yang satu dengan

yang lain.

4. Kurangnya Data-Data yang Lengkap.35

Data-data lengkap merupakan faktor penunjang DPRD Kabupaten

Subang dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap lembaga eksekutif

33

Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD, 11 November

2013. 34

Wawancara Pribadi dengan Hoerul Anwar, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013. 35

Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.

Page 80: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

68

dalam mengelola APBD, oleh karena itu, kurangnya data-data menjadikan

pelaksanaan pengawasan DPRD terhambat.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten Subang dalam

mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah:

1. Mengadakan Pelatihan-Pelatihan di Bidang Pemerintahan Dan Pengelolaan

Keuangan Daerah.36

Pelatihan-pelatihan bagi anggota DPRD Kabupaten Subang terutama

di bidang pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah sangat diperlukan

karena kurangnya keahlian anggota DPRD Kabupaten Subang terutama

dalam dua bidang tersebut. Dengan adanya pelatihan tersebut maka

pemahaman terhadap seluk beluk pemerintahan akan membantu anggota

DPRD dalam menjalankan fungsinya, terutama fungsi pengawasan.

2. Melakukan Komunikasi (Lobi) Antar Fraksi.37

Melakukan Komunikasi antar fraksi dalam DPRD adalah jalan upaya

dalam melakukan penyatuan visi dan misi DPRD Kabupaten Subang,

dengan adanya komunikasi yang sering dilakukan diharapkan dapat

mengompakan seluruh anggota dewan di setiap fraksi demi tercapai DPRD

Kabupaten Subang sebagai lembaga penyambung dan penyalur aspirasi

masyarakat melalui fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi

pengawasan menuju visi Subang di tahun 2025.

36Wawancara Pribadi dengan Hani Ruchendi, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.

37

Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD, 11 November 2013.

Page 81: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

69

3. Menggali Informasi Terkait Masalah Yang Ada Dalam Masyarakat.38

Penggalian informasi langsung kepada masyarakat diperlukan oleh

DPRD guna melihat langsung kondisi di lapangan guna untuk mencari data-

data yang lengkap tentang Pelaksanaan APBD oleh eksekutif, apakah

program-program yang telah ditetapkan terutama yang menyentuh

masyarakat sudah sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.

Pencapaian DPRD Kabupaten Subang periode 2009-2014 adalah:

1. Memberikan Masukan, Saran, dan Pendapat Kepada Pihak Eksekutif.39

Sebagai mitra kerja antara DPRD dengan Pemerintah Daerah,

DPRD selalu memberikan saran dan pendapat kepada pemerintah daerah

dalam pelaksanaan APBD yang dilakukan oleh eksekutif. Karena

ditakutkan adanya penyimpangan-penyimpangan anggaran yang

dilakukan oleh eksekutif.

2. Mengadakan Forum Laporan Pertanggungjawaban.40

Mengadakan Laporan pertanggungjawaban disetiap waktunya

sangat penting sekali dalam pengawasan, adapun waktu-waktu

pengaawasan dalam forum laporan pertanggungjawaban dibagi menjadi 3

waktu: jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang sangat

penting untuk dilaksanakan dalam pengawasan APBD, agar APBD dapat

terkontrol oleh DPRD Kabupaten Subang.

38

Wawancara Pribadi dengan Suraden, Subang: Kantor DPRD 11 November 2013.

39

Ibid, wawancara Suraden.

40

Wawancara Pribadi dengan Moch.Noor Wibowo, Subang: Kantor DPRD, 19 November

2013.

Page 82: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah periode

2009-2014 terhadap pengelolaan APBD Kabupaten Subang sudah sesuai

dengan teori pengawasan dan fungsi-fungsi APBD yang diatur oleh

Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, namun

belum berjalan efektif karena adanya kerjasama politik, kerjasama

perorangan politik, dan kurangnya teknologi dalam melakukan pengawasan

di Kabupaten Subang sehingga adanya perbuatan korupsi.

2. DPRD Kabupaten Subang dalam menjalankan tugasnya mengalami

hambatan, yaitu: kemampuan teknik anggota DPRD dalam pengawasan

pengelolaan anggaran, lemahnya Sumber Daya Manusia DPRD, kurangnya

komunikasi antar fraksi, Kurangnya Data-Data Lengkap, meskipun begitu

DPRD Kabupaten Subang tetap meningkatkan kinerja anggota dewan dalam

menjalankan fungsi pengawasan. Peningkatan ini difokuskan dalam bidang

peningkatan SDM. Pencapaian DPRD Kabupaten Subang periode 2009-

2014 adalah: Mengadakan Forum Laporan Pertanggungjawaban.

Page 83: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

71

B. Saran

1. Untuk meningkatkan fungsi pengawasan oleh DPRD Kabupaten Subang,

harus menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat sehingga akan

menghilangkan anggapan kepada DPRD yang negatif.

a. DPRD Kabupaten Subang harus terjun langsung ke masyarakat agar

mengetahui kondisi masyarakat sebenarnya, sehingga jika ada

penyimpangan anggaran dapat segera diketahui.

2. Mengadakan program latihan-latihan yang berkaitan dengan tugasnya.

Page 84: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

72

DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA

Buku

Alam. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas XI KTSP Standar Isi 2006,

Jakarta: Erlangga, 2007

Asshiddiqie, Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, cet. III. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Asshidiqie, Jimly. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara. Jakarta: Bhuana Ilmu

Populer, 2007

BAPPEDA. Subang dalam Angka Tahun 2013. Subang: BAPEDA, 2013

Bastian, Indra. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta:

Erlangga, 2006

Bratakusumah, Deddy Supriady dan Dadang Solihin. Otonomi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2003

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik, cet. IV. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2009

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

PT Gramedia, 2008

Djohermansyah, Djohan. Potret Otonomi Daerah dan Wakil Rakyat di

Tingkat Lokal. Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

DPRD, Sistem Keuangan Daerah dan Fungsi Pengawasan DPRD,

Kebumen: Kerjasama DPRD Kebumen dengan The Asia Foundation, 2006.

Estiningsih, Muji. Fungsi Pengawasan DPRD. Yogyakarta: Universitas

Atmajaya, 2005

Fachruddin, Irfan. Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Tindakan

Pemerintah. Bandung: PT. Alumni, 2004

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad. Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010

Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra. Pendidikan Kewarganegaraan,

cet. III. Jakarta: Kencana, 2008

Page 85: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

73

Juanda. Hukum Pemerintahan Daerah Pasang Surut Hubungan

Kewenangan Antara DPRD dan Kepala Daerah, Bandung: Alumni, 2004

Kaho, Josef Riwu. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia,

cet. II. Jakarta: Rajawali Pers, 1991

Kaloh. Kepemimpinan Kepala Daerah Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan

Prilaku Kepala Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Jakarta: Sinar

Grafika, 2009

Kansil,C.S.T dan Christine S.T Kansil. Ilmu Negara, Jakarta: Sinar Grafika,

2007

Kantaprawira, Rusadi dan Dede Mariana. Perihal Ilmu Politik. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2007

Kantaprawira, Rusadi dan Dede Mariana. Perihal Ilmu Politik. Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2007

Kelsen, Hans. Teori Umum tentang Hukum dan Negara. Bandung:

Nusamedia, 2009

Kusnardi, Moh dan Bintan R. Saragih. Ilmu Negara, cet. III. Jakarta: Gaya

Media Pratama, 1995

Kusnardi, Moh dan Harmaily Ibrahim. Pengantar Hukum Tata Negara

Indonesia, cet. V. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI, 1983

Mahkamah Konstitusi RI Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Jakarta: Sekretaris Jendral dan Kepanitreraan Mahkamah

Konstitusi RI, 2011

Manullang, M. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1995

Marbun. DPRD Pertumbuhan dan Cara Kerjanya. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan, 2006

Mardiasmo. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 2002

Mardiasmo. Pengawasan, Pengendalian, dan Pemeriksaan Kinerja

Pemerintah Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit

Andi, 2001

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum, cet. IV. Jakarta: Kencana,

2008.

Page 86: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

74

Napitupulu, Paimin. Menuju Pemerintahan Perwakilan, Jakarta: PT.

Alumni, 2007

Nordiawan, Dedi, dkk. Akuntansi Pemerintahan, cet III. Jakarta: Salemba

Empat, 2008

Nurcholis, Hanif. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah,

cet. II. Jakarta: Gramedia Widiasarna Indonesia, 2007

Pemerintahan Kabupaten Subang, Rakyat Subang Gotong Royong, Subang

Maju, Subang: Pemerintahan Kabupaten Subang, 2004

Prayudi. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981

Salang, Sebastian dan M. Djadijono. Menghindari Jeratan Hukum bagi

Anggota Dewan, Jakarta: Forum Sahabat, 2009

Sanit, Arbi. Perwakilan Politik Indonesia, Jakarta: CV. Rajawali, 1985

Sarundajang. Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah, cet. III. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan, 2001

Sekretariat DPRD Kabupaten Subang. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Subang. Subang: Sekretariat DPRD Kabupaten Subang, 2009

Sinamo, Nomensen. Hukum Pemerintahan Daerah, cet. I. Tangerang: PT.

Pustaka Mandiri, 2010

Soehino. Ilmu Negara, cet. VI. Yogyakarta: Liberty, 2004

Soekarwo. Berbagai Masalah Keuangan Daerah. Surabaya: Airlangga

University Press, 2003

Sunarno, Siswanto. Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, cet. IV.

Jakarta: Sinar Grafika, 2012

Syahrini, Riduan. Kata-Kata Kunci Mempelajari Ilmu Hukum. Bandung:

Alumni, 2009

Wasistono, Sadu dan Ondo Riyani. Etika Hubungan Legislatif dalam

Pelaksanaan Otonomi Daerah, Bandung: Fokus Media, 2003

Wattimena, Reza A. A. Melampaui Negara Hukum Klasik. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 2007

Page 87: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

75

Widjaja, HAW. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom, cet. II. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2002

Widjaja, HAW. Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta:

Raja Grafindo Perkasa, 2005

Yani, Ahmad. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah

di Indonesia, cet. III. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008

Peraturan Perundang-undangan dan Internet

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2108155-pengertian pengelolaan/#xzz2r

http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Page 88: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

Daftar Pimpinan dan Anggota Beserta Alat Kelengkapan DPRD

Kabupaten Subang Periode 2009-2014

No Nama Jabatan Fraksi Komisi

1 Atin supriatin Ketua DPRD PDIP -

2 Agus Masykur. R Wakil Ketua DPRD PKS -

3 Ahmad Rizal Wakil ketua DPRD DEMOKRAT -

4 Oman Warjoman Wakil Ketua DPRD GOLKAR -

5 Pajar Riskomara Anggota GOLKAR Komisi A

6 Awang gunawan Anggota PDIP Komisi A

7 Rosid Supriyadi Anggota PKS Komisi A

8 Bogi Ahmad .S Anggota DEMOKRAT Komisi A

9 Oom Abdurahman Anggota PPP Komisi A

10 Suwara Anggota PKB Komisi A

11 Daud Anggota PKS Komisi A

12 Narca sukanda Anggota PDIP Komisi A

13 Pipin M. Iqbal Anggota PDIP Komisi A

14 Rohmani Anggota Demokrat Komisi A

15 Andi Lala Anggota GERINDRA Komisi A

16 Agus Hendra Anggota PDK Komisi A

17 Sarmitra Anggota DEMOKRAT Komisi B

18 Rusnatim Anggota PDIP Komisi B

19 Encep Sugiana Anggota PKS Komisi B

Page 89: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

20 Ahmad Dahlan Anggota GERINDRA Komisi B

21 Asep Nurhasan Anggota PKB Komisi B

22 Bambang Irmayana Anggota GOLKAR Komisi B

23 Ahmad Syahid Anggota PKB Komisi B

24 Karya Zakaria Anggota DEMOKRAT Komisi B

25 Mimin Hermawan Anggota GOLKAR Komisi B

26 Noor Wibowo Anggota PDIP Komisi B

27 Pepe Suryadi Anggota PDIP Komisi B

28 Beni Rudiono Anggota PDIP Komisi C

29 Usep Ukarya Anggota PKS Komisi C

30 Haerul Anwar Anggota PAN Komisi C

31 Dadan Yudaswara Anggota DEMOKRAT Komisi C

32 Hani RUchendi Anggota GOLKAR Komisi C

33 Lutfi Isror Anggota PAN Komisi C

34 Anharudin Anggota DEMOKRAT Komisi C

35 Juli Suhaerman Anggota PKB Komisi C

36 Suraden Anggota PDIP Komisi C

37 Acah Siti .R Anggota PDIP Komisi C

38 Sumarna Anggota GERINDRA Komisi C

39 Sugianto Anggota PKS Komisi D

40 Satibi Anggota DEMOKRAT Komisi D

41 Hendra Purnawan Anggota GOLKAR Komisi D

Page 90: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

42 Tatang Fahrudin Anggota PDIP Komisi D

43 Panji Supriadi Anggota PDIP Komisi D

44 Nining W.S Anggota PDIP Komisi D

45 Ade Suhaya Anggota DEMOKRAT Komisi D

46 Ahmad Buchori Anggota PKS Komisi D

47 Syahroni Syukur Anggota PKB Komisi D

48 Tatang Kusnandar Anggota PAN Komisi D

49 Hartono Anggota HANURA Komisi D

50 Ending Suryadi Anggota PDIP Komisi D

Page 91: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

DATA APBD KABUPATEN SUBANG DARI TAHUN 2009-2013

Pendapatan Kabupaten Subang Tahun 2009

A. Penerimaan Daerah

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu

2. Bagian Pendapatan Asli Daerah

2.1. Pajak Daerah

2.2. Retribusi Daerah

2.3. Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah

2.4. Pendapatan Hasil Pengelola Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

2.5. Penerimaan Dari Dinas-Dinas

2.6. Penerimaan Lain-lain

3. Bagian Pendapatan Berasal Dari

Pemberian Pemerintah Dan Atau

Instansi Yang Lebih Tinggi

3.1. Bagi Hasil Pajak

3.2. Bagi Hasil Bukan Pajak

3.3. Dana Rutin Daerah

3.4. Dana Pembangunan Daerah

3.5. Dana Alokasi Umum

3.6. Dana Alokasi Khusus

3.7. Penerimaan Lainnya

Rp.1.175.467.934.000

Rp.62.655.497.000

Rp.67.665.303.000

Rp.20.147.677.000

Rp.8.492.064.000

Rp.0

Rp.4.936.799.000

Rp.0

Rp.34.088.763.000

Rp.1.045.147.134.000

Rp.134.075.018.000

Rp.26.330.478.000

Rp.0

Rp.0

Rp.666.926.184.000

Rp.81.438.000.000

Rp.136.377.454.000

Pengeluaran Kabupaten Subang Tahun 2009

A. Pengeluaran Rutin

0.1. Belanja Pegawai

0.2. Belanja Barang

0.3. Belanja Bunga

0.4. Belanja Subsidi

0.5. Belanja Hibah

0.6. Belanja Lain-lain/Belanja Bantuan Sosial

0.7. Belanja Tidak Tersangka

B. Pengeluaran Pembangunan

1. Pengeluaran Umum

2. Ketertiban Dan Ketentraman

3. Ekonomi

4. Lingkungan Hidup

5. Perumahan Dan Fasilitas Umum

6. Kesehatan

7. Pariwisata Dan Budaya

8. Pendidikan

9. Perlindugan Sosial

Jumlah

Rp.905.434.538.000

Rp.632.745.829.000

Rp.114.668.921.000

Rp.0

Rp.61.219.385.000

Rp.6.580.180.000

Rp.90.006.955.000

Rp.213.268.000

Rp.331.184.527.000

Rp.65.535.237.000

Rp.2.429.425.000

Rp.24.756.851.000

Rp.20.980.759.000

Rp.83.303.918.000

Rp.52.649.528.000

Rp.1.298.250.000

Rp.77.470.202.000

Rp.2.760.357.000

Rp.1.236.619.065.000

Page 92: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

Pendapatan Kabupaten Subang Tahun 2010

A. Penerimaan Daerah

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu

2. Bagian Pendapatan Asli Daerah

2.1.Pajak Daerah

2.2.Retribusi Daerah

2.3.Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah

2.4. Pendapatan Hasil Pengelola Kekayaan Daerah

Yang Dipisahkan

2.5.Penerimaan Dari Dinas-Dinas

2.6.Penerimaan Lain-lain

3. Bagian Pendapatan Berasal dari

Pemberian Pemerintah Dan Atau

Instansi Yang Lebih Tinggi

3.1. Bagi Hasil Pajak

3.2. Bagi Hasil Bukan Pajak

3.3. Dana Rutin Daerah

3.4. Dana Pembangunan Daerah

3.5. Dana Alokasi Umum

3.6. Dana Alokasi Khusus

3.7. Penerimaan Lainnya

Rp.1.188.450.070.000

Rp.57.607.654.000

Rp.75.532.290.000

Rp.23.117.864.000

Rp.9.752.048.000

Rp.0

Rp.5.933.517.000

Rp.0

Rp.36.728.861.000

Rp.1.055.310.126.000

Rp.168.021.689.000

Rp.25.520.902.000

Rp.0

Rp.0

Rp.712.690.907.000

Rp.58.051.000.000

Rp.91.025.628.000

Pengeluaran Kabupaten Subang Tahun 2010

A. Pengeluaran Rutin

0.1. Belanja Pegawai

0.2. Belanja Barang

0.3. Belanja Bunga

0.4. Belanja Subsidi

0.5. Belanja Hibah

0.6. Belanja Lain-lain/Belanja Bantuan Sosial

0. 7. Belanja Tidak Tersangka

B. Pengeluaran Pembangunan

1. Pengeluaran Umum

2. Ketertiban Dan Ketentraman

3. Ekonomi

4. Lingkungan Hidup

5. Perumahan Dan Fasilitas Umum

6. Kesehatan

7. Pariwisata Dan Budaya

8. Pendidikan

9. Perlindugan Sosial Jumlah

Rp.1.091.105.655.000

Rp.752.712.292.000

Rp.149.116.478.000

Rp.56.697.045.000

Rp.2.008.818.000

Rp.36.896.260.000

Rp.92.894.254.000

Rp.779.943.000

Rp.286.489.840.000

Rp.82.488.100.000

Rp.1.878.130 .000

Rp.24.657.116.000

Rp.25.195.093.000

Rp.80.289.950.000

Rp.50.811.971.000

Rp.3.126.410.000

Rp.14.414.610.000

Rp.3.628.460.000

Rp.1.377.595.495.000

Page 93: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

Pendapatan Kabupaten Subang Tahun 2011

A. Penerimaan Daerah

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu

2. Bagian Pendapatan Asli Daerah

2.1. Pajak Daerah

2.2. Retribusi Daerah

2.3. Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah

2.4. Pendapatan Hasil Pengelola Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan

2.5. Penerimaan Dari Dinas-Dinas

2.6. Penerimaan Lain-lain

3. Bagian Pendapatan Berasal dari Pemberian

Pemerintah Dan Atau Instansi Yang Lebih Tinggi

3.1. Bagi Hasil Pajak

3.2. Bagi Hasil Bukan Pajak

3.3. Dana Rutin Daerah

3.4. Dana Pembangunan Daerah

3.5. Dana Alokasi Umum

3.6. Dana Alokasi Khusus

3.7. Penerimaan Lainnya

Rp.1.409.685.487.000

Rp.3.710.867.000

Rp.94.181.844.000

Rp.35.984.516.000

Rp.9.434.823.000

Rp.0

Rp.9.297.665.000

Rp.0

Rp.39.464.840.000

Rp.1.311.792.776.000

Rp.170.087.488.000

Rp.34.838.706.000

Rp.0

Rp.0

Rp.745.786.910.000

Rp.52.428.600.000

Rp.308.651.072.000

Pengeluaran Kabupaten Subang Tahun 2011

A. Pengeluaran Rutin

0.1. Belanja Pegawai

0.2. Belanja Barang

0.3. Belanja Bunga

0.4. Belanja Subsidi

0.5. Belanja Hibah

0.6. Belanja Lain-lain/Belanja Bantuan Sosial

0.7. Belanja Tidak Tersangka

B. Pengeluaran Pembangunan

1. Pengeluaran Umum

2. Ketertiban Dan Ketentraman

3. Ekonomi

4. Lingkungan Hidup

5. Perumahan Dan Fasilitas Umum

6. Kesehatan

7. Pariwisata Dan Budaya

8. Pendidikan

9. Perlindugan Sosial Jumlah

Rp.1.167.088.785.000

Rp.834.000.392.000

Rp.199.748.779.000

Rp.55.931.831.000

Rp.900.000.000

Rp.14.437.935.000

Rp.59.718.011.000

Rp.2.351.837.000

Rp.455.270.440.000

Rp.73.081.947.000

Rp.2.030.184.000

Rp.31.384.713.000

Rp.51.067.846.000

Rp.102.438.930.000

Rp.46.085.653.000

Rp.1.855.000.000

Rp.143.834.388.000

Rp.3.491.779.000

Rp.1.622.359.225.000

Page 94: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

Pendapatan Kabupaten Subang Tahun 2012

A. Penerimaan Daerah 1. Pendapatan Asli Daerah

1.1.Pajak Daerah

1.2.Retribusi Daerah

1.3.Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

1.4.Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

2. Dana Perimbangan

2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

2.2. Dana Alokasi Umum

2.3. Dana Alokasi Khusus

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

3.1. Dana bagi Hasil Paj ak Dari Provinsi Dan

Pemerintahan Daerah Lainya

3.2. Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau

Pemerintah Daerah Lainya

Rp.1.373.647.434.000

Rp.95.933.419.000

Rp.37.027.537.000

Rp.9.320.882.000

Rp.10.010.000.000

Rp.39.575.000.000

Rp.1.172.664.975.000

Rp.198.144.042.000

Rp.917.181.913.000

Rp.57.339.020.000

Rp.105.049.040.000

Rp.50.965.504.000

Rp.54.083.536.000

Belanja Kabupaten Subang Tahun 2012

A. Belanja Daerah

1. Belanja Tidak Langsung

1.1. Belanja Pegawai

1.2. Belanja Subsidi

1.3. Belanja Hibah

1.4. Belanja Bantuan Sosial

1.5. Belanja bantuan Keuangan Kepada

Provinsi Atau Kabupaten/Kota dan Desa

1.6. Belanja Tidak Terduga

2. Belanja Langsung

2.1. Belanja Pegawai

2.2. Belanja Barang Dan Jasa

2.3. Belanja Modal

Rp.1.416.947.254.000

Rp.962.358.532.000

Rp.824.249.389.000

Rp.900.000.000

Rp.4.944.049.000

Rp.22.969.000.000

Rp.70.626.123.000

Rp.38.669.971.000

Rp.454.588.722.000

Rp.42.056.614.000

Rp.170.067.771.000

Rp.242.464.335.000

Page 95: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

Pendapatan Kabupaten Subang Tahun 2013

A. Penerimaan Daerah

1. Pendapatan Asli Daerah

1.1.Pajak Daerah

1.2.Retribusi Daerah

1.3.Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

Dipisahkan

1.4.Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

2. Dana Perimbangan 2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

2.2. Dana Alokasi Umum

2.3. Dana Alokasi Khusus

3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

3.1. Dana bagi Hasil Paj ak Dari Provinsi Dan

Pemerintahan Daerah Lainya

3.2. Bantuan Keuangan Dari Provinsi Atau

Pemerintah Daerah Lainya

Rp.1.499.668.098.000

Rp.119.940.035.000

Rp.42.415.500.000

Rp.18.569.535.000

Rp.11.410.000.000

Rp.47.545.000.000

Rp.1.310.990.826.000

Rp.218.926.194.000

Rp.1.032.567.532.000

Rp.59.497.100.000

Rp.68.737.237.000

Rp.2.425.101.000

Rp.66.312.136.000

Belanja Kabupaten Subang Tahun 2013

A. Belanja Daerah

1. Belanja Tidak Langsung

1.1. Belanja Pegawai

1.2. Belanja Hibah

1.3. Belanja Bantuan Sosial

1.4. Belanja bantuan Keuangan Kepada

Provinsi Atau Kabupaten/Kota dan Desa

1.5. Belanja Tidak Terduga

2. Belanja Langsung

2.1. Belanja Pegawai

2.2. Belanja Barang Dan Jasa

2.3. Belanja Modal

Rp.1.547.392.028.000

Rp.1.030.671.582.000

Rp.837.231.977.000

Rp.104.049.401.000

Rp.6.602.000.000

Rp.75.788.204.000

Rp.7.000.000.000

Rp.516.720.446.000

Rp.45.442.259.000

Rp.206.541.454.000

Rp.264.736.733.000

Data APBD di atas adalah data yang diperoleh langsung di Kabupaten

Subang.

Page 96: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

HASIL WAWANCARA

Nama :

Jabatan :

Hari/tanggal :

Paraf :

1. Ada berapa fraksi dan komisi di DPRD Kabupaten Subang?

2. Fraksi dan komisi apa saja?

3. Setiap komisi menangani bidang apa saja?

4. Bagaimana hubungan antara DPRD dengan Pemerintah Kabupaten

Subang?

5. Bagaimana pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan

APBD di Kabupaten Subang?

6. Apa saja hambatan DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap pengelolaan APBD di Kabupaten Subang?

7. Bagaimana solusi yang dilakukan DPRD untuk menyelesaikan hambatan-

hambatan dalam melaksanakan pengawasan terhadap pengelolaan APBD?

8. Apa pencapaian DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap

pengelolaan APBD di Kabupaten Subang?

9. Berapa jumlah APBD Kab. Subang tahun 2009 s/d tahun 2013 ?

10. Bagaimana penggunaan APBD di Kabupaten Subang?

Page 97: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

HASIL WAWANCARA SURADEN

1. Fraksi : 6 buah

Komisi : 4 buah

2. Fraksi :

- PDIP

- GOLKAR

- DEMOKRAT

- PKS

- GNK (Gerakan Nurani Kebangsaan, yang merupakan gabungan

dari partai GERINDRA dan PKPB)

- KPAP (yang merupakan gabungan dari partai PKB, PAN, dan

PPP)

3. Komisi A : Menangani tentang Pemerintahan

Komisi B : Menangani tentang Ekonomi

Komisi C : Menangani tentang Pembangunan dan Anggaran

Komisi D : Menangani tentang Pendidikan, Keagamaan dan Kesra

4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif serasi dan sejalan karena DPRD dan Pemerintah

Daerah adalah penyelenggara urusan Pemerintahan.

5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD yaitu dengan cara:

a. Serap aspirasi masyarakat baik pada saat reses atau tidak

b. Mengadakan forum LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban) APBD disetiap tahunya

agar terlihat dan terkontrol oleh DPRD kemana saja anggaran itu disalurkan.

c. Mengontrol peran eksekutif dalam penyaluran APBD

Page 98: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

6. Hambatan DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan pengelolaan APBD di

Kabupaten Subang yaitu:

1. Kurangnya data-data yang lengkap.

2. Kemampuan teknik anggota DPRD dalam pengawasan pengelolaan anggaran belum

efektif.

3. Adanya komunikasi yang kadang-kadang tidak sejalan dengan fraksi lain

7. Solusi yang dilakukan DPRD dalam menyelesaikan hambatan pelaksanaan fungsi

pengawasan pengelolaan APBD adalah:

1. Menggali informasi terkait masalah yang ada dalam masyarakat

2. Mengadakan bintek.

3. Melakukan komunikasi (lobi) antar fraksi

8. Pencapaian DPRD dalam menyelesaikan fungsi pengawasaan pengelolaan APBD adalah

selalu memberikan masukan, saran dan pendapat kepada pihak eksekutif.

9. Kalo, Pendapatan Daerah tahun 2009 itu sekitar 1,1 triliyun lebih tahun 2010 juga sekitar

1,1 triliyun, 2011 sekitar 1,4 triliyun lebih, tahun 2012 itu kalo ga salah sebanyak Rp.1,3

triliyun tahun 2013 sebanyak Rp.1,4 triliyun.

10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang sudah cukup baik, walopun belum optimal

mengarah kepada pencapaian visi dan misi Kabupaten Subang.

Page 99: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

HASIL WAWANCARA HANI RUCHENDI

1. Fraksi : 6 buah

Komisi : 4 buah

2. Fraksi :

- PDIP

- GOLKAR

- DEMOKRAT

- PKS

- GNK (Gerakan Nurani Keb angsaan, yang merupakan gabungan

dari partai GERINDRA dan PKPB)

- KPAP (yang merupakan Gabungan dari partai PKB, PAN, dan

PPP)

3. Komisi A : Menangani tentang Pemerintahan

Komisi B : Menangani tentang Ekonomi

Komisi C : Menangani tentang Pembangunan dan Anggaran

Komisi D : Menangani tentang Pendidikan, Keagamaan dan Kesra

4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif itu kan diatur dalam UU 32 tahun 2004 sebagai

mitra kerja dalam pemerintah daerah, dan di Kabupaten Subang hubungan DPRD dengan

pemerintah daerah itu sangat baik dan saling mengisi dalam pelayanan publik.

5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap Pengelolaan APBD yaitu dengan cara

membuat alat kelengkapan diantaranya :

a. Pimpinan DPRD

b. Badan Musyawarah

c. Komisi-Komisi

d. Badan Legislasi Daerah

e. Badan Kehormatan

f. Alat kelengkapan lain yang diperlukan

dan dibentuk oleh paripurna

setiap komisi-komisi sebagai ujung tombak dalam melaksanakan pengawasan dalam

kontek APBD.

6. Hambatan DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan pengelolaan APBD di

Kabupaten Subang yaitu mengenai Sumber Daya Manusia yang bermacam-macam

sehingga tidak semua DPRD mengetahui bagai mana cara mengelola pemerintah daerah..

7. Solusi yang dilakukan DPRD dalam menyelesaikan hambatan pelaksanaan fungsi

pengawasan pengelolaan APBD adalah dengan cara melakukan Bintek untuk

meningkatkan keterampilan para anggota DPRD

8. Pencapaian DPRD dalam pengawasan APBD selalu mengontrol pihak eksekutif dan

menyerap aspirasi masyarakat mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan

pertanggungjawaban.

9. Kalo APBD kabupaten subang itu biasanya ada pada laporan pertanggungjawaban APBD

setiap tahunya.

10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang sudah cukup baik, walopun belum seluruhnya

baik dan optimal dalam pengelolaan APBD karena beberapa hal yang menghambat

jalanya pengelolaan APBD di kabupaten Subang.

Page 100: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

HASIL WAWANCARA NOOR WIBOWO

1. Fraksi : 6 buah

Komisi : 4 buah

2. Fraksi :

- PDIP

- GOLKAR

- DEMOKRAT

- PKS

- GNK (Gerakan Nurani Keb angsaan, yang merupakan gabungan

dari partai GERINDRA dan PKPB)

- KPAP (yang merupakan Gabungan dari partai PKB, PAN, dan

PPP)

3. Komisi A : Menangani tentang Pemerintahan

Komisi B : Menangani tentang Ekonomi

Komisi C : Menangani tentang Pembangunan dan Anggaran

Komisi D : Menangani tentang Pendidikan, Keagamaan dan Kesra

4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif sangat baik dan saling mengisi karena kami

adalah sebagai mitra kerja pemerintahan daerah, kami pun sering memberi masukan

kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan APBD.

5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap pengelolaan APBD yaitu dengan cara

menyerap aspirasi masyarakat, kemudian turun atau terjun langsung kepada masyarakat

untuk mengeruk langsung aspirasi masyarakat tentang adanya penyimpangan yang

dilakukan oleh pemerintah daerah, dan membuat forum LPJ di setiap tahunya, yaitu LPJ

Page 101: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

jangka pendek, LPJ jangka menengah dan jangka panjang, untuk tahap pendek dilakukan

selama satu tahun sekali, jangka menengah adalah lima tahun sekali dan jangka panjan

setiap dua puluh lima tahun sekali.

6. Hambatan DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan pengelolaan APBD di

Kabupaten Subang yaitu, Sumber Daya Manusia DPRD Yang Bermacam-Macam

sehingga banyak dari anggota dewan tidak paham bahkan buta terhadap pengelolaan

keuangan dan pemerintahan.

7. Solusi yang dilakukan DPRD dalam menyelesaikan hambatan pelaksanaan fungsi

pengawasan pengelolaan APBD adalah dengan melakukan selalu pelatian pelatihan

terhadap SDM anggota dewan di Kabupaten Subang.

8. Pencapaian DPRD dalam menyelesaikan fungsi pengawasaan pengelolaan APBD adalah

mengadakan LPJ yang saya katakana tadi, dengan cara itu kami dapat mendapatkan data

efektif engganya pengelolaan APBD di Kabupaten Subang, dan terjun langsung ke

masyarakat atau dapil setiap daerahnya.

9. Kalo, tahun 2009 itu sekitar 1,1 triliyun lebih, tahun 2010 juga sekitar 1,2 triliyun, 2011

sekitar 1,409.685.487.000, tahun 2012 itu kalo ga salah sebanyak Rp.1,3 triliyun, tahun

2013 sebanyak Rp.1.499.668.098.462.

10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang saya rasa sudah baik dalam pengelolaan walo

adanya penyimpangan yang dlakukan oleh oknum anggota dewan.

Page 102: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

HASIL WAWANCARA HAERUL ANWAR

1. Fraksi : 6 buah

Komisi : 4 buah

2. Fraksi :

- PDIP

- GOLKAR

- DEMOKRAT

- PKS

- GNK (Gerakan Nurani Kebangsaan, yang merupakan gabungan

dari partai GERINDRA dan PKPB)

- KPAP (yang merupakan gabungan dari partai PKB, PAN, dan

PPP)

3. Komisi A : Menangani tentang Pemerintahan

Komisi B : Menangani tentang Ekonomi

Komisi C : Menangani tentang Pembangunan dan Anggaran

Komisi D : Menangani tentang Pendidikan, Keagamaan dan Kesra

4. Hubungan antara legislatif dan eksekutif baik karena kami memiliki satu tujuan untuk

Kabupaten Subang ini, yaitu menjadikan Rakyat Subang Gotong Royong agar subang

maju, dan agar menciptakan visi kami dalam mengelola Subang.

5. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD terhadap Pengelolaan APBD yaitu dengan cara

membagi pengawasan itu menjadi 3 tahap, yaitu dari tahap perencanaan, kemudian dalam

pelaksanaan dan yang terakhir dalam tahap pertanggungjawaban. Karena kenapa dibagi

menjadi tiga tahap, karena seharusnya untuk pengawasan, kami DPRD selalu mengawasi

Page 103: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

dari awal penyusunan, karena dalam tahap penyusunan adalah hal penting dalam

mewujudkan kesejahterakan rakyat, pada tahap perencanaan maka yang diakukan oleh

DPRD adalah:

a) Menampung aspirasi masyarakat,

b) Menetapkan petunjuk dan kebijkan publik tentang APBD dan menentuakn strategi dan

prioritas dari APBD tersebut,

c) Melakukan klarifikasi dan ratifikasi (diskusi APBD dalam rapat paripurna),

d) Mengambil keputusan dan pengesahan

Dalam pengawasanya kami mengandalkan setiap komisi-komisi sebagai ujung tombak

dalam melaksanakan pengawasan.

6. Hambatan DPRD dalam melaksanakan fungsi pengawasan pengelolaan APBD di

Kabupaten Subang yaitu, SDM anggota dewan yang bermacam-macam sehingga dalam

pengelolaan keuangan tidak semuanya mengerti, dan kemudian masalah kewenangan dari

DPRD sendiri, DPRD tidak bisa seenaknya memanggil pemerintah daerah yang

melakukan penyimpangan terhadap anggaran, sehingga kami kesulitan dalam memanggil

dan menghukum langsung pemerintah daerah yang melanggar itu, Adanya komunikasi

yang kadang-kadang tidak Sejalan dengan fraksi Lain.

7. Solusi yang dilakukan DPRD dalam menyelesaikan hambatan pelaksanaan fungsi

pengawasan pengelolaan APBD adalah dengan melakukan selalu pelatian pelatihan

terhadap SDM anggota dewan di Kabupaten Subang dan merubah kewenangan yang

dimiliki DPRD menjadi kewenangan yang lebih kuat, agar bisa menghukum langsung

pemerintah daerah, melakukan komunikasi yang lebih dekat dengan komisi-komisi lain.

Page 104: PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25004/1/Ilham... · Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ..... 37 . 2. Prak tik

8. Pencapaian DPRD dalam menyelesaikan fungsi pengawasaan pengelolaan APBD adalah

mengadakan Laporan Pertanggungjawaban dan terus memberikan pengontrolan terhadap

pemerintah daerah.

9. Kalo, Pendapatan tahun 2009 itu sekitar 1.175.467.934.000 triliyun lebih, tahun 2010

juga sekitar 1.188.450.070.000 triliyun, 2011 sekitar 1,4 triliyun, tahun 2012 itu kalo ga

salah sebanyak Rp.1.373.647.434.000. Tahun 2013 sebanyak Rp.1.499.668.098.000.

10. Penggunaan APBD di Kabupaten Subang saya rasa sudah cukup baik yaa walopu harus

ada evaluasi-evaluasi yang dilakukan, agar bisa menciptakan pemerintahan yang baik.