makroangiopati dan mikroangiopati dr bambang

2
MAKROANGIOPATI DAN MIKROANGIOPATI Komplikasi kronis diabetes melitus (DM) terutama disebabkan gangguan integritas pembuluh darah dengan akibat penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi tersebut kebanyakan berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik, terutama hiperglikemia. Kerusakan vaskuler merupakan gejala yang khas sebagai akibat DM, dan dikenal dengan nama angiopati diabetika. Makro- angiopati (kerusakan makrovaskuler) biasanya muncul sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pembuluh darah perifer. Adapun mikro- angiopati (kerusakan mikrovaskuler) memberikan manifestasi retinopati, nefropati dan neuropati. Kondisi hiperglikemia (glukosa berlebih dalam darah/ ekstraseluler) mengakibatkan terjadinya reaksi glikasi (reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan protein), secara berurutan seiring lamanya hiperglikemia, reaksi ini akan membentuk basa schiff, produk amadori, dan AGEs (Advanced Glycation End Products). AGEs merupakan protein yang sangat toksik. Pada jalur reduktase aldosa, oleh enzim reduktase aldosa dengan coenzim NADPH, glukosa akan dirubah menjadi sorbitol. Oleh sorbitol dehidrogenase dengan bantua adenine dinukleitida teroksidasi (NAD+), sorbitol akan dioksidasi menjadi fruktosa. Sorbitl dan fruktosa keduanya tidak terfosforilisasi, tetapi bersifat sangat hidrofilik, sehingga lamban penetrasinya melalui membrtan lipid bilayer. Akibatnya terjadi akumulasi poliol intraselular dan sel

Upload: gerryajun

Post on 20-Jan-2016

740 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

dr bams

TRANSCRIPT

Page 1: Makroangiopati Dan Mikroangiopati Dr Bambang

MAKROANGIOPATI DAN MIKROANGIOPATI

Komplikasi kronis diabetes melitus (DM) terutama disebabkan gangguan integritas pembuluh

darah dengan akibat penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi tersebut

kebanyakan berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik, terutama hiperglikemia.

Kerusakan vaskuler merupakan gejala yang khas  sebagai akibat DM, dan dikenal dengan nama

angiopati diabetika. Makro- angiopati (kerusakan makrovaskuler) biasanya muncul sebagai

gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pembuluh darah perifer. Adapun mikro-

angiopati (kerusakan mikrovaskuler) memberikan manifestasi retinopati, nefropati dan neuropati.

Kondisi hiperglikemia (glukosa berlebih dalam darah/ ekstraseluler) mengakibatkan terjadinya

reaksi glikasi (reaksi non-enzimatik antara glukosa dengan protein), secara berurutan seiring

lamanya hiperglikemia, reaksi ini akan membentuk basa schiff, produk amadori, dan AGEs

(Advanced Glycation End Products). AGEs merupakan protein yang sangat toksik. Pada jalur

reduktase aldosa, oleh enzim reduktase aldosa dengan coenzim NADPH, glukosa akan dirubah

menjadi sorbitol. Oleh sorbitol dehidrogenase dengan bantua adenine dinukleitida teroksidasi

(NAD+), sorbitol akan dioksidasi menjadi fruktosa. Sorbitl dan fruktosa keduanya tidak

terfosforilisasi, tetapi bersifat sangat hidrofilik, sehingga lamban penetrasinya melalui membrtan

lipid bilayer. Akibatnya terjadi akumulasi poliol intraselular dan sel akan engkak akibat

masuknya air ke dalam sel karena proses osmotic yang secara keseluruhan akan mengakibatkan

kerusakan sel. Komplikasi kronik dari diabetes millitus adalah kerusakan

makrovaskuler dan mikrovaskuler, dimana terdapat hubungan antara

abnormalitas lipopoprotein, glikasi protein, proses oksidasi dan disfungsi

protein. AGEs (Advanced glycation end products) adalah suatu reaksi

nonenzymatic antara reduksi gula dan beberapa prekursor seperti kolagen,

protein plasma, lipoprotein, membran sel, dan protein intraselular. Pada

seseorang diabetes kondisi hiperglikemia merupakan mediator

terbentuknya kolagen baru dan terjadi akumulasi dari produk glikasi,

disamping bertambahnya usia, kesemuanya merubah kulit, jaringan ikat dan

sendi termasuk penurunan elastisitas, jalur silang peningkatan kolagen dan

kehilangan enzim pencerna matrik intraseluler. Perubahan protein jaringan

sangat berarti bagi akumulasi AGEs dimana terjadi perubahan kolagen pada

Page 2: Makroangiopati Dan Mikroangiopati Dr Bambang

kulit dan kartilago. Residu AGE pada kolagen kulit merupakan percerminan

dari beratnya kondisi hiperglikemia sebagai komplikasi jangka lama. Pada

kondisi hiperglikemia berkepanjangan juga ditemukan peningkatan produksi radikal bebas

oksigen (RBO) antara lain diakibatkan oleh adanya pelepasan elektron melalui proses auto-

oksidasi dan glikasi. Auto-oksidasi yang berkepanjangan menyebabkan terjadinya kerusakan

membran sel sehingga terjadi kematian sel. Jaringan/sel yang sangat rentan terhadap RBO antara

lain eritrosit, limfosit, fibroblas, sel tumor, endotel, liposom, dan mitokondria.