makna toleransi beragama dalam film aisyah...

81
MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA Skripsi Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Hilda Dziah Azqiah SM NIM. 1112051100035 KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017M

Upload: vodung

Post on 30-Jun-2019

231 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH BIARKAN

KAMI BERSAUDARA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Hilda Dziah Azqiah SM

NIM. 1112051100035

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017M

Page 2: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH BIARKAN

KAMI BERSAUDARA

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Hilda Dziah Azqiah SM

NIM. 1112051100035

Pembimbing:

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017M

Page 3: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Juni 2017

Hilda Dziah Azqiah SM

Page 4: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM

AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA telah diujikan dalam sidang

munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Juni 2017. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Program Studi

Konsentrasi Jurnalistik.

Jakarta, 13 Juni 2017

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

Page 5: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

ABSTRAK

HILDA DZIAH AZQIAH SEPTI MANZILAH

1112051100035

MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH BIARKAN

KAMI BERSAUDARA

Film merupakan salah satu media massa yang dapat memberikan pengaruh

besar terhadap khalayak. Pada akhir-akhir tahun 2016 terjadi fenomena mengenai

gesekan antar agama. Adanya film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara yang

bergenre drama dan diproduksi One Production. Film yang mengisahkan seorang

guru muslimah, Aisyah berjuang demi cita-citanya di desa Derok, NTT yang

mayoritas warganya beragama Katolik, mengandung banyak pesan toleransi antar

umat beragama. Film ini pun menarik banyak publik dengan masuk berbagai

nominasi dalam Festival Film Indonesia (FFI) 2016, dan menjadi film nasional

terbaik dalam FFI 2016. Film ini memberikan gambaran dan cambukan bagi

pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa kehidupan ini sangat di perlukan

rasa toleransi satu sama lain, baik beda agama maupun ras. Sehingga, dengan

adanya rasa toleransi maka tidak ada perpecahan antar agama dan akan

terciptanya kehidupan yang damai, rukun dan tentram.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan masalah yang

dirumuskan peneliti. Rumusan masalah tersebut yang pertama adalah bagaimana

makna tanda ikon, indeks, dan simbol mengenai toleransi antarumat beragama

dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara menurut teori yang dikemukakan

oleh Charles Sanders Pierce? Kedua, bagaimana interpretasi yang muncul dari

film tersebut terkait toleransi antarumat beragama?

Untuk menjawab pernyataan tersebut, maka peneliti menggunakan

metodelogi pendekatan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah makna

toleransi antarumat beragama dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara yang

disutradarai oleh Herwin Novianto. Sedangkan objeknya adalah potongan-

potongan adegan yang terdapat pada film tersebut.

Penelitian ini menggunakan teori semiotika Charles Sanders Pierce.

Semiotika adalah cara untuk menganalisis dan dan memberikan makna terhadap

lambang-lambang yang terdapat dalam sebuah gambar,pesan dan teks. Sumber

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan

sekunder. Sumber data primer diperoleh dari rekaman film Aisyah Biarkan Kami

Bersaudara, sedangkan sumber data sekunder dapat diperoleh dari info-info lain

dan dokumentasi yang berkenaan denganfilm ini. Teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan observasi dan dokumentasi yang dianalisis dengan teroi

semiotika Charles Sanders Pierce.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pesan toleransi dalam

film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, berupa menghormati agama lain,

menghargai dan menerima perbedaan, tidak memaksakan kehendak, kepercayaan

terhadap orang lain, dan bersikap adil tanpa melihat suku maupun agama serta

tetap bersikap tolong-menolong sesama manusia agar tercipta kedamaian dalam

berinteraksi sosial dan bermasyarakat.

Kata kunci: film, semiotika, pesan toleransi.

Page 6: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat selesai baik.

Shalawat serta salam tak lupa penulis hanturkan kepada junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW. , keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah skripsi yang berjudul “MAKNA TOLERANSI BERAGAMA

DALAM FILM AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA” dapat selesai

dengan baik guna memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini tak jarang

penulis menghadapi hambatan. Namun, karena dorongan dan motivasi dari orang

terdekat akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepda:

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr. H. Arief Subhan, M.A., wakil

Dekan I Bidang Akademik, Suparto, M.Ed Ph.D., wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag., serta wakil Dekan III

Bidang Kemahasiswaan Dr. Suhaimi, M.Si.

2. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si., beserta Sekretaris

Kosentrasi Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaily, M.A.

3. Dosen pembimbing Dra. Rubiyanah, M.A., yang selalu meluangkan

waktunya untuk membimbing dan memberikan saran kepada penulis.

Page 7: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

ii

4. Tim Penguji, Ade Masturi, M.A dan Drs. M. Sungaidi, M.A, yang telah

menyediakan waktu untuk menguji sidang munaqashah skripsi kepada

penulis.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat

penulis kepada mereka yang telah memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat.

6. Seluruh staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

serta staf Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda, Ardi dan ibunda, Ramiyati yang

selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatian serta dukungan kepada

penulis selama ini.

8. Keluarga tercinta, suami, Abdul Rahman, S.Kom.I dan ananda, Athifa

Zahira Rahman yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatian

serta dukungan baik moril dan materil kepada penulis selama proses

penyusunan skripsi.

9. Orang-orang terkasih yang selama ini memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis, Abangku Rahmat, Kakakku Ulfah, dan sahabt-sahabat

terbaikku, Lilis Yuniarsih, Nur Habibah, Qoribatul Choiriyah, Azmy

Azis.

10. Teman-teman Jurnalistik A dan B 2012 yang tidak bisa disebutkan satu

persatu, terimakasih atas doa dan dukungan yang telah diberikan selama

ini.

Page 8: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

iii

11. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan

skripsi yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak mengurangi

rasa teirmakasih peneliti kepada kalian.

Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf apabila terdapat kekurangan

maupun kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT. membalas

kebaikan yang telah kalian berikan kepada penulis dan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamuala’ikum Wr. Wb.

Jakarta, Juni 2017

Hilda Dziah Azqiah SM

Page 9: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL............................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah ................................................................................ 4

2. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

2. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

D. Metodelogi Penelitian

1. Paradigma dan Pendekatan .............................................................. 6

2. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................ 6

3. Sumber Data ..................................................................................... 7

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 7

5. Metode Analisa ................................................................................ 7

E. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Semiotika

1. Pengertian Semiotika ....................................................................... 14

2. Sejarah Semiotika ............................................................................ 15

3. Konstruksi Dasar Semiotika ............................................................. 18

4. Tokoh – Tokoh Semiotika ................................................................. 20

5. Teori Semiotika Peirce ...................................................................... 26

B. Tinjauan tentang Film

1. Pengertian Film Sebagai Media Audio Visual ................................. 30

2. Karateristik Film ................................................................................ 32

3. Klasifikasi Film 34

Page 10: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

v

C. Tinjauan tentang Toleransi

1. Pengertian Toleransi ...................................................................... 36

2. Unsur-unsur Toleransi Agama ....................................................... 37

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Sekilas tentang Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ..................... 40

B. Pemain dan Tim Produksi Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ... 42

C. Penghargaan Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ......................... 44

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Makna ikon, indeks dan simbol mengenai tolernasi dalam

film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ............................................... 47

B. Interpretasi Temuan ............................................................................. 59

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ................................................................................... 62

B. SARAN .............................................................................................. 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 64

LAMPIRAN................................................................................................... 65

Page 11: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

vi

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Model Triadik Peirce ............................................................. 29

Page 12: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

vii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Segitiga elemen Makna Peirce ................................................ 8

2. Gambar 2 Asosiasi signifer dan signifed ............................................... 22

Page 13: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu media massa modern yang pesat dan kuat dengan media

massa sebagai salurannya adalah film. Film juga bisa ditonton dan dijadikan

bahan persahabatan hampir di setiap negara. Film itu sendiri merupakan

gambaran hidup. Selama bertahun-tahun, orang sudah memperhatikan film

sebagai sarana hiburan, pelarian, pendidikan, menerangi dan mengilhami

penonton. Film yang ditonton oleh masyarakat untuk menghabiskan waktu

santainya sebagaimana yang dikatakan oleh Kolker, memiliki kekuatan yang

sangat besar karena film menyajikan image yang dapat merasuki kita secara

lebih mendalam dan image yang tersaji dalam fillm menyediakan ilusi yang

powerfull mengenai pemahaman realitas. Film mampu mengjangkau populasi

dalam jumlah besar dan cepat, bahkan di wilayah pedesaan.1

Memasuki milenium baru dan seiring kembali menggeliatnya produksi

film Indonesia, film-film yang berlatar dan memiliki cerita dari Indonesia

bagian Timur semakin sering dibuat. Tahun 2016 ada satu judul “Aisyah:

Biarkan Kami Bersaudara”. Film yang diproduksi oleh One Production ini

garapan sutradara Herwin Novianto, dan di produseri oleh Hamdani Koestoro

dan penulis skenario oleh Jujur Prananto ini mengambil cerita di sebuah desa

di ujung Timur provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dari sudut pandang

seorang guru dari pulau Jawa.

1Denis McQuail, Teori Komunikasi Mass, (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2011),

h. 35.

Page 14: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

2

Kisah film ini berawal di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat,

saat Aisyah (Claudya Cynthia Bella) hendak mewujudkan cita-citanya

menjadi guru selepas meraih gelar sarjana. Ia mendapat tugas dari sebuah

yayasan untuk mengajar murid-murid SD kelas jauh di dusun Derok, di dekat

kota Atambua, NTT serta berbatasan dengan negara Timor Leste. Aisyah

menyanggupi penempatan ini, sekalipun kurang disetujui sang ibu (Lydia

Kandou), serta harus meninggalkan pemuda yang sedang dekat dengannya,

Jaya (Ge Pamungkas).

Setibanya di Derok, meski ia banyak dibantu oleh kepala dusun (Deky

Liniard Seo), seorang muridnya bernama Siku Tavarez (Dionisius Rivaldo

Moruk), serta seorang sopir bernama Pedro (Arie Kriting), tetap saja

perbedaan antara kampung halaman Aisyah dengan tempatnya yang baru

begitu kontras. Aisyah harus menyesuaikan diri dengan medan kering dan

berbatu, iklim panas, sulitnya air, ketiadaan listrik, juga perbedaan bahasa,

budaya, dan agama. Apalagi, Aisyah adalah seorang perempuan muslim yang

mengenakan jilbab, yang kini berada di tengah-tengah warga yang menganut

Katolik. Jati diri Aisyah sebagai muslim kemudian mendapat tantangan dari

salah seorang muridnya, Lordis (Agung Isya Almasie Benu) yang enggan

diajar oleh Aisyah. Namun, Aisyah berniat untuk memegang teguh cita-

citanya untuk menjadi guru yang baik, dan menjalankan tugasnya untuk

mendidik anak-anak Derok. Baik Aisyah maupun murid-muridnya di Derok

pun harus berupaya untuk dapat saling menerima perbedaan di antara mereka.

Pada tahun 2016 terjadi gesekan antar agama yang menimbulkan

perpecahana satu agama dengan agama lain dan kurangnya rasa toleran.

Page 15: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

3

Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar

dalam keberagaman manusia, yaitu kesadaran antarumat beragama akan

keniscayaan prularitas.2 Toleransi merupakan salah satu bentuk dan

akomodasi sebagai suatu usaha manusia dalam mencapai kestabilan dalam

masyarakat tanpa adanya perselisihan. Toleransi juga mengarahkan kepada

terbentuknya asimilasi dalam masyarakat bila didukung oleh komunikasi yang

intens.3 Dengan adanya film “Aisyah Biarkan Kami Bersaudara” yang

bergenre drama dengan durasi 90 menit, mengandung pesan toleransi di dalam

alur ceritanya karena tidak hanya sebagai tontonan belaka, namun bisa

menjadi tuntunan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia bahwa hidup ini

harus ada rasa toleransi satu agama dengan agama lain.

Film ini juga memberikan inspirasi bahwa ada situasi dan kondisi

yang menyuguhkan proses adaptasi dua keyakinan untuk hidup bertetangga

dan menebarkan nilai-nilai kemanusiaan yang berkaitan dengan kehidupan

berbangsa dan bernegara. Sangat mencolok bahwa pakaian dan simbol

keagamaan bukan menjadi tembok pemisah karena hati dan kebaikan

berbicara. Murid Aisyah yang jumlahnya hanya sebanyak jari tangan itu

sempat disusupi oleh sikap antipati terhadap agama lain.

Justru lewat usaha untuk hidup dan bertahan di lingkungan yang 100%

berbeda dari lingkungan ia bertumbuh sebelumnya, Aisyah menunjukkan

esensi suatu agama dari perspektif seorang yang hidup dalam dunia plural dan

majemuk. Agama itu menuntun seseorang untuk semakin inklusif dan

menebarkan kebaikan.

2 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), h.169

3 Soejana Soekanto, Sosiologii Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Perss, 2002), h.83.

Page 16: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

4

Film yang disutradarai oleh Herwin Novianto ini juga membawa soal

keragaman dan kondisi di wilayah Indonesia Timur. Film ini memberi

cambukan bagi pemerintah, dan juga saudara sebangsa bahwa Indonesia

terdiri dari masyarakat majemuk yang kaya akan suku, bangsa, bahasa dan

agama. Dengan toleransi, perbedaan itu bukan suatu masalah, namun

membuat hidup menjadi indah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui makna

toleransi beragama melalui tanda-tanda yang terdapat dalam film ini dengan

menggunakan teori semiotika Charles Sander Peirce untuk menggali makna

tanda toleransi beragama dalam film dengan judul “MAKNA TOLERANSI

BERAGAMA DALAM FILM AISYAH BIARKAN KAMI

BERSAUDARA”.

B. Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar masalah

yang diteliti tepat pada tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penulisan

ini, penulis mencoba untuk membatasi permasalahan, agar tidak terjadi

pelebaran dalam pembahasannya nanti. Penelitian dibatasi dengan tanda-tanda

atau simbol yang mengandung makna toleransi beragama pada tujuh scene

dari 15 scene dalam film tersebut.

2. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang dibahas dalam penelitian ini maka

dirumuskan masalah sebagai berikut:

Page 17: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

5

a. Bagaimana makna tanda ikon, indeks, dan simbol mengenai toleransi

beragama dalam film “Aisyah Biarkan Kami Bersaudara”?

b. Bagaimana interpretasi yang muncul dari film tersebut terkait toleransi

beragama?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah penelitian di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui makna ikon, indeks dan simbol mengenai

makna toleransi beragama dan untuk mengetahui interpretasi dalam film

“Aisyah Biarkan Kami Bersaudara”.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu komunikasi, serta memberikan sumbangsih dan

beragam data mengenai penelitian semiotik sebagai bahan pustaka,

khususnya penelitian tentang analisis kajian film dan semiotika.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran dalam

membaca makna yang ada dalam sebuah film melalui semiotika. Selain

itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kosa kata dan istilah

yang biasa digunakan dalam film.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma dan pendekatan

Page 18: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

6

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis semiotik

umumnya bersifat kualitatif, yang dimana setiap orang memiliki

pemaknaan terhadap sesuatu. Yaitu Semiotika adalah ilmu yang mengkaji

tentang sebuah tanda pada sebuah objek. Dimana pendekatan penelitian

yang datanya tidak menggunakan data statistik, akan tetapi lebih dalam

bentuk narasi atau gambar-gambar.4

Paradigma konstruktivis berbasis pada pemikiran umum tentang

teori-teori yang dihasilkan oleh peneliti dan teoritis aliran konstruktivis.

Little John mengatakan bahwa teori-teori aliran ini berlandaskan pada ide

bahwa realitas bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi

melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat, dan budaya. 5

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan paradigma

konstruktivisme, karena objek yang diteliti adalah sebuah film lokal, yaitu

film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara dimana dalam sebuah film ini,

peneliti memberikan dan menguraikan gambaran akan toleransi antarumat

beragama, dan dengan pendeketan ini peneliti bisa menghasilkan data

deskriptif berupa ucapan atau prilaku orang yang diamati.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah film “Aisyah Biarkan Kami

Bersaudara” yang disutradarai oleh Herwin Novianto. Sedangkan objek

penelitiannya adalah potongan-potongan adegan berupa audio maupun

4Kountur, Ronny.Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. (Jakarta: CV

Teruna Grafica). h 16. 5 Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, (Wadsworth: Belmont,

2002), h.163

Page 19: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

7

visual dan yang terdapat pada film tersebut yang berkaitan dengan

rumusan masalah penelitian.

3. Sumber Data

Dalam penelitian ini data-data dikumpulkan dibagi menjadi dua

bagian yang mengamati langsung data-data yang sesuai dengan pertanyaan

penelitian. Adapun instrument penelitiannya adalah:

a. Data Primer, berupa rekaman video yang berupa adegan-adegan

toleransi dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara.

b. Data Sekunder, berupa dokumen tertulis, yaitu seperti resensi film

Aisyah Biarkan Kami Bersaudara baik dari artikel di internet maupun

buku-buku yang relevan dengan penelitian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri atas

dua, yaitu:

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan secara langsung dan tidak

terikat objek penelitian dan unit analisis mengamati adegan-adegan

dengan teliti dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara. Kemudian,

menganalisis adegan yang telah ditentukan sesuai dengan teori yang

telah digunakan.

b. Dokumentasi, peneliti mengumpulkan dan mempelajari data melalui

literatur dan sumber bacaan, seperti buku-buku yang relevan dengan

masalah yang dibahas dan pendukung penelitian.

5. Analisa Data

Page 20: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

8

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan oleh peneliti

sendiri. Peneliti pada penelitian kualitatif bekerja sebagai perencana,

pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir dan pada akhirnya menjadi

pelapor hasil penelitiannya6.

Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa

Semiotika. Semiotika menurut Alex Sobur adalah suatu ilmu atau metode

analisis untuk mengkaji tanda.7 Semiotika menurut Peirce adalah suatu

hubungan antara tanda, objek, dan makna. Analisa semiotika pada

penelitian ini menggunakan analisa semiotika yang dikemukakan oleh

Charles Sanders Peirce. Pemikiran Peirce bisa dijelaskan melalui bagan

berikut ini.

Gambar 1

Segitiga elemen Makna Peirce

Sign

Interpretan Object

Menurut Peirce, tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yaitu

Representamen yang disebut juga tanda (sign) berhubungan dengan objek

yang dirujuknya. Hubungan tersebut membuahkan interpretant. Jadi,

6 Lexy J Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2010), h.121.

7 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h.15.

Page 21: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

9

menurut Peirce, salah satu bentuk tanda adalah kata. Sedangkan objek

adalah sesuatu yang dirujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda

yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.

Tanda atau representament adalah bagian tanda yang merujuk pada

sesuatu menurut cara atau berdasarkan kapasitas tertentu. Peirce

mengistilahkan representament sebagai benda atau objek yang berfungsi

sebagai tanda. Objek adalah sesuatu yang dirujuk oleh tanda. Biasanya

objek merupakan sesuatu yang lain dari tanda itu sendiri atau objek dan

tanda bisa jadi merupakan entitas yang sama. Interpretant merupakan efek

yang ditimbulkan dari proses penandaan atau bisa juga interpretant adalah

tanda sebagaimana dicerap oleh benak kita, sebagai hasil penghadapan kita

dengan tanda itu sendiri.

Apabila ketiga elemen makna tersebut berinteraksi dalam benak

seseorang maka muncul makna tentang sesutu yang diwakili oleh tanda

tersebut.8

Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai

tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Tanda yang mewakilinya disebut

representamen (referent). Jadi jika sebuah tanda mewakilinya, hal ini

adalah fungsi utama tanda. Misalnya, anggukan kepala mewakili

persetujuan, gelengan mewakili ketidaksetujuan. Agar berfungsi tanda

harus ditangkap, dipahami, misalnya dengan bantuan kode. Proses

8 Wibowo, Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi penelitian dan Skripsi Komunikasi,

h.169-170.

Page 22: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

10

perwakilan itu disebut semiosis, yaitu suatu proses di mana suatu tanda

berfungsi sebagai tanda, yaitu mewakili sesuatu yang ditandainya.

Peirce membedakan hubungan antara tanda dengan acuannya ke

dalam tiga jenis hubungan yaitu9 :

1. Ikon (Icon), jika ia berupa hubungan kemiripan. Ikon bisa berupa, foto,

peta geografis, penyebutan atau penempatan.

2. Indeks (Index), jika berhubungan dengan kedekatan eksistensi.

Misalnya, asap hitam tebal membubung menandai kebakaran, wajah

yang muran menandai hati yang sedih, dan sebagainya.

3. Simbol (Symbol), jika ia berupa hubungan yang sudah terbentuk secara

konvensi.

Yang pertama dilakukan yaitu, tahap pengenalan isi film, yaitu

pengenalan isi film “Aisyah Biarkan Kami Bersaudara”, di lanjutkan ke

tahap eksplorasi, di mana dalam tahap ini mendeskripsikan mengenai

unsur-unsur toleransi dalam film tersebut dan terakhir tahap analisis, yang

menganalisis dari teori semiotika Charles Sanders Pierce mengenai makna

toleransi beragama dalam film tersebut baik adegan-adegan audio maupun

visual.

E. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti mengkaji karya-karya

sebelumnya yang relevan dengan topik yang diambil pada penelitian saat

ini. Pada penelitian ini, peneliti merujuk pada penelitian terdahulu yang

9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h.41-42.

Page 23: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

11

membahas tentang semiotika. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya

adalah:

1. Penelitian karya M. Fikri Ghazali, 2010, Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengna judul

“Analisis Semiotik Film 3 Doa 3 Cinta”. Dalam skripsi ini yang lebih

diungkapkan menunjukkan potret kehidupan santri dan dunia Islam.

Persamaan peneliti dengan peneliti sebelumnya terletak pada objek

penelitian, yaitu sama-sama memfokuskan pada film. Perbedaannya

adalah peneliti sebelumnya menggunakan teori semiotika Roland

Barthes sedangkan peneliti menggunakan teori Charles Sanders Pierce.

2. Penelitian karya Chafisna Nurun Alanurin mahasiswi Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

yang berjudul Nilai-Nilai Keluarga Islami dalam Novel Habibie dan

Ainun (Sebuah Analisis Semiotik). Fokus penelitian tersebut adalah

menjelaskan tentang nilai-nilai keluarga islami yang digambarkan

dalam novel Habibie dan Ainun.

Persamaannya adalah peneliti juga menggunakan teori

semiotika Charles S. Peirce sama seperti yang dilakukan oleh peneliti

saat ini. Perbedaannya adalah terletak pada objek penelitiannya.

Penelitian yang terdahulu menggunakan novel Habibie dan Ainun

sebagai objeknya sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan

film sebagai objek penelitian.

3. Penelitian karya Nurlaelatul Fajriah mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang

Page 24: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

12

berjudul Analisis Semiotik Film Cin(T)a Karya Sammaria

Simanjuntak. Fokus penelitian ini adalah mencari makna judul film

Cin(T)a dan mencari makna ikon, indeks, dan simbol dalam film. Hasil

dari penelitian ini adalah peneliti menemukan konsep toleransi dalam

film Cin(T)a. Peneliti menemukan makna cinta dalam film cinta.

Yakni ada dua makna, yang pertama cinta terhadap Tuhan dan cinta

terhadap sesama. Dimana cinta terhadap Tuhan diatas segalanya.

Perbedaan penelitian peneliti yang terdahulu dengan yang

sekarang terdapat pada objek penelitian. Penelitian terdahulu terfokus

pada film cin(T)a, sedangkan penelitian yang sekarang memfokuskan

pada film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara. Persamaan dalam

penelitian yang sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sama

sama menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce.

4. Nurlaeli, 2011, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Representasi Islam dalam film

PK”. Dalam skripsi ini peneliti sebelumnya menganalisis representasi

islam dalam film PK. Perbedaannya yaitu pada subjek yang diteliti,

peneliti sebelumnya fokus pada film bollywood PK, sedangkan

peneliti meneliti tentang toleransi antarumat beragama dalam film

lokal Aisyah Biarkan Kami Bersaudara.

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sistematis, , penulis

mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis

dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta.maka penulis

Page 25: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

13

membagi pokok-pokok permasalahan ke dalam lima bab yaitu sebagai

berikut:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis

Bab ini menguraikan teori yang dipakai dalam penelitian ini yang

terdiri atas pengertian semiotika menurut para tokoh, sejarah singkat

semiotika, konsep teori semiotika menurut Charles Sanders Pierce,

pengertian, karakteristik film dan pengertian serta unsur-unsur toleransi.

BAB III : Gambaran Umum tentang Film Aisyah Biarkan Kami

Bersaudara

Bab ini membahas orang-orang dibalik layar film Aisyah Biarkan

Kami Bersaudara terdiri atas sekilas tentang film, profil sutradara serta

karya-karya nya, dan para pemain film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini akan dikhususkan pada hasil penelitian mengenai makna

toleransi antarumat beragama dalam film tersebut.

BAB V : Penutup dan Kesimpulan

Bab ini merupakan bab terakhir dalam rangkaian, yang

menguraikan secara singkat kesimpulan dari peneliti dan saran atas

permasalahan yang telah diteliti.

Page 26: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Semiotika

1. Pengertian Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tanda-tanda, lambang-

lambang, sistem-sistemnya dan prosesnya.10

Pada dasarnya para ahli

semiotik melihat kehidupan sosial dan budaya sebagai pemaknaan, bukan

sebagai hakikat esensial objek.11

Secara terminologis, menurut Umberto Eco, semiotik dapat

didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek,

peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda. Van Zoest

mengartikan semiotik sebagai “ilmu tanda (sign) yang berhubungan dengan

cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengirimannya dan

penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya. Batasan yang lebih

jelas dikemukakan oleh Preminger, yaitu, semiotik adalah ilmu tentang

tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan

kebudayaan itu merupakan tanda-tanda semiotik itu mempelajari sistem-

sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda

tersebut mempunyai arti.12

10

Puji Santosa, Rancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra, (Bandung: Angkasa,

1931), h.3. 11

Untung Yuwono dan Christomy. T, Semiotika Budaya, (Depok: Universitas Indonesia,

2004), h. 77-78 12

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 96.

Page 27: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

15

Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang

berarti penafsir tanda atau tanda dimana sesuatu dikenal. Semiotika ialah

ilmu tentang tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan

berfungsi. Semiotika ialah cabang ilmu dari filsafat yang mempelajari

“tanda” dan biasa disebut filsafat penanda. Semiotika adalah teori dan

analisis berbagai tanda dan pemaknaan.

2. Sejarah Semiotika

Dalam pengertiannya sebagai fakta historis, Hipocrates (460-

377SM), sebagai pendiri ilmu kedokteran modern, mengusulkan istilah

„semiotika‟ dan mendefinisikannya sebagai cabang ilmu kedokteran untuk

mempelajari gejala-gejala yang menunjukkan sesuatu di luar dirinya.

Hipocrates mengklaim bahwa tugas utama seorang dokter adalah

menyingkapkan hal-hal yang ditunjukkan oleh gejala-gejala ini dalam

kaitannya dengan tubuh manusia.

Telaah tentang bagaimana „satu objek mewakili objek lain‟

menjadi tugas utama para filsuf di sekitar masa kehidupan Plato (sekitar

428-347 SM), yang menyarankan bahwa tanda adalah „hal-hal‟ yang

menyesatkan karena tidak secara langsung „mewakili‟ kenyataan,

melainkan pendekatan mental padanya yang diidealisasikan. Murid Plato,

Aristoteles (384-322 SM) berupaya untuk meninjau gejala „yang

mewakili‟ (X=Y) dengan lebih dekat, dan meletakkan dasar-dasar teori

penandaan yang sampai sekarang masih menjadi dasar.

Page 28: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

16

Tahap kemajuan besar berikutnya dalam telaah tanda adalah yang

diambil oleh Santo Agustinus (354–430 SM), filsuf dan pemikir agama

yang mengklasifikasikan tanda sebagai yang bersifat natural,

konvensional, dan suci. Tanda natural adalah tanda yang terdapat di alam.

Gejala-gejala badan, desir dedaunan, warna tanaman, dan sebagainya

adalah tanda-tanda alam yang dipancarkan binatang dalam menanggapi

keadaan fisik dan emosional. Tanda konvensional adalah tanda yang

dibuat manusia. Kata-kata, isyarat, dan simbol merupakan contoh dari

tanda-tanda konvensional. Di dalam teori semiotika modern, hal-hal ini

diklasifikasikan menjadi yang bersifat verbal dan nonverbal. Santo

Agustinus mendefinisikan tanda suci sebagai yang menampilkan pesan

dari Tuhan. Sebagai contoh, mukjizat adalah tanda suci yang hanya bisa

dipahami di dalam iman. 13

Selanjutnya, filsuf Inggris bernama John Locke (1632-1704) yang

memperkenalkan telaah formal tentang tanda ke dalam filsafat dalam

karyanya Essay Concerning Human Understanding (1690), dan

melakukan antisipasi bahwa hal ini memberi kesempatan kepada para

filsuf untuk memahami keterhubungan antara representasi dengan

pengetahuan. Akan tetapi, pekerjaan yang mulai dikerjakannya nyaris

tidak dikenali sampai pemikiran pakar bahasa dari Swiss Ferdinand de

Saussure (1857-1913) dan filsuf Amerika Serikat Charles Sanders Peirce

13

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),

h.34

Page 29: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

17

(1839-1914) menjadi landasan untuk membatasi bidang penelitian yang

otonom. 14

Saussure melihat tanda sebagai „gejala biner‟. Yaitu bentuk yang

tersusun atas dua bagian saling terkait (penanda dan petanda). Hubungan

antara kedua hal ini bersifat konseptual dan ditentukan oleh konvensi

sosial. Saussure mengklaim bahwa kata seperti kata „kelinci‟

membangkitkan tanda „citra suara mental‟ yang terkait dengan gambaran

sosial „teridealisasikan‟ dengan binatang tersebut.

Pada waktu yang nyaris bersamaan, Charles Peirce juga

melakukan hal yang kurang lebih sama. Ia mendefinisikan tanda sebagai

yang terdiri atas representamen (sesuatu yang melakukan representasi)

yang merujuk ke objek (yang menjadi perhatian representamen),

membangkitkan arti yang disebut sebagai interpretant („apa pun artinya

bagi seseorang dalam konteks tertentu‟). Hubungan ketiga dimensi ini

tidak bersifat statis melainkan dinamis.

Peirce juga membuat tipologi 66 jenis tanda, dan

mengklasifikasikannya sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Sebagai

contoh, ia mendefinisikan „qualisign‟ sebagai tanda yang mengarahkan

perhatian ke, atau menonjolkan, kualitas tertentu yang ada pada yang

menjadi referennya. Di dalam bahasa, sebuah ajektif adalah qualisign

karena menarik perhatian ke kita ke kualitas (warna, bentuk, ukuran, dan

sebagainya) yang ada pada objek yang menjadi refrennya. Di dalam

14

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010),

h.35

Page 30: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

18

lingkup nonverbal, yang termasuk qualisign adalah warna-warna yang

dipakai para pelukis, atau harmoni dan nada-nada yang dipakai para

komponis. 15

3. Konstruksi Dasar Semiotika

Konsep dasar yang menyatukan tradisi ini adalah tanda yang

didefinisikan sebagai stimulus yang menandakan atau menunjukan

beberapa kondisi lain seperti ketika asap menandakan adanya api. Konsep

dasar kedua adalah simbol yang biasanya menandakan tanda yang

kompleks dengan banyak arti, termasuk arti yang sangat khusus. Beberapa

ahli memberikan perbedaan yang kuat antara tanda dan simbol/ tanda

dalam realitasnya memiliki referensi yang jelas terhadap sesuatu,

sedangkan simbol tidak. Para ahli lainnya melihat sebagai tingkat-tingkat

istilah yang berbeda dalam kategori yang sama. Dengan perhatian pada

tanda dan simbol, semiotik menuturkan kumpulan teori-teori yang sangat

luas berkaitan dengan bahasa, wacana, dan tindakan-tindakan nonverbal.16

Kebanyakan pemikir semiotik melibatkan ide dasar triad of

meaning yang menegaskan bahwa arti muncul dari hubungan di antara tiga

hal yaitu benda (atau yang dituju), manusia (penafsir), dan tanda. Charles

Sanders Pierce, ahli semiotik modern pertama dapat dikatakan pula

sebagai pelopor ide ini. Peirce mendefiniskan semiosis sebagai hubungan

antara tanda, benda, dan arti. Tanda tersebut mempresentasikan benda atau

15

Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), h.

36-37. 16

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Theories of Human Communication, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), h.53.

Page 31: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

19

yang ditunjuk di dalam pikiran si penafsir. Sebagai contoh, kata anjing

diasosisasikan dalam pikiran dengan binatang tertentu. Kata itu bukanlah

binatang, tetapi sebagai ganti dari pemikiran, asosiasi, atau interpretasi

yang menghubungkan kata dengan benda yang nyata. Seseorang yang

mencintai anjing dan memilikinya sebagai binatang peliharaannya akan

mendapatkan pengalaman yang berbeda tentang tanda anjing dengan

orang yang pernah digigit oleh anjing ketika kecil. Ketiga elemen itu

membentuk segitiga semiotik, seperti yang telah diberi nama oleh C.K.

Ogden dan I.A. Richards.

Semiotik selalu dibagi ke dalam tiga wilayah kajian yaitu semantik,

sintaktik, dan pragmatik. Semantik berbicara tentang bagaimana tanda-

tanda berhubungan dengan yang ditunjuknya atau apa yang ditunjukkan

oleh tanda-tanda. Apa yang direpresentasikan oleh tanda maka kita berada

dalam ranah semantik.

Wilayah kajian kedua dalam semiotik adalah sintaktik atau kajian

hubungan di antara tanda-tanda. Tanda-tanda sebetulnya tidak pernah

berdiri dengan sendirinya. Hampir semuanya selalu menjadi bagian dari

sistem tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang diatur dalam

cara-cara tertentu. Oleh karena itu, sintaktik mengacu pada aturan-aturan

yang dengannya orang mengombinasikan tanda-tanda ke dalam sistem

Page 32: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

20

makna yang kompleks. Semiotik tetap mengacu pada prinsip bahwa tanda-

tanda selalu dipahami dalam kaitannya dengan tanda-tanda lain. 17

Pragmatik, kajian utama semiotik yang ketiga, memperlihatkan

bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia

atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda pada

kehidupan sosial. Cabang ini memiliki pengaruh yang paling penting

dalam teori komunikasi karena tanda-tanda dalam sistem tanda dilihat

sebagai alat komunikasi manusia. Oleh karena itu, pragmatik saling

melengkapi dengan tradisi sosial budaya.

4. Tokoh – Tokoh Semiotika

a. Ferdinand De Saussure

Ferdinand De Saussure menggunakan kata semiologi sebagai

istilah untuk cabang ilmu yang mengkaji tanda. Saussure mendefinisikan

tanda (signe) adalah kombinasi antara konsep (concept) dan citra akustik

(image acoustique).18

Saussure mengganti istilah konsep dengan signife

(petanda) dan citra akustik dengan istilah significant (petanda), atau antara

wahana tanda dan makna. Ketika seseorang berbicara dengan bahasa

ujaran menunjukkan adanya bunyi bahasa atau kata yang dihasilkan oleh

alat-alat artikulatoris. Alat-alat ini menghasilkan bunyi yang dipengaruhi

oleh getaran udara, sehingga menimbulkan sifat-sifat tertentu sebagai citra

17

Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Theories of Human Communication, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), h. 54-55. 18

Ferdinand de Saussure, Pengantar Umum Linguistik, terj. Rahayu S. Hidayat

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996), h. 147.

Page 33: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

21

akustik. Sementara bahasa juga memiliki konsep yang berupa makna atau

aspek mental dibalik bunyi bahasa. Misalnya, bunyi kata horse merupakan

tanda yang terdiri dari aspek citra akustik berupa bunyi horse dan

memiliki konsep hewan yang dalam bahasa Indonesia disebut „kuda‟.

Kedua unsur ini saling berkaitan dan kehadiran yang satu menuntut

kehadiran yang lain. 19

Dalam pemikiran Saussure yang paling penting dalam konteks

semiotik adalah pandangannya mengenai tanda. Saussure memusatkan

perhatian pada sifat dan perilaku tanda linguistik. Di dalamnya terdapat

pokok-pokok pikiran yang nantinya memberi bentuk pada tradisi

pengkajian tanda di Eropa, yang kemudian dikenal dengan istilah

Semiologi (Ilmu tentang Tanda). Menurutnya, definisi tanda linguistik

merupakan entitas dua sisi (dyad) yang bersifat arbitrer (berdasarkan

kesepakatan).

Sisi pertama disebutnya dengan penanda (signifier) yaitu aspek

material dari sebuah tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi pada saat

orang berbicara. Bunyi tersebut berasal dari getaran pita suara (yang tentu

saja bersifat material). Penanda verbal tersebut disebut Saussure sebagai

“citra bunyi (sound image)”. Sisi kedua dari tanda -yaitu sisi yang diwakili

secara material oleh penanda- disebut sebagai petanda (signified) yang

merupakan konsep mental.20

19

Ali Imron, Semiotika Al-Quran: Metode dan Aplikasi terhadap Kisah Yusuf,

(Yogyakarta: Teras, 2011), cet.1, h.12. 20

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 46-47.

Page 34: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

22

Jadi, tanda menurut Saussure ada tiga. :

- Signifier (penanda), yaitu aspek material, wujud fisik dari tanda itu

sendiri, bunyi atau coretan bermakna, misalnya: tulisan dikertas dan

suara diudara.

- Signified (petanda), yaitu pikiran atau konsep yang direpresentasikan

atau konsep sesuatu dari signifier.

- Hubungan antara keberadaan fisik tanda dan konsep mental tersebut

dinamakan Sign, yaitu upaya dalam memberi makna terhadap dunia.

Gambar 2

Asosiasi signifier dan signified

b. Roland Barthes

Roland Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga Protestan di

Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik di

sebelah barat daya Prancis, seorang pemikir struktualis yang getol

mempraktekkan model longuistik dan semiologi Saussurean.21

Barthes meneruskan pemikiran Saussure yang dikenal dengan Two

Orders of Signification (signifikasi dua tahap atau dua tatanan pertandaan)

21

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 63.

SIGN

Signified

Signifier

Page 35: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

23

yang terdiri dari first order of siginification yaitu denotasi, dan second

orders of signification yaitu konotasi. Tatanan yang pertama mencakup

penanda dan petanda yang berbentuk tanda. Tanda inilah yang disebut

makna denotasi.

Denotasi adalah tingkat perandaan yang menjelaskan hubungan

antara tanda dan rujukan pada realitas, yang menghasilkan makna yang

eskplisit, langsung, dan pasti. Sedangkan konotasi adalah tingkat

pertandaan yang menjelaskan hubunngan antara penanda dan petanda,

yang di dalamnya beroperasi makna yang bersifat implisit dan

tersembunyi. 22

Mitos menurut Roland Barthes bukanlah mitos seperti apa yang

kita pahami selama ini. Mitos bukanlah sesuatu yang tidak masuk akal,

transenden, ahistoris, dan irasional. Anggapan seperti itu, mulai sekarang

hendaknya kita kubur. Tetapi mitos menurut Barthes adalah sebuah ilmu

tentang tanda. Menurut Barthes, mitos adalah type of speech (tipe wicara

atau gaya bicara) seseorang. Mitos digunakan orang untuk

mengungkapkan sesuatu yang tersimpan dalam dirinya. Orang mungkin

tidak sadar ketika segala kebiasaan dan tindakannya ternyata dapat dibaca

orang lain. Dengan menggunakan analisis mitos, kita dapat mengetahui

makna-makna yang tersimpan dalam sebuah bahasa atau benda (gambar).

Roland Barthes pernah mengatakan, ”Apa yang tidak kita katakan

dengan lisan, sebenarnya tubuh kita sudah mengatakannya”. Pernyataan

22

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,h. 69.

Page 36: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

24

itu mengindikasikan signifikansi bahasa simbolik manusia. Dalam

kehidupan ini, manusia selain dibekali kemampuan berbahasa juga

dibekali kemampuan interpretasi terhadap bahasa itu sendiri. Bahasa,

dalam hal ini, tidak hanya terfokus pada bahasa verbal atau bahasa

nonverbal manusia, tetapi juga pada bahasa-bahasa simbolik suatu benda

(seperti gambar) atau gerakan-gerakan tertentu. 23

c. Charles Sanders Peirce

Peirce lahir dalam sebuah keluarga intelektual pada tahun 1839

(ayahnya Benjamin adalah seorang profesor matematika di Harvard. Pada

tahun 1859, 1862, dan 1863 secara berturut-turut ia menerima gelar B.A.,

M.A., dan B.Sc. dari Universitas Harvard selama lebih dari tiga puluh

tahun (1859-1860, 1861-1891). Peirce banyak melakukan tugas astronomi

geodesi untuk survei Pantai Amerika Serikat (United State Coast Survey).

Dari tahun 1879 sampai tahun 1884, ia menjadi dosen paruh waktu dalam

bidang logika di Universitas Johns Hopkins. 24

Peirce menulis berbagai masalah yang satu sama lain tak saling

berkaitan. Ia menekuni ilmu pasti dan alam, kimia, astronomi, linguistik,

psikologi dan agama. Peirce sumbangan yang penting pada filsafat dan

matematika, khususnya semiotika. Peirce melihat semiotikanya sebagai

yang tak terpisahkan dari logika.

Seperti dikutip dari buku Semiotika Komunikasi karya Alex Sobur,

Peirce tidak hanya menerjemahkan isilah „semiotika‟ dari bahasa Yunani

23

Alex Sobur, Analisis Teks Media, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 38. 24

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung: Rosdakarya, 2006), h.40

Page 37: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

25

Kuno, tetapi ia juga menjadi seorang pemikir karya - karya Kant dan

Hegel yang ia baca dalam bahasa Jerman.

Karya-Karya Charles Sanders Peirce :

1) Collected Papers of Charles Sanders Peirce , 8 vols. Edited by Charles

Hartshorne, Paul Weiss, and Arthur Burks (Harvard University Press,

Cambridge, Massachusetts, 1931-1958).

2) The Essential Peirce , 2 vols. Edited by Nathan Houser, Christian

Kloesel, and the Peirce Edition Project (Indiana University Press,

Bloomington, Indiana, 1992, 1998).

3) The New Elements of Mathematics by Charles S. Peirce , Volume I

Arithmetic, Volume II Algebra and Geometry, Volume III/1 and III/2

Mathematical Miscellanea, Volume IV Mathematical Philosophy.

Edited by Carolyn Eisele (Mouton Publishers, The Hague, 1976).

4) Pragmatism as a Principle and Method of Right Thinking: the 1903

Harvard Lectures on Pragmatism by Charles Sanders Peirce . Edited

by Patricia Ann Turrisi (State University of New York Press, Albany,

New York, 1997).

5) Reasoning and the Logic of Things: the Cambridge Conferences

Lectures of 1898. Edited by Kenneth Laine Ketner (Harvard

University Press, Cambridge, Massachusetts, 1992).

6) Writings of Charles S. Peirce : a Chronological Edition, Volume I

1857-1866, Volume II 1867-1871, Volume III 1872-1878, Volume IV

1879-1884, Volume V 1884-1886. Edited by the Peirce Edition

Page 38: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

26

Project (Indiana University Press, Bloomington, Indiana, 1982, 1984,

1986, 1989, 1993).25

5. Teori Semiotika Peirce

Berbeda dengan Saussure, Peirce mengusulkan kata semiotika

sebagai sinonim kata logika. Menurut Peirce, logika harus mempelajari

bagaimana orang bernalar yang dilakukan melalui tanda-tanda. Tanda-

tanda memungkinkan orang untuk berpikir, berhubungan dengan orang

lain, dan memberikan makna apa yang ditampilkan alam semesta. 26

Charles Sanders Peirce mendefinisikan semiosis sebagai “a

relationship among a sign, an object, and a meaning (suatu hubungan di

antara tanda, objek, dan makna). 27

Bagi Pierce, tanda “is something which stand to somebody for

something in some respect or capacity.”. Sesuatu yang digunakan agar

tanda bisa berfungsi, oleh Peirce disebut ground. Konsekuensinya, tanda

(sign atau representamen) selalu terdapat dalam hubungan triadik, yakni

ground, object, dan interpretant. Atas dasar hubungan ini, Peirce

mangadakan klasifikasi tanda. Tanda yang dikaitkan dengan ground

dibaginya menjadi qualisign, sinsign, dan legisign. Qualisign adalah

kualitas yang ada pada tanda, misalnya kata-kata kasar, keras, lemah,

lembut, merdu. Sinsign adalah eksistensi aktual benda atau peristiwa yang

25

Daftarkarya Charles Sanders Peirce, https://grelovejogja.wordpress.com/ (diakses pada

Februari 2017) 26

Aart Van Zoest, Interpretasi dan Semiotika, dalam Panuti Sudjiman dan Aart van Zoest,

Serba-serbi Semiotika, h.1. 27

Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communication, (New York: Wadsworth

Publishing Company, 1996), fifth edition, h. 64

Page 39: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

27

ada pada tanda; misalnya kata kabur atau keruh yang ada pada urutan kata

air sungai keruh yang menandakan bahwa hujan di hulu sungai. Legisign

adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu

lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan

oleh manusia. 28

Berdasarkan objeknya Peirce membagi tanda atas icon (ikon),

index (indeks), dan symbol (simbol). Ikon adalah tanda yang hubungan

antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau

dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan

yang bersifat kemiripan; misalnya potret dan peta. Indeks adalah tanda

yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda

yang bersifat kausal dan atau hubungan sebab akibat, atau tanda yang

langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas ialah asap

sebagai tanda adanya api. Tanda dapat pula mengacu ke denotatum

melalui konvensi. Tanda seperti itu, adalah tanda konvensional yang biasa

disebut simbol. Jadi, simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan

alamiah antara penanda dengan petandanya. Hubungan di antaranya

bersifat arbiter atau semena, hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian)

masyarakat. 29

Berdasarkan interpretant, tanda (sign, representament) dibagi atas

rheme, dicent sign, atau dicisign, dan argument. Rheme adalah tanda yang

memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan. Misalnya, orang

28

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 39-40. 29

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, h. 42.

Page 40: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

28

yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru

menangis, atau menderita penyakit mata, atau mata dimasuki insekta, atau

baru bangun tidur, atau ingin tidur. Dicent sign atau dicisign adalah tanda

sesuai kenyataan. Misalnya jika pada suatu jalan sering terjadi kecelakaan,

maka di tepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa di

situ sering terjadi kecelakaan. Argument adalah tanda yang langsung

memberikan alasan tentang sesuatu.30

Contoh untuk menggambarkan teori Peirce ini misalnya kasus yang

terjadi pada pemaknaan traffic light (lampu lalu lintas). Lampu berwarna

kuning dimaknai dengan peringatan bagi pengendara bermotor karena

lampu sebentar lagi akan berganti warna merah, sehingga pengendara

motor harus bersiap-siap untuk berhenti. Pada realitanya pemaknaan

terhadap lampu kuning mengalami pergerseran dan melahirkan makna

baru. Lampu kuning tidak lagi dimaknai demikian, tapi dimaknai bahwa

lampu akan segera berganti merah, sehingga pengendara motor harus

segera menancap gas agar tidak berhenti pada saat lampu merah. Memang

pada dasarnya tidak semua pengendara motor memaknai seperti itu,

namun jika melihat makna lain yang keluar dari konvensi atau sistem

peraturan sebelumnya menunjukkan bahwa pada kenyataannya ground

juga bisa bertolak dari individu. Kemungkinan pemaknaan-pemaknaan

lain sangat mungkin terjadi, sehingga sejalan dengan pendapat Peirce,

suatu tanda memiliki interpretant lalu menjadi tanda baru dan tanda baru

Page 41: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

29

itu memiliki interpretant baru pula. Hal ini menunjukkan dalam suatu

tanda dimungkinkan untuk terjadi proses semiosis tanpa akhir. 31

Model triadik Peirce memperlihatkan tiga elemen utama

pembentuk tanda, yaitu representamen (sesuatu yang mempresentasika

sesuatu yang lain), objek (sesuatu yang direpresentasikan) dan interpretan

(interpretasi seseorang tentang tanda). Model triadik ini diuraikan elemen-

elemennya secara lebih detail sebagai berikut. 32

Tabel 1 Model Triadik Peirce

Trikotomi

Kategori Representamen Objek

Interpretan

Firstness

Otonom

Qualisign

-proper sign

-tanda potensial

-kepertamaan

-apa adanya

-kualitas

Ikon

-kopi

-tiruan

-keserupaan

-kesamaan

Rheme

-class name

-proper name

-masih terisolasi

dari konteks

Secondness

Dihubungkan

dengan realitas

Sinsign

-token

-pengalaman

Indeks

-penunjukan

-kausal

Dicent

-tanda dari

eksistensi aktual

31

Ali Imron, Semiotika Al-Quran: Metode dan Aplikasi terhadap Kisah Yusuf,

(Yogyakarta: Teras, 2011), cet.1, h.16-17. 32

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas matinya

makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h. 267

Page 42: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

30

-perilaku

-perbandingan

Thirdness

Dihubungkan

dengan aturan,

konvensi, atau

kode.

Legisign

-tipe

-memori

-sintesis

-mediasi

-komunikasi

Simbol

-konvensi

-kesepakatan

Argument

-gabungan dari

dua premis

B. Tinjauan tentang Film

1. Pengertian Film Sebagai Media Audio Visual

Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan

prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Seperti halnya televisi siaran,

tujuan khalayak menonton film terutama untuk memperoleh hiburan. Akan

tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif,

bahkan persuasif.33

Dikutip dari Oey Hong Lee menyebutkan bahwa film sebagai alat

komunikasi massa yang kedua muncul di dunia setelah radio, mempunyai

masa pertumbuhannya pada akhir abad ke-19, dengan perkataan lain

waktu itu surat kabar lainnya menjadi tidak unggul. Ini berarti bahwa

permulaan dari sejarah film menjadi alat komunikasi, karena ia mengalami

unsur-unsur teknik, politik, ekonomi, sosial dan demografi. Menurut Lee

33

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.

(Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005) h. 130

Page 43: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

31

kalau film mencapai puncaknya pada masa di antara perang dunia, namun

menurun drastis setelah 1945.34

Film merupakan salah satu media massa yang berbentuk audio

visual. Film menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai alat informasi

yang bisa menjadi alat penghibur, alat propaganda, juga alat politik. Ia

juga dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula

berperan sebagai penyebarluasan nilai-nilai budaya baru. Film bisa disebut

sebagai sinema atau gambar hidup yang diartikan sebagai karya seni,

bentuk populer dari hiburan, juga produksi industri atau barang bisnis.

Film sebagai karya seni yang lahir dari proses kreativitas yang menurut

kebebasan berkreativitas.35

Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak aspek sosial,

lantas membuat para ahli bahwa film memiliki potensi untuk

memengaruhi khalayaknya. Sejak itu, maka merebaklah berbagai

penelitian yang hendak melihat dampak film terhadap masyarakat.36

Teknologi film atau motion picture bekerja atas dasar proses

kimiawi layaknya fotografi. Teknologi ini dikembangkan lebih lanjut pada

1880-an sampai 1890-an. Kemudian pada tahun 1920 bioskop sudah

34

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. h. 126. 35

Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi, (Jakarta: Panitia Hari

Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010) h.26. 36

Alex Sobur, Semiotika Komunikasi h. 126.

Page 44: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

32

tersedia di banyak tempat menayangkan Talkies (film pertama yang belum

memiliki efek suara).37

2. Karateristik Film

Film sendiri mempunyai kriteria agar sesuatu tersebut dapat dikatakan

sebuah film. Oleh karena itu, karakteristik film adalah sebagai berikut:

a. Layar yang luas/ lebar

Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun film layarnya

berukuran lebih luas meskipun sekarang ada televisi layar lebar atau biasa

disebut LED. Pada umumnya layar film yang luas telah memberikan

keleluasaan penontonnya untuk melihat adegan-adegan yang disajikan.

Apalagi dengan adanya kemajuan tekonologi, layar film bioskop pada

umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton seolah-olah melihat kejadian

nyata dan tidak berjarak.

Faktor psikologis manusia yang menyebutkan bahwa manusia tidak

pernah puas menyatakan secara tidak langsung bahwa dengan semakin lebar

dan luasnya sebuah layar, menambah sensasi kepuasan tersendiri bagi para

penikmat film tersebut.

b. Pengambilan gambar

Pengambilan gambar atau shot dalam film memungkinkan dari jarak

jauh atau extreme long shot dan panoramic shot, yakni pengambilan

pemandangan secara menyeluruh. Shot tersebut dipakai untuk memberi kesan

37

John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana. 2008) h. 161.

Page 45: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

33

artistik dan suasana yang sesungguhnya, sehingga memberi kesan lebih

menarik.

Dalam beberapa film, pengambilan-pengambilan gambar yang pas

dapat menambah atmosfer tersendiri bagi penonton dan akan merasakan

berada dalam film tersebut. Seperti contohnya film The Shining karya Stanley

Kubrick yang lebih memusatkan pengambilan gambar dalam menambah

sensasi horor kepada penonton. Karena Stanley mampu membuat penonton

ketakutan akan film The Shining yang mempunyai hal menarik yaitu film

horor yang berceritakan tentang hantu, tetapi tidak ada hantu yang

dimunculkan dalam filmnya. Atmosfernya lah yang dia ciptakan dengan

sebegitu menakutkannya

c. Konsentrasi penuh

Dalam keadaan bioskop yang penerangannya dimatikan, nampak di

depan kita ada sebuah layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut.

Hal ini membuat khalayak terbawa alur suasana yang disajikan oleh film

tersebut.

Beda halnya apabila pencahayaan di dalam ruangan tetap dinyalakan.

Hal tersebut malah membuat penonton menjadi tidak terlalu fokus terhadap

film dan jadi memperhatikan yang ada di sekitarnya. Ini menyebabkan pesan

dan atmosfer film tersebut kurang terasa.

d. Identifikasi psikologis

Pengaruh film terhadap jiwa manusia tidak hanya sewaktu atau selama

menonton film tersebut, tetapi akan membuat efek dalam kurun waktu yang

Page 46: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

34

lama seperti peniruan berpakaian atau model rambut. Hal ini bisa disebut

imitasi.38

3. Klasifikasi Film

Klasifikasi film dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu

menurut jenis film, menurut genre film, dan menurut umur penontonnya.

a. Klasifikasi Film menurut Jenis Film

Klasifikasi film menurut jenis film dibagi menjadi beberapa jenis, berikut

penjelasan dari jenis-jenis film tersebut:

1. Film cerita

Adalah film yang mengandung suatu cerita yang lazim

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop dengan bintang film tenar dan

film ini didistribusikan sebagai barang dagangan. Ceritanya bisa fiktif atau

berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi sehingga ada unsur menarik

baik dari jalan cerita atau segi gambar yang artistik

2. Film berita

Film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta, peristiwa

yang benar-benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan

kepada publik harus mengandung nilai berita (news value). Jenis film ini

juga banyak diminati masyarakat karena sebagai media informasi yang

paling jitu ditambah dengan tayangan live report saat meliput berita.

38

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar,

h. 145.

Page 47: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

35

3. Film dokumenter

Didefinisikan oleh Robert Flaherty seorang filmmaker Amerika

menyatakan sebagai "karya ciptaan mengenai kenyataan" berbeda dengan

film berita yang merupakan rekaman kenyataan, maka film dokumenter

merupakan hasil interpretasi pribadi mengenai kenyataan tersebut.

4. Film kartun

Dibuat untuk konsumsi anak-anak. Sepanjang film itu diputar akan

membuat kita tertawa karena kelucuan-kelucuan dari para tokoh

pemainnya. Namun ada juga film kartun yang membuat iba penontonya

karena penderitaan tokohnya.39

b. Klasifikasi Film Menurut Tema Film (Genre)

Klasifikasi film berdasarkan genre yaitu klasifikasi dari

sekelompok film yang memiliki karakter atau pola sama (khas)40

, berikut

beberapa klasifikasi film menurut genrenya:

1. Drama, tema drama lebih menekankan sisi human interest yang

bertujuan untuk mengajak penonton ikut merasakan kejadian yang

dialami tokohnya, sehingga penonton merasa seakan-akan berada di

dalam film tersebut. Tidak jarang penonton merasakan sedih, senang,

kecewa, bahkan ikut marah.

2. Action, tema action menyajikan adegan-adegan perkelahian,

pertempuran dengan senjata antara tokoh protagonis dan tokoh

39

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar h.

138-140. 40

Himawan Pratista, Memahami Film, h.4.

Page 48: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

36

antagonis. Hal ini ditujukan agar penonton merasakan ketegangan,

takut, was-was seperti ynag terjadi dalam film tersebut.

3. Komedi, genre komedi menyajikan adegan-adegan lucu yang bertujuan

untuk membuat penonton tersenyum atau tertawa.

4. Tragedi, genre tragedi umumnya bercerita tentang kondisi atau nasib

yang dialami oleh tokh utama pada film tersebut. Nasib yang

dialminya biasanya membuat penonton merasa kasihan atau prihatin.

5. Horor, genre ini menampilkan adegan- adegan yang menyeramkan

sehingga membuat penontonnya merinding karena perasaan takutnya.

Biasanya film horor berkaitan dengan dunia gaib/ magis, yang dibuat

dengan spesial effect, animasi atau langsung dari tokoh-tokoh dalam

film tersebut.

c. Klasifikasi Film Menurut Usia Penonton Film

Adapun klasifikasi film menurut usia penontonnya sebagai

berikut41

:

1. “G” (General) :film untuk semua umur

2. “PG”(Parental General) : film yang dianjurkan didampingi

orangtua

3. “PG-13” :film di bawah 13 tahun dan

didampingi orangtua

4. “R” (Restriced) : film di bawah 17 tahun, di

dampingi orang dewasa

5. “X” : film untuk 17 tahun ke atas.

41

Yoyon Mudjiono, Kajian Semiotika dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol.1, No. 1,

April 2011, h. 136.

Page 49: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

37

C. Tinjauan tentang Toleransi

1. Pengertian Toleransi

Istilah toleransi berasal dari bahasa latin, yiatu tolerare, yang

berarti membiarkan mereka yang berpikiran lain atau berpandangan lain

tanpa dihalang-halangi.42

Secara etimologis, istilah toleransi juga dikenal

baik di Eropa, terutama pada Revolusi Perancis. Hal itu sangat terkait

dengan slogan kebebasan, persamaan, dan persadaraan yang menjadi inti

revolusi di Perancis.43

Sikap toleransi berarti membolehkan atau membiarkan

ketidaksepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup

yang berbeda dengan pendapat, sikap dan gaya hidup kita sendiri. Sikap

toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap hal spritual

dan moral yang berbeda saja, tetapi juga bisa dalam hal ideologi dan

politik.44

Dengan demikian, toleransi dapat diartikan suatu sikap untuk

membatasi kebenciaan, kekerasan, dan sikap fanatisme berlebihan.

Toleransi juga ditujukan agar dapat menumbuhkan rasa saling

menghormati, saling mengerti, dan saling menerima perbedaan yang ada.

2. Unsur-unsur Toleransi Agama

Toleransi dalam kehidupan umat beragama bukanlah toleransi

dalam masalah-masalah keagaamn, melainkan perwujudan sikap

42

Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Toleransi (Jakarta: Pustaka Oasis, 2007), h. 161. 43

Mohammad Daud Ali, Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan Politik (Jakarta:

Wirabuana, 1986), h.81. 44

Ngainun Naim, Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk Telaah Pemikiran

Nurcholis Madjid, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Makna Vol. 12 1 No.2 Mei- Agustus 2013,

h.32.

Page 50: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

38

keberagaman antara pemelukagama satu dengan agama yang lain. Sikap

keberagaman di sini adalah sikap saling menghormati dalam masalah

kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. Menurut Masykuri Abdullah,

paling tidak ada empat unsur toleransi. Adapun unsur-unsur toleransi

tersebut adalah:

a. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan

Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak

maupun berkehendak menurut dirinya sendiri dan juga di dalam memilih

suatu agama atau kepercayaan. Kebebasan tersebut diberikan Tuhan Ynag

Maha Esa sejak manusia lahir hingga ia meninggal tanpa bisa diganti

ataupun direbut oleh orang lain.45

Dengan memberikan kebebasan maka

secara tidak langsung juga mengikuti adanya keberagaman.

b. Mengakui Hak Setiap Orang

Suatu sikap mental yang mengakui hak setiap orang di dalam

menentukan perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap atau

perilaku yang dijalankan itu tidak melanggar hak orang lain, karena kalau

demikian, kehidupandi dalam masyarakat akan kacau.46

c. Menghormati Keyakinan Orang Lain

Salah satu sikap yang dapat membawa pada toleransi adalah

menghormati dan membiarkan setiap pemeluk agama untuk melaksanakan

ibadah mereka menurut ajaran dan ketentuan agama masing- masing yang

diyakini tanpa ada yang mengganggu atau memaksakan baik dari orang

lain maupun dari keluarganya. Toleransi agama dipahami sebagai bentuk

45

Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman, (Jakarta:

Penerbit Buku Kompas, 2001), h.13. 46

Masykuri Abdullah, Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman, h.13.

Page 51: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

39

pengakuan kita terhadap adanya agama-agama selain agama yang kita

yakini. Pengakuan yang dimaksud yaitu segala bentuk sistem dan tata cara

peribadatannya dan memberikan kebebasan untuk menjalankan keyakinan

agama masing-masing.

d. Saling mengerti

Sikap penuh pengertian kepada orang lain diperlukan agar

masyarakat tidak menjadi monolitik. Apalagi pluralitas masyarakat sudah

menjadi dekrit Allah dan design-Nya untuk umat manusia. Jadi tidak ada

masyarakat yang tunggal, monolitik, sama dan sebangun dalam segala

segi. Dalam sikap saling mengerti juga didukung dengan adanya sikap

keterbukaan yaitu kerendahan hati untuk tidak merasa selalu benar,

kemudian kesediaan mendengar pendapat orang lain untuk diambil dan

diikuti mana yang terbaik.

Hakikat dari toleransi agama adalah adanya pengakuan kebebasan

setiap warga untuk memeluk agama yang menjadi keyakinannya dan

kebebasan menjalankan ibadahnya. Toleransi beragama meminta

kejujuran, kebesaran jiwa, kebijkasanaan dan tanggung jawab, sehingga

menumbuhkan perasaan solidaritas dan mengeliminir egoistis golongan.

Page 52: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

40

BAB III

GAMBARAN UMUM

FILM AISYAH BIARKAN KAMI BERSAUDARA

A. Sekilas tentang Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara

Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara merupakan salah satu film

yang bergenre drama, dengan durasi 90 menit, bertema pendidikan dan

mengandung pesan toleransi di dalam alur ceritanya karena tidak hanya

sebagai tontonan belaka, namun bisa menjadi tuntunan serta memiliki

nilai-nilai toleransi antarumat beragama.

Film yang diproduksi oleh One Production ini garapan sutradara

Herwin Novianto, dan di produseri oleh Hamdani Koestoro dan penulis

skenario oleh Jujur Prananto ini mengambil cerita di sebuah desa di ujung

Timur provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dari sudut pandang seorang

guru dari pulau Jawa.

Kisah film ini berawal di Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa

Barat, saat Aisyah (Claudya Cynthia Bella) hendak mewujudkan cita-

citanya menjadi guru selepas meraih gelar sarjana. Ia mendapat tugas dari

sebuah yayasan untuk mengajar murid-murid SD kelas jauh di dusun

Derok, di dekat kota Atambua, NTT serta berbatasan dengan negara Timor

Leste. Aisyah menyanggupi penempatan ini, sekalipun kurang disetujui

sang ibu (Lydia Kandou), serta harus meninggalkan pemuda yang sedang

dekat dengannya, Jaya (Ge Pamungkas).

Setibanya di Derok, meski ia banyak dibantu oleh kepala dusun

(Deky Liniard Seo), seorang muridnya bernama Siku Tavarez (Dionisius

Page 53: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

41

Rivaldo Moruk), serta seorang sopir bernama Pedro (Arie Kriting), tetap

saja perbedaan antara kampung halaman Aisyah dengan tempatnya yang

baru begitu kontras. Aisyah harus menyesuaikan diri dengan medan kering

dan berbatu, iklim panas, sulitnya air, ketiadaan listrik, juga perbedaan

bahasa, budaya, dan agama. Apalagi, Aisyah adalah seorang perempuan

muslim yang mengenakan jilbab, yang kini berada di tengah-tengah warga

yang menganut Katolik. Jati diri Aisyah sebagai muslim kemudian

mendapat tantangan dari salah seorang muridnya, Lordis (Agung Isya

Almasie Benu) yang enggan diajar oleh Aisyah. Namun, Aisyah berniat

untuk memegang teguh cita-citanya untuk menjadi guru yang baik, dan

menjalankan tugasnya untuk mendidik anak-anak Derok. Baik Aisyah

maupun murid-muridnya di Derok pun harus berupaya untuk dapat saling

menerima perbedaan di antara mereka.47

Film ini juga membawa misi lain soal keragaman dan kondisi di

wilayah Indonesia Timur. Tidak hanya itu, film ini menyuguhkan proses

adaptasi dua keyakinan untuk hidup bertetangga. Sangat mencolok bahwa

pakaian dan simbol keagamaan bukan menjadi tembok pemisah karena

hati dan kebaikan berbicara. Murid Aisyah yang jumlahnya hanya

sebanyak jari tangan itu sempat disusupi oleh sikap antipati terhadap

agama lain.

Justru lewat usaha untuk hidup dan bertahan di lingkungan yang

100% berbeda dari lingkungan ia bertumbuh sebelumnya, Aisyah

47

http://m.muvila.com/film/artikel/aisyah-biarkan-kami-bersaudara-belajar-saling-

menerima-160518x.html

Page 54: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

42

menunjukkan esensi suatu agama dari perspektif seorang yang hidup

dalam dunia plural. Agama itu menuntun seseorang untuk semakin inklusif

dan menebarkan kebaikan.

B. Pemain dan Tim Produksi Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara

1. Pemain Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara48

Claudya Cynthia Bella : Aisyah

Ge Pamungkas : Jaya

Lydia Kandou : Ratna, Ibu Aisyah

Arie Kriting : Pedro

Surya Sahetapy : Tisna

Dionisius Rivaldo Moruk : Siku Tavarez

Agung Isya Almasie Benu : Lordis Defam

Putri Diana Soarez Moruk : Istri Pedro

Deky Liniard Seo : Kepala dusun

Agustina Tosi : Istri kepala dusun

Wilhelmina Seo Enok : Nenek Siku Tavarez

Zakarias Aby Lopez : Paman Lordis Defam

48

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-a027-16-628075_aisyah-biarkan-kami-

bersaudara/credit, diakses pada 12 April 2017.

Page 55: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

43

2. Departemen Produksi

Herwin Novianto : Sutradara

Jujur Prananto : Penata skrip

Hamdhani Koestoro : Produser

Gunawan Raharja : Cerita

Rikrik El Saptaria : Pelatih Akting

Deky Liniard Seo : Pelatih Akting

Agus 'Denmas'Wied : Pengarah Peran

Nisah : Pengarah Peran

Ayaz : Manajer Unit

Oktavianus Rapa Dala : Manajer Unit

Sari Yuanita : Pimpinan Pasca Produksi

Imanullah Lubis : Line Producer

Gunawan Raharja : Line Producer

Jeff Susanto : Produser Eksekutif

Hamdhani Koestoro : Produser Eksekutif

Ferry Haryanto : Produser Eksekutif

3. Departemen Kamera

Edi Santoso : Penata Kamera

4. Departemen Artistik

Andromedha Pradana : Penata Artistik

5. Departemen Suara dan Musik

Yuni Koesnadi : Perekam Suara

Tya Subiakto : Penata Musik

Page 56: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

44

Hadrianus Eko : Penata Suara

6. Departemen Penyuntingan

Wawan I Wibowo : Penata Gambar

Prodigi House : Colorist

7. Produksi

C. Penghargaan Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara

Film ini ternyata telah menarik banyak publik dengan banyaknya

nominasi dan penghargaan yang diterima. Ini adalah daftar nominasi,

ajang dan penghargaan yang diperoleh :

1. Pada ajang FFI 2016, film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara masuk

nominasi Film Terbaik.

2. Pada ajang FFI 2016, Jujur Prananto masuk nominasi Penulis Skenario

Asli Terbaik.

3. Pada ajang FFI 2016, Edi Santoso masuk nominasi Pengarah

Sinematografi Terbaik.

4. Pada ajang FFI 2016, Arie Kriting masuk nominasi Pemeran

Pendukung Pria Terbaik.

5. Pada ajang FFI 2016, Lydia Kandou masuk nominasi Pemeran

Pendukung Wanita Terbaik.

6. Pada ajang FFI 2016, Dionisius Rivaldo Moruk masuk nominasi

Pemeran Anak Terbaik.49

49

https://www.gatra.com/entertainment/film/221639-ini-daftar-lengkap-nominasi-ffi-2016,

diakses pada 12 April 2017.

Page 57: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

45

Setelah mengetahui mengenai alur cerita, mengenal semua nama-nama yang

terlibat dalam film ini mulai dari produser sampai kepada para pemain dan kru,

serta prestasi yang diperoleh oleh film Aiyah Biatkan Kami Bersaudara, maka di

bab selanjutnya akan membahas analisis semiotik dan pesan-pesan toleransi

beragama.

Page 58: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

46

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Toleransi dalam beragama bukan berarti manusia harus hidup

dalam ajaran agama lain. Namun toleransi dalam beragama yang dimaksud

di sini adalah menghormati agama lain. Dalam toleransi jangan lah

berlebih-lebihan sehingga sikap dan tingkah laku mengganggu hak-hak

dan kepentingan orang lain. Lebih baik toleransi itu diterapkan dengan

sewajarnya. Jangan sampai toleransi itu nenyinggung perasaan orang lain.

Toleransi juga hendaknya jangan sampai merugikan, contohnya ibadah

dan pekerjaan.

Perbedaan di antara manusia terkadang menimbulkan masalah.

Namun, tidak jarang setiap masalah yang timbul karena perbedaan akan

dapat diselesaikan jika setiap orang memiliki rasa toleransi. Seperti dalam

film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara ini, sebuah perbedaan agama

menimbulkan masalah di antara Aisyah dan warga desa Derok, NTT,

Indonesia. Namun, karena adanya rasa toleransi di antara mereka, akhirnya

membuahkan persaudaraan antara mereka. Dan tujuan dari ada nya sikap

toleransi adalah untuk membuka pintu kemaslahatan yaitu kedamaian dan

kerukunan dalam bermasyarakat. Berikut temuan makna toleransi yang

terdapat dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara:

Page 59: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

47

A. Makna Ikon, indeks dan simbol toleransi

Scene 1

Visual Dialog/ Audio Type of Shot

(Tidak ada dialog)

Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

Pada scene satu, menggambarkan bahwa sebuah bus yang berjalan menuju

suatu tempat. Di dalam bus terdapat penumpang, di antaranya ada Aisyah, anak-

anak dan suster maria. Penumpang ini terlihat berbeda-beda dengan tampilannya

dari segi berpakaian. Anak-anak yang berpakaian kasual, suster maria dengan

seragamnya dan Aisyah dengan pakaian muslim disertai jilbab.

- Ikonnya adalah visualisasi suster maria dengan seragamnya, Aisyah

dengan jilbabnya dan penumpang lain dengan pakaian mereka serta

bangku bus yang terlihat.

- Indeksnya adalah Aisyah yang menengok ke belakang sambil melihat

suster maria yang tidak dikenalinya, Aisyah tetap menyapanya dengan

sebuah senyuman. Sehingga, suster maria pun membalas sapaan Aisyah

Page 60: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

48

dengan senyuman pula, meski antara mereka tidak mengenal satu sama

lain.

- Simbolnya adalah senyuman. Senyuman menandakan simbol untuk

menyapa seseorang agar menciptakan keharmonisan dan mencairkan

suasana sehingga akan menimbulkan respon positif.

Adapun toleransi yang terjadi pada adegan ini adalah mengucapkan salam

atau pun menyapa terhadap sesama manusia meskipun berbeda agama.

Sebagaimana dalam surat Al-Furqan ayat 63:

Artinya:

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang

yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil

menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung

keselamatan.”

Ayat ini menampilkan wajah Islam yang ramah dan lembut.50

Ini

menunjukkan bahwa agama Islam mengajarkan kedamaian, persaudaraan dan

keramahan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim melalui

Abdullah bin Amru menceritakan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada

Rasulullah SAW tentang Islam yang mana yang terbaik. Nabi menjawab:

50

Nurcholish Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama (Jakarta: Paramadina, 2004), h.77.

Page 61: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

49

“Memberikan makanan dan mengucap salam kepada siapa yang engkau kenal

atau pun yang engkau tidak kenal”.51

Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa hendaklah mengucapkan salam

dan memberi rasa aman dan keselamatan bagi siapa saja yang ditemuinya baik

orang yang kenal ataupun tidak kenal.

Scene 2

Visual Dialog/ Audio Type of Shot

Suara Musik Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

(Tidak ada dialog) Long shot: Gambar

diaimbil dari jarak

jauh, sehingga objek

dan latar belakangnya

tampak jelas.

Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

51

Nurcholish Madjid, dkk, Fiqih Lintas Agama, h. 72.

Page 62: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

50

Kepala dusun: “Kami

ucapkan selamat

datang untuk ibu guru

suster maria”.

Aisyah : (kaget)

(Aisyah pingsan dan

warga mulai

membantu untuk

menyadarkannya)

Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

Long shot: Gambar

diaimbil dari jarak

jauh, sehingga objek

dan latar belakangnya

tampak jelas.

Pada scene tiga menggambarkan bahwa sekumpulan warga, yang terdiri

dari anak-anak, kepala dusun, ibu-ibu dan warga lainnya berkumpul untuk

menyambut kehadiran Aisyah sebagai guru. Gambar selanjutnya menjelaskan

bahwa anak-anak yang memainkan alat musik, menyambut kedatangan Aisyah

dan kain tenun yang telah disediakan untuk menyambutnya. Namun, saat

menyambut Aisyah, kepala dusun menganggap bahwa Aisyah adalah ibu guru

suster maria, sehingga Aisyah pun kaget dan pingsan yang kemudian segera

ditolong oleh ibu-ibu setempat.

- Ikonnya adalah warga yang berkumpul, kain tenun dan suara alat musik

tradisional.

Page 63: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

51

- Indeksnya adalah kedatangan Aisyah sebagai guru ke desa Derok

disambut baik dengan adat istiadat mereka, berupa suara musik dengan

alat tradisional, yang kemudian kepala dusun dan warga berkumpul serta

kepala dusun yang memberikan kain tenun kepada Aisyah untuk

menyambutnya. Namun sayang, disaat itu terjadi kesalahpahaman karena

kepala dusun menyebut Aisyah dengan kalimat “Selamat datang ibu guru

suster maria”, sehingga membuat Aisyah kaget dan pingsan.

- Simbolnya adalah alat musik yang dimainkan merupakan adat

penyambutan kedatangan tamu dan kain tenun yang diberikan kepada

Aisyah merupakan simbol sebagai alat penghargaan kepada tamu yang

datang di desa Derok, NTT.

Adapun pesan toleransi dalam adegan ini adalah sebuah kebaikan harus

disambut dengan baik karena kebaikan bisa datang dari siapa pun tanpa

memandang latar belakang. Kebaikan yang terjalin antara muslim dan non muslim

dapat mengantarkan pada harmonisasi antara kehidupan beragama dan

bermasyarakat.

Page 64: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

52

Scene 3

Visual Dialog/ Audio Type of Shot

Kepala dusun:

“Baiklah, karena

sudah tersedia,

marilah kita berdoa.”

Aisyah:

“bismillah doa mau

makan.”

Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

Pada scene ini menggambarkan bahwa warga desa Derok dan Aisyah

berkumpul bersama untuk makan malam bersama, namun sebelum makan,

mereka berdoa terlebih dahulu sesuai dengan keyakinan mereka.

- Ikon pada scene empat ini adalah penduduk Dusun Derok dan Aisyah

berkumpul bersama untuk makan bersama.

- Indeksnya adalah berdoa dengan keyakinan masing-masing tidak

menghalangi mereka untuk berkumpul bersama. Mengangkat tangan

keatas adalah tanda seorang muslim berdoa kepada Allah, dan mengerakan

tangan ke tiga titik, yaitu pundak, kening dan mencium tangannya adalah

cara berdoanya orang katolik.

- Simbolnya adalah saling menghormati satu sama lain meskipun mereka

berbeda agama.

Page 65: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

53

Adapun pesan toleransi yang terkandung dari adegan tersebut adalah sikap saling

tolong-menolong tanpa mempersoalkan perbedaan keyakinan merupakan salah

satu ciri toleransi. Tolong-menolong sebagai bagian dari inti toleransi, menjadi

prinsip yang sangat kuat di dalam islam. Sikap tolong-menolong didasarkan pada

rasa kemanusiaan. Oleh sebab itu ketika berat menolong seseorang karena sebuah

perbedaan, maka setidaknya kita bisa menolong orang tersebut sebagai sesama

manusia yang mebutuhkan pertolongan. Jika perbedaan yang ada disikapi dengan

bijak maka akan membawa kedamaian dan kerukunan untuk semua pihak. Dan

sikap saling menghormati satu sama lain dan berdoa sebelum melakukan sesuatu.

Doa adalah cara yang dilakukan manusia untuk berkomunikasi dnegan Tuhan.

Doa adalah cara untuk mengingat Tuhan dan memohon pertolongan kepada-Nya.

Dalam Islam doa adalah seruan, permintaan, dan permohonan pertolongan, dan

ibadah kepada Allah SWT supaya terhindar dari bahaya dan mendapatkan

manfaat.52

Scene 5

Visual Dialog/ Audio Type of Shot

(Melempar batu) Long shot: Gambar

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

latar belakangnya

tampak jelas.

52

Nurcholish Madjid, dkk, Fiqh Lintas Agama, hal. 93.

Page 66: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

54

Lordis : “Keluar lu, lu

orang Islam kan?

Kesini mau

menghancurkan

gereja-gereja toh.”

Long shot: Gambar

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

latar belakangnya

tampak jelas.

Siku Tavarez :

“Hajar....”

Aisyah : “Siku Tavarez

jangan berlaku seperti

itu”

Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

Pada scene ini menggambarkan bahwa ketika Aisyah tenang mengajar murid-

murid di sebuah kelas, tiba-tiba Lordis, salahsatu muridnya datang dan melempar

batu ke arahnya, sehingga Aisyah dan murid-murid lainnya keluar kelas. Setelah

itu, mereka mendengarkan kalimat Lordis yang mengatakan bahwa Aisyah adalah

orang Islam yang ingin menghancurkan gereja-gereja disini. Mendengar itu, Siku

Tavarez, salah satu muridnya juga langsung kesal mendengar ucapan Lordis dan

ingin menghajarnya. Namun Aisyah sempat mencegahnya.

- Ikon pada scene lima adalah diawali dengan Lordis melempar batu menuju

Aisyah, kemudian Aisyah dan murid-murid keluar dari ruang kelas. Saat

mereka sudah keluar kelas, Lordis langsung marah dengan mengatakan

“Keluar lu, lu orang Islam kan? Kesini mau menghancurkan gereja-

gereja toh.”sambil menunjukkan tangannya terhadap Aisyah.

- Indeksnya adalah kalimat yang dikatakan Lordis dengan nada tinggi dan

menunjukkan jari ke Aisyah merupakan tanda seseorang dalam keadaan

Page 67: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

55

emosi yang tinggi, atau marah. Yang kemudian Siku Tavarez membela

Aisyah dan tidak menyukai sikap Lordis itu langsung ingin menghajarnya.

- Simbolnya adalah menunjukan jari tangan ke atas seseorang merupakan

perilaku yang tidak baik dan menunjukkan keemosian seseorang sedang

berada di level tinggi.

Adapun pesan toleransi yang disampaikan dari adegan ini adalah

hendaknya kita sebagai sesama manusia tidak seharusnya saling menyakiti

atau mendzalimi satu sama lain. Perbuatan dzalim terhadap sesama manusia

seperti memukul, menghina, memfitnah, mempermalukan, saling mengejek,

menyalahkan orang lain, berdusta dan lain sebagainya dapat merugikan diri

sendiri dan orang lain.

Allah berfirman dalam surah l-Ahzab ayat 58:

Artinya : "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang

mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka

sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata."

Adapun pesan toleransi dalam adegan ini adalah hidup dalam

keberagaman membuat manusia mempunyai pilihan masing-masing dalam

kehidupannya. Untuk itu setiap orang harus memberikan kebebasan dan

adanya saling pengertian agar dapat menerima perbedaan tersebut. Dengan

memberikan kebebasan beragama berarti menjamin keamanan dan

Page 68: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

56

kedamaian hidup antar umat beragama. Perbedaan seharusnya disyukuri dan

dijadikan sarana untuk melatih diri untuk menjadi rendah hati. Berbeda latar

belakang tidak menghalangi seseorang untuk berbuat kebaikan termasuk

tolong-menolong.

Scene 5

Visual Dialog/ Audio Type of Shot

( Lagu dan anak-anak

bernyanyi )

Long shot: Gambar

diambil dari jarak jauh,

sehingga objek dan

latar belakangnya

tampak jelas.

Pada scene ini menggambarkan bahwa warga Derok itu, ketika malam

masih suka beribadah dengan cara menyalakan lilin dan bernyanyi untuk

merasakan kehadiran Tuhan mereka.

- Ikon pada scene tujuh adalah Siku Tavarez dan kawan-kawan berkumpul

sambil memegang lilin dan bernyanyi bersama.

- Indekanya adalah anak-anak memegang lilin sambil bernyanyi merupakan

tanda ibadahnya orang beragama katolik. Lilin itu penerang.

Page 69: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

57

- Simbolnya adalah lilin, lilin dalam peribadatan katolik merupakan

lambang kehadiean Tuhan Yesus mereka, dan melambangkan bahwa doa-

doa mereka naik dan sampai ke Tuhan mereka.

Adapun pesan toleransi pada scene tujuh adalah penduduk yang

mayoritas beragama katolik ini, tidak memaksakan orang islam untuk

mengikuti ritual-ritual ibadah mereka.

Sebagaimana dalam firman Allah surat Al-Kahfi ayat 29:

Artinya : Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu;

maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan

barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah

sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung

mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum

dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah

minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Ayat ini menerangkan bahwa agama Islam mengajarkan kerukunan,

baik terhadap sesama muslim maupun dengan nonmuslim. Tidak ada

pemaksaan terhadap seseorang atau kelompok untuk memeluk agama Islam.

Agama Islam sangat menghargai pemeluk agama lain

Page 70: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

58

Scene 7

Visual Dialog/ Audio Type of Shot

Tidak ada dialog Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

(Tidak ada dialog) Long shot: Gambar

diambil dari jarak

jauh, sehingga objek

dan latar belakangnya

tampak jelas.

(suara mengaji) Medium Close Up:

Gambar dimabil dari

dekat hanya separuh

badan.

Pada scene ini menggambarkan Aisyah yang sedang beribadah sesuai

keyakinannya sebagsi orang Islam, ia mengerjakan sholat dan mengaji di dalam

kamarnya.

- Ikon pada scene delapan adalah ruangan kamar, foto bunda maria, lilin,

lampu minyak, alquran, mukena muslimah.

Page 71: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

59

- Indeksnya adalah mukena merupakan tanda pakaian muslimah untuk

melaksanakan sholat dan seseorang yang sedang berdoa merupakan

seorang hamba yang sedang memohon dan meminta sesuatu terhadap

Allah SWT., dan membaca al-qur`an merupakaan salah satu cara untuk

menyejukkan hati agar hati menjadi tenang..

- Simbolnya adalah ruangan yang sunyi dan sepi menyimbolkan suasana

tenang.

Adapun pesan toleransi pada scene delapan adalah walaupun Aisyah

sholat yang disekelilingnya adalah orang-orang katolik, tetapi tidak ada satu

pun orang beragama katolik yang mengganggunya dalam beribadah bahkan

mereka memperkecil suara dalam berkomunikasi agar tidak mengganggu

kekhusukan sholat Aisyah, bahkan mereka mendengarkan Aisyah membaca

al-qur‟an walaupun menampakkan wajah yang kebingungan.

Hal ini seperti dalam Al Qur‟an Surat Al-Kafirun ayat 6 yang bertulis:

لكم دينكم ولي دين

“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku"

B. Interpretasi dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara

Pesan yang coba disampaikan dalam film ini adalah bagaimana

kehidupan antarumat beragama bisa hidup dengan toleransi, meskipun

berbeda suku dan agama., yaitu agama Islam dan Kristen Katolik. Adapun

pesan toleransi dalam film ini di antaranya adalah tidak membeda-bedakan

orang lain dan bersikap adil meskipun terhadap keluarga dan diri sendiri, tidak

Page 72: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

60

memaksakan kehendak, kepercayaan, atau keyakinan terhadap golongan lain,

apalagi dengan jalan kekerasan.Pada intinya kita harus saling menghormati

agama orang lain, karena pada dasarnya kita adalah saudara.

Salah satu yang menunjukkan toleransi antar umat beragama terlihat

ketika Aisyah dan warga desa Derok berdoa sebelum makan dengan

keyakinan masing-masing dan merekea saling menghormati dan memberi

kesempatan untuk saling beribadah.

Hal ini seperti dalam Al Qur‟an Surat Al-Kafirun ayat 6 yang bertulis:

لكم دينكم ولي دين

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku".

Dan dalam Islam sendiri mengajarkan agar setiap orang dapat

menerima perbedaan. Sikap toleran dapat diterapkan baik itu toleran dari segi

agama, maupun lainnya. Tujuan dari ada nya sikap toleransi adalah untuk

membuka pintu kemaslahatan yaitu kedamaian dan kerukunan dalam

bermasyarakat.

Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam

mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran

pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam

kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai

agama samawi atau pun agama ardhi dalam kehidupan umat manusia ini.

عه ابه عباس قال قيل لرسول الله صلى اهلل عليه وسلم اي األديان احب الى اهلل قال

الحنيفية السمحة

Page 73: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

61

Artinya: Dari Ibnu „Abbas, ia berkata; ditanyakan kepada Rasulullah saw.

“Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?” maka beliau bersabda: “Al-

Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran)”.

Toleransi beragama bukan hanya sekedar hidup berdampingan yang

pasif saja akan tetapi lebih dari itu yaitu berbuat baik dan berlaku adil antar

satu sama lain. Bagi umat Islam maupun agama lainnya seharusnya perbedaan

agama atau latar belakang lainnya tidak menghalangi untuk berbuat baik dan

berlaku adil terhadap sesama manusia tanpa diskriminasi agama dan

kepercayaan.53

Tidak dibenarkan untuk menghakimi seseorang sebagai seorang

penjahat hanya karena berbeda latar belakangnya. Adanya konflik antar suku

tidak serta merta menyatakan bahwa ia seornag penjahat. Diperlukan

penjelasan dan juga bukti-bukti untuk menetapkan seseornag sebagai

tersangka kejahatan. Padahal bisa saja kedatanagn orang tersebut adalah untuk

niat baik. Maka dari itu, memberikan kesempatan untuk menjelaskan maksud

dan tujuan sangat diperlukan demi menghindari kesalahpahaman yang fatal.

53

Said Agil Husain Al Munawar, Fiqih Hubungan Antar Agama, (Tangerang: Ciputat

Press, 2005), h. 16.

Page 74: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang makna toleransi antarumat beragama dalam film

Aisyah Biarkan Kami Bersaudara maka dapat disimpulkan:

1. Makna ikon, indeks, dan simbol dalam film ini dapat dilihat dari kata/

dialog yang diucapkan, tingkah laku (gesture), simbol, ekspresi, dan lain

sebagainya.

- Ikon dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara, diantaranya adalah

keadaan alam yang gersang dan panas merupakan keindahan desaa Derok,

Atambua, NTT, Aisyah yang ramah terhadap warga desa Derok, warga

desa Derok yang menyambut Aisyah dengan ramah dan memberinya kain

tenun saat pertama datang.

- Indeks dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara adalah pemberian

kain tenun terhadap tamu yang baru dating merupakan adat penyambutan

tamu daerah NTT, mukena yang dikenakan Aisyah merupakan tanda

pakaian muslimah saat menjalankan sholat, dan warrga desa Derok yang

selalu memegang lilin dan bernyanyyi saat beribadah merupakan cara

ibadah agama Katolik.

- Simbol dalam film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara adalah lilin saat

peribadatan agama Katolik mempresentasikan bahwa lilin itu adalah

penerang, dan dengan adanya lilin maka doa-doa yang mereka panjatkan

sampai ke Tuhan mereka dan dengan lilin menandakan bahwa Tuhan

Page 75: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

63

mereka hadir bersama mereka. Dan dengan Aisyah membaca al-quran itu

sebagai agama Islsm ataupun muslimah maka mermbaca al-quran itu

memberikan ketenangan bathin bagi seorang muslimah.

2. Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara merupakan film bergenre drama,

dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce terdapat

pesan toleransi antarumat beragama. Film yang menceritakan bahwa sikap

toleransi dapat dilakukan oleh siapa pun dan dimana pun. Adapun pesan

toleransi dalam film ini adalah tidak membeda-bedakan orang lain dan

bersikap adil meskipun terhadap keluarga dan diri sendiri, tidak

memaksakan kehendak, kepercayaan, atau keyakinan terhadap golongan

lain, apalagi dengan jalan kekerasan dan tetap saling menghormati dan

menghargai satu sama lain serta tolong menolong meski berbeda agama

atau pun suku.

B. Saran

Ada beberapa saran yang perlu disampaikan, antaranya:

1. Untuk sutradara, agar selalu membuat film-film khususnya film

nasional agar masyarakat pun lebih mengenal akan negaaranya sendiri.

2. Untuk para penikmat film, hendaknya lebih memilah film-film yang

patut untuk ditonton agar bisa dijadikan tuntunan dalam kehidupan.

Page 76: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku- Buku

Abdullah, Masykuri. Pluralisme Agama dan Kerukunan dalam Keragaman.

Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001.

Ali, Mohammad Daud. Islam untuk Disiplin Ilmu Hukum, Sosial dan Politik.

Jakarta: Wirabuana, 1986.

Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta: Jalasutra,

2010.

De Saussure, Ferdinand. Pengantar Umum Linguistik, terj. Rahayu S. Hidayat.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1996.

Elvinaro, Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya. Komunikasi Massa. Suatu

Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. 2005.

Imron, Ali. Semiotika Al-Quran: Metode dan Aplikasi terhadap Kisah Yusuf.

Yogyakarta: Teras, 2011. Cet.1.

Kahmad, Dadang. Sosiologi Agama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.

Little John, Stephen W. Theories of Human Communicatio. Wadsworth:

Belmont, 2002.

Littlejohn, Stephen W., Karen A. Foss. Theories of Human Communication.

Jakarta: Salemba Humanika, 2009.

Madjid, Nurcholish . Islam, Doktrin, dan Peradaban, Membangun Makna dan

Relevansi Doktrin Islam dalam Sejarah. Jakarta: Paramadina, 2005

Madjid, Nurcholish dkk, Fiqih Lintas Agama. Jakarta: Paramadina, 2004.

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Mass. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika,

2011.

Meleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2010.

Misrawi, Zuhairi . Al-Quran Kitab Toleransi. Jakarta: Pustaka Oasis, 2007.

Mudjiono, Yoyon . Kajian Semiotika dalam Film, Jurnal Ilmu Komunikasi,

Vol.1, No. 1, April 2011.

Page 77: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

Naim, Ngainun. Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk Telaah

Pemikiran Nurcholis Madjid, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Makna

Vol. 12 1 No.2 Mei- Agustus 2013.

Piliang, Yasraf Amir. Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies atas matinya

makna. Yogyakarta: Jalasutra, 2003.

Ronny, Kountur. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:

CV Teruna Grafica.

Santosa, Puji. Rancangan Semiotika dan Pengkajian Susastra. Bandung:

Angkasa, 1931.

Sobur, Alex. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

--------------. Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosdakarya, 2006.

Soekanto, Soejana. Sosiologii Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Perss, 2002.

Suryapati, Akhlis. Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi. Jakarta:

Panitia Hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010.

Van Zoest, Aart. Interpretasi dan Semiotika, dalam Panuti Sudjiman dan Aart

van Zoest, Serba-serbi Semiotik, 2005.

Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana. 2008.

Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis bagi

penelitian dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013.

Yuwono, Untung dan Christomy. T. Semiotika Budaya. Depok: Universitas

Indonesia, 2004.

2. Website:

Daftarkarya Charles Sanders Peirce, https://grelovejogja.wordpress.com/ (diakses

“Februari 2017”

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-a027-16-628075_aisyah-biarkan-kami-

bersaudara/credit, diakses pada 12 April 2017.

Page 78: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam

https://www.gatra.com/entertainment/film/221639-ini-daftar-lengkap-nominasi-

ffi-2016, diakses pada 12 April 2017.

http://m.muvila.com/film/artikel/aisyah-biarkan-kami-bersaudara-belajar-saling-

menerima-160518x.html, diakses pada April 2017.

Page 79: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam
Page 80: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam
Page 81: MAKNA TOLERANSI BERAGAMA DALAM FILM AISYAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Masalah toleransi ini pada dasarnya berkaitan dengan masalah yang terbesar dalam