rumah sakit aisyah bojonegoro

33
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gambaran umum Rs ‘Aisyiyah bermula dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin yang berdiri pada tahun 1973 di bawah pimpinan dr. R. Rahardjo S dengan luas lahan yang sangat terbatas. Atas kerja keras para pengurus persyarikatan dan karyawan pada saat itu , akhirnya pada tahun 1988 berhasil ditingkatkan statusnya sebagai RumahSakit Anak dan Bersalin ‘Aisyiyah dengan direktur dr. H. A. Rizani , hanya saja saat itu ijinnya hanya sementara, dan pada tahun 1996 mendapatkan ijin tetap dangan Direktur dr. H. Trijono. Akan tetapi permintaan dan kepercayaan masyarakat semakin tinggi sehingga pelayanan tidak hanya sebatas anak dan bersalin saja. Pada pertengahan tahun 2003 Rs ‘Aisyiysh mendapatkan ijin sementara sebagai Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah Bojonegoro dengan Direktur dr. H. Soepadjar, M. Si. Dan sejak tahun 2004 para pengurus Rs ‘Aisyiyah 1

Upload: syahronikofik

Post on 12-Jun-2015

2.497 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

report of job training

TRANSCRIPT

Page 1: rumah sakit aisyah bojonegoro

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gambaran umum

Rs ‘Aisyiyah bermula dari Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin yang berdiri

pada tahun 1973 di bawah pimpinan dr. R. Rahardjo S dengan luas lahan yang sangat

terbatas. Atas kerja keras para pengurus persyarikatan dan karyawan pada saat itu ,

akhirnya pada tahun 1988 berhasil ditingkatkan statusnya sebagai RumahSakit Anak

dan Bersalin ‘Aisyiyah dengan direktur dr. H. A. Rizani , hanya saja saat itu ijinnya

hanya sementara, dan pada tahun 1996 mendapatkan ijin tetap dangan Direktur dr. H.

Trijono.

Akan tetapi permintaan dan kepercayaan masyarakat semakin tinggi sehingga

pelayanan tidak hanya sebatas anak dan bersalin saja. Pada pertengahan tahun 2003 Rs

‘Aisyiysh mendapatkan ijin sementara sebagai Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah

Bojonegoro dengan Direktur dr. H. Soepadjar, M. Si. Dan sejak tahun 2004 para

pengurus Rs ‘Aisyiyah berusaha untuk mendapatkan ijin tetap yang selesai tahun 2007

dengan direktur dr. H. Irianto.

Usaha tersebut juga di barengi dengan perluasan lahan dan perbaikan fasilitas di

segala bidang. Saat ini RSA Bojonegoro memiliki total luas tanah 6.698 m2. Lahan yang

telah terpakai seluas 4.886 m2 dan sisa lahan digunakan sebagaitempat parkir, taman ,

jemuran, serta IPAL,. Sedangkan lahan seluas 1.812 m2 yang baru dibebaskan pada

tahun 2007 direncanakan untuk membangun gedung B.

1

Page 2: rumah sakit aisyah bojonegoro

B. TUJUAN

1. Mengetahui tujuan, visi, dan, misi RS

2. Mengetahui pekerjaan dan pelayanan kefarmasian di IFRS

3. Mengetahui tugas dan tanggung jawab IFRS

4. Mengetahui IFRS sebagai unit pelayanan

5. Mengetahui prosedur opersional baku minimal di RS.

6. Mengetahui Perencanaan di RS

7. Mengetahui pengadaan perbekalan kesehatan di IFRS

8. Mengetahui distribusi perbekalan kesehatan di IFRS

9. Mengetahui sistem disteribusi obat oleh IFRS di Rumah Sakit

C. MANFAAT

1. Dapat mengetahui tujuan, visi ,dan, misi RS

2. Dapat mengetahui pekerjaan dan pelayanan kefarmasian di IFRS

3. Dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab IFRS

4. Dapat mengetahui IFRS sebagai unit pelayanan

5. Dapat mengetahui prosedur opersional baku minimal di RS.

6. Dapat Mengetahui Perencanaan di RS

7. Dapat mengetahui pengadaan perbekalan kessehatan di IFRS

8. Dapat mengetahui distribusi perbekalan kesehatan di IFRS

9. Dapat mengetahui sistem disteribusi obat oleh IFRS di Rumah Sakit

2

Page 3: rumah sakit aisyah bojonegoro

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

a. Definisi Rumah sakit secara umum : Rumah sakit adalah suatu organisasi yang

kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan

difungsikan menangani masalah medik modern, yang semuanya terkait bersama

– sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan

yang baik.

b. Definisi Instalsi Farmasi Rumah Sakit : Instalasi Rumah Sakit (IFRS) dapat

didefinisikan sebagai suatu departemen atau unit atau bagian disuatu rumah sakit

dibawah pimpinan seorng apoteker dibantu oleh beberapa orang apoteker yang

yang memenuhi permusyawaratan peraturan perundang – undangan yang

berlaku dan komitmen secara profesional, tempat atau fasilitas penyelenggaraan

yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan serta pelayanan kefarmasian.

B. GAMBARAN UMUM

Rumah Sakit ‘Aisyiyah Bojonegoro beralamat di Jl. Hasyim Asyi’ari No. 17

Bojonegoro,merupakan Rumah Sakit tipe Pratama ( C), dengan pemilik Pimpinan

Pusat muhamadiyah yang didirikan oleh Pimpnan Daerah muhamadiyah (PDM)

Bojonegoro dengan Penyelenggara Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan

Masyarakat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MKKM PDM) Bojonegoro.

C. VISI RSA BOJONEGORO

Menjadikan RS ‘Aisyiyah Bojonegoro sebagai rumah sakit yang profesional dan

islami sehingga menjadi pilihan masyarakat.

3

Page 4: rumah sakit aisyah bojonegoro

D. MISI RSA BOJONEGORO

1. Menyediakan fasilitas rumah sakit yang modern, lengkap, dan terjangkau.

2. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima.

3. Mengembangkan syi’ar islam dan da’wah jama’ah.

4. Mengembangkan sumber daya insani Rumah sakit dan meningkatkan

kesejahteraannya.

E. TUJUAN IFRS

Tujuan secara umum:

a. Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat propefi kesehatan dan

kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang kompoten dan memnuhi

syarat.

b. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker rumah

sakit yang memnuhi syarat

c. Menjamin praktek profesional yang bermutu ringgi memalui penetapan dan

pemeliharaan standar etika profesional pendidikan dan pencapaian, dan memalui

peningkatan kesejahteraan ekonomi

d. Meningkatkan penelitian dalam praktek farmasi rumah sakit dan dalam ilmu

farmasetik pada umumnya.

e. Menyebarkan pengetahuan famasi dengan mengadakan pertukaran informasi

antara apoteker rumah sakit, anggauta profesi dan spesialis yang serumpun

f. Memperluas dan memperkuat kemampuan apoteker rumah sakit untuk:

- Secara efektif mengelola suatu pelayanan farmasi yang terorganisasi.

- Mengembangkan dan memberikan pelayanan klinik.

- Melakukan dan berpartisipasi dalam penelitian klinik dan farmasi dan dalam

program edukasi untuk praktisi kesehatan penderita, mahasiswa dan

masyarakat.

g. Meningkatkan pengetahuan dan pengertian praktek farmasi rumah sakit

kontemporer bagi masyarakat, pemerintah, industri farmasi dan profesional

kesehatan lainnya.

h. Membantu menyediakan personel pendukung yang bermutu untuk IFRS.

i. Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.

4

Page 5: rumah sakit aisyah bojonegoro

Tujuan khusus:

1. Mewujudkan masyarakat yang sehat jasmani dan rohani.

2. Menegakkan da’wah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

3. Membangun rasa persaudaraan sesama umat islam dan umat manusia (Ukhuwal

Islamiyah dan Basyariyah).

F. MOTTO : Cepat menangani, Ramah melayani.

G. FASILITAS YANG DI MILIKI

Rawat Jalan

UGD 24 jam

Poli umum , setiap hari kerja

Poli gigi, setiap hari kerja

Poli bedah:

~ Pagi pukul 07.00- 08.00 WIB

~ Sore pukul 17.00- 18.00 WIB

Poli kebidanan dan Kandungan

~ Pagi pukul 07.00- 08.00 WIB

~ Sore pukul 17.00- 18.00 WIB

Rawat Inap

Total tempat tidur saat ini adalah 104 TT dengan rincian sbb:

NO UNIT PEMBAGIAN TT TOTAL  PERAWATAN ICU VIP A VIP B I A I B II III  

    (1kmr)(10

kmr)(5

kmr)(7

kmr)(8

kmr)(6

kmr)(6

kmr)  

1Arofah I (10 kmr) - 3 - 14 - - - 17

2 Arofah II (9 kmr) - 9 - - - - - 93 Selatan (3 kmr) - - - - - - 14 144 Utara (4 kmr) - - 2 - - 8 - 10

5Kebidanan (9 kmr) - - 3 - 4 2 5 14

5

Page 6: rumah sakit aisyah bojonegoro

6 Anak (10 kmr) - - - - 11 9 7 27

7Neonatus (1 ruang) - - - - - - 7 7

8 ICU (1 ruang) 6 - - - - - - 6  TOTAL 6 12 5 14 15 19 33 104

 PERSENTASE (%) 3.09 10.31 5.15 14.44 15.46 20.62 30.93 100

Sedangkan fasilitas untuk masing-masing kelas adalah sbb:

KelasJml

TT/Kmr FasilitasIII 5/7 TT -II 3/4 TT Kipas angin

I-A 2 TT Tv,AC,Kamar mandi,nurse call,O2 centralI-B 2TT Tv , kipas angin

VIP- A 1TT Tv,AC,Kamar mandi,nurse call,O2 central, sofa, kulkasVIP- B 1 TT Tv,AC, TT penunggu, Kulkas, kamar mandi

Instalasi penunjang lain

Instalasi Pengelolaan Air Limbah

Instalasi Laboratorium

Instalasi Farmasi

Instalasi Radiologi

Instalasi Bedah

Instalasi Gizi

Ruang Persalinan

Ruang ICU

2 unit mobil Ambulans

(Data-data RSAB Aisyah 2007-2008)

6

Page 7: rumah sakit aisyah bojonegoro

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pekerjaan dan pelayanan kefarmasian di IFRS adalah mencakup :

- Perencanaan

- Pengadaan

- Produksi

- Penyimpanan perbekalan kesehatan/sediaan farmasi

- Dispensing obat berdasarkan resep bagi penderita rabat tinggal dan rawat

jalan

- Pegendalian mutu dan pengendalian distribusi

- Penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di rumah sakit

- Pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis mencakup pelayanan langsung

pada penderita

B. Tugas dan Tanggung jawab IFRS

a. Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan,

penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita

sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan

digunakan dalam rumah sakit untuk penderita rawat tinggal, rawat jalan maupun

untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit.

b. Tanggung jawab IFRS adalah mengembangkan suatu pelayanan farmasi yang

laus dan terkoordinasi dengan baik dan tepat untuk memenuhi berbagai bagian /

unit diagnois dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medik dan rumah sakit

secara keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik.

C. IFRS Sebagai Unit Pelayanan

Instalsi farmasi sebagai suatu oraganisasi pelayanan di rumah sakit yang

memberikan pelayanan produk yang bersifat nayata (ingangle) dan pelayanan

farmasi klinik tidak nyata (intangible) bagi konsumen penderita, doketer, perawat,

profesional kesehatan lain dan masyarakat rumah sakit). Pada proses penghantaran

pelayanan tersebut, terutama dalam pelayanan farmasi klinik terdapat titik temu

7

Page 8: rumah sakit aisyah bojonegoro

antara pemasok (dalam hal ini IFRS) dan konsumen. Farmasi klinik memiliki

komponen dasar utama, yaitu komunikasi-konseling-konsultasi. Oleh karena itu

pelayanan farmasi klinik mensyaratkan adanya kegiatan komunikasi antara apoteker

dan penderita dan konsultasi mengenai obat oleh apoteker untuk profesional

kesehatan lain pada titik temu tersebut.

D. Inti Prosedur Opersional Baku (POB) minimal Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

Prosedur adalah suatu instruksi kepada personil cara kebijakan dan tujuan

dilakukan dan dicapai. Semua persyartan standar harus dicakup didlam prosedur.

Suatu prosedur tersokumentasi biasanya mencakup :

- Maksud suatu kegiatan

- Lingkup suatu kegiatan

- Tanggung jawab : apa yang harus dilakukan dan oleh siapa

- Prosedur bila, dimana , dan bagaimana harus dilakukan

- Bahan , alat, dan dokumen apa yang harus digunakan

- Dokumentasi : bagaimana itu harus dikendalikan dan direkam

IFRS memerlukan berbagai prosedur yang terdokumentasi. Jika suatu prosedur

didokumentasi, biasanya disebut prosedur tertulis atau prosedur terdokumentasi.

Salah satu golongan prosedur yang diperlukan oleh IFRS adalah prosedur

operasional baku (POB), yang selslu digunakan untuk melakukan kegiatan tertentu

dan rutin di IFRS.

POB harus selalu muktahir mengikuti perkembangan pelanyanna dan kebijakan

rumah skait pada umumnya, inti POB minimal untuk suatu rumah sakit berikut :

E. Perencanaan

Tujuan perencanaan supaya tidak terjadi penumpukan maupun kekosongan

perbekalan farmasi didalam kurung waktu tertentu.

Pedoman perencanaan obat di Rumah Sakit AISYIYAH :

a. Perencanaan obat wajib disusun oleh setiap Rumah sakit AISYIYAH untuk

jangka waktu tertentu atas dasar pemakaian obat tahun – tahun sebelumnya,

jumlah episode penyakit dan disesuaikan alokasi dana yang ada.

8

Page 9: rumah sakit aisyah bojonegoro

b. Jenis obat di Rumah Sakit berdasarkan pada DOEN dan Formularium Rumah

Sakit.

c. Jumlah obat untuk Rumah sakit disusun atas dasar :

Data pemakaian waktu lampau atau disebut Pola Konsumsi yang dihitung

dengan rumus :

Jumlah kebutuhan obat = konsumsi obat sesungguhnya selama periode

waktu tertentu periode waktu yang sama + jumlah kebutuhan obat selama

”lead time” – sisa stok.

Data jumlah kasus atau disebut Pola Epidemologi yang dihitung dengan

rumus :

Jumlah kebutuhan obat = Jumlah episode penyakit x standar pengobatan +

jumlah kebutuhan selama ”Lead time” – sisa stok.

Adapun prinsip umum yang perlu ditegakkan sebelum perencanaan adalah :

Dipilih obat dengan nama Generik saja dari pada beberapa obat Paten (Brand

name).

Obat untuk penyembuhan penyakit terpenting yang berbasis epidemologi dipilih

semaksimal mungkin.

Diobuat standar pengobatan untuk meningkatkan konsistensi penggunaan obat

dan menurunkan jumlah obat yang diperlukan setiap situasi.

Berkaitan dengan adanya dana atau anggaran maka perencanaan dapat dilakukan

melalui :

Sistem VEN, yaitu dimana jenis obat dikelompokkan dalam obat yang sangat

Vital (V), obat Esensial (E), dan obat Non Esensial (N).

Sistem Pareto atau ABC, yaitu dimana obat dikelompokkan menjadi 3 antara

lain :

Kelompok A = kurang lebih 10 % jenis obat dengan 70 % alokasi dana terserap

Kelompok B = lebih dari 20 % jenis obat dengan 20 % dari total dana

Kelompok C = lebih dari 70 % jenis obat dengan 10 % dari total dana.

F. Pengadaan Perbekalan Kessehatan di IFRS

Pengadaan merupakan suatu proses dari usaha dan kegiatan untuk

mendapatkan apa yang dibutuhkan, dimana dan kapan dibutuhkan dengan cara yang

menguntungkan dalam batas – batas peraturan perundang – undangan. Tujuan dari

pengadaan di Rumah Sakit adalah untuk memperoleh kebutuhan obat – obatan,

9

Page 10: rumah sakit aisyah bojonegoro

alkes, alkes habis pakai, dan alat – alat medis dalam jumlah cukup, mutu dapat

dipertanggung jawabkan, harga serendah mungkin sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengadaan perbekalan farmasi dapat menggunakan metode :

a. Swakelola, dengan jumlah anggaran kurang dari 5 juta rupiah

b. Penunjukkan langsung, dengan jumlah anggaran 5 juta s/d 50 juta rupiah

c. Pemilihan langsung, dengan jumlah anggaran 50 juta s/d 100 juta rupiah

d. Pelelangan, dengan jumlah anggaran diatas 100 juta rupiah.

a. Inti POB Perncanana Perbekalan Kesehatan, penetapan sesifikasi Produk

dan Pemasok, serta Pembelian perbekealn kesehatan:

1. Semua perebekalan kesehatan/sediaan farmasi, yang digunakan dirumah sakit

harus sesuai dengan formularium rumah skit.

2. Semua perbekalanl keshetana/sediaan farmasi yang digunakan di rumah skait

harus dikelola hanya oelh IFRS

3. IFRS harus menetapkan spesifikasi kesehatan/sediaan farmasi harus

memenuhi persayaratan yang ditetapkan oelh PFT

4. Jika perbekalan kesehatna/sediaan farmasi diadakan dari suatu pemasok atau

industri, apoteker ruamh sakit harus mengunjungi pemasok/industri tersebut

untuk memeriksa kesesuaian penerapan sistem mutu dan jaminan mutu.

5. Jika perbekalan kesehatan.sediaan farmasi diadakan dari suatu industri,

apoteker rumah sakit haurs mengunjungi pemasok / insustri tersebut untuk

memeriksa keseuaian penerapan sistem mutu dan jaminan mutu.

G. Penyimpanan Sediaan Farmasi

Penyimpanan merupakan kegiatan dan usaha untuk mengelola barang

persediaan sehingga harus dilakukan sedemikian rupa agar, kualitas dapat

diperhatikan, barang terhindar dari kerusakan fisik, pencarian barang mudah dan

cepat, barang aman dari pencuri dan memermudah pengawasan stock.

Penyimpanan sebagai jantung dari menjemen logistik karena sangat menentukan

kelancaran dari pendistribusian. Oleh karena itu, maka metode pengendalian

persediaan / inventori control diperlukan, dipahami dan diketahui secara baik.

Penyimpanan

10

Page 11: rumah sakit aisyah bojonegoro

Penuhi persyaratan penyimpanan

Penyusunan dengan system FIFO

Barang ditempatkan pada tempatnya

Catatkan pada kartu barang pada kolom masuk

Cek fisik barang, bila ada rusak pisahkan

Cocokan jumlah antara fisik barang dengan kartu

Lakukan opname minimal 1 x 1 tahun

Buat laporan opname

Buat usulan penghapusan barang

Lakukan bongkaran minimal setiap triwulan

Prinsip Dasar :

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengolahan

barang persediaan / inventroy ditempat penyimpanan. Pengelolaan tersebut harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga :

Kualitas barang dapat dipertahankan

Barang terhindar dari kerusakan fisik

Pencarian barang mudah dan cepat

Barang aman dari pencurian

Mempermudah pengawasan stock barang

Untuk keperluan tersebut diperlukan kegiatan – kegiatan seperti :

Perencanaan ruangan penyimpanan / gudang

Perencanaan dan pengoperasian alat pengatur barang

Penyelenggaraan prosedur penyimpanan

Pengamanan

Dilihat dari bentuknya gudang di bagi atas :

Gudang terbuka

Gudang semi terbuka

Gudang tertutup

Dilihat dari jenisnya gudang dibagi atas :

11

Page 12: rumah sakit aisyah bojonegoro

Gudang transit

Gudang serbaguna

Gudang pendingin

Gudang tahan api

Tujuan :

Kualitas barang dapat dipertahankan

Barang terhindar dari kerusakan

Barang aman dari kehilangan dan pencurian

Pengawasan stock lebih mudah

Hal yang perlu di perhatikan :

Lokasi penyimpanan (gudang)

Desain penyimpanan

Jenis dan pengelompokan

Prosedur dan ADM

Pemakaian alat Bantu / Binatang

Lokasi penyimpanan :

Aksesibilitas

Utilitas

Komunikasi

Bebas banjir

Mampu menampung barang sesuai kebutuhan

Infrrastruktur

Desain penyimpanan :

Kemudahan bergerak

Sirkulasi udara

Penggunaan palet

Pengaturan cahaya

Kemudahan perawatan

Penyimpanan dingin

Penyimpanan khusus

12

Page 13: rumah sakit aisyah bojonegoro

Mudah terbakar

Narkotika

Alat pemadam kebakaran

Pengaturan kelembaban, bentuk gudang, model gudang, pengaturan gudang

Jenis pengelompokan barang

Berdasarkan barang yang sejenis :

1. ATK/ alat kebersihan / suku cadang / dll

2. Obat / ALKES / pembalut

3. Bahjan baku / kesediaan jadi / volume besar

4. Sirup / tablet / Zalf / Injeksi

Berdasarkan sifat barang :

1. Barang mudah menguap / terbakar

2. Penyimpanan dingin

3. Penyimpanan tidak kena cahaya

Berdasarkan kecepatan bergerak

- Cepat (dekat pintu)

- Sedang

- Lambat

Berdasarkan volume dan berat :

- Besar (jahu dari pintu) / kecil (dekat pintu)

- Berat (dekat pintu) / ringan

Berdasarkan pabrik

Berdasarkan alphabet

Fungsi Penyimpanan

Penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, kegiatan

Menentukan reorder point

Menetapkan jumlah buffer stock (persediaan) pengaman

Menetapkan jumlah pesanan

Melaksanakan kegiatan penerimaan

Menetapkan jumlah yang didistribusi

Menetapkan frekuensi distribusi pengeluaran

Menetapkan jadwal distribusi

Melaksanakan kegiatan pengeluaran

13

Page 14: rumah sakit aisyah bojonegoro

Melakukan stock opname

Menilai kekayaan

Usul penghapusan penyimpanan Evaluasi dan Pelaporan

Setelah diperoleh yang dikehendaki maka seluruh barang yang akan disimpan harus

dikelompokan dengan memperhatikan hal berikut :

Kelompok pelayanan

Kondisi yang diperlukan untuk menjaga kualitas

Ukuran volume

Fast ata slow moving

Abjad dan FIFO

Penyimpanan ada 2 sistem :

Sistem abjad (mempermudah pencarian)

Sistem pabrik (mempermudah pemesanan)

Permsalahan yang seirng dijumpai :

Dalam perencanaan kebutuhan barang / perbekalan farmasi sering kali unit kerja

pemakai belum / tidak data – data yang seharusnya. Banyak rumah sakit belum

mempunyai standar terapi, bahkan tidak jarang formulir pun belum dimiliki,

kalaupun sudah ada tetapi belum dipakai.

Tidak jarang untuk sediaan dengan zat aktif dengan kadar yang sama disediakan

lebih dari 2 merek.

Data BOS, LOS, jumlah tindakan dll belum digunakan didalam perencanaan

tidak jarang data – data itupun belum dimiliki.

Pengisian, medical record belum menjadi budaya sehingga tidak punya arti apa

– apa bagi manajemen.

Sering kali data yang dipakai dalam perencanaan hanyalah data distribusi dari

periode yang lalu.

Kurangnya anggaran yang tersedia menyebabkan instalansi farmasi tidak

mungkin menyediakan segala kebutuhan barang / perbekalan farmasi. Akibatnya

penderitaan harus membeli / mencari sendiri kekurangannya keapotik luar

inipun dapat menimbulkan masalah tersendiri.

Sering kali pembeli dengan system tender harga belinya justru lebih tinggi dari

14

Page 15: rumah sakit aisyah bojonegoro

pada kalau beli secara langsung.

Pada penerimaan barang tidak jarang terjadi kekeliruan salah satu penyebabnya

dalaha anggota panitian kurang menguasai baik spesifikasi maupun mutu dari

barang yang diterima. Hampir di seluruh RS di Indonesia yang tidak memiliki

laboratorium kualiti kontrol.

Barang kadang rusak pada penyimpanan digudang salah sat penyebabnya adalah

kurang memadai sarana dan prasaranan yang dimiliki

Seharusnya dengan tidak adanya laboratorium kualiti control instalansi farmasi

tidak boleh memproduksi obat.

Sisa obat pasien.

Pengaturan tata ruangan dan penyusunan inventory :

Gudang dapat ditata dengan model garis lurus, huruf U dan huruf L

Perhatian jenis / barang yang disimpan

Setiap jenis / kelompok disusun sesuai abjad

Jangan meletakkan barang langsung diatas lantai (sebaiknya diberi alas)

Gunakan lemari khusus untuk barang narkotika dan barang kelompok A

Susun barang dalam rak dan berikan nomor kode

Pisahkan penyimpanan obat dalam dan obat luar

Box / dus bekas dapat digunakan untuk menyimpan

Barang yang voluminous dapat disimpan dalam box besar sedang yang kecil

untuk menyimpan barang yang kaleng atau botol

Keluarkan barang dari box secukupnya

Bila satu box berisi bermacam – macam barang maka buat daftar isi box tersebut

Pengamanan mutu :

Tablet terjadi perubahan warna, bau dan rasa, timbul noda bintik – bintik dan

lubang, sumbing, pecah dan terdapat benda asing.

Wadah rusak

Kapsul terbuka atau melekat isi kapsul berubah warna

Dagree pecah, basah, lengket

Cairan menjadi keruh, timbul endapan, kekentalan berubah warna, rasa, berubah

wadah rusak dan bocor

Salep warna berubah, wadah rusak dan bocor

15

Page 16: rumah sakit aisyah bojonegoro

Obat suntik terdapat partikel asing, keruh atau terdapat endapan, warna larutan

berubah wadah bocor

Pengendalian inventori :

Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin tersedianya barang dalam

jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tempat dan waktu yang tepat

secara berdaya guna dan berhasil guna

Menjaga keseimbangan antara besarnya manfaat (diskon membeli dalam jumlah

banyak, efisiensi biaya transportsi, friuktuasi harga dapat dihindari dan dapat

menghindari kekosongan stock pengaman) yang diperoleh dari inventori dengan

biaya yang dikeluarkan

Manfaat adanya inventori ketidak pastian suppli dapat dihindari setelah

diperoleh gudang yang dikehendaki maka seluruh barang yang disimpan harus

dikelompokan dengan memperhatikan hal berikut :

Kelompok / jenis barang

1. Barang mempunyai fungsi sejenis

2. Sifat fisik seperti padat atau cair

3. Kondisi yang diperlukan untuk mejaga kualitas barang yang memerlukan

pendinginan selama penyimpanan atau yang mduah terbakar

4. Suppliyer yang sama

Tiap kelompok dibedakan menjadi

1. Ukurannya berat atau bervolume besar

2. Tingkat pemakaian baru atau fast moving, moderat atau slow moving

Kemudian dari msing – masing kelompok baru disimpan berdasarkan abjad

Lebih ekonomis apabila barang fst moving, berat dan voluminous diletakkan

didekat pintu

Pengeluaran setiap barang harus memakai konsep first ini first out (FIFO) atau

first expire first out (FEFO)

Pada dasarnya 2 konsep dimasudkan untuk menjaga sesuatu yang akan

disalurkan dengan asumsi :

Mutu setiap barang akan menurun selama penyimpanan makin lama barang

disimpan makin besar kemungkinana penurunan mutu

Barang yang masuk terlebih dahulu tentunya makin cepat umur

penyimpanannya.

Pengawasan dan pengamatan :

16

Page 17: rumah sakit aisyah bojonegoro

Pengawasan dan pengamatan dilakukan baik pada saat penerimaan maupun pada

penyimpanan di gudang pusat atau lainnya

Setiap barang yang masuk dan kelaur harus segera dicatat dibuku penerima dan

kartu stock

Bila ada kesalahan pada kartu stock maka kesalahan tersebut tidak boleh dihapus

atau dibuang

Kartu stock yang salah penuh tidak boleh dibuang

Stock opname bukan hanya menghitung jumlah barang tetapi juga memisahkan

barang yang hampir dan telah expired serta barang yang rusak

Selanjutnya barang diastase tersebut diproses untuk penukaran atau

penghapusan

Biasanya cukup sulit untuk menilai suatu barang masih baik atau sudah rusak.

Beberapa barang bila sudah tidak berfungsi kita kategorikan sudah rusak

misalnya terjadi perubahan warna, rasa dan bau, dll.

H. Distribusi Perbekalan Kesehatan di IFRS

Distribusi perbekalan kesehatan adalah kegiatan IFRS dalam perkebekalan

kesehatan dimulai dari penerimaan order dokter di konsumsi oleh penderita. Dalam

distribusi ini, terjadi proses pelayanan farmasi nonklinik dan pelayanan farmasi

klinik.Pendistribusian juga harus sesuai dengan permintaan, tepat waktu, tepat

jumlah serta sesuai dengan spesifikasinya. Pengeluaran barang dalam

pendistribusian harus dengan persetujuan pihak yang berwenang sesuai dengan

perencanaan yang diterima oleh pemakai / user.

Mekanisme pengeluaran barang adalah sesuai dengan prinsip FIFO = first in

first out artinya yang datang lebih dulu dikeluarkan lebih dulu > selain itu dilihat

dari masa kadaluargsanya walaupun datangnya lebih dulu / terakhir tapi expire datae

dekat dikeluarkan lebih dulu. Disebut FEFO = first expire first out.

Pengularan Barang / Pendistribusian

17

Page 18: rumah sakit aisyah bojonegoro

Dasar

1. Surat permintaan dari user

Proses

1. Buatkan surat penyerahan barang berdasarkan suat permintaan dan persediaan

2. Ambil barang dari rak

3. Catatkan pada kartu barang kolom keluar

4. Cek fisik barang dan cocokan dengan kartu barang

5. Catakan pada buku keluar

6. Catatkan pada kartu gudang kolom keluar

7. Lakukan searah terima barang

Inti POB dalam Distribusi Perbekalan Kesehatan

1. Pendistribusian semua perbekalan kesehatna/sediaan farmasi yang digunakan

semua penderita di rumah sakit adalah tanggung jawab IFRS

2. Sitem distribusi perbekalan kesehatan. Sediaan farmasi untuk penderita rawat

tinggal dilaksnankan dengan sistem distribusi resep individual desentraslisai

yang kemuaisn akan berkembang menjadi sistem distribusi resep individual

desentraslisasi yang kemudian akan berkembang menjadi sistem distribusi unit

dosis dessentraslisasi

3. Dengan menerapakan sistem desentraslisasi, apoteker wajib melaksanakan

praktik farmasi klinik

1. Sistem Disteribusi Obat Oleh IFRS di Rumah Sakit

a. Definisi Sistem Distribusi Obat : Sistem distribusi obat dirumah sakit adalah

tatanan jaringan sarana personel, prosedur dan jaminan mutu yang serasi,

terpadu dan berorientasi penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat

beserta informasinya kepada penderita.

b. Jenis Sistem Distribusi Obat untuk Penderita Rawat inap yaitu :

Sistem distribusi obat resep individu sentralisasi dan / atau desentralisasi

2. Sistem distribusi obat persediaan lengkap di ruangan

3. Sistem distribusi obat kombinasi resep individu dan persediaan di ruanga

/ sentralisasi / desentralisasi

4. Sistem distribusi obat dosis unit sentralisasi/ desentralisasi.

c. Persyaratan Sistem Distribusi Obat untuk Penderita Rawat inap yaitu :

18

Page 19: rumah sakit aisyah bojonegoro

1. Ketersediaan obat yang tetap terpelihara

2. Mutu dan kondisi obat / sediaan obat tetap dalam seluruh proses

distribusi

3. Kesalahan obat minimal dan memberi keamanan maksimum pada

penderita

4. Obat yang rusak dan kadaluarsa sangat minimal

5. Efisiensi dalam penggunaan sumber terutama personil

6. Pencurian dan atau hilang dapat minimal

7. IFRS mempunyai akses dalam semua tahap proses distribusi untuk

pengendalian pelayanan, pemantauan dan penerapan pelayanan farmasi

klinik.

8. Terjadinya interaksi profesional dokter – apoteker – penderita – perawat

9. Pemborosan dan penyalahgunaan obat minimal

10. Harga terkendali

11. Peningkatan penggunaan obat rasional

Dalam sistem distribusi obat diperuntukkan baik pasien rawat inap, rawat jalan, maupun

gawat darurat yaitu :

a. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap.

Ada tiga macam sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap di Rumah Sakit

antara lain :

- Sistem persediaan lengkap diruangan (Total Floor Stock).

Dalam sistem ini semua suplai obata – obatan (kecuali yang jarang dipakai / mahal)

disediakan pada setiap pos perawatan atau di lingkungan perawatan pasien.

Keuntungan dari sistem ini adalah obat yang dibutuhkan cepat tersedia, meniadakan

obat retur, pasien tidak harus bayar obat yang berlebih dan mengurangi jumlah personil

farmasi.

Kerugian dari sistem ini adalah sering terjadi kesalahan, peracikan oleh perawat.

Adapun prosedur pelayanan obat yang digunakan dalam pasien Rawat Jalan adalah :

a. Penerima resep menggunakan kartu dengan diberi nomor urut untuk mengenali

pasien dan resep yang telah selesai dilayani.

b. Petunjuk dan informasi lain yang berkaitan ditulis pada etiket, sedangkan label

tambahan dimasukkan dalam wadah.

19

Page 20: rumah sakit aisyah bojonegoro

c. Obat yang sesuai dimasukkan dalam wadah.

d. Pemeriksaan kebenaran obat dan jumlah obat

e. Penyerahan obat kepada pasien dengan memberikan informasi yang

berhubungan dengan obat yang diberikan.

b. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat jalan.

Pelayanan kefarmasian rawat jalan merupakan bagian dari sistem pelayanan farmasi

Rumah Sakit dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu

dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Prosedur pelayanan meliputi penyediaan

dan distribusi semua perbekalan farmasi dan menjamin kualitas pelayanan bagi pasien

rawat jalan.

Dalam pelayanan kefarmasian pada rawat jalan mempunyai tujuan :

a. Melayani permintaan obat – obatan dari poliklinik yang dilakukan secara

berkala.

b. Pasien dari poliklinik dilayani oleh apotek Instalasi Farmasi Rumah Sakit.

BAB IV

20

Page 21: rumah sakit aisyah bojonegoro

PENUTUP

A. Kesimpulan

Instalasi Farmasi rumah sakit merupakan suatu sarana kesehatan yang

kegiatan pelayanannya dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan

penelitian. Di pelayanan rumah sakit sangat dioptimalkan sebaik-baiknya agar

tercapainya rumah sakit yang bagus. Di rumah sakit ’Aisyiyah juga terdapat visi,

misi, tujuan dan motto untuk menjalankan rumah sakit tersebut dan di rumah sakit

’Aisyiyah lebih mengutamakan pelayanan untuk menangani dan ramah untuk

pelayanannya.

B. Saran

Saya harap instalasi farmasi rumah sakit lebih konsentrasi ke pekerjaannya

dan AA di kamar obat sebaiknya lebih sabar menghadapi pasien yang cerewet.

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: rumah sakit aisyah bojonegoro

Data-data Rumah Sakit ’AISYIYAH.

Buku Cetakan Farmasi Rumah Sakit.

Manajemen farmasi kelas XII

LAMPIRAN

22

Page 23: rumah sakit aisyah bojonegoro

CONTOH COPY RESEP: CONTOH ETIKET:

23