makanan dan olahraga pasca stroke

Upload: piusnd

Post on 03-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makanan Dan Olahraga Pasca Stroke

TRANSCRIPT

MAKANAN DAN OLAHRAGA PASCA STROKE

MAKANAN DAN OLAHRAGA PASCA STROKE

Stroke adalah penyakit yang yang terjadi akibat kematian jaringan otak karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke bagian otak yang terkena. Adapun pembuluh darah yang sering terkena adalah pembuluh darah otak bagian tengah pada salah satu sisi tubuh yang memperdarahi bagian otak yang mengatur aktivitas motorik anggota gerak, sehingga kelemahan sisi tubuh merupakan salah satu gejala yang khas ditemukan pada penderita stroke. Stroke dapat terjadi akibat sumbatan (iskemik) maupun perdarahan (hemoragik). Dan hampir 70% kasus stroke akibat perdarahan terjadi pada penderita tekanan darah tinggi.

Terlepas dari jenis stroke yang dialami oleh Anda, terdapat beberapa faktor risiko dari serangan stroke, yaitu tekanan darah tinggi, diabetes melitus, dan kadar kolesterol tinggi. Karena itu, diet atau pengaturan pola makan sangat penting dilakukan untuk mengontrol tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah (jika memang ada diabetes melitus).

Kadar garam yang tinggi menyebabkan cairan tertahan di dalam pembuluh darah sehingga tekanan darah pun lebih tinggi. Karena itu, dalam upaya pencegahan atau pengontrolan tekanan darah tinggi, perlu diterapkan pola makan rendah garam. Yang dimaksud dengan mengurangi garam disini bukanlah semua jenis garam namun pembatasan jumlah garam NaCl dalam makanan. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat. Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram per hari atau setara dengan satu sendok teh.

Beberapa tips diet untuk mencegah stroke:

Hindari memasak dengan garam atau menambahkan garam pada makanan.

Hindari makanan yang tersedia dalam bentuk kalengan serta makanan-makanan kudapan (snack), mie rebus.

Roti yang dimakan sebaiknya berupa roti gandum, bukan roti putih. Dalam makan roti hindari penggunaan margarin dan keju. Sereal pun sebaiknya dihindari.

Jika memang mau makan makanan sediaan kaleng, bilas dulu makanan tersebut untuk mengurangi kadar sodiumnya.

Perbanyak makan buah-buahan dan sayuran. Minum jus buah setiap hari. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan mengurangi risiko terjadinya stroke.

Memilih makanan yang tinggi karbohidrat atau banyak tepung dan serat seperti gandum.

Minum susu yang rendah lemak.

Gunakan minyak yang mengandung lemak tak jenuh

Konsumsi ayam tanpa kulit, ikan, putih telur sebagai pengganti daging, jerohan (otak, babat) dan kuning telur. (daging maksimal 3x/minggu, telur maksimal 3 butir/minggu)

Kurangi makanan yang banyak mengandung gula seperti es krim, cokelat, soft drink, gula-gula

Kurangi memasak dengan cara menggoreng. Perbanyak makanan rebus, kukus, memanggang, menumis dengan minyak lemak tak jenuh, dan membakar

Sedangkan untuk mempertahankan kadar kolesterol yang rendah, pola makan rendah kolesterol pun sebaiknya dilakukan. Diet rendah kolesterol bukan berarti sama sekali menghilangkan kolesterol dalam asupan makanan sehari-hari, karena kolesterol juga masih dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan senyawa-senyawa yang memiliki inti sterol seperti vitamin D, hormon-hormon anabolik, dan empedu. Sebaliknya, penurunan kolesterol justru terjadi pada pelaku diet moderat, namun kaya serat.

Syarat-syarat diet adalah:

Rendah kolesterol, jangan terlalu banyak makan telur dalam seminggu.

Rendah kalori

Hindari konsumsi lemak jenuh: Lemak hewani: daging sapi, kambing, babi, susu full cream atau susu murni, jerohan, mentega, keju. Lemak nabati: minyak kacang, minyak kelapa sawit, minyak cokelat

Makan dalam porsi sedikit namun sering

Jangan lupa untuk mengonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter secara teratur, bergantung pada jenis strokenya. Yang terpenting adalah selalu mendiksusikan hal-hal yang hendak dilakukan dengan dokter saraf ibu Anda agar dapat tercapai kerjasama yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga pasien untuk hasil yang optimal.

Gangguan fungsi dan keterampilan yang ditimbulkan akibat stroke masih dapat dipulihkan dengan proses rehabilitasi. Terapi ini terdiri dari:

terapi fisik - belajar berjalan, duduk, berbaring, perubahan dari satu gerak ke gerak lain

terapi okupasi - belajar makan, minum, menelan, berpakaian, mandi, membaca, menulis, buang air

terapi wicara - belajar keterampilan bahasa dan komunikasi. Komunikasi non- verbal dengan bahasa tubuh dapat diterapkan sebelum dapat menggunakan komunikasi verbal (berbicara)

terapi psikologis/psikiatrik - untuk membantu meringankan stres mental dan emosional (seperti depresi) yang umumnya menyertai penderita stroke. Keadaan ini bisa timbul baik sebagai akibat lokasi kerusakan otaknya atau sebagai bentuk reaksi penderita terhadap stroke.Sebagai tambahan, latihan yoga oleh tenaga terlatih (khusus stroke) juga dapat membantu pemulihan fungsi setelah stroke.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan ingin melakukan rehabilitasi pasca stroke, Anda dapat melakukan konsultasi dengan dokter spesialis rehab medik.