makalajh anastesi umum.docx
DESCRIPTION
MAKALAJH ANASTESI UMUM.TRANSCRIPT
ANESTESI UMUM
Anestesi berasal dari bahasa Yunani yaitu : an (tidak, tanpa) dan aesthetes
(persepsi, kemampuan untuk merasa).
Kata anestesi diperkenalkan pertama kali oleh Oliver Wendell Holmes yang
menggambarkan keadaan tidak sadar yang bersifat sementara karena pemberian obat
dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri pembedahan.
Anestesi dibagi menjai dua kelompok yaitu :
1. Anestesi lokal, yaitu hilang nya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran
2. Anestesi umum, yaitu hilang nya rasa sakit disertai hilang kesadaran.
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu :
analgetik dan anestesi.
1. Analgetik : obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya kesadaran.
2. Anestesi : menyebabkan hilangnya kesadaran
Definisi
Anestesi umum adalah keadaan tidak sadar dan hilangnya refleks pelindung yang
dihasilkan dari satu atau lebih agen anestesi umum .
Berbagai obat dapat diberikan, dengan tujuan keseluruhan untuk memastikan
hipnosis , amnesia , analgesia , relaksasi otot rangka .
Penggolongan
Menurut penggunaannya anestesi umum dapat
digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (tiopental
dan heksobarbital)
2. Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap melalui saluran pernafasan,
contohnya eter
Tujuan anestesi
Anestesi memiliki beberapa tujuan termasuk :
Sedasi : hilangnya kesadaran
Analgesia : hilangnya respon terhadap nyeri
Muscle relaxant : relaksasi otot rangka
Dalam anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistrem saraf
sentral secara bertingkat dan berturut-turut sebagai berikut :
Taraf-taraf narkose
Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
1. Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasas nyeri berkurang
2. Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
Kedua taraf ini disebut taraf induksi 8 .
3. Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti tidur dan
otot-otot melemas (relaksasi)
4. Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
Tujuan narkose adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja
ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling
penting sedangkan taraf kempat harus dihindari. proses recovery (sadar kembali) terjadi
dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Persyaratan anestesi umum :
Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesi umum adalah :
1. Berbau enak dan tidak merangsag selaput lendir
2. Mula kerja cepat tanpa efek samping
3. Sadar kembalinya tanpa kejang
4. Berkhasiat analgesik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
5. Tidak menambah perdarahan kapiler selama waktu pembedahan
Persiapan untuk anestesi umum
Anamnesis : Apakah pernah mendapat anesthesia sebelumnya.
Pemeriksaan fisik : dilakukan pemeriksaan keadaan gigi-geligi, tindakan buka
mulut. Apakah lidah relative besar, leher pendek dan kaku.
Pemeriksaan laboratorium : atas indikasi yang tepat sesuai dengan dugaan
penyakit yang sedang dicurigai, misalnya pemeriksaan darah (Hb, lekosit, masa
perdarahan dan masa pembekuan) dan urinalisis.
Masukan oral (Puasa)
Refleks laring mengalami penurunan selama anesthesia.
Regurgitasi isi lambung dan kotoran yang terdapat dalam jalan napas merupakan
risiko utama pada pasien-pasien yang menjalani anesthesia.
Dewasa : 6-8 jam
Anak kecil : 4-6 jam
Bayi : 3-4 jam.
Klasifikasi status fisik
Menggunakan The American Society of Anesthesiologists (ASA) :
ASA I : Pasien sehat organik , fisiologik ,psikiatrik ,biokimia .
ASA II :Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedang .
ASA III : Pasien dengan penyakit sistemik berat , sehingga aktivitas rutin terbatas .
ASA IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan
penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat .
ASA V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak
akan lebih dari 24 jam. Pada bedah cito atau emergency biasanya Dicantumkan huruf E.
Premedikasi
Ialah pemberian obat 1-2 jam sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk
melancarkan induksi, rumatan dan bangun dari anesthesia diantaranya :
1.Meredakan kecemasan dan ketakutan
2.Memperlancar induksi anesthesia
3.Meminimalkan jumlah obat anestetik
4.Mengurangi mual muntah pasca bedah
5.Menciptakan amnesia
Endotracheal tube (ETT) :
ETT dapat digunakan untuk memberikan gas anestesi secara langsung ke trakea
dan memberikan ventilasi dan oksigenasi terkontrol.
Laringeal mask airway (LMA) :
LMA digunakan untuk menggantikan ETT saat pemberian anestesi, untuk membantu
ventilasi dan jalur untuk ETT pada pasien dengan jalan nafas sulit.
Persiapan obat
Sedatif Miloz (Midazolam) : obat induksi tidur jangka pendek.
Induksi Propofol : untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum.
Analgesik Fentanil : analgesik dengan kekuatan 100x morfin.
Pelemah otot Atracurium (Notrixum) : sebagai pelemah otot
Teknik anestesi umum
Induksi anestesi
Induksi intravena
Induksi intramuskular
Induksi inhalasi
Induksi per rektal
Obat pelemah otot
Induksi anestesi
Tindakan untuk membuat pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga
memungkinkan dimulainya anestesia dan pembedahan.
S : Stetoskop :
untuk mendengarkan suara paru dan jantung .
Laringoskop pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien .
Lampu harus cukup terang .
T : Tubes :
Pipa trakea Pilih sesuai usia :
Usia < 5 tahun tanpa balon (cuffed) dan
Usia > 5 tahun dengan balon (cuffed).
A : Airway :
Pipa mulut -faring (Guedel,orotracheal airway) dan pipa hidung -faring ( naso -
tracheal airway).
Pipa ini untuk menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk menjaga supaya lidah
tidak menyumbat jalan napas .
T : Tape :
Plester untuk fiksasi pipa agar tidak terdorong atau tercabut
I : Introducer :
Mandrin atau stillet untuk memandu agar pipa trakea mudah dimasukkan
C : Connector :
Penyambung antara pipa dan peralatan anesthesia
S : Suction :
Penyedot lender dan ludah
Induksi intravena
Agen induksi seperti propofol (recofol, diprivan).
Propofol diberikan dengan kepekatan 1% menggunakan dosis 2-3 mg / kgBB.
Penggunaan propofol dikaitkan dengan kurang mual dan muntah pasca operasi dan
pemulihan terjadi lebih cepat.
Induksi intramuscular
Ketamin (ketalar)yang dapat diberikan secara intramuscular dengan dosis 5-7
mg/kgBB dan setelah 3-5 menit pasien tidur.
Induksi inhalasi
hanya dikerjakan dengan halotan ( fluotan ) atau sevofluran .
Induksi halotan memerlukan gas pendorong O 2 atau campuran N 2 O dan O 2 .
Induksi dengan sevofluran lebih disenangi karena pasien jarang batuk .
Induksi dengan enfluran ( etran ), isofluran (foran , aeran ) atau desfluran jarang
dilakukan, karena pasien sering batuk dan waktu induksi menjadi lama.
Efek Samping
Hampir semua anestesi inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang
terpenting diantaranya adalah :
Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretilen
Mengurangi kontraksi jantung, terutama halotan dan metoksi fluran, yang
paling ringan pada eter
Merusak hati oleh karena sudah tak digunakan lagi seperti senyawa
kloroform
Merusak ginjal khususnya metoksifluran
Teknik Pemberian
Pemberian anestesi inhalasi dibagi menjadi 3 cara
yaitu :
1. Sistem terbuka yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang
menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen
2. Sistem tertutup yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan
campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan
dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah
berhentinya pernapasan atau apnea yang dapat terjadi bila diberikan dengan
sistem terbuka. Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka
cara ini lebih disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan
3. Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang
tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi
amandel
Induksi per rectal
Cara ini hanya untuk anak atau bayi menggunakan thiopental atau midazolam
Pelemah otot
Bertindak melumpuhkan otot, termasuk otot-otot pernapasan.
Pelemas otot yang dapat digunakan adalah : suksinil kolin, atrakurium, vekuronium,
pankuronium.
Obat anestesi
Analgetik narkotik :
Morfin Dosis dewasa 8-10 mg (0,1-0,2 mg/ kgBB) intramuskular.
Obat ini digunakan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan pasien menjelang
pembedahan .
Kerugiaan penggunaan morfin :
pulih pasca bedah lebih lama. Penyempitan bronkus dapat timbul pada pasien asma.
Mual dan muntah pasca bedah ada .
Pethidin Dosis 1mg/kg bb dewasa Menekan tekanan darah dan pernafasan , juga
merangsang otot polos.
Barbiturat :
Pentobarbital dan sekobarbital sering digunakan untuk menimbulkan sedasi dan
menghilangkan kekhawatiran sebelum operasi .
Obat ini dapat diberikan secara oral atau intra muscular.
Pada dewasa dosis 100-200mg Pada bayi dan anak-anak dosis 2mg/kg bb.
Pasien yang mendapat barbiturat sebagai premedikasi biasanya bangun lebih cepat
daripada bila menggunakan narkotika .
Antikolinergik Atropin efektif sebagai anti mual dan muntah.
Disamping itu efek lainnya adalah melemaskan tonus otot polos organ-organ dan
menurunkan spasme gastrointestinal.
Dosis 0,4-0,6 mg intramuscular bekerja setelah 10-15 menit.
Obat penenang (Tranquilizer)
Diazepam : Pemberian dosis rendah , bersifat sedatif sedangkan dosis besar
hipnotik .
Dosis premedikasi dewasa 10 mg IM atau 5-10 mg oral dengan dosis maksimal 15
mg.
Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg IV.
Midazolam : Midazolam mempunyai awal dan lama kerja lebih pendek daripada
diazepam.
Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/ kgBB , disesuaikan dengan umur dan
keadaan pasien .
Dosis lazim adalah 5 mg.
Pada orang tua dan pasien lemah , dosisnya 0,025-0,05 mg/ kgBB .
Obat Pelumpuh Otot
Pavulon Mulai kerja pada menit kedua-ketiga untuk selama 30-40 menit.
Memiliki efek akumulasi pada pemberian berulang.
Dosis awal untuk relaksasi otot 0,08 mg/kgBB intravena pada dewasa.
Suksametonium (suksinil kolin) Mula kerja 1-2 menit dengan lama kerja 3-5 menit.
Dosis intubasi 1-1,5 mg/kgBB intravena.
Obat anestesi inhalasi
Dinitrogen monoksida (N 2 O/gas gelak ).
N 2 O merupakan gas yang tidak berwarna , berbau manis , tidak iritatif , tidak
berasa , lebih berat dari udara .
Penggunaan dalam anestesi umum nya dipakai dalam kombinasi N 2 O:O 2 .
Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan dengan perbandingan 20% :
80%, untuk induksi 80% : 20%, dan pemeliharaan 70% : 30%.
Halotan merupakan cairan tidak berwarna , berbau enak , tidak iritatif , mudah
menguap , tidak mudah terbakar / meledak , tidak bereaksi dengan soda lime,dan
mudah diuraikan cahaya .
Keuntungan penggunaan halotan adalah induksi cepat dan lancar , tidak mengiritasi
jalan napas , bronkodilatasi , pemulihan cepat , proteksi terhadap syok , jarang
menyebabkan mual / muntah .
Dosis induksi 2-4% dan pemeliharaan 0,5-2%.
Obat anestesi intravena
Propofol digunakan untuk induksi dan pemeliharaan dalam anastesia umum Obat ini
dikemas dalam cairan emulsi lemak berwarna putih susu bersifat isotonik dengan
kepekatan 1 % (1 ml = 10 mg).
Dosis induksi adalah 2,0-2.5 mg/kg IV, untuk sedasi 25-75 µg/kg/min dengan I.V
infuse. Dapat dilarutkan dengan Dextrosa 5 % untuk mendapatkan konsentrasi yang
minimal 0,2%.
Tiopental Merupakan obat anestesi umum barbiturat short acting Dapat mencapai
otak dengan cepat dan memiliki onset yang cepat (30-45 detik).
Dosis yang banyak atau dengan menggunakan infus akan menghasilkan efek sedasi
dan hilangnya kesadaran. Dosis 3-5 mg/kg.
Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan “rapid
acting non barbiturate”.
Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan
takikardi, hipertensi , nyeri kepala, muntah dan muntah , pandangan kabur dan
mimpi buruk.
Ketamin diberikan secara I.V atau I.M.
Dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M
Dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB
MAKALAH ANESTESIOLOGI
Anastesi Umum
Disusun oleh:
Ali jahidin ( 07310013 )
Eka noviani ( 07310077 )
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2013
KATA PENGANTAR
PUJI SYUKUR KAMI PANJATKAN ATAS KEHADIRAT Allah swt,yang telah
diberikan rahmat hidayah serta kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sehingaa
makalah tentang “ANASTESI UMUM“ ini tepat pada waktunya seperti kata pepatah “tiada
gading yang tak retak”demikian pula dengan makalah ini,tentu masih banyak kekurangan
maka dari pada itu sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan semoga makalah ini dapat berguna dan membantu
proses pembelajaran bagi para mahasiswa terutama bagi kami penyusun.
BANDAR LAMPUNG, 21 Maret. 2013
Penulis