makalahpenunjang5-1

7
185 Makalah Penunjang TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KACANG- KACANGANUNTUK AGROINDUSTRI DAN KETAHANAN PANGAN A. Farid Hemon Research Group Tanaman Kacang-kacangan Fakultas Pertanian Universitas Mataram ABSTRAK Produksi tanaman kacang-kacangan khususnya kedelai, kacang tanah dan kacang hijau tidak pernah mengalami peningkatan yang signifikan. Suplai kedelai, kacang tanah dan kacang hijau untuk kebutuhan dalam negeri setiap tahun masih sangat kurang. Penerapan teknologi budidaya, sosial-ekonomi dan kelembagaan masih lambat. Oleh karena itu diperlukan upaya serius dan konsisten untuk meningkatkan produksi. Penggunaan varietas unggul seperti hibrida atau transgenik dengan potensi hasil tinggi sangat diperlukan dan teknik budidaya lain serta kondisi sosial ekonomi dan kelembagaan yang kondusif merupakan faktor pendukung untuk mempercepat peningkatan produksi. Peningkatan produksi adalah upaya terintegrasi bukan partial dari semua stakeholder dan petani sebagai fokus perhatian. Teknologi produksi dihasilkan dari kerjasama berbagai kelembagaa n academician-researcher, businiss (bank ), dan goverment (ABG). Ketersediaan produksi yang cukup, stabil dan kontinyu diperlukan untuk pengembangan agroindustri dan meningkatkan ketahanan pangan. I. PENDAHULUAN Pembangunan nasional masih memprioritaskan sektor pertanian sebagai dasar dari pembangunan ekonomi. Pengembangan sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan pernah mencapai hasil yang mengesankan melalui pengadaan kebutuhan pangan nasional. Namun, semenjak krisis ekonomi tahun 1997 sampai sekarang, kebutuhan pangan menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat, dan menyebabkan pemerintah melakukan tindakan kontrofersi untuk mengimpor berbagai produk pangan seperti beras, kedelai dan kacang tanah. Sebagai gambaran, kebutuhan kedelai dalam negeri setiap tahun ± 2 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 800 ribu ton (± 40%), dan impor kedelai 1,2 juta ton (± 60%) atau kehilangan devisa Rp 3 triliun/tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pemenuhan gizi keluarga, dan terjadinya penyusutan lahan (alih fungsi) sawah yang subur untuk kepentingan non-pertanian, akan menambah permasalahan dalam pengadaan kebutuhan pangan.Permasalahan lain yang berkaitan dengan ketersediaan pangan adalah beberapa produk pangan tidak tersedia sepanjang tahun karena faktor agroklimat yang tidak mendukung dan belum berkembangnya agroindustri untuk pengolahan/pengawetannya dan marjin keuntungan usahatani tanaman pangan sangat kecil, sehingga sangat menghambat motivasi petani untuk meningkatkan produksinya. Kebijakan pangan perlu berpihak pada produsen pangan skala kecil. Sesungguhnya yang paling penting bagi petani Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Upload: achas

Post on 11-Jun-2015

994 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: MakalahPenunjang5-1

185Makalah Penunjang

TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI TANAMAN KACANG-KACANGANUNTUK AGROINDUSTRI DAN KETAHANAN

PANGAN

A. Farid Hemon

Research Group Tanaman Kacang-kacangan Fakultas Pertanian Universitas Mataram

ABSTRAK

Produksi tanaman kacang-kacangan khususnya kedelai, kacang tanah dan kacanghijau tidak pernah mengalami peningkatan yang signifikan. Suplai kedelai, kacang

tanahdan kacang hijau untuk kebutuhan dalam negeri setiap tahun masih sangat kurang.Penerapan teknologi budidaya, sosial-ekonomi dan kelembagaan masih lambat. Olehkarena itu diperlukan upaya serius dan konsisten untuk meningkatkan produksi.Penggunaan varietas unggul seperti hibrida atau transgenik dengan potensi hasil tinggisangat diperlukan dan teknik budidaya lain serta kondisi sosial ekonomi dan kelembagaanyang kondusif merupakan faktor pendukung untuk mempercepat peningkatan produksi.Peningkatan produksi adalah upaya terintegrasi bukan partial dari semua stakeholder danpetani sebagai fokus perhatian. Teknologi produksi dihasilkan dari kerjasama berbagaikelembagaan

academician-researcher, businiss (bank ), dan

goverment (ABG).Ketersediaan produksi yang cukup, stabil dan kontinyu diperlukan untuk pengembanganagroindustri dan meningkatkan ketahanan pangan.

I. PENDAHULUAN

Pembangunan nasional masih memprioritaskan sektor pertanian sebagai dasar daripembangunan ekonomi. Pengembangan sektor pertanian khususnya pertanian

tanamanpangan pernah mencapai hasil yang mengesankan melalui pengadaan kebutuhan pangannasional. Namun, semenjak krisis ekonomi tahun 1997 sampai sekarang, kebutuhanpangan menjadi masalah serius yang dihadapi oleh masyarakat, dan menyebabkanpemerintah melakukan tindakan kontrofersi untuk mengimpor berbagai produk panganseperti beras, kedelai dan kacang tanah. Sebagai gambaran, kebutuhan kedelai dalamnegeri setiap tahun ± 2 juta ton, sedangkan produksi dalam negeri baru mencapai 800 ributon (± 40%), dan impor kedelai 1,2 juta ton (± 60%) atau kehilangan devisa Rp 3triliun/tahun.

Peningkatan jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat dalampemenuhan gizi keluarga, dan terjadinya penyusutan lahan (alih fungsi) sawah

yangsubur untuk kepentingan non-pertanian, akan menambah permasalahan dalam pengadaankebutuhan pangan.Permasalahan lain yang berkaitan dengan ketersediaan pangan adalah

beberapaproduk pangan tidak tersedia sepanjang tahun karena faktor agroklimat yang tidakmendukung dan belum berkembangnya agroindustri untuk pengolahan/pengawetannyadan marjin keuntungan usahatani tanaman pangan sangat kecil, sehingga sangatmenghambat motivasi petani untuk meningkatkan produksinya. Kebijakan pangan perluberpihak pada produsen pangan skala kecil. Sesungguhnya yang paling penting bagi petani

Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Page 2: MakalahPenunjang5-1

186Makalah Penunjang

adalah nilai absolut keuntungan yang diperoleh dari aktivitas budidaya, bukan padaongkos produksi yang rendah atau harga produksi yang tinggi. Dalam hal pembangunan ketahanan pangan, basis produksi secara nasional

perludiperkuat dimana proses industrialisasi harus mampu mendorong peningkatan nilai tambahkegiatan sektor produksi. Ketahanan pangan diperkuat dengan meningkatkan ketersediaanpangan, menjaga ketersediaan penyediaan bahan pangan, serta meningkatkan akses rumahtangga untuk memperoleh pangan. Dalam kaitan itu ditingkatkan pula efektivitas danefisiensi distribusi pangan; akses masyarakat terhadap bahan pangan; kemampuanpenyediaan pangan (jumlah, mutu, dan ragamnya); kemampuan penyediaan cadanganpangan, dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi. Telah disadari bahwa sektor pertanian merupakan andalan utama untuk

dapatbangkit kembali dari kondisi krisis ekonomi. Lemahnya sektor pertanian menyebabkanterpuruknya kondisi ekonomi dalam menghadapi krisis ekonomi global. Pembangunanpertanian harus lebih tangguh melalui pengembangan komoditi-komoditi unggulan sepertikedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Propinsi NTB saat sekarang masih tetapmengandalkan sektor pertanian sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi.Pengelolaan sektor pertanian mutlak diperlukan untuk meningkatkan pendapatan petanidan pendapatan asli daerah. Hal ini terbukti bahwa perekonomian NTB tahun 2005didominasi oleh sektor pertambangan dan galian (PDRB mencapai 36,08%) dan diikutisektor pertanian sebesar 22,59%. Selain itu, terutama pertanian tanaman pangan dapatmenjamin ketahanan pangan masyarakat.Pengelolaan pertanian harus berbasis kemasyarakatan dan agrobisnis. Petani

harusdilibatkan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan pertanian.Pemberdayaan masyarakat tani meliputi peningkatan taraf hidup, pendidikan, skil, modal,teknologi, dan etos kerja. Pada akhirnya, petani harus mandiri dalam hal modal, teknologiproduksi dan kelembagaan.

II. PERMASALAHAN PENGEMBANGAN TANAMAN KACANG-KACANGAN

Suplai kedelai, kacang tanah dan kacang hijau untuk kebutuhan dalam negerimasih sangat kurang. Diawal tahun ini, kekurangan pasokan kedelai untuk industri

tempe,tahu dan kecap telah mengganggu stabilitas nasional. Sangat ironis, bahwa tempe dan tahuyang merupakan menu utama makanan menjadi sulit diproduksi karena kelangkaankedelai.

Kedelai merupakan salah satu tanaman utama pangan setelah padi yang merupakantarget pemerintah untuk dipercepat pencapaian swasembada (Arahan Presiden di

MeraukeJuni 2006). Namun, kenyataan sampai sekarang peningkatan produksi kedelai belum bisadilakukan secara maksimal. Tahun 1992 luas panen kedelai pernah mencapai 1,6 juta hadengan produksi 1,8 juta ton. Tahun 2003 luas panen kedelai hanya 526.796 ha denganproduksi 671.600 ton. Sejak tahun 2004 luas panen kedelai mulai bangkit kembali namunlambat. Sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan produksi kedelai di Indonesia sangatsulit dilakukan.

Secara umum permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan kedelai diIndonesia dan khususnya di NTB adalah penerapan teknologi masih lambat. Petani

belumseluruhnya menggunakan benih dan varietas unggul. Penggunaan benih bermutu masihrendah (± 10%). Sistem perbenihan secara keseluruhan dari produksi benih (hulu),distribusi sampai pengguna (hilir) belum berkembang. Penggunaan pupuk organik danpupuk berimbang masih rendah. Masalah tanah masam, lahan kering, alih fungsi lahansawah dan lahan minim bahan organik dan hama penyakit dan gulma ikut menghambat

Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Page 3: MakalahPenunjang5-1

187Makalah Penunjang

peningkatan produksi kedelai. Usaha tani kedelai sebagian besar dilakukan oleh petanidengan modal terbatas dan kemitraan belum berkembang, sehingga perhatian danpengawasan terhadap usaha tani ini kurang. Tata niaga belum kondusif seperti hargabelum menggairahkan bagi petani, biaya input teknologi masih dirasakan tinggi dan belumsepenuhnya diberikan subsidi, impor kedelai relatif murah dengan regulasi yangsederhana, serta pasar yang belum menjanjikan. Disamping masalah teknis dan tata niaga,masalah kelembagaan ditingkat petani dan pemerintah seperti pemberdayaan dan kualitasSDM masih jauh dari harapan. Keseluruhan permasalahan tersebut menyimpulkan bahwakeberpihakan dan perhatian terhadap petani khususnya petani kedelai masih kurang. Adakecenderungan bahwa luas areal penanaman kedelai menjadi lebih sempit karena petaniberalih menjadi petani jagung atau kacang tanah (khusus di NTB). Hal ini terjadi karenakedua komoditi ini mempunyai pasar yang jelas antara lain adanya asosiasi jagung danPTBumi Mekar Tani (suplier kacang tanah untuk PT Garuda Food).

2

1.8

1.6

1.4

1.2

1

0.8

0.6

0.4

0.2

0

1968 1978 1988 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007

tahun

Luas Panen (jt ha) Produktivitas (ton/ha) Produksi (jt ton)

Gambar 1. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi kedelai

Produktivitas kacang tanah secara nasional hanya 1,10 ton/ha polong kering danlebih rendah dari negara-negara penghasil kacang tanah seperti India, Cina, dan

Brasil.Jenis kacang-kacangan lain yang belum banyak dikembangkan secara komersial adalahkacang hijau. Pengembangan tanaman ini hanya masih dilakukan dengan cara petani danbelum banyak sentuhan teknologi.Khusus kacang tanah dan kacang hijau, usaha tani umumnya dilakukan

olehpetani-petani kecil dengan permodalan dan penerapan teknologi yang sangat rendah.Usaha tani kacang tanah sebagian besar (70-80%) dilakukan di lahan kering.Pengembangan di lahan sawah menjadi sulit karena harus bersaing dengan tanamanpangan atau hortikultura lain yang lebih ekonomis. Sampai sekarang belum ada programkhusus untuk meningkatkan produksi kacang tanah yang dicanangkan oleh pemerintahpusat/daerah. Kacang tanah tidak termasuk sebagai komoditas unggulan di NTB.

Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Page 4: MakalahPenunjang5-1

188Makalah Penunjang

Beberapa kendala teknis, penyebab rendahnya produktivitas kacang tanah, yaitu :pengolahan tanah untuk penanaman masih jarang dilakukan, umumnya olah

tanahminimum atau tanpa olah tanah sehingga tanah menjadi keras atau padat. Rendahnyabahan organik tanah juga ikut mempengaruhi kualitas tanah. Adanya masa kekeringanyang cukup lama terutama pada fase pembungaan sampai pengisian polong, seranganhama-penyakit, belum tersedianya benih berrmutu yang bersertifikat, serta penanamanvarietas lokal dengan produktivitas rendah merupakan masalah dalam budidaya kacangtanah.

Masalah sosial ekonomi dan kelembagaan juga menjadi penghambat peningkatanproduksi kacang tanah. Dalam usaha tani belum ada program bantuan dan

bimbinganteknis yang ditangani oleh pemerintah, belum ada tersedia penangkar benih untuk kacangtanah, kacang tanah belum diperlakukan sebagai tanaman komersial oleh petani, sertabelum ada asosiasi yang membantu dalam pembinaan usaha tani

III. TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKSI

Masalah utama pengembangan tanaman kacang-kacangan adalah bagaimana upayameningkatkan produksi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau. Secara nasional dari

tahunke tahun dapat diamati bahwa kedelai, kacang tanah dan kacang hijau tidak pernahmengalami peningkatan produksi yang signifikan. Oleh karena itu upaya serius dankonsisten peningkatan produksi harus tetap dilakukan. Pemerintah melalui DepartemenPertanian telah mencanangkan program khusus

Bangkit Kedelai atau programPeningkatan Produksi Kedelai Nasional (P2KN).Peningkatan produksi adalah upaya terintegrasi bukan partial dari

semuastakeholder dan petani sebagai fokus perhatian. Teknologi produksi dihasilkan darikerjasama berbagai kelembagaan

academician-researcher, business (bank ), dangoverment (ABG). Kerjasama antar individu peneliti antar lembaga dalam negeri

daninternasional perlu ditingkatkan. Kelembagaan iptek menyediakan paket-paket teknologisesuai kebutuhan petani dan dunia usaha (agroindustri). Sebaliknya pula dunia usahamelakukan mitra usaha dengan petani dan memberikan sarana dan insentif untukkelembagaan iptek. Pemerintah menfasilitasi melalui pemberian insentif berupa kebijakanyang kondusif bagi dunia usaha dan khusus bagi petani, kebijakan pemberian subsidi padabeberapa tahapan usahatani perlu dilakukan. Pemerintah pula harus menyediakan saranadan alokasi anggaran yang lebih memadai bagi kelembagaan iptek, dan sebagaiimbalannya pemerintah terbantu dalam pemecahan berbagai permasalahannya, termasukpermasalahan dalam penyediaan pangan yang cukup, bermutu, aman, terjangkau dansesuai selera masyarakat.Beberapa paket teknologi yang harus terus dikembangkan untuk

meningkatkanproduksi kedelai, kacang tanah dan kacang hijau secara signifikan adalah :1. Pengembangan varietas baru dengan novel karakter :

drought tolerant , shade tolerant,disease/insect resistant , rendah kolestorol, dan pengembangan variertas

hibrida.Pengembangan varietas dapat dilakukan dengan hibridisasi, teknik seluler danrekayasa genetika. Revolusi hijau dan penggunaan varietas unggul hasil hibridisasi

telahmembawa dampak positif dalam bidang sosial, ekonomi, dan perbaikan gizi masyarakat.Revolusi hijau identik dengan penerapan pertanian intensif dengan input teknologi(terutama zat kimia) yang tinggi dengan menerapkan varietas-varietas unggul (HukumMendel Akibat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali lagi dan masalahlingkungan, maka revolusi hijau yang berbasis varietas hasil hibridisasi tidak mampu lagi

Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Page 5: MakalahPenunjang5-1

189Makalah Penunjang

mengatasi masalah tersebut. Saat sekarang dan masa akan datang, teknologi rekayasagenetika (era revolusi gen) akan menjadi alternatif yang baik untuk menjawab tantanganpeningkatan produksi bahan pangan. Revolusi gen juga telah membawa perubahan daritanaman hibrida menuju tanaman transgenik. Kedelai transgenik merupakan alternatifuntuk dikembangkan. Kacang tanah transgenik dengan gen

P5CSdapat mengekspresikanover produksi prolin untuk toleran terhadap cekaman kekeringan. Teknis seluler

melaluiinduksi variasi somaklonal pada kacang tanah dan kedelai sedang dikembangkan untukmendapatkan galur yang toleran cekaman kekeringan. Kacang tanah transgenik dengangen Chimampu untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh

cendawanCercospora,

Sclerotium , dan lain-lain

2. Pengadaan benih bermutu Kedelai, kacang tanah dan kacang hijau termasuk tanamanyang memiliki benih dengan dormansi pendek, sehingga diperlukan upaya teknologipenyimpanan benih untuk memperpanjang daya simpan dengan viabilitas tetap tinggi.Penyediaan benih pada setiap musim tanam dan antar lapang menjadi masalah yang perludicari solusinya. Program ke depan adalah upaya pengadaan benih sistem

Jabalsim (jalurbenih antar lapang dan musim) dan

Communal yaitu benih diprogramkan selalu tersediadi tingkat

petani.3. Teknik budidaya perlu dioptimalkan kembali seperti penanaman dengan cara ditugal,pengaturan jarak tanam, penyiangan, dan pembumbunan.4. Pemupukan Kedelai, kacang tanah dan kecang hijau tidak menunjukkan respons yangbesar terhadap penambahan pupuk. Namun, untuk mempertahankan keseimbangan unsurhara dalam tanah perlu dilakukan pemupukan secara berimbang dengan pupuk anorganikdan organik.5. Pengairan. Kebutuhan air di lahan kering sangat tergantung pada curah hujan yang turunselama pertumbuhan. Untuk mengurangi tingkat kegagalan yang tinggi, diupayakan waktupenanaman dilakukan secepat mungkin setelah tanaman pertama dipanen ataumenggunakan tanaman toleran kekeringan dan berumur genjah.6. Pengendalian hama-penyakit. Pengendalian dengan kombinasi cara biologis, mekanis,fisik, tanaman toleran/resisten dan terakhir kimiawi adalah beberapa alternatif yang perludipertimbangkan. Penggunaan varietas tahan adalah cara yang praktis, ekonomis danekologis, namun varietas tahan belum ada yang tersedia di pasaran. Hal ini merupakantantangan sekaligus peluang bagi

breeders

untuk menyediakan varietas tahan. Kajianmendalam yang sedang dilakukan adalah dengan

memanfaatkanpathogenesis related-

protein (PR-Protein), bahwa ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit berkaitandengan produksi protein spesifik

(sepertichitinase, peroksidase , dan lain-

lain).V. PENUTUP

Sektor pertanian merupakan andalan utama untuk dapat bangkit kembali darikondisi krisis ekonomi global. Pembangunan pertanian harus lebih tangguh

denganmengembangkan berbagai komiditi unggulan seperti kedelai, kacang tanah dan kacanghijau. Secara nasional dari tahun ke tahun produksi ketiga komoditi tersebut tidak pernahmengalami peningkatan yang signifikan. Penerapan teknologi budidaya, sosial-ekonomidan kelembagaan masih lambat. Oleh karena itu diperlukan upaya serius dan konsisten

Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Page 6: MakalahPenunjang5-1

190Makalah Penunjang

untuk meningkatkan produksi. Penggunaan varietas unggul seperti hibrida atau transgenikdengan potensi hasil tinggi sangat diperlukan dan teknik budidaya lain serta kondisi sosialekonomi dan kelembagaan merupakan faktor pendukung untuk mempercepat peningkatanproduksi nasional.

Peningkatan produksi adalah upaya terintegrasi bukan partial dari semuastakeholder dan petani sebagai fokus perhatian. Teknologi produksi dihasilkan

darikerjasama berbagai kelembagaan

academician-researcher, businiss (bank ), dan

goverment(ABG).

Ketersediaan produksi yang cukup, stabil dan kontinyu diperlukan untukpengembangan agroindustri dan meningkatkan ketahanan

pangan (food security ).

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda NTB, 2006. Profil Kerja Pembangunan Daerah Propinsi NTB Tahun 2005.Hemon, A.F. Widodo, Sudarsono, 2006. Seleksi berulang dan seleksi ganda serta identifikasi plantlet kacang tanah insensitif cekaman akibat penambahan

filtratkultur Sclerotium rolfsii dan polietilen glikol. Agrotropika 11 : 23-32

Hemon, A.F. 2007. Seleksi in vitro untuk mendapatkan galur kacang tanah toleran cekaman kekeringan dan resisten terhadap penyakit busuk

batangSlerotium rolfsii.

Dalam Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, 9-10 November 2007, Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan danUmbi-umbian, Malang.

Kung, S.D 1993. Introduction : from hybrid plants to transgenic plants, p 1-12

InKung,S.D and Wu, R. (eds). Transgenic plants. Vol 1. San Diego Acad Press. Inc.

Kung, S.D 1993. Introduction : from green revolution to gene revolution, p 17-31 InKung, S.D and Wu, R. (eds). Transgenic plants. Vol 2. San Diego Acad Press. Inc.

Kementrian Negara Ristek RI, 2005. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu dan Teknologi.

Specht, J.E. and Graef G.L., 1996. Limitations and potentials of genetic manipulation of soybean. In Verma, D.P.S & Shomaker, R.C (ed.) Soybean : Genetic,

MolecularBiology and Biotechnology. CAP International, Wallingford.

Sudarsono, Aswidinnoor, H., dan Widodo, 2005. Rekayasa genetika dan seleksi in vitro untuk mendapatkan plasma nutfah kacang tanah dengan novel characters-

toleranstres kekeringan dan resisten penyakit busuk batang Sclerotium. Laporan AkhirHibah Penelitian Tim Pascasarjana, IPB.

Seminar Nasional Pulang Kampus Alumni Fakultas Pertanian Universitas Mataram di Mataram tanggal 23-24 Februari 2008

Page 7: MakalahPenunjang5-1