makalah_pelabuhan

10
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh. Terkadang crane dan gudang berpendingin disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang berkepentingan, sesuai jenis pelabuhannya juga. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya. Dalam kesehariannya, pelabuhan juga mempunyai hubungan erat dengan warga sekitar yang mendiami kawasan pelabuhan. Sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai kuli angkut dan bongkar muat di pelabuhan. Namun setiap pekerjaan mempunyai kendala, terlebih jika air laut sedang dalam keadaan tinggi. Tentu saja kegiatan bongkar muat akan dikurangi dan itu akan berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Namun banyak juga warga yang menjadi nelayan jika air laut sedang tinggi. Keadaan seperti ini tentu saja menjadi masalah serius bagi masyarakat pelabuhan dan juga berdampak langsung pada status ekonomi dan sosial di daerah pelabuhan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut 1. Bagaimana pembangunan dan pengelolaan pelabuhan di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh dari pembangunan dan aktivitas pelabuhan terhadap kehidupan sekitar pelabuhan? 1.3Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penulisan dari makalah ini yaitu 1. Mengetahui arah pembangunan dan pengelolaan pelabuhan di Indonesia. 2. Mengetahui pengaruh dari pembangunan dan aktivitas pelabuhan terhadap kehidupan di sekitarnya. 1.4Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui seberapa baiknya sistem pengelolaan pelabuhan di Indonesia dan pengaruh keberadaan pelabuhan bagi kehidupan disekitarnya. 1.5Metode Penulisan

Upload: rahmi-juwita-putri-daulay

Post on 07-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: makalah_pelabuhan

BAB 1  PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang MasalahPelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk menerima kapal dan

memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-

alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan kapal-kapal yang berlabuh.

Terkadang crane dan gudang berpendingin disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta

yang berkepentingan, sesuai jenis pelabuhannya juga. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas

penunjang seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI No.69 Tahun

2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta penyelengaraannya.

Dalam kesehariannya, pelabuhan juga mempunyai hubungan erat dengan warga sekitar yang

mendiami kawasan pelabuhan. Sebagian besar warganya bermata pencaharian sebagai kuli angkut

dan bongkar muat di pelabuhan. Namun setiap pekerjaan mempunyai kendala, terlebih jika air laut

sedang dalam keadaan tinggi. Tentu saja kegiatan bongkar muat akan dikurangi dan itu akan

berdampak langsung pada masyarakat sekitar. Namun banyak juga warga yang menjadi nelayan jika

air laut sedang tinggi. Keadaan seperti ini tentu saja menjadi masalah serius bagi masyarakat

pelabuhan dan juga berdampak langsung pada status ekonomi dan sosial di daerah pelabuhan.

1.2  Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut

1. Bagaimana pembangunan dan pengelolaan pelabuhan di Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh dari pembangunan dan aktivitas pelabuhan terhadap kehidupan sekitar

pelabuhan?

1.3Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, tujuan penulisan dari makalah ini yaitu

            1. Mengetahui arah pembangunan dan pengelolaan pelabuhan di Indonesia.

2. Mengetahui pengaruh dari pembangunan dan aktivitas pelabuhan terhadap kehidupan di

sekitarnya.

1.4Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui seberapa baiknya sistem

pengelolaan pelabuhan di Indonesia dan pengaruh keberadaan pelabuhan bagi kehidupan

disekitarnya.

1.5Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, penulis berusaha

memahami, menafsirkan dan mengaitkan data-data yang ada melalui studi pustaka yang dilakukan.

Data-data yang digunakan untuk diolah merupakan data sekunder yang didapat melalui literatur-

literatur terkait maupun data-data dari media internet.

BAB 2 

Page 2: makalah_pelabuhan

KAJIAN TEORI

2.1  Pengertian PelabuhanPelabuhan adalah sebuah fasilitas di ujung samudera, sungai, atau danau untuk

menerima kapal dan memindahkan barang kargo maupun penumpang ke dalamnya. Menurut

peraturan pemerintah RI no. 69 tahun 2001 tentang kepelabuhanan, yangdimaksud

pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan peraitan disekitarnya dengan batas batas

tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi dipergunakan sebagai tempat

kapal bersandar, berlabuh , naik turun penumpang dan atau bongkar m uat barang yang di lengkapi

dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat

perpindahan intra dan antar moda transportasi.

            Pelabuhan juga dapat di definisikan sebagai daerah perairan yang terlindung dari gelombang

laut dan di lengkapi dengan fasilitas terminal meliputi:

1. Dermaga, tempat di mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang.

2. Crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.

3. Gudang Laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau yang akan di pindah ke

kapal.

2.2  Jenis PelabuhanBerdasarkan PP No 69 Tahun 2001, pelabuhan dibagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan

kategorinya, berikut jenis-jenis pelabuhan

1. Menurut alamnya

a. Pelabuhan terbuka, kapal dapat merapat langsung tanpa bantuan pintu air,umumnya berupa      

pelabuhan yang bersifat tradisional.

b. Pelabuhan tertutup, kapal masuk harus melalui pintu air seperti dapat kita temui diLiverpool, Inggris

dan terusan Panama.

2. Menurut pelayanannya

a. Pelabuhan Umum, diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat yang secara teknis dikelola

oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).

b. Pelabuhan Khusus, dikelola untuk kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan tertentu, baik

instansi pemerintah, seperti TNI AL dan Pemda Dati I/Dati II, maupun badan usaha swasta seperti,

pelabuhan khusus PT BOGASARI yang digunakan untuk bongkar muat tepung terigu.

3. Menurut Lingkup Pelayaran

a. Pelabuhan Internasional Hub, utama primer yang melayani nasional dan internasional dalan jumlah

besar. dan merupakan simpul dalam jaringan laut internasional.

b. Pelabuhan International, utama sekunder yang melayani nasional maupun internasional dalam

jumlah besar yang juga menjadi simpul jaringan transportasi laut internasional.

c. Pelabuhan Nasional, utama tersier yang melayani nasional dan internasional dalam jumlah

menengah.

d. Pelabuhan Regional,pelabuhan pengumpan primer ke pelabuhan utama yang melayani secara

nasional.

e. Pelabuhan Lokal, pelabuhan pengumpan sekunder yang melayani lokal dalam jumlah kecil.

4. Menurut Perdagangan Luar Negeri

a. Pelabuhan Ekspor.

b. Pelabuhan Impor.

Page 3: makalah_pelabuhan

5. Menurut Kapal yang Diperbolehkan Singgah

a. Pelabuhan Laut, Pelabuhan yang boleh dikunjungi kapal negara-negara sahabat.

b. Pelabuhan Pantai, pelabuhan yang hanya boleh dikunjungi kapal nasional.

6. Menurut Wilayah Pengawasan Bea Cukai

a. Custom port, adalah wilayah dalam pengawasan bea cukai.

b. Free port. adalah wilayah pelabuhan yang bebas diluar pengawasan bea cukai.

7. Menurut Kegiatan Pelayaran

a. Pelabuhan Samudra, contoh: Pelabuhan Tanjung Priok.

b. Pelabuhan Nusantara, contoh: Pelabuhan Banjarmasin.

c. Pelabuhan Pelayaran Rakyat, contoh: Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta.

8. Menurut Peranannya

a. Transito, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan transhipment cargo, seperti PelabuhanSingapura.

b. Ferry, pelabuhan yang mengerjakan kegiatan penyebrangan, seperti Pelabuhan Merak.

BAB 3  PEMBAHASAN

3.1  Kondisi-kondisi Pelabuhan di IndonesiaPelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur dalam UU Pelayaran tahun 1992 dan peraturan-

peraturan pendukung lainnya. Di Indonesia terdapat sekitar 1000 pelabuhan khusus atau pelabuhan

swasta yang melayani berbagai kebutuhan suatu perusahaan saja (baik swasta maupun milik negara

dalam sejumlah industri meliputi pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan, dan lain

sebagainya. Beberapa dari pelabuhan tersebut hanya memiliki fasilitas yang sesuai untuk satu atau

sekelompok komoditas dan memiliki kapasitas terbatas untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga.

Saat ini, Pelindo menikmati monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan serta

otoritas pengaturan terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta. Pada sebagian besar pelabuhan

utama, Pelindo bertindak sebagai operator sekaligus otoritas pelabuhan tunggal, mendominasi

penyediaan pelayanan pelabuhan utama seperti perairan pelabuhan untuk pergerakan lalu lintas

kapal, pelayaran dan penarikan kapal (kapal tunda), fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan

bongkar muat, listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, layanan telepon untuk kapal,

ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri serta pusat pelatihan dan medis pelabuhan.

      Legislasi saat ini menjauhkan sektor swasta dari persaingan secara langsung dengan Perum

Pelabuhan Indonesia yang berwenang. Di dalam Perum Pelabuhan Indonesia, pelabuhan-pelabuhan

yang menguntungkan diwajibkan memberikan subsidi kepada pelabuhan-pelabuhan yang merugi

sehingga semakin mengurangi insentif kerja. Selain itu tarif-tarif yang berlaku di pelabuhan dikenakan

secara standar dengan pemberlakuan yang sama oleh pemerintah pusat sehingga mengurangi

persaingan. Hal ini sangat signifikan apabila dua Perum Pelabuhan Indonesia berbagi daerah yang

bersaing seperti Tanjung Emas di Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya, yang keduanya

dijalankan oleh Perum Pelabuhan Indonesia III.

3.2  Kinerja Pengelolaan PelabuhanPengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum terorganisir dengan baik. Masih

banyak pengelelolaan yang kurang professional dari para pengelola pelabuhan, dalam hal ini adalah

pemerintah. Masih banyak kekurangan yang bisa diidentifikasi oleh parastakeholders di bidang

Page 4: makalah_pelabuhan

pelabuhan ini. Di samping itu ada masalah yang tak baru lagi dalam pengelolaan pelabuhan dari

tahun ke tahun, masalah itu antara lain

1. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

2. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia;

3. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk;

4. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;

5. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat.

Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan pelabuhan. Tetapi

5 masalah – masalah yang ada di atas merupakan masalah – masalah umum yang sering terjadi

dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Para pengusaha selaku pihak yang paling sering

memanfaatkan jasa pelabuhan ini pun kerap kali mengeluh mengenai buruknya sarana dan

prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Fasilitas – fasilitas pelabuhan di Indonesia

banyak  yang sudah tua dan juga kurang berfungsi dengan baik karena tidak di maintain dengan baik.

Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di Indonesia.

Salah satu fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman pelabuhan

atau deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar pelabuhan di Indonesia tidak bisa

menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai 14 meter atau lebih sehingga tidak dapat memenuhi

kriteria deep sea port. Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia hanya menjadi pengumpan bagi

pelabuhan milik beberapa negara tetangga.

Masalah lain yang kerap muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia adalah

lamanya waktu kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat para

investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan pelabuhan untuk masuk ke

Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan dengan birokrasi Indonesia yang sangat berbelit – belit.

Alasan lainnya ialah karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin berbelit – belit, hal itu

akan mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka mau tidak mau mereka pasti akan

memperhitungkan biaya – biaya birokrasi Indonesia kedalam produk mereka, yang sudah pasti

merupakan sebuah pemborosan dan tidak menambah nilai apa – apa kepada produk yang mereka

jual.

Masalah – masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif. Hal ini

berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal – kapal untuk bersandar di pelabuhan – pelabuhan

yang ada di Indonesia. Pemerintah saat ini dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena

pelabuhan mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan pertumbuhan

perekonomian suatu negara.

Selain pengelolaan pelabuhan yang masih carut marut, adanya pembangunan pelabuhan ini

membawa dampak bagi kehidupan di sekitarnya. Dalam penulisan selanjutnya akan dipaparkan

mengenai dampak pembangunan pelabuhan terhadap kehidupan di sekitar pelabuhan terkait aspek

lingkungan, sosial, dan ekonomi.

3.3  Dampak Pembangunan Pelabuhan secara Mikro terhadap Kehidupan Sekitar PelabuhanKegiatan pembangunan senantiasa melahirkan dampak positif dan negatif secara sekaligus bagi

kehidupan masyarakat. Ada beberapa dampak positif dari pembangunan pelabuhan, yaitu pelabuhan

laut dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi dan sebaliknyapembangunan ekonomi dapat pula

mempengaruhi peningkatan aktivitas pelabuhan (UNCTAD dan Ditjen Perhubungan Laut, 2000). Ada

dua hal yang disumbangkan pelabuhan untuk meningkatkan perekonomian yang bersifat terukur dan

tidak terukur. Hal-hal yang terukur seperti pajak-pajak, deviden dan retribusi. Sedangkan yang tidak

Page 5: makalah_pelabuhan

terukur adalah kesempatan kerja dan tumbuhnya usaha-usaha di sekitar pelabuhan, sebagai efek

ganda kegiatan ke pelabuhan yang akan memberikan nilai tambah ekonomi pada daerah sekitar

pelabuhan. Pelabuhan laut berperan penting terhadap pembangunan ekonomi. Terdapat dampak

positif lainnya mengenai pembangunan dan aktivitas pelabuhan, yaitu aspek sosial. Dalam aspek

sosial ini, pelabuhan dapat dijadikan sebagai transportasi perairan dan juga dapat dijadikan sebagai

pusat kegiatan masyarakat sekitar pelabuhan, misal dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan

mengenai hal yang berhubungan dengan kegiatan masyarakat yang akan mereka lakukan di lingkup

pelabuhan tersebut. Namun disisi lain terdapat dampak negatif dari pembangunan pelabuhan,

berupa:

1.   Perubahan Fungsi dan Tata Guna Lahan

Kawasan pesisir berupa kawasan lahan basah berhutan mangrove, pantai berpasir, atau pantai berbatu.

Pembangunan pelabuhan dikawasan tersebut, akan menimbulkan perubahan fungsi dan tata guna

lahan yang mengakibatkan perubahan bentang alam. Pada awalnya, kawasan tersebut berfungsi

sebagai cathmen area baik untuk air hujan maupun air pasang, namun setelah ada pembangunan

pelabuhan, seperti kegiatan pembukaan lahan, pemotongan dan pengurugan tanah pada tahap

konstruksi, serta pemadatan tanah, akan mengubah lahan fungsi tersebut. Sehingga air hujan tidak

dapat meresap ke dalam tanah, sehingga meningkatkan volume air limpasan (run off) dan

meningkatkan terjadinya potensi genangan dan mengubah pola genangan. Selain itu, pelabuhan

mengambil air bawah tanah secara besar-besaran dan tidak terkontrol untuk dijual ke kapal-kapal

yang bersandar. Kegiatan tersebut menyebabkan terjadinya penurunan tanah, yang akhirnya

menyebabkan banjir rob di wilayah sekitar pelabuhan dan juga timbulnya keresahan dan pandangan

negatif masyarakat sekitar. Contohnya seperti yang terjadi di Kota Semarang.

Dampak lain yang terjadi dari perubahan fungsi dan tata guna lahan adalah terjadinya perubahan

mata pencaharian dan pendapatan penduduk. Semisal, pada awalnya wilayah tersebut merupakan 

wilayah pertanian garam. Setelah adanya pelabuhan, para penduduk beralih menjadi pekerja di

pelabuhan. Otomatis, pendapatan mereka juga berubah.  gangguan terhadap aktivitas nelayan,

peningkatan kepadatan lalu lintas pelayaran maupun lalu lintas di sekitar  wilayah pelabuhan.

2.      Penurunan Kualitas Udara dan Peningkatan Kebisingan

Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh peningkatan debu akibat kegiatan konstruksi dan

kegiatan operasional loading off loading di pelabuhan. Udara pelabuhan menjadi kotor dan berimbas

pada kesehatan masyarakat pelabuhan. Peningkatan kebisingan pada kegiatan pelabuhan terutama

berasal dari kegiatan alat  konstruksi, pengangkutan material, pemancangan dan pembangunan

terminal dan loading offloadingdi pelabuhan, yang mengganggu ketenangan di permukiman sekitar

pelabuhan. 

3.      Penurunan Kualitas Air Laut dan Kualitas Air Permukaan

Penurunan kualitas air laut dikarenakan adanya peningkatan kekeruhan dan penigkatan pencemaran air

laut. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan konstruksi pada pembangunan pelabuhan, terutama pada

tahap pengerukan (capital dredging) dan pembuangan material keruk. Kegiatan tersebut akan

memengaruhi kualitas air laut dan kualitas air permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di

sekitar sungai) dengan adanya peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari discharge air

limbah domestik dan non domestik (air balast, tank cleaning dan bahan kimia yang digunakan untuk

perawatan kapal), kegiatan operasional loading-offloading di pelabuhan serta korosi pada kapal. Hal

Page 6: makalah_pelabuhan

ini juga berdampak pada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air yang tercemar maupun

mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan pelabuhan.

4.      Perubahan Pola Arus Laut, Gelombang dan Garis Pantai

Kegiatan pembangunan pelabuhan beserta fasilitasnya akan memengaruhi terjadinya perubahan

kedalaman laut, pola arus laut dan gelombang  mengakibatkan dampak turunan yaitu adanya

perubahan pola sedimentasi yang dapat mengakibatkan abrasi dan akresi (perubahan garis pantai).

Jika bagian struktur pelabuhan menonjol ke arah laut, maka mungkin terjadi erosi pada garis pantai

disekitarnya akibat transpor sediment sejajar pantai yang terganggu. Dampak ini merupakan  isu yang

paling penting dalam setiap  pembangunan di wilayah pesisir, sehingga dalam rencana pengelolaan

dan rencana pemantauan harus dilakukan secara berkesinambungan.

5.      Gangguan Terhadap Biota Perairan

Kegiatan pembukaan lahan, pemancangan tiang pondasi dan pembangunan struktur fisik fasilitas

pelabuhan dapat mengganggu biota yang ada di lahan basah seperti  mangrove, jenis crustacea,

larva-larva ikan dan biota perairan lainnya seperti terumbu karang dan padang lamun. Gangguan

terhadap biota perairan dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung

disebabkan oleh kegiatan pengerukan dan pembangunan, sedangkan secara tidak langsung

merupakan dampak lanjutan dari penurunan kualitas air laut akibat operasional pelabuhan.

Salah satu penyebab dampak-dampak di atas adalah karena belum kuatnya kebijakan yang

berorientasi pada kemaritiman sebagai pilar utama pembangunan nasional. (kusnadi, 2006:15-20).

Laut Indonesia yang luas seharusnya menjadi sumber pembangunan nasional tetapi malah menjadi

kelemahan Indonesia, sehingga fungsi pelabuhan di dalamnya tidak optimal. Menurut Fadjroel (dalam

IMM, 2012) mengatakan, prinsip negara maritim harus segera dikembalikan, baik dalam bentuk

regulasi, kebijakan maupun peraturan. Ini berlaku mulai dari tingkat nasional sampai dengan daerah

yang ada di perbatasan.

Seharusnya dengan adanya pelabuhan diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup di sekitarnya

dengan tetap mengedepankan keselamatan lingkungan dengan pengelolaan yang bijak. Selanjutnya,

pada bagian setelah penulisan ini akan dibahas mengenai strategi peningkatan kinerja pelabuhan di

Indonesia.

3.4  Strategi Peningkatan Kinerja Pelabuhan di IndonesiaAda beberapa cara yang dapat dijadikan sebagai alternatif untuk menyelesaikan permasalahan

ini. Namun sebelumnya kita harus menentukan terlebih dahulu prioritas pengembangan pelabuhan

yang ada sekarang ini. Dari semua masalah yang telah disebutkan diatas, masalah yang paling

penting untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah perbaikan fasilitas yang ada pada pelabuhan.

Langkah pertama ialah merevitalisasi pelabuhan – pelabuhan utama di Indonesia. Sedikitnya,

pemerintah harus serius mengembangkan 10 pelabuhan utama seperti Belawan, Tanjung Priok,

Tanjung Mas, Tanjung Perak, Bitung, Pontianak, Pangkalan Bun, Panjang, dan beberapa pelabuhan

yang memiliki posisi strategis. Dengan kedalaman kolam hanya sekitar 13,5 meter, Pelabuhan

Tanjung Priok hanya mampu disandari kapal-kapal kecil-menengah. Kapal-kapal itu umumnya

merupakan kapal feeder dari pelabuhan di Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Selama ini, 80-90%

kegiatan ekspor-impor Indonesia harus melalui pelabuhan di negara lain.

Tentu hal ini perlu didukung dengan modal yang besar. Untuk mengembangkan pelabuhan

Tanjung Priok, sebagai pengelola, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II mengaku membutuhkan

investasi sekitar Rp 22 triliun. Dana sebesar itu dibutuhkan untuk memperlebar terminal yang akan

Page 7: makalah_pelabuhan

dilakukan dalam tiga tahap. Namun nilai investasi itu terbilang kecil dibanding manfaat yang bakal

diperoleh ke depan. Angka ini jauh lebih kecil ketimbang defisit neraca pembayaran Indonesia dari

sektor pelayaran yang mencapai US$ 13 miliar per tahun.

Dalam hal perbaikan fasilitas pelabuhan, dal hal ini kolam pelabuhan, para pengusaha

pelayaran mengusulkan kepada pemerintah agar memperdalam kolam pelabuhan di Indonesia

hingga 16 meter. Dengan demikian, pelabuhan ini mampu menampung kapal-kapal bermuatan 6.000

TEUs. Dengan adanya perbaikan kolam pelabuhan tersebut, para pengusaha yakin jika pengelola

pelabuhan dapat meningkatkan produktivitas bongkar muat menjadi 20-25 boks container per jam per

crane.

Jika perbaikan (kolam pelabuhan) dapat dilaksankan merata setidaknya pada 10 pelabuhan

utama di Indonesia, dapat dipastikan produktivitas pelabuhan Indonesia juga akan meningkat.

Indonesia memang identik dengan birokrasinya yang berbelit – belit, yang membuka peluang untuk

praktek – praktek yang tidak etis seperti korupsi. Hal – hal ini sungguh telah mengurangi nilai tambah

bagi pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Dengan adanya hal ini, para pengusaha (terutama investor

asing) lebih memilih untuk menjadikan pelabuhan di Indonesia sebagai tempat untuk kapal – kapal

feeder mereka. Mereka lebih memilih untuk menempatkan kapal utamanya di pelabuhan – pelabuhan

di negara – negara seperti Singapura dan Malysia karena kepengurusan administrasi disana jauh

lebih efisien dan efektif. Sudah saatnya Indonesia memanfaatkan potensi ekonomi yang seharusnya

menjadi miliknya tersebut.

Langkah yang perlu diambil untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah dengan merubah

sistem administrasi pada pelabuhan di Indonesia. Pelabuhan – pelabuhan di Indonesia memiliki

kinerja yang lambat dari segi administrasi karena terlalu banyak berkas – berkas dan juga birokrat

yang harus dilewati sebelum sistem dijalankan.

Permasalahan ini dapat diatasi dengan melengkapi pelabuhan – pelabuhan di Indonesia

dengan sistem informasi yang memadai. Kemudian perlu dilakukan evaluasi terhadap

proporsionalitas dari managamen di pelabuhan. Jika kita ingin mempercepat jalannya suatu sistem,

salah satu caranya ialah menyederhanakan proses dari sistem tersebut tanpa mengesampingkan

esensinya. Oleh karena itu praktek – praktek birokratif harus segera dihilangkan guna meningkatkan

kinerja pelabuhan dari segi pengelolaan waktu. Tetapi hal yang paling penting untuk diperhatikan

adalah pengembangan sumber daya manusia di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Hal ini penting

karena, jangan sampai perampingan angkatan kerja pada pelabuhan justru menurunkan tingkat

produktivitas dari pelabuhan itu sendiri. Maka dari itu diperlukan tenaga – tenaga kerja yang terampil,

dalam jumlah yang pas, untuk melaksanakan fungsi dan tugas dari pengelolaan pelabuhan. Tentu

saja pengembangan keterampilan dalam hal penggunaan teknologi berbasis informasi dan juga yang

sifatnya teknikal merupakan prioritas. Karena hal inilah yang mampu mendorong produktivitas.

Namun masalah pelabuhan di Indonesia adalah suatu hal yang kompleks. Diperlukan

kesungguhan dari tiap – tiap stakeholders yang ada untuk memperbaiki kinerja pelabuhan. Selain itu

diperlukan pengukuran yang presisi terhadap tiap strategi yang di terapkan. Agar modal yang besar

yang digunakan untuk membangun pelabuhan dapat dipertanggungjawabkan nantinya.

Permerintah tentu saja memegang peran penting untuk hal ini. Pemerintah harus berperan

sebagai penyelia yang secara berkala memantau penerapan dari semua strategi yang telah

disepakati dan diterapkan. Karena pada umumnya meskipun telah dirumuskan dengan sangat baik,

tiap strategi yang ada menjadi kacau saat diimplementasikan. Hal ini tentu saja karena kurangnya

koordinasi. Diharapkan pemerintah dapat menjalankan peran ini dengan baik, bukan malah semakin

memperburuknya.

Page 8: makalah_pelabuhan

BAB 4PENUTUP

KesimpulanBerdasarkan hal-hal yang kita bahas diatas mengenai permasalahan yang terjadi di

pelabuhan, dapat ditarik sebuah kesimpulan. Pelabuhan yang merupakan pintu masuk perdagangan internasional seharusnya mampu menyediakan fasilitas yang menunjang dalam pelaksanaannya, hal tersebut tidak serta merta dapat dilakukan langsung, namun hal ini harus direncanakan sebelumnya oleh Pemerintah sebelum dilaksanakannya pembangunan pelabuhan. Pembangunan pelabuhan sendiri juga harus memperhatikan berbagai aspek sosial di lingkungan sekitar yang baik secara langsung atau tidak langsung akan terpengaruh dengan keberadaan pelabuhan nantinya. Sebagai contoh ketersediaan pekerjaan bagi masyarakat sekitar, fasilitas air bersih yang masyarakat perlukan, serta aktivitas pelabuhan yang menimbulkan udara kotor, dan suara bising. Hal itu merupakan masalah yang kurang diperhatikan di pelabuhan-pelabuhan di Indonesia. Pemerintah cenderung memperhatikan aspek internal untuk menunjang pelabuhan tersebut, namun hal itu juga belum dilakukan secara maksimal, sehingga pelabuhan tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu, diperlukan adanya peran pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di sekitar pelabuhan ini, sehingga tidak hanya aktivitas pelabuhan yang dapat berjalan dengan baik, tapi juga dapat memberikan pengaruh yang positif bagi masyarakat sekitar.

Demikian hasil kajian yang disampaikan dalam makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca maupun para pengguna yang memiliki kompetensi sesuai bidang kajian ini. Hal-hal yang masih memerlukan penjelasan atau kritik dan saran dapat disampaikan kepada penulis. Untuk itu disampaikan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA          

Febrianda. 2012. "Pelabuhan Dermaga dan Terminal," dalam Blogspot. http://febrian-

tekniksipil.blogspot.com/2012/02/pelabuhan-dermaga-dan-terminal.html. Diunduh Rabu, 20 Maret

2013.

                     

http://blhkabsukabumi.wordpress.com/2011/10/11/panduan-penilaian-amdal-      atau-uklupl-untuk-kegiatan-

pembangunan-pelabuhan/. 2011."Panduan Penilaian Amdal atau Uklupl untuk Kegiatan

Pembangunan Pelabuhan," dalam Wordpress. Diunduh Minggu, 24 Maret 2013.