makalah+askep

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsumsi gizi yang baik dan cukup sering kali tidak bias dipenuhi oleh seorang anak karna factor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyakut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan factor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologi smuncul sebagai problema makan pada anak. Anak memang sudah bias makan apa saja seperti halnya orang dewasa .Tetapi, merekapun menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera makan.Oleh karena itu sebagai orang tua juga harus berlaku demokratis untuk sesekali menghidangkan makanan yang memang menjadi kegemaran si anak. Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencangkup pula pada pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyaraka tadalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi pada anak masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak pada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makan sehat yang mengandung banyak gizi. 1

Upload: riris-kurnialatri

Post on 22-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB 1

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsumsi gizi yang baik dan cukup sering kali tidak bias dipenuhi oleh seorang anak

karna factor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyakut keterbatasan ekonomi

keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan factor

internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologi smuncul sebagai

problema makan pada anak.

Anak memang sudah bias makan apa saja seperti halnya orang dewasa .Tetapi,

merekapun menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera makan.Oleh karena

itu sebagai orang tua juga harus berlaku demokratis untuk sesekali menghidangkan makanan

yang memang menjadi kegemaran si anak.

Intake gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan badan yang

optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencangkup pula pada pertumbuhan otak

yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang paling terlihat pada lingkungan

masyaraka tadalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi pada

anak masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak pada anaknya

tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak

mengimbanginya dengan makan sehat yang mengandung banyak gizi.

1

BAB II

PEMBAHASAN

A. PEMENUHAN NUTRISI PADA ANAK

2.1. Definisi

Didalam pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh beberapa factor

yaitu baik faktor internal maupun factor eksternal. Salah satu factor eksternal yang telah

dikemukakan adalah nutrisi yang didapat oleh anak. Orang tua diharapkan mempunyai

pemahaman yang tepat tentang nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang,

serta zat gizi yang dibutuhkan anak pada usia tertentu, sehingga dapat diberikan dengan cepat

walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan dan status social ekonomi keluarga

sangat mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk anak.

Untuk itu perawat mempunyai kewajiban untuk membantu orang tua mendapatkan

pemahaman dan keterampilan yang tepat dalam memberikan nutrisi pada anak sesuai dengan

tahapan usianya. Semua makanan, khususnya untuk bayi dan anak kecil harus memenuhi

kebutuhan energy dan zat gizi.Ini dapat dicapai dengan menggunakan beragam bahan

makanan. Perlu diperhatikan banyak bahan makanan yang mempunyai volume terlalu besar

untuk memenuhi energy dan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga susunan bahan – bahan

makanan tersebut harus seimbang.

Nutrisi adalah hasil akhir dari semua  interaksi antara organism dan makanan yang

dikonsumsinya. Dengan kata lain, nutrisi adalah apa yang dimakan seseorang dan bagaimana

tubuh menggunakannya. Nutrient adalah zatorganik, zat non organik, dan zat yang

memproduksi energi yang ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan untuk fungsi tubuh.

Menusia memerlukan nutrient yang penting dalam makanan untuk pertumbuhan dan

mempertahankan semua jaringan tubuh serta fungsi normal dari seluruh proses tubuh

(Kozier.B, dkk. 2009: 438).

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat-zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau

bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi juga dapat dikatakan

sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat-zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan

keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwotodan Wartonah.

2010: 45).

2

Nutrien dasar yang paling dibutuhkan tubuh adalah air. Karena setiap sel memerlukan

suplai bahan bakar yang kontinu, kebutuhan nutrisi yang paling penting setelah air adalah

nutrient yang memberikan bahan bakar atau energi. Nutrient yang memberikan energy adalah

karbohidrat, lemak dan protein (Kozier.B, dkk. 2009: 438).

Kebutuhan Nutrisi Sesuai Tingkat Perkembangan Usia

Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)

Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.

Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:

o   penyediaan makanan dalam berbagai variasi

o   membatasi makanan manis

o   konsumsi diet yang seimbang

Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500

kcal/hari.

2.2. Etiologi

Penyebab yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi antara lain :

Pengetahuan

Rendahnya pengetahuan tentang ibu manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola

konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat

terjadi kesalahan pemenuhan kebutuhan gizi

Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan yang bernilai gizi tinggi dapat

mempengaruhi status gizi seseorang

Misalnya : di daerah, tempe yang merupakan sumber protein yang baik dan murah, tidak

digunakan dalam makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa mengkonsumsi

tempe dapat merendahkan derajat mereka.

Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang buruk atau pantangan terhadap makanan  tertentu dapat juga

mempengaruhi status gizi

Misalnya : di beberapa daerah, terdapat larangan makan pisang, pepaya bagi para gadis,

remaja maupun anak-anak.

3

Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap sesuatu jenis makanan dapat mengakibatkan kurangnya

variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang dibutuhkan secara

cukup. Kesukaan banyak mengakibatkan terjadinya kasus soal nutrisi pada anak karena

asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi, penyediaan makanan bergizi

membutuhkan dana yang tidak sedikit karena perubahan status gizi dipengaruhi oleh status

ekonomi. Sehingga orang tua tidak begitu memperhatikan gizi ankanya akibatnya anak

terkena gizi buruk.

Usia

Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini

sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut.

Setelah usia 20 tahun energy basal relative konstan.

Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar di bandingkan dengan wanita pada

laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/kgBB/jam.

Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas

permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolisme

basal tubuh juga menjadi lebih besar.

Status kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat . Anoreksia (kurang nafsu makan) biasanya

gejala penyakit atau karena efek samping obat.

Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi individu tentang diet

merupakan pengaruh yang kuat. Makanan mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak

orang (mis. Susu menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

4

2.3 Patofisiologi

 

 

                                 Gangguan Nutrisi

 

        

 

                                                         

5

- Faktor intrinsik – Faktor Ekstrinsik^ status kesehatan                           ^ kultur dan kepercayaan

^ proses penyakit (gizi buruk)        ^ lingkungan

^ mual muntah (anoreksia)             ^ pendidikan

^ demam                                         ^ status sosial ekonomi

^ pola diet                                       ^ gaya hidup

^ faktor psikologi    

Gangguan Nutrisi

Lebih dari kebutuhan Kurang dari kebutuhan

Resiko penyakit jantung hipertensi

MalaseResiko penyakit DM

Gizi burukAnemia

Gangguan aktivitas

Gangguan nutrisi

Gangguan istirahat tidur

2.4 Tanda Dan Gejala

► Tanda :

1. Penurunan berat badan

2. Anoreksia

3. Tidak  ada   penyakit yang menurunkan berat badan

4. Penampilan kurus

5. Makan disembunyikan

6. Pemikiran tak rasional tentang makanan

7. Muntah

► Gejala :

1. Lapar terus menerus/ menyangkal lapar

2. Takut peningkatan berat badan

3. Terlalu memperhatikan makanan, misal : menghitung kalori

4. Menolak mempertahankan berat badan diatas normal

5. Secara teratur merangsang diri untuk muntah

6. Puasa

2.5 Manifestasi klinis

1. Mayor

Melaporkan atau mengalami masukan tidak adekuat kurang  kurang yang dianjurkan atau

tanpa penurunan berat badan

2. Minor

Berat badan 10% sampai 20% atau lebih berat badan ideal

6

Lipatan kulit trisep, lingkar bagian tengah dan alat pertengahan lengan kurang dari

60% standar pengukur

Kelemahan otot

Peka rangsangan mental dan kekacauan mental

Penurunan albumin, serum

Penurunan transferin, serum 

2.6 Pemeriksaan Penunjang

1. Rontgen

2. USG

3. Laboratarium

B. MALNUTRISI (GIZI BURUK)

3.1 Definisi

Malnutrisi merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif  atau absolute untuk

periode tertentu. (Bachyar Bakri, 2002)

Malnutrisi (Gizi salah) adalah kesalahan pangan terutama terletak dalam

ketidakseimbangan komposisi hidangan penyediaan makanan. (Akhmad Djaeni, 2004).

Dari beberapa pengertian diatas malnutrisi adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan keadaan kurang nutrisi, terutama energi dan protein. Malnutrisi energi

protein (MEP) merupakan keadaan tidak cukupnya masukan protein dan kalori yang

dibutuhkan oleh tubuh atau dikenal dengan nama marasmus dan kwashiorkor. Kwashiorkor

disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, sedangkan

marasmus disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein.

3.2 Etiologi

► Penyebab langsung:

- Kurangnya asupan makanan: Kurangnya asupan makanan sendiri dapat disebabkan

oleh kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan yang

diberikan dan cara pemberian makanan yang salah.

- Adanya penyakit: Terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan

7

dan penggunaan nutrien oleh tubuh.

► Penyebab tidak langsung:

- Kurangnya ketahanan pangan keluarga: Keterbatasan keluarga untuk menghasilkan

atau mendapatkan makanan.

- Kualitas perawatan ibu dan anak.

- Buruknya pelayanan kesehatan.

- Sanitasi lingkungan yang kurang.

3.3 Patofisiologi

Sebenarnya malnutrisi merupakan suatu sindrom yang terjadi akibat banyak faktor.

Faktor-faktor ini dapat digolong-kan atas tiga faktor penting yaitu : tubuh sendiri (host), agent

(kuman penyebab), environment (lingkungan). Memang faktor diet (makanan) memegang

peranan penting tetapi faktor lain ikut menentukan.

Penyakit kwashiorkor umumnya terjadi pada anak dari keluarga dengan sosial-ekonomi

yang rendah karena tidak mampu membeli bahan makanan yang mengandung protein hewani

(seperti daging, telur, hati, susu, dsb.). Sebenarnya protein nabati yang terdapat pada kedelai,

kacang-kacangan juga dapat menghindarkan kekurangan protein tersebut apabila diberikan,

tetapi karena kurangnya pengetahuan orang tua, anak menderita defisiensi protein ini.

Kwashiorkor biasanya dijumpai pada anak dengan golongan umur tertentu, yaitu bayi pada

masa disapih dan anak prasekolah (balita), karena pada umur ini relatif memerlukan lebih

banyak protein untuk tumbuh sebaik-baiknya. Walaupun defisiensi protein menjadi penyebab

utama penyakit ini, namun selalu disertai defisiensi berbagai nutrient lainnya.

Sedangkan terjadinya marasmus juga dapat disebabkan faktor makanan dengan kadar

kalori dan protein yang kurang dari kebutuhan tubuh, sehingga dapat terjadi atrofi jaringan

khususnya pada lapisan subkutan dan akhirnya kelihatan kurus seperti orang tua. Marasmus

timbul akibat kekurangan energi (kalori) sedangkan kebutuhan protein relatif  cukup. Pada

marasmus, pertumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot dan menghilangkan

lemak di bawah kulit. Pada mulanya, kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk

kelangsungan hidup, jaringan tubuh memerlukan energi, namun tidak didapat dan dipenuhi

oleh makanan yang diberikan sehingga harus didapat dari tubuh sendiri dan cadangan protein

digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut. Penghancuran jaringan pada

defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga untuk

8

memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya seperti asam amino untuk

komponen homeostatik. Oleh karena itu, pada marasmus berat kadang-kadang masih

ditemukan asam amino normal, sehingga hati masih dapat membentuk cukup albumin.

3.4 Klasifikasi

Malnutrisi energi protein (MEP) ringan, pada keadaan awalnya tidak ditemukan

kelainan biokimia tetapi pada keadaan lanjut akan didapatkan kadar albumin rendah,

sedangkan globulin meninggi.  Berikut klasifikasi gangguan gizi.

- Berat badan > 120% baku : gizi lebih.

- Berat badan 80-120% baku : gizi cukup/ baik.

- Berat badan 60-80% baku, tanpa edema : gizi kurang (MEP ringan).

- Berat badan 60-80% baku, dengan edema : kwashiorkor (MEP berat).

- Berat badan < 60%  dari baku, tanpa edema : marasmus.

- Berat badan < 60% baku, dengan edema : marasmik-kwashiorkor (MEP berat).

Kurang Energi Protein, secara umum dibedakan menjadi marasmus dan kwashiorkor.

► Marasmus

adalah suatu keadaan kekurangan kalori protein berat. Namun, lebih kekurangan kalori

daripada protein. Penyebab marasmus adalah sebagai berikut :

- Intake kalori yang sedikit.

- Infeksi yang berat dan lama, terutama infeksi enteral.

- Kelainan struktur bawaan.

- Prematuritas dan penyakit pada masa neonates.

- Pemberian ASI yang terlalu lama tanpa pemberian makanan tambahan yang cukup

- Gangguan metabolism.

- Tumor hipotalamus.

- Penyapihan yang terlalu dini disertai dengan pemberian makanan yang kurang.

- Urbanisasi.

► Kwashiorkor

adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan protein dalam jumlah besar. Selain itu,

penderita juga mengalami kekurangan kalori. Penyebabnya adalah :

- Intake protein yang buruk.

- Infeksi suatu penyakit.

- Masalah penyapihan.

9

Tabel Klasifikasi IMT Menurut WHO :

Klasifikasi IMT (kg/ m2)

Malnutrisi berat < 16,0

Malnutrisi sedang 16,0 – 16,7

Berat badan kurang/ malnutrisi ringan 17,0 – 18,5

Berat badan normal 18,5 – 22,9

Berat badan kurang ≥ 23

Dengan resiko 23 – 24,9

Obes I 25 – 29,9

Obes II ≥ 30

3.5 Manifestasi Klinis

Gambaran klinis anak penderita malnutrisi adalah sebagai berikut.

1. Pertumbuhan terganggu, berat dan tinggi badan kurang dibandingkan dengan anak

normal.

2. Perubahan mental (cengeng dan apatis).

3. Edema ringan maupun berat.

4. Gejala gastrointestinal, seperti anoreksia kadang hebat sehingga berbagai makanan

ditolak. Makanan hanya dapat diberikan melalui sonde. Terkadang makanan yang sudah

masuk dimuntahkan kembali. Diare hampir selalu ada. Hal tersebut mungkin karena

adanya gangguan fungsi hati, pancreas, dan usus. Sering terjadi intoleransi susu sehingga

pemberian susu menyebabkan diare bertambah.

5. Perubahan rambut, sering dijumpai baik bentuk bangun maupun warna. Khas pada pasien

kwashiorkor, rambut kepala mudah dicabut, tampak kusam, kering, halus, jarang, dan

berubah warnanya menjadi putih. Tetapi pada bulu mata lebih panjang dari anak normal.

6. Kulit pasien biasanya kering dengan menunjukkan garis-garis kulit yang lebih dalam dan

lebar. Sering ditemukan hiperpigmentasi dan bersisik. Yang khas untuk penyakit

kwashiorkor yaitu crazy pavement dermatosis berupa bercak-bercak putih merah muda

dengan tepi hitam yang ditemukan pada bagian tubuh yang sering tertekan, misalnya di

bokong, fosa poplitea, lutut, buku kaki, dan lipat paha. Perubahan kulit ini dimulai dari

bercak-bercak merah yang dengan cepat bertambah dan berpadu dan akhirnya menjadi

hitam dan mengelupas, memperlihatkan bagian-bagian yang tidak mengandung pigmen

dibatasi oleh tepi yang masih hitam oleh hiperpigmentasi. Crazy pavement

10

dermatosis ditemukan terutama pada kasus edema dan mempunyai prognosis buruk.

Jarang ditemukan luka yang bundar atau bujur dengan dasar dalam dan batas jelas serta

tak ada radang di sekitarnya.

7. Pembesaran hati , kadang-kadang batas hati setinggi pusat. Hati teraba kenyal,

permukaannya licin dan tepinya tajam. Pada hati yang membesar terdapat perlemakan

hebat begitupun hati yang tidak membesar.

8. Anemia; bila pasien menderita cacingan, anemia lebih menjadi berat. Jenis anemia pada

pasien kwashiorkor yang terbanyak normositik normokrom, jumlah sel sistim

eritropoietik berkurang dalam sumsum tulang. Hypoplasia atau aplasia sumsum tulang ini

disebabkan oleh defisiensi protein dan infeksi yang menahun, defisiensi zat besi,

kerusakan hati, insufisiensi hormon, dan sebagainya.

9. Kelainan kimia darah; kadar albumin serum rendah, kadar globulin normal atau sedikit

meninggi, sehingga perbandingan albumin/globulin terbalik kurang dari 1. Kadar

kolestrerol serum rendah.

10. Pada biopsy hati ditemukan perlemakan yang kadang-kadang demikian hebat, hampir

semua sel hati mengandung vakuol lemak besar, sering ditemukan tanda fibrosis,

nekrosis, dan infiltrasi sel mononukleus.

11. Hasil autopsy pasien kwashiorkor yang berat menunjukkan hampir semua organ

mengalami perubahan seperti degenerasi otot jantung, osteoporosis tulang, dan

sebagainya.

Secara khusus, manifestasi klinik marasmus pada mulanya ada kegagalan menaikkan

berat badan, disertai dengan kehilangan berat sampai berakibat kurus, dengan kehilangan

turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang.

Karena lemak terakhir hilang dari bantalan pengisap pipi, muka bayi dapat tetap tampak

relatif normal selama beberapa waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen

dapat kembung atau datar, dan gambaran usus dapat dengan mudah dilihat. Terjadi atrofi

otot, dengan hipotoni. Suhu biasanya subnormal, nadi mungkin lambat, dan angka

metabolisme basal cenderung menurun. Mula-mula bayi mungkin cerewet (rewel), tetapi

kemudian menjadi lesu, dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat

muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi

mukus, dan sedikit.

Sedangkan manifestasi khusus klinik kwashiorkor tidak jelas tetapi meliputi letargi, apatis

atau iritabilitas. Bila terus maju, mengakibatkan pertumbuhan tidak cukup, kurang stamina,

kehilangan jaringan muskuler, bertambah kerentanan terhadap infeksi, dan edema.

11

Imunodefisiensi sekunder merupakan salah satu dari manifestasi yang paling serius dan

konstan. Misalnya campak. Penyakit yang relatif benigna pada anak gizi baik, dapat

memburuk dan mematikan pada anak malnutrisi. Pada anak dapat terjadi anoreksia,

kekenduran jaringan subkutan dan kehilangan tonus otot. Hati membesar dapat terjadi awal

atau lambat; sering ada infiltrasi lemak. Edema biasanya terjadi awal; penurunan berat badan

mungkin ditutupi oleh edema, yang sering ada dalam organ dalam sebelum dapat dikenali

pada muka dan tungkai. Aliran plasma ginjal, angka filtrasi glomerolus, dan fungsi tubuler

ginjal menurun. Jantung mungkin kecil pada awal stadium penyakit tetapi biasanya kemudian

membesar. Sering ada dermatitis. Penggelapan kulit tampak pada daerah yang teriritasi tetapi

tidak ada pada daerah yang terpapar sinar matahari. Dispigmentasi dapat terjadi pada daerah

ini sesudah desquamasi atau dapat generalisata. Rambut sering jarang dan tipis, serta

kehilangan elastisitasnya. Pada anak yang berambut hitam, dispigmentasi menghasilkan

coret-coret merah atau abu-abu pada warna rambut (hipokromotrichia). Anyaman rambut

menjadi kasar pada penyakit kronik. Infeksi dan investasi parasit sering ada, sebagaimana

halnya anoreksia, muntah dan diare terus-menerus. Otot menjadi lemah, tipis, dan atrofi,

tetapi kadang-kadang mungkin ada kelebihan lemak subkutan. Perubahan mental, terutama

iritabilitas dan apati sering ada. Stupor, koma, dan meninggal dapat menyertai.

3.6 Pemeriksaan Diagnostik

Pada data laboratorium penurunan albumin serum merupakan perubahan yang paling

khas. Ketonuria sering ada pada stadium awal kekurangan makan tetapi seringkali

menghilang pada stadium akhir. Harga glukosa darah rendah, tetapi kurva toleransi glukosa

dapat bertipe diabetic. Ekskresi hidroksiprolin urin yang berhubungan dengan kreatinin dapat

turun. Angka asam amino esensial plasma dapat turun relatif terhadap angka asam amino

non-esensial, dan dapat menambah aminoasiduria. Defisiensi kalium dan magnesium sering

ada. Kadar kolesterol serum rendah, tetapi kadar ini kembali ke normal sesudah beberapa hari

pengobatan. Angka amilase, esterase, kolinesterase, transaminase, lipase dan alkalin fosfatase

serum turun. Ada penurunan aktivitas enzim pancreas dan santhin oksidase, tetapi angka ini

kembali normal segera sesudah mulai pengobatan. Anemia dapat normositil, mikrositik, atau

makrositik. Tanda-tanda defisiensi vitamin dan mineral biasanya jelas. Pertumbuhan tulang

biasanya terlambat. Sekresi hormon pertumbuhan mungkin bertambah.

Diagnosa banding kehilangan protein adalah infeksi kronik, penyakit yang

menyebabkan kehilangan protein berlebihan melalui urin atau tinja, dan keadaan

ketidakmampuan metabolik untuk mensintesis protein.

12

3.7 Penatalaksanaan

► Penatalaksanaan Medis

Prinsip pengobatan adalah makanan yang mengandung banyak protein bernilai tinggi,

banyak cairan, cukup vitamin dan mineral, masing-masing dalam bentuk yang sudah dicerna

dan diserap. Karena toleransi makanan masih rendah pada permulaan, maka makanan jangan

diberikan sekaligus banyak, tetapi dinaikkan bertahap setiap hari. Diperlukan makanan yang

mengandung protein 3-4 gram/ kg BB/ hari 150-175 kalori. Antibiotik diberikan jika terdapat

infeksi penyakit penyerta marasmus. Antibiotik efektif harus diberikan parenteral selama 5-

10 hari.

Untuk dehidrasi ringan sampai sedang, cairan diberikan secara oral atau dengan pipa

nasogastrik. Bayi ASI harus disusui sesering ia menghendaki. Untuk dehidrasi berat, cairan

intravena diperlukan. Jika cairan intravena tidak dapat diberikan, infuse intraosseus (sumsum

tulang) atau intaperitoneal 70 ml/ kg larutan Ringer Laktat setengah kuat dapat

menyelamatkan jiwa.

► Penatalaksanaan Keperawatan

Pasien yang menderita defisiensi gizi tidak selalu dirawat di rumah sakit kecuali yang

menderita malnutrisi berat, kwashiorkor/ marasmik kwashiorkor atau melnutrisi dengan

komplikasi penyakit lainnya. Masalah pasien yang perlu diperhatikan ialah memenuhi

kebutuhan gizi, bahaya terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman/ psikososial, dan

kurangnya pengetahuan orang tua pasien mengenai makanan anak.

C. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

► PERTUMBUHAN

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh.

Terdapat berbagai parameter untuk mengukur pertumbuhan seorang anak. Penilaian minimal

dilakukan dengan mengukur berat badan dan panjang/tinggi badan serta lingkar kepala

(sampai usia… tahun) secara berkala. Ukuran yang diperoleh pada setiap pengukuran

kemudian diplot di dalam grafik untuk melihat apakah pertumbuhan anak anda sudah baik.

► PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih

kompleks.

Perkembangan dibagi menjadi 4 aspek, yaitu:

13

1. Gerak kasar, misalnya kemampuan untuk tengkurap, duduk, berdiri, dan berjalan.

2. Gerak halus, misalnya kemampuan memegang benda kecil dengan jari-jarinya, mencoret-

coret, dan menyusun kubus.

3. Bahasa, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan perasaan/pikirannya dan

berkomunikasi.

4. Sosial dan kemandirian, yaitu kemampuan untuk menjalin interaksi dengan pihak lain

serta mengurus dirinya sendiri.

Keempat aspek tersebut harus dipantau secara berkala untuk memastikan anak memiliki

kemampuan yang sesuai untuk anak seusianya. Jika pada pemantauan awal (pemeriksaan

screening) perkembangan anak ditemukan hal yang meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan

perkembangan dengan metode yang lebih seksama dan spesifik.

Berikut ini contoh “Kartu Menuju Sehat (KMS)” yang digunakan untuk mencatat

penilaian tumbuh kembang anak.

► KMS (Kartu Menuju Sehat)

Definisi 

Kartu Menuju Sehat (KMS) balita adalah alat yang murah dan sederhana yang dapat

digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Kesehatan anak harus dipantau

sejak anak lahir. Pertambahan berat badan anak sehat akan sejalan dengan pertambahan usia .

(Depkes, 2000)

Bila grafik berat badan naik dan berada pada posisi garis kuning atau hijau muda berarti

anak tumbuh naik. Anak yang sehat berat badannya akan naik terus mengikuti garis dalam

14

KMS tersebut. Anak yang kurang sehat, grafik berat badannya akan mendatar atau menurun

kegaris yang warnanya lebih muda ,keadaaan seperti ini menandakan anak memerlukan

tambahan gizi. Apabila nilai berat badan ada dalam grafik yang bergaris merah berarti telah

menjadi gannguan gizi, sehingga memerlukan pemeriksaan dari tenaga medis.

(Handayani,Maryani,2002)

Manfaat dari KMS 

- Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap.

- Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak.

- Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan

penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

Sangat penting bagi ibu untuk menghitung berat badan ideal anak anda

sangat penting. Dengan mengetahui berat anak yang seharusnya, bisa jadi

peringatan awal apabila anak mengalami gangguan kesehatan atau

kelaianan yang lain. Berikut ini tabel berat badan ideal anak dan tinggi ideal

anak untuk usia 0 sampai 5 tahun.

Umur Berat (dalam gram)  Tinggi (dalam cm) 

Standard 80% Standard Standard 80% Standard

Lahir 3.400 2.700 50,5 40,40

1 Bulan 4.300 3.400 55,0 44,00

2 Bulan 5.000 4.000 58,0 46,40

3 Bulan 5.700 4.600 60,0 48,00

4 Bulan 6.300 5.000 60,5 48,40

5 Bulan 6.900 5.500 64,5 51,60

6 Bulan 7.400 5.900 66,0 52,80

7 Bulan 8.000 6.400 67,5 54,00

8 Bulan 8.400 6.700 69,0 55,20

15

9 Bulan 8.900 7.100 70,5 56,40

10 Bulan 9.300 7.400 72,0 57,60

11 Bulan 9.600 7.700 73,5 58,80

12 Bulan 9.900 7.900 74,5 59,60

1 tahun 3 bulan 10.600 8.500 78,0 62,40

1 tahun 6 bulan 11.300 9.000 81,5 65,20

1 tahun 9 bulan 11.900 9.500 84,5 67,60

2 tahun 0 bulan 12.400 9.900 87,0 69,60

2 tahun 3 bulan 12.900 10.300 89,5 71,60

2 tahun 6 bulan 13.500 10.800 92,0 73,60

2 tahun 9 bulan 14.000 11.200 94,0 75,20

3 tahun 0 bulan 14.500 11.600 96,0 76,80

3 tahun 3 bulan 15.000 12.000 98,0 78,40

3 tahun 6 bulan 15.500 12.400 99,5 79,60

3 tahun 9 bulan 16.000 12.800 101,5 81,20

4 tahun 0 bulan 16.500 13.200 103,5 82,80

4 tahun 3 bulan 17.000 13.600 105,0 84,00

4 tahun 6 bulan 17.400 13.900 107,0 85,60

4 tahun 9 bulan 17.900 14.300 108,0 86,40

5 tahun 0 bulan 18.400 14.700 109,0 87,20

Dari tabel di atas dapat dilihat, misalnya untuk bayi usia 10 bulan, tinggi standarnya

adalah 72 cm. Variasinya, ia boleh lebih 2 cm atau kurang 2 cm dari 72, minimal 70

maksimal 74. Setelah diperoleh angka tinggi standar, kita akan lihat berapa berat badan anak

standar normalnya, yakni 9,3 kg. Ini adalah berat badan standar ideal.

16

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN NUTRISI

(GIZI BURUK )

Kasus :

Seorang anak laki-laki, berusia 4 tahun, berat badan 8 kg saat pengkajian ditemukan abdomen

buncit/asites dengan penumpukan jaringan lemak yang tipis pada jaringan kulit, saat dikaji

rambut kusam seperti rambut jagung, anak cengeng, mudah emosi dan nafsu makan turun.

Saat dikaji anak tersebut mengalami gangguan nutrisi dibawah garis merah (KMSBGN)

I. PENGKAJIAN

IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. L

Umur : 4 Tahun

Jenis Kelamin : L

Suku / Bangsa : Indonesia

Agama : -

Pekerjaan : -

Pendidikan : -

Alamat : -

No. Register : -

Diagnosa Medis : Gangguan nutrisi

I. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY )

Keluhan utama :

Saat dikaji nafsu makan anak menurun

1.1. Riwayat Penyakit Sekarang

17

Abdomen buncit/asites dengan penumpukan jaringan lemak yang tipis pada jaringan

kulit

1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Tidak ada riwayat penyakit infeksi , anemia, dan diare sebelumnya

PEMERIKSAAN FISIK

1.5. TANDA – TANDA VITAL

Nadi : Normal (50 – 100 /menit)

TD : Normal (120/70 mmHg)

RR : Normal (16 – 22 /menit)

Suhu : Normal (36˚C - 37,5˚C)

BB : 8 Kg

1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM

A. Sistem Pernafasan

Tidak terdapat kelainan sistem pernafasan.

B. Kardiovaskuler Dan Limfe 

Tidak terdapat kelainan sistem kardiovaskule dan limfe.

C. Persyarafan

Tidak terdapat kelainan sistem persyarafan

D. Perkemihan-Eliminasi Uri

Tidak terdapat kelainan sistem perkemihan-eliminasi uri.

E. Sistem Pencernaan-Eliminasi Alvi

Mulut

Inspeksi :

mukosa bibir kering, gigi tidak ada plak dan karies. Tidak ada pembersaran kalenjar karotis.

Tidak ada lesi.

Palpasi :

tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut,

Lidah

Inspeksi :

bentuk simetris, tidak ada tremor dan lesi.

Palpasi :

tidak ada nyeri tekan dan odem.

18

Abdomen

Inspeksi :

ada pembesaran abdomen/asites, tidak ada luka.

Auskultasi :

terdapat bising usus

Perkusi : -

Palpasi :

ada nyeri tekan

F. Sistem Muskuloskeletal Dan Integumen

Terdapat penumpukan jaringan lemak yang tipis pada jaringan kulit di abdomen

G. Sistem Endokrin dan Eksokrin

Terjadi penurunan berat badan dan rambut terlihat kusam seperti rambut jagung

H. Sistem Reproduksi

Tidak terdapat kelainan sistem reproduksi.

I. Persepsi Sensori

Tidak terdapat kelainan sistem reproduksi.

19

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

2. Kurang volume cairan.

3. Gangguan integritas kulit.

4. Risiko infeksi.

5. Kurang pengetahuan

NS.

DIAGNOSIS :

(NANDA-I)

Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

DEFINITION Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik

DEFINING

CHARACTE

RISTICS

- Kram abdomen

- Nyeri abdomen

- Menghindari makanan

- Berat badan 20 % atau lebih dibawah berat badan ideal

- Kerapuhan kapiler

- Diare

- Kehilangan rambut berlebian

- Bising usus hiperaktif

- Kurang makan

- Kurang informasi

- Kurang minat pada makanan

- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

20

- Kesalahan konsepsi

- Kesalahan informasi

- Membran mukosa pucat

- Ketidakmampuan memakan makanan

- Tonus otot menurun

- Mengeluh gangguan sensasi rasa

- Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recomended daily

allowance)

- Cepat kenyang setelah makan

- Sariawan rongga mulut

- Steatorea

- Kelemahan otot pengunyah

- Kelemahan otot untuk menelan

RELATED

FACTORS:

- Faktor biologis

- Faktor ekonomi

- Ketidakmampuan untuk mengabsorpssi nutrient

- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan

- Ketidakmampuan menelan makanan

- Faktor psikologis

21

AS

SE

SS

ME

NT

Subjective data entry

-

Objective data entry

Berat badan 8 kg

Abdomen buncit/asites dengan

penumpukan jaringan lemak yang tipis

pada jaringan kulit,

Rambut kusam seperti rambut jagung

Anak cengeng

Anak mudah emosi

Nafsu makan turun

DIA

GN

OS

IS

Client

Diagnostic

Statement:

Ns. Diagnosis (Specify):

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Related to:

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan factor ekonomi

22

III. INTERVENSI

III. INTERVENSI

Inisial Pasien : An. L Nama Mhs:_________________

Tanggal : 12 November 2013

Diagnosa Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempetahankan bersihan jalan napas.

NIC NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR

Setelah dilakukan tindakan keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan

tubuh pasien teratasi dengan kriteria hasil:

Manajem Nutrisi

Definisi : panduan atau

penyediaan asupan makanan dan

cairan untuk diet seimbang

Kaji :

- Periksa apakah pasien mempunyai

alergi makanan

- Pastikan kesukaan makanan pasien

- Nafsu makan - Keinginan makan (5)

- Makanan kesukaan (5)

- Masukan makanan (5)

- Masukan nutrisi (5)

23

NIC NOC

- Monitor catatan asupan nutrisi dan

kalori

- Tentukan kemampuan pasien untuk

mendapatkan kebutuhan nutrisinya

HE :

- Anjurkan asupan kalori sesuai untuk

tipe tubuh dan gaya hidup

- Anjurkan asupan makanan zat besi

yang meningkat sesuai kebutuhan

- Anjurkan asupan protein zat besi dan

vitamin C yang meningkat sesuai

kebutuhan

- Ajarkan pasien bagaimana menjaga

makanan hariannya , sesuai kebutuhan.

- Berikan informasi yang sesuai tentang

kebutuhan nutrisi dan bagaimana

mendapatkannya

Mandiri :

- Berikan pasien makanan tinggi protein,

kalori, makanan-makanan yang bergizi

dan minuman yang dapat mulai

- Status nutrisi :

masukan nutrisi

- Perilaku

mendapatkan berat

badan

- Masukan kalori (5)

- Masukan protein (5)

- Masukan karbonhidrat (5)

- Masukan vitamin (5)

- Masukan mineral (5)

- Bantuan dari tenaga kesehatan untuk

memperoleh berat badan (5)

- Identifikasi penyebab kehilangan berat badan

(4)

- Memilih target berat badan sehat (4)

- Merencanakan dan berkomitmen untuk berat

badan sehat (3)

- Identifikasi makanan dan minuman yang tidak

disukai (4)

- Menggunakan suplemen, vitamin dan mineral

(5)

- Monitor level nafsu makan (5)

- Gunakan catatan untuk memonitor masukan

makanan dan cairan (5)

24

NIC NOC

dikonsumsi, sesuai kebutuhan

- Timbang pasien dengan interval yang

sesuai

Kolaborasi :

- Pertimbangkan dalam hubungannya

dengan ahli gizi, sesuai kebutuhan,

jumlah kalori dan tipe nutrisi yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

nutrisi

25

BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal

dari sistem tubuh, pertumbuhan pemeliharaan kesehatan nutrisi didapatkan dari makanan dan

cairan yang selanjutnya diasimilasikan tubuh.

Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika

terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-

fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan

dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,

maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

26

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga. Departemen Kesehatan: Jakarta.

Wahidiyat, Iskandar. 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 2. Bagian Kesehatan Anak FKUI: Jakarta

http://fhatimfhatim.wordpress.com/2012/07/24/nutrisi/

27