makalah uu psikotropika

Upload: dillah-azhari

Post on 07-Aug-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    1/19

    !"#$

    &'()'*+ &'(,-./ *&(0-1-'

     *2)1*0*2 / 03456 !"#$

    72/8-'./0*. *29*:*.

    &*9*2) 

    Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Marlina MS Apt . 

    KELOMPOK II A

    DILLAH AZHARI S.FARM

    DINDA PEBRITA AMINANTI S.FARM

    EDO SEMA GUNA S.FARM

    EKA PRIHANDINI E S.FARM

    FADHEL IQBAL S.FARM

    FADLI S.FARM

     

    Undang-Undang Psikotropika 

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    2/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 "

    Undang-Undang Psikotropika 

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas limpahan

    rahmat dan hidayah-Nya makalah Undang-Undang tentang Psikotropika ini dapat

    diselesaikan. Makalah ini diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah undang-

    undang dan etika farmasi.

    Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

    1. 

    Ibu Prof. Dr. Marlina, M.Si, Apt sebagai dosen penanggung jawab mata

    kuliah Undang-Undang dan Etika Farmasi pada Program Studi Profesi

    Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas.

    2.  Rekan-rekan kerja selama pembuatan makalah, teman-teman apoteker

    Angkatan I Tahun 2016 dan semua pihak yang telah membantu penulis

    dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

    Diharapkan makalah ini dapat membantu para pembaca khususnya para

    teknisi kesehatan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan secara menyeluruh.  

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

    itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan dan saran

     pembaca yang sifatnya membangun.

    Padang, Januari 2016

    Penulis

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    3/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 #

    Undang-Undang Psikotropika 

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar  .......................................................................................... i

    Daftar Isi .................................................................................................... ii

    LAMPIRAN

    -  KASUS

    -  POWER POINT

    LAMPIRAN UNDANG-UNDANG

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    4/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 $

    Undang-Undang Psikotropika 

    LANDASAN HUKUM

    Landasan hukum tentang Psikotropika :

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997

    ! Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

    Kesehatan

    ! Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang

     Narkotika

    ! Permenkes RI No 688/Menkes/PER/VII/1997 tentang Peredaran

    Psikotropika

    Permenkes RI No 10/MENKES/PER/2013 Tentang Impor Dan

    Ekspor Narkotika, Psikotropika, Prekusor Farmasi

    Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012

    Tentang Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika,

    Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya 

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    5/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 %

    Undang-Undang Psikotropika 

    PSIKOTROPIKA

    (Undang-Undang RI No. 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika)

    1.  Pengertian Psikotropika

    Menurut Undang-undang Republik Indonesia No 5 tahun 1997, menteri

    kesehatan republik Indonesia nomor 10 tahun 2013, yang merupakan dasar hukum

    tentang psikotropika menyatakan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah

    maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh

    selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada

    aktivitas mental dan perilaku.

    Peraturan tentang perundang-undangan dibuat menimbang ;

    a.  Bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu

    masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan

    spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam

    wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,

     berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana peri kehidupan

     bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan

     pergaulan dunia yang merdeka, adil, bersahabat, dan damai;

     b.  Bahwa untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, perlu

    dilakukan upaya secara berkelanjutan di segala bidang, antara

    lain pembangunan kesejahteraan rakyat, termasuk kesehatan, dengan

    memberikan perhatian terhadap pelayanan kesehatan, dalam hal ini

    ketersediaan dan pencegahan penyalahgunaan obat serta

     pemberantasan peredaran gelap, khususnya psikotropika;

    c.  Bahwa psikotropika sangat bermanfaat dan diperlukan untuk

    kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan, maka

    ketersediaannya perlu dijamin;

    d.  Bahwa penyalahgunaan psikotropika dapat merugikan kehidupan manusia

    dan kehidupan bangsa, sehingga pada gilirannya dapat mengancam

    ketahanan nasional;

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    6/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 &

    Undang-Undang Psikotropika 

    e.  Bahwa makin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

    transportasi, komunikasi, dan informasi telah mengakibatkan gejala

    meningkatnya peredaran gelap psikotropika yang makin meluas

    serta berdimensi internasional;

    f. 

    Bahwa sehubungan dengan pertimbangan tersebut diatas,dipandang perlu

    menetapkan Undang-undang tentang psikotropika

    2.  Ruang Lingkup

    Ruang lingkup pengaturan psikotropika adalah segala kegiatan

    yang berhubungan dengan psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan

    sindroma ketergantungan.

    Penggolongan psikotropika :

    1. 

    Psikotropika Golongan I

    Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan

    dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat

    mengakibatkan sindroma ketergantungan.

    Contohnya : Broloamfetamine atau DOB, Cathinone, DET, DMA, DMHP,

    DMT, DOET, Etrytamine, Lysergide-LSD, LSD, Mescaline

    Methcathinone, N-ethyl MDA, Parahexyl, PMA, Psilocine, Psilotsin,

    Psilocybine, Rolicyclidine, STP, DOM, Tenamfetamina.

    2.  Psikotropika Golongan II

    Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalamterapi

    dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensikuat

    yang mengakibatkan sindroma ketergantungan.Contohnya : Amfetamina, Deksamfetamina, Fenetilina, Fenmetrazina,

    Fensiklidina, Levamfetamina, Levometamfetamina, Meklokualon,

    Metamfetamina Metamfetamina rasemat, Metakualon, Metilfenidat,

    Sekobarbital, Zipeprol.

    3.  Psikotropika Golongan III 

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    7/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 '

    Undang-Undang Psikotropika 

    Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam

    terapi dan/atau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang

    mengakibatkan sindroma ketergantungan.

    Contohnya : Amobarbital, Buprenorphine, Butalbital,

    Cathine/Norpseudoephedrine, Cyclobarbital, Flunitrazepam, Glutethimide,

    Pentazocin, Pentobarbital, Flunitrazepam, Glutetimida, Katina,

    Pentazosina, Pentobarbital, Siklobarbital. 4.

     

    Psikotropika Golongan IV Psikotropika yang barkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam

    terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi

    ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.

    Contohnya : Allobarbital, Alprazolam, Amfepramona, Aminorex, Barbital,

    Benzfetamina, Bromazepam, Brotizolam, Butobarbital, Delorazepam,

    Diazepam, Estazolam, Etil amfetamina, Etilloflazepate, Etinamat,

    Etklorvinol, Fencamfamina ,Fendimetrazina, Fenobarbital, Fenproporeks,

    Fentermina, Fludiazepam, Flurazepam, Halazepam, Haloksazolam,

    Kamazepam, Ketazolam, Klobazam, Kloksazolam, Klonazepam dll. 3.  Produksi Psikotropika

    Psikotropika hanya dapat diproduksi oleh pabrik obat yang telah memiliki

    izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Psikotropika golongan I dilarang diproduksi dan/atau digunakan dalam

     proses produksi. Psikotropika, yang diproduksi untuk diedarkan berupa obat,

    harus memenuhi standar dan/atau persyaratan farmakope Indonesia atau buku

    standar lainnya.

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    8/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 (

    Undang-Undang Psikotropika 

    PENGEDARAN PSIKOTROPIKA

    (UU NO. 5 TAHUN 1997, PERMENKES 688 TAHUN 1997, UU NO. 36

    TAHUN 2009 tentang Kesehatan)

    Peredaran psikotropika terdiri dari penyaluran dan penyerahan.

    A.  Penyaluran

    Penyaluran psikotropika hanya dapat dilakukan oleh pabrik obat, PBF

    dansarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah. Penyaluran Psikotropika

    Golongan I hanya kepada lembaga penelitian dan atau lembaga pendidikan

    untuk tujuan ilmu pengetahuan. Penyaluran Psikotropika Gol II, III dan IV

    yang berupa obat dapat disalurkan kepada PBF, Apotek, rumah sakit, Sarana

    Penyimpanan sediaan farmasi Pemerintah, lembaga peneliatan dan/atau

    lembaga pendidikan. Penyaluran dari sarana penyimpanan pemerintah

    hanyadapat disalurkan kepada Rumah sakit, Puskesmas dan balai

     pengobatandilingkungan pemerintah.

    Penyaluran psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan surat

     pesananyang di tandatangani oleh penanggung jawab obat di sarana

    kesehatan yaitu :

    1.  Lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan adalah dokter atau

    apoteker.

    2. 

    PBF adalah apoteker.

    3.  Rumah sakit adalah apoteker.

    4. 

    Sarana penyimpanan sediaan farmasi pemerintah adalah apoteker.5.

     

    Puskesmas adalah dokter.

    B.  Penyerahan

    Penyerahan psikotropika golongan II, III ,dan golongan IV yang berupa obat

    dapat dilakukan oleh apotek kepada :

    o  Apotik lainnya : surat permintaan ditulis Apoteker Pengelolah Apotik

    Rumah sakit : surat permintaan ditulis Direktur Rumah Sakit

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    9/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 )

    Undang-Undang Psikotropika 

    o  Puskesmas : surat permintaan ditulis Kepala Puskesmas

    o  Balai pengobatan : surat permintaan ditulis Dokter Penanggung Jawab

    Balai Pengobatan

    Dokter/ Pasien : berdasarkan resep dokter

    EKSPOR DAN IMPOR PSIKOTROPIKA

    (UU NO. 5 TAHUN 1997, PERMENKES NO. 10 TAHUN 2013)

    Ekspor dan impor psikotropika hanya boleh dilakukan oleh pabrik obat

    atau pedagang besar farmasi yang telah memiliki izin sebagai eksportir danimportir sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Ekspor dan impor psikotropika hanya dapat dilakukan untuk

    kepentingan pelayanan kesehatan atau pengembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi.

    IMPOR PSIKOTROPIKA

    Pelaksanaan impor psikotropika hanya dapat dilaksanakan setelah

    mendapatkan SPI (Surat Persetujuan importir) dari Menteri melalui

    Direktur Jendral. SPI hanya berlaku untuk setiap kali pelaksanaan impor.

    -  IP Psikotropika hanya dapat mengimpor psikotropika untuk

    kebutuhan proses produksi sendiri dan tidak untuk diperdagangkan atau

    dipindahtangankan.

    -  IT Psikotropika hanya dapat mengimpor psikotropika

     berdasarkan pesanan dari industri farmasi atau lembaga ilmu pengetahuandan wajib didistribusikan langsung kepada industri dan lembaga ilmu

     pengetahuan pemesan.

    -  IP dan IT Psikotropika wajib menunjukkan lembaran asli SPI

    kepada petugas bea cukai setempat untuk pengisian kartu kendali realisasi

    impor dalam setiap pelakssanaan impornya.

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    10/19

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    11/19

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    12/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *"

    Undang-Undang Psikotropika 

    PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA DAN REHABILITAS

    Penggunaan psikotropika pada pasal 36 UU No 5 tahun 1997, hanya dapat

    memiliki, menyimpan, dan atau membawa psikotropika dalam rangka pengobatan

    dan perawatan yang diperoleh secara sah. Untuk pengguna psikotropika yang

    menderita sindroma ketergantungan berkewajiban untuk ikutserta dalam

     pengobatan dan perawatan yang dilakukan pada fasilitas rehabilitas.Menurut pasal

    38, rehabilitas bagi pengguna psikotropika yang menderita sindroma

    ketergantungan dimaksudkan untuk memulihkan dan mengembangkan

    kemampuan fisik, mental, dan sosialnya.

    STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYALAHGUNAAN

    NARKOTIKA, PSIKOTOPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA

    (Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012)

    Dalam peraturan menteri sosial ini, yang dimaksudkan rehabilitasi

    adalah proses refungisonalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan

    seseorang mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan

    masyarakat.

    Tujuan standar rehabilisasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA, yaitu :

    a.  Menjadi acuan dalam melaksanakan rehsbilitasi sosial bagi

     penyalahgunaan NAPZA

     b. 

    Memberi perlindungan terhadap korban dari kesalahan praktik

    c.  Memberikan arah dan pedoman kinerja bagi penyelenggara rehabilitas

    sosial penyalahgunaan NAPZA

    d. 

    Meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan penyelenggara

    rehabilitasi sosial penyalahgunaan NAPZA

    Pada pasal 3 Permensos 2012, sasaran rehabilitas sosial meliputi

     pemerintah dan pemerintah daerah, serta lembaga rehabilitasi sosial

     penyalahgunaan NAPZA.

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    13/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *#

    Undang-Undang Psikotropika 

    Pasal 39 UU No 5 tahun 1997, rehabilitasi bagi penggunaan psikotropik

    adiselenggarakan oleh pemerintah dan/atau masyarakat, yang meliputi rehabilitasi

    medis dan rehabilitasi sosial.

    PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

    PEMBINAAN

    Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan

    yang berhubungan dengan psikotropika. Dalam rangka pembinaan, Pemerintah

    dapat memberikan penghargaan kepada orang atau badan yang telah berjasa

    dalam membantu pencegahan penyalahgunaan psikotropika dan/atau

    mengungkapkan peristiwa tindak pidana di bidang psikotropika. Pembinaan

    tersebut diarahkan untuk :

    a.  Terpenuhinya kebutuhan psikotropika guna kepentingan pelayanan

    kesehatan dan ilmu pengetahuan.

     b. 

    Mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika

    c. 

    Melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat

    menimbulkan gangguan dan/atau bahaya atas terjadinya penyalahgunaan

     psikotropika

    d.  Memberantas peredaran gelap psikotropika

    e.  Mencegah pelibatan anak yang belum berumur 18 (delapan belas)tahun

    dalam kegiatan penyalahgunaan dan/atau peredaran gelap psikotropika;

    f.  Mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan/atau pengembangan

    teknologi dibidang psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan.

    Dalam rangka pembinaan ;

    -  Pemerintah dapat melakukan kerjasama internasional di

     bidang psikotropika sesuai dengan kepentingan nasional

    -  Pemerintah dapat memberikan penghargaan pada orang atau badan

    yangtelah berjasa dalam membantu pencegahan penyalahgunaan

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    14/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *$

    Undang-Undang Psikotropika 

     psikotropika dan atau mengungkapkan peristiwa tindak pidana dibidang

     psikotropika

    PENGAWASAN

    Pemerintah dapat melakukan pengawasan terhadap segala kegiatan

    yang ber-hubungan dengan psikotropika, baik yang dilakukan oleh pemerintah

    maupun oleh masyarakat dilengkapi dengan surat tugas. Dalam rangka

     pengawasan, Menteri berwenang mengambil tindakan administratif terhadap

     pabrik obat, pedagang besar farmasi, sarana penyimpanan sediaan farmasi

     pemerintah, apotek, rumah sakit, puskesmas, balai pengobatan, dokter, lembaga

     penelitian dan/atau lembaga pendidikan, dan fasilitas rehabilitasi yang melakukan

     pelanggaranterhadap ketentuan undang-undang ini.

    Tindakan administratif tersebut dapat berupa :

    a. Tindakan lisan

     b. Tindakan tertulis

    c. 

    Penghentian sementara kegiatan

    d. 

    Denda administratif

    e. Pencabutan izin praktik

    PEMUSNAHAN

    Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1997 pasal 53 tentang psikotropika,

     pemusnahan psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak pidana,diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlaku dan atau

    tidak dapat digunakan dalam proses psikotropika, kadaluarsa atau tidak memenuhi

    syarat untuk digunakan pada pelayanan kesehatan dan atau untuk kepentingan

    ilmu pengetahuan. Pemusnahan psikotropika wajib dibuat berita acara dan

    disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk dalam waktu 7 hari setelah mendapat

    kepastian.

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    15/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *%

    Undang-Undang Psikotropika 

    Berita acara pemusnahan tersebut memuat :

    a. 

    Hari, tanggal, bulan dan tahun pemusnahan

     b.  Nama pemegang izin khusus atau apoteker pengelola apotek

    c. 

     Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek

    tersebut

    d.  Nama dan jumlah psikotropika yang dimusnahkan

    e.  Cara pemusnahan

    f. 

    Tanda tangan penanggung jawab apotek dan saksi-saksi (10).

    Pemusnahan psikotropika dilakukan oleh tim yang terdiri dari :

    a. 

    Pejabat yang mewakili departemen yang bertanggungjawab di bidangkesehatan

     b. 

    Kepolisian negara Republik Indonesia

    c.  Kejaksaan sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang berlaku

    d.  Pejabat dari instansi terkait dengan tempat terungkapnya tindak pidana

    tersebut

    PERAN SERTA MASYARAKAT

    Sesuai dasar UU psikotropika pasal 54, masyarakat memiliki kesempatan

    yang seluas-luasnya untuk berperan dalam membantu mewujudkan

    upaya pencegahan penyalahgunaan psikotropika sesuai dengan undang-undang

    dan peraturan pelaksanaannya. Masyarakat wajib melaporkan kepada pihak

    yang berwenang bila mengetahui tentang psikotropika yang disalah gunakan atau

    dimiliki secara tidak sah.

    Peran serta masyrarakat dapat dilakukan melalui upaya mencari,

    memperoleh dan memberikan informasi, menyampaikan saran dan pendapat serta

    memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya mengenai adany

    adugaan penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika. Selain hal tersebut

    diatas, peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai

    dengan lingkungan dengan mewujudkan keluarga yang humoris dan lingkungan

    sosial yang sadar akan bahaya narkoba. Hal ini juga dapat dilakukan oleh

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    16/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *&

    Undang-Undang Psikotropika 

    masyarakat melalui jalur/lingkungan pendidikan, kegiatan keagamaan dan

    kegiatan sosial masyarakat lainnya.

    PENYIDIKAN

    Selain yang ditentukan dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981

    tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209), penyidik polisi negara Republik

    Indonesia dapat :

    Melakukan teknik penyidikan penyerahan yang diawasi dan

    teknik pembelian terselubung

    - Membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau alat-

    alat perhubungan lainnya yang diduga mempunyai hubungan dengan

     perkara yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam penyidikan

    - Menyadap pembicaraan melalui telepon dan/atau alat telekomunikasi

    elektronika lainnya yang dilakukan oleh orang yang dicurigai atau diduga

    keras membicarakan masalah yang berhubungan dengan tindak

     pidana psikotropika. Jangka waktu penyadapan berlangsung untuk paling

    lama 30 (tiga puluh) hari.

    Ancaman bahaya narkotika dan psikotropika di Indonesia saat ini semakin

    memperihatinkan. Karena para pemakai narkotika dan psikotropika bukan

    sajaorang yang sering melancong ke luar negeri ataupun yang sering keluar

    masuk tempat hiburan malam, akan tetapi juga para pejabat, selebritis,olahragawan, pelajar dan mahasiswa terlebih lagi pada akhir-akhir ini para ibu-ibu

    rumah tanggadan anak-anak yang tergolong masih remaja. Dan lebih parahnya

    lagi banyak aparat Kepolisian yang sudah memakai narkotika dan psikotropika,

    yang seharusnya menangkap dan memerangi peredaran narkotika dan

     psikotropika. Untuk itu telah lama dirintis kerja sama internasional untuk

    memberantas narkotika dan psikotropika tapi tampaknya tak mudah

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    17/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *'

    Undang-Undang Psikotropika 

    melakukannya, bisnis narkotika dan psikotropika merupakan lahan yang

    menggiurkan bahkan mengalahkan reputasi bisnis yang lain.

    Pihak aparat kepolisian sudah berusaha kerja keras dalam memerangi atau

    menghambat laju peredaran narkotika dan psikotropika di masyarakat, dengan

    informasi dari masyarakat polisi dapat mengetahui adanya narkotika

    dan psikotropika.

    Polisi sebagai penyidik dalam melakukan penyelidikan terhadap

    tindak pidana narkotika dan psikotropika dapat melakukan tugas sebagaimana

    yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana dalam pasal 37

    dinyatakan bahwa :

    ,*- 

    Pada waktu penangkapan tersangka, penyidik hanya berwenang

    menggeledah pakaian termasuk benda yang dibawa serta, apabila

    terdapat dugaan keras dengan alasan yang cukup bahwa pada tersangka

    tersebu tterdapat benda yang dapat disita.

    ,"-  Pada waktu menangkap tersangka atau dalam hal tersangka

    sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) di bawah kepada penyidik,

     penyidik berwenang menggeledah pakaian dan mengeledah badan

    tersangka.

    Dengan adanya ketentuan yang diatur di dalam Kitab Undang-undang

    Hukum Acara Pidana (selanjutnya disebut dengan KUHAP), maka langkah aparat

    kepolisian baik dalam penggerebekan maupun dalam penangkapan pelaku

    tindak pidana narkotika dan psikotropika sesuai dengan KUHAP. Hal tersebut

    dilakukan oleh aparat kepolisian juga untuk menjaga diri agar dalam proses

     penangkapan tindak pidana narkotika dan psikotropika tidak menyalahi aturan,

    sehingga tidak menimbulkan tuntutan hukum bagi aparat kepolisian yangmelakukan penangkapan pelaku tindak pidana untuk kepentingan penyelidikan

    tindak pidana narkotika dan psikotropika.

    Pasal 56, UU N o 5 tahun 1997 menyatakan, Selain penyidik pejabat polisi

    negara Republik Indonesia, kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentudiberi

    wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana

    sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    18/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *(

    Undang-Undang Psikotropika 

    Penyidik berwenang :

    a. 

    Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang

    tindak pidana di bidang psikotropika;

     b. 

    Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak pidana

    di bidang psikotropika;

    c.  Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum sehubungan

    dengan tindak pidana di bidang psikotropika;

    d. 

    Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam

     perkaratindak pidana di bidang psikotropika;

    e.  Melakukan penyimpanan dan pengamanan terhadap barang bukti yang disita

    dalam perkara tindak pidana di bidang psikotropika;

    f.  Melakukan pemeriksaan atas surat dan/atau dokumen lain tentang tindak

     pidana di bidang psikotropika;

    g. 

    Membuka atau memeriksa setiap barang kiriman melalui pos atau alat-

    alat perhubungan lainnya yang diduga mempunyai hubungan dengan perkara

    yang menyangkut psikotropika yang sedang dalam penyidikan;

    h. 

    Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

     penyidikan pidana di bidang psikotropika;

    i.  Menetapkan saat dimulainya dan dihentikannya penyidikan pemerintah.

    KETENTUAN PIDANA

    Tindak pidana yang berhubungan dengan Narkoba termasuk tindak

     pidanakhusus, dimana ketentuan yang dipakai termasuk diantaranya hukumacaranya menggunakan ketentuan khusus. Disebut dengan tindak pidana khusus,

    karenatindak pidana narkoba tidak menggunakan KUHP sebagai dasar

     pengaturan, akan tetapi menggunakan UU No. 22 dan UU No. 5 tahun 1997

    tentang Narkotika dan Psikotropika. Secara umum hukum acara yang

    dipergunakan mengacu pada tatacara yang dipergunakan oleh KUHAP, akan

    tetapi terdapat beberapa pengecualian sebagaimana ditentukan oleh UU narkotika

    dan psikotropika.

  • 8/20/2019 Makalah UU Psikotropika

    19/19

     

    Kelompok II A Apoteker Angkatan I Tahun 2016 *)

    Undang-Undang Psikotropika 

    Penyalahgunaan psikotropika termasuk kualifikasi perbuatan pidana yang

    diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang psikotropika. Hukum pidana

    menganut asas legalitas, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP

    yang menegaskan : “Tiada suatu perbuatan dapat dipidanakan kecuali atas

    kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada, sebelum

     perbuatan”.  Perkara narkoba termasuk perkara yang didahulukan dari perkara

    lain untuk diajukan ke pengadilan guna penyelesaian secepatnya.

    Demikian juga bagi pelaku delik psikotropika, dalam UU No. 5 Tahun

    1997, Bab XIV tentang Ketentuan Pidana, Pasal 59-72, dapat dikenai

    hukuman pidana penjara sampai 20 tahun dan denda sampai Rp. 750 juta. Berat

    ringannya hukuman tergantung pada tingkat penyalahgunaan narkoba, apakah

    sebagai pemakai, pengedar, penyalur, pengimpor atau pengekspor, produsen

    illegal, sindikat, membuat korporasi dan sebagainya.