makalah uu no 5 2011

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen. Berbagai kasus yang melibatkan akuntan publik pernah terjadi sebelumnya. 14 tahun silam, atas kegagalannya mendeteksi adanya fraud berupa penggelembungan dana yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk., Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp100.000.000,- untuk disetor ke Kas Negara. Hasil penyelidikan menetapkan bahwa HTM tetap melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Namun hal tersebut tidak menggugurkan sanksi berupa denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 – Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04 Persyaratan Profesional. Dalam SPAP tersebut disebutkan bahwa 1

Upload: endy-mulyo-prastyo

Post on 13-Nov-2015

161 views

Category:

Documents


38 download

DESCRIPTION

Kewajiban Legal Akuntan Publik

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangAkuntan Publik tersebut mempunyai peran terutama dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan atau laporan keuangan suatu entitas. Dalam hal ini Akuntan Publik mengemban kepercayaan masyarakat untuk memberikan opini atas laporan keuangan suatu entitas. Dengan demikian, tanggung jawab Akuntan Publik terletak pada opini atau pernyataan pendapatnya atas laporan atau informasi keuangan suatu entitas, sedangkan penyajian laporan atau informasi keuangan tersebut merupakan tanggung jawab manajemen.Berbagai kasus yang melibatkan akuntan publik pernah terjadi sebelumnya. 14 tahun silam, atas kegagalannya mendeteksi adanya fraud berupa penggelembungan dana yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk., Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp100.000.000,- untuk disetor ke Kas Negara. Hasil penyelidikan menetapkan bahwa HTM tetap melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Namun hal tersebut tidak menggugurkan sanksi berupa denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04 Persyaratan Profesional. Dalam SPAP tersebut disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen.Kasus tersebut menunjukkan bahwa meskipun Akuntan Publik berupaya untuk senantiasa memutakhirkan kompetensi dan meningkatkan profesionalisme agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna jasa, kemungkinan terjadinya kegagalan dalam pemberian jasa Akuntan Publik akan tetap ada. Untuk melindungi kepentingan masyarakat dan sekaligus melindungi profesi Akuntan Publik, diperlukan suatu undang-undang yang mengatur profesi Akuntan Publik.

B. Rumusan MasalahDalam makalah ini, kami merumuskan permasalahan sebagai berikut:1. Bagaimana kondisi auditor independen di dalam lingkungan yuridis?2. Apa saja kewajiban-kewajiban auditor menurut hukum kebiasaan?3. Bagaimana peran auditor terkait dengan undang-undang pasar modal?4. Bagaimana regulasi pemerintah saat ini dalam mengatur akuntan publik?C. TujuanMakalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:1. Menjelaskan kondisi auditor independen dalam lingkungan yuridis, kewajiban-kewajibannya menurut hukum kebiasaan, serta menjelaskan peran dan kewajiban auditor independen terkait undang-undang pasar modal;2. Menjelaskan regulasi pemerintah terhadap akuntan publik melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Lingkungan YuridisAuditor secara umum sama dengan profesi lainnya merupakan subjek hukum dan peraturan lainnya. Auditor akan terkena sanksi atas kelalaiannya, seperti kegagalan untuk mematuhi standar profesional di dalam kinerjanya. Profesi ini sangat rentan terhadap penuntutan perkara (lawsuits) atas kelalaiannya yang digambarkan sebagai sebuah krisis (Huakanala dan Shinneke,2003). Lebih lanjut Palmrose dalam Huanakala dan Shinneka menjelaskan bahwa litigasi terhadap kantor akuntan publik dapat merusak citra atau reputasi bagi kualitas dari jasa-jasa yang disediakan kantor akuntan publik tersebut.Menurut Rachmad Saleh AS dan Saiful Anuar Syahdan (Media akuntansi, 2003) tanggung jawab profesi akuntan publik di Indonesia terhadap kepercayaan yang diberikan publik seharusnya akuntan publik dapat memberikan kualitas jasa yang dapat dipertanggung jawabkan dengan mengedepankan kepentingan publik yaitu selalu bersifat obyektif dan independen dalam setiap melakukan analisa serta berkompeten dalam teknis pekerjaannya. Terlebih-lebih tanggung jawab yang dimaksud mengandung kewajiban hukum terhadap kliennya. Sepanjang perspektif sejarah, dapat dicatat bahwa profesi akuntan memiliki presentase yang sangat rendah dalam hal perbandingan antara dugaan kegagalan audit terhadap jumlah audit yang dilaksanakan. Kegagalan audit mirip dengan kecelakaan nuklir yang sangat jarang terjadi, namun apabila terjadi dapat menimbulkan akibat yang luar biasa. Contoh nyata kegagalan audit di Indonesia adalah PT Kimia Farma. PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar, dan laporan tersebut di audit oleh Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM). Akan tetapi, Kementerian BUMN dan Bapepammenilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah dilakukan audit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahanyang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, keuntungan yang disajikan hanyasebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 milyar, atau 24,7% dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstatedpersediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar. Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada tanggal 1 dan 3 Februar i2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan nilainya dan dijadikan dasarpenilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma per 31 Desember 2001. Sedangkan kesalahan penyajian berkaitan dengan penjualan adalah dengan dilakukannya pencatatan ganda atas penjualan. Pencatatan ganda tersebut dilakukan pada unit-unit yang tidak disampling oleh akuntan, sehingga tidak berhasil dideteksi.Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkanbahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajemen melakukan kecurangan tersebut. Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang menyatakan bahwa Kementerian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi saham milik Pemerintah diPT KAEF setelah melihat adanya indikasi penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I tahun 2002. Dimana tindakan ini terbukti melanggar Peraturan BapepamNo.VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan poin 2 Khusus huruf m. Perubahan Akuntansi dan Kesalahan Mendasar poin 3) Kesalahan Mendasar, sebagai berikut: Kesalahan mendasar mungkin timbul dari kesalahan perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta dan kecurangan atau kelalaian. Dampak perubahan kebijakan akuntansi atau koreksi atas kesalahan mendasar harus diperlakukan secara retrospektif dengan melakukan penyajian kembali (restatement) untukperiode yang telah disajikan sebelumnya dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelumperiode penyajian sebagai suatu penyesuaian pada saldo laba awal periode. Pengecualian dilakukan apabila dianggap tidak praktis atausecara khusus diatur lain dalam ketentuan masatransisipenerapan standar akuntansi keuangan baru. Sehubungan dengan temuan tersebut, maka sesuai dengan Pasal 102 Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal jo Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 jo Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal maka PT Kimia Farma (Persero) Tbk.dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah). Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, maka:1. Direksi Lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. periode 1998Juni 2002 diwajibkan membayar sejumlah Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan keuangan per 31 Desember 2001.2. Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT KimiaFarma (Persero) Tbk. diwajibkan membayar sejumlah Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas Negara, karena atas risiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanyapenggelembungan laba yang dilakukan oleh PT Kimia Farma (Persero) Tbk. tersebut, meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan. Tetapi, KAP HTM tetap diwajibkan membayar denda karena dianggap telah gagal menerapkan Persyaratan Profesional yang disyaratkan di SPAP SA Seksi 110 Tanggung Jawab & Fungsi Auditor Independen, paragraf 04 Persyaratan Profesional, dimana disebutkan bahwa persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditorindependen.Auditor memikul tanggung jawab yang berat dan bagaimana tanggung jawab auditor semakin meningkat hingga mencakup pelaporan mengenai efektivitas pengendalian internal atas pelaporan perusahaan terbuka.Untuk melakukan audit Auditor harus dapat mengumpulkan informasi dalam bentuk apapunyang dapat diverifikasi dan sesuai standard yang dapat digunakan sebagai acuan melakukanprosedur audit. Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi yang dapat diukur, termasuk laporan keuangan dan SPT pajak penghasilan. Auditor juga mengaudit informasi yang lebih subjektif, seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.Dalam hal terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh seorang Akuntan Publik dalam memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang bersifat pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008 hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin seperti yang diatur antara lain dalam pasal 62, pasal 63, pasal 64 dan pasal 65. Penghukuman dalam pemberian sanksi hingga pencabutan izin baru dilakukan dalam hal seorang Akuntan Publik tersebut telah melanggar ketentuan-ketentuan yang diatur dalam SPAPdan termasuk juga pelanggaran kode etik yang ditetapkan oleh IAPI, serta juga melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan bidang jasa yang diberikan, atau juga akibat dari pelanggaran yang terus dilakukan walaupun telah mendapatkan sanksi pembekuan izin sebelumya, ataupun tindakan-tindakan yang menentang langkah pemeriksaan sehubungan dengan adanya dugaan pelanggaran profesionalisme akuntan publik.B. Kewajiban Menurut Hukum KebiasaanCommon law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislatif. Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alasan, dan hal-hal yang masuk akal, dan bukannya hukum hukum yang absolute, tetap, dan kaku. Prinsip-prinsip common law ditentukan oleh kebutuhan sosial masyarakat. Menurut common law, kewajiban hukum para CPA berkaitan luas dengan 2 pihak, yaitu para klien dan pihak ketiga.1. Kewajiban Kepada KlienSeorang CPA berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan klien. Dengan menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor independen. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hukum kontrak atau hukum kerugian.

1) Hukum Kontrak (Contract Law)Seorang auditor bertanggung jawab kepada klien atas pelanggaran kontrak, apabila ia:a. Menerbitkan laporan audit standar tanpa melakukan audit sesuai dengan GAAS.b. Tidak mengirimkan laporan audit sesuai dengan batas waktu yang telah disepakati.c. Melanggar hubungan kerahasiaan klien.Apabila terjadi pelanggaran kontrak, biasanya penggugat akan mencari satu atau lebih jalan keluar sebagai berikut:a. Kewajiban spesifik tergugat dalam kontrak.b. Kerugian keuangan langsung yang terjadi akibat pelanggran tersebut.c. Kerugian terkait dan kerugian sebagai konsekuensi yang merupakan akibat tidak langsung atas pelanggran tersebut.2) Hukum Kerugian (TortLaw)Tindakan merugikan adalah tindakan salah yang merugikan milik, badan, atau reputasi seseorang. Tindakan merugikan dapat dilakukan berdasarkan salah satu penyebab berikut ini :a. Kelalaian yang biasa (ordinary negligence), yaitu kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang biasa dilakukan secara wajar oleh orang lain dalam kondisi yang sama.b. Kelalaian kotor (gross negligence), kelalaian untuk menerapkan tingkat kecermatan yang paling ringanpada suatu kondisi tertentu.c. Kecurangan (fraud), yaitu penipuan yang direncanakan, misalnya salah saji, menyembunyikan, atau tidak mengungkapkan fakta yang material, sehingga dapat merugikan pihak lain.

2. Kewajiban Kepada Pihak KetigaPihak ketiga dapat didefinisikan sebagai seseorang yang tidak mengetahui tentang pihak-pihak yang ada di dalam kontrak. Menurut sudut pandang hukum, terdapat 2 kelompok pihak ketiga, yaitu:1) Pemegang hak utamaSeseorang yang namanya telah diketahui oleh seorang auditor sebelum audit dilaksanakan sebagai penerima utama laporan auditor.2) Pemegang hak lainnyaPihak ketiga yang namanya tidak disebutkan, seperti para kreditor, pemegang saham, dan investor potensial. Faktor-faktor lingkungan berikut telah memberikan sumbangan yang cukup berarti atas terjadinya perubahan tersebut :Putusan-putusan pengadilan telah mengakui adanya 2 kategori pihak ketiga lain sebagai pemegang hak sebagai berikut:1) Golongan yang telah diketahui sebelumnya (foreseenclass)Apabila klien menginformasikan kepada CPA bahwa laporan audit akan digunakan untuk mendapatkan pinjaman bank, maka semua bank merupakan pihak yang telah diketahui sebelumnya, namun para kreditor niaga dan pemegang saham potensial tidak tergolong dalam golongan yang telah diketahui sebelumnya. Konsep golongan yang telah diketahui sebelumnya tidak meliputi semua investor, pemegang saham, kreditor yang ada sekarang maupun yang akan datang.2) Pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya (foreseeableparties)Perorangan atau entitas yang diketahui ataupun yang akan diketahui auditor akan mengandalkan laporan audit dalam membuat keputusan bisnis dan investasi digolongkan sebagai pihak-pihak yang dapat diketahui sebelumnya. Pihak yang dapat diketahui sebelumnya meliputi para kreditor, pemegang saham, dan investor yang ada sekarang maupun yang akan datang.

C. Undang Undang Pasar ModalPasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek atau perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli.Tujuan Pasar Modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam pemilikan saham menuju pemerataan pendapatan masyarakat serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana dan penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional.Akuntan public memiliki kewenangan melakukan pemeriksaan atas keuangan badan usaha yang mengeluarkan surat berharga untuk diperdagangkan (selanjutnya disebut dengan Emiten) guna dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Emiten.Seorang Akuntan Publik dapat membantu Emiten dalam melakukan transaksi Pasar Modal, misalnya melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran perdana, kemudian membantu Emiten dalam menyiapkan atau menyajikan laporan keuangannya, dimana laporan keuangan tersebut merupakan instrument yang paling penting untuk menentukan apakah Emiten layak melakukan investasi atau menjual saham suatu produk investasi.Undang-undang pasar modal tergolong sebagai atau hukum negara (statutory law) yang ditetapkan oleh lembaga legislatif pada tingkat Negara. Biasanya undang-undang ini mewajibkan pengarsipan laporan keuangan yang telah diaudit oleh suatu badan pengatur yang ditunjuk. badan yang mengatur pasar modal adalah Otoritas Jasa Keuangan (dulu Bapepam LK).Regulasi pokok yang mengatur Pasar Modal adalah Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Selain itu juga terdapat regulasi yang dikeluarkan Presiden, Menteri Keuangan, serta Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.Pendaftaran akuntan di pasar modal diatur dalam Keputusan ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-41/BL/2008, keputusan ini dibuat dalam rangka meningkatkan efektifitas pendaftaran Akuntan yang melakukan kegiatan di Pasar Modal serta meningkatkan independensi, obyektifitas dan profesionalisme Akuntan.Independensi akuntan yang memberikan di pasar modaldiatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor: KEP-86/BL/2011, keputusan ini dibuat dalam rangka memberikan kemudahan bagi Kantor Akuntan Publik dan/atau Akuntan Publik dalam memberikan jasa profesional sesuai dengan bidang tugasnyaLaporan akuntan kepada Bapepam diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor: KEP-79/PM/1996, keputusan ini dibuat untuk pelaporan akuntan kepada Bapepam. Dalam keputusan ini disediakan form pelaporan.Laporan berkala kegiatan akuntan diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan nomor: KEP-395/BL/2018, keputusan ini dibuat dalam rangka efektifitas pengawasan dan pembinaan Akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Dalam keputusan ini disediakan form pelaporan berkala.Contoh kasus pelanggaran undang undang pasar modal di Indonesia adalah PT. Bank Lippo Tbk, pihak manajemen dinilai teledor dengan menyatakan laporan keuangan unaudited sebagai audited. Seharusnya begitu mengetahui ada perbedaan dalam laporan keuangan manajemen langsung mengoreksinya dan mengumumkan kepada publik. Pada kasus ini Bapepam memberikan sanksi denda administratif sebesar Rp 2,5 milyar bagi PT. Bank Lippo Tbk untuk kesalahan penempatan kata audited dan Rp 3,5 juta bagi akuntan publiknya untuk keterlambatan menyampaikan laporan penting.D. Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 Tentang Akuntan PublikI. Ketentuan UmumDalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:1. Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.2. Akuntan Publik Asing adalah warga negara asing yang telah memperoleh izin berdasarkan hukum di negara yang bersangkutan untuk memberikan jasa sekurangkurangnya jasa audit atas informasi keuangan historis.3. Asosiasi Profesi Akuntan Publik adalah organisasi profesi Akuntan Publik yang bersifat nasional.4. Asosiasi Profesi Akuntan adalah organisasi profesi Akuntan yang bersifat nasional.5. Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha berdasarkan Undang-Undang ini.6. Organisasi Audit Indonesia, yang selanjutnya disingkat OAI, adalah organisasi di Indonesia yang merupakan jaringan kerja sama antar-KAP.7. Kantor Akuntan Publik Asing, yang selanjutnya disingkat KAPA, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum negara tempat KAPA berkedudukan dan melakukan kegiatan usaha sekurang-kurangnya di bidang jasa audit atas informasi keuangan historis.8. Organisasi Audit Asing, yang selanjutnya disingkat OAA, adalah organisasi di luar negeri yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan di negara yang bersangkutan, yang anggotanya terdiri dari badan usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan usaha sekurang-kurangnya di bidang jasa audit atas informasi keuangan historis.9. Pihak Terasosiasi adalah Rekan KAP yang tidak menandatangani laporan pemberian jasa, pegawai KAP yang terlibat dalam pemberian jasa, atau pihak lain yang terlibat langsung dalam pemberian jasa.10. Rekan adalah sekutu pada KAP yang berbentuk usaha persekutuan.11. Standar Profesional Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat SPAP, adalah acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam pemberian jasanya.12. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang keuangan.II. Bidang Jasa1. Bagian Kesatu : Jenis JasaAkuntan Publik memberikan jasa asurans, yang meliputi:1) jasa audit atas informasi keuangan historis;2) jasa reviu atas informasi keuangan historis; dan3) jasa asurans lainnya.Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan2. Bagian Kedua: Pembatasan Pemberian JasaPemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau KAP atas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu.III. Perizinan Akuntan Publik1. Bagian Kesatu: UmumIzin menjadi Akuntan Publik diberikan oleh Menteri yang berlaku selama 5 (lima) tahun sejak tanggal ditetapkan dan dapat diperpanjang. Apabila masa berlaku izin Akuntan Publik telah berakhir dan tidak memperoleh perpanjangan izin, yang bersangkutan tidak lagi menjadi Akuntan Publik dan tidak dapat memberikan jasa asurans.2. Bagian Kedua: Perizinan untuk menjadi akuntan publikUntuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut:a. memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah;b. berpengalaman praktik memberikan jasac. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia;d. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;e. tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik;f. tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindakpidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;g. menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publikyang ditetapkan oleh Menteri; danh. tidak berada dalam pengampuan.

3. Bagian Ketiga: Perizinan untuk Akuntan Publik AsingAkuntan Publik Asing dapat mengajukan permohonanizin Akuntan Publik kepada Menteri apabila telah adaperjanjian saling pengakuan antara PemerintahIndonesia dan pemerintah negara dari Akuntan PublikAsing tersebut.Untuk mendapatkan izin Akuntan Publik, Akuntan Publik Asing harus memenuhi syarat sebagai berikut:a. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;b. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;c. tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin sebagai akuntan publik di negara asalnya;d. tidak pernah dipidana;e. tidak berada dalam pengampuan;f. mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia;g. mempunyai pengetahuan di bidang perpajakan dan hukum dagang Indonesia;h. berpengalaman praktik dalam bidang penugasan asurans yang dinyatakan dalam suatu hasil penilaian oleh asosiasi profesi akuntan publik;i. sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan oleh dokter di Indonesia; j. ketentuan lain sesuai dengan perjanjian saling pengakuan antara Pemerintah Indonesia dan pemerintah negara dari Akuntan Publik Asing.Akuntan Publik Asing yang telah memiliki izin Akuntan Publik tunduk pada Undang-Undang ini.4. Bagian Keempat: Perpanjangan IzinPerpanjangan izin Akuntan Publik diberikan oleh Menteri Keuangan. Untuk memperpanjang izin, Akuntan Publik harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri, dengan persyaratan sebagai berikut:a. berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;b. menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri;c. tidak berada dalam pengampuan; dand. menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan.Akuntan Publik harus mengajukan permohonan perpanjangan izin paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu 5 (lima) tahun berakhir. Akuntan Publik dapat mengajukan perpanjangan izin hingga masa berlaku izin berakhir dengan dikenai sanksi administratif berupa denda. Menteri harus menerbitkan perpanjangan izin Akuntan Publik paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah persyaratan dinyatakan lengkap dan sanksi administratif berupa denda telah dibayar bagi Akuntan Publik yangterlambat mengajukan perpanjangan izin.Dalam hal Menteri tidak menerbitkan perpanjangan izinAkuntan Publik dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari, izin AkuntanPublik dinyatakan telah diperpanjang. Akuntan Publik yang tidak mengajukan permohonan perpanjangan izin setelah 5 (lima) tahun dapat mengajukan permohonan izin baru dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.5. Bagian Kelima: Penghentian Pemberian Jasa Asurans untuk Sementara Waktu, Pengunduran Diri, dan Tidak Berlakunya Izin.Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu kepada Menteri Keuangan. Jangka waktu penghentian pemberian jasa asuransuntuk sementara waktudapat diberikan paling lama sampai berakhirmasa berlakunya izin.Dalam masa penghentian tersebut Akuntan Publik tidak dapat memberikan jasa asurans.Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan pengunduran diri sebagai Akuntan Publik kepada Menteri Keuangan. Akuntan Publik yang telah mengundurkan diri dapat mengajukan kembali permohonan izin Akuntan Publik setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal persetujuan atas pengunduran diri.Izin Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku apabila Akuntan Publik meninggal dunia atau izin Akuntan Publik tidak diperpanjang. Sedangkan izin Akuntan Publik dicabut dalam hal yang bersangkutan:a. mengajukan permohonan pengunduran diri;b. dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin;c. dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatanyang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahunatau lebih;d. dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap berdasarkan ketentuan Undang-Undang ini;e. berada dalam pengampuan; atauf. menyampaikan dokumen palsu atau yangdipalsukan atau pernyataan yang tidak benar padasaat pengajuan permohonan izin Akuntan Publik.IV. Kantor Akuntan Publik1. Bagian Kesatu: Bentuk UsahaKAP dapat berbentuk usaha perseorangan, persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang sesuai karakteristik profesi Akuntan Publik, yang diatur dalam Undang-Undang.2. Bagian Kedua: Pendirian dan PengelolaanKAP yang berbentuk usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dikelola oleh 1 (satu) orang Akuntan Publik berkewarganegaraan Indonesia.KAP yang berbentuk usaha non perseorangan hanya dapat didirikan dan dikelola jika paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Rekan merupakan Akuntan Publik. Selain itu KAP yang berbentuk usaha hanya dapat dipimpin oleh Akuntan Publik yang berkewarganegaraan Indonesia yang merupakan Rekan pada KAP yang bersangkutan dan berdomisili sesuai dengan domisili KAP. Dalam hal terdapat Rekan yang berkewarganegaraan asing pada KAP, jumlah Rekan yang berkewarganegaraan asing pada KAP paling banyak 1/5 (satu per lima) dari seluruh Rekan pada KAP.3. Bagian Ketiga: Rekan non-Akuntan PublikSetiap orang yang akan menjadi Rekan non-Akuntan Publik pada KAP wajib mendaftar kepada Menteri Keuangan secara tertulis dengan persyaratan sebagai berikut:1) berpendidikan paling rendah sarjana strata 1 (S-1) atau yang setara.2) berpengalaman kerja paling sedikit 5 (lima) tahun dibidang keahlian yang mendukung profesi Akuntan Publik;3) berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;4) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;5) telah mengikuti pelatihan etika profesi Akuntan Publik yang diselenggarakan Asosiasi Profesi Akuntan Publik; dan6) tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.Rekan Non Akuntan Publik dilarang:1) menjadi Rekan pada 2 (dua) KAP atau lebih;2) merangkap sebagai:a. pejabat negara;b. pimpinan atau pegawai pada lembaga pemerintahan, lembaga negara, atau lembaga lainnya yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan; atauc. jabatan lain yang mengakibatkan benturan kepentingan.3) menandatangani dan menerbitkan laporan hasil pemberian jasa melalui KAP.Menteri membatalkan status terdaftar Rekan non-Akuntan Publik dalam hal Rekan non-Akuntan Publik: tidak berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesi; dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana; melanggar larangan Rekan Non Akuntan Publik.Rekan non-Akuntan Publik yang status terdaftarnya dibatalkan Menteri tidak diperkenankan untuk mendaftar kembali dalam hal:1) dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;2) dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan pelanggaran atas Undang-Undang ini; atau3) menandatangani dan menerbitkan laporan hasil pemberian jasa.4. Bagian Keempat: Tenaga Kerja Profesional AsingKAP yang mempekerjakan tenaga kerja profesional asing harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang - undangan di bidang ketenagakerjaan. Komposisi tenaga kerja profesional asing yang dipekerjakan pada KAP paling banyak 1/10 (satu per sepuluh) dari seluruh tenaga kerja profesional untuk masing-masing tingkat jabatan pada KAP yang bersangkutan.5. Bagian Kelima: Izin UsahaIzin usaha KAP diberikan oleh Menteri Keuangan. Syarat untuk mendapatkan izin usaha tersebut adalah sebagai berikut:1) mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;2) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan untuk KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdata dan firma atau Nomor Pokok Wajib Pajak Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha perseorangan;3) mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang akuntansi;4) memiliki rancangan sistem pengendalian mutu;5) membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha perseorangan, dengan mencantumkan paling sedikit:a. alamat Akuntan Publik;b. nama dan domisili kantor; danc. maksud dan tujuan pendirian kantor;6) memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk usaha yang paling sedikit mencantumkan:a. nama Rekan;b. alamat Rekan;c. bentuk usaha;d. nama dan domisili usaha;e. maksud dan tujuan pendirian kantor;f. hak dan kewajiban sebagai Rekan; dang. penyelesaian sengketa dalam hal terjadiperselisihan di antara Rekan.

6. Bagian Keenam: Pendirian Cabang Kantor Akuntan PublikCabang KAP hanya dapat didirikan dan dikelola oleh KAP yang berbentuk usaha dan dipimpin oleh 1 (satu) orang Akuntan Publik yang berkewarganegaraan Indonesia yang merupakan Rekan pada KAP yang bersangkutan dan berdomisili sesuai dengan domisili cabang KAP. Pemimpin cabang KAP tidak boleh dirangkap oleh pemimpin cabang lain pada KAP yang bersangkutan atau pemimpin KAP yang bersangkutan.7. Bagian Ketujuh: Izin Pendirian Cabang Kantor Akuntan PublikIzin pendirian cabang KAP diberikan oleh Menteri Keuangan. Syarat untuk mendapatkan izin pendirian cabang KAP adalah sebagai berikut:1) mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha cabang, yang berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;2) memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak Badan cabang KAP;3) mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang akuntansi;4) membuat kesepakatan tertulis dari seluruh Rekan mengenai pendirian cabang yang disahkan oleh notaris.8. Bagian Kedelapan: Pencabutan dan Tidak Berlakunya Izin Usaha Kantor Akuntan PublikIzin usaha KAP dicabut dalam hal:1) pemimpin KAP mengajukan permohonan pencabutan izin usaha KAP;2) KAP dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha KAP;3) izin Akuntan Publik pada KAP yang berbentuk perseorangan dicabut;4) izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dicabut;5) domisili KAP berubah; atau6) terdapat dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak benar yang diberikan pada saat mengajukan permohonan izin usaha KAP.Sedangkan Izin usaha KAP dinyatakan tidak berlaku apabila izin Akuntan Publik pada bentuk perseorangan atau izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dinyatakan tidak berlaku.9. Bagian Kesembilan: Pencabutan dan Tidak Berlakunya Izin Pendirian Cabang Kantor Akuntan Publik Izin pendirian cabang KAP dicabut dalam hal:1) izin usaha KAP dicabut;2) tidak terdapat pemimpin cabang KAP selama 180 (seratus delapan puluh) hari;3) pemimpin KAP mengajukan permohonan pencabutan izin pendirian cabang KAP;4) cabang KAP dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin pendirian cabang KAP;5) domisili cabang KAP berubah; atau6) terdapat dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak benar yang diberikan pada saat pengajuan permohonan izin pendirian cabang KAP.V. Hak, Kewajiban, Dan Larangan1. Bagian Kesatu: Hak Akuntan PublikSeorang akuntan publik memiliki hak sebagai berikut:1) memperoleh imbalan jasa2) memperoleh perlindungan hukum sepanjang telah memberikan jasa sesuai dengan SPAP; dan3) memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.2. Bagian Kedua: Kewajiban Akuntan Publik dan Kantor Akuntan PublikSeorang Akuntan Publik secara personal wajib:1) berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan;2) berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan Publik yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud;3) mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan atau sejak mengundurkan diri dari suatu KAP;4) melaporkan secara tertulis kepada Menteri Keuangan dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak menjadi Rekan pada KAP; mengundurkan diri dari KAP; atau merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang-Undang ini;5) menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan; dan6) berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang tinggi.Seorang akuntan publik harus bertanggung jawab terhadap jasa yang diberikan. Terkait pemberian jasa, seorang akuntan wajib melalui KAP, mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan jasa yang diberikan; membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut.KAP atau cabang KAP wajib:1) mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerjaprofesional pemeriksa di bidang akuntansi;2) mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankanusaha;3) memiliki dan menjalankan sistem pengendalianmutu; dan4) memasang nama lengkap kantor pada bagian depankantor.KAP yang mempunyai Rekan warga negara asing atau mempekerjakan warga negara asing wajib menugaskan mereka untuk menyusun dan menjalankan program pengembangan profesi akuntan publik atau dunia pendidikan akuntansi secara cuma-cuma.KAP wajib menyampaikan secara lengkap dan benar paling lambat pada setiap akhir bulan April kepada Menteri Keuangan:1) laporan kegiatan usaha dan laporan keuangan untuk tahun takwim sebelumnya;2) laporan program dan realisasi tahunan program pengembangan profesi akuntan publik dan/atau dunia pendidikan akuntansi bagi KAP mempekerjakan tenanga asing.3) KAP wajib melaporkan secara tertulis kepada Menteri Keuangan hal-hal sebagai berikut:4) perubahan susunan Rekan;5) perubahan pemimpin KAP dan/atau pemimpin cabang KAP;6) perubahan domisili pemimpin KAP dan/atau pemimpin cabang KAP;7) perubahan alamat KAP;8) berakhirnya kerja sama dengan KAPA atau OAA;9) pencabutan izin KAPA yang melakukan kerja sama dengan KAP oleh otoritas negara asal KAPA; atau10) pembubaran OAA yang melakukan kerja sama dengan KAP.Dalam memberikan jasa asurans, Akuntan Publik dan KAP wajib menjaga independensi serta bebas dari benturan kepentingan.Benturan kepentingan yang dimaksud meliputi, apabila:1) Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi mempunyai kepentingan keuangan atau memiliki kendali yang signifikan pada klien atau memperoleh manfaat ekonomis dari klien;2) Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi memiliki hubungan kekeluargaan dengan pimpinan, direksi, pengurus, atau orang yang menduduki posisi kunci di bidang keuangan dan/atau akuntansi pada klien;3) Akuntan Publik memberikan jasa dan jasa lainnya dalam periode yang sama atau untuk tahun buku yang sama.Akuntan Publik dan/atau Pihak Terasosiasi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari klien kecuali apabila digunakan untuk kepentingan pengawasan oleh Menteri Keuangan dan Menteri Keuangan wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan Publik atau Pihak Terasosiasi.3. Bagian Ketiga: Larangan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan PublikSeorang Akuntan Publik dilarang:1) memiliki atau menjadi Rekan pada lebih dari 1 (satu) KAP;2) merangkap sebagai:a. pejabat negara;b. pimpinan atau pegawai pada lembaga pemerintahan, lembaga negara, atau lembaga lainnya yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan; atauc. jabatan lain yang mengakibatkan benturan kepentingan;Dalam kaitannya larangan rangkap jabatan ini terdapat pengecualian yaitu diperbolehkan merangkap sebagai pimpinan atau pegawai pada lembaga pendidikan bidang akuntansi dan lembaga yang dibentuk dengan undang-undang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk kepentingan profesi di bidang akuntansi.3) memberikan jasa untuk jenis jasa pada periode yang sama yang telah dilaksanakan oleh Akuntan Publik lain, kecuali untuk melaksanakan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya;4) memberikan jasa dalam masa pembekuan izin; melalui KAP yang sedang dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin;5) memberikan jasa selain yang diatur dalam Undang-Undang, melalui KAP.6) melakukan tindakan yang mengakibatkan kertaskerja dan/atau dokumen lain yang berkaitandengan pemberian jasa tidak dapat dipergunakansebagaimana mestinya;7) menerima imbalan jasa bersyarat;8) menerima atau memberikan komisi; atau9) melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan.Larangan bagi KAP:1) melakukan kerja sama dengan KAPA atau OAA yang telah melakukan kerja sama dengan KAP lain;2) mencantumkan nama KAPA atau OAA yang status terdaftar KAPA atau OAA tersebut pada Menteridibekukan atau dibatalkan;3) memiliki Rekan non-Akuntan Publik yang tidakterdaftar pada Menteri Keuangan;4) membuka kantor dalam bentuk lain, kecuali bentukkantor cabang; dan5) membuat iklan yang menyesatkan.Baik Akuntan Publik maupun KAP dilarangmempekerjakan atau menggunakan jasa PihakTerasosiasi yang tercantum pada daftar orang tercela dalam pemberian jasa.VI. Penggunaan Nama Kantor Akuntan PublikKAP yang berbentuk usaha perseorangan harus menggunakan nama dari Akuntan Publik yang mendirikan dan mengelola KAP tersebut. Sedangkan KAP yang berbentuk usaha non perseorangan harus menggunakan nama salah seorang atau beberapa Akuntan Publik yang merupakan Rekan pada KAP tersebut.VII. Kerja Sama Kantor Akuntan Publik1. Bagian Kesatu: Kerja Sama Antar-Kantor Akuntan PublikKAP dapat melakukan kerja sama dengan KAP lainnya untuk membentuk suatu jaringan yang disebut OAI (Organisasi Audit indonesia) yang pembentukannya dituangkan dalam akta pendirian yang dibuat oleh dan di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia yang paling sedikit memuat:1) tujuan OAI yang mencakup pengembangan metodologi jasa asurans dan sistem pengendalian mutu;2) hak dan kewajiban KAP yang menjadi anggota OAI;3) program pendidikan dan pelatihan bagi anggota OAI; dan4) pendirian OAI bersifat berkelanjutan.OAI harus didaftarkan pada Menteri Keuangan dengan mengajukan permohonan tertulis dan melampirkan Akta Pendirian dengan mencantumkan nama KAP yang menjadi anggota. Menteri Keuangan membatalkan status terdaftar OAI apabila OAI bubar.KAP yang merupakan anggota OAI dapat mencantumkan nama OAI bersama-sama dengan nama KAP dan dapat memberikan jasa secara bersama-sama. KAP dilarang mencantumkan lebih dari 1 (satu) nama OAI.2. Bagian Kedua: Kerja Sama Kantor Akuntan Publik dengan Kantor Akuntan Publik Asing atau Organisasi Audit Asing.KAP dapat melakukan kerja sama dengan KAPA (Kantor Akuntan Publik Asing) atauOAA (Oraganisasi Audit Asing) dan dapat mencantumkan nama KAPA atau OAA bersama-sama dengan nama KAP setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan dengan syarat KAPA atau OAA telah terdaftar pada Menteri Keuangan dan KAPA atau OAA tidak sedang melakukan kerjasama dengan KAP lain. Kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA dituangkan dalam perjanjian kerja sama yang dibuat oleh dan di hadapan notaris dalam bahasa Indonesia yang paling sedikit memuat:1) bidang jasa audit atas informasi keuangan historis;2) penggunaan metodologi yang disepakati bersama antara KAPA atau OAA dengan KAP;3) bagian tanggung jawab perdata KAPA atau OAA;4) kerja sama bersifat berkelanjutan.Menteri mencabut persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA apabila:1) kerja sama antara KAP dengan KAPA atau OAA berakhir;2) status terdaftar KAPA atau OAA dibekukan; atau3) status terdaftar KAPA atau OAA dibatalkan.Dalam hal persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA dicabut karena status terdaftar KAPA atau OAA pada Menteri dibekukan sebagaimana dimaksud pada, KAP dapat mengajukan kembali permohonan persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA kepada Menteri Keuangan.3. Bagian Ketiga: Pendaftaran, Pembekuan, dan Pembatalan Status Terdaftar Kantor Akuntan Publik Asing atau Organisasi Audit AsingKAPA yang namanya akan dicantumkan dengan nama KAP harus mengajukan permohonan pendaftaran kepada Menteri Keuangan dengan syarat sebagai berikut:1) mempunyai izin usaha yang masih berlaku dari negara asal KAPA;2) tidak sedang dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin dari negara asal KAPA; dan3) telah menjalani reviu mutu yang dilakukan oleh regulator dan/atau asosiasi profesi negara asal KAPA.OAA yang namanya akan dicantumkan dengan nama KAP harus mengajukan permohonan pendaftaran kepada Menteri dengan syarat sebagai berikut:1) memiliki kompetensi dalam bidang asurans;2) terdaftar di suatu negara;3) mempunyai anggota KAPA;4) mempunyai program pelatihan; dan5) mempunyai standar reviu mutu.Menteri membekukan status terdaftar KAPA apabila izin usaha KAPA yang bersangkutan dibekukan di negara asal KAPA atau KAP yang bekerja sama dengan KAPA dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin.Begitu juga dengan OAA, Menteri membekukan status terdaftar OAA apabila KAP yang bekerja sama dengan OAA dikenai sanksi administratif berupa pembekuan izin.Menteri membatalkan status terdaftar KAPA apabila:1) kerja sama yang dilaksanakan tidak mencakup bidang jasa audit atas informasi keuangan historis;2) KAPA tidak melaksanakan kerja sama secara berkelanjutan;3) izin usaha KAPA yang bersangkutan dicabut di,negara asal KAPA;4) KAP yang bekerja sama dengan KAPA dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin; atau5) KAPA melakukan kerja sama dengan KAP lain.Menteri membatalkan status terdaftar OAA dalam hal:1) kerja sama yang dilaksanakan tidak mencakup bidang jasa audit atas informasi keuangan historis;2) OAA tidak melaksanakan kerja sama secara berkelanjutan;3) OAA bubar;4) KAP yang bekerja sama dengan OAA dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin; atau5) OAA melakukan kerja sama dengan KAP lain.KAPA atau OAA yang status terdaftarnya pada Menteri dibatalkan tidak dapat mengajukan kembali permohonan pendaftaran.VIII. Biaya PerizinanBiaya dikenakan untuk:1. memperoleh izin Akuntan Publik;2. memperpanjang izin Akuntan Publik;3. memperoleh izin usaha KAP;4. memperoleh izin pendirian cabang KAP;5. memperoleh persetujuan pencantuman nama KAPA atau OAA bersama-sama dengan KAP; dan6. memperoleh persetujuan pendaftaran KAPA atau OAA.Penerimaan biaya perizinan tersebut merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak.IX. Asosiasi Profesi Akuntan PublikAkuntan Publik berhimpun dalam satu wadah Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan melalui Keputusan Menteri. Asosiasi Profesi Akuntan Publik sebagaimana harus memenuhi kriteria sebagai berikut:1. berbentuk badan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;2. mempunyai anggota paling sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Akuntan Publik;3. memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;4. mempunyai susunan pengurus yang telah disahkan oleh rapat anggota;5. memiliki program mengenai pelatihan profesional berkelanjutan;6. memiliki kode etik organisasi; dan7. memiliki program reviu mutu bagi Akuntan Publik yang menjadi anggotanyaAsosiasi Profesi Akuntan Publik berwenang:1. menyusun dan menetapkan SPAP;2. menyelenggarakan ujian profesi akuntan publik;3. menyelenggarakan pendidikan profesional berkelanjutan; dan4. melakukan reviu mutu bagi anggotanya

X. Komite Profesi Akuntan PublikKomite Profesi Akuntan Publik dibentuk oleh Menteri Keuangan. Keanggotaan Komite Profesi Akuntan Publik berjumlah 13 (tigabelas) orang yang terdiri dari unsur-unsur sebagaiberikut:1. Kementerian Keuangan;2. Asosiasi Profesi Akuntan Publik;3. Asosiasi Profesi Akuntan;4. Badan Pemeriksa Keuangan;5. otoritas pasar modal;6. otoritas perbankan;7. akademisi akuntansi;8. pengguna jasa akuntan publik;9. Kementerian Pendidikan Nasional;10. Dewan Standar Akuntansi Keuangan;11. Dewan Standar Akuntansi Syariah;12. Dewan SPAP; dan13. Komite Standar Akuntansi Pemerintah.Anggota Komite Profesi Akuntan Publik diangkat oleh Menteri untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang untuk 1 (satu) masa periode berikutnya. Keanggotaan Komite Profesi Akuntan Publik bersifat kolegial.Ketua Komite Profesi Akuntan Publik ditetapkan dari unsur pemerintah dan wakil ketua ditetapkan dari unsur Asosiasi Profesi Akuntan Publik.Komite Profesi Akuntan Publik bertugas memberikan pertimbangan terhadap:1. kebijakan pemberdayaan, pembinaan, dan pengawasan Akuntan Publik dan KAP;2. penyusunan standar akuntansi dan SPAP; dan3. hal-hal lain yang diperlukan berkaitan dengan profesi Akuntan Publik.Selain memberikan pertimbangan, Komite Profesi Akuntan Publik juga berfungsi sebagai lembaga banding atas hasil pemeriksaan dan sanksi administratif yang ditetapkan oleh Menteri atas Akuntan Publik dan KAP. Tata cara banding ditetapkan oleh Komite Profesi Akuntan Publik. Keputusan Komite Profesi Akuntan Publik atas banding bersifat final dan mengikat.Untuk mendukung pelaksanaan tugas, Komite Profesi Akuntan Publik dibantu oleh sekretariat.XI. Pembinaan Dan Pengawasan1. Bagian Kesatu: UmumMenteri berwenang melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP.2. Bagian Kedua: PembinaanTujuan pembinaan adalah untuk melindungi kepentingan publik. Dalam melakukan pembinaan, Menteri berwenang:1) menetapkan peraturan atau keputusan yang berkaitan dengan pembinaan Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP;2) menetapkan kebijakan tentang SPAP, ujian profesi akuntan publik, dan pendidikan profesional berkelanjutan 3) melakukan tindakan yang diperlukan terkait dengan:a. SPAP;b. penyelenggaraan ujian sertifikasi profesi akuntan publik;c. pendidikan profesional berkelanjutan.3. Bagian Ketiga: PengawasanDalam melakukan pengawasan, Menteri melakukanpemeriksaan terhadap Akuntan Publik, KAP, dan/ataucabang KAP.Menteri dapat menunjuk pihak lain untuk dan atasnama Menteri untuk melakukan pemeriksaan. Dalam melakukan pemeriksaan Menteri berwenang untuk:1) meminta keterangan, informasi dan/atau dokumen kepada Pihak Terasosiasi; 2) meminta keterangan, informasi dan/atau dokumenkepada asosiasi profesi.Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP dilarangmenolak atau menghindari pemeriksaan danmenghambat kelancaran pemeriksaan.Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAP yangdiperiksa wajib memperlihatkan dan meminjamkankertas kerja, laporan dan dokumen lainnya sertamemberikan keterangan yang diperlukan termasukkertas kerja yang berkaitan dengan nasabah penyimpandan simpanannya pada bank.Pemeriksaan hanya dilakukanuntuk memperoleh keyakinan atas kepatuhan AkuntanPublik, KAP, dan cabang KAP terhadap Undang-Undangini dan peraturan pelaksanaannya, serta SPAP. Pemeriksa yang ditugasi oleh Menteri wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperolehnya dari Akuntan Publik yang diperiksa.Terkait dengan pengawasan yang dilakukan, Menteri Keuangan mencantumkan Pihak Terasosiasi dalam daftar orang tercela, dalam hal Pihak Terasosiasi:1) menolak memberikan keterangan dan/atau memberikan keterangan atau dokumen palsu atau yang dipalsukan dalam rangka pemeriksaan2) melanggar ketentuan terkait keharusan menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dari klien3) dikenai pidana karena melakukan pelanggaran atas Undang-Undang ini; atau4) dijatuhi pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.XII. Sanksi AdministratifMenteri berwenang mengenakan sanksi administratifkepada Akuntan Publik, KAP, dan/atau cabang KAPatas pelanggaran ketentuan administratif yaitu terkait:1. Melanggar ketentuan batas-batas pemberian jasa audit2. Keterlambatan mengajukan perpanjangan izin3. Melanggar larangan memberikan jasa asurans pada saat cuti 4. Melanggar ketentuan pendirian KAP 5. Melanggar ketentuan tenaga kerja asing 6. Melanggar ketentuan pendirian cabang KAP 7. Melanggar ketentuan kewajiban AP, KAP, dan Cabang KAP 8. Melanggar larangan bagi AP, KAP, dan Cabang KAP 9. Melanggar ketentuan penggunaan nama KAP dan seterusnya.

Sanksi administratif dapat berupa:1. rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu;2. peringatan tertulis;3. pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu;4. pembatasan pemberian jasa tertentu;5. pembekuan izin;6. pencabutan izin; dan/atau7. denda, dapat diberikan tersendiri atau bersamaan dengan pengenaan sanksi administratif lainnya. Penerimaan denda ini merupakan penerimaan negara bukan pajak.XIII. Ketentuan PidanaAkuntan Publik atau Pihak yang Terasosiasi yang:1. melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang diberikan atau2. dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar atau memberikan dokumen palsu atau yang dipalsukan untuk mendapatkan atau memperpanjang izin AkuntanPublik dan/atau untuk mendapatkan izin usaha KAP atau izin pendirian cabang KAP dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).Setiap orang yang bukan Akuntan Publik, tetapi menjalankan profesi Akuntan Publik dan bertindak seolah-olah sebagai Akuntan Publik, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).Dalam hal tindak pidana dilakukan oleh korporasi, pidana yang dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Dalam hal korporasi tidak dapat membayar denda tersebut, maka pihak yang bertanggung jawab dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun.XIV. Kedaluwarsa Tuntutan Atau GugatanAkuntan Publik yang melakukan perbuatan sebagaimana dalam bab ketentuan pidana di atas, dibebaskan dari tuntutan pidana atau gugatan apabila perbuatan yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa.XV. Ketentuan PeralihanPada saat Undang-Undang ini mulai berlaku yaitu pada tanggal 3 Mei 2011:1. Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP yang telah memiliki izin Akuntan Publik, KAP, dan cabang KAP yang masih berlaku dinyatakan tetap berlaku.2. Akuntan Publik yang telah memiliki izin Akuntan Publik yang masih berlaku harus memperbarui (registrasi ulang) izin Akuntan Publiknya dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini dengan menyampaikan dokumen berupa surat keterangan domisili dan Nomor Pokok Wajib Pajak.3. Permohonan izin Akuntan Publik, izin usaha KAP dan/atau izin pendirian cabang KAP yang telah diajukan dan sedang dalam proses, harus diajukan kembali sesuai dengan persyaratan.4. Sertifikat tanda lulus ujian profesi yang telahditerbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia atau InstitutAkuntan Publik Indonesia dinyatakan masih berlakuuntuk memenuhi persyaratan memperoleh izin AkuntanPublik sampai ada ketentuan yangbaru.5. Rekan non-Akuntan Publik yang telah menjadi rekanpada suatu KAP dalam waktu paling lama 1 (satu)tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini harusmendaftar sebagai Rekan non-Akuntan Publik denganmenyampaikan dokumen-dokumen terkait..6. KAPA atau OAA yang namanya telah dicantumkanbersama-sama dengan nama KAP harus mendaftardalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejakberlakunya Undang-Undang ini.7. KAP harus menyesuaikan komposisi tenaga kerjaprofesional dalam waktu paling lama 1 (satu) tahunsejak berlakunya Undang-Undang ini.8. Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang telah diakui olehMenteri ditetapkan kembali dengan Keputusan Menterisebagai Asosiasi Profesi Akuntan Publik untukmenjalankan kewenangan sesuai dengan ketentuandalam Undang-Undang ini.9. SPAP yang ditetapkan oleh Asosiasi Profesi AkuntanPublik yang telah diakui oleh Menteri dinyatakan tetap berlaku.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanAuditor secara umum sama dengan profesi lainnya, Auditor merupakan subjek hukum dan peraturan lainnya. Akuntan publik akan terkena sanksi atas kelalaiannya, dalam hal terjadinya pelanggaran dalam memberikan jasanya, baik atas temuan-temuan bukti pelanggaran apapun yang bersifat pelanggaran ringan hingga yang bersifat pelanggaran berat, berdasarkan PMK No. 17/PMK.01/2008 hanya dikenakan sanksi administratif, berupa: sanksi peringatan, sanksi pembekuan ijin dan sanksi pencabutan ijin. Akan tetapi, hukuman yang bersifat administratif tersebut walaupun diakui merupakan suatu hukuman yang cukup berat bagi eksistensi dan masa depan dari seorang Akuntan Publik ataupun KAP, ternyata masih belum menjawab penyelesaian permasalahan ataupun resiko kerugian yang telah diderita oleh anggota masyarakat, sebagai akibat dari penggunaan hasil audit dari Akuntan Publik tersebut.Common law adalah hukum yang tidak tertulis. Hukum ini berdasarkan atas keputusan pengadilan dan bukan atas hukum yang dibuat dan disahkan oleh pihak legislatif. Common law berasal dari prinsip-prinsip yang berdasarkan keadilan, alasan, dan hal-hal yang masuk akal, dan bukannya hukum hukum yang absolute, tetap, dan kaku.Seorang Akuntan Publik berada dalam hubungan kontraktual langsung dengan klien. Dengan menyetujui untuk melaksanakan jasa bagi klien, CPA berperan sebagai kontraktor independen. Seorang akuntan bertanggung jawab kepada klien sesuai dengan hukum kontrak atau hukum kerugian. Pada umumnya auditor harus menggunakan kecermatan sebagai pembelaan dalam gugatan pelanggaran kontrak termasuk tuntutan ganti rugi atas kelalaian. Dalam hal tuntutan ganti rugi, pembelaan utama adalah bukti kecermatan atau kelalaian kontributif. Apabila menggunakan pembelaan berdasarkan kecermatan, auditor harus berusaha membuktikan bahwa audit tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan GAAS. Kelalaian kontributif ini merupakan bahan pembelaan bagi auditor hanya bila kelalaian tersebut secara langsung menyebabkan kegagalan auditor dalam melaksanakan tugasnya.Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek atau perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya atau lembaga profesi yang berkaitan dengan efek untuk melakukan transaksi jual beli.Akuntan public memiliki kewenangan melakukan pemeriksaan atas keuangan badan usaha yang mengeluarkan surat berharga untuk diperdagangkan (selanjutnya disebut dengan Emiten) guna dalam memberikan pendapat atas laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Emiten.Seorang Akuntan Publik dapat membantu Emiten dalam melakukan transaksi Pasar Modal, misalnya melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran perdana, kemudian membantu Emiten dalam menyiapkan atau menyajikan laporan keuangannya, dimana laporan keuangan tersebut merupakan instrument yang paling penting untuk menentukan apakah Emiten layak melakukan investasi atau menjual saham suatu produk investasi.Undang-Undang Akuntan Publik diketuk oleh DPR RI pada tanggal 5 April 2011 dan disahkan Presiden tanggal 3 Mei 2011. Undang-undang tentang Akuntan Publik antara lain mengatur tentang regulator profesi, asosiasi profesi, perizinan, hak dan kewajiban, tanggung jawab, sanksi, dan lain-lain. Saat ini di Indonesia belum ada Undang-Undang yang khusus mengatur mengenai Akuntan Publik. UU terakhir mengenai akuntan adalah UU No. 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan.Akuntan publik merupakan akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasanya di Indonesia. Ketentuan yang mengatur akuntan ini telah tercantum pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang jasa Akuntan Publik. Setiap Akuntan Publik diwajibkan untuk menjadi anggota dari Ikatan Akuntan Publik Indonesia yang merupakan organisasi atau asosiasi profesi yang sudah diakui oleh Pemerintah Indonesia.Dalam UU no.5 dijelaskan bahwa profesi akuntan public merupakan suatu profesi yang jasa utamanya adalah jasa asuransi dan hasil pekerjaannya digunakan oleh public sebagai salah satu alat pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Secara garis besar, undang-undang ini mendeskripsikan tentang tugas, hak, kewajiban, tanggungjawab, sanksi dan lainnya dari seorang akuntan publik.32