makalah tugas kimia sawit(1)

Upload: dian-agus-setyawati

Post on 19-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Tugas Kimia Sawit

Pemanfaatan PKO dalam pembuatan sabun

DOSEN PENGAMPU:

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK 3

Diniati Putri

Sewangi Dewi masyito

Dewi Maya sari

Tari Fazira

Fitria Mardiana S

Riska Maulida

Sonia KarlinaPROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JAMBI

2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas perkenan dan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini, sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Penulisan makalah ini didasarkan pada hasil literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.

Dalam penyelesaian Makalah ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih atas bantuan nya.

Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan hasil yang telah dicari.Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan makalah ini.Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari makalah serupa di masa mendatang.Akhir kata, semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jambi, Desember 2013

Tim Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan industri di Indonesia, khususnya industry kimia mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tiap tahunnya.Kemajuan industri mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional disegala sektor guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, dimana kekayaan tersebut harus dikelola dengan baik. Agar nantinya dapat bermanfaat bagi semua orang.Salah satu kekayaan alam Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan industri kimia Indonesia dan memiliki manfaat yang besar untuk kebutuhan manusia adalah hasil olahan kelapa sawit.Produksi kelapa sawit di Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Menurut Ketaren (1986), daerah yang menjadi tempat penanaman kelapa sawit adalah daerah Jawa Barat (Lebak dan Tanggerang), Lampung, Riau,Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh.Salah satu hasil olahan dari minyak sawit adalah sabun.Khususnya menggunakan minyak inti kelapa sawit (PKO).Dan sabun merupakan salah kebutuhan manusia yang mendasar.Karena hampir semua manusia diseluruh bagian bumi menggunakan sabun untuk keperluan hidupnya. Untuk dapat dipergunakan dalam industri, minyak kelapa sawit harus di proses terlebih dahulu melalui proses penyulingan, penjernihan dan penghilangan bau.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu minyak inti kelapa sawit (PKO) ?

2. Bagaimana cara membuat sabun dengan memanfaatkan inti kelapa sawit ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahuitentang minyak inti kelapa sawit (PKO) ?

2. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat sabun dengan memanfaatkan inti kealpa sawit ?

BAB II

STUDI PUSTAKA2.1 Sejarah Penemuan Sabun

Sabun berkaitan erat dengan kebersihan.Jika ditinjau dari aspek sejarah, kebersihan mulai dipelajari manusia sejak manusia mengenal air yaitu pada saat awal mula manusia hidup di bumi.Mereka bertempat tinggal di dekat sungai, dan minimal mereka belajar membilas lumpur dari tangannya.

Benda mirip sabun ditemukan di dalam benda yang berbentuk tabung pada saat penggalian di situs Babilonia kuno.Benda itu diperkirakan dibuat pada 2800 SM.

Istilah saponifikasi dalam literatur berarti soap making. Akar kata sapo yang dalam bahasa latin yang artinya sabun. Dalam salah satu legenda Romawi kuno (2800 SM), kata soap untuk sabun berasal dari kata Sapo yang merupakan nama gunung. Gunung Sapo merupakan tempat dimana hewan disembelih untuk dikorbankan kepada para dewa dalam acara keagamaan. Lemak yang berasal dari hewan yang telah mati bercampur dengan abu atau arang sisa pembakaran sehingga menghasilkan emulsi yang sekarang kita kenal dengan nama sabun (soap).

Ketika hujan turun, lemak dan abu kayu atau arang yang telah bercampur mengalir ke Sungai Tiber yang berada di bawah Gunung Sapo.Ketika orang-orang mencuci di Sungai Tiber mereka mendapati air tersebut berbusa ketika bersentuhan dengan pakaian mereka.Hasilnya cukup ajaib, lemak dan kotoran lebih mudah terangkat.

Namun sumber lain menyatakan bahwa nama atau istilah sapo berasal dari -advertising-bath-soap Bukit Sapo di Italia di zaman Romawi kuno, meskipun ceritanya mirip dengan cerita di atas, yaitu tentang adanya lemak binatang persembahan yang bercampur abu mengalir turun ke tanah liat di tepian sungai Tiber. Para perempuan mendapatkan bahwa cucian mereka menjadi lebih bersih tanpa harus mengeluarkan banyak tenaga.dengan menggunakan tanah liat ini untuk mencuci pakaiannya. Bangsa Yunani kuno mandi karena alasan estetika tanpa memakai sabun.Tetapi mereka membersihkan tubuh mereka dengan gumpalan tanah liat, pasir, batu apung dan abu, lalu melumuri badannya dengan minyak dan mengerik lepas minyak dan tanah tersebut dengan alat yang terbuat dari logam yang dinamakan strigil.Mereka juga memakai minyak dicampur abu.Mencuci pakaian dilakukan di sungai tanpa sabun.

Bangsa Jerman dan Gaul kuno juga dikatakan menemukan suatu substansi yang dinamakan sabun, terbuat dari lemak lembu dan abu, yang mereka pakai untuk mencat rambut agar berwarna merah

Sejalan dengan majunya peradaban Romawi, cara mandi pun menjadi lebih maju pula. Tempat mandi umum Romawi pertama yang terkenal, yang airnya disalurkan melalui jaringan perpipaan/saluran, dibangun kira-kira pada 312 S.M. Tempat mandinya mewah dan menjadi sangat populer.Menjelang abad kedua Masehi, Galen tabib Yunani yang terkenal, menganjurkan sabun untuk pengobatan maupun alat pembersih.

Pliny the Elder seorang punjangga dan filosof naturalis di abad 1 M, bangsa Phoenisia membuat sabun dari lemak kambing dan abu kayu pada 600 S.M dan terkadang menggunakannya sebagai komoditas untuk barter dengan bangsa Gaul. Kata sabun petama kali muncul di bahasa Eropa di dalam buku Pliny the Elder berjudul Historia Naturalis, yang menguraikan tentang pembuatan sabun dari lemak dan abu, namun penggunaan yang disebutkannya hanya sebagai jeli untuk rambut; dalam nada yang tidak setuju disebutkannya bahwa di antara bangsa Gaul dan Jerman, lebih banyak kaum lelaki yang menggunakannya daripada perempuan.

Sabun dikenal luas di zaman kekaisaran Romawi; apakah bangsa Romawi belajar memakai dan membuatnya dari orang-orang dari Laut Tengah kuno atau dari bangsa Keltik, penduduk wilayah Britannia, tidaklah diketahui pasti.Bangsa Romawi kuno di abad 1 M menggunakan air seni (urine) untuk membuat substansi seperti sabun.Urine mengandung ammonium karbonat yang bereaksi dengan minyak dan lemak dari wol menghasilkan saponifikasi parsial. Orang-orang yang disebut sebagai fullones mondar mandir di jalanan kota mengumpulkan urine untyuk dijual ke para pembuat sabun.

Bangsa Keltik, yang membuat sabun dari lemak binatang dan abu tanaman menamakan hasil produksinya sebagai saipo, yang menjadi asal kata soap. Peranan penting sabun untuk mencuci dan membersihkan tampaknya belum diketahui sampai abad ke 2 M; Galen, tabib bangsa Yunani menyebutnya sebagai obat dan alat pembersih tubuh.Pada zaman dahulu sabun dipakai sebagai obat medis.

Kejatuhan kekaisaran Roma tahun 467 M menurunkan pula kebiasaan mandi rakyatnya, sampai-sampai sebagian besar benua Eropa merasakan akibat dari kejorokan mereka terhadap kesehatan masyarakat.Lingkungan hidup dan kebersihan diri yang jorok ini mempunyai andil besar pada terjadi wabah besar penyakit pes di Abad Pertengahan, yang disebut sebagai Black Death di abad ke 14.Diperkirakan 30%-50% penduduk Eropa meninggal oleh wabah tersebut.Kebersihan diri dan kebiasaan mandi baru kembali ke sebagian besar Eropa pada abad ke 17.

Namun, masih ada bangsa pada abad pertengahan yang tetap mementingkan kebersihan diri.Mandi setiap hari sudah umum dilakukan di Jepang pada Abad Pertengahan. Juga di Eslandia, kolam yang dihangatkan dengan air dari sumber air panas merupakan tempat ngerumpi yang beken setiap Sabtu malam.

Pembuatan sabun menjadi kerajinan yang mapan di Eropa pada abad ke 7.Berbagai perkumpulan para pembuat sabun menjaga rapat rahasia mereka.Minyak atau lemak binatang dan nabati digunakan bersama dengan abu tumbuh-tumbuhan, dengan diberi pewangi.Secara bertahap berbagai jenis sabun diciptakan untuk bercukur dan keramas, mandi serta mencuci.

2.2 Pengenalan Sabun

Sabun merupakan bahan logam alkali (basa) dengan rantai asam monocarboxylic yang panjang.Larutan alkali yang digunakan dalam pembuatan sabun bergantung pada jenis sabun tersebut.Larutan alkali yang biasa digunakan pada sabun keras adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan alkali yang biasa digunakn pada sabun lunak adalah Kalium Hidroksida (KOH).

Sabun berfungsi untuk mengemulsi kotoran-kotoran berupa minyak ataupun zat pengotor lainnya. Sabun dibuat melalui proses saponifikasi lemak minyak dengan larutan alkali membebaskan gliserol. Lemak minyak yang digunakan dapat berupa lemak hewani, minyak nabati, lilin, ataupun minyak ikan laut.

Pada saat ini teknologi sabun telah berkembang pesat.Sabun dengan jenis dan bentuk yang bervariasi dapat diperoleh dengan mudah dipasaran seperti sabun mandi, sabun cuci baik untuk pakaian maupun untuk perkakas rumah tangga, hingga sabun yang digunakan dalam industri.

Kandungan zat-zat yang terdapat pada sabun juga bervariasi sesuai dengan sifat dan jenis sabun.Zat-zat tersebut dapat menimbulkan efek baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.Oleh karena itu, konsumen perlu memperhatikan kualitas sabun dengan teliti sebelum membeli dan menggunakannya.

Pada pembuatan sabun, bahan dasar yang biasa digunakan adalah : C12 C18

Jika : < C 12 : Iritasi pada kulit

>C20: Kurang larut (digunakan sebagai campuran)

Sabun murni terdiri dari 95% sabun aktif dan sisanya adalah air, dliserin, garam dan impurity lainnya.Semua minyak atau lemak pada dasarnya dapat digunakan untuk membuat sabun.Lemak dan minyak nabati merupakan dua tipe ester.Lemak merupakan campuran ester yang dibuat dari alcohol dan asam karboksilat seperti asam stearat, asam oleat dan asam palmitat.Lemak padat mengandung ester dari gliserol dan asam palmitat, sedangkan minyak, seperti minyak zaitun mengandung ester dari gliserol asam oleat.

Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu:

a. Bahan baku, seperti : minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa)).

b. Bahan pendukung, yang bertujuan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai

guna maupun dari daya tarik, seperti : natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat,

parfum, dan pewarna.

2.3 Macam - Macam Sabun a. Shaving Cream

Shaving Cream disebut juga dengan sabun Kalium. Bahan dasarnya adalah

campuran minyak kelapa dengan asam stearat dengan perbandingan 2:1.

b. Sabun Cair

Sabun cair dibuat melalui proses saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak serta menggunakan alkali (KOH). Untuk meningkatkan kejernihan sabun, dapat ditambahkan gliserin atau alcohol.

c. Sabun kesehatan

Sabun kesehatan pada dasarnya merupakan sabun mandi dengan kadar parfum yang rendah, tetapi mengandung bahan-bahan antiseptic dan bebas dari bakteri adiktif. Bahan-bahan yang digunakan dalam sabun ini adalah tri-salisil anilida, tri-klor carbanilyda, irgassan Dp 300 dan sulfur.

d.Sabun Chip

Pembutan sabun chip tergantung pada tujuan konsumen didalam menggunakan sabun yaitu sebagai sabun cuci atau sabun mandi dengan beberapa pilihan komposisi tertentu. Sabun chip dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu melalui pengeringan, atau menggiling atau menghancurkan sabun yang berbentuk batangan.

e. Sabun Bubuk untuk mecuci

Sabun bubuk dapat diproduksi melalui dry-mixing.Sabun bubuk mengandung bermacam-macam komponen seperti sabun, sodasah, sodium metaksilat, sodium karbonat, sodium sulfat, dan lain-lain.

2.4 Bahan Baku Utama Pembuatan Sabun Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi dengan gliserol.Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh. Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam asam lemak yang digunakan.Komposisi asam-asam lemak yang sesuai dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sukar larut dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara.

Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tidak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi

2.4.1 Jenis-jenis Minyak atau Lemak Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.

Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya :

c. Palm Oil (minyak kelapa sawit)

Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow.Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.

d.Coconut Oil (minyak kelapa)

Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun.Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra).Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat

e.Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)

Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit.Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa.Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah, daripada minyak kelapa.

f. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)

Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana.Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.

2.4.2 Bahan Baku Utama : Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras.KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air.Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).

Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol.Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak.Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air.

Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga.Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

2.5 Bahan Pendukung Pembuatan Sabun

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.

a. NaCl.

NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.

b.Bahan aditif.

Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.

1. Builders (Bahan Penguat)

Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.

2.Fillers Inert (Bahan Pengisi)

Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air.

3.Pewarna

Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun.Ini ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik.Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.

4.Parfum

Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif.Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aroma kenanga.Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.

2.6 Sifat Sifat Sabun Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun dalam air bersifat basa.

CH3(CH2)16COONa + H2O ---> CH3(CH2)16COOH + OH- Jika larutan sabun dalam air diaduk, maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidakakan terjadi pada air sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap.

2CH3(CH2)16COONa + CaSO4 ---> Na2SO4 + Ca(CH3(CH2)16COO)2 Sabun mempunyai sifat membersihkan. Sifat ini disebabkan proses kimia koloid, sabun (garam natrium dari asam lemak) digunakan untuk mencuci kotoran yang bersifat polar maupun non polar, karena sabun mempunyai gugus polar dan non polar. Molekul sabun mempunyai rantai hydrogen CH3(CH2)16 yang bertindak sebagai ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan larut dalam zat organic sedangkan COONa+ sebagai kepala yang bersifat hidrofilik (suka air) dan larut dalam air.

Non polar : CH3(CH2)16 (larut dalam minyak, hidrofobik dan juga memisahkan kotoran non polar) Polar : COONa + (larut dalam air, hidrofilik dan juga memisahkan kotoran polar)

2.7 Pengenalan Kernel

Palm kernel oil (PKO) adalah dari dua lauric oil lebih kecil diantara 17 minyak dan lemak mayor dalam produksi dunia, Coconut oil (CNO) menjadi lebih besar sekitar 20% (Minyak dunia 2001). Dua minyak ini sangat mirip dalam hal komposisi asam lemak dan keduanya diperoleh dari kelapa sawit, tetapi dalam spesies yang berbeda.Pohon coconut oil adalah Cocus nucifera sementara kelapa sawit, yang menghasilkan palm oil (PO) dan PKO adalah Elaeis guineensis (Harley, 1988). Pohon ini secara umum dipercaya asli tumbuhan hutan di Afrika Timur dan ada banyak bukti bahwa kelapa sawit didapatkan dari daging buah yang mungkin telah dikonsumsi oleh penduduk mesir saat jaman Pharaohs, sekitar 5000 tahun yang lalu (Raymond, 1961).

Varietas yang dibudidaya di hampir seluruh perkebunan dunia adalah hibrida Tenera, yang merupakan persilangan antara varietas Dura dan isifera dan memberikan minyak terbanyak tiap hektar sata panen.Efisiensi ekonomi kelapa sawit sangat mudah terlihat dari perhitungan sederhana. Budidaya kedelai di US contohnya, menghasilkan sekitar 2,5 T kedelai tiap hektar (1 hektar 2,47 acres), yang kemudian menghasilkan 0,5 T minyak dan 2 T daging. Kurangi nilai daging dengan nilai minyak yang setengah, sehingga total pendapatan petani sama dengan 1,5 T minyak. Di Asia Tenggara, kelapa sawit menghasilkan sekitar 4T PO, ditambah 0,5 PKO, ditambah 0,5T daging palmkernel (PKM), dengan pendapatan sama dengan 4,5T minyak.

Minyak sawit atau minyak kelapa sawit adalah minyak nabati edibel yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara alami berwarna mereha karena kandungan beta-karoten yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama.Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%. Minyak sawit termasuk minyak yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi. Minyak sawit berwujud setengah padat pada temperatur ruangan dan memiliki beberapa jenis lemak jenuh

HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_laurat" \o "Asam laurat"asam laurat (0.1%), asam miristat (1%), asam stearat (5%), dan asam palmitat (44%). Minyak sawit juga memiliki lemak tak jenuh dalam bentuk asam oleat (39%), asam linoleat (10%), dan asam alfa linoleat (0.3%).Seperti semua minyak nabati, minyak sawit tidak mengandung kolesterolmeski konsumsi lemak jenuh diketahui menyebabkan peningkatan kolesterol lipoprotein densitas rendah dan lipoprotein densitas tinggi akibat metabolisme asam lemak dalam tubuh.Minyak sawit juga GMO free, karena tidak ada kelapa sawit termodifikasi genetik (GMO) yang dibudidayakan untuk menghasilkan minyak sawit.

BAB IIIMETODOLOGI PENULISAN

3.1 Jenis Percobaan

Jenis percobaan yang akan kami lakukan adalah dengan melakukan percobaan langsung pembuatan sabun dengan bahan dasar minyak inti kelapa sawit. Yakni dengan cara mengumpulkan berbagai macam data yang diperlukan dan berbagai metode yang bisa digunakan untuk membuat sabun dari minyak inti kelapa sawit sehimgga di dapat sabun yang berkualitas.3.2 Persiapan Eksperimen

Percobaan dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. NaOH / KOH adalah salah satu kunci dalam produksi sabun. NaOH banyak di jual di toko bahan bangunan sebagai bahan kimia anti mampat, sedangkan KOH dibeli di toko bahan kimia. NaOH / KOH harus ditangani dengan hati-hati.Kalau tidak akan menyebabkan bahaya baik bagi anda maupun orang lain. Kalau terlanjur kecipratan cairan NaOH / KOH harus langsung dicuci dengan air yang banyak, Tapi jika ditangani dengan benar tidak ada masalah. Langkah aman menangani NaOH / KOH:

Jangan menuang air ke atas NaOH / KOH. Selalu untuk menuangkan / mencampurkan NaOH / KOH ke dalam air, dengan pelan-pelan.

Hati-hati, jangan sampai menciprat terutama ke badan, kulit ataupun mata. Lebih baik pakai kacamata.

Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan juga binatang peliharaan.

Selalu memakai sarung tangan karet selama bekerja dengannya.

Pakai masker selama membuat larutan NaOH / KOH dengan air.

3.3 Eksperimen

3.3.1 Alat dan Bahan

Bahan

* 142 gr minyak inti sawit* 102 gr NaOH* 240 gr air* 20 gr pewangiAlat

1. Masker dan kacamata sebagai pelindung wajah.

2. Sendok stainless steel dan sarung tangan karet.

3. Wadah stainless steel dan wadah plastik poli-propilene. (wadah dari stainless steel).

4. Panci dan alat pemanas5. Cetakan (sebaiknya di beri lapisan plastik atau lilin di dalamnya).

3.3.2 Langkah Percobaan

1. Campur NaOH dengan air, caranya adalah memasukkan NaOH ke dalam air, bukan sebaliknya. 2. Diamkan larutan alkali menjadi hangat dengan suhu sekitar 45 derajat celcius (dari panas awal sekitar 90 derajat celcius).3. Ketika larutan alkali mencapai suhu 45 derajat celcius, panaskan minyak sebentar dan jaga agar suhu minyak dan larutan NaOH sama yaitu 45 derajat celcius. Panci yang digunakan harus stainles steel, bukan alumunium atau seng, karena alumunium mudah kerosif jika terkena larutan alkali.4. Masukkan larutan alkali ke dalam minyak, aduk sampai rata dan berubah mengental. Jika mengaduk secara manual bisa memakan waktu, biasanya saya memakai stik blender, sehingga dalam waktu kurang dari 30 detik sabun sudah mulai mengental.5. Pada saat sabun sudah mulai mengental, saatnya untuk memberi pewangi, pewarna atau ekstrak tanaman / herbal.6. Setelah tercampur rata, tuang adonan sabun ke dalam cetakan yang telah dialasi plastik atau kertas lilin untuk cetakan sabun.7. Tutup bagian atas dengan plastik, tutup permukaannya dengan kain yang tebal.8. Diamkan selama 24 jam agar proses saponifikasi /proses menjadi sabun benar-benar komplet.9. Keluarkan sabun dari cetakan dan potong2 sesuai selera.10. Keringkan sabun di tempat yang cukup ventilasi selama 4 6 minggu, setelah itu sabun siap dipakai.3.3.3 Hasil Percobaan

Sabun yang telah diproses memerlukan waktu 1-2 minggu untuk proses curing. Sehingga didapat sabun dengan mutu dan kualitas lebih baik. Selain itu, agar senyawa alkali dalam sabun bisa dihilangkan.BAB IV

PEMBAHASAN

Secara umum,reaksi pembuatan sabun adalah sebagai berikut :

Berikut adalah bahan sederhana untuk membuat sabun batangan:* 142 gr minyak inti sawit* 102 gr NaOH* 240 gr air* 20 gr pewangiTrigliserida

NaOH + H2O

Dipanaskan (135oC)

dipanaskan (45oC)

Diaduk sampai mengental

Di tambahkan pewangi,pewarna

Tuangkan kedalam cetakan

Tutup bagian atas dengan plastic

Didiamkan selama 24 jam

Dikeluarkan dari cetakan,lalu dipotong

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa,buah sawit memiliki banyak manfaat. Dimana pemanfaatan dari kernel (inti sawit) ini digunakan untuk pembuatan sabun,dalam hal ini yakni sabun batangan.

Proses pembuatan sabun ini disebut reaksi saponifikasi dimana trigliserida ditambahkan dengan NaOH. Proses ini cukup mudah untuk dilakukan dan harga cukup ekonomis.DAFTAR PUSTAKA

Http://id.wikipedia.orgHttp://heniez.multiply.comHttp://sumbertips.wordpress.comHttp://insidewinme.blogspot.comHttp://bioalami.blogspot.comHttp://answer.yahoo.comHttp://www.google.co.idHttp://food4healthy.blogspot.com