makalah trematoda 2

7
TREMATODA (CACING HISAP) Trematoda (cacing isap) Clonorchis sinensis Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap. Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya disebut pula cacing hisap. Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya. Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata .Ternak , Ikan , Manusia Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan tubuhnya dengan kutikulaPermukaan tubuhnya tidak memiliki silia. Contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica). Fasciola hepatica

Upload: sun-punang

Post on 07-Jul-2016

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

nvb

TRANSCRIPT

Page 1: makalah trematoda 2

TREMATODA (CACING HISAP)

Trematoda (cacing isap)

Clonorchis sinensis

Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.

Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior

Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya

disebut pula cacing hisap.

Pasa saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau

cairan tubuh inangnya.

Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit

karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup

dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya.

Trematoda dewasa pada umumnya hidup di dalam hati, usus,

paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah vertebrata .Ternak , Ikan , Manusia

Trematoda berlindung di dalam tubuh inangnya dengan melapisi permukaan

tubuhnya dengan kutikulaPermukaan tubuhnya tidak memiliki silia.

Contoh Trematoda adalah cacing hati (Fasciola hepatica).

Fasciola hepatica

Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan

sedikitnya dua jenis inang,

yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.

Page 2: makalah trematoda 2

Inang utama : ternak / manusia /Ikan , Inang sementara : siput air (Lymnea )

Daur hidup Cacing hati terdiri dari

1. Fase seksual : di inang utama (saat cacing hati dewasa)

2. Fase aseksual : di inang perantara ( tubuh siput) dengan

membelah diri terjadi saat larva.

Larvanya berubah 3 kali di tubuh siput Lymnea . Urutan cyclusnya agar mudah sbb

Cyclusnya : T-M-S-R - C- MC ( Tumisir Calon MC )

Telur - Mirasidium - Sporosis - Redia - Cercaria - MetaCercaria

Metacercaria berekor berenang ke tanaman sekitar air - dimakan

Inang utama - masuk jadi

Cacing Dewasa .

di Tubuh inang utama Cacing dewasa hidup

di hati bertelur di usus - ikut faeces

( buang air besar)sembarangan di lingkungan

- masuk air -telur menetas jadi Mirasidium yang kemudian berenangmencari siput Lymnea .

jadi Sporosis dst

Larva larva itu punya kemampuan repro asexual secara Paedogenesis sehinga terbentuk banyak

larva dan keluar dalam bentuk Metacercaria yang

punya ekor untuk berenang mencari tanaman.

Page 3: makalah trematoda 2

Daur Hidup Beberapa Cacing Kelas Trematoda

Nah, berikut ini akan diuraikan mengenai daur hidup

beberapa jenis cacing yang termasuk kelas Termatoda.

• Cacing dewasa bertelur di dalam saluran

empedu dan kantong empedu sapi atau domba.

Kemudian telur keluar ke alam bebas bersama

feses domba. Bila mencapai tempat basah,

telur ini akan menetas menjadi larva bersilia

yang disebut mirasidium. Mirasidium akan mati

bila tidak masuk ke dalam tubuh siput

air tawar (Lymnea auricularis-rubigranosa).

• Di dalam tubuh siput ini, mirasidium tumbuh

menjadi sporokista (menetap dalam tubuh siput

selama 2 minggu).

Sporokista akan menjadi larva berikutnya yang

disebut Redia. Hal ini berlangsung secara PAEDOGENESIS

• Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan

berkembang menjadi larva berikutnya yang

disebut serkaria yang mempunyai ekor.

Dengan ekornya serkaria dapat menembus

jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.

• Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada

Page 4: makalah trematoda 2

rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. Perhatikan tahap perkembangan larva Fasciola hepatica.

• Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.

Gambar Tahap perkembangan larva Fasciola hepatica

Dalam daur hidup cacing hati ini mempunyai

dua macam tuan rumah

yaitu:

1. Inang perantara yaitu siput air

2. Inang menetap,yaitu hewan bertulang belakang pemakan rumput seperti sapi dan domba.

Perhatikan gambar daur hidup Fasciola hepatica berikut:

a. Daur hidup Chlonorchis sinensis

Daur hidup Chlonorchis sinensis sama seperti

Fasciola hepatica, hanya saja serkaria pada

cacing ini masuk ke dalam daging ikan air

tawar yang berperan sebagai inang sementara.

Struktur tubuh Chlonorchis sinensis sama

seperti tubuh pada Fasciola hepatica

Page 5: makalah trematoda 2

hanya berbeda pada cabang usus l

ateral yang tidak beranting.

b. Daur hidup Schistosoma japonicum (cacing darah)

Cacing darah ini parasit pada manusia, babi, biri-biri, kucing dan binatang pengerat lainnya.

Cacing dewasa dapat hidup dalam pembuluh balik (vena) perut.

Tubuh cacing jantan lebih lebar dan dapat menggulung sehingga menutupi tubuh betina yang lebih ramping.

Cacing jantan panjangnya 9 – 22 mm, sedangkan panjang cacing betina adalah 14 – 26 cm.

Gambar 20. Schistosoma japonicum

jantan dan betina

Selanjutnya diuraikan tentang daur hidup Schistosoma japonicum.

• Cacing darah ini bertelur pada pembuluh

balik (vena) manusia kemudian menuju

ke poros usus (rektum) dan ke kantong air seni

(vesica urinaria), lalu telur keluar bersama

tinja dan urine.

• Telur akan berkembang menjadi mirasidium

dan masuk ke dalam tubuh siput.

Kemudian dalam tubuh siput akan berkembang

menjadi serkaria yang berekor bercabang. S

Serkaria dapat masuk ke dalam tubuh manusia

melalui makanan dan minuman atau menembus

kulit dan dapat menimbulkan penyakit

Schistomiasis (banyak terdapat di Afrika

Page 6: makalah trematoda 2

dan Asia). Penyakit ini menyebabkan k

erusakan dan kelainan fungsi pada hati, jantung,

limpa, kantong urine dan ginjal.

Beberapa jenis cacing hati yang dapat menginfeksi manusia

antara lainsebagai berikut :

- Opisthorchis sinensis ( Cacing hati cina )

cacing dewasa hidup pada organ hati manusia.

Inang perantaranya adalah siput air dan ikan.

- Schistosoma japonicum

Cacing ini hidup di dalam pembuluh darah pada

saluran pencernaan manusia.

Manusia merupakan inang utamanya, namun hewan juga

dapat terinfeksi seperti tikus, anjing, babi, dan sapi.

Inang perantaranya adalah siput amphibi Oncomelania hupensis.

Cacing ini menyebabkan penyakit skistosomiasis dengan

ciri demam, anemia, disentri,berat badan turun, dan

pembengkakan hati.

- Paragonimus westermani

Cacing ini hidup dalam paru-paru manusia.Inang perantaranya

adalah udang air tawar.