makalah tk

38
MAKALAH HASIL DISKUSI 1 MODUL TUMBUH KEMBANG FAILURE TO THRIVE KELOMPOK 1 Benita Putri Permata 030.05.118 Intan Soraya 030.05.118 Spica Adhara 030.06.248 Zaki Bonnie Pracanda 030.06.292 Adelina Dwi Putri 030.08.003 Bhastiyan D W 030.08.059 Andika Billy Setiadi 030.09.013 Andravina Pranathania S 030.09.015 Dani Fahma Qurani 030.09.057 Debora Indah Angelia 030.09.059 Fhiserra Kusuma Primadhani 030.09.087 Finesukma Ademukhlis 030.09.089 Firisha Virgidewi Witjaksono 030.09.091 Ni Nyoman Nami Arthisari 030.09.171 Sela Arini Putri 030.09.229

Upload: spica-adhara

Post on 01-Jul-2015

429 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah TK

MAKALAH HASIL DISKUSI 1

MODUL TUMBUH KEMBANG

FAILURE TO THRIVE

KELOMPOK 1

Benita Putri Permata 030.05.118

Intan Soraya 030.05.118

Spica Adhara 030.06.248

Zaki Bonnie Pracanda 030.06.292

Adelina Dwi Putri 030.08.003

Bhastiyan D W 030.08.059

Andika Billy Setiadi 030.09.013

Andravina Pranathania S 030.09.015

Dani Fahma Qurani 030.09.057

Debora Indah Angelia 030.09.059

Fhiserra Kusuma Primadhani 030.09.087

Finesukma Ademukhlis 030.09.089

Firisha Virgidewi Witjaksono 030.09.091

Ni Nyoman Nami Arthisari 030.09.171

Sela Arini Putri 030.09.229

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA, 2011

Page 2: makalah TK

KASUS

Bayi perempuan berusia 14 bulan dibawa ke puskesmas karena batuk pilek yang telah berlangsung selama 1 minggu. Dikeluhkan bayi ini hampir setiap bulan mengalami batuk pilek. Pada pemeriksaan berat badan 6200 gram panjang badan 62 cm. Berat badan lahir 2900 gram dan panjang 49 cm. Sampai usia 6 bulan bayi hanya diberi susu ibu saja dan setelah itu air susu diganti dengan susu formula disamping bubur 2x sehari.

Tambahan : diare lebih dari 2 minggu

Pada anamnesis lanjut dan pemeriksaan ternyata si ibu menderita TBC aktif yang diketahui semenjak usia kehamilan 3 bulan, selama kehamilan, ibu tidak mengobati TBC nya karena khawatir obat yang akan digunakan berakibat buruk pada bayi yang dikandungnya

Page 3: makalah TK

PEMBAHASAN

Anamnesis

Identitas Pasien

Nama : -

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 14 bulan

Identitas Orang Tua

Nama orangtua : -

Usia : -

Pekerjaan : -

Alamat : -

Keluhan Utama

Batuk pilek yang telah berlangsung selama 1 minggu

Keluhan tambahan

bayi ini hampir setiap bulan mengalami batuk pilek

Pemeriksaan Fisik

- Berat badan lahir 2900 gram dan panjang 49 cm normal- Saat ini berat badan 6200 gram panjang badan 62 cm gagal tumbuh (failure to thrive)

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh)

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompeks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga

Page 4: makalah TK

masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Ukuran antropometrik yaitu untuk menilai pertumbuhan fisik anak, sering digunakan ukuran-ukuran antropometri yang dibedakan menjadi:

a. Tergantung umur

Berat badan (BB) terhadap umur

Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur

Lingkaran kepala (LK) terhadap umur

Lingkaran lengan atas (LLA) terhadap umur

b. Tidak tergantung umur

BB terhadap TB

LLA terhadap TB

Berdasarkan Tabel Berat Badan / Usia (WHO-NCHS)

Median : 10 kg

Gizi Baik : > 80%

Gizi Kurang : 61% – 80%

Guzu Buruk : < 80%

- Bayi ini termasuk gizi kurang

Berdasarkan Tabel Tinggi Badan / Usia (WHO-NCHS)

- Bayi ini termasuk gizi kurang

Perkembangan 14 bulan menurut Denver

1. Motorik berjalan2. Sosial3. Bahasa 3-8 kata4. Kognitif

Page 5: makalah TK

Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan Otak Anak

Komposisi air susu mamalia:

Spesies Protein Laktosa Lemak Mineral(gr/100cc)

Manusia 0.9-1.1 7 3.8 0.2Sapi 3.4 4.8 3.7 0.7Kuda 2.5 6.2 1.9 0.5Kambing 2.9 4.1 4.5 0.8Beri-beri 5.5 4.8 7.4 1Tikus 12 3 15 2Orang utan 1.5 6 3.5 0.2

Pemberian ASI sangat bermanfaat karena :

1) Praktis, mudah dan murah (memiliki nilai ekonomis)2) Sedikit kemungkinan terjadi kontaminasi3) Menjalin hubungan psikologis yang erat antara ibu dan bayi, yang sangat penting untuk

perkembangan psikologis anak seperti : sentuhan dan dekepan ibu, eye to eye contact, odor, heat.

4) Mengurangi peluang gangguan gastrointestinal5) Mengurangi resiko alergi dan intoleransi yang biasanya disebabkan oleh susu sapi6) Mencegah mikroorganisme yang melekat pada mukosa usus, karena ASI berisi antibody7) ASI dari ibu berisi diet yang cukup dan seimbang sesuai yang dibutuhkan oleh bayi. 8) Membantu kecerdasan bayi karena ASI mengandung zat-zat gizi yang secara khusus

diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak

Page 6: makalah TK

Keuntungan ASI untuk bayi :

1) merupakan makanan yang alamiah dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat

2) ASI mudah dicerna oleh bayi3) Jarang menyebabkan kosntipasi4) Kaya akan antibodi yang membantu tubuh bayi untuk melawan infeksi dan penyakit

lainnya.5) ASI dapat mencegah karies karena mengandung mineral selenium6) Menurut penelitian di Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai

lebih dari Sembilan bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas7) Bayi yang diberikan ASI ekslusif sampai 4 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung

bila mnereka dewasa.8) Membina ikatan kasih saying antara ibu dan bayi.

Keuntungan Untuk Ibu:

1) memberikan ASi segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim (mengurangi resiko perdarahan)

2) membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil3) membakar kalori sehingga membantu penurunan berat badan lebih cepat4) beberapa ahli menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wnaita menyusui

sangat rendah

Faktor yang penting yang terdapat di dalam ASI

1. Faktor-faktor pertumbuhan

- Epidermal growth factor (EGF) merupakan komponen terbanyak dari factor pertumbuhan yang terdapat dalam ASI yang mempunyai efek terhadap proliferasi dan diferensiasi dari epitel sel usus.

- Fibroblast growth factor (FGF) meningkatkan penyembuhanluka dan perbaikan jaringan- Insulin-like growth factor I (IGF_I) naik seiring kenaikan massa otot, membantu

memperbaiki DNA dan RNA, anti-aging, membantu pengaturan gula darah normal dan kolesterol tinggi

- Insulin-like growth factor (IGF_II) mempengaruhi cara tubuh menggunakan lemak dan protein

- Growth hormon (GH) mengatur pertumbuhan tanda-tanda penurunan- Platelet-derived growth factor (PDGF) merangsang pertumbuhan jaringan partikel,

memainkan peran dalam perbaikan luka dan membantu dengan divisi sel dan neuron hidup dan regenerasi

- Gonadotropin-releasing hormon (GnRH) merangsang pelepasan follicle-stimulating hormon (FSH) dan zat gonadotropic

2. Faktor-faktor kekebalan yang terdapat pada ASI

Jenis faktor kekebalan khasiatnyaLactobacillus bifidus Menghambat pertumbuhan bakteri

patogenAnti stafilokok Menghambat pertumbuhan staphylokokIgA sekresi dan Ig lainya Melindungi tubuh terhadap infeksi

Page 7: makalah TK

saluran makanan dan saluran pencernaanC3 dan C4 C3 mempunyai daya opsonik, kemotatik

dan anafilatoksiklisozym Menghancurkan sel dinding bakterilaktoperoksidasi Membunuh streptokokSel darah putih (leukosit) Fagositosis, menghasilkan SigA,C3 dan

C4 dan laktoferinlatoferin Membunuh kuman dengan jalan merubah

ion zat besi (fe)

3. Anti infeksi dalam ASI

1) fraksi immunoglobulin a. serum immunoglobulin

IgG : menetralisisr toksin dan merusak sekumpulan pathogen

IgM : membantu mengontrol respon antibody

IgA : membantu menghalangi pengikatan zat patogen ke permukaan

b. secretory immunoglobulinSigA : yang mengeluarkan IgA

2) non-immunoglobulin a. seluluer (lekosit,limfosit)b. non-seluler :

- lisozim : membantu menjaga patogen yang berikatan ke permukaan baik secara internal ataupun eksternal

- laktoferin : antioksidan penuh, mengambil zat patogen dari besi yang mereka butuhkan untuk berkembang biak

- faktor bifidus-pertumbuhan kuman laktobacilus- residu kharbohidrat (glikoprotein-oligokprotein) mendukung fungsi paru-paru sehat

4. Vitamin dan mineral yang terdapat pada ASI a. Vitamin - vitamin A (from carotene) resistance ke invasi patogen, menjaga integrasi sel,

pembelahan sel metabolism- vitamin C- antioxidan mendukung system kekebalan- thiamin (vitamin B1) metabolisme dari kharbohidrat, energy- folic acid – cell replication dan pertumbuhan jaringan- pantotenic acid-metabolisme lemak,karbohidrat dan protein- riboflavin (vitamin B2) energi produksi, perbaikan jaringan, mata sehat- vitamin K faktor pertumbuhan- vitamin E faktor pertahanan

b. Mineral

- kalsium- memelihara tulang, aktifasi enzim- besi-oxygen penyimpanan dan transportasi, energi- magnesium-relaksasi otot, membantu dengan fungsi otak normal

Page 8: makalah TK

- fosfor memperkuat tulang dan gigi- potassium membantu menjaga tekanan darah normal, menjaga keseimbangan cairan

dalam sel- sodium-cell memainkan peran penting dalam fungsi saraf

Peran ASI terhadap tumbuh kembang anak

1. Sumber nutrisi2. Mielinisasi system saraf pusat3. Hubungan emosional ibu dan anak4. Anti infeksi5. Family planning nilai ekonomi

Tambahan : mengurangi resiko CA mammae pada ibu dan sebagai KB alami

Patogenesis faktor faktor yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang bayi tersebut

1. Genetik2. Lingkungan

a. Prenatalo Gizi ibu saat hamilo Berat badan ibu sebelum dan pada saat hamilo Toksin/zat kimiao Infeksi intrauterine

b. Postnatalo Biologis : jenis kelamin, suku, ras, gizi, imunisasi, penyakito Fisik : cuaca, sanitasi, kebersihan rumaho Psikososial : stimulasi, motivasi belajar, stresso Keluarga : pekerjaan dan pendidikan orang tua

Pada bayi ini, dia dicurigai terkena infeksi TBC yang berasal dari ibunya, dan terdapatnya diare yang lebih dari 2 minggu.

Penyebab yang dapat mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak pada umumnya

1. Faktor Dalam (internal)1.1 Perbedaan ras/etnik atau bangsa1.2 Keluarga1.3 Umur1.4 Jenis Kelamin1.5 Kelainan Genetik1.6 Kelainan Kromosom

2. Faktor Luar (eksternal/lingkungan)2.1 Faktor Pranatal

a. Gizib. Mekanisc. Toksin/zat kimiad. Endokrin

Page 9: makalah TK

e. Radiasif. Infeksig. Kelainan imunologih. Anoksia embrioi. Psikologis ibu

2.2 Faktor Persalinan2.3 Pasca Natal

a. Gizib. Penyakit kronis/kelainan congenitalc. Lingkungan fisis dan kimiad. Psikologise. Endokrinf. Sosio Ekonomig. Lingkungan Pengasuhanh. Stimulasii. Obat – obatan

Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif. Sedangkan vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam tubuh.

Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam bentuk, yaitu immunoglobulin non-spesifik atau gamaglobulin dan immunoglobulin yang spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit tertentu atau baru saja mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu. Imunglobulin yang nonspesifik digunakan pada anak dengan defisiensi immunoglobulin sehingga memberikan perlindungan dengan segera dan cepat yang seringkali terhindar dari kematian. Hanya saja perlindungan tersebut tidaklah berlangsung permanen melainkan hanya untuk beberapa minggu saja. Demikian pula immunoglobulin yang non spesifik selain mahal, memungkinkan anak menjadi sakit karena secara kebetulan atau karena suatu kecelakaan serum yang diberikan tidak bersih dan masih mengandung kuman yang aktif. Sedangkan imunglobulin yang spesifik diberikan kepada anak yang belum terlindung karena belum pernah mendapatkan vaksinasi dan kemudian terserang misalnya penyakit difteria, tetanus, hepatitis B.

Imunisasi pasif adalah pemberian antibodi kepada resipien, dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya. Antibody yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus. Mekanisme kerja antibody terhadap infeksi bakteri melalui netralisasi toksin, opsonisasi, atau bakteriolisis. Kerja antibody terhadap infeksi virus melalui netralisasi virus, pencegahan masuknya virus ke dalam sel dan promosi sel natural killer untuk melawan virus. Dengan demikian pemberian antibody akan menimbulkan efek proteksi segera. Imunisasi pasif tidak melibatkan sel memori dalam imunitas tubuh, proteksi bersifat sementara selama antibody masih aktif di dalam tubuh resipien, dan perlindungannya singkat karena tubuh tidak membentuk memori terhadap pathogen/antigen spesifik.

Vaksin dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan)Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab penyakit. Virus atau bakteri ini dilemahkan di laboratorium., biasanya dengan cara pembiakan berulang-ulang. Vaksin hidup attenuated bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila terkena panas

Page 10: makalah TK

atau sinar, maka harus dilakukan pengelolaan dan penyimpanan dengan baik dan hati-hati. Vaksin hidup attenuated yang tersedia:

Berasal dari virus hidup: vaksin campak,gondongan (parotitis), rubella, polio, rotavirus, yellow fever

Berasal dari bakteri: vaksin BCG dan demam tifoid oral

2. Inactivated ( kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif)Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakan bakteri atau virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif (inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Vaksin inactivated yang tersedia saat ini berasal dari:

Seluruh sel virus yang inactivated, contoh influenza, polio, rabies, hepatitis A Seluruh bakteri yang inactivated, contoh pertusis, tifoid, kolera, lepra Vaksin fraksional yang masuk subunit, contoh hepatitis B, influenza, pertusis a-

seluler, tifoid Vi, lyme disease Toksoid, contoh difteria, tetanus, botulinum Polisakarida murni, contoh pneumokokus, meningokokus, Haemophillus

influenzae tipe b Gabungan polisakarida (Haemophillus influenzae tipe b dan pneumokokus)

Imunisasi wajib (PPI)

Imunisasi yang diwajibkan meliputi BCG, polio, hepatitis B, DPT, dan campak.

Jadwal imunisasi rekomendasi IDAI, periode 2004:

Umur Vaksin KeteranganSaat lahir Hepatitis B-1

Polio-0

HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS polio oral diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain)

1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan, interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan.

0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada umur > 3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.

2 bulan DTP-1

Hib-1

DTP-1 diberikan pada umur lebih dari 6 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap. DTP-1 diberikan secara kombinasi dengan Hib-1 (PRP-T)Hib-1 diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Hib-1 dapat diberikan secara terpisah atau

Page 11: makalah TK

Polio-1dikombinasikan dengan DTP-1Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1

4 bulan DTP-2

Hib-2

Polio-2

DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).Hib-2 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan DTP-2Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2

6 bulan DTP-3

Hib-3

Polio-3Hepatitis B-3

DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-3 (PRP-T).Apabila mempergunakan Hib-OMP, Hib-3 pada umur 6 bulan tidak perlu diberikan.Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3HB-3 diberikan umur 6 bulan. Untuk mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan HB-3 minimal 2 bulan, terbaik 5 bulan.

9 bulan Campak-1 Campak-1 diberikan pada umur 9 bulan, campak-2 merupakan program BIAS pada SD kelas 1, umur 6 tahun. Apabila telah mendapatkan MMR pada umur 15 bulan, campak-2 tidak perlu diberikan.

15-18 bulan MMR

Hib-4

Apabila sampai umur 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan.Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).

18 bulan DTP-4Polio-4

DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.

2 tahun Hepatitis A Vaksin HepA direkomendasikan pada umur > 2 tahun, diberikan dua kali dengan interval 6-12 bulan.

2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur > 2 tahun. Imunisasi tifoid polisakarida injeksi perlu diulang setiap 3 tahun.

5 tahun DTP-5Polio-5

DTP-5 diberikan pada umur 5 tahun (DTwp/DTap)Polio-5 diberikan bersamaan dengan DTP-5.

6 tahun MMR Diberikan untuk catch-up immunization pada anak yang belum mendapatkan MMR-1.

10 tahun dT/TT

Varisela

Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke-5 (dT atau TT) diberikan untuk mendapatkan imunitas selama 25 tahun.Vaksin varisela diberikan pada umur 10 tahun

Kegagalan respon tubuh terhadap imunisasi

1) system cold chain vaksin rusak2) vaksin kadaluarsa3) cara pemberian salah4) dosis salah5) tubuh tidak mampu membentuk antibody:

a. gangguan imunitasb. HIV-AIDSc. Pengobatan imunosupresif

Page 12: makalah TK

d. Imunitas pasif

Komplikasi Imunisasi

Setelah imunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) demam ringan sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi setelah imunisasi. Umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang berlangsung lebih lama.

Perlindungan imunisasi memang tidak 100 %,  artinya setelah diimunisasi, bayi dan anak masih bisa terkena penyakit-penyakit tersebut, tetapi kemungkinannya hanya kecil (5 – 15 %),  jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Bukan berarti imunisasi itu gagal atau tidak berguna, karena perlindungan imunisasi memang sekitar 80 – 95 %.

Komplikasi Imunitas Aktif

Komplikasi yang paling sering terjadi sesudah imunisasi adalah reaksi lokal pada tempat suntikan. Terdiri dari pembengkakan lokal yang lunak dan dapat disertai dengan gejala-gejala sistemik (demam) dalam 24 jam, terutama pada bayi.

Meskipun jarang, setelah penggunaan vaksin pertusis pada bayi di bawah satu tahun, dapat terjadi ensepalopati yang mekanismenya kurang dimengerti. Jika panas tinggi, somnoloen, atau konvulsi terjadi sesudah suntikan DPT, komponen pertusis seharusnya dihilangkan pada suntikan berikutnya.

Komplikasi lain yang nonimunologik adalah penyebaran vaksinia pada lesi ekzem (eczema vaccinatum). Bayi dengan ekzem atau luka-luka lain (seperti luka bakar), seharusnya tidak diimunisasi dengan vaksin cacar karena bahaya penyebaran.

Komplikasi imunologik dapat dibedakan menjadi

a.       Pengaruh merugikan pada hospes yang kompromi secara imunologis.

Walau jarang, vaksinia progresif  dapat terjadi sebagai dampak buruk imunisasi cacar pada anak-anak dengan cacat defisiensi imun kombinasi yang berat. Hal ini diakibatkan kegagalan lesi primer untuk sembuh normal. Begitu juga pada penderita leukimia, limfoma, dan yang sedang menjalani terapi imunosupresif.

b.      Reaksi hipersensitivitas yang merugikan yang terlihat menonjol pada individu alergik.

Karena beberapa vaksin ditumbuhkan pada biakan jaringan atau telur, ada resiko kontaminasi jaringan heterolog, protein, atau substansi asing yang bisa menjadi alergen.

c.       Pengaruh pada hospes normal yang berkaitan dengan sifat antigen atau cara pemberian.

Komplikasi serius dari vaksin yang dimatikan adalah respon atipik yang mungkin terjadi pada anak anak setelah menerima vaksin yang dimatikan seperti vaksin virus morbili. Saat anak-anak terpapar dengan virus ganas di alam, penyakit atipik yang terjadi bisa lebih berat. Hal tersebut karena sedikitnya perangsangan antibodi IgA pada traktus respiratorius sehingga terjadi ketidakseimbangan imunologik. Akibatnya replikasi virus pada traktus respiratorius menjadi dipercepat.

d.      Pengaruh pada hospes normal yang tidak diketahui pasti patogenesisnya.

Page 13: makalah TK

Kejadian manifestasi sendi dan neuropati tampaknya memiliki hubungan dengan infeksi rubela alamiah, dan sebagian kecil, dengan vaksin rubela.

Kontraindikasi

Jenis vaksin Kontraindikasi

BCG - reaksi tuberculin >5mm

- menderita infeksi HIV atau dengan

resiko tinggi infeksi

HIV,imunokompromais akibat

pengobatan kortikosteroid, obat

imunosupresif, mendapat pengobatan

radiasi, penyakit keganasan yang

mengenai sumsum tulang atau system

limfe

- menderita gizi buruk

- menderita demam tinggimenderita

infeksi kulit yang luas

- kehamilan

- pernah sakit tuberkulosis

Hepatitis B Sampai saat ini tidak ada indikasi kontra indikasi absolut pemberian vaksin hepatitis B. kehamilan dan laktasi bukan indikasi kontra imunisasi vaksin hepatitis B.

DPT - riwayat anafilaksis pada vaksin

sebelumnya

- ensefalopati sesudah pemberian vaksin

pertusis sebelumnya

- keadaan lain dapat dinyatakan sebagai

perhatian khusus misalnya sebelum

pemberian vaksin pertusis berikutnya

bila pada pemeriksaan pertama

dijumpai, riwayat hiperpireksia,

keadaan hipotonik-hiporesponsif

dalam 48 jam, anak menangis terus

menerus selama 3 jam dan riwayat

kejang dalam 3 hari sesudah imunisasi

DPT

polio - penyakit akut atau demam (suhu

Page 14: makalah TK

>38,5C) vaksinasi harus ditunda

- muntah atau diare, vaksinasi ditunda

- edang dalam pengobatan

kortikosteroid atau imunosupresif yang

diberikan oral maupun suntikan, juga

yang mendapat radiasi umum

- infeksi HIV

Page 15: makalah TK

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perubahan-perubahan dari organogenesis yang terjadi pada berbagai periode kehamilan :

2. Pemeriksaan antenatal

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Pemeriksaan antenatal minimal dilakukan sekali hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kali kunjungan antenatal pada usia kehamilan di atas 36 minggu.

Alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal:

1. Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang dikandungnya

2. Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya

3. Mengidentifikasi dan menatalaksanaan kehamilan resiko tinggi

4. Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi

Page 16: makalah TK

3. Perbedaan bayi kecil untuk usia kehamilan (KMK), bayi prematur dan bayi normal

Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002)

Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :a) Berat badan 2500-4000 gramb) Panjang badan 48-52 cmc) Lingkar badan 30-38 cmd) Lingkar kepala 33-35 cm

e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.

f) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian turun sampai 40 x/menit.

g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.i) Kuku agak panjang dan lemas.j) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora telah menutupi labia minora (pada anak perempuan). k) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik. l) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan gerakan tangan seperti memeluk. m) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak tangan maka akan menggenggam. n)Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006)

Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK, SGA, Small for Gestational Age)  

DEFINISIJika seorang bayi baru lahir (apakah prematur, cukup umur ataupun post-matur) lebih kecil dibandingkan dengan umur kehamilannya, maka dikatakan sebagai Kecil Untuk Masa Kehamilan (KMK, SGA, Small for Gestational Age).

PENYEBABSeorang bayi baru lahir bisa kecil karena faktor keturunan (orang tuanya juga kecil atau penyakit keturunan) atau karena fungsi plasenta telah menurun (sehingga memberikan lebih sedikit oksigen dan zat gizi kepada bayi). Penurunan fungsi plasenta bisa terjadi jika selama kehamilan, ibu menderita tekanan darah tinggi, penyakit ginjal atau diabetes kronis. KMK juga cenderung terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang kecanduan narkotik atau kokain serta perokok berat.

Page 17: makalah TK

Kadang KMK terjadi jika ibu atau janin menderita infeksi sitomegalovirus, campak Jerman atau toksoplasmosis.

GEJALABerbeda dengan bayi prematur, bayi KMK yang cukup umur telah memiliki organ dalam yang sempurna. Jika selama di dalam rahim pertumbuhannya menjadi lambat akibat asupan gizi yang kurang, maka segera setelah dilahirkan, ketika mulai diberikan zat gizi yang adekuat, pertumbuhannya akan menjadi pesat. Janin yang tumbuh secara lambat karena fungsi plasenta yang buruk bisa mengalami kekurangan oksigen selama persalinan. Setiap kontraksi, arteri ibu yang menuju ke plasenta pada saat melewati rahim akan mengalami tekanan sehingga aliran darah ke plasenta berkurang. Jika sebelum persalinan fungsi plasenta berada di garis perbatasan, maka berkurangnya aliran darah selama persalinan bisa membahayakan penghantaran oksigen dan menyebabkan terjadinya cedera pada janin.

Bayi yang selama proses persalinan mengalami kekurangan oksigen akan mengeluarkan tinja pertamanya (mekonium) ke dalam cairan ketuban. Jika bayi menghirup cairan ketuban yang mengandung mekonium, maka paru-parunya akan terkena. Mekonium bisa menyumbat beberapa bronki sehinga sebagian paru-paru menjadi kolaps. Mekonium yang terhirup ke dalam paru-paru juga bisa menyebakban peradangan atau pneumonitis. Kedua keadaan diatas bisa menyebakan kelainan fungsi paru-paru. Komplikasi dari KMK adalah hipoglikemia pada beberapa jam dan beberapa hari setelah dilahirkan, karena cadangan gulanya berkurang. Bayi normal

Prematuritas (kelahiran prematur)   DEFINISIPrematuritas adalah suatu keadaan yang belum matang, yang ditemukan pada bayi yang lahir pada saat usia kehamilan belum mencapai 37 minggu.

Prematuritas (terutama prematuritas yang ekstrim) merupakan penyebab utama dari kelainan dan kematian pada bayi baru lahir. Beberapa organ dalam bayi mungkin belum berkembang sepenuhnya sehingga bayi memiliki resiko tinggi menderita penyakit tertentu.

PENYEBABPenyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih dari 1 janin).

Faktor resiko yang mungkin berperan dalam terjadinya persalinan prematur adalah: - Kehamilan usia muda (usia ibu kurang dari 18 tahun) - Pemeriksaan kehamilan yang tidak teratur - Golongan sosial-ekonomi rendah - Keadaan gizi yang kurang - Penyalahgunaan obat. Masalah pada ibu biasanya berupa: - Riwayat persalinan prematur pada kehamilan sebelumnya - Kadar alfa-fetoprotein tinggi pada trimester kedua yang penyebabnya tidak diketahui - Penyakit atau infeksi yang tidak diobati (misalnya infeksi saluran kemih atau infeksi selaput ketuban) - Kelainan pada rahim atau leher rahim

Page 18: makalah TK

- Ketuban pecah sebelum waktunya - Plasenta previa. - Pre-eklamsi (suatu keadaan yang bisa terjadi pada trimester kedua kehamilan, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, adanya protein dalam air kemih dan pembengkakan tungkai) - Diabetes melitus - Penyakit jantung.

GEJALAGambaran fisik bayi prematur: Ukuran kecil Berat badan lahir rendah (kurang dari 2,5 kg) Kulitnya tipis, terang dan berwarna pink (tembus cahaya) Vena di bawah kulit terlihat (kulitnya transparan) Lemak bawah kulitnya sedikit sehingga kulitnya tampak keriput Rambut yang jarang Telinga tipis dan lembek Tangisannya lemah Kepala relatif besar Jaringan payudara belum berkembang Otot lemah dan aktivitas fisiknya sedikit (seorang bayi prematur cenderung belum memiliki garis tangan atau kaki seperti pada bayi cukup bulan) Refleks menghisap dan refleks menelan yang buruk Pernafasan yang tidak teratur Kantung zakar kecil dan lipatannya sedikit ( anak laki - laki ) Labia mayora belum menutupi labia minora ( pada anak perempuan).

KOMPLIKASI

1. Sindroma gawat pernafasan (penyakit membran hialin).

Paru-paru yang matang sangat penting bagi bayi baru lahir. Agar bisa bernafas dengan bebas, ketika lahir kantung udara (alveoli) harus dapat terisi oleh udara dan tetap terbuka. Alveoli bisa membuka lebar karena adanya suatu bahan yang disebut surfaktan, yang dihasilkan oleh paru-paru dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Bayi prematur seringkali tidak menghasilkan surfaktan dalam jumlah yang memadai, sehingga alveolinya tidak tetap terbuka. Diantara saat-saat bernafas, paru-paru benar-benar mengempis, akibatnya terjadi Sindroma Distres Pernafasan. Sindroma ini bisa menyebabkan kelainan lainnya dan pada beberapa kasus bisa berakibat fatal. Kepada bayi diberikan oksigen; jika penyakitnya berat, mungkin mereka perlu ditempatkan dalam sebuah ventilator dan diberikan obat surfaktan (bisa diteteskan secara langsung melalui sebuah selang yang dihubungkan dengan trakea bayi).

2. Ketidakmatangan pada sistem saraf pusat bisa menyebabkan gangguan refleks menghisap atau menelan, rentan terhadap terjadinya perdarahan otak atau serangan apneu. Selain paru-paru yang belum berkembang, seorang bayi prematur juga memiliki otak yang belum berkembang. Hal ini bisa menyebabkan apneu (henti nafas), karena pusat pernafasan di otak mungkin belum matang. Untuk mengurangi mengurangi frekuensi serangan apneu bisa digunakan obat-obatan. Jika oksigen maupun aliran darahnya terganggu. otak yang sangat tidak matang sangat rentan terhadap perdarahan (perdarahan intraventrikuler).atau cedera .

Page 19: makalah TK

3. Ketidakmatangan sistem pencernaan menyebabkan intoleransi pemberian makanan. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan, sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah. Pada awalnya, lambung yang berukuran kecil mungkin akan membatasi jumlah makanan/cairan yang diberikan, sehingga pemberian susu yang terlalu banyak dapat menyebabkan bayi muntah.

4. Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan (fibroplasia retrolental)

5. Displasia bronkopulmoner.

6. Penyakit jantung.

7. Jaundice. Setelah lahir, bayi memerlukan fungsi hati dan fungsi usus yang normal untuk membuang bilirubin (suatu pigmen kuning hasil pemecahan sel darah merah) dalam tinjanya. Kebanyakan bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur, memiliki kadar bilirubin darah yang meningkat (yang bersifat sementara), yang dapat menyebabkan sakit kuning (jaundice).

Peningkatan ini terjadi karena fungsi hatinya masih belum matang dan karena kemampuan makan dan kemampuan mencernanya masih belum sempurna. Jaundice kebanyakan bersifat ringan dan akan menghilang sejalan dengan perbaikan fungsi pencernaan bayi.

8. Infeksi atau septikemia.

Sistem kekebalan pada bayi prematur belum berkembang sempurna. Mereka belum menerima komplemen lengkap antibodi dari ibunya melewati plasenta (ari-ari). Resiko terjadinya infeksi yang serius (sepsis) pada bayi prematur lebih tinggi. Bayi prematur juga lebih rentan terhadap enterokolitis nekrotisasi (peradangan pada usus).

9. Anemia .

10. Bayi prematur cenderung memiliki kadar gula darah yang berubah-ubah, bisa tinggi (hiperglikemia maupun rendah (hipoglikemia).

11. Perkembangan dan pertumbuhan yang lambat.

12. Keterbelakangan mental dan motorik.

DIAGNOSADiagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran fisik dan usia kehamilan.

Pemeriksaan yang biasa dilakukan pada bayi prematur:

- rontgen dada untuk melihat kematangan paru-paru

- analisa gas darah

- kadar gula darah

- kadar kalsium darah

Page 20: makalah TK

- kadar bilirubin.

PENGOBATANJika kemungkinan akan terjadi kelahiran prematur, biasanya diberikan obat tokolitik untuk menghentikan kontraksi dan kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru bayi. Makanan diberikan melalui sebuah selang yang dimasukkan ke dalam lambung bayi karena fungsi menghisap dan menelan pada bayi prematur masih belum matang. Pada prematur yang ekstrim, makanan diberikan melakui infus. Pada usia sekitar 34 minggu, bayi mulai disusui ASI atau susu botol. Bayi prematur sangat cepat kehilangan panas dan mengalami kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh, sehingga mereka biasanya ditempatkan di dalam suatu inkubator. Mungkin bayi memerlukan bantuan respirator dan tambahan oksigen.

PENCEGAHANSalah satu langkah terpenting dalam mencegah prematuritas adalah mulai melakukan pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan terus melakukan pemeriksaan selama kehamilan. Statistik menunjukkan bahwa perawatan kehamilan yang dini dan baik bisa mengurangi angka kejadian prematuritas, kecil untuk kehamilan dan angka kesakitan akibat persalinan dan pada masa baru lahir.

4. Usaha yang perlu dilakukan untuk menjaga pertumbuhan dalam kandungan

Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh anda dan pertumbuhan bayi

Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin, mineral)

Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi (penyakit, trauma dsb)

Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula darah, dan tekanan darah.

Periksa kandungan secara teratur dan berkala

Menghitung Usia Kehamilan

1. Hari pertama menstruasi terakhir

Metode ini membutuhkan pengetahuan Anda tentang siklus menstruasi. Berdasarkan siklus, dokter bisa memperkirakan usia kehamilan dan tanggal kelahiran si kecil yang dihitung berdasarkan rumus Naegele, yakni hari ditambahkan 7, bulan dikurangi 3, tahun ditambahkan 1. Contohnya, bila menstruasi terakhir tanggal 1 Mei 2005, diperkirakan persalinan akan terjadi pada 8 Februari 2006. Sebagai catatan, untuk bulan yang tidak bisa dikurangi 3, misalnya Januari, Februari, dan Maret, maka bulannya ditambah 9, tapi tahunnya tetap.

Namun sayangnya rumus ini hanya bisa bisa diterapkan pada perempuan yang memiliki siklus menstruasi teratur, yakni antara 28-30 hari. Tak hanya itu, hanya sekitar sekitar 5% bayi yang

Page 21: makalah TK

akan lahir sesuai perhitungan ini. Sebab perkiraan tanggal persalinan seringkali meleset antara tujuh hari sebelum atau setelah tanggal yang dihitung.

2. Gerakan janin

Perlu untuk diketahui bahwa pada kehamilan pertama gerakan janin mulai terasa setelah kehamilan memasuki usia 18-20 minggu. Sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya, gerakan janin sudah terasa pada usia kehamilan 16-18 minggu.

3. Tinggi puncak rahim

Biasanya, dokter akan meraba puncak rahim (Fundus uteri) yang menonjol di dinding perut dan penghitungan dimulai dari tulang kemaluan. Jika jarak dari tulang kemaluan sampai puncak rahim sekitar 28 cm, ini berarti usia kehamilan sudah mencapai 28 minggu. Tinggi maksimal puncak rahim adalah 36 cm, ini menunjukkan usia kehamilan sudah mencapai 36 minggu.

Perlu dietahui, ukuran maksimal adalah 36 cm dan tidak kan bertambah lagi meskipun usia kehamilan mencapai 40 minggu. Kalaupun tingginya bertambah, kemungkinan yang akan dialami adalah janin Anda besar, kembar, atau cairan tubuh Anda berlebih.

4. Menggunakan 2 jari tangan

Pengukuran dengan menggunakan 2 jari tangan ini hanya bisa dilakukan jika ibu hamil tidak memiliki berat badan yang berlebih. Caranya; letakkan dua jari Anda diantara tulang kemaluan dan perut. Jika jarak antara tulang kemaluan dengan puncak rahim masih di bawah pusar, maka setiap penambahan 2 jari berarti penambahan usia kehamilan sebanyak 2 minggu.

5. Menggunakan ultrasonografi (USG)

Cara ini paling mudah dan paling sering dilakukan oleh dokter. Tingkat akurasinya cukup tinggi, yakni sekitar 95%. Dengan USG maka usia kehamilan dan perkiraan waktu kelahiran si kecil bisa dilihat dengan jelas melalui “gambar” janin yang muncul pada layar monitor.

SKOR APGAR

Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.

Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah menghafal.

Page 22: makalah TK

Interpretasi Skor APGAR

7-10 : Bayi normal

4-6 : Agak rendah Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas.

0-3 : Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat diulangi jika skor masih rendah. Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut] tetapi belum tentu mengindikasikan akan terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada risiko kecil tapi signifikan akan kerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan penanganan medis segera; dan tidak didisain untuk memberikan prediksi jangka panjang akan kesehatan bayi tersebut.

Peran Keluarga dalam tumbuh Kembang anak

1. Kebutuhan fisis-biomedis ( asuh)1.1 Nutrisi yang adekuat dan seimbang1.2 Perawatan kesehatan dasar

a. Imunisasib. Sebab morbiditas

1.3 Pakaian1.4 Perumahan1.5 Higiene diri dan Sanitasi Lingkungan1.6 Kesegaran Jasmani : olah raga dan rekreasi

2. Kebutuhan akan kasih sayang/emosi (asih)2.1 Kasih saying orang tua

Page 23: makalah TK

2.2 Rasa aman2.3 Harga diri2.4 Kebutuhan akan sukses2.5 Mandiri2.6 Dorongan2.7 Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman2.8 Rasa memiliki

3. Kebutuhan latihan/rangsangan/bermain (asah)a. Pendidikan informal (di rumah, di dalam keluarga)b. Pendidikan formal : SD, SLTP, SMU, PT, dsbc. Pendidikan nonformal : pendidikan ketiga di masyarakat : kelompok pengajian anak,

sekolah minggu, pramuka, palang merah remaja dsb.

Tipe Keluarga

Ada enam tipe keluarga menurut Effendi (1998), yaitu :

1. Keluarga inti (Nuclear Family), terdiri dari ayah, ibu, dan anak -anak.2. Keluarga besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah dengansanak saudara, misalnya : nenek, kakak, keponakan, saudara sepupu,paman, bibi dan sebagainya.3. Keluarga berantai (Serial Family), terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.4. Keluarga duda/janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.5. Keluarga berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.6. Keluarga kabitas (Cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

Keluarga Indonesia umumnya menganut tipe keluarga besar (Extended Family), karena masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam suatu komunitas dengan adat istiadat yang sangat kuat.

Pengaruh Kekerasan Dalam Tumbuh Kembang Anak

Dampak pada anak yang mendapat perilaku kekerasan selain terjadi seperti yang dicantumkan pada gejala yang tampak pada saat pemeriksaan pada anak, dampak lain yang dapat terjadi adalah secara umum adalah :

a. Anak berbohong, ketakutan, kurang dapat mengenal cinta atau kasih sayang, sulit percaya dengan orang lain

b. Harga diri anak rendah dan menunjukkan perilaku yang destruktifc. Mengalami gangguan dalam perkembangan psikologis dan interaksi sociald. Pada anak yang lebih besar anak melakukan kekerasan pada temannya dan anak yang

lebih kecile. Kesulitan untuk membina hubungan dengan orang lainf. Kecemasan berat atau panik , depresi anak mengalami sakit fisik dan bermasalah

disekolahg. Harga diri anak rendahh. Abnormalitas atau distorsi mengenai pandangan terhadap seks

Page 24: makalah TK

i. Kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain dalam hal seksualitasj. Gangguan Personalityk. Mempunyai tendency untuk prostitusil. Mengalami masalah yang serius pada usia dewasa

Cerebral Palsy

DEFINISICerebral Palsy (CP, Kelumpuhan Otak Besar) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya.

CP bukan merupakan penyakit dan tidak bersifat progresif (semakin memburuk). Pada bayi dan bayi prematur, bagian otak yang mengendalikan pergerakan otot sangat rentan terhadap cedera CP terjadi pada 1-2 dari 1.000 bayi, tetapi 10 kali lebih sering ditemukan pada bayi prematur dan lebih sering ditemukan pada bayi yang sangat kecil.

PENYEBABCP bisa disebabkan oleh cedera otak yang terjadi pada saat: - bayi masih berada dalam kandungan - proses persalinan berlangsung - bayi baru lahir - anak berumur kurang dari 5 tahun. Tetapi kebanyakkan penyebabnya tidak diketahui.

10-15% kasus terjadi akibat cedera lahir dan berkurangnya aliran darah ke otak sebelum, selama dan segera setelah bayi lahir. Bayi prematur sangat rentan terhadap CP, kemungkinan karena pembuluh darah ke otak belum berkembang secara sempurna dan mudah mengalami perdarahan atau karena tidak dapat mengalirkan oksigen dalam jumlah yang memadai ke otak.

Cedera otak bisa disebabkan oleh: Kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah (sering ditemukan pada bayi baru lahir), bisa menyebabkan kernikterus dan kerusakan otak Penyakit berat pada tahun pertama kehidupan bayi (misalnya ensefalitis, meningitis, sepsis, trauma dan dehidrasi berat) Cedera kepala karena hematom subdural Cedera pembuluh darah.

GEJALAGejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang berat, bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan. Gejalanya bervariasi, mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai kekakuan yang berat, yang menyebabkan perubahan bentuk lengan dan tungkai sehingga anak harus memakai kursi roda.

CP dibagi menjadi 4 kelompok: 1. Tipe Spastik (50% dari semua kasus CP), otot-otot menjadi kaku dan lemah.

Kekakuan yang terjadi bisa berupa:

Page 25: makalah TK

- Kuadriplegia (kedua lengan dan kedua tungkai) - Diplegia (kedua tungkai) - Hemiplegia (lengan dan tungkai pada satu sisi tubuh)

2. Tipe Diskinetik (Koreoatetoid, 20% dari semua kasus CP), otot lengan, tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali; tetapi bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk, gerakan akan menghilang jika anak tidur

3. Tipe Ataksik, (10% dari semua kasus CP), terdiri dari tremor, langkah yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan koordinasi dan gerakan abnormal.

4. Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP), merupakan gabungan dari 2 jenis diatas, yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastik dan koreoatetoid.

Gejala lain yang juga bisa ditemukan pada CP: - Kecerdasan di bawah normal - Keterbelakangan mental - Kejang/epilepsi (terutama pada tipe spastik) - Gangguan menghisap atau makan - Pernafasan yang tidak teratur - Gangguan perkembangan kemampuan motorik (misalnya menggapai sesuatu, duduk, berguling, merangkak, berjalan) - Gangguan berbicara (disartria) - Gangguan penglihatan - Gangguan pendengaran - Kontraktur persendian - Gerakan menjadi terbatas.

DIAGNOSAPada pemeriksaan akan ditemukan tertundanya perkembangan kemampuan motorik. Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun seharusnya sudah menghilang. Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung melipat lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti gunting atau gerakan abnormal lainnya.

Berbagai pemeriksaan laboratorium bisa dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lainnya: MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan CT scan kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan bawaan Pemeriksaan pendengaran (untuk menentukan status fungsi pendengaran) Pemeriksaan penglihatan (untuk menentukan status fungsi penglihatan) EEG Biopsi otot.

PENGOBATANCP tidak dapat disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur hidup. Tetapi banyak hal yang dapat dilakukan agar anak bisa hidup semandiri mungkin.

Pengobatan yang dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa: - terapi fisik - braces (penyangga) - kaca mata

Page 26: makalah TK

- alat bantu dengar - pendidikan dan sekolah khusus - obat anti-kejang - obat pengendur otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan) - terapi okupasional - bedah ortopedik - terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan membantu mengatasi masalah makan - perawatan (untuk kasus yang berat).

Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang berat, banyak anak dengan CP yang tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah biasa. Anak lainnya memerlukan terapi fisik yang luas, pendidikan khusus dan selalu memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.

Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur persendian yang semakin memburuk akibat kekakuan otot, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Pembedahan juga perlu dilakukan untuk memasang selang makanan dan untuk mengendalikan refluks gastroesofageal.

PROGNOSIS

Prognosis biasanya tergantung kepada jenis dan beratnya CP. Lebih dari 90% anak dengan CP bisa bertahan hidup sampai dewasa.

PENCEGAHANSebagian besar kasus cerebral palsy tidak dapat dicegah, meskipun dengan upaya terbaik orangtua dan dokter. Tapi, jika Anda hamil, Anda dapat mengambil langkah-langkah ini untuk tetap sehat dan meminimalkan kemungkinan komplikasi kehamilan:

1. Pastikan Anda diimunisasi. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit seperti rubella dapat mencegah infeksi yang dapat menyebabkan kerusakan otak janin.

2. Jaga dirimu. Semakin sehat Anda menuju kehamilan, semakin kecil kemungkinan Anda akan mengalami infeksi yang dapat mengakibatkan cerebral palsy.

3. Carilah perawatan awal dan berkesinambungan pralahir. Rutin melakukan kunjungan ke dokter Anda selama kehamilan adalah cara yang baik untuk mengurangi risiko kesehatan untuk Anda dan bayi yang belum lahir. Periksa ke dokter Anda secara teratur dapat membantu mencegah kelahiran prematur, berat lahir rendah dan infeksi

IQ ( intelligence quotient )

Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.

Page 27: makalah TK

Pengukuran Taraf Kecerdasan

Salah satu uji kecerdasan yang diterima luas ialah berdasarkan pada uji psikometrik atau IQ. Pengukuran kecerdasan dilakukan dengan menggunakan tes tertulis atau tes tampilan (performance test) atau saat ini berkembang pengukuran dengan alat bantu komputer. Alat uji kecerdasan yang biasa di pergunakan adalah :

Stanford-Binnet intelligence scale Wechsler scales yang terbagi menjadi beberapa turunan alat uji seperti :

o WB (untuk dewasa)

o WAIS (untuk dewasa versi lebih baru)

o WISC (untuk anak usia sekolah)

o WPPSI (untuk anak pra sekolah)

IST

TIKI (alat uji kecerdasan Khas Indonesia)

FRT

PM-60, PM Advance

Page 28: makalah TK

DAFTAR PUSTAKA

1. Encarta Reference Librari premium (2005)Redmond, WA:Microsoft Encarta

2. Mochtar, R. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta : EGC. 1998.

3. Prawirohardjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2008.

4. R. Sulaeman, Sastrawinata. Obstetri Patologi. Bandung : Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung.

5. Ranuh I, Suyitno H, Hadinegoro. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2008.

6. Jadwal Imunisasi. Available at http://id.wikipedia.org/wiki/Jadwal_imunisasi