makalah teori belajar

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-kejadian tertentu dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, 1

Upload: ayahekhanza

Post on 20-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Teori Belajar

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh

individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak

memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil

melakukan sesuatu.  Belajar tidak hanya sekedar memetakan

pengetahuan atau informasi yang disampaikan.  Namun bagaimana

melibatkan individu secara aktif  membuat atau pun merevisi hasil belajar

yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi

pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu

individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.

Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-

kejadian tertentu dalam dunia nyata. Teori merupakan seperangkat

preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan

prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan

satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan

kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz

tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep,

prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji

kebenarannya.  Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat

tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,

perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas

maupun di luar kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan landasan diatas dapat kami rumuskan permasalahan

yang akan kita bahas sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar Behavioristik?

2. Bagaimana definisi belajar menurut pandangan teori Behavioristik?

1

Page 2: Makalah Teori Belajar

3. Apa saja kekurangan dan kelebihan dari teori Behavioristik?

4. Bagaimana Aplikasi teori Behavioristik dalam pembelajaran?

C. Tujuan

1. Mengerti dan memahami mengenai teori pembelajara Behavioristik

2. Mampu mengkaji hakikat belajar menurut teori Behavioristik

3. Mengetahui apasaja yang menjadi kelemahan serta kelebihan teori

Behavioristik

4. Memahami dan menjelaskan bagaimana penerapan teori

Behavioristik dalam sistem pembelajaran

2

Page 3: Makalah Teori Belajar

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Behavioristik

Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan

pada perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi antara

stimulus dan respon. Tokoh pelopor dari teori behavioristik

adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie dan Skinner.

Koneksionisme (connectionism), merupaakan rumpun yang paling

awal dari teori beavioristik. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak

lain dari suatu hubungan stimulus-respons. Siapa yang menguasai

stimulus-respons sebanyak-banyaknya ialah orang yang pandai dan

berhasil dalam belajar. Pembentukan hubungan stimulus-respons

dilakukan melalui ulangan-ulangan.

Tokoh yang terkenal mengembangkan teori ini adalah Thorndike

(1874-1949), dengan eksperimentnya belajar pada binatang yang juga

berlaku bagi manusia yang disebut Thorndike dengan trial and error.

Thorndike menghasilkan belajar Connectionism karena belajar merupakan

proses pembentukan koneksi-koneksi atara stimulus dan

respons Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya

kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat

ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon yaitu reaksi yang

dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran,

perasaan atua gerakan/tindakan. Thorndike mengemukakan tiga prinsip

atau hukum dalam belajar, yaitu:

1. Law of readines, belajar akan berhasil apabila peserta didik

memiliki kesiapan untuk melakukan kegiatan tersebut

karena individu yang siap untuk merespon serta merespon akan

menghasilkan respon yang memuaskan

3

Page 4: Makalah Teori Belajar

2. Law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan

serta selalu mengulang apa yang telah didapat.

3. Law of effect, belajar akan menjadi bersemangat apabila

mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.

Pengkondisian (conditioning), merupakan perkembangan lanjut dari

koneksionisme. Teori ini didasari percobaan Ivan Pavlov (1849-

1936)menggunakan obyek yaitu anjing. Secara singkat adalah sebagai

berikut: Seekor anjing yang telah dibedah sedemikian rupa, sehingga

saluran kelenjar ludahnya tersembul melalui pipinya, dimasukan kedalam

kamar gelap. Dikamar itu hanya ada sebuah lubang yang terletak di depan

moncongnya, tempat menyodorkan makanan atau menyorotkan cahaya

pada waktu diadakan percobaan. Pada moncongnya yang telah dibedah

itu disambungkan sebuah pipa yang dihubungkan dengan sebuah tabung

diluar kamar. Dengan demikian dapat diketahui keluar tidaknya air liur dari

moncong anjing itu pada waktu diadakan percobaan, alat-alat yang

digunakan dalam percobaan itu antara lain makanan, lampu senter, dan

sebuah bunyi-bunyian.

Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov

mendapat kesimpulan bahwa gerakan-gerakan reflek itu dapat dipelajari,

dapat berubah karena mendapat latihan latihan, sehingga dari hasil ini ia

membedakan 2 macam refleks, yaitu refleks bawaan dan refleks hasil

belajar. Sebenarnya hasil-hasil percobaan Pavlov dalam hubungannya

dengan belajar yang kita perlukan sekarang ini adalah tidak begitu

penting. Mungkin beberapa hal yang ada sangkut pautnya dengan belajar

yang perlu diperhatikan antara lain ialah bahwa dalam belajar perlu

adanya latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan yang telah melekat pada

diri dapat mempengaruhi dan bahkan mengganggu proses belajar yang

bersifat skill.

Penguatan (reinforcement), merupakan pengembangan lebih lanjut

dari teori pengkondisian. Jika pada teori pengkondisian  (conditioning)

yang diberi kondisi adalah perangsangnya (stimulus), maka pada teori

4

Page 5: Makalah Teori Belajar

penguatan (reinforcement) yang dikondisikan atau diperkuat adalah

responsnya. Contohnya, soerang anak yang belajar dengan giat dan dia

dapat menjawab semua pertanyaan dalam ulangan atau ujian, maka guru

memberikan penghargaan pada anak itu misal dengan nilai yang tinggi,

pujian, atau hadiah. Berkat pemberian penghargaan ini,  maka anak itu

akan belajar lebih rajin dan lebih bersemangat lagi untuk mengulang agar

mendapat penghargaan lagi.

Operant conditioning, Tokoh utamanya adalah Skinner. Skinner

memandang bahwa teori Pavlov tentang reflek berhasrat hanya tempat

untuk menyatakan tingkah laku respon . tingkah laku respon yang terjadi

dari suatu rangsangan.

Seperti Pavlov, Thorndike, dan Watson, Skinner juga menyakini

adanya pola hubungan stimulus-respons. Tetapi berbeda dengan para

pendahulunya, teori skinner lebih menekankan pada perubahan prilaku

yang dapat diamati dengan mengabaikan kemungkinan yang terjadi dalam

proses berfikir pada otak seseorang.

Menurut Skinner, hubungan stimulus dan respons yang terjadi

melalui interksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan

perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh

tokoh-tokoh sebelumnya. Sebab, pada dasarnya stimulus-stimulus yang

diberikan kepada sesorang akan saling berinteraksi dan interaksi antar

stimulus tersebut akan mempengaruhi bentuk respon yang diberikan.

Beberapa konsep yang berhubungan dengan operant conditioning:

1. Penguatan positiv (positeve reinforcement), ialah penguatan yang

menimbulkan kemungkinan untuk bertambah tingkah laku.

Contoh seorang siswa yang mencapai prestasi tinggi diberikan

hadiah maka dia akan mengulangi prestasi itu dengan harapan

dapat hadiah lagi.  Penguatan bisa berupa benda, penguatan sosial

(pujian, sanjungan) atau token (seperti nilai ujian).

2. Penguatan negatif (negatif reinforcement), ialah penguatan yang

menimbulkan perasaan menyakitkan atau yang menimbulkan

5

Page 6: Makalah Teori Belajar

keadaan tidak menyenangkan atau tidak mengenakan perasaan

sehingga dapat mengurangi terjadinya sesuatu tingkah

laku. Contoh seorang siswa akan meninggalkan kebiasaan

terlambat mengumpulkan tugas/PR karena tidak tahan selalu

dicemooh oleh gurunya.

3. Hukuman (Punishment), respons yang diberi konsekuensi yang

tidak menyenangkan atau menyakitkan akan membuat seseorang

tertekan. Contoh seorang siswa yang tidak mengerjakan PR tidak

dibolehkan bermain bersama teman-temannya saat jam

istirahat sebagai bentuk hukuman.

Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para

pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang

paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar

behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching

Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program

pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-

respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement),

merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang

dikemukakan Skiner.

Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk

berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan

teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping,

yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu,

sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan

berimajinasi. Padahal banyak faktor yang mempengaruhi proses

belajar, proses belajar tidak sekedar pembentukan atau shaping.

Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik

memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan

pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif

(negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir

dan berimajinasi.

6

Page 7: Makalah Teori Belajar

Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat

negatif. Penguat negatif tidak sama dengan hukuman.

Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan

(sebagai stimulus) agar respon yang muncul berbeda dengan respon

yang sudah ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus

dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya,

seorang pebelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika

pebelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman

harus ditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak mengenakkan pebelajar

(sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (bukan malah ditambah)

dan pengurangan ini mendorong pebelajar untuk memperbaiki

kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari

penguatan negatif adalah penguatan positif (positive reinforcement).

Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun bedanya

adalah penguat positif menambah, sedangkan penguat negatif adalah

mengurangi agar memperkuat respons.

B. Belajar Menurut Teori Behavioristik

Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan

respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang

dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan

cara yang baru sebagai hasil dari interaksi stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar apabila ia bisa menunjukkan perubahan

tingkah lakunya. Contoh, seorang anak mampu berhitung penjumlahan

dan pengurangan, meskipun dia belajar dengan giat tetapi dia masih

belum bisa mempraktekkan penjumlahannya, maka ia belum bisa

dikatakan belajar karena ia belum menunjukkan perubahan tingkah laku

sebagai hasil dari belajar.

Dalam teori Behavioristik, yang terpenting itu adalah masukan

atau inputyang berupa stimulus serta output yang berupa respon. Apa

yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidaklah penting

7

Page 8: Makalah Teori Belajar

karena tidak dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan

pengukuran sebab dengan pengukuran kita akan melihat terjadi tidaknya

perubahan tingkah laku tersebut.

Faktor lain yang dianggap penting bagi teori ini adalah penguatan

(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat

respon. Jika penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka

respon akan semakin kuat, begitu juga penguatan dikurangi (negative

reinforcement) respon akan tetap dikuatkan. Misal jika peserta didik diberi

tugas oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan, maka ia akan lebih giat

belajarnya (positive reinforcement). Apabila tugas-tugas dikurangi justru

akan meningkatkan aktifitas belajarnya (negative reinforcement). Jadi

penguatan merupakan suatu bentuk stimulus yang penting diberikan

(ditambah) atau dihilangkan (dikurang) untuk memungkinkan mendapat

respon.

Pada dasarnya para penganut aliran behavioristik setuju dengan

pengertian belajar diatas, namun ada beberapa perbedaan pendapat

diantara mereka.

C. Kelebihan serta Kekurangan Teori Behavioristik

1. Kelebihan Teori Behavioristik

a. Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi

dan kondisi belajar.

b. Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid

dibiasakan belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan

baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan.

c. Mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan

mendapatkan pengakuan positif dan prilaku yang kurang

sesuai mendapat penghargaan negative yang didasari pada

prilaku yang tampak.

d. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang

berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan

kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika

8

Page 9: Makalah Teori Belajar

anak sudha mahir dalam satu bidang tertentu, akan lebih dapat

dikuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang

berkesinambungan tersebut dan lebih optimal. 

e. Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang

sederhana sampai pada yang kompleks dengan tujuan

pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang

ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu

mampu menghasilakan suatu prilaku yang konsisten

terhadap bidang tertentu.

f. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimuls yang

lainnya dan seterusnya sampai respons yang diinginkan

muncul.

g. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang

membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung

unsure-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan. 

h. Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang

masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka

mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan suka

dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung.

2. Kekurangan Teori Behavioristik 

a. Sebuah konsekwensi untuk menyusun bahan pelajaran dalam

bentuk yang sudah siap.

b. Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metose ini.

c. Murid berperan sebagai pendengar dalam proses

pembelajaran dan menghafalkan apa di dengar dan di

pandang sebagai cara belajar yang efektif. 

d. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh

behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling

efektif untuk menertibkan siswa. 

e. Murid dipandang pasif, perlu motifasi dari luar, dan sangat

dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru.

9

Page 10: Makalah Teori Belajar

f. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelsan dari guru

dan mendengarkan apa yang didengar dan dipandang

sebagai cara belajar yang efektif sehingga inisiatf siswa

terhadap suatu permasalahan yang muncul secara temporer

tidak bisa diselesaikan oleh siswa.

g. Cenderung mengarahakan siswa untuk berfikir linier,

konvergen, tidak kreatif, tidak produktif, dan menundukkan

siswa sebagai individu yang pasif.

h. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru(teacher

cenceredlearning) bersifat mekanistik dan hanya berorientasi

pada hasil yang dapat diamati dan diukur.

i.  Penerapan metode yang salah dalam pembelajaran

mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang tidak

menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai center,

otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih,

dan menentukan apa yang harus dipelajari murid.

D. Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap

arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran

hingga kini adalah aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada

terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori

behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan

orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku

tertentu dengan menggunakan metode drill atau pembiasaan semata.

Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan reinforcement dan

akan menghilang bila dikenai hukuman.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung

dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran,

karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.

Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik

memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak

10

Page 11: Makalah Teori Belajar

berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar

adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah

memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar

atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur

pengetahuan yag sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis

dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti

ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pebelajar

diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan

yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah

yang harus dipahami oleh murid.

Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai

objek pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari

pendidik. Oleh karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang

terstruktur dengan menggunakan standar-standar tertentu dalam proses

pembelajaran yang harus dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam

proses evaluasi belajar pebelajar diukur hanya pada hal-hal yang nyata

dan dapat diamati sehingga hal-hal yang bersifat tidak teramati kurang

dijangkau dalam proses evaluasi.

Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran

dirasakan kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar

untuk berkreasi, bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya

sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-mekanis

dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti

kinerja mesin atau robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk

berkembang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka.

Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah

terstruktur rapi dan teratur, maka pebelajar atau orang yang belajar harus

dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu

secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam

belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan

disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan

11

Page 12: Makalah Teori Belajar

pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum dan

keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk

perilaku yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan pada aturan

dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. Pebelajar atau peserta

didik adalah objek yang berperilaku sesuai dengan aturan, sehingga

kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri

pebelajar.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada

penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”,

yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan

yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi

atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau

akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.

Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas

belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan

penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku

wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil

belajar.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara

terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil

belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila pebelajar

menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini

menunjukkan bahwa pebelajar telah menyelesaikan tugas belajarnya.

Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari

kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai kegiatan

pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan pebelajar

secara individual.

12

Page 13: Makalah Teori Belajar

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan maslah yang kita bahas, dapat diambil kesimpulan:

1. Teori behavioristik merupakan teori belajar yang lebih menekankan

pada perubahan tingkah laku serta sebagai akibat dari interaksi

antara stimulus dan respon.

2. Teori behaviristik terdiri dari dari 4 landasan: koneksionisme,

pengkondisian, penguatan, dan Operant conditioning.

3. Menurut teori belajar behavioristik, belajar merupakan suatu proses

perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara

stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar apabila ia

bisa menunjukkan perubahan tingkah lakunya.

4. Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung

dari beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi

pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran

yang tersedia.

B. Saran 

Kita sebagai calon guru harusnya mampu mendidik para peserta

didik kita dengan baik, dengan metode serta teori yang tepat sehingga

proses belajar mengajar berjalan dengan baik. Oleh karena itu pelajarilah

teori-teori pembelajaran yang ada agar kita mampu menemukan

kecocokan dalam metode mengajar yang tepat.

13

Page 14: Makalah Teori Belajar

REFERENSI

Budinungsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Cipta.

http://aguswedi.blogspot.com

http://rhazhie.blogspot.com

Sagala, Syaiful. 2011. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:

Alfabeta.

Yulaelawati, Ella. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi, Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Pakar Raya.

14