makalah tentang pengaruh limbah rumah sakit

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh karenanya perlu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan karyawan akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif. Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di tempat ini dapat terjadi penularan baik secara langsung (cross infection), melalui kontaminasi 1

Upload: aswar-agus-cikoko-kapang

Post on 26-Dec-2015

93 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

teknik lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti kegiatan

pelayanan preventif, kuratif, rehabilitatif dan promotif. Kegiatan tersebut akan

menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah meningkatnya

derajat kesehatan masyarakat, sedangkan dampak negatifnya antara lain adalah

sampah dan limbah medis maupun non medis yang dapat menimbulkan penyakit dan

pencemaran yang perlu perhatian khusus. Oleh karenanya perlu upaya penyehatan

lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan karyawan

akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari sampah maupun limbah

rumah sakit. Sampah atau limbah rumah sakit dapat mengandung bahaya karena

dapat bersifat racun, infeksius dan juga radioaktif.

Karena kegiatan atau sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit

menjadi depot segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula

sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan, dan

dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap penyakit. Di tempat ini

dapat terjadi penularan baik secara langsung (cross infection), melalui kontaminasi

benda-benda ataupun melalui serangga (vector borne infection) sehingga dapat

mengancam kesehatan masyarakat umum.

1

Page 2: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak limbah rumah sakit terhadap lingkungan.

            Rumah sakit merupakan salah satu tempat yang mengharuskan penanganan

kebersihan dengan standar yang tinggi. Karena Limbah medis rumah sakit merupakan

limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah rumah sakit jika tidak tertangani

dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta lingkungan di sekitar

rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air, pencemaran daratan,

serta pencemaran udara.

2. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan dampak limbah rumah sakit

          Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Selain itu, perlindungan terhadap bahaya pencemaran lingkungan juga perlu diberi perhatian khusus . Rumah sakit merupakan sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan

pelayanan kesehatan dan dapat dimanfaatkan pula sebagai lembaga pendidikan tenaga

kesehatan dan penelitian. Pelayanan kesehatan yang dilakukan rumah sakit berupa

kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa

C. Tujuan

1. Agar masyarakat mengetahui sifat dan pengaruh limbah rumah sakit terhadap

kesehatan

2. Mengetahui jenis-jenis limbah rumah sakit.

D. Manfaat

    Dari gagasan ini pemerintah dapat mengetahui potensi dari limbah dengan baik tidak

hanya membuang dengan begitu saja. Masyarakat juga mengharapkan kepada

pemerintah agar menangni limbah dengan baik.pada saat ini masih banyak janjangn

kosong yang belum dimanfatkan sebagai mana mestrinya

2

Page 3: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Limbah Rumah Sakit

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang

dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.Apabila

dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis sampah

dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Secara umum sampah dan

limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau limbah

klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

Limbah klinis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,

veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau pendidikan

yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya atau bisa

membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Bentuk limbah klinis

bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1) Limbah benda tajam

Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi,

ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum

hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah.

Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera

melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin

terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau

radioaktif.

3

Page 4: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

2) Limbah infeksius

Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:

a.    Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular

(perawatan intensif)

b.   Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari

poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular.

3) Limbah jaringan tubuh

Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh,

biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.                                                

4) Limbah sitotoksik

Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin

terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan

terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya harus dibakar

dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc

5) Limbah farmasi

Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang

terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang

terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,

obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah

yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.

6) Limbah kimia

Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia

dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.

4

Page 5: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

7) Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang

berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari

antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat

berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai

karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.

8)Limbah Plastik

Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan

sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari

plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan medis.

Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan

sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini

bisa berasal dari kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng,

botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa

pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang

dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.

Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme,

tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum

dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll).

Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen.

Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan

organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air

kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain.

5

Page 6: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

Melihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan/limbah rumah sakit

seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan lingkungan sebagai sebuah sistem

dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem

Manajemen Lingkungan (Environmental Managemen System) dan diadopsi

Internasional Organization for Standar (ISO) sebagai salah satu sertifikasi

internasioanal di bidang pengelolaan lingkunan dengan nomor seri ISO 14001 perlu

diterapkan di dalam Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.

B.   Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Lingkungan dan Kesehatan

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat

menimbulkan berbagai masalah seperti

a.    Gangguan kenyamanan dan estetika

Ini berupa warna yang berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dan

rasa dari bahan kimia organik.

b.   Kerusakan harta benda

Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang

berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar

rumah sakit.

c.    Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang

Ini dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam

nutrien tertentu dan fosfor.

d.   Gangguan terhadap kesehatan manusia                                

Ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia,

pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian kedokteran

gigi.

e.    Gangguan genetik dan reproduksi

Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti,

namun beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan

sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.

6

Page 7: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

C.   Pengelolaan Limbah Rumah Sakit

1. Limbah padat

Untuk memudahkan mengenal jenis limbah yang akan dimusnahkan, perlu

dilakukan penggolongan limbah. Dalam kaitan dengan pengelolaan, limbah klinis

dikategorikan menjadi 5 golongan sebabagi berikut :

Golongan A :

    (1)      Dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah.

   (2)      Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.

  (3)      Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai/jaringan

hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan dreesing.

Golongan B :

Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam lainnya.

Golongan C :

Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang termasuk dalam

golongan A.

Golongan D :

Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu.

Golongan E :

Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-pad, dan stomach.

7

Page 8: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

- Pelaksanaan pengelolaan

Dalam pelaksanaan pengelolaan limbah klinis perlu dilakukan pemisahan

penampungan, pengangkutan, dan pengelolaan limbah pendahuluan.

1). Pemisahan

Golongan A

             Dressing bedah yang kotor, swab dan limbah lain yang terkontaminasi dari ruang

pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah klinis yang

mudah dijangkau bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi

sampah Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali

atau bila sudah mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat kuat sebelum

diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis.

Bak sampah tersebut juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga

perempat penuh atau sebelum jadwal pengumpulan sampah. Sampah tersebut

kemudian dibuang dengan cara sebagai berikut :

a) Sampah dari haemodialisis

Sampah hendaknya dimasukkan dengan incinerator. Bisa juga digunakan

autoclaving, tetapi kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap

panas bisa menembus secara efektif.

(Catatan: Autoclaving adalah pemanasan dengan uap di bawah tekanan dengan tujuan

sterilisasi terutama untuk limbah infeksius).

b) Limbah dari unit lain :

Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila tidak mungkin bisa

menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat sumur dalam yang aman.

Prosedur yang digunakan untuk penyakit infeksi harus disetujui oleh pimpinan yang

bertanggungjawab, kepala Bagian Sanitasi dan Dinas Kesehatan c/q Sub Din PKL

setempat.

8

Page 9: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

Semua jaringan tubuh, plasenta dan lain-lain hendaknya ditampung pada bak limbah

klinis atau kantong lain yang tepat kemudian dimusnahkan dengan incinerator.

Perkakas laboratorium yang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan incinerator.

Incinerator harus dioperasikan di bawah pengawasan bagian sanitasi atau bagian

laboratorium.

Golongan B

Syringe, jarum dan cartridges hendaknya dibuang dengan keadaan tertutup.

Sampah ini hendaknya ditampung dalam bak tahan benda tajam yang bilamana penuh

(atau dengan interval maksimal tidak lebih dari satu minggu) hendaknya diikat dan

ditampung di dalam bak sampah klinis sebelum diangkut dan dimasukkan dengan

incinerator.

2). Penampungan                                                                            

Sampah klinis hendaknya diangkut sesering mungkin sesuai dengan kebutuhan.

Sementara menunggu pengangkutan untuk dibawa ke incinerator atau pengangkutan

oleh dinas kebersihan (atau ketentuan yang ditunjuk), sampah tersebut hendaknya :

a)       Disimpan dalam kontainer yang memenuhi syarat.

b)      Di lokasi/tempat yang strategis, merata dengan ukuran yang disesuaikan dengan

frekuensi pengumpulannya dengan kantong berkode warna yang telah ditentukan

secara terpisah.

c)      Diletakkan pada tempat kering/mudah dikeringkan, lantai yang tidak rembes,

dan disediakan sarana pencuci.

d)     Aman dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab; dari binatang, dan bebas

dari infestasi serangga dan tikus.

e)      Terjangkau oleh kendaraan pengumpul sampah (bila mungkin)

Sampah yang tidak berbahaya dengan penanganan pendahuluan (jadi bisa

digolongkan dalam sampan klinis), dapat ditampung bersama sampah lain sambil

menunggu pengangkutan.

9

Page 10: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

3) Pengangkutan

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.

Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan

atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya

digunakan kereta dorong.

Kereta atau troli yang digunakan untuk pengangkutan sampah klinis harus didesain

sedemikian rupa sehingga :

a)      Permukaan harus licin, rata dan tidak tembus

b)      Tidak akan menjadi sarang serangga

c)      Mudah dibersihkan dan dikeringkan

d)      Sampan tidak menempel pada alat angkut

e)      Sampan mudah diisikan, diikat, dan dituang kembali

Bila tidak tersedia sarana setempat dan sampah klinis harus diangkut ke tempat lain :

a)      Harus disediakan bak terpisah dari sampah biasa dalam alat truk pengangkut.

Dan harus dilakukan upaya untuk men-cegah kontaminasi sampah lain yang

dibawa.                                  

b)      Harus dapat dijamin bahwa sampah dalam keadaan aman dan tidak terjadi

kebocoran atau tumpah.

10

Page 11: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

2. Limbah Cair

Limbah rumah sakit mengandung bermacam-macam mikroorganisme, bahan-

bahan organik dan an-organik. Beberapa contoh fasilitas atau Unit Pengelolaan

Limbah (UPL) di rumah sakit antara lain sebagai berikut:

(1)        Kolam Stabilisasi Air Limbah (Waste Stabilization Pond System)

Sistem pengelolaan ini cukup efektif dan efisien kecuali masalah lahan, karena

kolam stabilisasi memerlukan lahan yang cukup luas; maka biasanya dianjurkan

untuk rumah sakit di luar kota (pedalaman) yang biasanya masih mempunyai lahan

yang cukup. Sistem ini terdiri dari bagian-bagian yang cukup sederhana yakni :

1. Pump Swap (pompa air kotor).

2. Stabilization Pond (kolam stabilisasi) 2 buah.

3. Bak Klorinasi

4. Control room (ruang kontrol)

5. Inlet

6. Incinerator antara 2 kolam stabilisasi

7. Outlet dari kolam stabilisasi menuju sistem klorinasi.

   (2)        Kolam oksidasi air limbah (Waste Oxidation Ditch Treatment System)

Sistem ini terpilih untuk pengolahan air limbah rumah sakit di kota, karena

tidak memerlukan lahan yang luas. Kolam oksidasi dibuat bulat atau elips, dan air

limbah dialirkan secara berputar agar ada kesempatan lebih lama berkontak dengan

oksigen dari udara (aerasi). Kemudian air limbah dialirkan ke bak sedimentasi untuk

mengendapkan benda padat dan lumpur. Selanjutnya air yang sudah jernih masuk ke

bak klorinasi sebelum dibuang ke selokan umum atau sungai. Sedangkan lumpur

11

Page 12: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

yang mengendap diambil dan dikeringkan pada Sludge drying bed (tempat

pengeringan Lumpur). Sistem kolam oksidasi ini terdiri dari :

1. Pump Swap (pompa air kotor)

2. Oxidation Ditch (pompa air kotor)

3. Sedimentation Tank (bak pengendapan)

4. Chlorination Tank (bak klorinasi)

5. Sludge Drying Bed ( tempat pengeringan lumpur, biasanya 1-2 petak).                     

6. Control Room (ruang kontrol)

3)      Anaerobic Filter Treatment System

Sistem pengolahan melalui proses pembusukan anaerobik melalui

filter/saringan, air limbah tersebut sebelumnya telah mengalami pretreatment dengan

septic tank (inchaff tank). Proses anaerobic filter treatment biasanya akan

menghasilkan effluent yang mengandung zat-zat asam organik dan senyawa

anorganik yang memerlukan klor lebih banyak untuk proses oksidasinya. Oleh sebab

itu sebelum effluent dialirkan ke bak klorida ditampung dulu di bak stabilisasi untuk

memberikan kesempatan oksidasi zat-zat tersebut di atas, sehingga akan menurunkan

jumlah klorin yang dibutuhkan pada proses klorinasi nanti.

Sistem Anaerobic Treatment terdiri dari komponen-komponen antara lain sebagai

berikut :

1. Pump Swap (pompa air kotor)

2. Septic Tank (inhaff tank)

3. Anaerobic filter.

4. Stabilization tank (bak stabilisasi)

5. Chlorination tank (bak klorinasi)

6. Sludge drying bed (tempat pengeringan lumpur)

7. Control room (ruang kontrol)

12

Page 13: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

Sesuai dengan debit air buangan dari rumah sakit yang juga tergantung dari besar

kecilnya rumah sakit, atau jumlah tempat tidur, maka kontruksi Anaerobic Filter

Treatment System dapat disesuaikan dengan kebutuhan tersebut, misalnya :

a)      Volume septic tank

b)      Jumlah anaerobic filter

c)      Volume stabilization tank

d)     Jumlah chlorination tank

e)      Jumlah sludge drying bed

f)       Perkiraan luas lahan yang diperlukan

Secara singkat pengelolaan pengelolaan dan pembuangan limbah medis adalah

sebagai berikut :

a. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )

Proses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan proses yang

kontinyu yang pelaksanaannya harus mempertimbangkan : kelancaran penanganan

dan penampungan sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah

B3 dan non B3 serta menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan

pemberian label yang jelas dari berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas

dan pembuangan.

b. Penampungan

Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor

atau berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.

Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi

kantong dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna

seperti telah ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana

kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius,

kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong

13

Page 14: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan kantong

berwarna hitam dengan tulisan “domestik”

c. Pengangkutan

Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.

Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan

atau ke incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya

digunakan kereta dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara

berkala serta petugas pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja

khusus.

Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat

pembuangan di luar (off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur

pelaksanaan yang tepat dan harus dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut

termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal. Sampah medis diangkut dalam

kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.

d.Pengolahan dan Pembuangan

Metoda yang digunakan untuk megolah dan membuang sampah medis

tergantung pada faktor-faktor khusus yang sesuai dengan institusi yang berkaitan

dengan peraturan yang berlaku dan aspek lingkungan yang berpengaruh terhadap

masyarakat. Teknik pengolahan sampah medis (medical waste) yang mungkin

diterapkan adalah :

a.  Incinerasi

b. Sterilisasi dengan uap panas/ autoclaving (pada kondisi uap jenuh bersuhu 121 C)°

c. Sterilisasi dengan gas (gas yang digunakan berupa ethylene oxide atau

formaldehyde)                                                                                                       

d. Desinfeksi zat kimia dengan proses grinding (menggunakan cairan kimia sebagai

desinfektan)

e. Inaktivasi suhu tinggi

f. Radiasi (dengan ultraviolet atau ionisasi radiasi seperti Co60

g. Microwave treatment

14

Page 15: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

h. Grinding dan shredding (proses homogenisasi bentuk atau ukuran sampah)

i.  Pemampatan/ pemadatan, dengan tujuan untuk mengurangi volume yang terbentuk.

Incinerator         Beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila incinerator akan digunakan di

rumah sakit antara lain : ukuran, desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume

sampah medis yang akan dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan

pengendalian pencemaran udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur

pengangkutan sampah dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta

perangkap untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.

Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi volume sampah,

dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah B3 (toksik menjadi non

toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang dibutuhkan relatif tidak luas,

pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim, dan residu abu dapat digunakan untuk

mengisi tanah yang rendah. Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah

dapt dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat menimbulkan

pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution control berupa cyclon

(udara berputar) atau bag filter (penghisap debu). Hasil pembakaran berupa residu

serta abu dikeluarkan dari incinerator dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan

gas/pertikulat dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah

pencemar udara yang sesuai.

BAB III

15

Page 16: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN DAMPAK PEMBUANGAN

LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

A. Tindakan pencegahan (tindakan prefentif)

        Pencegahan limbah secara alami. Saat air limbah mengalir di dalam sungai,

tersimpan dalam waduk, perubahan air terjun, kemdian meresap kedalam tana.

Selanjut nya terjadi proses sedimentasi, filterasi, proses biologis, oksidasi, dan    DLL

        Pengolah air limbah secara fisik dapat di lakukan dng teruji penyaringan sampah

dan penghancuran sampah(comminutor) atau gritremofal

B. Tindakan penanggulangan (tindakan kuratif)

        Penghasil, pengepul, pengaangkut, pengolah, pemanfaatan, penimbun limbah B3

wajib ssegerah melaporkan tumpahmnya bahan berbahaya dan beracun (B3) dan

limbah B3 kelingkungan, pada instansi yang bertanggung jawab/kepalah daerah

tingkat 1,2,3

C. Peningkatan upaya pencegahan dan penanggulngan

        Untuk upaya penanggulngannya diperlukan pengnawasan Penghasil, pengepul,

pengaangkut, pengolah, pemanfaatan, penimbun limbah B3 wajib memiliki sistem

tannggap darurat.

        Penanggung jawab pengelolaan limbah B3 jawib memiliki sistem tanggap

darurat kepada masyrakat.

        Penghasil limbah B3 bertanggung jawab atas penanggulangan pencemaran

lingkungan akibat lepas/tumpahnya limbvah B3 yang menjadi tanggung jawabnya.

        Penghasil limbah B3 wajib segerah melaporkan tumpahnya limbah berbahaya

kepada yangn bertanggung jawab.

BAB IV

16

Page 17: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

PENUTUP

A. Kesimpulan

Toksikologi limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang

dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara umum

sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu sampah atau

limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang

terkandung di dalamnya diantaranya limbah benda tajam, limbah infeksius tubuh,

limbah sitotoksik, limbah kimia, limbah radioaktif , limbah plastik.

Pengaruh limbah rumah sakit terhadap lingkungan dan kesehatan antara lain

gangguan kenyamanan dan estetika, kerusakan harta benda, kesehatan manusia,

reproduksi, dan ganguan terhadap tanaman maupun binatang. Oleh karena itu limbah

harus dikelola dengan baik dengan cara memisahkan limbah padat dan cair, dan

membuangnya di tempat yang sudah ditentukan.

B.   Saran

            Adanya toksikologi limbah rumah sakit, disarankan agar pengguna berhati–

hati dalam penggunaan alat atau bahan yang berasal dari rumah sakit, agar tidak

menimbulkan efek negatif pada tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: Makalah Tentang Pengaruh Limbah Rumah Sakit

Arifin, M., 2008, ‘Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan’, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia,

Hindarko ,5 15. Ir. 2003. Mengolah limbah supayah tidak mencemari orang lain.Jakarta.

Keraf, sonny. Dr . 2000. Analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolah lingkungan.Jakarta.

18