laporan limbah padat rumah sakit unhas

42
LEMBAR PENGESAHAN Dengan diadakannya kunjungan lapangan di Rumah Sakit Pendidikaan Universitas Hasanuddin pada tanggal17 April 2012, kita dapat memperoleh data-data tentang pengolahan limbah cair dan limbah padat maka dengan adanya surat ini data-data tersebut dapat dipublikasikan dalam mata kuliah yang bersangkutan. Makassar, 23 April 2012 Dir. Pendidikan Pelatihan & Penelitian Rumah Sakit Universitas Hasanuddin (dr. Kurnia Bintang, Sp. MARS) 1 | P a g e

Upload: rezki-malinda-kiki-ii

Post on 11-Aug-2015

458 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan diadakannya kunjungan lapangan di Rumah Sakit Pendidikaan

Universitas Hasanuddin pada tanggal17 April 2012, kita dapat memperoleh data-

data tentang pengolahan limbah cair dan limbah padat maka dengan adanya surat

ini data-data tersebut dapat dipublikasikan dalam mata kuliah yang bersangkutan.

Makassar, 23 April 2012

Dir. Pendidikan Pelatihan & Penelitian

Rumah Sakit Universitas Hasanuddin

(dr. Kurnia Bintang, Sp. MARS)

1 | P a g e

Page 2: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga Laporan Lengkap”

Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit Pendidikan UNHAS ” dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Pengelolaan Limbah Padat” yang merupakan salah satu penilaian yang diberikan

oleh dosen mata kuliah.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata

kuliah ini yang telah memberi banyak bimbingan dan masukan yang sangat

berharga.

Penulis berharap agar laporan praktikum ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Penulis menyadari

bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun demi kesempurnaan laporan praktikum selanjutnya.

Makassar, Maret 2012

Penulis

2 | P a g e

Page 3: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya menigkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya di

kota-kota besar semakin meningkat pendirian rumah sakit (RS). Sebagai akibat

kualitas efluen limbah rumah sakit tidak memenuhi syarat. Limbah rumah sakit

dapat mencemari lingkungan penduduk di sekitar rumah sakit dan dapat

menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini dikarenakan dalam limbah rumah sakit

dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia

termasuk demam typoid, kholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah harus

diolah sebelum dibuang ke lingkungan (BAPEDAL, 1999).

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang

dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Secara

umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu

sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun cair.

Pelayanan kesehatan dikembangkan dengan terus mendorong peran serta

aktif masyarakat termasuk dunia usaha. Usaha perbaikan kesehatan masyarakat

terus dikembangkan antara lain melalui pencegahan dan pemberantasan penyakit

menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih,

penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Perlindungan

terhadap bahaya pencemaran dari manapun juga perlu diberikan perhatian khusus.

Sehubungan dengan hal tersebut, pengelolaan limbah rumah sakit yang

merupakan bagian dari penyehatan lingkungan dirumah sakit juga mempunyai

tujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang

bersumber dari limbah rumah sakit infeksi nosoknominal dilingkungan rumah

sakit, perlu diupayakan bersama oleh unsur-unsur yang terkait dengan

penyelenggaraan kegiatan pelayanan rumah sakit.

3 | P a g e

Page 4: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

2. Tujuan

Berdasarkan latar belakang di ats maka tujuan yang ingin dicapai adalah

mengetahu jenis-jenis limbah padat yang dihasilkan oleh RS. Pendidikan UNHAS

serta cara pengelolaannya

3. Manfaat

Dengan mengetahui jenis-jenis limbah padat yang dihasilkan oleh Rumah

Sakit maka memudahkan untuk memilah yang mana harus di insenerasi

atau yang langsung dibuang ke TPA ataupun yang bisa dilakukan

pengelolaan seperti recycle dan semacamnya.

Selanjutnya bisa mereduksi dampak negatif limbah padat terhadap

lingkungan sekitar karena diterapkan pengelolaan yang maksimal

4 | P a g e

Page 5: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Limbah Padat

Menurut Soemirat (2002), sampah ialah segala sesuatu yang tidak

dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sedangkan menurut defenisi

WHO, pengertian sampah adalah segala sesuatu yang tidak digunakan, tidak

dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan

manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Badan lingkungan hidup menyatakan

bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam

yang berbentuk padat.

Pengetian lain menyebutkan bahwa adalah sesuatu bahan padat yang

terjadi karena berhubungan dengan aktifitas manusia yang tidak dipakai lagi, tidak

disenangi dan dibuang secara saniter, kecuali buangan yang berasal dari tubuh

manusia. (Kusnoputranto, 1986).

Limbah atau sampah yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan karena

pembuangansampah atau zat kimia dari pabrik-pabrik. Limbah atau sampah juga

merupakan suatu bahanyang tidak berarti dan tidak berharga, tapi kita tidak

mengetahui bahwa limbah juga bisamenjadi sesuatu yang berguna dan bermanfaat

jika diproses secara baik dan benar. Limbah atausampah juga bisa berarti sesuatu

yang tidak berguna dan dibuang oleh kebanyakan orang,mereka menganggapnya

sebagai sesuatu yang tidak berguna dan jika dibiarkan terlalu lamamaka akan

menyebabkan penyakit padahal dengan pengolahan sampah secara benar maka

bisamenjadikan sampah ini menjadi benda ekonomis.

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur

atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari

kegiatan industri dandomestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk

limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,

5 | P a g e

Page 6: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

peternakan, pertanian serta dari tempat-tempatumum. Jenis-jenis limbah padat:

kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri,

kulit telur, dll

2. Limbah Padat Rumah Sakit

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang disebut sebagai

sampah medis adalah berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah sakit dan

unit-unit pelayanan kesehatan yang dapat membahayakan dan menimbulkan

gangguan kesehataan bagi manusia, yakni pasien maupun masyarakat.

Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan

penanganan dapat pembuangan, dan beberapa teknologi non-insinerator mampu

mendisinfeksi sampah medis ini. Teknologi-teknologi ini biasanya lebih murah,

secara teknis tidak rumit dan rendah pencemarannya bila dibandingkan dengan

insinerator.

Sampah Medis adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan

diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Termasuk dalam kajian tersebut

juga kegiatan medis di ruang poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi dan

ruang laboratorium. Limbah padat medis sering juga disebut sampah biologis.

3. Sumber Limbah Padat Rumah Sakit

Pada dasarnya jenis dan sumber sampah di rumah sakit dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis Sampah Rumah Sakit Berdasarkan Sumber

No Sumber/ Area Jenis Sampah

1 Kantor/ administrasi Kertas

2 Unit      

obstetrik        dan

Dressing sponge,placenta, ampul termasuk kapsul

perak nitrat, jarum syringe, masker

6 | P a g e

Page 7: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

ruang         

perawatan

obstetrik

disposable, disposable drapes,sanitary

napkin, blood lancet disposable, disposable

chateter, disposable unit enema, disposable,

underpad dansarung tangan disposable.

3

Unit emergency dan

bedah termasuk

ruang perawatan

Dressing,    sponge,    jaringan        tubuh,   

termasuk

amputasi, ampul bekas, jarum dan syringe drapes,

masker       disposable,         blood     lancet       

disposable,

disposablekantong               emesis,        levin      

tubes,

disposable     chateter,         drainase    set, kantong

colosiomy disposable unit enema,         disposable,

underpad dans arung bedah.

4

Unit       

Laboratorium,

ruang                     

mayat,

pathologi dan autopsi

Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish,

wadah specimen, slide spedimen, jaringan tubuh,

organ, tulang.

5 Unit Isolasi

Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan

nasal dan

sputum, dressing dan bandages, masker disposable,

sisa makanan dan perlengkapan makan

6 Unit perawatan Ampul, jarum disposable dan syringe, kertas

7 | P a g e

Page 8: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

7 Unit pelayananKarton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari

ruang umum pasien, sisa makanan buangan

8 Unit gizi/ dapurSisa pembungkus, sisa makanan/ bahan makanan

sayuran.

9 Halaman Sisa pembukung, daun, ranting, debu.

Sumber : Depkes RI, 2002

4. Jenis Dan Klasifikasi Limbah Padat Rumah Sakit

Limbah medis dapat digolong-golongkan menjadi (Djojodibroto, 1997) :

1) Limbah benda tajam,  Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang

memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong

atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet

pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi

bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-

benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,

bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif (Wisaksono, 2001). Dapat

berupa jarum, pipet, pecahan kaca dan pisau bedah. Benda-benda ini

mempunyai potensi menularkan penyakit.

2) Limbah Infeksius,  Sampah infeksius merupakan limbah yang dicurigai

mengandung bahan pathogen. Sampah infeksius meliputi limbah yang

berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta

limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari

poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Yang termasuk

limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah manusia,

benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah

raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan

terkontaminasi (medical wast). Dapat dihasilkan oleh laboratorium, kamar

isolasi, kamar perawatan, dan sangat berbahaya karena bisa juga menularkan

8 | P a g e

Page 9: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

penyakit. Limbah infeksius mencakup limbah yang berkaitan dengan pasien

yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah

laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik

dan ruang perawatan atau isolasi penyakit menular.

3) Limbah jaringan tubuh, Sampah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh,

organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain yang dibuang saat

pembedahan dan autopsi. Sampah jaringan tubuh tidak memerlukan

pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan

dibuang ke incinerator. Berupa darah, anggota badan hasil amputasi, cairan

tubuh, dan plasenta.

4) Limbah sitotoksik,  Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau

mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,

pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Sampah citotoksik adalah bahan

yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi  obat citotoksik selama

peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Sampah yang terdapat

sampah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu

diatas 1000°C.

5) Limbah Farmasi, Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat

kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi

spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh

pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh

institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-

obatan. Berupa obat-obatan atau bahan yamg telah kadaluarsa, obat-obat yang

terkontaminasi, obat yang dikembalikan pasien atau tidak digunakan.

6) Limbah Kimia, Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan

bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset.

Sampah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis,

9 | P a g e

Page 10: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

vetenary, laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi

limbah farmasi dan limbah citotoksik. Dapat berbahaya dan tidak berbahaya

dan juga limbah yang bisa meledak atau yang hanya bersifat korosif.

7) Limbah Radioaktif, Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi

dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio

nukleida. Limbah ini berbentuk padat, cair atau gas yang berasal dari tindakan

kedokteran nuklir, radioimunoassay dan bakteriologis. Merupakan bahan yang

terkontaminasi dengan radio-isotof. Limbah ini harus dikelola sesuai dengan

peraturan yang diwajibkan.

8) Sampah Non Medis, adalah semua sampah padat diluar sampah padat medis

yang dihasilkan dari berbagai kegiatan seperti kantor/ administrasi, unit

perlengkapan, ruang tunggu, ruang inap, unit gizi/dapur, halaman parkir,

taman, dan unit pelayanan. Limbah non klinis, selain sampah klinis, dari

kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau

dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari

kantor atau administrasi (kertas), unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol),

sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa

pembungkus, sisa makanan atau bahan makanan, sayur dan lain-lain).

5. Teknologi Pengelolaan Limbah Padat Rumah Sakit

Metode Pembuangan Sampah Medis

Sebagian besar limbah klinis dan yang sejenis itu dibuang dengan ins

inerator atau landfill. Metode yang digunakan tergantung pada faktor-faktor

khusus yang sesuai dengan institusi, peraturan yang berlaku dan aspek

lingkungan yang berpengaruh terhadap masyarakat.Dalam metode

penanganan sampah sebelum dibuang untuk sampah yang berasal dari rumah

sakit perlu mendapat perlakuan agarlimbah infeksius dapat dibuang

ke landfill yakni :

10 | P a g e

Page 11: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Autoclaving

Autoclaving sering dilakukan untuk perlakuan limbah infeksius.

Limbah dipanasi dengan uap dibawah tekanan. Namun dalam volume

sampahyang besar saat dipadatkan, penetrasi uap secara lengkap pada suhu

yang diperlukan sering tidak terjadi dengan demikian

tujuan autoclaving (sterilisasi) tidak tercapai. Perlakuan dengan suhu

tinggi pada periode singkat akan membunuh bakteri vegetatif dan

mikroorganisme lain yang bisa membahayakan penjamah sampah.

Kantong limbah plastik biasa hendaknya tidak digunakan karena

tidak tahan panas dan akan meleleh selama autoclaving. Karena itu

diperlukan kantong autoclaving. Pada kantong ini terdapat indikator,

seperti pita autoclave yang menunjukkan bahwa kantong telah mengalami

perlakuan panas yang cukup. Autoclave yang digunakan secara rutin untuk

limbah biologis harus diuji minimal setahun sekali untuk menjamin hasil

yang optimal.

Disinfeksi dengan Bahan Kimia

Peranan disinfeksi untuk institusi yang besar tampaknya terbatas

penggunanya, misalnya digunakan setelah mengepel lantai atau membasuh

tumpahan dan mencuci kendaraan limbah. Limbah infeksius dengan

jumlah kecil dapat didesinfeksi (membunuh mikroorganisme tapi tidak

membunuh spora bakteri) dengan bahan kimia seperti 

hypochloite atau permanganate. Limbah dapat menyerap cairan disinfeksi

sehingga akan menambah masalah penanganan.

Pembuangan dan Pemusnahan Sampah Rumah Sakit, dapat ditempuh

melalui dua alternative yaitu:

11 | P a g e

Page 12: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

1. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis secara

terpisah. Pemisahan ini dimungkinkan bila Dinas Kebersihan dapat

diandalkan sehingga beban rumah sakit tinggal memusnahkan sampah

medis.

2. Pembuangan dan pemusnahan sampah medis dan non medis dijadikan

satu.

Pemusnahan sampah rumah sakit dapat dilakukan dengan metode sebagai

berikut:

Insinerator

Insinerator merupakan alat yang digunakan untuk memusnahkan

sampah dengan membakar sampah tersebut dalam satu tungku pada suhu 1500-

1800 0F dan dapat mengurangi sampah 70%. Dalam penggunaan insinerator di

rumah sakit, maka beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah ukuran,

desain yang disesuaikan dengan peraturan pengendalian pencemaran udara,

penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah dalam

komplek rumah sakit dan jalur pembuangan abu dan sarana gedung untuk

melindungi insinerator dari bahaya kebakaran. Insinerator hanya digunakan

untuk memusnahkan limbah klinis atau medis. Ukuran insinerator disesuaikan

dengan jumlah dan kualitas sampah. Sementara untuk memperkirakan ukuran

dan kapasitas ins inerator perlu mengetahui jumlah puncak produksi sampah.

Lokasi Penguburan

Khusus untuk limbah medis, seperti plasenta atau sisa potongan

anggota tubuh dari ruang operasi atau otopsi yang mudah membusuk, perlu

segera dikubur. (Chandra, 2007).

12 | P a g e

Page 13: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Sanitary Landfill

Pembuangan sampah medis dapat juga dibuang ke lokasi pembuangan

sampah akhir dengan menggunakan cara sanitary landfill. Sampah medis

terlebih dahulu dilakukan sterilialisasi atau disinfeksi kemudian dibuang dan

dipadatkan ditutup dengan lapisan tanah setiap akhir hari kerja.

Metode Pengangkutan Sampah Medis

Pengangkutan sampah dimulai dengan pengosongan bak sampah di

setiap unit dan diangkut ke pengumpulan lokal atau ke tempat pemusnahan.

Pengangkutan biasanya dengan kereta, sedang untuk bangunan bertingkat

dapat dibantu dengan menyediakan cerobong sampah atau lift pada tiap sudut

bangunan.

Pengangkutan limbah ke luar rumah sakit menggunakan kendaraan

khusus. Kantong sampah sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut

harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup. Kantong sampah

juga harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.(Depkes. RI,

2004).

Beberapa jenis alat angkut yang dapat digunakan diantaranya kereta,

cerobong sampah, dan perpipaan.

1. Kereta adalah alat angkut yang umum digunakan dan dalam

merencanakan pengangkutan perlu mempertimbangkan :

Penyebaran tempat penampungan sampah

Jalur jalan dalam rumah sakit

Jenis dan jumlah sampah

13 | P a g e

Page 14: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Jumlah dan tenaga dan sarana yang tersedia

Kereta pengangkut disarankan terpisah antara sampah medis dan non

medis agar tidak kesulitan didalam pembuangan dan pemusnahannya.

Kereta pengangkut hendaknya memenuhi syarat :

permukaan bagian dalam harus rata dan kedap air

mudah dibersihkan

mudah diisi dengan dikosongkan

2. Sarana cerobong sampah biasanya tersedia di gedung modern bertingkat

untuk efisiensi pengangkutan sampah dalam gedung. Namun penggunaan

cerobong sampah ini banyak mengandung resiko, antara lain dapat

menjadi tempat perkembangbiakan kuman, bahaya kebakaran, pencemaran

udara, dan kesulitan lain, misalnya untuk pembersihannya dan penyediaan

sarana penanggulangan kebakaran. Karena itu bila menggunakan sarana

tersebut perlu ada perhatian khusus antara lain dengan menggunakan

kantong plastik yang kuat.

3. Sarana perpipaan digunakan untuk sampah yang berbentuk bubur yang

dialirkan secara gravitasi ataupun bertekanan. Walau beberapa rumah sakit

menggunakan perpipaan (chute) untuk pengangkutan sampah internal,

tetapi pipa tidak disarankan karena alasan keamanan, teknis dan hygienis

terutama untuk pengangkutan sampah benda-benda tajam, jaringan tubuh,

infeksius, citotoksik, dan radioaktif.

4. Tempat Pengumpulan Sementara. Sarana ini harus disediakan dalam

ukuran yang memadai dan dengan kondisi baik (tidak bocor, tertutup rapat,

dan terkunci). Sarana ini bisa ditempatkan dalam atau di luar gedung.

Konstruksi tempat pengumpul sampah sementara bisa dari dinding semen

atau container logam dengan syarat tetap yaitu kedap air, mudah

dibersihkan dan bertutup rapat. Ukuran hendaknya tidak terlalu besar

14 | P a g e

Page 15: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

sehingga mudah dikosongkan, apabila jumlah sampah yang ditampung

cukup banyak perlu menambah jumlahcontainer.

Tersedia tempat penampungan sampah non medis sementara yang

tidak menjadi sumber bau dan lalat bagi lingkungan sekitarnya dilengkapi

saluran untuk cairan lindi dan dikosongkan dan dibersihkan sekurang-

kurangnya 1 x 24 jam. Sedangkan untuk sampah medis bagi rumah sakit

yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus membakar limbahnya

selambat-lambatnya 24 jam. Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai

insinerator, maka limbah medis padatnya harus dimusnahkan melalui

kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak lain yang mempunyai

insinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya 24 jam

apabila disimpan pada suhu ruang  (Depkes .RI, 2004).

Teknologi Pengolahan Limbah Rumah Sakit

Teknologi pengolahan limbah medis yang sekarang sering

dioperasikan hanya berkisar antara masalah tangki septik dan insinerator.

Keduanya sekarang terbukti memiliki nilai negatif besar. Tangki septik

banyak dipersoalkan lantaran rembesan air dari tangki yang dikhawatirkan

dapat mencemari tanah. Terkadang ada beberapa rumah sakit yang

membuang hasil akhir dari tangki septik tersebut langsung ke sungai-

sungai, sehingga dapat dipastikan sungai tersebut mulai mengandung zat

medis.

Sedangkan insinerator, yang menerapkan teknik pembakaran pada

sampah medis, juga bukan berarti tanpa cacat. Badan Perlindungan

Lingkungan AS menemukan teknik insenerasi merupakan sumber utama

zat dioksin yang sangat beracun. Penelitian terakhir menunjukkan zat

dioksin inilah yang menjadi pemicu tumbuhnya kanker pada tubuh.

Hal yang sangat menarik dari permasalahan ini adalah

ditemukaannya teknologi pengolahan limbah dengan metode ozonisasi.

Salah satu metode sterilisasi limbah cair rumah sakit yang

15 | P a g e

Page 16: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

direkomendasikan United States Environmental Protection Agency

(U.S.EPA) tahun 1999. Teknologi ini sebenarnya dapat juga diterapkan

untuk mengelola limbah pabrik tekstil, cat, kulit, dan lain-lain.

a) Insenator

Penunuan limbah (bahasa Inggris: incineration) adalah teknologi

pengolahan sampah yang melibatkan pembakaran bahan organik. Insinerasi

dan pengolahan sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan

sebagai pengolahan termal. Insinerasi material sampah

mengubah sampah menjadi abu,gas sisa hasil pembakaran, partikulat,

dan panas. Gas yang dihasilkan harus dibersihkan dari polutan sebelum

dilepas ke atmosfer. Panas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan

sebagai energi pembangkit listrik.

Insinerasi dengan energy recovery adalah salah satu

teknologi sampah-ke-energi (waste-to-energy, WtE). Teknologi WtE lainnya

adalah gasifikasi,pirolisis, dan fermentasi anaerobik. Insinerasi juga bisa

dilakukan tanpa energy recovery. Insinerator yang dibangun beberapa puluh

tahun lalu tidak memiliki fasilitas pemisahan material berbahaya dan

fasilitas daur ulang. Insinerator ini dapat menyebabkan bahaya

kesehatan terhadap pekerja insinerator dan lingkungan sekitar karena

tingginya gas berbahaya dari proses pembakaran. Kebanyakan insinerator

jenis ini juga tidak menghasilkanenergi listrik.

Insinerator mengurangi volume sampah hingga 95-96%, tergantung

komposisi dan derajat recovery sampah. Ini berarti insinerasi tidak

sepenuhnya mengganti penggunaan lahan sebagai area pembuangan akhir,

tetapi insinerasi mengurangi volume sampah yang dibuang dalam jumlah

yang signifikan.

Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk mengolah berbagai jenis

sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis sampah berbahaya di

manapatogen dan racun kimia bisa hancur dengan temperatur tinggi.

16 | P a g e

Page 17: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Insenerasi adalah proses dengan suhu tinggi untuk mengurangi isi

dan berat sampah. Proses ini biasanya dipilih untuk menangani sampah yang

tidak dapat didaur ulang atau dibuang ke tempat pembuangan sampah atau

tempat kebersihan perataan tanah.

Cara pemakaian insenerator tong yang sederhana untuk pembuangan

sampah adalah sebagai berikut :

Langkah 1 : Jika mungkin, pilihlah lokasi searah angin menjauhi klinik.

Langkah 2 : Buatlah insenerator sederhana dengan bahan-bahan local

seperti tanahatau lumpur atau drum bekas minyak (misalnya

ukuran tong 220 liter) 

Langkah 3 : Pastikan bahwa insenerator mempunyai :

o Cukup inlet udara dibawahnya untuk pembakaran yang

baik.

o Untuk memudahkan perluasan, kendurkan susunan

batang besi api

o Bukaan cukup untuk memasukkan sampah baru dan

membuang abu

o Cerobong asap cukup panjang untuk memudahkan

saluran udara dan pembuangan asap dengan baik.

Langkah 4 : Tempatkan drum pada dasar yang cukup keras untuk dasar

konkrit.

Khusus untuk incinerator, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

apabila incinerator akan digunakan di rumah sakit antara lain : ukuran,

desain, kapasitas yang disesuaikan dengan volume sampah medis yang akan

dibakar dan disesuaikan pula dengan pengaturan pengendalian pencemaran

udara, penempatan lokasi yang berkaitan dengan jalur pengangkutan sampah

dalam kompleks rumah sakit dan jalur pembuangan abu, serta perangkap

untuk melindungi incinerator dari bahaya kebakaran.

Keuntungan menggunakan incinerator adalah dapat mengurangi

volume sampah, dapat membakar beberapa jenis sampah termasuk sampah

17 | P a g e

Page 18: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

B3 (toksik menjadi non toksik, infeksius menjadi non infeksius), lahan yang

dibutuhkan relatif tidak luas, pengoperasinnya tidak tergantung pada iklim,

dan residu abu dapat digunakan untuk mengisi tanah yang rendah.

Sedangkan kerugiannya adalah tidak semua jenis sampah dapat

dimusnahkan terutama sampah dari logam dan botol, serta dapat

menimbulkan pencemaran udara bila tidak dilengkapi dengan pollution

control berupa cyclon (udara berputar) atau bag filter (penghisap debu).     

Hasil pembakaran berupa residu serta abu dikeluarkan dari incinerator

dan ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/pertikular dikeluarkan

melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar udara yang

sesuai.

b) Ozonisasi

Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu.

Proses ozonisasi atau proses dengan menggunakan ozon pertama kali

diperkenalkan Nies dari Prancis sebagai metode sterilisasi pada air minum

pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang

sangat pesat.

Dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun terdapat kurang lebih 300

lokasi pengolahan air minum menggunakan ozonisasi untuk proses

sterilisasinya di Amerika. Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak

dipergunakan untuk sterilisasi bahan makanan, pencucian peralatan

kedokteran, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja di perkantoran.

Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal

memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta

memiliki oksidasi potential 2.07 V. Selain itu, ozon telah dapat dengan

mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti corona discharge.

Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai

macam mikroorganisma seperti bakteri Escherichia coli, Salmonella

enteriditis, Hepatitis A Virus serta berbagai mikroorganisma patogen lainnya

(Crites, 1998). Melalui proses oksidasi langsung ozon akan merusak dinding

bagian luar sel mikroorganisma (cell lysis) sekaligus membunuhnya. Juga

18 | P a g e

Page 19: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

melalui proses oksidasi oleh radikal bebas seperti hydrogen peroxy (HO2)

dan hydroxyl radical (OH) yang terbentuk ketika ozon terurai dalam air.

Seiring dengan perkembangan teknologi, dewasa ini ozon mulai banyak

diaplikasikan dalam mengolah limbah cair domestik dan industri.

19 | P a g e

Page 20: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat survey lapangan atau biasa di namakan kunjungan

lapangan. Data yang diperoleh disajikan secara dekriptif sehingga hanya

menggambarkan apa yang menjadi tujuan Penelitian

2. Waktu dan Tempat

Observasi dilakukan di Rumah Sakit Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian

Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Selasa, 17 April

2012

Tempat : Rumah Sakit Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian

Universitas Hasanuddin gedung EF, Jalan Perintis

Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea , Makassar Sulawesi

Selatan

Waktu : Pukul 10.00 WITA-selesai

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah sistem pengelolaan limbah padat yang

dilakukan oleh R.S Pendidikan Universitas Hasanuddin.

4. Teknik Pengambilan Data

Informasi yang dikumpulkan adalah informasi yang berkaitan dengan

bagaimana pengelolaan limbah padat yang dilakukan oleh Rumah Sakit dalam hal

ini adalah limbah padat R.S Pendidikan Universitas Hasanuddin yang dipandu

oleh Sub Bagian K3 dan KESLING

20 | P a g e

Page 21: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

RS Pendidikan UNHAS Gedung EF

Private Care Center

RS Pendidikan UNHAS Gedung ARSU Regional Dr Wahidin Sudirohusodo

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar.1

Rumah Sakit Unhas terletak di daerah tamalanrea berada di pintu 2

Universitas Hasanuddin. Rumah sakit ini berhadapan dengan Rumah Sakit

Wahidin Sudirohusodo.

2. Mapping Lokasi

21 | P a g e

Gambar.2

Page 22: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

3. Hasil Wawancara

1. Sumber Limbah Padat

a) Limbah Padat Tidak Berbahaya

Limbah padat (solid waste) adalah semua bahan atau material yang

dibuang dan tidak diinginkan yang tidak berbentuk cair maupun gas.

Limbah padat yang tergolong tidak berbahaya adalah berupa limbah

organic yang berasal dari dapur (domestic), kertas, jarum yang tidak

terkontaminasi, dan lain-lain.

Adapun penggolongan sumber limbah padat di RS Pendidikan Unhas

ini yaitu:

Base Main

Didalam Base Main terdapat ruangan seperti Instalasi Radiologi,

IRD, Instalasi Farmasi, dan Instalasi Gizi. Base Main ini

dimasukkan kedalam salah satu sumber limbah padat yang tidak

berbahaya karena sampah yang dihasilkan dari ruangan-ruangan

tersebut hanya dapat berupa kertas, dll.

Lantai 1

Terdapat Poliklinik, Ruang Manajemen, Instalasi Laboratorium,

Apotek, Toilet, dan Taman. Pengklasifikasian ruangan-ruangan

tersebut kedalam sumber limbah padat tidak berbahaya karena

seperti taman, sampah yang dihasilkannya hanya berupa daun-daun

kering yang tidak berbahaya, dan juga apotek sampah yang

dihasilkannya berupa dos obat yang sama sekali tidak berbahaya

bagi manusia, adapun jarum suntik yang ada dalam apotek tidak

tergolong membahayakan karena penggunaan jarum suntuk

tersebut tidak pada apotek melainkan dalam ruang operasi dan

sebagainya.

Lantai 2

Terdapat ruang Kemoterapi, HCU, ICU, RR, OK, dan Auditorium.

Lantai 3

Terdapat ruang perawatan kelas 1 dan kelas 2 serta kelas 3 VIP.

22 | P a g e

Page 23: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Lantai 4

Terdapat ruang perawatan, namun belum digunakan.

b) Sumber Limbah Padat Berbahaya

Sampah berbahaya yang di hasilkan di rumah sakit Unhas tersebut

di bagi menjadi :

1. Kuning ( sitotoksik ) yaitu sampah yang sifatya racun, misalnya

sampah medis)

Gambar.3

2. Ungu ( infeksius ) yaitu sampah yang mengakibatkan seperti

kanker (toksik)

3. Merah ( radioaktif ) yaitu sampah yang sifatnya berupa radiologi

2. Jenis Sampah Rumah Sakit

Sampah Anorganik

Sampah anorganik yang dihasilkan dapat berupa kaca,dll

Sampah Organik

Adapun jenis sampah organiknya dapat berupa garbage dan sampah

mudah terbakar. Untuk garbage itu sendiri dapat berasal dari kantin

rumah sakit yang berupa sisa makanan, kertas-kertas, dos kotak obat

yang dari apotek, dan lain sebagainya.

3. Pengelolaan Limbah Padat di Rumah Sakit

a) Pengumpulan Sampah

23 | P a g e

Page 24: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Pengumpulan sampah dimulai dari titik-titik sumber sampah yang masing-

masing sudah dipilah berdasarkan jenisnya. Adapun teknik pemilahan yang

diterapkan Rumah sakit ini yaitu dengan pemisahan jenis sampah berdasarkan

tempat sampahnya, seperti:

Gambar.4

Tempat sampah yang berwarna merah dan memiliki lambang seperti

gambar diatas itu merupakan tempat sampah untuk sampah medik infeksius

meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit

menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan

mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular.

Yang termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah

manusia, benda tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei,

limbah raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan

terkontaminasi (medical wast).

24 | P a g eGambar.5

Page 25: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Untuk tempat sampah berwarna hijau merupakan sampah untuk

jenis sampah berupa kasa dan infuse.

Gambar.6

Untuk tempat sampah berwarna kuning merupakan savety box yang

diperuntukkan untuk benda-benda kaca dan langsung di bakar.

Gambar.7

Tempat sampah diatas merupakan tempat sampah percontohan yang

diterapkan di Rumah Sakit Pendidikan Unhas Gedung EF ini. Untuk tempat

sampah diatas (hijau) merupakan tempat untuk sampah domestik sedangkan

(kuning) menujukkan jenis tempat sampah berupa sampah yang sifatnya

infeksius. Misalnya : darah, dan ar kencing pasien.

25 | P a g e

Page 26: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Untuk pengumpulan sampah dilakukan oleh Cleaning Service, namun

sebelum staf kebersihan turun lokasi, sebelumnya dilakukan pembekalan dan

pelatihan terhadap petugas kebersihan mengenai sampah-sampah apa saja yang

berbahaya dan tidak berbahaya juga mengenai penyesuaian sampah dengan

tempat sampah masing-masing.

b) Pengangkutan Sampah

Dikarenakan rumah sakit ini belum memiliki TPS, maka Pengangkutan

sampahnya bekerjasama dengan Rumah Sakit Provinsi yaitu RS Dadi. Adapun

pola pengangkutan sampahnya berupa komunal/individual langsung yaitu sampah

medis yang infeksius diangkut menggunakan mobil kereta merta namun

sebelumnya mobil tersebut harus diklronasi terlebih dahulu karena mobil kerta

merta ini selain bertugas untuk mengangkut sampah medis juga berfungsi untuk

mengantar jenasah. Pengangkutan sampah medis ini tergolong aman untuk

cleaning service dan supir kereta merta karena antara bagian tempat duduk supir

dan sampah itu terpisah.

Gambar.8

c) Pembakaran

Semua sampah yang dihasilkan seperti suntik dan infus dibakar (proses

insenerasi) dengan suhu 1500°c. Rumah Sakit Unhas tidak memiliki sistem

insenerasi tersendiri sehingga sekarang ini masih bekerjasama dengan pihak MOU

(R.S. Daerah Provinsi Sul-Sel: RS. Dadi)

26 | P a g e

Page 27: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

4. Pembenahan Sistem Manajemen Kes-Ling

Adapun pembenahan system yang ingin diterapkan rumah sakit ini yang

berkaitan dengan limbah padat yaitu Pembangunan TPS, Pemesanan Incenirator,

serta pemantapan pengelolaan limbah padat tidak berbahaya seperti melakukan

recycle, reuse dll.

Pemantapan pengelolaan limbah padat tidak berbahaya dapat dilakukan

dengan cara mengumpulkan sampah kaca yang tidak terinfeksius kemudian

melakukan autoclave kembali agar dapat digunakan sebagai tempat sample darah

untuk PA (Preparat Autopsi) ini dalam hal recycle.

27 | P a g e

Page 28: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

BAB V

PENUTUP

1. Kesimpulan

Jenis Sampah Rumah Sakit

Sampah Anorganik

Sampah anorganik yang dihasilkan dapat berupa kaca,dll

Sampah Organik

Adapun jenis sampah organiknya dapat berupa garbage dan sampah mudah

terbakar. Untuk garbage itu sendiri dapat berasal dari kantin rumah sakit yang

berupa sisa makanan, kertas-kertas, dos kotak obat yang dari apotek.

Sumber Limbah Padat

Limbah padat tidak berbahaya

1. Base main (Instalasi Radiologi, IRD, Instalasi Farmasi, Instalasi

Gizi)

2. Lantai 1 (Poliklinik, Ruang Manajemen, Instalasi Laboratorium,

Apotek, Toilet, Taman)

3. Lantai 2 (Ruang Kemoterasi, HCU, ICU,RR, OK dan Auditorium)

4. Lantai 3 (Ruang Perawatan kelas 1 dan Kelas 2,dan kelas 3 VIP)

5. Lantai 4 (Ruang Peraawatan) Belum digunakan

Limbah padat berbahaya

1) Kuning ( sitotoksik ) yaitu sampah yang sifatya racun, misalnya

sampah medis)

2) Ungu ( infeksius ) yaitu sampah yang mengakibatkan infeksi

infeksi seperti kanker (toksik)

3) Merah ( radioaktif ) yaitu sampah yang sifatnya berupa radiologi

Pengelolaan Limbah Padat

Pengumpulan sampah dimulai dari titik-titik sumber sampah yang

masing-masing sudah dipilah berdasarkan jenisnya. Adapun teknik

pemilahan yang diterapkan Rumah sakit ini yaitu dengan pemisahan

jenis sampah berdasarkan tempat sampahnya

28 | P a g e

Page 29: Laporan Limbah Padat Rumah Sakit Unhas

Pengangkutan. Pola pengangkutan sampahnya berupa komunal /

individual langsung yaitu sampah medis yang infeksius diangkut

menggunakan mobil kereta merta. Namun sebelumnya mobil tersebut

harus diklronasi terlebih dahulu karena mobil kerta merta ini selain

bertugas untuk mengangkut sampah medis juga berfungsi untuk

mengantar jenasah.

Pembakaran. Semua sampah yang dihasilkan seperti suntik dan infus

dibakar (proses insenerasi) dengan suhu 1500°c. Rumah Sakit Unhas

tidak memiliki sistem insenerasi tersendiri sehingga sekarang ini masih

bekerjasama dengan pihak MOU (R.S. Daerah Provinsi Sul-Sel: RS.

Dadi)

2. Saran

Harusnya dilengkapi fasilitas-fasilitas tempat sampah sesuai pembagian

jenis-jenis sampah agar tidak terjadi kontaminan dengan yang lainnya

Harusnya disediakan mobil pengangkut sampah tersendiri

29 | P a g e