makalah tentang diksi dan istilah

Upload: irwanozone

Post on 08-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DIKSI DAN ISTILAH

Dosen Pembimbing:

Di Susun Oleh:Muhammad Irwan Prahmarika (H1A113210)

PRODI TEKNIK SIPILUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang bertema tentang Diksi dan Istilah.Kami mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi orang benyak serta memberikan cukup informasi untuk dipelajari dan menambah wawasan kita.Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami memohon maaf yang sebesar-besarnya serta kami juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan memotivasi kami agar menjadi lebih baik lagi.Dengan ini kami persembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT. memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.

Banjarmasin, 01 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.iDaftar Isi.iiBab I Pendahuluan..11.1 Latar Belakang..11.2 Tujuan...21.3 Manfaat.2Bab II Pembahasan.32.1 Pengertian Diksi atau Pilihan Kata ......... 32.2 Syarat-Syarat Diksi atau Pemilihan Kata .... 4a) Makna Denotatif dan Konotatif ...b) Makna Umum dan Khusus ....c) Kata Abstrak dan Kata Konkrit ..d) Sinonim ..e) Kata Ilmiah dan Kata Popular .. 2.3 Pembentukan Diksi atau Pilihan Kata .. 2.4 Pengertian Istilah . 2.5 Persyaratan Istilah yang Santun dan Benar 2.6 Penyerapan Istilah 2.7 Macam-macam Istilah 2.8 Sumber Istilah dan Kata Nama 2.9 Perbedaan Diksi dan Istilah Bab III Penutup..3.1 Kesimpulan.7Daftar Pustaka...8

BAB IPendahuluan

1.1 Latar Belakang Bahasa terdiri atas beberapa tataran gramatikal antara lain kata, frase, klausa, dan kalimat. Kata merupakan tataran terendah & kalimat merupakan tataran tertinggi. Ketika Anda menulis, kata merupakan kunci utama dalam upaya membentuk tulisan. Oleh karena itu, sejumlah kata dalam Bahasa Indonesia harus dipahami dengan baik, agar ide dan pesan seseorang dapat mudah dimengerti. Dengan demikian, kata-kata yang digunakan untuk berkomunikasi harus dipahami dalam konteks alinea dan wacana. Kata sebagai unsur bahasa, tidak dapat dipergunakan dengan sewenang-wenang. Akan tetapi, kata-kata tersebut harus digunakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar.Menulis merupakan kegiatan yang mampu menghasilkan ide-ide dalam bentuk tulisan secara terus-menerus & teratur (produktif) serta mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, perasaan (ekspresif). Oleh karena itu, ketrampilan menulis / mengarang membutuhkan grafologi, struktur bahasa, & kosa kata. Salah satu unsur penting dalam mengarang adalah penguasaan kosa kata. Kosa kata merupakan bagian dari diksi. Ketepatan diksi dalam suatu karangan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan karena ketidaktepatan penggunaan diksi pasti akan menimbulkan ketidakjelasan makna.Di dalam istilah berisi kaidah yang mengatur bagaimana menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana menggambarkan hubungan antara lambang-lambang itu baik pemisahan atau penggabungan dalam suatu bahasa.Diksi dapat diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan cerita mereka. Diksi bukan hanya berarti pilih-memilih kata. Istilah ini bukan saja digunakan untuk menyatakan gagasan / menceritakan suatu peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan.

1.2 TujuanTujuan penulisan makalah ini sebagai berikut: Memenuhi tugas yang di berikan pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Mengetahui arti diksi atau pilihan kata dalam Bahasa Indonesia. Menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca, sehingga maknanya tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.

1.3 ManfaatManfaat penulisan makalah ini sebagai berikut: Mahasiswa dapat mengetahui pilihan kata yang baik dalam pengolahan kata.. Menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi sebuah kalimat yang jelas, efektif dan mudah dimengerti.

BAB IIPembahasan

2.1 Pengertian Diksi atau Pilihan KataDiksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam gagasan, kalimat, alenia, atau wacana sehingga memperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Pemilihan kata dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya. Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.Dalam karangan ilmiah, diksi dipakai untuk menyatakan sebuah konsep, pembuktian, hasil pemikiran, atau solusi dari suatu masalah. Adapun fungsi diksi antara lain :a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal.b) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat.c) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.d) Mencegah perbedaan penafsiran.e) Mencagah salah pemahaman.f) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

2.2 Syarat-Syarat Diksi atau Pemilihan Kataa) Makna Denotatif dan KonotatifMakna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.Makna konotatif berbeda dari zaman ke zaman. Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif) tetapi kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata adalah makna denotatif atau konotatif.Contoh lain : Bunga eldeweis hanya tumbuh ditempat yang tinggi. (Denotasi) Sinta adalah bunga desa di kampungnya. (Konotasi)

b) Makna Umum dan KhususKata umum adalah sebuah kata yang mengacu kepada suatu hal atau kelompok yang luas bidang lingkupnya atau mengacu ke hal yang luas. Sedangkan kata khusus adalah kata yang mengacu kepada pengarahan-pengarahan yang khusus dan kongkret atau mengacu ke hal yang khusus.Seperti kata ikan memiliki acuan yang lebih luas atau bermakana umum daripada kata mujair atau tawes dan lain lain yang bermakna khusus. Karena Ikan mencakup makna yang luas bias berarti ikan mujair, gurame, lele, sepat, tuna, baronang, nila, ikan koki dan ikan mas. Sebaliknya pada saat kita mengatakan ikan mujair berarti maknanya hanya sebatas ikan mujair saja karena bermakana khusus yang tidak mencakup makna yang luas.

c) Kata Abstrak dan Kata KonkritKata konkret adalah kata yang acuannya semakin mudah diserap pancaindra atau mempunyai referensi objek yang diamati, seperti meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, suara. Kata abstrak adalah jika acuan sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra atau mempunyai referensi berupa konsep, seperti gagasan dan perdamaian. Kata abstrak digunakan untuk mengungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu membedakan secara halus gagasan yang sifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan. Karangan tersebut dapat menjadi samar dan tidak cermat.

d) SinonimSinonim adalah dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Kita ambil contoh cermat dan cerdik kedua kata itu bersinonim, tetapi kedua kata tersebut tidak persis sama benar.Kesinoniman kata masih berhubungan dengan masalah makna denotatif dan makna konotatif suatu kata.

e) Kata Ilmiah dan Kata PopularKata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Kata-kata ilmiah biasa digunakan oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, serta diskusi-diskusi khusus.Yang membedakan antara kata ilmiah dengan kata populer adalah bila kata populer digunakan dalam komunikasi sehari-hari. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan, kata-kata ilmiah digunakan pada tulisan-tulisan yang berbau pendidikan. Yang juga terdapat pada penulisan artikel, karya tulis ilmiah, laporan ilmiah, skripsi, tesis maupun desertasi.

2.3 Pembentukan Diksi atau Pilihan KataPada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun dalam bahasa tulisan. Setelah diperlihatkan bentuk yang salah, diperlihatkan pula bentuk yang benar, yang merupakan perbaikannya.Pada bagian berikut akan diperlihatkan kesalahan pembentukan kata, yang sering kita temukan, baik dalam bahasa lisan maupun bahasa tulis, antara lain:a) Penanggalan Awalan me-Penanggalan awalan me- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun, dalam teks beritannya awalan me- harus eksplisit. Di bawah ini diperlihatkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.Contoh : Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (salah)Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (benar)

b) Penanggalan Awalan ber-Kata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan awalan ber- . Padahal, awalan ber- harus dieksplisitkan secara jelas. Di bawah ini dapat dilihat bentuk salah dan benar dalam pemakaiannya.Contoh :Sampai jumpa lagi ( salah ). Sampai berjumpa lagi ( benar ).

c) Peluluhan bunyi /c/Kata dasar yang diawali bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan me- . Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan me-. Di bawah ini diperlihatkan bentuk salah dan bentuk benar.

Contoh :Wakidi sedang menyuci mobil ( salah ).Wakidi sedang mencuci mobil ( benar ).d) Penyegauan Kata DasarAda lagi gejala penyengauan bunyi awal kata dasar. Penyengauan kata dasar ini sebenarnya adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya, pencampuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Kia sering menemukan penggunaan kata-kata, nyopet, mandang, ngail, ngantuk,nabrak,nanam,nulis,nyubit,ngepung,nolak,nyuap, dan nyari. Dalam bahasa Indonesia baku tulis, kita harus menggunakan kata-kata mencopet,memandang,mengail,mengantuk,menabrak,menanam,menulis,mencubit,mengepung,menolak,mencabut,menyuap,dan mencari.

e) Bunyi /s/ , /k/ , /p/ , dan /t/ yang Tidak LuluhKata dasar yang bunyi awalan /s/ , /k/ , /p/ , atau /t/ sering tidak luluh jika mendapatkan awalan me- atau pe-. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-bunyi itu harus lebur menjadi bunyi sengau. Di bawah ini dibedakan bentuk salah dan bentuk benar dalam pemakaian sehari-hari.Contoh :Bangsa Indonesia mampu mengkikis habis paham komunis sampai ke akar-akarnya. (salah)Bangsa Indonesia mampu mengikis habis paham komunis sampai ke akar-akarnya. (benar)Kaidah peluluhan bunyi s,k,p, dan t tidak berlaku pada kata-kata yang dibentuk dengan gugus konsonan. Kata traktor apabila diberi awalan me-, kata ini akan menjadi mentraktor bukan menraktor. Kata proklamasi apabila diberi awalan me-, kata itu akan menjadi memproklamasikan.

f) Awalan ke- yang KeliruPada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter- sering diberi awalan ke-. Hal ini disebabkan oleh kekurangcermatan dalam memilih awalan yang tepat. Umunya, kesalahan itu dipengaruhi oleh bahasa daerah (jawa/sunda). Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar dalam pemakaian awalan.Contoh :Pengendara motor itu meninggal karena ketabrak oleh metro mini. ( salah )Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini. ( benar )Perlu diketahui awalan ke- hanya dapat menempel pada kata bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan tidak dapat dipakai. Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak dan ketua. Oleh sebab itu kata ketawa,kecantol,keseleo,kebawa,ketabrak bukanlah bentuk baku dalam bahasa Indonesia. Bentuk-bentuk yang benar ialah kedua,ketiga,keempat,kesepuluh, keseribu, dan seterusnya.

g) Pemakaian Akhiran irPemakaian akhiran ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran ir adalah asi atau isasi. Di bawah ini diungkapkan bentuk yang salah dan bentuk yang benar.Contoh :Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. ( salah )Saya sanggup mengkoordinasi kegiatan itu. ( benar )Perlu diperhatikan, akhiran asi atau isasi pada kata-kata lelenisasi, turinisasi, neonisasi,radionisasi,pompanisasi, dan koranisasi merupakan bentuk yang salah karena dasarnya bukan untuk kata serapan dari bahasa asing. Kata-kata itu harus diungkapkan menjadi usaha perternakan lele, usaha penanaman turi,usaha pemasangan neon,gerakan memasyarakatkan radio,gerakan pemasangan pomp, dan usaha memasyarakatkan koran.

h) Padanan yang Tidak SerasiKarena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi, yang muncul dalam pembicaraan sehari-hari adalah padanan yang tidak sepadan atau tidak serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa bersilang, atau bergabung dalam sebuah kalimat. Di bawah ini dipaparkan bentuk salah dan bentuk benar terutama dalam memakai ungkapan penghubung intrakalimat.Contoh :Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit. ( salah )Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.(benar)Bentuk yang baku untuk mengganti padanan itu adalah disebabkan oleh, dan lain-lain, atau dan sebagainya; karena/untuk/kalu saja tanpa diikuti maka, atau maka saja tanpa didahului oleh karena/untuk/kalau; meskipun saja tanpa disusul tetapi atau tetapi saja tanpa didahului meskipun.

i) Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadapDalam pemakaian sehari-hari, pemakaian di,ke,dari,bagi, dan daripada sering dipertukarkan. Di bawah ini dipaparkan bentuk benar dan bentuk salah dalam pemakaian kata depan.Contoh :Meja ini terbuat daripada kayu. ( salah )Meja ini terbuat dari kayu. ( benar )

j) Pemakain Akronim (Singkatan)Kita membedakan istilah singkatan dengan betuk singkat . yang di maksud dengan bentuk singkat adalah PLO,UI,dan lain-lain. Yang dimaksud dengan bentuk singkat lab, memo, dan lain-lain. Pemakainan akronim dan singkatan dalam bahasa kadang-kadang tidak teratur. Singkatan IBF mempunyai dua makna, yaitu internasional boxing federation dan international badminton federation. Oleh sebab itu pemakain akronim dan singkatann sesedapatmugkin dihindari karena menimbulkan berbagai tafsiran terhadap akronim dan singkatan itu . singkatan yang dapat dipakai adalah singkatan yang sudah umum dan maknannya sudah mantap.

k) Penggunaan kesimpulan , keputusan , penalaran dan pemukimanKata-kata kesimpulan besaing maknanya dengan simpulan ; kata keputusan bersaing pemakaiannya dengan kata putusan. Lalu bentukan manakah yang sebenarnya paling tepat? Apakah yang tepat kesimpulan dan yang salah adalah simpulan , ataukah sebaliknya. Pembentukan kata dalam bahasa sebenarnya mengikuti pola yang rapid an konsisten. Kalau kita perhatikan dengan seksama , bentukan-bentukan kata itu memiliki hubungan antara yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain terdapat korelasi diantara bentukan tersebut.perhatikanlah keteraturan pembentukan kata berikut.Contoh :Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan kesimpulan. (kurang rapi)Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan simpulan. (rapi)

l) Pengguaan Kata yang TepatSalah satu ciri pemakain bahasa yang efektif adalah pemakaian bahasa yang hemat kata, tetapi padat isi. Namun, dalam komunikasi sehari-hari seering di jumpai pemakaian kata yang tidak hemat(boros). Berikut contoh pemakaian kata yang hemat dan tidak hemat(boros).Contoh :Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, maka diperlukan tenaga dorong buatan untuk produksi minyak lebih besar. (boros, salah)Apabila suatu reservoir masih mempunyai cadangan minyak, diperlukan tenaga dorong buatan untuk produksi minyak lebih besar. (hemat , benar)

m) AnalogiDi dalam dunia olahraga terdapat istilah petinju. Kata petinju berkolerasi dengan kata bertinju. Kata petinju berarti orang yang biasa bertinju, bukan orang yang biasa meninju. Dewasa ini dapat dijumpai banyak kata yang sekelompok dengan petinju,seperti pesenam , pesilat , pegolf , peterjun, dan peboling. Akan tetapi, apakah semua kata di bentuk dengan cara yang sama dengan pembentukan kata petinju ? jika harus dilakukan demikian, akan tercipta bentukan seperti ini .Contoh :Petinju orang yang bertinjuPesenam orang yang bersenamKata bertinju, bersenam dann bersilat mungki bisa digunakan akan tetapi, kata bergolf, berterjun dan bertenis bukan kata yang lazim . oleh sebab itu, muculnya kata pesky, peselancar,dan peboling pada dasarnya tidak terbentuk dari berski , berboling , berselancar, dan bertenis.

n) Bentuk Jamak dalam Bahasa IndonesiaDalam pemakaian sehari-hari kadang-kadang orang salah menggunakan bentuk jamak dalam bahasa Indonesia. Sehingga terjadi bentuk yang rancu atau kacau. Bentuk jamak dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan cara sebagai berikut. Bentuk jamak dengan melakukan pengulangan kata yang bersangkutan seperti: Kuda-kuda, meja-meja, dan buku-buku. Bentuk jamak dengann menambah kata bilangan seperti: beberapa meja, sekalian tamu, semua buku, dan dua tempat. Bentuk jamak dengan menambah kata bantu jamak seperti: para tamu. Bentuk jamak dengan menggunakan kata ganti orang seperti: mereka kita.Dalam pemakaian kata sehari-hari orang cenderung memilih bentuk jamak asing dalam menyatakan jamak dalam bahasa Indonesia. Di bawah ini beberapa bentuk jamak dan tunggal dari bahasa asing.Bentuk tunggal: datum, alumnus, alim.Bentuk jamak: data, alumni, ulamaDalam bahasa Indonesia bentuk datum dan data yang dianggap baku ialah data yang dipakai sebagai bentuk tunggal. Bentuk alim dan ulama kedua-duanya dianggap baku yang masing-masing sebagai bentuk tunggal. Oleh sebab itu , tidak salah kalau ada bentuk: beberapa data, tiga alumni, dan seterusnya.o) Ungkapan IdiomatikUngkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak dapat dihilangkan ataau diganti. Ungkapan idiomatic adalah kata-kata yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa.Ugnkapan yag bersifat idiomatic terdiri atas dua atau tiga kata yag dapat memperkuat diksi di dalam tulisan.Contoh:Menteri dalam Negeri bertemu Presiden Gus Dur.(salah) Menteri dalam Negeri bertemu dengan Presiden Gus Dur. (benar)

2.4 Pengertian IstilahIstilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

2.5 Persyaratan Istilah yang Santun dan BenarPersyaratan Istilah yang santun dan benar, yaitu:1) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari makna itu,2) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.3) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi) baik.4) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).5) Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah bahasa Indonesia.

2.6 Penyerapan IstilahPenyerapan istilah, yaitu:1) Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.2) Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.3) Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.4) Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.5) Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

2.7 Macam-Macam IstilahIstilah terdiri dari dua macam yaitu istilah umum dan istilah khusus. Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan secara umum.Contoh:Anggaran belanja. Penilaian.Daya. Radio.Nikah. Takwa.

Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu.Contoh:ApendektomiKurtosisBipatride Pleisosen

2.8 Sumber Istilah dan Kata Nama1) Kosakata Bahasa IndonesiaKata Nama IstilahBumi Siliwangi apotek hidupKota Bunga daya angkut

2) Kosakata Bahasa SerumpunAsing Bahasa SerumpunPeat gambutPain nyeri

3) Kosakata Bahasa AsingIstilah TerjemahanAsing IndonesiaSamenwerking kerjasamaBalanced budget anggaran berimbang

Istilah SerapanAsingIndonesiaAgent agenAtom atom

Istilah Serapan TerjemahanAsingIndonesiaBound morphem morfem terikatClay colloid koloid lempung

2.9 Perbedaan Diksi dan IstilahPerbedaanya terdapat dalam jumlah makna.Dalam kata terdapat banyak makna. misalnya saya adalah pemenang.kata saya mempunyai banyak makna. Bisa bermakna sanh pembaca, sang penulis, atau yang lain. Sedangkan istilah mempunyai satu makna. Misalnya embrio adalah salah satu ilmu yang di pelajari dalam biologi. Istilah embrio mempunyai arti satu yaitu janin. meskipun kita membuat 10 kalimat denganistilah embrio, maknanya akan tetap. kesimpulannya semua kata tidak dapat menjadi istilah, tetapi semua istilah dapat menjadi kata.

BAB IIIPenutup3.1 KesimpulanKreatifitas dalam memilih kata merupakan kunci utama bagi seorang pengarang maupun untuk penulisan gagasan serta ungkapan. Penguasaan dalam mengolah kata juga menjadi faktor penting untuk menghasilkan tulisan yang indah dan enak di baca. sehingga makna dengan tepat pada setiap pilihan kata yang ingin disampaikan.Diksi adalah kemampuan penulis untuk mendapatkan kata agar dalam pembacaan dan pengertiannya tepat. Kata ilmiah adalah kata-kata logis dari bahasa asing yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Pembentukan kata atau istilah adalah kata yang mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang sudah sesuai dengan EYD. Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang has dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.tempo.co/read/news/2009/10/28/058204966/Pencemaran-Limbah-PT-Adaro-Lumpuhkan-Balangan-dan-Amuntai http://www.tempo.co/read/news/2009/10/27/058204709/Kolam-Limbah-Pertambangan-Jebol-PT-Adaro-Akui-Cemari-Sungai-Balangan http://wakilkalsel77.wordpress.com/2009/10/29/