makalah tanaman bising

8
Pengaruh tata hijau terhadap tingkat kebisingan pada perumahan jalan ratulangi Makassar Sri Umiati Dosen Teknik Sipil Unand Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tata hijau terhadap tingkat kebisingan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran kebisingan pada tiga lokasi. Lokasi dipilih adalah lokasi halaman rumah yang berhadapan langsung dengan jalan raya dan mempunyai jenis tanaman yang berbeda yaitu halaman dengan tanaman pohon, halaman dengan tanaman perdu dan halaman dengan tanaman kombinasi pohon dan perdu Pengukuran tiap lokasi menggunakan dua buah alat ukur sound level meter yang dilakukan secara bersamaan pada dua titik ukur. Titik ukur satu jarak 0 meter dari tepi badan jalan dan titik ukur dua di halaman rumah dengan jarak 7 meter dari tepi badan jalan. Hasil penelitian yang membandingkan tingkat kebisingan yang terjadi menunjukkan bahwa kombinasi tanaman pohon dan perdu dengan kerimbunan daun rata rata 75% yang merata dari muka tanah hingga ketinggian 5 meter dapat menurunkan bising sebesar 8.2 dBA atau sekitar 25%. I. Pendahuluan A. Latar belakang masalah Jumlah penduduk kota Makassar pada tahun 2006 berjumlah 1.112.688 jiwa dengan luas areal 175.79 km² [1]. Arus lalu lintas yang padat dan banyaknya pemukiman yang berhadapan langsung dengan jalan raya membuat lingkungan bising. Kebisingan lalu lintas yang tinggi dalam waktu paparan yang cukup panjang akan menimbulkan ketidak nyamanan. Jalan Ratulangi Makassar termasuk jalan yang dilalui oleh kendaraan besar, angkutan kota dan dekat dengan area perdagangan. Kesibukan lalu lintas dimulai pukul 4.30 pagi hingga 24.00 malam Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, atau sebagai sarana pembinaan keluarga. [2]. Untuk dapat melakukan aktifitas dengan aman dan nyaman dalam rentang waktu 24 jam, rumah harus memenuhi persyaratan : struktur bangunan kuat dan aman, indah, tersedia sarana air bersih dan pembuangan air kotor, udara bersih dengan pertukaran udara yang cukup, cahaya matahari cukup, dan terhindar dari kebisingan yang tinggi. SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No : Kep 48/MENLH/XI/1996, tanggal 25 November 1996, batas tingkat kebisingan outdoor untuk daerah pemukiman adalah sebesar 55 dB(A). Tata hijau adalah penataan dan perancangan tanaman yang mencakup habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi tanaman dan perletakan tanaman. Tanaman dapat menyerap, menghalangi bising sehingga membuat lingkungan lebih nyaman. Jenis tumbuhan yang efektif meredam suara adalah yang mempunyai karakteristik tertentu seperti bertajuk tebal dan mempunyai daun yang lebat dan rindang. Vegetasi yang rapat, rimbun dan berlapis dapat mengurangi kebisingan sampai 95%. [3]. B. Rumusan masalah Bagaimana perbedaan reduksi bising dari tanaman pohon, tanaman perdu, kombinasi tanaman pohon dan perdu ? II. Tinjauan pustaka

Upload: nurul-huda-abdullah

Post on 17-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

berisikan tentang tanaman-tanaman apa saja yang dapat mereduksi tingkat kebisingan

TRANSCRIPT

Page 1: makalah tanaman bising

Pengaruh tata hijau terhadap tingkat kebisingan pada

perumahan jalan ratulangi Makassar

Sri Umiati

Dosen Teknik Sipil Unand

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tata hijau terhadap tingkat kebisingan. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran kebisingan pada tiga lokasi. Lokasi dipilih adalah lokasi halaman rumah yang berhadapan langsung dengan jalan raya dan mempunyai jenis tanaman yang berbeda yaitu halaman dengan tanaman pohon, halaman dengan tanaman perdu dan halaman dengan tanaman kombinasi pohon dan perdu Pengukuran tiap lokasi menggunakan dua buah alat ukur sound level meter yang dilakukan secara bersamaan pada dua titik ukur.

Titik ukur satu jarak 0 meter dari tepi badan jalan dan titik ukur dua di halaman rumah dengan jarak 7 meter dari tepi badan jalan. Hasil penelitian yang membandingkan tingkat kebisingan yang terjadi menunjukkan bahwa kombinasi tanaman pohon dan perdu

dengan kerimbunan daun rata rata 75% yang merata dari muka tanah hingga ketinggian 5 meter dapat menurunkan bising sebesar 8.2 dBA atau sekitar 25%.

I. Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Jumlah penduduk kota Makassar pada tahun 2006 berjumlah 1.112.688 jiwa dengan luas areal 175.79 km² [1]. Arus

lalu lintas yang padat dan banyaknya pemukiman yang berhadapan langsung dengan jalan raya membuat lingkungan

bising. Kebisingan lalu lintas yang tinggi dalam waktu paparan yang cukup panjang akan menimbulkan ketidak

nyamanan. Jalan Ratulangi Makassar termasuk jalan yang dilalui oleh kendaraan besar, angkutan kota dan dekat

dengan area perdagangan. Kesibukan lalu lintas dimulai pukul 4.30 pagi hingga 24.00 malam Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal, atau sebagai sarana pembinaan keluarga. [2]. Untuk

dapat melakukan aktifitas dengan aman dan nyaman dalam rentang waktu 24 jam, rumah harus memenuhi persyaratan :

struktur bangunan kuat dan aman, indah, tersedia sarana air bersih dan pembuangan air kotor, udara bersih dengan

pertukaran udara yang cukup, cahaya matahari cukup, dan terhindar dari kebisingan yang tinggi. SK Menteri Negara

Lingkungan Hidup No : Kep 48/MENLH/XI/1996, tanggal 25 November 1996, batas tingkat kebisingan outdoor untuk

daerah pemukiman adalah sebesar 55 dB(A).

Tata hijau adalah penataan dan perancangan tanaman yang mencakup habitus tanaman, karakter tanaman, fungsi

tanaman dan perletakan tanaman. Tanaman dapat menyerap, menghalangi bising sehingga membuat lingkungan lebih

nyaman. Jenis tumbuhan yang efektif meredam suara adalah yang mempunyai karakteristik tertentu seperti bertajuk

tebal dan mempunyai daun yang lebat dan rindang. Vegetasi yang rapat, rimbun dan berlapis dapat mengurangi

kebisingan sampai 95%. [3].

B. Rumusan masalah

Bagaimana perbedaan reduksi bising dari tanaman pohon, tanaman perdu, kombinasi tanaman pohon dan perdu ?

II. Tinjauan pustaka

Page 2: makalah tanaman bising

13 S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19

A. Jarak tempuh bunyi

Gelombang bunyi yang merambat dari sumber bunyi dan menempuh jarak tertentu akan menurun kekuatannya dan kemudian hilang. Melemahnya energy yang dimiliki sumber bunyi disebabkan oleh karena energy yang sama harus

merambat menyebar pada area lebih luas. Di udara terbuka penurunan Intensitas bunyi berbanding terbalik dengan

kelipatan jarak dari sumber bunyi. Intensitas bunyi berkurang 3 dB setiap pelipatan jarak. Gambar 1: memperlihatkan

selisih tingkat kebisingan antara dua lokasi dengan rasio jarak dari suatu sumber bising pada udara terbuka.

0 2.5 5 7.5 10

2.5

5

7.5

10

Rasio Jarak b/a

La -

Lb (

dB

A)

Gambar 1. Hubungan selisih tingkat kebisingan dan rasio jarak [4]

1. Kebisingan Lalu Lintas Kebisingan lalu lintas adalah kebisingan yang ditimbulkan oleh pergerakan kendaraan berat seperti truk, bus, juga

mobil penumpang di jalan raya. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MENLH/11/1996, menetapkan Kriteria

Daerah Bising (KDB) bagi permukiman/ perumahan, yaitu sebagai berikut:

a. Daerah Aman Bising (DAB)

1) Daerah dengan lobar 21s/d 30 m dari tepi perkerasan jalan.

2) Tingkat kebisingannya kurang dari 65 dBA (Leq).

3) Lama waktu paparan (60 – 65 dBA) maksimum 12 jam perhari.

b. Daerah Moderat Bising (DMB)

1) Daerah dengan lobar 11s/d 20 m dari tepi perkerasan jalan. 2) Tingkat kebisingan antara 65 s/d 75 dBA (Leq ).

3) Lama waktu paparan (65 - 75 dBA) maksimum 10 jam perhari

c. Daerah Resiko Bising (DRB)

1). Daerah dengan lobar 0 s/d 10 m dari tepi perkerasan jalan.

2) Tingkat kebisingannya lebih dari 75 dBA ( Leq).

3) Lama waktu paparan (75 - 90 dBA) maksimum 10 jam perhari.

2. Tanaman Penghalang Bising

(Badan Litbang PU Dep PU) Tanaman dapat menyerap, menghalangi bising sehingga membuat lingkungan lebih

nyaman tergantung pada jenis tanaman, penanaman kepadatan, kerimbunan, lokasi dan frekuensi suara.

a. Jenis Tanaman

Jenis tanaman yang digunakan untuk penghalang kebisingan harus memiliki kerimbunan dan kerapatan daun yang

cukup dan merata mulai dari permukaan tanah hingga ketinggian yang diharapkan. Untuk itu perlu diatur suatu kombinasi antara tanaman penutup tanah, perdu dan pohon atau kombinasi dengan bahan lainnya sehingga efek

penghalang menjadi optimum.

Tanaman yang dapat digunakan adalah:

a. Penutup tanah (cover crops): rumput, leguminosae.

b. Perdu : bambu pringgodani, soka, teh-tehan, kekaretan .

c. Pohon; akasia, johar (Casia Siamea). Pohon yang rimbun dengan cabang rendah.

b. Dimensi Tanaman

Page 3: makalah tanaman bising

S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19 14

Penghalang dengan tanaman harus cukup tinggi untuk dapat memotong garis perambatan gelombang suara dari

sumber ke penerima. Kedalaman (ketebalan) tanaman serta persentase kerimbunan daun disesuaikan dengan jenis tanaman yang digunakan untuk penghalang. Penghalang dengan tanaman harus cukup tinggi untuk dapat memotong

garis rambatan gelombang suara dari sumber ke penerima.

Gambar 1. Penghalang bising dengan tanaman

Sumber : Badan Litbang PU Dep PU

III.Metode penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di perumahan jalan Ratulangi Makassar. Lokasi dipilih perumahan yang berhadapan langsung

dengan jalan raya dengan tanaman halaman yang berbeda. Lokasi terpilih adalah :

Lokasi 1: Halaman dengan tanaman pohon ridang, tinggi ranting terendah 2.5 m.

Lokasi 2: Halaman dengan tanaman tanaman perdu tinggi 1.5 meter, kerimbunan daun 85%.

Lokasi 3:. Halaman dengan tanaman kombinasi tanaman pohon dan perdu, dengan kerimbunan daun rata rata 75%

mulai dari muka tanah hingga ketinggian 5 meter.

Batas sempadan jalan 10 meter, Luas halaman ketiga lokasi terpilih adalah 10 x 15 m2

Lokasi 1. Lokasi 2. Lokasi 3.

Gambar 2. Foto halaman lokasi penelitian

Sumber : survey peneliti

Tanaman sebagai penahan bising terhadap bangunan

Tanaman yang dikombinasikan dengan gundukan tanah

Page 4: makalah tanaman bising

15 S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19

2. Tinggi dan jarak pengukuran.

Pada tiap lokasi, dilakukan pengukuran dengan menggunakan dua buah alat ukur sound level meter secara bersamaan pada dua titik ukur, yaitu titik ukur satu jarak 0 meter dari tepi badan jalan dan titik ukur dua dihalaman

dengan jarak 7 meter dari tepi badan jalan. Untuk dapat membandingkan tingkat kebisingan pada ketiga lokasi maka

pengukuran harus dilakukan dengan jarak dan ketinggian yang sama.Ukuran ketinggian ditetapkan masing masing satu

meter. Sumber bising adalah suara kendaraan bermotor yang melintas dijalan Ratulangi.

3. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan sebelas lokasi penelitian selama 4 hari dengan waktu mulai pukul 7.00 hingga pukul

20.00 WITA (Waktu Indonesia Tengah)

4. Kegiatan pengambilan data:

Alat yang digunakan:

1) Dua buah alat untuk pengukuran kebisingan (Sound Level Meter)

2). Meteran untuk mengukur jarak, panjang, lebar dan tinggi.

3). Kamera untuk pemotretan obyek pengamatan.

IV. Hasil pengukuran

Dari hasil pengukuran yang dilakukan dilapangan diperoleh nilai sebagai berikut:

1. Kebisingan lokasi satu

(Pengambilan data 17-6-2010) Tabel 1. Kebisingan lokasi satu

.Waktu

Pengukuran

Titik

Pengukuran

Kebisingan dB(A) Selisih rata rata

titik 1 dan 2

dB(A) Tertinggi Terendah Rata rata

Jam 7.00 1 84 60 76.6

2 - - -

Jam 8.00

1 83 70 77.1

8.2 2 76 64 68.9

Jam 9.00

1 84 74 78.2

8.04 2 78 64 70.2

Jam 10.00

1 94 69 79.8

9.28 2 86 61 70.56

Jam 11.00

1 92 73 79.8

8.4 2 84 64 71.4

Jam 12.00

1 89 73 78.3

8.64 2 81 64 69.7

Jam 14.00

1 83 73 76.84

8.68 2 75 60 68.16

Jam 16.00

1 86 70 77.64

8.2 2 78 62 69.4

Jam 18.00 1 81 68 75.28

2 - - -

Jam 20.00 1 81 67 74.68

2 - - -

Selisih rata rata 8.5

Keterangan : 1 = 0 meter dari tepi badan jalan 2 = Halaman 7 meter dari tepi badan jalan (sumber: hasil olah data peneliti)

Page 5: makalah tanaman bising

S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19 16

2. Regresi Lokasi Satu

Gambar 3. Hubungan kebisingan tepi jalan dan halaman lokasi satu

3. Kebisingan lokasi 2.

Pengambilan data 8-6-2010

Tabel 1. Kebisingan lokasi dua

Waktu

Pengukuran

Titik

Pengukuran

Kebisingan dB(A ) Selisih

rata rata Tertinggi Terendah Rata rata

Jam 7.00 1 85 65 75.1 -

- - - -

Jam 8.00 1 93 66 77.1

9.08 2 85 56 68

Jam 9.00 1 90 70 78.84

9.56 2 79 60 69.3

Jam 10.00 1 91 70 79.48

9.6 2 83 58 69.9

Jam 11.00 1 87 70 76.6

10.1 2 75 60 66.5

Jam 12.00 1 81 68 74.2

8.48 2 73 61 65.8

Jam 14.00 1 82 62 73.6

9.24 2 74 54 64.3

Jam 16.00 1 90 65 76.48

9.8 2 83 53 66.7

Jam 18.00 1 82 60 73.4

- - - -

Jam 20.00 1 85 67 75.6

- - - -

Selisih rata rata total 9.41

Keterangan : 1 = 0 meter dari tepi badan jalan 2 = Halaman 7 meter dari tepi badan jalan (Sumber: hasil olah data peneliti)

y = 0,994x - 8,029R² = 0,851

50

55

60

65

70

75

80

85

90

50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Keb

isin

gan

hal

aman

dB

(A)

Kebisingan tepi jalan dB(A)

Page 6: makalah tanaman bising

17 S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19

4. Regresi lokasi dua

Gambar 4. Hubungan kebisingan tepi jalan dan halaman lokasi dua

5. Kebisingan lokasi 3

Pengambilan data 15-6-2010 Tabel 3. Kebisingan lokasi 3

Waktu

Pengukuran

Titik

Pengukuran

Kebisingan (dBA) Selisih rata rata

titik 1 dan 2

dB(A) Tertinggi Terendah Rata rata

Jam 7.00

1 87 70 76.6

- - - -

Jam 8.00

1 84 67 77.8 16.6 2 70 50 61.2

Jam 9.00

1 85 74 78.8

17.9 2 68 56 60.9

Jam 10.00

1 91 74 79.3

16.4 2 72 59 62.8

Jam 11.00

1 93 65 78.8

17.2 2 75 47 61.6

Jam 12.00

1 90 70 78.08

16.1 2 75 53 62

Jam 14.00

1 86 72 79.8 15.6 2 70 57 64.2

Jam 16.00

1 93 74 79.64

16.6 2 74 57 63.04

Jam 18.00

1 86 65 76.76

- - - -

Jam 20.00

1 83 64 75.72

- - - -

Selisih rata rata total 16.6

Keterangan : 1 = 0 meter dari tepi badan jalan 2 = Halaman 7 meter dari tepi badan jalan (sumber: hasil olah data peneliti)

y = 0,987x - 8,435

R² = 0,927

50

55

60

65

70

75

80

85

90

50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Keb

isin

gan

hal

aman

dB

(A)

Kebisingan tepi jalan dB(A)

Page 7: makalah tanaman bising

S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19 18

6. Regresi lokasi tiga

.

Gambar 5. Hubungan kebisingan tepi jalan dan halaman lokasi tiga

7. Hubungan kurva lokasi satu, dua dan tiga.

Gambar 6. Hubungan kurva lokasi satu, dua dan tiga

Dari gambar 3, 4, 5 dan 6 terlihat bahwa:

1. Kebisingan 65 dBA ditepi jalan mengasilkan bising pada halaman lokasi satu sebesar rata rata 56 dBA, pada

halaman lokasi dua sebesar rata rata 55 dB(A) dan lokasi tiga rata rata 50 dB(A)

2. Dengan meningkatnya kebisingan tepi jalan hingga mencapai angka 94 dBA mengakibatkan bising halaman

lokasi satu rata rata sebesar 86 dB(A). Bising pada halaman lokasi dua sebesar rata rata 84 dB(A) dan lokasi tiga

rata rata 76 dB(A).

3. Selisih kebisingan rata rata tepi jalan dan halaman lokasi 1 adalah 8.6 dB(A), selisih kebisingan rata rata tepi

jalan dan halaman lokasi 2 adalah 9.2 dB(A), dan selisih kebisingan tepi jalan dan halaman lokasi tiga adalah

16.6 dB(A) Tanaman pohon saja atau tanaman perdu saja kurang berhasil menurunkan kebisingan. Pengurangan bising akibat

jarak 7 meter sekitar 8.4 dBA, sehingga reduksi bising untuk tanaman pohon saja dengan tinggi pengukuran 1 meter

y = 0,889x - 7,893R² = 0,752

50

55

60

65

70

75

80

85

90

50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Keb

isin

gan

hal

aman

dB

(A)

Kebisingan tepi jalan dB(A)

50

55

60

65

70

75

80

85

90

50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100

Keb

isin

gan

hal

aman

dB

(A)

Kebisingan tepi jalan dB(A)

Lokasi 2

Lokasi 3

Lokasi 1

Page 8: makalah tanaman bising

19 S. Umiati / Teknika 2 (2011) 12-19

hanya sekitar 0.2 dB(A). Reduksi bising untuk tanaman perdu saja seperti pada lokasi dua hanya berhasil menurunkan

kebisingan sekitar 0.8 dB(A), sementara untuk kombinasi tanaman pohon dan perdu dengan kerimbunan daun rata rata 75% yang merata dari muka tanah hingga ketinggian 5 meter dapat menurunkan bising sebesar 8.2 dB(A) atau sekitar

25%.

V. Kesimpulan dan saran

5.1 Kesimpulan

1. Tanaman pohon saja, atau perdu saja yang dilakukan pada penelitian ini hanya mereduksi bising dengan nilai

yang kecil ini diakibatkan suara bisa menembus halaman dari sebelah atas atau sebelah bawah tanaman.

2. Untuk tanaman yang dikombinasikan antara perdu dan tanaman pohon dengan kerimbunan daun sekitar 75%

yang merata dari muka tanah hingga ketinggian 5 meter dapat mereduksi kebisingan sekitar 25%.

5.2 Saran Untuk kenyamanan perumahan yang terletak disepanjang jalan raya dengan tingkat kebisingan yang tinggi perlu

diperhatikan jarak sempadan bangunan, barier penghalang bising berupa pagar penghalang gelombang suara yang

dikombinasikan dengan tanaman pohon dan perdu.

Daftar pustaka

[1] Badan Pusat Statistik Makassar tahun 2007, Makassar dalam angka 2006.

[2] Sastra, M.S dan Marlina, E, Perencanaan dan pengembangan perumahan, 2006.

[3] Mediastika, C.E, Material akustik pengendali kualitas bunyi pada bangunan, Yokyakarta, 2009.

[4] Wilson C.E, “Noise control measurement, Analysis, 1989.

[5] Departemen Pekerjaan Umum, Badan Litbang, Pedoman mitigasi dampak kebisingan akibat lalu lintas jalan, 2006

[6] Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina Marga, Perencanaan teknik bangunan peredam bising, 1999.

[7] Leslie, LD, Akustik lingkungan kota” Erlangga Jakarta, 1990.

`