makalah tablet bukal atau sub lingual

Upload: eva-apriliyana-rizki

Post on 05-Apr-2018

788 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    1/13

    MAKALAH FARMASETIKA II

    TABLET BUKAL dan SUBLINGUAL

    Disusun oleh:

    Nama : Eva Apriliyana Rizki

    NIM : 723901S.10.026

    Kelas : A

    Dosen : Hayatus Saadah, M. Sc, Apt

    FARMASETIKA II

    AKADEMI FARMASI SAMARINDA

    2012/2013

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    2/13

    Kebanyakan sediaan tablet dimaksudkan untuk ditelan, kemudian zat

    aktifnya diabsorpsi di saluran cerna. Namun, ada beberapa jenis tablet khusus

    yang digunakan dengan cara lain yakni diabsorpsi melalui selaput mukosa. Tablet

    bukal dan sublingual merupakan contoh jenis tablet khusus yang dihantarkan

    (digunakan) ke dalam rongga mulut.

    Tablet bukal atau sublingual yaitu tablet yang disisipkan di pipi dan di

    bawah lidah biasanya berbentuk datar, tablet oral yang direncanakan larut dalam

    kantung pipi atau di bawah lidah untuk diadsorpsi melalui mukosa oral. Cara ini

    berguna untuk penyerapan obat yang dirusak oleh cairan lambung dan atau sedikit

    sekali diadsorbsi oleh saluran pencernaan. Walaupun hanya sedikit obat yang

    diadsorbsi melalui mukosa mulut, beberapa catatan penting supaya diperhatikan;

    nitrogliserin dan banyak senyawa hormon steroid. Tablet dirancang untuk

    pemberian disisipkan di pipi (seperti tablet progesteron) dibuat supaya hancur dan

    melarut perlahan-lahan atau erosi lambat, sedang yang digunakan melalui di

    bawah lidah (seperti tablet nitrogliserin) akan melarut segera untuk memberikan

    efek obat dengan cepat (Ansel, 1989).

    Kedua jenis tablet ini dimaksudkan untuk ditahan dalam mulut, tempat

    tablet ini melepaskan zat aktif yang dikandungnya, guna diadsorpsi langsung

    melalui mukosa mulut. Tablet ini adalah tablet kempa yang biasanya berbentuk

    rata, lonjong, dan dimaksudkan guna memberikan kerja sistemik. Tablet bukal

    ditempatkan dalam kantong bukal antara pipi dan gusi, sedangkan tablet

    sublingual ditempatkan di bawah lidah dan dibiarkan terlarut pada tempat tersebut

    (Siregar, 2010).

    Obat-obatan yang diberikan dengan cara ini dimaksudkan agar memberikan

    efek sistemik, dan karena itu harus dapat diserap dengan baik oleh selaput lendir

    mulut. Obat yang diserap dari selaput lendir mulut masuk ke aliran darah,

    selanjutnya masuk ke aliran darah umum. Obat diserap melalui saluran cerna

    masuk ke sirkulasi darah usus, yang langsung berhubungan dengan hati melalui

    vena porta. Jadi penyerapan obat melalui rongga mulut menyebabkan obat

    terhindar dari metabolisme first-pass. Maka ada beberapa keuntungan yang

    mungkin didapat dari pemberian kedua jenis tablet ini. Suasana dalam lambung,

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    3/13

    yang dapat menyebabkan penguraian obat yang luas (untuk beberapa jenis steroid

    dan hormon) dapat dihindari oleh obat-obat yang diserap dengan baik dalam

    mulut. Obat dapat bekerja dalam waktu yang lebih cepat daripada tablet yang

    harus ditelan (suatu keuntungan bagi vasodilator yang diberikan dengan cara ini).

    Efekfirst-pass dapat dihindari, seperti telah diuraikan, dan untuk beberapa obat

    (misalnya metiltestoteron) rasa mual yang dapat terjadi bila obat tersebut ditelan

    dapat dihindari.

    Tablet buccal dan sublingual hendaklah diracik dengan bahan pengisi yang

    lunak, yang tidak merangsang keluarnya air liur. Ini mengurangi bagian obat yang

    tertelan dan lolos dari penyerapan oleh selaput lendir mulut. Di samping itu,

    kedua tablet ini hendaklah dirancang untuk tidak pecah, tetapi larut secara lambat,

    biasanya dalam jangka waktu 15-30 menit, agar penyerapan berlangsung dengan

    baik (Lachman, 1994).

    Tablet Bukal

    Suatu tablet yang mengalami difusi dan penetrasi secara cepat dapat

    diberikan dan diadsorpsi dalam rongga mulut. Suatu tablet yang dirancang untuk

    absorpsi obat dalam rongga mulut disebut tablet bukal. Sebagai contoh tablet

    sublingual nitrogliserin terlarut di bawah lidah dan diadsorpsi melalui mukosa

    mulut. Tablet-tablet bukal pada umumnya mengandung suatu bahan tambahan

    yang cepat melarut seperti laktosa, sehingga obat dilepaskan secara cepat. Mula

    kerja nitrogliserin sublingual adalah cepat, lebih cepat daripada yang dipakai

    secara oral atau yang diadsorpsi melalui kulit. Lama kerja nitrogliserin sublingual

    lebih pendek daripada kedua rute yang lain. Obat yang diadsorpsi melalui mukosa

    mulut tidak akan melewati hati sebelum mengalami distribusi umum. Oleh karena

    itu, untuk suatu obat dengan first pass effect yang bermakna, absorpsi bukal

    dapat memberikan bioavailabilitas yang lebih baik dibandingkan pemberian oral

    (Shargel, 2005).

    Tablet bukal mempunyai tempat aplikasi di dalam kantung pipi atau di

    ruang antara gusi dan bibir. Dalam bentuk ini hormon steroida, juga alkaloida,

    vitamin dan obat lainnya diresorpsi, yang tidak dapat diberikan secara parenteral.

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    4/13

    Melalui selaput lendir mulut, bahan obat yang diresorpsi akan langsung mencapai

    peredaran darah. Dengan demikian sediaan ini meniadakan pelintasan hati primer

    (Voight, 1995).

    Tablet bukal dibuat secara kempa dengan tujuan untuk diabsorpsi zat aktif

    melalui selaput mukosa mulut. Tablet bukal paling sering digunakan apabila

    sasarannya ialah penggantian terapi hormonal. Kesempurnaan absorpsi

    dikehendaki untuk dicapai, namun tidak begitu dengan laju absorpsi yang tinggi.

    Tablet bentuk datar atau bulat panjang (elipitical) atau kaplet biasanya dipilih

    untuk bentuk tablet bukal karena bentuk ini paling mudah ditahan di antara gusi

    dan pipi. Pembuluh parotis (kelenjar liur di depan telinga) mengosongkan

    cairannya ke dalam mulut melalui saluran yang bermuara pada daerah yang

    berhadapan dengan mahkota geraham atas kedua, dekat lokasi tablet bukal

    biasanya ditempatkan. Lokasi ini menyediakan media untuk melarutkan tablet dan

    untuk pelepasan zat aktif. Metil testosteron dan testosteron propionat paling

    umum dibuat sebagai tablet bukal. Formulasi berikut adalah contoh tablet bukal.

    Tablet 11.5. Contoh Tablet Bukal Metiltestosteron (10 mg)

    Bahan Kuantitas per Tablet

    Metiltestosteron 10 mg

    Laktosa 86 mg

    Sukrosa 87 mg

    Gom arab 10 mg

    Talk 6 mg

    Magnesium stearat 1 mg

    Air q.s

    Cara pembuatannya adalah:

    a. Ayak zat aktif dan eksipien melalui pengayak 60 mesh lalu campurkankeduanya

    b. Basahkan dengan air untuk membuat massa yang liatc. Lewatkan melalui pengayak 8 mesh dan keringkan pada 40 C

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    5/13

    d. Perkecil ukuran partikel dengan melewatkan granul kering melaluipengayak 10 mesh

    e. Campur dengan lubrikan kemudian kempaTablet bukal dikempa dibuat dengan prosedur yang digunakan untuk

    granulasi atau kempa langsung. Tablet bukal metiltestosteron tidak mengandung

    disintegran agar tablet akan terlarut dengan lambat. Zat penambah rasa dan

    pemanis kadang-kadang ditambahkan agar tablet lebih enak, tetapi hal ini dapat

    meningkatkan aliran air liur. Penelanan air liur harus diminimalkan selama tablet

    bukal ditahan di tempatnya karena senyawa yang diberikan melalui rute bukal

    dapat mengalami salah satu dari dua hal ini, yaitu tidak diabsorpsi dari saluran

    cerna atau dengan cepat dimetabolisasi pada eleminasi lintas pertama melalui hati.

    Karena tablet bukal ditahan dalam mulut untuk periode waktu yang relatif lama

    (dari 30 sampai 60 menit), hendaknya semua ingredien terbagi halus agar tablet

    tidak terasa seperti pasir atau mengiritasi.

    Siklodekstran larut air telah digunakan sebagai adjuvan untuk meningkatkan

    absorpsi hormon steroid dari selaput mukosa mulut. Untuk menyiapkan bahan ini,

    larutan akuosa 2-hidroksipropil 40% atau poli--siklodekstran dijenuhkan dengan

    steroid, dibekukeringkan, dan dikempa menjadi tablet.

    Sejumlah formulasi telah didesain sebagai tablet bukal lepas lambat.

    Apabila pada formulasi tablet terdapat gom alam, gom sintetik, atau campuran

    gom yang kental, dapat dikempa menjadi tablet yang mengabsorpsi lembap

    dengan lambat dan membentuk lapisan permukaan terhidrasi. Dari permukaan itu,

    zat aktif terdifusi secara lambat dan tersedia untuk absorpsi melalui mukosa bukal.

    Jika tablet dapat dipertahankan pada posisinya, absorpsi dapat terjadi untuk

    periode sampai 8 jam.

    Beberapa obat paten menggunakan hidroksipropilmetilselulosa (HPMC)

    atau dalam campuran dengan hidroksipropilselulosa (HPC), etilselulosa (EC), atau

    Na karboksimetilselulosa sebagai pembawa sinkron.

    Selain itu, dibuat pula menggunakan kopolimer poliakrilik (Carbapol 934)

    dicampur HPC atau natrium kaseinat untuk absorpsi bukal lepas lambat. Basis

    tablet lain meliputi natrium poliakrilat (PANA) digabung dengan pembawa seperti

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    6/13

    laktosa, mikroskristalin selulosa, dan manitol. Gom alam, seperti gom guar, gom

    kacang-lokus, dan xantan juga telah digunakan.

    Beberapa polimer mempunyai sifat adhesif pada mukosa yang membantu

    menahan tablet pada tempat absorpsi di antara gusi dan pipi atau bibir, misalnya

    PANA dan Carbapol 934. Tablet dua lapis telah dibuat dengan terdiri atas satu

    lapis adhesif dan satu lapis nonadhesif. Suatu metode in vitro untuk mengukur

    daya adhesif dari berbagai bahan pada mukus (lendir dari selaput lendir)

    dikembangkan berdasarkan gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu

    lempeng kaca yang disalut dengan zat uji dari gel mukus yang diisolasi. Hidrasi

    bahan harus dilakukan selama waktu tertentu supaya memperoleh hasil evaluasi

    yang memuaskan. Carbapol 934, SCMC (natrium karboksimetilselulosa),

    tragakan dan natrium alginat mempunyai sifat adhesif mukosa yang baik,

    sedangkan povidon dan acacia tidak memberikan hasil baik apabila diukur dengan

    metode ini. Contoh tablet bukal lepas lambat disajikan dalam tabel 11.6 berikut

    ini.

    Tabel 11.6. Contoh Formula Tablet Bukal Nitrogliserin (2 mg)

    Bahan Kuantitas per Tablet

    Nitrogliserin dalam laktosa (1:9) 20 mg

    HPMC E 50 16 mg

    HPMC E 4 M 10 mg

    HPC 2 mg

    Asam Stearat 0,4 mg

    Laktosa anhidrat semprot kering ad 70 mg

    Eter selulosa dicampur dengan laktosa dan kemudian ditambahkan

    nitrogliserin dan lubrikan lalu dicampur. Selanjutnya, tablet dikempa dari

    campuran serbuk.

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    7/13

    Tabel 11.7. Contoh Formula Tablet Bukal Proklorperasin Maleat (5 mg)

    Bahan Kuantitas per Tablet

    Prokloperazin maleat 5 mg

    Gom kacang-lokus 1,5 mg

    Gom xantan 1,5 mg

    Povidon 3 mg

    Serbuk sukrosa 47,5 mg

    Magnesium stearat 0,5 mg

    Talk 1 mg

    Tablet Sublingual

    Tablet sublingual mengandung bahan obat, yang akan rusak atau

    diinaktivasi dalam saluran pencernaan sehingga harus berhasil diresorpsi melalui

    selaput lendir di bawah lidah. Pada umumnya dalam hal ini ditekankan pelepasan

    bahan aktif yang lambat (20-70 menit). Dalam kondisi ini, bagaimana bahan obat

    dibebaskan, sebaiknya mengikuti proses resorpsi melewati selaput lendir. Jika halini tidak terjadi, bahkan terjadi kehancuran tablet secara cepat (melarut),

    dikhawatirkan bahwa selaput lendir tidak dapat meresorpsi seluruh jumlah obat

    yang ada, sehingga sebagian akan turut dengan air liur masuk ke dalam lambung,

    di mana bahan obat akan mengalami in aktivasi dengan cepat. Khususnya hormon

    (misalnya metiltestosteron, estradiol, progesteron) diaplikasikan sebagai tablet

    sublingual. Dalam beberapa hal yang khusus tablet sublingual harus dapat hancur

    secara tiba-tiba jika mengandung bahan obat (nitrogliserin, eritroltetranitrat) yang

    beraksi dalam pengobatan angina pectoris atau asma. Tablet sublingual sebaiknya

    kecil, tidak memiliki sisi-sisi tajam dan menunjukkan permukaan yang datar,

    sehingga iritasi selaput lendir dan rangsangan aliran air liur (transportasi bahan

    obat yang tidak diinginkan ke dalam lambung) dapat dihindari. Tablet berbentuk

    lensa dengan luas permukaan yang lebih besar, memungkinkan kontak yang baik

    dengan selaput lendir mulut, akan berpengaruh positif pada resorpsi.

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    8/13

    ABSORPSI MELALUI SELAPUT MUKOSA ORAL

    Pengaruh Tempat pada Absorpsi

    Sediaan obat hendaknya diformulasi sedemikian rupa sehingga dapat

    diterapkan dengan tepat pada permukaan tertentu tempat zat aktif diabsorpsi. Zat

    aktif yang diabsorpsi melalui selaput mukosa mulut yang memiliki banyak

    pembuluh darah dibawa melalui kapiler-kapiler bawah lidah (sublingual) atau

    kapiler-kapiler bukal (rongga pipi antara selaput mukosa pipi dan gusi) dan vena

    ke vena leher dan vena kava atas langsung ke jantung dan sirkulasi arteri tanpa

    terlebih dulu melewati hati. Rute ini (rute langsung jantung) dapat efektif apabila

    zat aktif yang diabsorpsi melalui saluran cerna dirusak oleh detoksikasi hepatif

    yang ekstensif. Daerah sublingual dan bukal merupakan tempat yang baik sekali

    untuk menahan tablet sepanjang suatu waktu yang cukup untuk terjadinya

    absorpsi.

    Efek Zat Aktif pada Absorpsi

    Absorpsi zat aktif melalui selaput membran mukosa mulut merupakan difusi

    pasif zat aktif dalam bentuk takterionisasi dari fase air (dalam air liur) ke fase

    lipid (dalam membran). Hasil penelitian menetapkan bahwa ada hubungan

    langsung antara koefisien partisi minyak/air dan absorpsi zat aktif. Absorpsi

    kurang lebih tidak bergantung dari kelarutan absolut zat aktif dalam fase air atau

    fase lipid.

    Sejumlah penelitian oleh Beckett menunjukkan bahwa hubungan pKa

    dengan absorpsi dari selaput mulut sama dengan hasil yang diamati dalam saluran

    cerna. Ditemukan bahwa dengan mendapar suatu larutan zat aktif yang ditahan

    dalam mulut, absorpsi akan tergantung pada partisi bentuk takterionisasi ke dalam

    fase lipid. Zat aktif basa yang diberikan sebagai garam diabsorpsi lebih baik

    ketika pH dinaikkan sehingga lebih banyak garam diubah menjadi basa.

    Air liur biasanya mempertahankan pH mulut antara 5,6 dan 7,6. Penggunaan

    larutan atau tablet yang didapar atau tablet yang mengendalikan pH agak di luar

    rentang ini dapat meningkatkan absorpsi beberapa zat aktif. Apabila dua senyawa

    mempunyai pKa sama, senyawa dengan perbandingan kelarutan minyak/air yang

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    9/13

    lebih besar akan lebih baik diabsorpsi. Senyawa yang tidak mengandung gugus

    yang tidak dapat terionisasi kurang dipengaruhi perubahan pH.

    Tabel 11.1 menunjukkan hubungan terbalik antara koefisien partisi

    minyak/air dan rasio dosis sublingual terhadap dosis subkutan untuk beberapa zat

    aktif yang diteliti oleh Walton. Rasio dosis sublingual dan dosis subkutan

    digunakan karena ini merupakan ukuran kemampuan zat aktif mempenetrasi

    selaput membran mulut. Absorpsi senyawa dirasa memuaskan pada kisaran

    koefisien partisi minyak/air dari 40 sampai 2000. Koefisien partisi pada kisaran 20

    sampai 30 merupakan batas pemberian efektif melalui rute sublingual. Untuk

    senyawa dengan koefisien partisi minyak/air kurang dari 20, dosis sublingual

    yang efektif adalah beberapa kali dosis subkutan.

    Tabel 11.1. Pembandingan Koefisien Partisi Minyak/Air dan Rasio Dosis

    Sublingual/Subkutan

    Zat Aktif Koefisien Partisi Minyak/AirRasio Dosis

    Sublingual/SubkutanKokain 8 2

    Apomorfin 20 2

    Heroin 17 3

    Striknin 21 4

    Tebain 12 > 4

    Emetin 9 > 6

    Atropin 7 8

    Morfin 0,15 10

    Hidromorfin HCL 0,2 15

    Kodein 2 15

    Obat Bukal dan Sublingual Komersial

    Sebagai tambahan untuk absorpsi yang baik, zat aktif yang ideal untuk

    penggunaan sublingual atau bukal hendaknya diberikan dalam dosis kecil,

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    10/13

    biasanya tidak lebih dari 10-15 mg. Zat aktif itu hendaknya tidak terionisasi tinggi

    atau minimal mampu didapar dalam bentuk tablet jika itu akan menghasilkan

    absorpsi yang memuaskan. Senyawa yang ideal hendaknya tidak mempunyai cita

    rasa tidak enak karena senyawa dengan rasa pahit atau buruk akan merangsang air

    liur mengalir. Obat-obatan utama yang dewasa ini dijual sebagai tablet sublingual

    atau bukal tercantum dalam Tabel 11.2. Senyawa tersebut dari ester nitrat,

    isoproterenol hidroklorida, dan hormon. Senyawa-senyawa ini merupakan

    kelompok senyawa pilihan dalam tablet sublingual atau bukal yang paling aktif

    diberikan. Nitrogliserin sublingual merupakan obat yang paling luas digunakan

    sehingga obat ini menempati puncak dari 100 obat yang paling banyak diresepkan

    pada beberapa tahun terakhir ini. Respons nitrogliserin sublingual lebih cepat dan

    lebih efektif daripada respons dari saluran cerna karena absorpsi sublingual

    menghindari perusakan lintas pertama melalui hati.

    Tablet 11.2. Obat yang Dipasarkan sebagai Tablet Sublingual atau Bukal

    Tablet Dosis Dosis Oral Setara

    Sublingual

    Ergoloid mesilat 0,1-1 mg -

    Ergotamin tartrat 2 mg 0,6-1 mg

    Erithritil tetranitral 2-10 mg 30 mg

    Isoprotenol hidroklorida 10-15 mg -

    Isosorbid dinitrat 2,5-5 mg 10-20 mg

    Nirogliserin 0,15-0,6 mg 2,5-6 mg (profilaktis)

    Bukal

    Metiltestosteron 5-20 mg 10-40 mg

    Nitrogliserin 1-3 mg 2,5-6 mg (profilaktis)

    Estradiol dan progesteron merupakan beberapa contoh tablet bukal yang

    diganti dengan zat yang aktif secara oral. Karena adanya beberapa

    ketidaknyamanan dalam menggunakan tablet bukal dan sublingual, terutama

    bukal, produk yang dirancang untuk absorpsi melalui selaput mukosa mulut

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    11/13

    biasanya hanya zat aktif dengan pemberian nonparenteral yang memuaskan.

    Setelah tablet sublingual atau bukal disisipkan dan berada dalam kedudukannya,

    pasien hendaknya menghindari makan, minum, mengunyah, merokok, dan juga

    berbicara untuk mempertahankan tablet pada tempatnya. Menelan air liur

    hendaknya dihindari, karena air liur yang mengandung zat aktif terlarut akan

    dicerna melalui saluran cerna dan biasanya sangat tidak efisien dibandingkan

    absorpsi melalui mukosa oral.

    Tablet Kempa Sublingual. Persyaratannya adalah kecepatan absorpsi dan

    respon fisiologik cepat yang sesuai, yang biasanya paling baik dicapai dengan

    tablet cetak larut cepat. Akan tetapi, tablet kempa sublingual yang dibuat untuk

    terdisintegrasi dengan cepat dan memungkinkan zat aktif larut cepat dalam air liur

    dan tersedia untuk absorpsi tidak mempersyaratkan semua ingredien formulasi

    larut sempurna. Eritritol tetranitrat, isosorbid dinitrat, dan isoproterenol

    hidroklorida dipasarkan sebagai tablet kempa untuk penggunaan sublingual.

    Tablet kempa nitrogliserin juga telah dibuat. Formulasi untuk tablet-tablet ini

    mengandung sejumlah besar bahan selulosa dan juga dapat mengandung lubrikan,

    glidan, penambah rasa, zat pewarna, dan zat penstabil.

    Tablet 11.3. Contoh Formula Tablet Nitrogliserin (0,3 mg, Kempa Langsung)

    Bahan Kuantitas per Tablet

    Nitrogliserin (10% dari mikrokristalin selulosa) 3 mg

    Manitol 2 mg

    Mikrokristalin selulosa 29 mg

    Penyedap q.s

    Pemanis q.s

    Zat pewarna q.s

    Ayak dan campur semua serbuk dan kempa menjadi tablet

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    12/13

    Tablet 11.4. Contoh Formula Tablet Nitrogliserin (0,3 mg, Granulasi)

    Bahan Kuantitas per Tablet

    Mikrokristalin selulosa 21 mg

    Laktosa anhidrat 5,25 mg

    Amilum (FI. Ed IV) 3 mg

    Zat pewarna q.s

    Povidon 0,30 mg

    Nitrogliserin (dalam etanol) 0,30 mg

    Kalsium stearat 0,15 mg

    Tablet ini dibuat dengan mencampur eksipien dengan zat pewarna,

    kemudian menggranulasinya dengan larutan povidon dan nitrogliserin dalam

    etanol. Setelah granul kering dan dihaluskan, granul dicampur dengan kalsium

    stearat kemudian dikempa.

    Kemungkinan air liur yang ada tidak cukup untuk memungkinkan pelepasan

    nitrogliserin seluruhnya dari selulosa absorpen. Efek psikologis negatif yang kuat

    karena adanya selulosa yang tidak larut dalam mulut pasien juga memberi kesan

    kegagalan produk. Dalam FI Edisi IV terdapat Tablet Sublingual Isosorbid

    Dinitrat. Persyaratan waktu hancur tidak lebih dari 2 menit, pengujian dilakukan

    seperti yang tertera pada Tablet Sublingual. Pengujian dilakukan seperti yang

    tertera pada tablet tidak bersalut tanpa menggunakan cakram. Dalam batas waktu

    yang ditetapkan dalam masing-masing monografi, semua tablet harus hancur. Bila

    1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, pengujian diulang dengan 12 tablet lainnya

    dan tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

    Selain waktu hancur juga diuji laju disolusi isosorbid dinitrat. Media

    disolusi yang digunakan adalah air (900 ml), waktu 15 menit dan 30 menit,

    dengan toleransi dalam waktu 15 menit harus terdisolusi tidak kurang dari 70%

    (Q) isosorbid dinitrat dari jumlah yang tertera pada etiket. Pengujian yang lain

    adalah keseragaman sediaan dan penetapan kadar (Siregar, 2010).

  • 7/31/2019 Makalah Tablet Bukal Atau Sub Lingual

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Ansel, H. C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Ed. IV, UI Press : Jakarta.

    Lachman, Leon; Lieberman; et all, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri

    Edisi Ketiga, UI Press : Jakarta.

    Shargel, L dan Andrew B. C. Yu, 2005, Biofarmasetika dan Farmakokinetika

    Terapan, Airlangga University Press : Surabaya.

    Siregar M. Sc.,Apt, Prof. Dr. Charles J.P, 2010, Teknologi Farmasi Sediaan

    Tablet Dasar-Dasar Praktis, EGC : Jakarta.

    Voight, R, 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V, Gadjah Mada

    University Press : Yogyakarta.