makalah sosiologi hutan dan lingkungan

21
TUGAS MAKALAH SOSIOLOGI KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN (Studi Kasus Provinsi Sulawesi Tenggara) OLEH : Kelompok 2 Edi Sumarno (M1A1 13 136) Masbul Arjan (M1A1 13 131) Muh.Nur gibal (M1A1 13 132) Saifullah Safiudin (M1A1 13 133) Ikbal Ansar (M1A1 13 134) MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS HALUOLEO

Upload: edis-blog

Post on 30-Jun-2015

769 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

TUGAS MAKALAH

SOSIOLOGI KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN

KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN

(Studi Kasus Provinsi Sulawesi Tenggara)

OLEH : Kelompok 2

Edi Sumarno (M1A1 13 136)

Masbul Arjan (M1A1 13 131)

Muh.Nur gibal (M1A1 13 132)

Saifullah Safiudin (M1A1 13 133)

Ikbal Ansar (M1A1 13 134)

MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2014

Page 2: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan
Page 3: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tema dari makalah ini yaitu mengenai Dampak Kerusakan Lingkungan

akibat Tambang di Sulawesi Tenggara. Makalah ini berisi penjelasan tentang apa

tujuan pertambangan, jenis pertambangan di Sulawesi Tenggara, dampak dari

kegiatan pertambangan, upaya pemerintah, serta solusinya. Makalah ini saya

susun berdasarkan wawasan saya dan dari berbagai sumber media. Dalam

penulisan Makalah ini penulis merasakan banyak manfaat yaitu menambah ilmu

pengetahuan mengenai masalah-masalah ekologis di pertambangan.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini banyak

menemui kesulitan dan hambatan.  Namun berkat dukungan, motivasi serta

bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun material sehingga hambatan

tersebut dapat diatasi.  Oleh karena itu, bersama dengan ini penulis sampaikan

ucapan terima kasih  yang sebesar–besarnya  kepada berbagai pihak yang telah

membantu serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan

Makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan.  Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun

dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan Makalah ini baik

dalam penulisan maupun dalam isi makalah. Semoga makalah ini dapat

memberikan manfaat bagi sekalian pembaca dan khususnya bagi pribadi penulis.

                                                       Kendari, 10 November 2014

                                                                                            

Penulis

Page 4: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………. i

DAFTAR ISI…………………………………………………….. ii

KATA PENGANTAR…………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………. 1

B. Rumusan Masalah……………………………………….. 2

C. Tujuan …………………………………………………… 3

BAB II PEMBAHASAN………………………………………… 4

A. Pengertian Pertambangan……………………………………… 4

B. Tujuan Pertambangan…………………………………………. 5

C. Dampak Kegiatan pertambangan……………………………… 5

D. Peraturan Pemerintah Tentang Kegiatan Pertambangan………. 6

E. Solusi Menanggulangi Dampak Aktivitas Pertambangan……… 7

BAB III PENUTUP………………………………………………. 8

A. KESIMPULAN…………………………………………... 8

B. SARAN…………………………………………………… 8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 11

Page 5: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Pulau Sulawesi yang

memiliki wilayah daratan seluas 38.140 km² dan wilayah perairan seluas 110.000

km². Secara administratif provinsi ini terdiri dari 17 (tujuh belas) wilayah

kabupaten yaitu Kabupaten Buton, Buton Utara, Buton Tengah, Buton Selatan,

Muna, Muna Barat, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe

Kepulauan, Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Wakatobi, Bombana, dan 2

(dua) wilayah kota, yaitu Kota Bau-Bau dan Kota Kendari yang sekaligus sebagai

ibukota provinsi.

Sulawesi Tenggara merupakan daerah dengan potensi Sumberdaya Alam

yang sangat melimpah, baik Sumberdaya Alam yang ada di darat maupun

Sumberdaya Alam yang ada di perairan. Sumber daya alam mencakup tanah, air,

udara, mineral, batu bara, minyak bumi, sumber daya energi, sumber daya laut

dan pesisir, hutan dan fauna. Kegiatan pemanfaatan Sumberdaya Alam yang

sangat menonjol di Sulawesi Tenggara adalah kegiatan pertambangan. Kegiatan

pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi: eksplorasi, eksploitasi,

pengolahan/ pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan tambang

Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan

pemerintah untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri

pertambangan juga menyediakan lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota

merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi pertambangan yang

dimiliki oleh Sulawesi Tenggara sangat beragam diantaranya adalah Tambang

aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara

dan Konawe, potensi tambang marmer, batu granit dan krom tersebar di beberapa

kabupaten di Sulawesi Tenggara dan untuk potensi tambang minyak di Kabupaten

Buton Utara dan Buton. Hal ini membuktikan bahwa Sulawesi Tenggara memilki

potensi pertambangan yang dapat diandalkan. Sektor pertambangan provinsi

Sulawesi Tenggara menjadi perhatian investor nasional maupun asing yang

Page 6: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

bergerak di bidang pertambangan.  Sehingga banyak investor yang tergoda

dengan potensi ini untuk mendirikan perusahaan tambang yang mengolah hasil

tambang tersebut.

Hasil dari kegiatan Perusahaan tambang di daerah Sulawesi Tenggara

hingga saat ini sudah memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, baik

itu manfaat positif atau manfaat negatif. Tapi sebagian besar dampak dari kegiatan

pertambangan tersebut berdampak negatif yang sangat memperihatinkan,

mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan diantaranya kerusakan hutan,

pencemaran perairan, dan pendangkalan teluk. Hal ini karena tidak adanya upaya

untuk menjaga kelesatarian lingkungan.

Jadi Penulisan makalah ini didasarkan dengan hal-hal yang berkaitan

dengan masalah pertambangan di Sulawesi Tenggara dan dampaknya bagi

lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pelaku

kegiatan tambang untuk tetap memperhatikan dampak dari kegiatan tambang yang

dilakukan agar tidak merusak lingkungan, karena dampak dari kerusakan

lingkungan tersebut pada akhirnya berimbas pada masyarakat.

B. Masalah

Penulisan makalah ini dibatasi dengan permasalahan-permasalahan

sebagai berikut:

1. Apa jenis kegiatan pertambangan yang ada di Sulawesi Tenggara

2. Apa tujuan dilakukan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara

3. Bagaimana dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan

masyarakat di Sulawesi Tenggara

4. Bagaimana peran Pemerintah dalam mengatur dan mengontrol

perkembangan pertambangan di Sulawesi Tenggara

5. Bagaimana solusi untuk menanggulangi dampak dari kegiatan

pertambangan di Sulawesi Tenggara

Page 7: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis kegiatan pertambangan apa saja yang dilakukan di

Sulawesi Tenggara

2. Mengetahui tujuan dilakukan kegiatan pertambangan di Sulawesi

Tenggara

3. Mengetahui dampak-dampak dari kegiatan pertambangan bagi lingkungan

dan masyarakat Sulawesi Tenggara

4. Mengetahui upaya pemerintah dalam mengahadapi masalah pertambangan

di Sulawesi Tenggara

5. Mengetahui solusi terbaik untuk mengatasi dampak kegiatan

pertambangan di Sulawesi Tenggara

Page 8: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

 BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertambangan

Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian

(mineral, batubara, panas bumi, migas).

Pertambangan pada hekekatnya merupakan upaya pengembangan

sumberdaya alam mineral dan energy yang potensial untuk dimanfaatkan secara

hemat dan optimal bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian

kegiatan eksplorasi, pengusahaan dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut

bertumpu pada pendayagunaan berbagai sumberdaya, terutama sumberdaya

energy dan mineral, didukung sumberdaya energy manusia yang berkualitas,

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen.

Pada umumnya hasil pertambangan Indonesia yang bersifat logam semata-

mata dihasilkan untuk keperluan pasar luar negeri. Sementara itu, bahan berupa

non logam sebagai bahan baku industri dalam negeri. Tapi dalam prospek dalam

negeri hasil yang dimanfaatkan lagi oleh pihak asing dan pihak pemerintah yang

mempunyai kuasa.

Industri pertambangan di Sulawesi Tenggara menjadi primadona, karena

merupakan komoditas unggulan. Tersedianya Sumberdaya Alam menjadikan

peluang untuk memanfaatkannya agar mendapatkan hasil dan keuntungan.

Beberapa Sumberdaya Alam yang sudah termanfaatkan atau dilakukan kegiatan

eksplorasi yaitu tambang aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten

Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, tambang minyak di Kabupaten Buton Utara

dan Buton, Tambang Emasdi Bombana, dan potensi tambang marmer, batu granit

dan krom  yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra Tahun 2010,  produksi biji

nikel pada Perusahaan Pertambangan nikel di Sultra tahun 2008 sebesar 1.782.356

ton atau turun sebesar 42,38 persen, bila dibandingkan dengan tahun 2009

menjadi 1.026.975 ton. Sedangkan produksi aspal maupun nilai produksinya

Page 9: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

menunjukan keadaan yang menggembirakan. Pada tahun 2004 hingga tahun 2008

produksi aspal menunjukan peningkatan yang sangat menggembirakan yakni

tahun 2004 mencapai 20.000 ton dan tahun 2008 menjadi 56.647 ton atau ratarata

peningkatan pertahunnya sebesar 45,80 persen. Secara keseluruhan, seperti

dikutip dari Kendari Pos menyebutkan bahwa volume ekspor Sultra selama bulan

Juli 2011 mengalami kenaikan  12,31 persen. Yakni ekspor di Bulan Juni  2011

mencapai 2.171,48  ribu ton, sementara ekspor di bulan sebelumnya hanya

mencapai 1.9333,48 ribu ton. Selanjutnya (masih dari sumber yang sama) Kepala

BPS Sultra, Mawardi Arsyad menjelaskan bila Sultra memiliki  peluang dalam 

perdagangan luar negeri. Ekspor Sultra kata Sawadi masih didominasi oleh

produk tambang . Untuk itu  ekspor dilakukan masih didominasi di Pelabuhan

Pomalaa dengan volume 1,287,31 ribu ton. Lalu melalui pelabuhan Kendari hanya

694,90 ton dan  sisanya Pelabuhan Kolaka dan Baubau.”

B. Tujuan Pertambangan

Tujuan dari dilakukannya pertambangan yaitu sebagai bentuk pemanfaatan

kekayaan alam yang tersedia untuk mencapai salah satu tujuan bangsa untuk

mensejahterakan kehidupan masyarakat. Kegiatan pertambangan mempunyai

banyak keunggulan diantaranya memberikan pemasukan devisa Negara,

meberikan pemasukan anggaran biaya daerah, dan  menyediakan lapangan kerja.

Namun  sebagian besar hasil dari kegiatan pertambangan berdampak negatif baik

terhadap lingkungan maupun masyarakat.

C. Dampak Kegiatan pertambangan

Kegiatan pertambangan mempunyai banyak dampak, baik itu dampak

positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan pada

kegiatan pertambangan antara lain, masyarakat setempat mempunyai kesempatan

untuk bekerja di perusahaan tersebut, mendapat ganti rugi tanah yang digunakan

untuk kegiatan pertambangan, dan Perusahaan pertambangan dapat merupakan

potensial bagi hasil bumi maupun jasa yang tersedia dari masyarakat setempat.

Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan di Sulawesi

Page 10: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

Tengaara antara lain Timbul kecemburuan sosial, karena kekayaan alamnya

diambil oleh pihak lain, juga terdapat kesengajaan pendapatan antara para

pendatang dengan penduduk asli, timbul gangguan berupa polusi udara, air tanah

dan kebisingan, rusaknya jalan dan jembatan Karena dilewati banyak kendaraan

milik perusahaan pertambangan.

Salah satu jenis tambang yang ada di Sulawesi Tenggara adalah tambang

nikel di Kabupaten Kolaka (Pomalaa). Kegiatan pertambangan tersebut

mempunyai tujuan untuk memanfaatkan Sumberdaya Alam yang tersedia dengan

memberikan kontribusi kepada pemerintah sebagai anggaran Pemasukan Asli

Daerah (PAD) dan menyediakan lapangan kerja kepada masyarakat. Namun dari

fakta yang terjadi sekarang banyak masalah yang terjadi di lapangan mulai dari

kerusakan hutan yang tingkatannya mengancam kehidupan manusia dan mahluk

yang hidup di wilayah tersebut sampai pencemaran peraiaran. Aktivitas

penambangan nikel yang tidak terkendali mengancam keberadaan kawasan hutan

konservasi suaka marga satwa. Proses kegiatan pertambangan dilakukan dengan

mengeruk atau mengambil tanah dipegunungan yang mengandung nikel, namun

wilayah pengambilan tanah itu melalui proses penebangan pohon-pohon lindung

di dalamya. Hal tersebut mengancam keberadaan hutan lindung yang ada di

daerah tersebut. Jika terjadi pengundulan hutan yang berlebihan pastinya akan

terjadi tanah longsor, banjir, kekeringan, dan organisme yang hidup pada daerah

tersebut berpindah tempat atau bahkan mati.

Sebelum dilakukan penambangan di daerah tersebut lahan-lahan milik

warga ditanami berbagai jenis tanaman pertanian seperti padi, jagung, ubi kayu,

sagu dan sebagainya maupun tanaman perkebunan seperti kakao, jambu, kelapa

dan cengkeh, menjadi penupang utama kehidupan keluarga mereka. Berbagai

jenis tanaman pertanian dan perkebunan tersebut menjadi mesin pengepul asap di

rumah-rumah warga. Namun kini, lahan-lahan subur tersebut rusak karena akibat

dari penggundulan hutan. Tanaman tumbuh yang ada di dalamnya tergilas oleh

aktivitas penambangan nikel yang mendapat izin resmi dari Pemerintah

Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi.

Page 11: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

 Dari fakta tersebut keuntungan dari kegiatan penambangan sangat sedikit,

keuntungan yang besar ada di pihak perusahaan sedangkan imbasnya dikenakan

kepada masyarakat dan lingkungan.

Sebagai bentuk kepedulian perusahaan tambang, perusahaan wajib

memberikan kompensasi atas timbulnya dampak negatif tersebut. Kewajiban

untuk melaksanakan program pengembangan masyarakat setempat dimaksudkan

untuk dapat meningkatkan dampak sosial ekonomi masyarakat di lingkar

pertimbangan yang merupakan wujud realisasi dari kewajiban untuk memberikan

manfaat langsung adalah kewajiban perusahaan berupa pembayaran iuran tetap,

pajak dan royalty.

D. Peraturan Pemerintah Tentang Kegiatan Pertambangan

Pemerintah mengatur  kegiatan pertambangan dalam undang-undang

(UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967

tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah

memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi

asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan

pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah

konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang

ditemukan investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi

sebagai kontraktor.

Setiap pembangunan suatu daerah yang dimulai dengan pertambangan

pasti ada yang dikorbankan dan dirugikan, tetapi alangkah indahnya jika sebelum

melakukan pertambangan dilakukan perenungan bagaimana baiknya jalan

kegiatan pertambangan agar tidak menimbulkan kerugian yang besar terhadap

masyarakat dan kerusakan terhadap lingkungan. Walaupun gantirugi sudah

disetujui, tapi alam yang secara terus menerus dieksploitasi dengan cara yang

belum optimal itu akan rusak, dan akibatnya dibeberapa tahun kedepan  alam kita

rusak, manusia banyak yang merugi, dan tak ada lagi warisan kekayaan alam yang

akan kita wariskan terhadap anak cucu kita. Alam tidak bisa dibeli, jika alam yang

sudah rusak tanpa dilakukan perbaikan, penataan yang baik mungkin 5 tahun

Page 12: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

kedepan akan kita rasakan maraknya bencana yang terjadi. Maka dari itu mari kita

jaga Alam kita, Tuhan mengkaruniakan kekayaan alam-Nya terhadap kita untuk

dimanfaatkan namun terus kita jaga agar alam kita tidak rusak dan habis.

Kedepannya, kondisi pengelolaan produk tambang sebagai salah satu

komoditi unggulan perlu ditata dan dikelola secara terpadu dengan

memperhatikan berbagai aspek sehingga diharapkan dapat memberi kontribusi

yang signifikan. Diharapkan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara

dilakukan dengan optimal dengan memperhatikan berbagai aspek agar tidak

menimbulkan kerusakan lingkungan dan kerugian terhadap masyarakat. Kekayaan

alam (pertambangan) yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara bila dikelola dan

dieksploitasi secara professional serta baik, tidak menutup kemungkinan apa yang

dicita-citakan ataupun diharapkan akan dapat terwujud serta terlaksana.

E. Solusi Menanggulangi Dampak Aktivitas Pertambangan

Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang    ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :

1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).

2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place).

3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (law enforcement)

4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.

Page 13: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

 BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

      Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Jenis kegiatan pertambangan di Sultra adalah tambang aspal di Kabupaten

Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe,

tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton, Tambang Emas di

Bombana, dan potensi tambang marmer, batu granit dan krom  yang

tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.

2. Tujuan dari dilakukannya pertambangan yaitu sebagai bentuk pemanfaatan

kekayaan alam yang tersedia untuk mencapai salah satu tujuan bangsa

untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat.

3. Kegiatan pertambangan mempunyai dampak positif maupun dampak

negative bagi lingkungan dan masyarakat. Dampak negatif dari

pertambangan adalah terjadi pengundulan hutan yang berlebihan sehingga

akan terjadi tanah longsor, banjir, kekeringan, dan margasatwa yang hidup

pada daerah tersebut berpindah tempat atau bahkan mati.

4. Upaya pemerintah dalam mengatur  kegiatan pertambangan ada pada

undang-undang (UU). UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok

Pengusahaan Pertambangan.

5. Adapun solusi untuk menanggulangi dampak aktivitas Tambang adalah

dengan melakukan 4 pendekatan yaitu, Pendekatan Teknologi, Pendekatan

Lingkungan (Ekologi), Pendekatan Administratif, dan Pendekatan

Edukatif.

       

B. Saran

Saran yang bisa kami sampaikan melalui makalah ini adalah kepada para

pelaku industri pertambangan di Sulawesi Tenggara baik itu investor lokal

maupun asing agar tetap memperhatikan kegiatan tambang yang dilakukan,

menimbang aspek yang berkaitan lingkungan dan masyarakat agar tidak ada yang

Page 14: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

dirugikan. Dan kepada pemerintah agar menangani masalah pertambangan di

Sulawesi Tenggara dengan serius. Perlu adanya penataan kembali peraturan yang

berlaku untuk pertambangan.

Page 15: Makalah sosiologi hutan dan lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

http://vodca-stinger.blogspot.com/2012/11/dampak-pertambangan-dan-solusi.html

diakses hari Rabu, 5 November 2014, Pukul 09.00 WITA.

http:// asc04-unhalu.blogspot.com/.../ tambang -vs-lingkungan-siti-hardianti.htm l

diakses hari Rabu, 5 November 2014, Pukul 09.00 WITA.