makalah sosiologi hutan dan lingkungan
DESCRIPTION
Makalah sosiologi hutan dan lingkunganTRANSCRIPT
TUGAS MAKALAH
SOSIOLOGI KEHUTANAN DAN LINGKUNGAN
KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT AKTIVITAS PERTAMBANGAN
(Studi Kasus Provinsi Sulawesi Tenggara)
OLEH : Kelompok 2
Edi Sumarno (M1A1 13 136)
Masbul Arjan (M1A1 13 131)
Muh.Nur gibal (M1A1 13 132)
Saifullah Safiudin (M1A1 13 133)
Ikbal Ansar (M1A1 13 134)
MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tema dari makalah ini yaitu mengenai Dampak Kerusakan Lingkungan
akibat Tambang di Sulawesi Tenggara. Makalah ini berisi penjelasan tentang apa
tujuan pertambangan, jenis pertambangan di Sulawesi Tenggara, dampak dari
kegiatan pertambangan, upaya pemerintah, serta solusinya. Makalah ini saya
susun berdasarkan wawasan saya dan dari berbagai sumber media. Dalam
penulisan Makalah ini penulis merasakan banyak manfaat yaitu menambah ilmu
pengetahuan mengenai masalah-masalah ekologis di pertambangan.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini banyak
menemui kesulitan dan hambatan. Namun berkat dukungan, motivasi serta
bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun material sehingga hambatan
tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu, bersama dengan ini penulis sampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada berbagai pihak yang telah
membantu serta kepada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan
Makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan untuk perbaikan Makalah ini baik
dalam penulisan maupun dalam isi makalah. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi sekalian pembaca dan khususnya bagi pribadi penulis.
Kendari, 10 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………. i
DAFTAR ISI…………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………… 1
A. Latar Belakang……………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………….. 2
C. Tujuan …………………………………………………… 3
BAB II PEMBAHASAN………………………………………… 4
A. Pengertian Pertambangan……………………………………… 4
B. Tujuan Pertambangan…………………………………………. 5
C. Dampak Kegiatan pertambangan……………………………… 5
D. Peraturan Pemerintah Tentang Kegiatan Pertambangan………. 6
E. Solusi Menanggulangi Dampak Aktivitas Pertambangan……… 7
BAB III PENUTUP………………………………………………. 8
A. KESIMPULAN…………………………………………... 8
B. SARAN…………………………………………………… 8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….. 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari Pulau Sulawesi yang
memiliki wilayah daratan seluas 38.140 km² dan wilayah perairan seluas 110.000
km². Secara administratif provinsi ini terdiri dari 17 (tujuh belas) wilayah
kabupaten yaitu Kabupaten Buton, Buton Utara, Buton Tengah, Buton Selatan,
Muna, Muna Barat, Konawe, Konawe Utara, Konawe Selatan, Konawe
Kepulauan, Kolaka, Kolaka Utara, Kolaka Timur, Wakatobi, Bombana, dan 2
(dua) wilayah kota, yaitu Kota Bau-Bau dan Kota Kendari yang sekaligus sebagai
ibukota provinsi.
Sulawesi Tenggara merupakan daerah dengan potensi Sumberdaya Alam
yang sangat melimpah, baik Sumberdaya Alam yang ada di darat maupun
Sumberdaya Alam yang ada di perairan. Sumber daya alam mencakup tanah, air,
udara, mineral, batu bara, minyak bumi, sumber daya energi, sumber daya laut
dan pesisir, hutan dan fauna. Kegiatan pemanfaatan Sumberdaya Alam yang
sangat menonjol di Sulawesi Tenggara adalah kegiatan pertambangan. Kegiatan
pertambangan merupakan suatu kegiatan yang meliputi: eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan/ pemurnian, pengangkutan mineral/ bahan tambang
Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang diandalkan
pemerintah untuk mendatangkan devisa. Selain mendatangkan devisa industri
pertambangan juga menyediakan lapangan kerja dan bagi Kabupaten dan Kota
merupakan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Potensi pertambangan yang
dimiliki oleh Sulawesi Tenggara sangat beragam diantaranya adalah Tambang
aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara
dan Konawe, potensi tambang marmer, batu granit dan krom tersebar di beberapa
kabupaten di Sulawesi Tenggara dan untuk potensi tambang minyak di Kabupaten
Buton Utara dan Buton. Hal ini membuktikan bahwa Sulawesi Tenggara memilki
potensi pertambangan yang dapat diandalkan. Sektor pertambangan provinsi
Sulawesi Tenggara menjadi perhatian investor nasional maupun asing yang
bergerak di bidang pertambangan. Sehingga banyak investor yang tergoda
dengan potensi ini untuk mendirikan perusahaan tambang yang mengolah hasil
tambang tersebut.
Hasil dari kegiatan Perusahaan tambang di daerah Sulawesi Tenggara
hingga saat ini sudah memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, baik
itu manfaat positif atau manfaat negatif. Tapi sebagian besar dampak dari kegiatan
pertambangan tersebut berdampak negatif yang sangat memperihatinkan,
mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan diantaranya kerusakan hutan,
pencemaran perairan, dan pendangkalan teluk. Hal ini karena tidak adanya upaya
untuk menjaga kelesatarian lingkungan.
Jadi Penulisan makalah ini didasarkan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan masalah pertambangan di Sulawesi Tenggara dan dampaknya bagi
lingkungan, sehingga diharapkan dapat memberikan masukan kepada para pelaku
kegiatan tambang untuk tetap memperhatikan dampak dari kegiatan tambang yang
dilakukan agar tidak merusak lingkungan, karena dampak dari kerusakan
lingkungan tersebut pada akhirnya berimbas pada masyarakat.
B. Masalah
Penulisan makalah ini dibatasi dengan permasalahan-permasalahan
sebagai berikut:
1. Apa jenis kegiatan pertambangan yang ada di Sulawesi Tenggara
2. Apa tujuan dilakukan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara
3. Bagaimana dampak kegiatan pertambangan bagi lingkungan dan
masyarakat di Sulawesi Tenggara
4. Bagaimana peran Pemerintah dalam mengatur dan mengontrol
perkembangan pertambangan di Sulawesi Tenggara
5. Bagaimana solusi untuk menanggulangi dampak dari kegiatan
pertambangan di Sulawesi Tenggara
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui jenis kegiatan pertambangan apa saja yang dilakukan di
Sulawesi Tenggara
2. Mengetahui tujuan dilakukan kegiatan pertambangan di Sulawesi
Tenggara
3. Mengetahui dampak-dampak dari kegiatan pertambangan bagi lingkungan
dan masyarakat Sulawesi Tenggara
4. Mengetahui upaya pemerintah dalam mengahadapi masalah pertambangan
di Sulawesi Tenggara
5. Mengetahui solusi terbaik untuk mengatasi dampak kegiatan
pertambangan di Sulawesi Tenggara
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertambangan
Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,
penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian
(mineral, batubara, panas bumi, migas).
Pertambangan pada hekekatnya merupakan upaya pengembangan
sumberdaya alam mineral dan energy yang potensial untuk dimanfaatkan secara
hemat dan optimal bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian
kegiatan eksplorasi, pengusahaan dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut
bertumpu pada pendayagunaan berbagai sumberdaya, terutama sumberdaya
energy dan mineral, didukung sumberdaya energy manusia yang berkualitas,
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan manajemen.
Pada umumnya hasil pertambangan Indonesia yang bersifat logam semata-
mata dihasilkan untuk keperluan pasar luar negeri. Sementara itu, bahan berupa
non logam sebagai bahan baku industri dalam negeri. Tapi dalam prospek dalam
negeri hasil yang dimanfaatkan lagi oleh pihak asing dan pihak pemerintah yang
mempunyai kuasa.
Industri pertambangan di Sulawesi Tenggara menjadi primadona, karena
merupakan komoditas unggulan. Tersedianya Sumberdaya Alam menjadikan
peluang untuk memanfaatkannya agar mendapatkan hasil dan keuntungan.
Beberapa Sumberdaya Alam yang sudah termanfaatkan atau dilakukan kegiatan
eksplorasi yaitu tambang aspal di Kabupaten Buton, Tambang nikel di kabupaten
Kolaka, Konawe Utara dan Konawe, tambang minyak di Kabupaten Buton Utara
dan Buton, Tambang Emasdi Bombana, dan potensi tambang marmer, batu granit
dan krom yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra Tahun 2010, produksi biji
nikel pada Perusahaan Pertambangan nikel di Sultra tahun 2008 sebesar 1.782.356
ton atau turun sebesar 42,38 persen, bila dibandingkan dengan tahun 2009
menjadi 1.026.975 ton. Sedangkan produksi aspal maupun nilai produksinya
menunjukan keadaan yang menggembirakan. Pada tahun 2004 hingga tahun 2008
produksi aspal menunjukan peningkatan yang sangat menggembirakan yakni
tahun 2004 mencapai 20.000 ton dan tahun 2008 menjadi 56.647 ton atau ratarata
peningkatan pertahunnya sebesar 45,80 persen. Secara keseluruhan, seperti
dikutip dari Kendari Pos menyebutkan bahwa volume ekspor Sultra selama bulan
Juli 2011 mengalami kenaikan 12,31 persen. Yakni ekspor di Bulan Juni 2011
mencapai 2.171,48 ribu ton, sementara ekspor di bulan sebelumnya hanya
mencapai 1.9333,48 ribu ton. Selanjutnya (masih dari sumber yang sama) Kepala
BPS Sultra, Mawardi Arsyad menjelaskan bila Sultra memiliki peluang dalam
perdagangan luar negeri. Ekspor Sultra kata Sawadi masih didominasi oleh
produk tambang . Untuk itu ekspor dilakukan masih didominasi di Pelabuhan
Pomalaa dengan volume 1,287,31 ribu ton. Lalu melalui pelabuhan Kendari hanya
694,90 ton dan sisanya Pelabuhan Kolaka dan Baubau.”
B. Tujuan Pertambangan
Tujuan dari dilakukannya pertambangan yaitu sebagai bentuk pemanfaatan
kekayaan alam yang tersedia untuk mencapai salah satu tujuan bangsa untuk
mensejahterakan kehidupan masyarakat. Kegiatan pertambangan mempunyai
banyak keunggulan diantaranya memberikan pemasukan devisa Negara,
meberikan pemasukan anggaran biaya daerah, dan menyediakan lapangan kerja.
Namun sebagian besar hasil dari kegiatan pertambangan berdampak negatif baik
terhadap lingkungan maupun masyarakat.
C. Dampak Kegiatan pertambangan
Kegiatan pertambangan mempunyai banyak dampak, baik itu dampak
positif maupun dampak negatif. Adapun dampak positif yang ditimbulkan pada
kegiatan pertambangan antara lain, masyarakat setempat mempunyai kesempatan
untuk bekerja di perusahaan tersebut, mendapat ganti rugi tanah yang digunakan
untuk kegiatan pertambangan, dan Perusahaan pertambangan dapat merupakan
potensial bagi hasil bumi maupun jasa yang tersedia dari masyarakat setempat.
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan di Sulawesi
Tengaara antara lain Timbul kecemburuan sosial, karena kekayaan alamnya
diambil oleh pihak lain, juga terdapat kesengajaan pendapatan antara para
pendatang dengan penduduk asli, timbul gangguan berupa polusi udara, air tanah
dan kebisingan, rusaknya jalan dan jembatan Karena dilewati banyak kendaraan
milik perusahaan pertambangan.
Salah satu jenis tambang yang ada di Sulawesi Tenggara adalah tambang
nikel di Kabupaten Kolaka (Pomalaa). Kegiatan pertambangan tersebut
mempunyai tujuan untuk memanfaatkan Sumberdaya Alam yang tersedia dengan
memberikan kontribusi kepada pemerintah sebagai anggaran Pemasukan Asli
Daerah (PAD) dan menyediakan lapangan kerja kepada masyarakat. Namun dari
fakta yang terjadi sekarang banyak masalah yang terjadi di lapangan mulai dari
kerusakan hutan yang tingkatannya mengancam kehidupan manusia dan mahluk
yang hidup di wilayah tersebut sampai pencemaran peraiaran. Aktivitas
penambangan nikel yang tidak terkendali mengancam keberadaan kawasan hutan
konservasi suaka marga satwa. Proses kegiatan pertambangan dilakukan dengan
mengeruk atau mengambil tanah dipegunungan yang mengandung nikel, namun
wilayah pengambilan tanah itu melalui proses penebangan pohon-pohon lindung
di dalamya. Hal tersebut mengancam keberadaan hutan lindung yang ada di
daerah tersebut. Jika terjadi pengundulan hutan yang berlebihan pastinya akan
terjadi tanah longsor, banjir, kekeringan, dan organisme yang hidup pada daerah
tersebut berpindah tempat atau bahkan mati.
Sebelum dilakukan penambangan di daerah tersebut lahan-lahan milik
warga ditanami berbagai jenis tanaman pertanian seperti padi, jagung, ubi kayu,
sagu dan sebagainya maupun tanaman perkebunan seperti kakao, jambu, kelapa
dan cengkeh, menjadi penupang utama kehidupan keluarga mereka. Berbagai
jenis tanaman pertanian dan perkebunan tersebut menjadi mesin pengepul asap di
rumah-rumah warga. Namun kini, lahan-lahan subur tersebut rusak karena akibat
dari penggundulan hutan. Tanaman tumbuh yang ada di dalamnya tergilas oleh
aktivitas penambangan nikel yang mendapat izin resmi dari Pemerintah
Kabupaten maupun Pemerintah Provinsi.
Dari fakta tersebut keuntungan dari kegiatan penambangan sangat sedikit,
keuntungan yang besar ada di pihak perusahaan sedangkan imbasnya dikenakan
kepada masyarakat dan lingkungan.
Sebagai bentuk kepedulian perusahaan tambang, perusahaan wajib
memberikan kompensasi atas timbulnya dampak negatif tersebut. Kewajiban
untuk melaksanakan program pengembangan masyarakat setempat dimaksudkan
untuk dapat meningkatkan dampak sosial ekonomi masyarakat di lingkar
pertimbangan yang merupakan wujud realisasi dari kewajiban untuk memberikan
manfaat langsung adalah kewajiban perusahaan berupa pembayaran iuran tetap,
pajak dan royalty.
D. Peraturan Pemerintah Tentang Kegiatan Pertambangan
Pemerintah mengatur kegiatan pertambangan dalam undang-undang
(UU). UU yang berkaitan dengan kegiatan pertambangan, UU No. 11/1967
tentang Pokok-pokok Pengusahaan Pertambangan. Dalam UU tersebut pemerintah
memilih mengembangkan pola Kontrak Karya (KK) untuk menarik investasi
asing. Berdasarkan ketentuan KK, investor bertindak sebagai kontraktor dan
pemerintah sebagai prinsipal. Di dalam bidang pertambangan tidak dikenal istilah
konsesi, juga tidak ada hak kepemilikan atas cadangan bahan galian yang
ditemukan investor bila eksploitasi berhasil. Berdasarkan KK, investor berfungsi
sebagai kontraktor.
Setiap pembangunan suatu daerah yang dimulai dengan pertambangan
pasti ada yang dikorbankan dan dirugikan, tetapi alangkah indahnya jika sebelum
melakukan pertambangan dilakukan perenungan bagaimana baiknya jalan
kegiatan pertambangan agar tidak menimbulkan kerugian yang besar terhadap
masyarakat dan kerusakan terhadap lingkungan. Walaupun gantirugi sudah
disetujui, tapi alam yang secara terus menerus dieksploitasi dengan cara yang
belum optimal itu akan rusak, dan akibatnya dibeberapa tahun kedepan alam kita
rusak, manusia banyak yang merugi, dan tak ada lagi warisan kekayaan alam yang
akan kita wariskan terhadap anak cucu kita. Alam tidak bisa dibeli, jika alam yang
sudah rusak tanpa dilakukan perbaikan, penataan yang baik mungkin 5 tahun
kedepan akan kita rasakan maraknya bencana yang terjadi. Maka dari itu mari kita
jaga Alam kita, Tuhan mengkaruniakan kekayaan alam-Nya terhadap kita untuk
dimanfaatkan namun terus kita jaga agar alam kita tidak rusak dan habis.
Kedepannya, kondisi pengelolaan produk tambang sebagai salah satu
komoditi unggulan perlu ditata dan dikelola secara terpadu dengan
memperhatikan berbagai aspek sehingga diharapkan dapat memberi kontribusi
yang signifikan. Diharapkan kegiatan pertambangan di Sulawesi Tenggara
dilakukan dengan optimal dengan memperhatikan berbagai aspek agar tidak
menimbulkan kerusakan lingkungan dan kerugian terhadap masyarakat. Kekayaan
alam (pertambangan) yang dimiliki oleh Sulawesi Tenggara bila dikelola dan
dieksploitasi secara professional serta baik, tidak menutup kemungkinan apa yang
dicita-citakan ataupun diharapkan akan dapat terwujud serta terlaksana.
E. Solusi Menanggulangi Dampak Aktivitas Pertambangan
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas pertambangan dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :
1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif (control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalah transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan. Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding place).
3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku (law enforcement)
4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis kegiatan pertambangan di Sultra adalah tambang aspal di Kabupaten
Buton, Tambang nikel di kabupaten Kolaka, Konawe Utara dan Konawe,
tambang minyak di Kabupaten Buton Utara dan Buton, Tambang Emas di
Bombana, dan potensi tambang marmer, batu granit dan krom yang
tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.
2. Tujuan dari dilakukannya pertambangan yaitu sebagai bentuk pemanfaatan
kekayaan alam yang tersedia untuk mencapai salah satu tujuan bangsa
untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat.
3. Kegiatan pertambangan mempunyai dampak positif maupun dampak
negative bagi lingkungan dan masyarakat. Dampak negatif dari
pertambangan adalah terjadi pengundulan hutan yang berlebihan sehingga
akan terjadi tanah longsor, banjir, kekeringan, dan margasatwa yang hidup
pada daerah tersebut berpindah tempat atau bahkan mati.
4. Upaya pemerintah dalam mengatur kegiatan pertambangan ada pada
undang-undang (UU). UU No. 11/1967 tentang Pokok-pokok
Pengusahaan Pertambangan.
5. Adapun solusi untuk menanggulangi dampak aktivitas Tambang adalah
dengan melakukan 4 pendekatan yaitu, Pendekatan Teknologi, Pendekatan
Lingkungan (Ekologi), Pendekatan Administratif, dan Pendekatan
Edukatif.
B. Saran
Saran yang bisa kami sampaikan melalui makalah ini adalah kepada para
pelaku industri pertambangan di Sulawesi Tenggara baik itu investor lokal
maupun asing agar tetap memperhatikan kegiatan tambang yang dilakukan,
menimbang aspek yang berkaitan lingkungan dan masyarakat agar tidak ada yang
dirugikan. Dan kepada pemerintah agar menangani masalah pertambangan di
Sulawesi Tenggara dengan serius. Perlu adanya penataan kembali peraturan yang
berlaku untuk pertambangan.
DAFTAR PUSTAKA
http://vodca-stinger.blogspot.com/2012/11/dampak-pertambangan-dan-solusi.html
diakses hari Rabu, 5 November 2014, Pukul 09.00 WITA.
http:// asc04-unhalu.blogspot.com/.../ tambang -vs-lingkungan-siti-hardianti.htm l
diakses hari Rabu, 5 November 2014, Pukul 09.00 WITA.