makalah sistem urogenitalia

45
MAKALAH MORFOGENESIS HEWAN Pembentukan Sistem Urogenitalia OLEH : PUTRI HANDAYANI 1201376 BIOLOGI SAINS 2012

Upload: putri-handayani

Post on 28-Sep-2015

1.139 views

Category:

Documents


149 download

DESCRIPTION

proses pembentukan sistem urogenitalia

TRANSCRIPT

MAKALAH

MORFOGENESIS HEWAN

Pembentukan Sistem Urogenitalia

OLEH :

PUTRI HANDAYANI

1201376

BIOLOGI SAINS 2012

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan izin Nya sehingga Makalah Morfogenesis hewan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Salawat dan Salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini.

Penulis sangat menyadari dalam penulisan Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritikan, saran, dan tambahan yang menunjang untuk kesempurnaan Makalah Morfogenesis Hewan ini. Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dipandang dari sudut fisiologis, system urogenital dapat dibagi dalam 2 unsur yang sangat berbeda sifatnya : system urinarius dan system genitalia. Akan tetapi dipandang dari sudut embriologi dan anatomi, kedua system ini saling bertautan. Keduanya berasal dari rigi mesoderm yang sama disepanjang dinding belakang rongga perut, dan saluran pembuangan kedua system ini pada mulanya bermuara kerongga yang sama, yaitu kloaka.Sistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem genitalia. Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian bawah. Traktus urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus urinarius bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Untuk sistem genitalia eksterna pada pria dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum; sedangkan wanita berupa vagina, uterus dan ovarium.Pada perkemmbangan selanjutnya, tumpang tindih kedua system ini terutama nyata sekali pada pria. Duktus ekstretorius primitive mula-mula berfungsi sebagai duktus urinarius, tetapi kemudian berubah menjadi duktus genitalis utama. Selain itu, pada orang dewasa, alat kemih maupun kelamin ini menyalurkan air kemih dan semen melalui sebuah saluran yang sama, uretra penis.B. Rumusan Masalah1. Bagaimana proses pembentukan sistem urogenital?

2. Bagaimana proses pembentukan sistem urinaria?

3. Bagaimana proses pembentukan sistem genital pria dan wanita?C. Tujuan

1. Untuk mengetahui proses pembentukan sistem urogenital

2. Untuk mengetahui proses pembentukan sistem urinaria

3. Untuk mengetahui proses pembentukan sistem genital pria dan wanita.

BAB II

PEMBAHASANA. Sistem UrogenitaliaSistem urogenital merupakan sistem yang terdiri dari sistem urinarius dan sistem genitalia. Dimana sistem urinarius dibagi menjadi traktus urinarius bagian atas dan bagian bawah. Traktus urinarius bagian atas terdiri dari ginjal, pelvis renalis dan ureter, sedangkan traktus urinarius bagian bawah terdiri dari vesika urinaria dan uretra. Untuk sistem genitalia eksterna pada pria dan wanita berbeda, pada pria terdiri dari penis, testis dan skrotum; sedangkan wanita berupa vagina, uterus dan ovarium.

Dipandang dari sudut fisiologi, sistem urogenital dapat dibagi dalam dua unsur yang berbeda sifatnya : sistem urinarius dan sistem genitalia. Akan tetapi, dipandang dari sudut embriologi dan anatomi, kedua sistem ini saling bertautan. Ada 2 macam perkembangan sistem urinarius yaitu organogenesis ginjal dan maturasi ginjal. B. Sistem urinarius1. Pembentukan Ginjal

Pembentukan Ginjal ditandai dengan adanya penonjolan pada mesoderm intermedier di daerah anterior embrio, yang disebut nefrotom. Berlangsung dari anterior ke posterior. Urutan perkembangannya:

1. Pronefros

2. Mesonefros

3. Metanefros

Gambar 1. Cikal bakal ginjal (Pronefros,Mesonefros dan Metanefros)Organogenesis ginjal terdiri melalui 3 tahapan secara berurutan yaitu : pronefros, mesonefros, dan metanefros seperti pada tabel berikut :Tabel 1. Proses Pembentukan Ginjal

Usia gestasi minggu ke- Organogenesis

3 1. Sistem pertama yaitu bentuk pronefros dan duktusnya.2. Pronefros perlahan akan berdegenerasi dan duktusnya akan menjadi duktus Wolfii dan bagian kaudal dari mesonefros.

4 1. Sistem pronefros mengalami regresi, saluran ekskresi mesonefros pertama mulai tampak.2. Saluran-saluran ekskresi memanjang dengan cepat, membentuk gelung huruf S (simpai Bowman) dan terdapat glomerulus pada ujung medial, keduanya membentuk korpuskulus mesonefrikus(renalais).3. Pembentukan glomerulus berasal dari vesikel-vesikel yg terbagi menjadi 3 segmen : bawah membentuk epitel viseral dan parietal kapsula Bowman, tengah tubulus proksimal dan ansa Henle, atas tubulus distalis.

5 1. Perkembangan dari sistem metanefros (ginjal tetap), berawal dari tunas ureter yang berkembang dari tonjolan saluran mesonefros di dekat muaranya ke kloaka.2. Tunas ureter ini menembus jaringan metanefros, yang menutup ujung distalnya sebagai topi melebar membentuk pelvis renalis primitif terbagi kranial dan kaudal kaliks mayor.3. Tiap-tiap kaliks membentuk 2 tunas baru yang akan membelah terus hingga 12 generasi atau lebih.4. Generasi ketiga dan keempat kaliks minor. Generasi seterusnya piramida ginjal.

7-8 1. Dimulainya nefrogenesis sampai 34-36 minggu. Kemudian nefron berkembang terus dan ukurannya bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran ginjal dan perkembangan fungsinya.18

12-14 1. Pembentukan pelvis renalis serta kaliks mayor dan minor selesai sebelum masa gestasi ini.18

Dua sistem urinaria primitif, pronefros dan mesonefros mendahului pembentukan metanefros. Pronefros mengalami involusi pada minggu kedua dan mesonefros menghasilkan urin pada minggu ke-5 serta mengalami degenerasi pada usia 11-12 minggu. Kegagalan pembentukan atau regresi kedua struktur ini dapat menyebabkan anomali perkembangan sistem urinaria definitif. Antara minggu ke-9 dan 12, tunas ureter dan blastema nefrogenik berinteraksi untuk menghasilkan metanefros. Pada minggu ke-14, ansa henle sudah berfungsi dan terjadi reabsorpsi. Namun, nefron-nefron baru terus terbentuk sampai minggu ke-36 dan pada bayi prematur pembentukan nefron tersebut berlanjut setelah lahir.

Gambar 2. Potogan melintang pembentukan tubulus nefronPada embrio di daerah dorsal kiri-kanan dari garis tengan terdapat penonjolan mesodermal yang dikenal sebagai penonjolan urogenital, berjalan longitudinal sejajar dengan khordadorsalis. Bagian medial dari urogenital ridge ini kelak menjadi gonad, sedangkan bagian lateral membentuk nefrogen.Sistem nefrogen ini, bagian kranial berdiferensiasi lebih dahulu dari bagian yang kaudal. Mula-mula pronefros, kemudian mesonefros dan akhirnya metanefros yang kelak menjadi ginjal tetap. pronefros dan mesonefros pada manusia tidak seberapa tampak, bagian kaudal pronefros berhubungan dengan kranial mesonefros. Sehingga sebenarnya keduanya adalah sattu sistem.

Gambar 3. Letak Pronefros, Mesonefros dan Metanefros

a. PronefrosBentuk paling awal, paling anterior dan strukturnya paling sederhana akan berdegenerasi dan diganti oleh mesonefros. Pada Manusia pronefros tidak berfungsi. Pronefros terdiri atas kelompok-kelompok sel atau gelembung kecil dibagian proksimal dari sistem jaringan nefrogen dan terbentuk pada minggu ke tiga masa pertumbuhan embrio. pada akhir minggu ke empat, pronefros ini mengadakan regresi. Duktus pronefros tumbuh sendiri tidak tergantung pada tubulus-tubulus pronefros. pada permulaan nya duktus ini hanya menyerupai satu kelompok sel seperti lidi, berada dibagian dorsal jaringan nefrogen. kemudian menjadi saluran dimulai dari bagian kranial, dan menuju ke ventral.

Kemudian masuk sebagai saluran dibagian dorso-lateral kloaka pada minggu ke lima pertumbuhan embrio. Saluran ini, kecuali bagian atasnya menjadi duktus mesoderm. Pada embrio manusia, pronefros digambarkan oleh 7-10 kelompok sel padat didaerah leher. Kelompok-kelompok yang pertama membentuk nefrotom vestigium yang menghilang sebelum nefrotom yang disebelah kaudalnya terbentuk, dan pada akhir minggu ke-4, semua tanda system pronefros telah menghilang.b. MesonefrosPada waktu pronefros mengadakan regresi, dari jaringan nefrogen di daerah toraks dan lumbal tumbuh tubulus-tubulus mesonefros. Tubulus ini berbentuk S dan terbuka ke saluran pronefros yang pada pertumbuhan selanjutnya dinamakan saluran mesonefros.Bagian medial dari tiap tubulus mesonefros membesar dan membentuk suatu mangkok (kapsul Bowman). Terbentuk pula di dalamnya suatu kumpulan kapilar berasal dari arteri dan aorta. Terbentuklah glomerulus. Tubulus-tubulus mesonefros cepat memanjang dan berlekuk-lekuk, tetapi saluran lekuk henle tidak terbentuk. bagian kranial dari tubulus mesonefros ini berangsur berdegenerasi sebelum bagian kaudalnya berdiferensiasi.

Diperkirakan dalam bulan ketiga dan keempat pertumbuhan janin, mesonefros berfungsi dan mengeluarkan urine meskipun cair sekali. Namun mesonefros lambat laun tidak berfungsi lagi dan fungsi itu berhenti pada akhir bulan keempat. Fungsi nya di ambil alih oleh ginjal tetap. Glomerulus mesonefros menghilang kecuali beberapa tubulus tidak berdegenerasi.

Gambar 4. Duktus Mesonefros dengan tubulus berbentuk SDi bentuk kemudian, posterior dari pronefros dan setrukturnya lebih sempurna. pada hewan anamiota merupakan ginjal yang defnitif. Pada hewan amniota merupakan ginjal yang berfungsi selama masa embrio sebelum metanefros terbentuk.Pada pertengahan bulan kedua, mesonefros membentuk sebuah organ berbentuk bulat telur besar disisi kiri dan kanan garis tengah. Oleh karena gonad yang sedang berkembang terletak pada sis medial mesonefros, rigi yang dibentuk oleh kedua alat tersebut dikenal sebagai rigi urogenital. Sementara saluran-saluran disebelah kaudal tetap berdiferensiasi, saluran disebelah cranial dan glomerulinya memperlihatkan perubahan degenerative, dan menjelang akhir bulan kedua sebagian besar telah menghilang. Akan tetapi beberapa dari saluran kaudal dan saluran mesonefros tetap ada pada pria dan ikut membentuk system kelamin, tetapi menghilang pada wanita.c. Metanefros

Terbentuk paling akhir paling sempurna dan terletak dari posterior dari mesonefros. Pada minggu keenam dan ketujuh ginjal naik dari daerah pelvis ke daerah lumbal. Hal ini terjadi karena embrio menjadi lurus dan karena pertumbuhannya yang cepat dari bagian badan kaudal ginjal. Pada waktu naik ginjal berputar hingga hilusnya yang pada permulaan terdapat disebelah ventral kemudian mengarah ke medial.Hanya terdapat pada hewan-hewan amniota. Terbentuk paling akhir paling sempurna dan terletak dari posterior dari mesonefros. Berfungsi sejak embrio lanjut dan merupakan ginjal yang definitif.

Gambar 5. Metanefros

Satuan-satuan eksresinya berkembang dari mesoderm metanefros, dengan cara yang sama seperti pada system mesonefros. Akan tetapi perkembangan system salurannya, berbeda dari system ginjal lainnya.Naiknya ginjal disebabkan oleh kurangnya kelengkungan tubuh maupun pertumbuhan tubuh didaerah lumbal dan sacral. Dipanggul, metanefros menerima aliran darah dari sebuah cabang panggul dan aorta. Dalam perjalanan naik ke rongga perut ini, ginjal diperdarai oleh pembuluh-pembuluh nadi yang berasal dari aorta yang letaknya semakin meninggi. Pembuluh-pembuluh yang lebih rendah biasanya akan berdegenerasi.2. System pengumpulSaluran-saluran pengumpul ginjal permanen berkembang dari tunas ureter, suatu tonjolan saluran mesonefros didekat muaranya ke kloaka. Tunas ureter ini menembus jaringan metanefros, yang menutup ujung distalnya sebagai topi. Selanjutnya, tunas ini melebar membentuk piala ginjal primitive, dan terbagi menjadi bagian cranial dan kaudal, yang kelak akan menjadi kalises mayors.

Sambil menembus lebih jauh kedalam jaringan metanefros, tiap-tiap kaliks membentuk dua tunas baru. Tunas-tunas yang baru terbentuk masing-masing terus membelah lagi hingga terbentuk 12 generasi saluran atau lebih. Sementara itu, dibagian tepi, terbentuk lebih banyak saluran hingga akhir bulan ke-5. Saluran generasi kedua membesar dan menyerap masuk saluran generasi ketiga dan keempat, sehingga terbentuklah kalises minor piala ginjal. Pada perkembangan selanjutnya, saluran pengumpul generasi ke-5 dan seterusnya sangat memanjang dan menyebar dari kaliks minor, sehingga membentuk piramida ginjal. Dengan demikian, tunas ureter membentuk ureter, piala ginjal, kalises mayor dan minor, dan kurang lebih satu hingga tiga juta saluran pengumpul.

3. System eksresiTiap-tiap saluran yang baru terbentuk, dibagian ujungnya ditutupi oleh topi jaringan metanefrik. Dibawah pengaruh induktif tubulus ini, sel-sel topi jaringan ini membentuk gelembung-gelembung kecil, yaitu vesikel renalis, yang selanjutnya akan membentuk saluran-saluran kecil. Saluran-saluran ini bersama dengan berkas-berkas kapiler yang dikenal sebagai glomeruli, membentuk nefron atau system eksresi. Ujung proksimal masing-masing nefron membentuk simpai bowman, yang didalamnya berisi glomerulus. Ujung distalnya membentuk hubungan terbuka dengan salah satu saluran pengumpul, sehingga terbentuklah jalan penghubung dari glomerulus kesatuan pengumpul. Pemanjangan saluran eksresi yang berlangsung terus mengakibatkan pembentukan tubulus kontortus proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus distal. Oleh karena itu, ginjal berkembang dari dua sumber yang berbeda, yaitu mesoderm metanefros yang membentuk satuan eksresi dan tunas ureter yang membentuk system pengumpul. Pada saat lahir, ginjal berlobulasi. Selama masa anak-anak, gambaran lobulasi ini menghilang karena petumbuhan nefron lebih lanjut. Akan tetapi jumlahnya tidak bertambah.4. Kandung kemih dan uretraSelama perkembangan minggu ke-4 hingga ke-7, septum urorektal membagi kloaka menjadi saluran anorektal dan sinir urogenital. Selaput kloaka sendiri kemudian terbagi menjadi membrana urogenitalis di anterior dan membrana analis di posterior. Tiga bagian sinus uroggenitalis primitif tersebut dapat dibedakan:a. Bagian atas yang paling besar adalah kandung kemih. Mulla-mula kandung kemih berhubungan langsung dengan allantois, tetapi setelah rongga allantois manutup, akan tersisa suatu korda fibrosa yang tebal, yyaitu urakus dan korda fibrosa ini menghubungkan puncak kandung kemih dengan umbilikus. Pada orang dewasa, ligamentum ini dikenal sebagai liggamentum umbilikalis medial.b. Bagian selanjutnya berupa sebuah saluran yang agak sempit, yaitu sinus urogenitalis bagian panggul, yang padda pria membentuk uretra pars prostatika dan pars membranosa.c. Bagian terakhir a dalah sinus urogenitalis tetap, yang juga dikenal sebagai sinus urogenitalis bagian penis. Bagian ini sangat memipih kesamping dan terpisah dari dunia luar oleh mebran urogenitalis.Selama pembagian kloaka, bagian kaudal duktus mesonefros berangsur-angsur diserap kedalam dinding kandung kemih. Akibatnya, ureter yang tadinya merupakan tonjolan keluar dari saluran mesonefros, masuk ke kandung kemih secara tersendiri. Sebagai akibat naiknya ginjal, muara ureter bergerak lebih ke kranila lagi, duktus mesonefros berkerak saling mendekati untuk masuk ke uretra pars prostatika dan pada pria menjadi duktus ejakulatorius. Karena duktus mesonefros maupun ureter berasal dari mesoderm, selaput lendir kandung kemih yang diabentuk oleh gabungan dari kedua saluran ini berasal dari mesoderm.Dalam perkembangan selanjutnya, lapisan mesoderm pada segitiga tadi diganti oleh epitel endoderm, sehingga akhirnya seluruh permukaan dalam kandung kemih dilapisi oleh epitel yang berasaldari endoderm.5. UretraEpitel uretra pria dan wanita berasal dari endoderm, sedangkan penyambung dan jaringan otot polos disekitarnya berasal dari mesoderm splangnik. Pada akhir bulan ke-3, epitel uretra pars prostatika mulai berpoliferasi dan membentuk sejumlah tonjol keluar yang menembus mesenkim disekitarnya. Pada pria, tunas-tunas ini membentnuk kelenjar prostat. Pada wanita, bagian kranial uretra membentuk kelenjar uretra dan kelenjar parauretra.C. Pembentukan Genitalia Dibentuk dari epitelium coelom (mesoderm splanknik) pada permukaan median mesonefros. Epitelium mula-mula menebal kemudian melepaskan sel-selnya ke permukaan dalam. Sel-sel ini memperbanyak diri dan terbentuklah suatu penebalan, yang lambat laun tumbuh sehingga membentuk suatu penonjolan, berbentuk suatu pematang pada bagian dorsal dari coleom disebut Pematang Genital.

Gambar 6. Penonjolan urogenital1. Pembentukan GonadSekalipun jenis kelamin embrio ditentukan secara genetik pada saat pembuahan, gonad tidak memperoleh ciri-ciri bentuk pria atau wanita hingga perkembangan minggu ke-7.Gonad mula-mula tampak sebagai sepasang rigi yang memanjang, rigi gonad dan dibentuk oleh proliferasi epitel selom dan pemadatan mesenkim dibawahnya. Sel-sel benih tidak tampak pada rigi kelamin hingga perkembangan minggu ke-6.Pada embrio manusia, sel-sel benih primordial tampak pada tingkat perkembangan yang dini diantara sel endoderm di dinding kantung kuning telur didekat allantois. Sel-sel benih ini berpindah dengan gerakan menyerupai amuba sepanjang mesenterium dorsal usus belakang, dan sampai di gonad primitif pada perkembangan minggu ke-6. Apabila mereka gagal mencapai rigi-rigi tersebut, gonad tidak berkembang. Karena itu sel-sel benih primordial tersebut mempunyai pengaruh induktif terhadap perkembangan gonad menjadi ovarium atau testis.a. Gonad indiferenSegera sebelum dan selama datangnya sel-sel benih primordial, epitel selom rigi kelamin berpoliferasi, dan sel-sel epitel menembus mesenkim dibawahnya. Disini sel epitel tersebut membentuk sejumlah korda yang bentuknya tidak beraturan, korda kelamin primitif. Pada embrio pria dan wanita, korda ini berhubungan dengan epitel permukaan, dan kita tidak mungkin membedakan antara gonad pria dan wanita. Oleh karena itu, gonad ini dikenal sebagai gonad indiferen.b. Pembentukan TestisApabila embrio secara genetik bersifat pria, sel-sel benih primordial membawa sebuah gabungan kromosom seks XY. Dibawah pengaruh koromosom Y, yang menjadikan faktor penentu testis, korda kelamin primitif terus-menerus berpoliferasi dan menembus jauh kedalam mmedulla untuk membentuk korda testis atau kordda medulla. Pada perkembangan selanjutnya, korda testis kehilangan hubungan dengan epitel permukaan. Kemudian mereka dipisahkan dari epitel permukaan oleh selapisan jaringan ikat fibrosa padat, yaitu tunika albuginea, suatu gambaran khas testis. Dalam bulan ke-4, korda testisa menjadi berbentuk seperti tapal kuda, dan ujung-ujungnya bersambung dengan ujung rate testis. Sekarang korda testis tersusun dari sel-sel benih primordial dan sel-sel sustentakular sertoli yang berasal dari epitel permukaan kelenjar.Sel interstitial leydig berkembang dari mesenkim asli rigi kelamin. Sel-sel ini terletak diantara korda testis dan mulai berkembang segera setelah mulainya diferensiasi korda ini. Pada kehamilan mingguk ke-8, produksi testosteron oleh sel leydig sudah mulai, dan testis sekarang mampu mempengaruhi diferensiasi seksual duktus genetalia dan organ kelamin luar. Korda testis tetap padat hingga masa pubertas, pada saat korda ini menjadi berongga, sehingga terbentuklah tubulus seminiferus. Setelah tubulus seminiferus mempunyai saluran, tubulus ini bersambung dengan tubulus rete testis, yang selanjutnya bermuara ke duktuli efferentes. Duktuli efferentes ini merupakan bagian saluran eksresi sistem mesonefros yang tersisa. Fungsinya adalah sebagai penghubung antara rete testis dengan saluran mesonefros atau saluran wolff, yang dikenal sebaggai duktus deferens.c. Pembentukan OvariumPada embrio wanita yang mempunyai kromosom seks XX dan tidak mempunyai kromosom Y, korda kelamin primitif terputus-putus menjadi kelompok-kelompok sel yang tidak teratur bentuknya. Kelompok-kelompok sel ini, yang mengandung gugus-gugus sel benih primordial, terletak dibagian medulla ovarium. Kemudian, kelompok-kelompok ini menghilang dan digantikan oleh stroma vaskular yang membentuk medulla ovarium.Epitel permukaan gonad wanita, tidak seperti pada pria, terus menerus berpoliferasi. Dalam minggu ke-7, epitel ini membentuk korda generasi ke dua, korda korteks yang menembus mesenkim dibawahnya, tetapi tetap dekat dengan permukaan. Dalam bulan ke-4, korda ini terpecah menjadi kelompok-kelompok sel tersendiri, yang masing-masing mengelilingi satu atau lebih sel benih primitif. Sel-sel benih berkembang menjjadi oogonia, sedangkan sel epitel disekitarnya, yang berasal dari epitel permukaan, membentuk sel folikuler.Boleh dikatakan bahwa jenis kelamin suatu embrio ditentukan pada saat pembuahan dan tergantung apakah spermatositnya membawa kromosom X atau Y. Pada embrio yang mempunyai konfigurasi kromosom seks XX, korda medula gonad mengalami regresi, dan kemudian berkembang korda korteks generasi kedua. Pada embrio yang mempunyai kompleks kromosom kelamin XY, korda medulla berkembang menjadi korda testis, dan korda korteks tidak berhasil berkembang.

Gambar 7. Genitalia Interna dan Eksterna2. Pembentukan Duktus Genitaliaa. Tahap indiferenMula-mula, baik embrio pria maupun wanita mempunyai dua pasang duktus genitalis, yaitu duktus mesonefros dan paramesonefros. Duktus paramesonefros muncul sebagai suatu invaginasi memanjang epitel selom pada permukaan anterolateral rigi urogenital. Disebelah krania,, saluran ini bermuara kedalam rongga selom dengan struktur menyerupai corong. Disebelah kaudal, saluran berjalan disebelah lateral saluran mesonefros, tatapi kemudian menyilang disebelah ventralnya untuk tumbuh kearah kaudomedial. Digaris tengah, saluran paramesonefros ini berhubungan erat dengan saluran paramesonefros dari sisi seberang. Kedua saluran tersebut pada mulanya dipisahkan oleh sebuah sekat, tetapi kemudian bersatu membentuk kanalis uterus. Ujung kaudal saluran yang telah bersatu tersebut menonjol kedalam dinding posterior sinus urogenitalia, sehingga menyebabbkan penonjolan kecil, yaitu tuberkulum paramesonefrikum atau tuberkulum mulleri. Duktus mesonefros bermuara kedalam sinus urogenitalis pada kedua sisi tuberkulum mulleri.b. Diferensiasi Sistem SaluranPerkembangan sistem duktus genitalis dan genetalia eksterna berlangsung dibawah pengaruh hormon yang beredar dalam darah janin selama kehidupan intrauterin. Juga, sel sertoli di dalam testis janin menghasilkan suatu zat non steroid yang dikenal sebagai substansi penghambat mulleri atau hormon antimulleri yang menyebabkan regresi duktus paramesonefros. Selain zat penghambat ini, testis juga menghasilkan testosteron yang memasuki sel-sel jaringan sasaran. Disini, hormon ini dikonversi menjadi dihidrotestosteron. Testosteron dan dihidrotestosteron berikatan dengan suatu protein reseptor spesifik intrasel yang mempunyai aktifitas tinggi, dan akhirnya kompleks hormon reseptor ini berkaitan dengan DNA untuk mengatur transkipsi gen-gen yang spesifik. Jaringan dan produk-produk proteinnya. Kompleks testosteron reseptor menjadi mediator virilisasi duktus mesonefros, sementara kompleks dihidrotestosteron reseptor mengatur diferensiasi genetalia eksterna pria.Pada wanita tidak dihasilkan SPM, dan karena tidak ada zat ini, sistem saluran paramesonefros dipertahankan dan berkembang menjadi tuba uterina dan rahim. Faktor-faktor pengendali untuk proses ini tidak jjelas, tetapi bisa melibatkan estrogen yang dihasilakan oleh sistem ibu, plasenta dan ovarium janin. Oleh karena zat perangsang pria tidak ada, sistem duktus mesonefros mengalami regresi. Kalau tidak ada androgen, genetalia eksterna indiferen dirangsang oleh estrogen dan berdiferensiasi menjadi labia mayora, labia minora, klitoris, dan sebagian vagina.c. Duktus genetalia pada priaKetika mesonefros mengalami regresi, beberapa saluran eksresi yaitu tubulus epigenitalius, membuat hubungan dengan korda rete testis dan akhirnya membentuk duktus eferen testis. Saluran eksresi disepanjang kutub kaudal testis, yaitu tubulus paragenitalis, tidak bersatu dengan korda rete testis. Sisa-sisa saluran ini keseluruhannya dikenal sebagai paradidimis.Duktus mesonefros tetap dipertahankan kecuali pada bagian paling kranial, yaitu appendiks epidedimis, dan membentuk duktus genetalia utama. Tepat dibawah muara duktus eferen, duktus mesonefros ini memanjang dan sangat berkelok-kelok, dengan demikian membentuk duktus epididimis. Dari ekor epididimis hingga ke tonjol-tonjol vesika seminalis, duktus mesonefros mendapatkan lapisan otot pembungkus yang tebal dan dikenal sebagai duktus deferens. Daerah duktus yang diluar vesikula seminalis dikenal sebagai duktus ejakulatorius. Duktus paramesonefros pada pria berdegenerasi kecuali sebagian kecil ujung kranialnya, yaitu appendiks testis.d. Duktus genetalia pada wanitaDuktus paramesonefros berkembang menjadi duktus genitalis utama pada wanita. Pada mulanya, dapat dikenali tiga bagian pada setiap duktus: (a) bagian kranial vertikal yang bermuara kerongga selom, (b) bagian horisontal yang menyilang duktus mesonefros, dan (c) bagian kaudal vertikal yang bersatu dengan pasangannya dari sisi yang berlawanan. Bersama dengan turunnya ovarium, dua bagian yang pertama berkembang menjadi tuba uterina, dan bagian kaudal bersatu membentuk kanalis uterus. Ketika bagian kedua duktus paramesonefros berjalan kearah mediokaudal, rigi-rigi urogenital berangsur-angsur terletak pada bidang melintang. Setelah saluran ini manyatu digaris tengah, terbentuklah sebuah lipatan melintang yang lebar didalam panggul. Lipatan yang membentang dari sisi lateral duktus paramesonefros yang telah menyatu ke dinding panggul tersebut, dikeal sebagai ligamentum latum uteri. Pada tepi atasnya terdapat tuba uterina, dan pada permukaan belakangnya terdapat ovarium. Rahim dan ligamentum latum uteri membagi rongga panggul menjadi kantong uterorektal dan kantong uterovesikal. Duktus paramesonefros yang telah menyatu tersebut membentuk korpus dan servik uteri. Bangunan ini dibungkus oleh selapis mesenkim yang membentuk lapisan otot rahim, yaitu miometrium, dan lapisan peritoniumnya, yaitu parametrium.e. Pembentukan Vagina

Gambar 8. Alat genital pada saat dilahirkanSegera setelah ujung padat duktus paramesonefros mencapai sinus urogenitalis, tumbuh dua tonjolan keluar dari bagian pelvis sinus ini. Evaginasi ini yaitu bulbus sinivaginalis, berpoliferasi dan membentuk sebuah lempeng vagina padat. Poliferasi ini terus berlangsung di ujung kranial lempeng, sehingga memperbesar jarak antara rahim dan sinus urogenitalis. Menjelang bulan ke-5, tonjolan vagina ini seluruhnya berongga. Perluasan vagina menyerupai sayap di sekitar ujung rahim, yaitu fornises vagina, berasal dari paramesonefros. Dengan demikian, vagina mempunyai dua asal-usul, sepertiga bagian atas berasal dari saluran rahim dan dua pertiga bagian baah berasal dari sinus urogenitalis.Lumen vagina tetap terpisah dari lumen sinus urogenitalis oleh sehelai jaringan tipis, yang dikenal sebagai selaput dara. Selaput ini terdiri atas lapisan epitel sinus urogenitalis dan selapis tipis sel vagina. Biasanya selaput dara membentuk lubang kecil selama masa perinatal.Beberapa sisa saluran eksresi bagian kranial dan kaudal masih tersisa pada wanita. Sisa-sisa ini terletak di mesovarium, dimana mereka masing-masing membentuk epooforon dan parooforon. Duktus mesonefros menghilang kecuali sebagian kecil dibagian kranial yang ditemukan pada epooforon dan, kadang-kadang sebagian kecil bagian kaudalnya, yang dapat ditemukan di dinding rahim atau vagina. Dalam masa kehidupan selanjutnya, sisa ini dapat membentuk sebuah kista yang disebut kists gartner.3. Pembentukan Genetalia eksternaa. Tahap indiferenDalam perkembangan minggu ke-3, sel-sel mesenkim yang berasal dari daerah alur primitif bermigrasi ke sekitar membrana klokalis untuk membentuk sepasang lipatan yang agak menonjol, yaitu lipatan kloaka.Disebelah kranial membrana kloakalis, lipatan ini bergabung membentuk tuberkulum genital. Pada minggu ke-6, membrana kloakalis dibagi lagi menjadi membrana urogenitalis dan membrana analis. Lipatan kloaka juga dibagi lagi menjadi lipatan uretra disebelah anterior, dan lipatan anus disebelah posterior.Serentak dengan itu, sepasang tonjolan lain, tonjol genetalia, mulai tampak di kedua sisi lipatan uretra. Pada pria tonjolan genitalis ini kelak membentuk tonjolan skrotum, dan pada wanita menjadi labia mayora. Akan tetapi, pada akhir minggu ke-6, sulit membedakan kedua jenis kelamin tersebut.b. Genetalia eksterna pada priaPerkembangan genetalia eksterna pria berada di bawah pengaruh hormon androgen yang disekresi oleh testis janin dan ditandai oleh cepat memanjangnya tuberkulum genital yang kini dinamakan phallus(penis). Bersama dengan pemanjangan ini, phallus menarik lipatan uretra ke depan sehingga membentuk dinding lateral sulkus uretra.Sulkus ini terbentang sepanjang permukaan kaudal penis tetapi tidak mencapai bagian paling distal, yang dikenal sebaggai glans. Lapisan epittel yang melapisi sulkus ini berasal dari endoderm dan membentuk lempeng uretra.Pada akhir bulan ke-3, kedua lipatan uretra menutup diatas lempeng uretra, sehingga membentuk uretra pars kavernosa. Saluran ini tidak berjalan hingga ke ujung penis. Bagian uretra yang paling distal ini dibentuk pada bilan ke-4 ketika sel-sel ektoderm dari ujung glans menembus masuk kedalam dan membentuk sebuah korda epitel yang pendek. Korda ini kemudian memperoleh rongga, sehingga membentuk orifisium uretra eksternum.Tonjol-tonjol kelamin pada pria yang dikenal sebagai tonjol skrotum mula-mula diletak didaerah inguinal. Pada perkembangan selanjutnya, tonjol ini bergerak ke kaudal, dan tiap-tiap tonjolan lalu membentuk setengah skrotum. Kedua belahan skrotum dipisahkan satu sama lain oleh sekat skrotum.c. Genetalia eksterna pada wanitaFaktor-faktor yang mengendalikan perkembangan genetalia eksterna wanita tidak jelas, tetapi estrogen memainkan satu peranan. Tuberkulum genital hanya sedikit memanjang dan membentuk klitoris. Lipatan uretra tidak menyatu seperti halnya pada pria, tetapi berkembang menjadi labia minora. Tonjol kelamin membesar dan membentuk labia mayora. Alur urogenital terbuka dan membentuk vestibulum. Sebenarnya, dengan menggunakan kriteria panjang tuberkulum kita bisa salah mengidentifikasi jenis kelamin pada kehamilan bulan ke-3 dan ke-4.

Gambar 9. Proses pembetukan genitalia eksterna wanita

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem Urogenitalia bila dipandang dari sudut fisiologi, sistem urogenitalia dibagi menjadi dua yaitu sistem urinarius dan sistem genitalia.2. Sistem urinarius dan sistem genitalia berasal dari rigi mesoderm yang sama.3. Pembentukan ginjal memiliki urutan yaitu diawali dengan pembentukan Pronefros, Mesonefros dan Metanefros yang nantinya akan menjadi ginjal tetap.4. Sistem pertama dalam pembentukan ginjal adalah bentuk pronefros dan duktusnya, pronefros akan mengalami regresi dan berdiferensiasi menjadi mesonefros.5. Perkembangan dari sistem metanefros berawal dari tunas ureter yang berkembang dari tonjolon saluran mesonefros.6. Pembentukan sistem genitalia dibedakan menjadi genitalia pria dan genitalia wanita

7. Dalam sistem genitalia terdapat dua pembentukan yaitu genitalia interna dan eksterna8. Genitalia interna mengalami pembentukan oragn reproduksi bagian dalam sedangkan genitalia eksterna mengalami pembentukan organ reproduksi bagian luar.Tabel 2. Pembentukan Sistem GenitaliaORGAN REPRODUKSI PRIA/WANITAPERKEMBANGAN

1. Interna

OvariumMulai terbentuknya jenis kelamin wanita dan pria yaitu minggu ke 6-7. Pada embrio wanita yang mempunyai kromosom seks XX dan tidak mempunyai kromosom Y, korda kelamin primitif terputus-putus menjadi kelompok-kelompok sel yang tidak teratur bentuknya. Kelompok ini akan menghilang dan digantikan oleh stroma vaskular yang membentuk medula ovarium.

TestisApabila embrio secara genetik bersifat pria, sel benih primordial membawa sebuah gabungan kromosom seks XY. Dibawah pengaruh kromosom Y, yang menjadikan faktor penentu testtis, korda kelamin primitif terus menerus berproliferasi dan menembus jauh ke dalam medula untuk membentuk korda testis atau korda medula.

VaginaPembentukan vagina secara sempurna ketika janin berumur 5 bulan.

Setelah ujung padat duktus paramesonefros mencapai sinus urogenitalis, tumbuh dua tonjolan keluar dari bagian pelvis sinus ini. Evaginasi ini yaitu bulbus sinivaginalis, berproliferasi dan membentuk sebuah lepeng vagina padat.

Duktus Genitalis WanitaPada pembentukan duktus genitalis wanita, bagian yang berkembang menjadi duktus adalah duktus paramesonefros, sedangkan duktus mesonefros akan menghilang.

Tuba UterinaTuba uterina terbentuk dari bagian kranial duktus paramesonefros

Korpus Uteri dan serviks Serviksbagian kaudal tuba uterina akan bertemu dengan duktus paramesonefros lain dari sisi ipsilateral, menyatu dan mengalami penebalan-penebalan sehingga terbentuklah korpus uteri dan serviks.

Hymen ( Selaput Dara )Ujung padat duktus paramesonefros ini akan mengalami penojolan yang disebut bulbus sinovaginalis yang berproliferasi membentuk lempeng vagina. Pelebaran pada lempeng vagina akan membentuk forniks vagina yang terdapat lumen di tengahnya, kelak berkembang menjadi selaput dara (himen).

OviductPada embrio wanita, ductus Mulerii tubuh secara lengkap membentuk tuba falopii dan uterus sementara itu ductus Wolfii lenyap pada beberapa kasus menjadi rudimenter ; Ductus Mulleri biasanya menyatu dibagian tengah dengan bagian caudal yang menyatu membentuk saluran uterus dan bagian cranial membentuk Tuba Falopii (oviducts).

2. Eksterna

Penis dan UretraPembentukan genital eksternal pria (phallus/penis) merupakan hasil pemanjangan tuberkulum genital di bawah pengaruh hormon androgen. Lipatan uretra akan menutup membentuk uretra pars kavernosa, sehingga bagian uretra harus memanjang hingga ke ujung penis dan keluar melalui orifisium uretra eksternum. Dalam masa gastrula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka. Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Genital tubercle ini yang kelak akan menjadi penis bagi pria.

KlitorisDalam masa gastrula sebagian dari mesoderm tumbuh antara ektoderm dan entoderm disekitar membran kloaka. Hal tersebut menimbulkan penonjolan di garis tengah yang dinamakan genital tubercle. Genital tubercle ini yang kelak akan menjadi klitoris bagi wanita.

Labium Mayora dan MinoraKaudal dan kiri-kanan genital tubercle terdapat lipatan, yang menutup di belakang dan melingkari vestibulum. Lipatan ini menjadi labium minora. Dan di vestibulum bermuara uretra dan vagina. Lateral labium kanan dan kiri terdapat penonjolan yang mennjadi labium mayora.

Tabel 3. Pembentukan Sistem UrinariaORGANPERKEMBANGAN

1. GinjalMula-mula pronefros, kemudian mesonefros dan akhirnya metanefros yang kelak menjadi ginjal tetap.

pronefros dan mesonefros pada manusia tidak seberapa tampak, bagian kaudal pronefros berhubungan dengan kranial mesonefros. Sehingga sebenarnya keduanya adalah sattu sistem.

PronefrosBentuk paling awal, paling anterior dan strukturnya paling sederhana akan berdegenerasi dan diganti oleh mesonefros.

Pada Manusia pronefros tidak berfungsi. Pronefros terdiri atas kelompok-kelompok sel atau gelembung kecil dibagian proksimal dari sistem jaringan nefrogen dan terbentuk pada minggu ke tiga masa pertumbuhan embrio. pada akhir minggu ke empat, pronefros ini mengadakan regresi. Duktus pronefros tumbuh sendiri tidak tergantung pada tubulus-tubulus pronefros. pada permulaan nya duktus ini hanya menyerupai satu kelompok sel seperti lidi, berada dibagian dorsal jaringan nefrogen. kemudian menjadi saluran dimulai dari bagian kranial, dan menuju ke ventral. Kemudian masuk sebagai saluran dibagian dorso-lateral kloaka pada minggu ke lima pertumbuhan embrio. Saluran ini, kecuali bagian atasnya menjadi duktus mesoderm.

MesonefrosPada waktu pronefros mengadakan regresi, dari jaringan nefrogen di daerah toraks dan lumbal tumbuh tubulus-tubulus mesonefros. Tubulus ini berbentuk S dan terbuka ke saluran pronefros yang pada pertumbuhan selanjutnya dinamakan saluran mesonefros.

Bagian medial dari tiap tubulus mesonefros membesar dan membentuk suatu mangkok (kapsul Bowman). Terbentuk pula di dalamnya suatu kumpulan kapilar berasal dari arteri dan aorta. Terbentuklah glomerulus. Tubulus-tubulus mesonefros cepat memanjang dan berlekuk-lekuk, tetapi saluran lekuk henle tidak terbentuk. bagian kranial dari tubulus mesonefros ini berangsur berdegenerasi sebelum bagian kaudalnya berdiferensiasi.

Diperkirakan dalam bulan ketiga dan keempat pertumbuhan janin, mesonefros berfungsi dan mengeluarkan urine meskipun cair sekali. Namun mesonefros lambat laun tidak berfungsi lagi dan fungsi itu berhenti pada akhir bulan keempat. Fungsi nya di ambil alih oleh ginjal tetap. Glomerulus mesonefros menghilang kecuali beberapa tubulus tidak berdegenerasi.

MetanefrosTerbentuk paling akhir paling sempurna dan terletak dari posterior dari mesonefros. Pada minggu keenam dan ketujuh ginjal naik dari daerah pelvis ke daerah lumbal. Hal ini terjadi karena embrio menjadi lurus dan karena pertumbuhannya yang cepat dari bagian badan kaudal ginjal.

2. Kandung KemihKandung kemih terbentuk dari sinus urogenitalis, yang merupakan hasil pemisahan kloaka menjadi dua bagian: sinus anorektal dan sinus urogenital. Sinus urogenital sendiri terdiri dari tiga bagian: bagian atas membentuk kandung kemih, bagian berikutnya membentuk sinus urogenitalis bagian panggul (pada pria membentuk uretra) dan bagian terakhir membentuk sinus urogenitalis (bagian penis).

3. UretraUretra terbentuk dari endoderm (bagian epitel) dan mesoderm spanknik (bagian jaringan penyambung dan otot polos). Akhir bulan ke-3, epitel uretra membentuk tonjolan keluar, yang pada laki-laki akan membentuk kelenjar prostat sedang pada perempuan membentuk kelenjar uretra dan parauretra.

DAFTAR PUSTAKA

Glencoe. 2008. Biology. USA : The McGraw Hill Companies, Inc

Hagewen, K.J. 2002. The Biodemography of Human Reproduction and Fertily. Social Biology, 49(3), 249-251.

Kushnick, G. 2012. Reproduction and Adaptation:Topics in Human Reproductive Ecologi. Human Biology, 84(1),91-92.

Marieb, Elaine N dan KatjaTtoen. 2011. Anatomy and physiologi. San Fransisco : Pearson

Marimbi, Hanum. 2010. Biologi Reproduksi. Yogyakarta : Nusa Medika

Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Sadava. 2008. Life: The Science of Biology. Eight Edition. USA : Sinaeur Associates, Inc

Wulandari, Ayu F. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta : Salemba Medika