makalah sistem manajemen 2011

38
Sistem Agribisnis KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah-nyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan tentang Manajemen Agribisnis Khususnya “ Sistem Agribisnis ”. Di dalam proses penyusunan makalah ini terdapat hambatan yang dihadapi, namun dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai pihak, terutama Dosen pada Mata Kuliah yang bersangkutan. Olehnya itu kami mengucapkan terima kasih. Kami menyadari bahwa apa yang ditulis dalam Makalah ini masih jauh dari apa yang diharapkan, oleh sebab itu kami mohon adanya kritik dan saran dalam rangka perbaikan/ penyempurnaan dimasa yang akan datang. Demikan penyusunan tugas ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penyusunnya. Maros, …………….. 2011 i

Upload: faizal

Post on 03-Jul-2015

1.314 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan

Hidayah-nyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar, Makalah

ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan tentang

Manajemen Agribisnis Khususnya “ Sistem Agribisnis ”.

Di dalam proses penyusunan makalah ini terdapat hambatan yang dihadapi, namun

dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai pihak, terutama Dosen pada

Mata Kuliah yang bersangkutan. Olehnya itu kami mengucapkan terima kasih.

Kami menyadari bahwa apa yang ditulis dalam Makalah ini masih jauh dari apa yang

diharapkan, oleh sebab itu kami mohon adanya kritik dan saran dalam rangka perbaikan/

penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Demikan penyusunan tugas ini dan semoga dapat bermanfaat bagi kita semua

terutama bagi penyusunnya.

Maros, …………….. 2011

Penyusun

i

Page 2: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Maksud dan Tujuan ..................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah........................................................................................ 5

BAB II METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 5

A. Alat Dan Bahan............................................................................................ 5

B. Metode......................................................................................................... 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 3

A. Tabel Hasil Pengamatan............................................................................... 6

B. Pembahasan ................................................................................................. 7

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 9

Kesimpulan.................................................................................................. 9

Saran ............................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii

Page 3: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak Orde pembangunan dimulai di Indonesia, pemerintah dan rakyat

Indonesia telah menetapkan Trilogi Pembangunan Nasional (pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, pemerataan pembangunan dan hasil pembangunan,

stabilitas nasional yang mantap dan dinamis) sebagai doktrin pelaksanaan

pembangunan nasional. Strategi dan kebijaksanaan, program-program

pembangunan setiap sektor pembangunan nasional dijiwai dan mengacu pada

pencapaian Trilogi Pembangunan Nasional tersebut. Upaya pencapaian Trilogi

Pembangunan diwujudkan melalui pembangunan ekonomi dengan titik berat

pada pertanian primer.

Selama 25 Tahun pembangunan ekonomi dengan titik berat pertanian

berlangsung, pertumbuhan ekonomi mampu mencapai sekitar 7 persen pertahun,

laju inflasi dapat dikendalikan dibawah dua digit, swasembada beras tercapai

pada tahun 1984, pendapatan perkapita meningkat dari sekitar US $ 70 pada

tahun 1969 menjadi sekitar US $ 700 pada akhir PJP I.

Dengan perubahan struktur perekonomian nasional yang demikian, pada

tahap selanjutnya prioritas pembangunan ekonomi nasioanl mengalami

perubahan. Pembangunan industri yang didukung oleh pertanian yang tangguh

menjadi titik berat pembangunan ekonomi nasional. Disini muncul pertanyaan

besar, bagaimana wujud pembangunan industri yang didukung pertanian

tangguh. Disini dapat diartikan bahwa industri yang perlu dikembangkan adalah

industri-industri yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan,

yakni agroindustri. Namun sekali lagi adalah bahwa agroindustri tidak mungkin

berkembang dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia, bila tidak didukung oleh

pertanian primer sebagai penghasil bahan baku. Kemudian, pertanian primer

tidak akan mampu berkembang bila tidak didukung oleh pengembangan industri-

industri yang menghasilkan sarana produksi (industri hulu pertanian). Dan

1

Page 4: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

agroindustri, pertanian primer dan industri hulu pertanian tidak dapat

berkembang dengan baik bila tidak didukung oleh sektor atau lembaga yang

menyediakan jasa yang dibutuhkan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penyusun

merumuskan pokok permasalahan yang akan dijadikan pembahasan lebih lanjut

dalam makalah ini ialah :

1. Pengertian Sistem dan Agribisnis

2. Agribisnis Sebagai Suatu Sistem

3. Strategi Pengembangan Sistem Agribisnis

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Makalah ini dibuat dengan maksud untuk mengetahui Sistem Agribisnis

yang selanjutnya dapat diterapkan dalam beragribisnis.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan pembelajaran

dalam mengetahui sistem agribisnis yang penerapannya bisa lebih baik

kedepannya.

2

Page 5: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

BAB II

SISTEM AGRIBISNIS

A. SISTEM

Alam telah memperlihatkan bahwa segala sesuatu dalam kehidupan ini

berbentuk sistem, dari sistem yang paling sederhana hingga sistem yang paling

kompleks. Berbagai bentuk sistem ini membentuk suatu jaring, yang merupakan

suatu jaring kehidupan. Suatu sistem yang berada dalam jaring kehidupan akan

saling mempengaruhi dan saling tergantung satu sama lain sehingga kondisi

setiap sistem akan selalu saling terkait. Sifat-sifat tersebut membuat suatu sistem

kehidupan akan selalu berusaha membentuk dan menjaga keseimbangan

hubungan antara beragam sistem yang ada, keseimbangan hubungan yang terjadi

dan terbentuk secara otomatis karena jaring kehidupan telah memiliki caranya

sendiri untuk menyeimbangkan hubungan antara satu sistem dengan sistem

lainnya.

Manusia dengan didasari oleh perasaan ingin tahu akan selalu berusaha

untuk memahami sistem dengan mempelajari dan mengamati sistem itu sendiri.

Pengamatan tentulah tidak dapat dilakukan secara serentak pada beragam sistem,

tetapi harus memfokuskan pada suatu sistem yang dipilih dengan cara membatasi

sistem tersebut, dengan memberikan garis batas maya bagi sistem yang akan

diamati agar terdapat pemisahan sementara antara sistem dengan lingkungan.

Setelah adanya  batasan maya ini barulah suatu sistem dapat diamati sehingga

dapat dipahami apa pengaruh lingkungan bagi sistem, apa yang menjadi

pembentuk sistem, bagaimana elemen sistem saling berinteraksi dan berintegrasi,

1

Page 6: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

apa yang menjadi input sistem, output sistem, bagaimana proses yang terjadi

pada sistem dan pada akhirnya dapat memahami tujuan serta sasaran sistem

tersebut.  

Bila pengamatan difokuskan pada suatu sistem, akan terlihat bahwa

sistem terbentuk dari subsistem dan elemen, kemudian antara subsistem/elemen

terhubungkan oleh aliran energi dan untuk menjaga agar tidak terjadi kekacauan

hubungan maka terdapat semacam aturan atau prosedur yang mengatuh

hubungan antara subsistem/elemen tersebut. Prosedur ini berfungsi untuk

menempatkan subsistem/elemen berdasarkan tugas atau peranannya dalam suatu

sistem sehingga sistem dapat berfungsi dengan baik. Selain itu prosedur juga

mengatur keseimbangan hubungan antara subsistem/elemen dalam sistem.

Suatu sistem yang baik akan memiliki kemampuan alamiah untuk

bertahan hidup dalam menghadapi gangguan dari dalam maupun dari luar sistem.

Kemampuan-kemampuan untuk bertahan hidup dalam kondisi minimal,

kemampuan beradaptasi, fleksibel terhadap pengaruh lingkungan, kemampuan

untuk meregenerasikan diri demi mempertahankan kelangsungan hidup dan

memperbanyak diri.

Secara umum sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan elemen yang

saling berinteraksi satu sama lain guna mencapai satu tujuan. Memahami ilmu

sistem berguna untuk mencari pengertian keseluruhan melalui pengetahuan pada

bagian-bagiannya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang holistik,

general dan terpadu. Paradigma ilmu sistem lebih menekankan adanya generalis

dan pendekatan multi disiplin untuk memahami realitas dunia nyata.

Pendekatan sistem berguna untuk melengkapi pendekatan spesialisasi.

Telah terbukti secara  ekonomi bahwa spesialisasi pada batas-batas tertentu akan

sangat menguntungkan, akan memberikan gambaran yang detil dan rinci. Hal ini

terkadang menimbulkan kecenderungan dalam mengkaji suatu masalah

dilakukan semakin dalam,  detil dan rinci, sehingga terjadi over spesialisasi. 

Kajian yang over spesialisasi tidak dipungkiri merupakan kajian yang baik, yang

amat mendalam dan rinci, tetapi sayangnya sering melupakan gambaran

2

Page 7: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

keseluruhan sebagai realita kehidupan. Para ahli kesisteman berpendapat bahwa

kajian dunia nyata secara parsial akan menimbulkan kesulitan untuk memahami

cara kerja atau tindakan suatu sistem yang kompleks, dinamis dan unik. Eriyatno

(2003) dalam bukunya Ilmu Sistem menyatakan bahwa teori sistem merupakan

paradigma yang mempelajari sesuatu secara utuh dan berusaha mencari

pengertian secara keseluruhan melalui pengetahuan atas bagian-bagiannya. Dapat

dikatakan bahwa kajian sistem dan kajian spesialisasi akan saling melengkapi,

memberikan gambaran realita yang holistik, general, terpadu sekaligus

dilengkapi dengan kajian yang mendalam, detil dan rinci.

B. AGRIBISNIS

Ada beragam fakta yang membuktikan peranan agribisnis dalam

pembangunan Indonesia. Data perjalanan sejarah Indonesia memperlihatkan

bahwa agribisnis telah dilakukan pada zaman nenek moyang dan menjadi

penggerak ekonomi kerajaan-kerajaan dahulu. Banyak pelabuhan-pelabuhan

besar berdiri dan menjadi makmur berkat keunggulan hasil bumi Indonesia.  

Agribisnis melibatkan multi sektor kehidupan manusia, berbagai hasil

pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam

memenuhi kebutuhan manusia. Agribisnis terkait dengan pengelolaan

keanekaragaman hayati dan kekayaan biodiversity Indonesia, berperan dalam

degradasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan sekaligus berperan dalam upaya

menjaga ketahanan Sumber Daya Alam Indonesia. Agribisnis terlibat dalam

pemenuhan berbagai kebutuhan manusia baik fisik dan non fisik, menjadi

pembuka lapangan kerja dan penghidupan bagi masyarakat. Agribisnis terlibat

dengan pemanfaatan dan pengembangan IPTEK dalam rentang yang lebar mulai

dari yang sederhana, tepat guna, madya hingga teknologi tinggi. Agribisnis

berperan dalam pengembangan pasar berbagai jenis, tipe dan fungsi untuk

memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan memuaskan produsen.

Adanya pasar agribisnis juga mengembangkan aliran distribusi barang, jasa

maupun uang. Peran lain agribisnis adalah mendorong pengembangan sektor

3

Page 8: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

industri keuangan dan sektor pendukungnya. Agribisnis juga berperan  dalam

pengembangan organisasi usaha, organisasi penunjang usaha termasuk organisasi

kemasyarakatan. Singkatnya agribisnis berperan dalam manajemen SDA, SDM,

IPTEK, Pasar, Finansial, Organisasi.

Peran diatas merupakan keterlibatan agribisnis bagi swasta dan

masyarakat, bagi pemerintah agribisnis berperan dalam pengembangan dan

implementasi undang-undang, peraturan-peraturan, hukum dan legalitas. Pada

peta persaingan usaha, pemerintah berperan dalam mengkondisikan peluang dan

tantangan dunia usaha agar kondusif bagi pengembangan agribisnis. Agribisnis

juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi mikro pemerintah

dengan tujuan mencegah atau menangani kegagalan pasar. Beberapa kebijakan

pemerintah dalam mengintervensi pasar diantaranya :

Mengontrol harga dengan penetapan harga dasar, harga maksimum dan kuota

produksi.

Menaikkan atau menurunkan pajak dan subsidi.

Membatasi impor dengan penentuan tarif pajak dan kuota impor.        

Peran agribisnis bagi ekonomi makro dapat dilihat dari pencantuman

pertanian pada posisi teratas laporan Produk Domestik Bruto sehingga bila

kebijakan ekonomi makro pemerintah adalah untuk menjaga kestabilan

pertumbuhan PDB, tentunya akan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh

agribisnis. Kebijakan-kebijakan ekonomi makro terbagi menjadi kebijakan

moneter dan kebijakan fiskal. Kedua kebijakan tersebut akan mempengaruhi :

Tingkat konsumsi masyarakat luas.

Tingkat konsumsi organisasi atau instansi pemerintah.

Tingkat investasi.

Pertumbuhan atau penurunan ekspor.

Pertumbuhan atau penurunan impor.

Tingkat inflasi dan pengangguran

Interaksi ekonomi dengan dunia internasional

4

Page 9: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil pemerintah dalam

upaya mengendalikan jumlah uang yang beredar untuk mengarahkan

perekonomian makro ke kondisi yang diharapkan lebih baik. Kebijakan moneter

terbagi menjadi kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. 

Kebijakan moneter ekspansif bila menambah jumlah uang yang beredar dan

kebijakan moneter kontraktif bila mengurangi jumlah uang yang beredar, populer

dengan sebutan kebijakan uang ketat (tight money policy).

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah untuk mengendalikan

penerimaan dan pengeluarannya. Berdasarkan perbandingan penerimaan dengan

pengeluaran, terdapat 3 jenis anggaran yaitu anggaran defisit (kebijakan fiskal

ekspansif), anggaran berimbang dan anggaran surplus (kebijakan fiskal

kontraktif). Anggaran defisit (penerimaan < pengeluaran) umumnya digunakan

untuk menstimulir pertumbuhan ekonomi, anggaran surplus (penerimaan >

pengeluaran) digunakan untuk mengerem pertumbuhan ekonomi dengan cara

menaikkan pajak untuk mengurangi daya beli.

Ekonomi internasional memperlihatkan keunggulan komparatif dan

keunggulan kompetitif sehingga pengembangan agribisnis akan mengembangkan

keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif bangsa Indonesia. Untuk

mengembangkan dan mempertahankan keunggulan-keunggulan tersebut,

beberapa kebijakan perdagangan internasional ditempuh oleh suatu negara.

Kebijakan perdagangan internasional dibagi menjadi kebijakan ekspor dan

kebijakan impor. Kebijakan ekspor terdiri dari kebijakan ekspor dalam negeri

dan kebijakan ekspor luar negeri.

Pasar produk agribisnis yang mendunia membuat agribisnis dipengaruhi

oleh sistem moneter internasional dengan bursa valasnya, sumber dana dan

pembiayaan internasional, pemahaman sistem pembayaran internasional,

perkembangan arus modal internasional sampai pada bisnis internasional dengan

bentuk multinational corporation. Hal ini membuat perekonomian suatu negara

menjadi perekonomian terbuka.

5

Page 10: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

C. AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM

Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan

seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk

suatu totalitas. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai

sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara

reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

Berbagai teori agribisnis telah dikemukakan oleh para ahli, dan secara

garis besar penggambaran sistem agribisnis adalah sistem agribisnis hulu-hilir. 

Bentuk aliran hulu-hilir pada umumnya memilah system agribisnis kedalam 4

subsistem, yaitu:

Subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness) yang merupakan kegiatan

ekonomi yang menyediakan sarana produksi bagi pertanian, seperti industri

dan perdagangan agrokimia (pupuk, pestisida, dll), industri agrootomotif

(mesin dan peralatan), dan industri benih/bibit. Subsistem agribisnis hulu

disebut juga subsistem faktor input (input factor subsystem).

Subsistem usahatani (on-farm agribusiness) yang merupakan kegiatan

ekonomi yang menggu-nakan sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem

agribisnis hulu untuk menghasilkan produk pertanian primer. Termasuk ke

dalam subsistem usahatani ini adalah usaha tanaman pangan, usaha tanaman

hortikultura, usaha tanaman obat-obatan, usaha perkebunan, usaha perikanan,

usaha peternakan, dan kehutanan.

Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness) yang berupa kegiatan

ekonomi yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan,

baik produk antara maupun produk akhir, beserta kegiatan perdagangan di

pasar domestik maupun di pasar internasional. Kegiatan ekonomi yang

termasuk dalam subsistem agibisnis hilir ini antara lain adalah industri

pengolahan makanan, industri pengolahan minuman, industri pengolahan serat

(kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi dan

bahan kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya. Disamping

6

Page 11: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

ketiga subsistem di atas, diperlukan subsistem keempat sebagai bagian dari

pembangunan sistem agribisnis.

Subsistem penunjang adalah seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi

agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga penelitian dan pengembangan,

lembaga transportasi, lembaga pendidikan, dan lembaga pemerintah

(kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan internasional, kebijakan tata-

ruang, serta kebijakan lainnya).

Gambar I.1. Aliran Subsistem Agribisnis Hulu-Hilir

Penggambaran sistem agribisnis yang bertitik pangkal pada on farm

(usaha tani) telah amat membantu untuk mendiagnosis, mendisain dan

mengembangkan agribisnis. Andaikan sistem agribisnis tersebut terus menerus

dirinci maka belum ada gambaran mengenai elemen (elemen berasal dari bahasa

Latin "elementum" yang artinya bagian terkecil) pembentuk sistem agribisnis

sekaligus menjelaskan elemen-elemen pembentuk subsitem-subsistem dalam

sistem agribisnis.

Pendekatan sistem akan memberikan penjelasan atau gambaran bagian

terkecil (elemen) pembentuk subsistem karena pendekatan sistem akan berusaha

untuk mencari pengertian agribisnis secara keseluruhan melalui pengetahuan

pada bagian-bagiannya, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran yang

holistik, general dan terpadu. Gambaran yang diperoleh dapat menjelaskan apa

batasan sistem agribisnis, adanya batasan berarti ada lingkungan luar, seperti apa

7

Page 12: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

gambaran lingkungan luas sistem agribisnis, apa elemen-elemen pembentuknya,

bagaimana bentuk hubungan antara elemen, bagaimana hubungan antara elemen

dengan sistem, apa saja inputnya, apa yang menjadi outputnya, bagaimana

prosesnya, termasuk menjelaskan tujuan dan sasaran sistem agribisnis. Bagi

agribisnis pendekatan sistem akan sangat membantu dalam manajemen agribisnis

itu sendiri.

D. STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGRIBISNIS

1. Pembangunan Agribisnis merupakan pembangunan industri dan

pertanian serta jasa yang dilakukan sekaligus, dilakukan secara

simultan dan harmonis. Hal ini dapat diartikan bahwa perkembangan

pertanian, industri dan jasa harus saling berkesinambungan dan tidak berjalan

sendiri-sendiri. Yang sering kita dapatkan selama ini adalah industri

pengolahan (Agroindustri) berkembang di Indonesia, tapi bahan bakunya dari

impor dan tidak (kurang) menggunakan bahan baku yang dihasilkan

pertanian dalam negeri. Dipihak lain, peningkatan produksi pertanian tidak

diikuti oleh perkembangan industri pengolahan ( Membangun industri

berbasis sumberdaya domestik/lokal). Sehingga perlu pengembangan

Agribisnis Vertikal.

2. Membangun Agribisnis adalah membangun keunggulan bersaing diatas

keunggulan komparatif.

Yaitu melalui transformasi pembangunan kepada pembangunan yang

digerakkan oleh modal dan selanjutnya digerakkan oleh inovasi. Sehingga

melalui membangun agribisnis akan mampu mentransformasikan

perekonomian Indonesia dari berbasis pertanian dengan produk utama

(Natural resources and unskill labor intensive) kepada perekonomian berbasis

industri dengan produk utama bersifat Capital and skill Labor Intesif dan

kepada perekonomian berbasis inovasi dengan produk utama bersifat

Innovation and skill labor intensive. Dalam arti bahwa membangun daya

8

Page 13: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

saing produk agribisnis melalui transformasi keunggulan komparatif menjadi

keunggulan bersaing, yaitu dengan cara:

Mengembangkan subsistem hulu (pembibitan, agro-otomotif, agro-kimia)

dan pengembangan subsistem hilir yaitu pendalaman industri pengolahan

ke lebih hilir dan membangun jaringan pemasaran secara internasional,

sehingga pada tahap ini produk akhir yang dihasilkan sistem agribisnis

didominasi oleh produk-produk lanjutan atau bersifat capital and skill

labor intensive.

Pembangunan sistem agribisnis yang digerakkan oleh kekuatan inovasi.

Pada tahap ini peranan Litbang menjadi sangat penting dan menjadi

penggerak utama sistem agribisnis secara keseluruhan. Dengan demikian

produk utama dari sistem agribisnis pada tahap ini merupakan produk

bersifat Technology intensive and knowledge based.

Perlu orientasi baru dalam pengelolaan sistem agribisnis yang selama ini

hanya pada peningkatan produksi harus diubah pada peningkatan nilai

tambah sesuai dengan permintaan pasar serta harus selalu mampu

merespon perubahan selera konsumen secara efisien..

3. Menggerakkan kelima subsistem agribisnis secara simultan, serentak

dan harmonis. Oleh karena itu untuk menggerakkan Sistem agribisnis perlu

dukungan semua pihak yang berkaitan dengan agribisnis/ pelaku-pelaku

agribisnis mulai dari Petani, Koperasi, BUMN dan swasta serta perlu seorang

Dirigent yang mengkoordinasi keharmonisan Sistem Agribisnis.

4. Menjadikan Agroindustri sebagai A Leading Sector.

Agroindustri adalah industri yang memiliki keterkaitan ekonomi (baik

langsung maupun tidak langsung) yang kuat dengan komoditas pertanian.

Keterkaitan langsung mencakup hubungan komoditas pertanian sebagai

bahan baku (input) bagi kegiatan agroindustri maupun kegiatan pemasaran

dan perdagangan yang memasarkan produk akhir agroindustri. Sedangkan

keterkaitan tidak langsung berupa kegiatan ekonomi lain yang menyediakan

9

Page 14: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

bahan baku (input) lain diluar komoditas pertanian, seperti bahan kimia,

bahan kemasan, dll.

5. Membangun Sistem agribisnis melalui pengembangan Industri

Perbenihan

Industri Perbenihan merupakan mata rantai terpenting dalam pembentukan

atribut produk agribisnis secara keseluruhan. Atribut dasar dari produk

agribisnis seperti atribut nutrisi (kandungan zat-zat nutrisi) dan atribut nilai

(ukuran, penampakan, rasa, aroma dan sebagainya) serta atribut keamanan

dari produk bahan pangan seperti kandungan logam berat, residu pestisida,

kandungan racun juga ditentukan pada industri perbenihan. Untuk

membangun industri perbenihan diperlukan suatu rencana strategis

pengembangan industri perbenihan nasional. Oleh karena itu pemda perlu

mengembangkan usaha perbenihan (benih komersial) berdasar komoditas

unggulan masing-masing daerah, yang selanjutnya dapat dikembangkan

menjadi industri perbenihan modern. Pada tahap berikutnya daerah-daerah

yang memiliki kesamaan agroklimat dapat mengembangkan jenjang benih

yang lebih tinggi seperti jenjang benih induk,

6. Dukungan Industri Agro-otomotif dalam pengembangan sistem

agribisnis.

Dalam rangka memodernisasi agribisnis daerah, perlu pengembangan banyak

jenis dan ragam produk industri agro-otomotif untuk kepentingan setiap sub

sistem agribisnis. Untuk kondisi di Indonesia yang permasalahannya adalah

skala pengusahaan yang relatif kecil, tidak ekonomis bila seorang petani

memiliki produk agro-otomotif karena harganya terlalu mahal. Oleh karena

itu perlu adanya rental Agro-otomotif yang dilakukan oleh Koperasi Petani

atau perusahaan agro-otomotif itu sendiri.

7. Dukungan Industri Pupuk dalam pengembangan sistem agribisnis.

Pada waktu yang akan datang industri pupuk perlu mengembangkan sistem

Networking baik vertikal(dari hulu ke hilir) maupun Horisontal (sesama

perusahaan pupuk), yaitu dengan cara penghapusan penggabungan

10

Page 15: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

perusahaan pupuk menjadi satu dimana yang sekarang terjadi adalah

perusahaan terpusat pada satu perusahaan pupuk pemerintah. Oleh karena

perusahaan-perusahaan pupuk harus dibiarkan secara mandiri sesuai dengan

bisnis intinya dan bersaing satu sama lain dalam mengembangkan usahanya.

Sehingga terjadi harmonisasi integrasi dalam sistem agribisnis. Serta perlu

dikembangkan pupuk majemuk, bukan pupuk tunggal yang selama ini

dikembangkan.

8. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui Reposisi Koperasi Agribisnis.

Perlu adanya perubahan fungsi/paradigma Koperasi Agribisnis, yaitu untuk:

Meningkatkan kekuatan debut-tawar (bargaining position) para

anggotanya.

Meningkatkan daya saing harga melalui pencapaian skala usaha yang

lebih optimal.

Menyediakan produk atau jasa, yang jika tanpa koperasi tidak akan

tersedia.

Meningkatkan peluang pasar

Memperbaiki mutu produk dan jasa

Meningkatkan pendapatan

Menjadi Wahana Pengembangan ekonomi rakyat

Menjadikan koperasi sebagai Community based organization, keterkaitan

koperasi dengan anggota dan masyarakat sekitar merupakan hal yang

paling esensial dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

Melakukan kegiatan usaha yang sejalan dengan perkembangan kegiatan

ekonomi anggota.

Perlu mereformasi diri agar lebih fokus pada kegiatan usahanya terutama

menjadi koperasi pertanian dan mengembangkan kegiatan usahanya

sebagai koperasi agribisnis. Perlu kegiatan-kegiatan usaha yang

mendukung distribusi, pemasaran dan agroindustri berbasis sumberdaya

lokal serta perlu melakukan promosi untuk memperoleh citra positif

layaknya sebuah koperasi usaha misalnya: Koperasi Agribisnis atau

11

Page 16: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

Koperasi Agroindustri atau Koperasi Agroniaga yang menangani kegiatan

usaha mulai dari hulu sampai ke hilir.

9. Pengembangan Sistem Agribisnis melalui pengembangan sistem

informasi agribisnis. Dalam membangun sistem informasi agribisnis, ada

beberapa aspek yang perlu diperhatikan adalah informasi produksi, informasi

proses, distribusi, dan informasi pengolahan serta informasi pasar.

10. Tahapan pembangunan cluster Industri Agribisnis.

Tahapan pembangunan sistem agribisnis di Indonesia:

a. Tahap kelimpahan faktor produksi yaitu Sumberdaya Alam dan Tenaga

Kerja tidak terdidik. Serta dari sisi produk akhir, sebagian besar masih

menghasilkan produk primer. Perekonomian berbasis pada pertanian.

b. Akan digerakkan oleh kekuatan Investasi melalui percepatan pembangunan

dan pendalaman industri pengolahan serta industri hulu pada setiap

kelompok agribisnis. Tahap ini akan menghasilkan produk akhir yang

didominasi padat modal dan tenaga kerja terdidik, sehingga selain

menambah nilai tambah juga pangsa pasar internasional. Perekonomian

berbasis industri pada agribisnis.

c. Tahap pembangunan sistem agribisnis yang didorong inovasi melalui

kemajuan teknologi serta peningkatan Sumberdaya manusia.Tahap ini

dicirikan kemajuan Litbang pada setiap sub sistem agribisnis sehingga

teknologi mengikuti pasar. Perekonomian akan beralih dari berbasis

Modal ke perekonomian berbasis Teknologi.

11. Membumikan pembangunan sistem Agribisnis dalam otonomi daerah

Pembangunan Ekonomi Desentralistis-Bottom-up, yang mengandalkan

industri berbasis Sumberdaya lokal. Pembangunan ekonomi nasional akan

terjadi di setiap daerah.

12. Dukungan perbankan dalam pengembangan sistem agribisnis di

daerah.

Untuk membangun agribisnis di daerah, peranan perbankan sebagai lembaga

pembiayaan memegang peranan penting. Ketersediaan skim pembiayaan

12

Page 17: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

dari perbankan akan sangat menentukan maju mundurnya agribisnis daerah.

Selama ini yang terjadi adalah sangat kecilnya alokasi kredit perbankan pada

agribisnis daerah, khususnya pada on farm agribisnis. Selama 30 tahun

terakhir, keluaran kredit pada on farm agribisnis di daerah hanya kurang dari

20 % dari total kredit perbankan. Padahal sekitar 60 % dari penduduk

Indonesia menggantungkan kehidupan ekonominya pada on farm agribisnis.

Kecilnya alokasi kredit juga disebabkan dan diperparah oleh sistem

perbankan yang bersifat Branch Banking System. Sistem Perbankan yang

demikian selama ini, perencanaan skim perkreditan (jenis, besaran, syarat-

syarat) ditentukan oleh Pusat bank yang bersangkutan/sifatnya sentralistis,

yang biasanya menggunakan standart sektor non agribisnis, sehingga

tabungan yang berhasil dihimpun didaerah, akan disetorkan ke pusat, yang

nantinya tidak akan kembali ke daerah lagi. Oleh karena itu perlunya

reorientasi Perbankan, yaitu dengan merubah sistem perbankan menjadi

sistem Unit Banking system (UBS), yakni perencanaan skim perkreditan

didasarkan pada karakteristik ekonomi lokal. Kebutuhan kredit antara

subsistem agribisnis berbeda serta perbedaan juga terjadi pada setiap usaha

dan komoditas.

13. Pengembangan strategi pemasaran

Pengembangan strategi pemasaran menjadi sangat penting peranannya

terutama menghadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus

mengalami perubahan, keadaan pasar heterogen. Dari hal tersebut, sekarang

sudah mulai mengubah paradigma pemasaran menjadi menjual apa yang

diinginkan oleh pasar (konsumen). Sehingga dengan berubahnya paradigma

tersebut, maka pengetahuan yang lengkap dan rinci tentang preferensi

konsumen pada setiap wilayah, negara, bahkan etnis dalam suatu negara,

menjadi sangat penting untuk segmentasi pasar dalam upaya memperluas

pasar produk-produk agribisnis yang dihasilkan. Selain itu diperlukan juga

pemetaan pasar (market mapping) yang didasarkan preferensi konsumen,

yang selanjutnya digunakan untuk pemetaan produk (product mapping)..

13

Page 18: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

Selain itu juga bisa dikembangkan strategi pemasaran modern seperti strategi

aliansi antar produsen, aliansi produsen-konsumen, yang didasarkan pada

kajian mendalam dari segi kekuatan dan kelemahan.

14. Pengembangan sumberdaya agribisnis. Dalam pengembangan sektor

agribisnis agar dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, diperlukan

pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan

pengembangan teknologi serta pembangunan kemampuan Sumberdaya

Manusia (SDM) Agribisnis sebagai aktor pengembangan agribisnis. Dalam

pengembangan teknologi, yang perlu dikembangkan adalah pengembangan

teknologi aspek: Bioteknologi, teknologi Ekofarming, teknologi proses,

teknologi produk dan teknologi Informasi. Sehingga peran Litbang sangatlah

penting. Untuk mendukung pengembangan jaringan litbang diperlukan

pengembangan sistem teknologi informasi yang berperan

mengkomunikasikan informasi pasar, mengefektifkan arus informasi antar

komponen jaringan, mengkomunikasikan hasil-hasil litbang kepada pengguna

langsung dan mengkomunikasikan konsep dan atribut produk agribisnis

kepada konsumen.

15. Penataan dan pengembangan struktur Agribisnis. Struktur agribisnis

yang tersekat-sekat telah menciptakan masalah transisi dan margin ganda.

Oleh karena itu penataan dan pengembangan struktur agribisnis nasional

diarahkan pada dua sasaran pokok yaitu:

a. Mengembangkan struktur agribisnis yang terintegrasi secara vertikal

mengikuti suatu aliran produk (Product Line) sehingga subsektor

agribisnis hulu, subsektor agribisnis pertanian primer dan subsektor

agribisnis hilir berada dalam suatu keputusan manajemen.

b. Mengembangkan organisasi bisnis (ekonomi) petani/koperasi agribisnis

yang menangangani seluruh kegiatan mulai dari subsistem agribisnis

hulu sampai dengan subsistem agribisnis hilir, agar dapat merebut nilai

tambah yang ada pada subsistem agribisnis hulu dan subsistem

agribisnis hilir.

14

Page 19: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

Dalam penataan tersebut, ada 3 bentuk :

1. Pengembangan koperasi agribisnis dimana petani tetap pada subsektor

agribisnis usahatani, sementara kegiatan subsektor agribisnis hulu dan

hilir ditangani koperasi agribisnis milik petani.

2. Pengembangan Agribisnis Integrasi Vertikal dengan pola usaha

patungan (Joint Venture). Pada bentuk ini pelaku ekonomi pada

subsektor hulu, primer dan hilir yang selama ini dikerjakan sendiri-

sendiri harus dikembangkan dalam perusahaan agribisnis bersama yang

dikelola oleh orang-orang profesional.

3. Pengembangan Agribisnis Integratif Vertikal dengan pola pemilikan

Tunggal/Grup/Publik, yang pembagian keuntungannya didasarkan pada

pemilikan saham.

16. Pengembangan Pusat Pertumbuhan Sektor Agribisnis. Perlu perubahan

orientasi lokasi agroindustri dari orientasi pusat-pusat konsumen ke orientasi

sentra produksi bahan baku, dalam hal ini untuk mengurangi biaya

transportasi dan resiko kerusakan selama pengangkutan. Oleh karena itu

perlu pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis komoditas

unggulan yang didasarkan pada peta perkembangan komoditas agribisnis,

potensi perkembangan dan kawasan kerjasama ekonomi. Serta berdasar

Keunggulan komparatif wilayah. Perencanaan dan penataan perlu dilakukan

secara nasional sehingga akan terlihat dan terpantau keunggulan setiap

propinsi dalam menerapkan komoditas agribisnis unggulan yang dilihat

secara nasional/kantong-kantong komoditas agribisnis unggulan, yang titik

akhirnya terbentuk suatu pengembangan kawasan agribisnis komoditas

tertentu.

17. Pengembangan Infrastruktur Agribisnis. Dalam pengembangan pusat

pertumbuhan Agribisnis, perlu dukungan pengembangan Infrastruktur

seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, darat, sungai dan udara),

jaringan listrik, air, pelabuhan domestik dan pelabuhan ekspor dan lain-lain.

15

Page 20: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

18. Kebijaksanaan terpadu pengembangan agribisnis. Ada beberapa bentuk

kebijaksanaan terpadu dalam pengembangan agribisnis.

a. Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas ditingkat

perusahaan.

b. Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan

usaha sejenis.

c. Kebijaksanaan pada tingkat sistem agribisnisyang mengatur keterkaitan

antara beberapa sektor.

d. Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan

perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung

terhadap agribisnis.

Beberapa kebijaksanaan operasional untuk mengatasi masalah dan

mengembangkan potensi, antara lain:

1. Mengembangkan forum komunikasi yang dapat mengkoordinasikan

pelaku-pelaku kegiatan agribisnis dengan penentu-penentu kegiatan

agribisnis dengan penentu-penentu kebijaksanaan yang dapat

mempengaruhi sistem agribisnis keseluruhan, atau subsistem didalam

agribisnis.

2. Forum tersebut terdiri dari perwakilan departemen terkait.

3. Mengembangkan dan menguatkan asosiasi pengusaha agribisnis.

4. Mengembangkan kegiatan masing-masing subsistem agribisnis untuk

meningkatkan produktivitas melalui litbang teknologi untuk mendorong

pasar domestik dan internasional.

16

Page 21: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dari penyusunan makalah ini yang didasarkan pada

rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Sistem dapat dikatakan merupakan kumpulan elemen yang saling berinteraksi

satu sama lain guna mencapai satu tujuan. Sedangkan Agribisnis melibatkan

multi sektor kehidupan manusia, berbagai hasil pertanian, perkebunan,

kehutanan, peternakan, perikanan, berperan dalam memenuhi kebutuhan

manusia.

2. Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat unsur

yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini

dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang

tergabung dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta

terorganisir sebagai suatu totalitas.

Penggambaran sistem agribisnis yang bertitik pangkal pada on farm

(usaha tani) telah amat membantu untuk mendiagnosis, mendisain dan

mengembangkan agribisnis. Andaikan sistem agribisnis tersebut terus menerus

dirinci maka belum ada gambaran mengenai elemen (elemen berasal dari

bahasa Latin "elementum" yang artinya bagian terkecil) pembentuk sistem

agribisnis sekaligus menjelaskan elemen-elemen pembentuk subsitem-

subsistem dalam sistem agribisnis.

Pendekatan sistem juga akan memberikan pemahaman bahwa sistem

agribisnis tidaklah langsung berkembang menjadi sistem yang kompleks, unik

dan selalu bersifat dinamis tetapi berevolusi dari sistem yang amat sederhana

menjadi sistem yang kompleks. Ada pergeseran orientasi pengembangan

agribisnis, pada awalnya pengembangan agribisnis memiliki orientasi agraris

berkembang menjadi orientasi produktifitas, orientasi profit, orientasi industri,

orientasi berkelanjutan.

17

Page 22: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

B. SARAN

Sebaiknya kita mempelajari dan memahami Manajemen Agribisnis,

terutama Sistem Agribisnis, hal ini dimaksudkan agar kita lebih memahami

tentang bagaimana cara beragribisnis yang baik dengan sistem yang terpadu dan

mengaplikasikan salah satu strategi pengembangan sistem agribisnis terutama

pada bidang pertanian. Yang selanjutnya dapat meningkatkan

Sebaiknya dalam menyusun makalah harus memperhatikan teknik

penyusunan makalah yang baik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang

berpengaruh pada pemahaman isi makalah.

18

Page 23: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

19

Page 24: MAKALAH SISTEM MANAJEMEN 2011

Sistem Agribisnis

DAFTAR PUSTAKA

Davis, B. Gorgon. 1995. Kerangka Dasar SIM. Jakarta. Penerbit: PT Gramedia

Browsing internet on http://www.kuliah.dinus.ac.id/ika/asi/modul.htm

Browsing internet on http://www.stmikmj.ac.id/sim1.htm

20