makalah semantik konsep

19
Linguistik Konsep Yunita Hatibie KONSEP Pendahuluan Dalam suatu kalimat “Saya belajar di perpusatakaan”. Kalimat tersebut memiliki empat unsur atau kata. Jika seseorang mengucapkan kata saya, maka yang akan terbayang pada diri kita adalah diri kita sendiri. Jika seseorang mengucapkan kata belajar, maka yang akan terbayang adalah kegiatan belajar bukan menari. Kegiatan belajar tersebut terjadi dalam perpustakaan bukan ditempat lain. Hal ini terjadi karena adanya ujaran dari seseorang. Bunyi ujaran atau lambang yang tertulis dipahami karena makna tiap-tiap kata, ada didalam otak kita. Begitu ada rangsangan berupa kalimat yang terdiri dari kata-kata, maka makna tiap satuan unsur bahasa yang disebut kata yang ada didalam otak, secara otomatis keluar dari persemayamannya. Dalam proses bahasa, maksudnya jika terjadi komunikasi, pada pihak pendengar terjadi proses pemecahan kode fonologis, pemecahan kode gramatikal, dan pemecahan kode semantik. Jadi, kalimat ”saya belajar di perpustakaan” memiliki konsep dalam otak kita. Kata saya memiliki konsep, demikian pula kata belajar, ke dan perpustakaan. 1

Upload: yunita-hatibie

Post on 28-Jun-2015

2.006 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Konsep itu dapat dipahami melalui kemandirian kata atau melalui realisasi dengan kata yang lain. Jadi akan ada kata yang bebas konteks kalimat dan kata yang bebas tetapi terikat konteks kalimat.

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

KONSEP

Pendahuluan

Dalam suatu kalimat “Saya belajar di perpusatakaan”. Kalimat

tersebut memiliki empat unsur atau kata. Jika seseorang mengucapkan kata

saya, maka yang akan terbayang pada diri kita adalah diri kita sendiri. Jika

seseorang mengucapkan kata belajar, maka yang akan terbayang adalah

kegiatan belajar bukan menari. Kegiatan belajar tersebut terjadi dalam

perpustakaan bukan ditempat lain. Hal ini terjadi karena adanya ujaran dari

seseorang.

Bunyi ujaran atau lambang yang tertulis dipahami karena makna

tiap-tiap kata, ada didalam otak kita. Begitu ada rangsangan berupa kalimat

yang terdiri dari kata-kata, maka makna tiap satuan unsur bahasa yang

disebut kata yang ada didalam otak, secara otomatis keluar dari

persemayamannya. Dalam proses bahasa, maksudnya jika terjadi

komunikasi, pada pihak pendengar terjadi proses pemecahan kode fonologis,

pemecahan kode gramatikal, dan pemecahan kode semantik.

Jadi, kalimat ”saya belajar di perpustakaan” memiliki konsep dalam

otak kita. Kata saya memiliki konsep, demikian pula kata belajar, ke dan

perpustakaan. Konsep saya adalah orang pertama bentuk hormat jika

sedang berkomunikasi dengan kawan dalam bahasa Indonesia. Konsep saya

berbeda dengan konsep engkau, dia, kami, kamu, dll. Demikian pula konsep

belajar berbeda dengan konsep bermain, menari, menyanyi, dll.

Untuk lebih jelasnya lagi, disaat seseorang menyebut kata kucing,

terbayang pada diri kita apa yang disebut kucing. Demikian halnya dengan

orang mengujarkan kucing. Bahkan sebelum menyebutkan kucing

sesungguhnya ada desakan dari jiwa kita yang bekerja sama dengan otak

kita untuk mengatakan kucing karena pada otak kita telah ada konsep

1

Page 2: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

mengenai kucing jadi ada desakan untuk mengatakan kucing. Jadi kucing

memiliki konsep kucing yang siap diujarkan. Hal ini sulit dijelaskan tentang

bagaimana konsep kucing berproses hingga menghasilkan ujaran kucing.

Palmer (1976:27) menyebut prosesnya adalah sesuatu yang aneh tetapi

otomatis ”ghost in the machine. Maksudnya adalah proses tersebut berlaku

cepat dan otomatis.

Konsep itu dapat dipahami melalui kemandirian kata atau melalui

realisasi dengan kata yang lain. Jadi akan ada kata yang bebas konteks

kalimat dan kata yang bebas tetapi terikat konteks kalimat. Makna kata yang

bebas konteks kalimat mudah dianalisis, sedangkan makna kata yang terikat

konteks kalimat sulit dianalisis. Makna kata yang bebas tetapi terikat konteks

kalimat sulit akan jelas, jika berada dalam relasi dengan kata yang lain.

Misalnya makna kata ‘yang’ sulit dijawab. Makna kata ini akan mudah

dipahami jika ditempatkan dalam suatu kalimat misalnya “Bagian mana yang

kau pilih?”.

De Saussure dalam terjemahan Baskin mengemukakan proses

konsep yang direalisasikan jika dua orang sedang berkomunikasi dalam

bentuk diagram berikut:1

Didengar

Dilafalkan Didengar

1 Baskin, Wade, Penerj., Course in General Linguistics. (Glasgow: Fontana/Collins 1974) p.

2

Page 3: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

Katakanlah A dan B berkomunikasi. Sebelum A mengujarkan

sesuatu, tentu didahului oleh rangsangan. Rangsangan menyebabkan A

memilih kata yang konsepnya ia pahami (tentu saja kata-kata ini akan

bergabung dalam bentuk kalimat). Kata-kata yang tergabung dalam kalimat

dilafalkan.Si B mendapat rangsangan berupa kata-kata yang tergabung

dalam kalimat yang dilafalkan oleh si A. Pada si B terjadi pemecahan kode

yakni kode fonologis, kode gramatikal dank ode semantic..demikian

sebaliknya selama A dan B berkomunikasi.

Pada diagram yang dikemukakan oleh Saussure terjadi proses

dalam otak. Konsep yang akan dikatakan berwujud kata yang kemudian

bergabung dalam bahasa yang bersangkutan. Konsep yang berwujud kata

yang bergabung dalam kalimat siap untuk dilafalkan. Lafal berupa bunyi-

bunyi bahasa tersebut dapat didengar oleh karena aada udara sebagai

perantara, dan alat dengar sipendengar bekerja normal. Apa yang dilafalkan

akan melewati udara dan menyentuh alat dengar pendengar yang kemudin

berproses seperti yang terjadi pada pembicara.

Hubungan antara kata dan acuan hanya ungkin dipahami melalui

konsep yang ada didalam otak, baik pada pembicara maupun pada

pendengar. Palmer mengemukakan melalui pemikiran atau referensi, konsep

tentang pemikiran kita.2 Konsep itu berupa bayangan, berupa pemahaman,

berupa pengertian. Jadi disaat seseorang mengemukakan kucing maka

terbayanglah bentuk seekor kucing, ukurannya, suaranya, gerakannya, dll.

Pembahasan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), secara linguistic

konsep adalah gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di

luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal2 lain.

1. Representasi Mental (Mental Representations)

2 Palmer , F.R., Semantics a New Outline. (Cambridge: Cambridge University Press 1976) p.26.

3

Page 4: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

Pada pendekatan ini pembicara dan pendengar menggunakan

seperangkat konsep yang mereka miliki untuk menaksirkan lambang (mental

models). Menurut referential approach (pendekatan referensial) makna

(meaning) definisikan dengan cara menghubungkan bahasa dengan dunia.

Menurut representational approach (pendekatan representasi) makna

didefinisikan dengan cara menghubungkan bahasa dengan konsep dan

conceptual structures (struktur konseptual), yaitu konstruksi. Makna sebuah

kata merupakan pemahaman (image) dalam benak pembicara dan

pendengar. Konsep tidak perlu dikaitkan dengan persepsi.

Konsep bisa jadi lebih kompleks karena didapat dari budaya.

Ferdinand de Saussure mendinisikan konsep sebagai ruang yang diisi oleh

konsep dalam suatu sistem bahasa. Jadi konsep dibatasi oleh konsep yang

lain dalam sistem tersebut, nilainya tergantung pada konsep lain yang ada

dalam sistem bahasa tertentu.

Bertrand Russell, berpendapat bahwa konsep dapat diperoleh

secara terpisah. Misalnnya, seorang anak dapat memahami arti kata “merah”

tanpa mengetahui arti kata “kuning” atau “hijau”. Sudut pandang ini

dinamakan atomisme. Sebagian kata dipahami dengan cara menunjuk objek

yang dimaksud. Hal ini disebut definisi ostensive (otensive definition).

Menurut pendapat W.V.O Quine ini menerima atomisme dalam

pemerolehan bahasa berarti menolak cara pandang strukturalis tentang

ketergantungan makna pada system bahasa. Strukturalisme telah

menjelaskan dengan baik bahwa mengapa dalam suatu bahasa yang

memiliki hanya dua istilah warna ‘hitam’, misalnya tidak sama nilainya

dengan nilai istilah ‘black’ dalam bahasa Inggris, tetapi memiliki makna yang

jauh lebih luas, mencakup semua spectrum warna-warna gelap.

4

Page 5: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

Pendapat eksternalisme, bahwa makna merupakan satu kesatuan

utuh dalam benak seseorang (purely mental enitity). Apabila objek,kejadian,

situasi berbeda,pemahaman tentang makna juga berbeda. Makna tidak

berada dalam kepala, tetapi diluar kepala (meanings are not in the head; they

are in the world).

Ogden dan Richards dalam bukunya The Meaning of Meaning

(1923) berpendapat bahwa ada hubungan antara dunia (objek), bahasa dan

gagasan, di mana hubungan antara kata dan objek tidak langsung, melalui

konsep. Hubungan antara konsep, lambing dan acuan diperlihatkan Ogden

dan Richards dalam Ullman3, Palmer4 dan lyons5 yang diistilahkan dengan

segitiga semiotic (semiotic triangle, Basic triangle, the triangle of signification)

yang digambarkan sebagai berikut:

Concept (thought or reference)

Word (symbol) referent

Symbol atau lambang adalah unsure linguistic berupa kata atau

kalimat, acuan adalah objek, peristiwa, fakta atau proses yang berkaitan

dengan dunia pengalaman manusia. Sementara itu, konsep thought atau

reference atau meaning adalah apa yang ada didalam pikiran mengenai

objek yang ditunjukkan oleh lambang. Menurut teori ini tidak ada hubungan

3 Ullman, Stephen., Semantics an Introduction to the Science of Meaning. (Oxford: Basil Balckwell 1972), p.554 Palmer , F.R., Semantics a New Outline. (Cambridge: Cambridge University Press 1976) p.26

5 Lyons, John Semantic I, (Cambridge University Press 1977), p.96.

5

Page 6: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

langsung antara lambang (symbol) dengan acuan (referent), tidak adanya

hubungan antara bahasa dengan dunia fisik, hubungan selamanya melalui

pikiran dalam wujud konsep-konsep yang ada dalam otak.

Lambang atau simbol memiiki hubungan tidak langsung dengan

kenyataan. Perberdaan tanda dan simbol terletak pada hubungannya dengan

kenyataan, tanda menyatakan hubungan langsung dengan kenyataan,

sedangkan simbol tidak.

Lambang menurut Plato adalah kata di dalam suatu bahasa,

sedangkan makna adalah objek yang kita hayati di dunia, berupa rujukan

yang ditunjuk oleh lambang tersebut. Hubungan lambang dengan bahasa

dapat dikatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang terdiri atas

tanda dan lambang.

Hubungan antara kata (lambang), makna (konsep atau reference dan

sesuatu yang diacu (referent) adalah hubungan tidak langsung. Hubungan

tersebut digambarkan melalui apa yang disebut segi tiga semiotik (semiotic

triangle) (lihat Ogden&Richards, 1972; Palmer, 1976).

Meaning (Concept) Thought of Reference

Word

Referent

Form (kata) Simbol stands for referent

Simbol atau lambang adalah unsur linguistik berupa kata (kalimat

dsb); referent adalah objek atau hal yang ditunjuk (peristiwa, fakta di dalam

dunia pengalaman manusia); konsep (reference) adalah apa yang ada pada

pikiran kita tentang objek yang diwujudkan melalui lambang (simbol).

Hubungan antara lambang dan acuan bersifat arbitrer karena tidak

ada alas an yang kuat menganggap konsep tertentu harus dihubungan

dengan lambang yang berwujud deretan bunyi atau deretan huruf yang

6

Page 7: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

bermakna, dan karena itu linguis tidak dapat menjelaskan secara tuntas

tentang tanda dalam sistem bahasa.

Jadi jika seseorang menyebut kucing. terbayang pada kita apa yang

disebut kucing. Acuannya berupa kucing yang sebenarnya terbayang pada

kita. Jika kita diminta untuk mendeskripsikan yang bagaimana itu kucing, kita

dapat menyebutkannya. Hal ini terjadi karena realitas kucing telah ada dalam

otak, dan konsep kucing telah ada dalam otak. Semua ini terjadi melalui

pengalaman.

Sebenarnya sebelum seseorang mengatakan kucing, telah ada lebih

dahulu desakan jiwa yang bekerja sama dengan otak untuk menyebut kucing.

Telah ada konsep tentang kucing dalam otak, deretan bunyinya juga sudah

ada yakni kucing sehingga lahirlah lambang kucing yang tidak berdiri sendiri

dan harus dirangkaian dengan lambang yang lain sehingga terbentuklah

kalimat yang lain. Proses menghubungkannyapun harus masuk akal. tidak

mungkin lambang kucing didahului oleh kata pohon atau diikuti oleh kata

meja.

Mengenai segi tiga semiotik yang dikemukakan oleh Ogden dan

Richards, Korzybski yang dikutip oleh George yang menganalisis perbedaan

struktural yang menurut dia hubungan antara peristiwa, benda, dan struktur

lambang berubah atau berdiferensiasi sesuai dengan perkembangan budaya

manusia.6 Jika diperhatikan segitiga semiotik itu terlihat pada puncaknya

adalah konsep, dunia pengalaman manusia yang kemudian akan diwujudkan

dalam bentuk kata dan kalimat yang berdiferensiasi. Makin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin luas pengalamannya, makin luas juga

pergaulannya, sehingga makin banyak lambang yang dikuasai dan dapat

digunakannya.

Sementara itu, implikasi bagi teori makna referensial adalah bahwa

dalam menggunakan kata kita tidak pernah mengacu langsung pada

6 F.H George, Semantics.(London. The English University Press.1994), p. 65

7

Page 8: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

objeknya, bahkan pada saat kita menggunakan kata ganti (pronoun). Di lain

pihak, kata mengacu pada objek (kenyataan) namun dalam hal-hal

problematika kita harus mengacu pada konsep. Dan merupakan hal yang

paling tepat bagi semantik untuk menggabungkan pendekatan representasi

dan pendekatan referensial terhadap makna, termasuk kebenaran bersyarat

dan kognitif (berdasar pada pengetahuan factual yang empiris. Tetapi

faktanya, yang paling tepat bagi ungkapan-ungkapan bahasa tertentu.

Pembicara sering sekali tidak memiliki cukup pengetahuan untuk

membedakan satu konsep dari konsep yang lain sementara masih

meggunakan keduanya dalam suatu percakan. Misalnya, ikan paus dan ikan

hiu. Pembicara mungkin tidak bisa membedakan keduanya, menjelaskan

secara terperinci tentang keadaan yang cukup diperlukan dari masing-

masing. Inilah yang disebut pembagian kerja linguistic oleh Hilary Putnam

(1975): para ahli paham tentang definisi tersebut, sehingga orang

kebanyakan tidak perlu paham.

Jerry Folder (1994), bahwa dunia memberikan kesempatan kepada

kita untuk berasumsi bahwa terdapat hubungan satu-satu antara kata dan

konsep, yaitu jika ada ikan paus dan ikan hiu, terdapat juga ikan-ikan paus

dan ikan-ikan hiu-seperti itulah dunia. Kasus-kasus the Morning Star dan the

Evening Star jarang terjadi

2. Prototip Dan Komposisionalitas

Makna bukanlah sebuah gagasan atau sekumpulan cirri-ciri khusus.

Konsep memiliki batasan-batasan yang kabur. Tidak mudah untuk

menentukan apakah beberapa individu menjadi bagian dari suatu kategori

(golongan) tertentu atau tidak. Misalnya, tomat sebagi representasi buah-

buahan tidaklah lebih representasif daripada mangga; mentimun sebagai

representasi sayuran tidak lebih representatif daripada bayam; kipas angin

sebagai representasi mebel tidak lebih dari representative daripada meja.

8

Page 9: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

Ketika menggunakan sebuah kata, pembicara memilki stereotip di

benaknya, yaitu jenis-jenis contoh yang menjadi focus dari suatu kategori.

Elenour Rosch dan William Laboy pada tahun 19701n telah menyimpulkan

bahwa para pembicara tidak menemui kesulitan dalam member nama dan

mengategorikan anggota-anggota tipikal dari suatu kategori, sebaliknya

mereka menemui lebih banyak kesulitan dengan anggota-anggota kategori

yang atipikal.Rotch menyebut penyusunan suatu konsep sebagai dari suatu

dampak tipikalitas.

Laboy (1973) pengkategorian (objek) menggunakan kapasitas

kognitif akal manusia dan kategori-kategori ini, khususnya jenis-jenis yang

normal (natural) dan kultural, ditemukan pada prototipe yang menonjol secara

konseptual, yang memberikan kemungkinan pada penilaian contoh-contoh

dengan menggunakan skala tipikalitas. Apabila konsep sangat kabur kita

hanya dapat berasumsi bahwa manusia berhasil berkomunikasi Karena

pendengar dan pembicara memahami kata-kata dengan cara yang sama

(asumsi umum). Perbedaannya (discrepancy) hanyalah terjadi ketika ada

penyimpangan yang jelas dalam konteks.

Rosch meneliti hubungan antara konsep-konsep, dalam hirarki

khusus konsep. Tingkat dasar merupakan tingkatan di mana kumpulan

terbesar atribut yang terkait secara natural tersedia untuk

pengatagorian( misalnya, semua atribut yang mengungkapkan “dogginess”

atau “chairness”.

George Lakoff menyebut pengalaman ini sebagai Idealized Cognitive

models I Model Kognitif ideal (iCMs). Suatu kerangka dibangun dari

pengetahuan ensiklopedia yang utuh dan dari pengalaman cultural yang

menuju suatu konstruksi sudut pandang universal.

9

Page 10: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

Lakoff (1987a:73), Semakin tidak seimbang perbandingan antara

latar belakang ICM dan pengetahuan yang kita miliki, semakin tidak sesuai

(keliru) kita dalam menerapkan konsep ini. Hasilnya adalah suatu kekeliruan-

suatu dampak prototipe semata.

Struktural radial, misalnya mother (ibu), di mana terdapat anggota

initi dari kategori tersebut dan keragaman telah disepakati, tidak dapat

diprediksi dengan aturan (misalnya, foster mother). Ini merupakan sumber

yang paling menarik dari dampak prototype; tidak ada model tunggal yang

dapat mewakili keseluruhan kategori (Lakoff,1987b: 406). Para ahli bahasa

kognitif yang lain juga sependapat dengan Lakoff bahwa ICM s kurang lebih

sama dengan Frames. Fillmore (1985), Mental models (Johnson-Laird 1983)

or Mental spaces. Fauconler (1985, 1997).

Prototipe telah dipahami secara seksama sebagai default meanings

atau mental models dunia. Model mental bukan hanya merupakan konsep

yang gagal. Model mental ini juga merupakan kondisi yang stereotipikal,

kerangka yang kita coba untuk sesuaikan dengan situasi yang baru kita

dapatkan. Ini merupakan pendekatan makna representasional; orang

menyusun peta mental dunia karena mereka tidak dapat memahami dunia

tanpa membuat alat bantu berpikir.

Johnson Laird (1983: 154-155), teori ini mengatakan bahwa makna

timbul pada saat proses manipulasi model mental.

Masalah utama prototipe adalah bahwa prototipe tidak memiliki

property yang memadai untuk membuat prototipe yang baru. Prototipe tidak

komposisional. Konsep dianggap komposisional apabila konsep dihubungkan

dengan kata-kata dan prinsip-prinsip kombinasi mental akan menghasilkan

teori yang kompleks dan sentential. Menurut Fodor (1998), konsep

merupakan unsur-unsur gagasan dan komposisional.

10

Page 11: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

3. Bahasa dan Gagasan

Dalam lingusitik (ilmu bahasa), ini masuk domain (wilayah),

semantik, pragmatik, dan psikosemantik. Di luar linguistik, digunakan

temuan-temuan dari psikologi, ilmu syaraf, filsafat, dan sosiologi. Gagasan

terdiri dari konsep-konsep. Konsep merupakan bagian-bagian yang

membentuk proposisi. Seperti halnya kalimat unsur-unsur pembentuknya

adalah kata-kata, proposisi unsur-unsur pembentuknya adalah konsep.

Proposisi dan konsep merupakan unit-unit gagasan.

Konsep bukanlah pendapat. Pendapat milik pribadi-pribadi,

sementara konsep dapat menjadi milik bersama. Konsep lebih berupa jenis

(type) daripada tanda (token) dan merupakan bagian dari sistem bahasa.

Konsep berasal dari pengalaman atau pun pembawaan-klasifikasi dan asal

usulnya menimbulkan pertentangan. Bahasa bergantung pada gagasan.

Gagasan adalah kemampuan untuk berbicara, berbicara kepada diri

sendiri. Kemampuan berbicara merupakan buah dari berpikir, bukan

instrument. Mengingat kembali pendapat kaum strukturalis, ada kemungkinan

bahwa sistem bahasa merupakan satu kesatuan, bukan hanya kemampuan

berbicara atau bahasa lisan saja.

4. Relativitas Bahasa dan Universalisme

Pada hakekatnya, kita mempunyai lebih banyak konsep dari pada

kata. Berpikir ditentukan oleh bahasa, atau paling tidak persepsi tentang

dunia dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan.

Tak seorang pun bebas mendeskripsikan alam dengan apa adanya,

tetapi dibatasi oleh interpresainya bahkan pada saat berpikir tentang dirinya

sendiri. Orang yang bisa mendekati kebebasannya dalam pertimbangan

semacam ini adalah seorang ahli bahasa yang sudah sangat memahami

sangat banyak sistem-sistem lingusitik yang berbeda. Namun belum ada ahli

11

Page 12: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

bahasa dalam posisi seperti ini. Jadi kita diperkenalkan dengan prinsip baru

relativitas, yang beranggapan bahwa semua pengamat tidak dipandu oleh

data fisik yang sama menuju potret dunia, jika latar belakang linguistik tidak

sama, atau daptkah dengan suatu cara disesuaikan. (Hhorf (1996:214).

Relativitas tidak terbatas pada kata benda, sistem tense dan aspek

juga beragam dalam bahasa dan mestinya merefleksikan persepsi dunia

pembicara. Hipotesis pada dasarnya strukturalis makna hanya dapat didekati

melalui sistem suatu bahasa dan sistem itu secara keseluruhan membatasi

konsep-konsep tertentu.

Slobin moderat (1996:91) Kita hanya dapat berbicara dan mengerti

satu sama lain dalam bahasa tertentu. Bahasa yang kita pelajari pada masa

kanak-kanak bukanlah sistem koding yang netral terhadap realitas objek.

Justru, masing-masing merupakan orientasi subjektif terhadap dunia

pengalaman manusia, dan orientasi ini mempengaruhi cara-cara berpikir

sambil berbicara.

Pedenson at al (1998: juga Levinson, 1996, 1997) meneliti

konseptualisasi ruang dalam bahasa yang berbeda dan menyimpulkan

bahwa variasi antara jenis-jenis konseptualisas berhubungan dengan variasi

di antara bahas-bahasa.

Kesimpulan

Simbol atau lambang adalah unsur linguistik berupa kata (kalimat

dsb); referent adalah objek atau hal yang ditunjuk (peristiwa, fakta di dalam

dunia pengalaman manusia); konsep (reference) adalah apa yang ada pada

pikiran kita tentang objek yang diwujudkan melalui lambang (simbol).

Tanda dengan hal yang ditandai bersifat langsung. Seperti yang ditandai

oleh Matahari terbit, Pada awalnya, tanda dalam bahasa Indonesia berarti

bekas.

12

Page 13: Makalah Semantik Konsep

LinguistikKonsepYunita Hatibie

Prototipe: sesuatu yg mengandung ciri yg plg esential, dibandingkan dgn

benda atau hal lain yg sejenis.

Daftar Pustaka

Baskin, Wade, Penerj., 1974 Course in General Linguistics. Glasgow:

Fontana/Collins

F.H George, Semantics.London. The English University Press.1994,65

Lyons, John 1977 Semantic I, Cambridge University Press

Palmer , F.R., 1976 Semantics a New Outline. Cambridge: Cambridge

University Press.

Ullman, Stephen., 1972 Semantics an Introduction to the Science of Meaning.

Oxford: Basil Balckwell

13