makalah retorika

18

Click here to load reader

Upload: uin-surabaya

Post on 22-Jun-2015

25.351 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah retorika

”R E T O R I K A”

Makalah ini diajukan untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah

Public Speaking dan MC

Dosen Pembimbing :

Fitriana Utami Dewi, M. Med. Kom

Disusun Oleh :

1. Tsani Syahrostani (B06208021)

2. Danus Ardiansah (B06210003)

3. Lu’lu’ul Mardhiyatul (B06210013)

4. Risky Nur Rosidah (B06210072)

4F3.1

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Dakwah

Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel SurabayaMaret 2012

Page 2: Makalah retorika

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Teori

Interaksi Simbolik.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan

hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa

teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,

semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca

sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga

tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini

penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala

bantuan dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan

oleh Allah SWT.

Surabaya, Maret 2012

Penyusun

I

Page 3: Makalah retorika

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. I

Daftar Isi ............................................................................................................... II

BAB I : PENDAHULUAN ………………..………………………. .. 1

A. Latar Belakang …………………………...……………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………….. 2

BAB II : PEMBAHASAN ………………………………...…...……... 3

A. Pengertian Retorika ……………………………………… 3

B. Apakah Retorika dapat dipelajari ...................................... 4

C. Pembagian Retorika ……………………………………… 5

D. Alasan Mempelajari Retorika ……………………………. 6

E. Sejarah Retorika ………………………………………… 8

F. Retorika sebagai satu proses komunikasi ………………. 12

BAB III : PENUTUP ……...………………….………………………. 13

A. Kesimpulan ……………………………………….....… 13

B. Saran ……………………………………………..……... 14

Daftar Pustaka …………………………………………………..……………. 15

II

Page 4: Makalah retorika

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diantara karunia Tuhan yang paling besar bagi manusia ialah kemampuan

berbicara. Kemampuan untuk mengungkap isi hatinya dengan bunyi yang

dikeluarkan dari mulutnya. Berbicara telah membedakan manusia dari makhluk

lain. Dengan berbicara, manusia mengungkapkan dirinya, mengatur

lingkungannya, dan pada akhirnya menciptakan bangunan budya insane.

Lama sebelum lambang-lambang tulisan digunakan, orang sudah

menggunakan bicara sebagai alat komunikasi. Bahkan setelah tulisan ditemukan

sekalipun, bicara tetap lebih banyak digunakan. Ada beberapa kelebihan bicara

yang tidak dapat digantikan dengan tulisan. Bicara lebih akrab, lebih pribadi

(personal), lebih manusiawi. Tidak menghenrankan, bila ilmu bicara telah dan

sedang menjadi perhatian manusia.

Kemampuan bicara bukan saja diperlukan di depan sidang parlemen, di

muka hakim atau dihadapan massa. Kemampuan ini dihajatkan dalam hampir

seluruh kegiatan manusia sehari-hari. Penelitian membuktikan bahwa 75% waktu

bangun kita berada dalam kegiatan komunikasi.

Kemampuan bicara bisa merupakat bakat. Tetapi kepandaian bicara yang

baik memerlukan bicara dan latihan. Retorika sebagai ilmu bicara sebenarnya

diperlukan setiap orang. Bagi ahli komunikasi atau komunikator retorika adalah

condition sine qua non.

Dalam makalah ini akan dijelaskan beberapa hal tentang retorika beserta

perkembangannya. Dengan uraian historis ini kita ingin mengingatkan bahwa

retorika adalah bidang studi komunikasi yang telah berumur tua, disamping

menujukkan tempatnya yang layak dalam perkembangan ilmu komunikasi.

1

Page 5: Makalah retorika

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan pembaca memahami isi makalah, penulis mencoba

mempersempit uraian-uraian dalam makalah ini menjadi beberapa garis besar

yang pada intinya membahas:

1. Pengertian Retorika

2. Apakah Retorika dapat dipelajari

3. Pembagian Retorika

4. Alasan Mempelajari Retorika

5. Sejarah Retorika

6. Retorika sebagai satu proses komunikasi

2

Page 6: Makalah retorika

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Retorika

Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin

rhetorica yang berarti ilmu bicara. Pada abad ke 5 sebelum masehi untuk pertama

kali dikenal suatu ilmu yang mengkaji proses pernyataan antar manusia sebagai

fenomena sosial. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani “rhetorike” yang di

kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad berikutnya di kembangkan di

Romawi dalam bahasa latin “retorika” (dalam bahasa Inggris “rhetoric” dalam

bahasa Indonesia “retorika”).

Cleanth Brooks dan Robert Penn Warren dalam bukunya, Modern

Rhetoric, mendefinisikan retorika sebagai The art of using language effectively

atau seni penggunaan bahasa secara efektif. Dari pengertian tersebut menjukkan

bahwa retorika mempunyai pengertian sempit; mengenai bicara, dan pengertian

luas: penggunaan bahasa, bisa lisan, dapat juga tulisan. Oleh karena itu, ada

sementara orang yang mengartikan retorika sebagai public speaking atau pidato di

depan umum, banyak juga yang beranggapan bahwa retorika tidak hanya berarti

pidato di depan umum, tetapi juga termasuk seni menulis.1

Di Yunani, negara pertama yang menggembangkan retorika di pelopori

oleh Georgias. Menurut Georgias retorika adalah ilmu yang mempelajari dan

menelaah proses pernyataan manusia. Menurut Protagoras mengatakan bahwa

retorika adalah kemahiran berbicara bukan demi kemenangan, melainkan

keindahan bahasa. Menurut Socrates, retorika adalah demi kebenaran dengan

dialog sebagai tekniknya, karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan

sendirinya.

1 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005) hal. 53

3

Page 7: Makalah retorika

Menurut Plato retorika adalah sebagai metode pendidikan dalam rangka

mencapai kedudukan dalam pemerintahan dan dalam rangka upaya

mempengaruhi rakyat. Bagi Aristoteles retorika adalah seni persuasi, suatu uraian

yang harus singkat, jelas dan meyakinkan dengan keindahan bahasa yang disusun

untuk hal-hal yang bersifat memperbaiki (corrective), memerintah (instructive),

mendorong (suggestive) dan mempertahankan (defensive). Menurut cicero

kecakapan retorika menjadi ilmu, sistematika retorika mencakup dua tujuan pokok

yang bersikap “suassio” (anjuran) dan “dissuasio” (penolakan).

B. Apakah retorika dapat dipelajari?

Sebuah pepatah bahasa latin berbunyi: “Poeta nascitur, orator fit.”

Artinya “seorang penyair di lahirkan, tetapi seorang ahli pidato di bina”. Sejak

dua ribu tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena mempelajari

teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara. Mempelajari retorika

membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan dalam proses komunikasi,

menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk mengembangkan

kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih diri.

Retorika juga merupakan seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi

lisan yang efektif dengan para pendengarnya. Hal ini dimaksudkan untuk

mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan penjelasan

kepada masyarakat di tempat tertentu.2

2 Lukiati Komala. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks. (Bandung : Widya Padjajarn. 2009). Hal. 197

4

Page 8: Makalah retorika

C. PEMBAGIAN RETORIKA

Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina

bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini

mencakup :

1. Monologika

Monologika adalah ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di

mana hanya seorang yang berbicara. Bentuk – bentuk yang

tergolong dalam monologika adalah pidato, kata sambutan, kuliah,

makalah, ceramah dan deklamasi.

2. Dialogika

Dialogika adalah ilmu tentang seni berbicara secara dialog, di

mana dua orang atau lebih berbicara atau mengambil bagian dalam

satu proses pembicaraan. Bentuk dialogika yang penting adalah

diskusi, tanya jawab, perundingan, percakapan dan debat.

3. Pembinaan Teknik Bicara

Efektivitas monologika dan dialogika tergantung juga pada teknik

bicara. Teknik bicara merupakan syarat bagi retorika. Oleh karena

itu pembinaan teknik bicara merupakan bagian yang penting dalam

retorika. Dalam bagian ini lebih diarahkan pada pembinaan teknik

bernafas, teknik mengucap, bina suara, teknik membaca dan

bercerita.

5

Page 9: Makalah retorika

4. ALASAN UNTUK MEMPELAJARI RETORIKA

Quintilianus mengatakan : “Tidak ada anugerah yang lebih indah, yang

diberikan oleh para dewa, daripada keluhuran berbicara.”

Martin Luther berpendapat, “Siapa yang pandai berbicara adalah seorang

manusia, sebab berbicara adalah kebijaksanaan, dan kebijaksanaan adalah

berbicara.”

St. Agustinus mengatakan : “Kepandaian berbicara adalah seni yang

mencakup segala – galanya.”

Mengapa orang belajar retorika? Mengapa orang mau menguasai ilmu pandai

bicara?

Di dalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang – orang

berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara. Juga di bidang –

bidang lain seperti perindustrian, perekonomian dan bidang sosial, kepandaian

berbicara atau keterampilan mempergunakan bahasa secara efektif sangat

diandalkan. Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara

menjadi alasan utama keberhasilan orang – orang terkenal di dalam sejarah dunia.

Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau berpidato

merupakan instrument utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan

untuk meyakinkan orang lain. Ketidakmampuan mempergunakan bahasa,

sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa

dampak negatif dalam hidup dan karya seorang pemimpin. Oleh karena itu,

pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa

keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang – bidang di bawah ini :

1. Kemampuan Pribadi

Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan

bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang

yang bersangkutan. Keuntungan – keuntungannya antara lain :

6

Page 10: Makalah retorika

a. Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas di depan public

dapat dikurangi atau dilenyapkan

b. Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin

bertambah

c. Artikulasi dalam mengucapkan kata – kata menjadi lebih

jelas

d. Dapat memperluas perbendaharaan kata

e. Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan dalam

mengemukakan dan mempertahankan pendapat atau ide.

2. Keberhasilan Pribadi

Orang yang menguasai ilmu retorika dan terampil dalam

mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam

hidupnya, antara lain :

a. Mengalami kemudahan dalam proses berkomunikasi

b. Pengertian terhadap orang lain semakin terbina

c. Dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesama dan

dunia sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup

dan karyanya

d. Memperoleh kemungkinan lebih besar untuk menanam

pengaruh

e. Dapat lebih berhasil dalam usaha – usaha pribadi

f.

3. Tugas dan Jabatan

Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu

retorika dapat memberi keuntungan – keuntungan sebagai berikut :

a. Dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi

padat, sehingga mudah meyakinkan orang lain

7

Page 11: Makalah retorika

b. Dapat membina relasi yang menguntungkan dengan

organisasi, perusahaan, institusi atau partai – partai politik

c. Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi

d. Memperluas pengetahuan, khususnya mengenai sumber –

sumber informasi

e. Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasan

pribadi.

4. Kehidupan pada umumnya

Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan

keuntungan – keuntungan di bawah ini :

a. Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan komunikasi antar

manusia

b. Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol

diri

c. Dalam proses komunikasi yang sering, orang dapat menjadi

semakin terbuka terhadap diri sendiri dan orang lain.

5. Sejarah Retorika

1. Retorika zaman Yunani

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa retorika sudah ada sejak manusia

ada. Tetapi retorika sebagai seni komunikasi mulai di pelajari pada abad ke-5 SM,

ketika kaum Sofis di Yunani mengembara dari tempat satu ke tempat yang lain

untuk mengajarkan pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan

penekanan pada kemampuan berpidato.

Kaum sofis berpendapat bahwa manusia adalah “mahluk yang

berpengetahuan dan berkemauan”. Tokoh aliran Sofisme sekaligus sebagi guru

Retorika yang pertama adalah Georgias (480-370). Georgias menyatakan bahwa

kebenaran suatu pendapat hanya dapat di buktikan jika tercapai kemenangan

8

Page 12: Makalah retorika

dalam pembicaraan. Pendapat Georgias ini berlawanan dengan pendapat

Protagoras (500-432) dan Sokrates (469-392). Protagoras mengatakan bahwa

kemahiran berbicara bukan demi kemenangan melainkan demi keindahan bahasa.

Sedangkan Sokrates, retorika adalah demi kebenaran dengan dialog sebagai

tekhniknya karena dengan dialog kebenaran akan timbul dengan sendirinya.3

Seorang yang sangat di pengaruhi oleh Sokrates dan Georgias adalah

Isokrates yang pada tahun 392 SM mendirikan sekolah retorika dengan menitik

beratkan pendidikannya pada pidato-pidato politik. Filsafat Isokrates adalah

hakikat pendidikan, yaitu kemampuan membentuk pendapat-pendapat yang tepat

mengenai masyarakat. Pendapat yang sama dengan Sokrates yaitu bahwa retorika

memegang peranan penting bagi persiapan seseorang untuk menjadi pemimpin

adalah Plato. Plato adalah murid sokrates yang sangat terkenal, menurut Plato

retorika sangat penting sebagai metode pendidikan sebagai sarana untuk mencapai

kedudukan dalam pemerintahan dan sebagai sarana untuk mempengaruhi rakyat.

Plato mengatakan bahwa retorika bertujuan memberikan kemampuan

menggunakan bahasa yang sempurna dan merupakan jalan bagi seseorang untuk

memperoleh pengatahuan yang luas terutama dalam bidang politik.

Peranan retorika dapat di lihat dalam demokrasi yaitu seorang tokoh yang

terkenal orator bernama Demmosthenes (384-322) pada zaman Yunani sangat

termashur di sebabkan kegigihannya mempertahankan kemerdekaaan Athena dari

ancaman Raja Philippus dari Macedonia.

Tokoh lain retorika di zaman yunani adalah Sokrates yang sampai kini

pandangannya banyak di kutip. Berlawannan dengan tokoh lain yang memandang

retorika sebagai suatu seni Aristoteles memasukkan sebagai bagian dari filsafat,

dalam bukunya retorika dia mengatakan” Anda, para penulis retorika terutama

menggelorakan emosi. Ini memang baik tetapi ucapan anda lalu tidak dapat di

pertanggung jawabkan. Tujuan retorika adalah membuktikan maksud

pembicaraan atau menanmpakkan pembukuannya.

3 Onong Uchjana, Dinamika komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), hal 45

9

Page 13: Makalah retorika

Uraian sistematis terotika yang pertama diletakkan oleh orang Syracuse,

sebuah koloni Yunani di Pulau Sicilia. Bertahun-tahun koloni itu diperintah para

tiran. Tiran, di manapun dan pada zaman apa pun, senang menggusur tanah

rakyat. Kira-kira tahun 465 SM, rakyat melancarkan revolusi. Diktator

ditumbangkan dan demokrasi ditegakkan. Pemerintah mengembalikan lagi tanah

rakyat kepada pemiliknya yang sah.

Di sisnilah kemusykilan terjadi. Untuk mengambil halnya, pemilik tanah

harus sanggup meyakinkan dewan juri di pengadilan. Waktu itu, tidak ada

pengacara dan tidak ada sertfifikat tanah. Setiap orang harus meyakinkan

mahkaman dengan pembicaraan saja. Sering orang tidak berhasil mempeoleh

kembali tanahnya, hanya karena ia tidak pandai bicara.4

2. Romawi kuno

Marcus Tulis (106-43 SM) adalah pengembang retorika yang terkenal

karena suaranya dan bukunya yang berjudul de Orator. Sebagai orator yang

ulung, Cicero mempunyai suara yang berat mengalun pada suatu saat keras

menggema di waktu lain merayu bahkan kadang-kadang pidatonya disertai

cucuran air mata.

Sebagai seorang tokoh Retorika, Cicero meningkatkan kecakapan retorika

menjadi suatu ilmu. Cicero berpendapat bahwa retorika mempunyai tujuan pokok

yang bersifat suasio (anjuran) dan dissuasio (penolakan). Paduan dari kedua sifat

itu di jumpai terutama dalam pidato peradilan di muka senat Roma. Pada saat itu

tujuan pidato di muka pengadilan adalah untuk menyadarkan publik tentang hal-

hal yang menyangkut kepentingan rakyat, perundangan negara, dan keputusan

yang akan di ambil. Hal ini menurut Cicero hanya dapat di capai dengan

menggunakan teknik dissuasio apabila terdapat kekeliruan atau pelanggaran

dalam hubungannya dengan undang-undang, atau suasio jika akan mengajak

masyarakat untuk mematuhi undang-undang dan keadilan.

4 Jalaludin Rakhmat. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009) hal. 2-3

10

Page 14: Makalah retorika

3. Retorika zaman modern

Abad ke 17 di Eropa muncul tokoh-tokoh yang di kenal sebagai orator

kenamaan antara lain Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke.

Cromwell adalah tokoh termashur dalam pertengahan abad ke 17. Retorika

biasanya berkembang pada masa-masa krisis. Demikian pula kemunculan

Cromwell di inggris itu. Dalam mengajarkan tekhnik retorika Cromwell

mengatatakan bahwa melaksanakan retorika harus:

1. Mengulang hal-halyang penting

2. Menyesuaikan diri dengan sikap lawan

3. Bila perlu tidak meninggung persoalan

4. Membiarkan orang-orang menarik kesimpulan sendir-sendiri

5. Menunggu reaksi

Tokoh retorika lain di inggris adalah Henry Bolingbroke mengatakan

bahwa bila kekuasaan politik berlandaskan kekuatan fisik maka retorika kekuatan

mental.

Abad ke 20 yang terkenal di inggris adalah Sir Wiston Chur-chil pada saat

dunia berkecamuk. Churcill terkenal karena keberhasilannya dalam

menggerakkan bangsa inggris yang mula-mula anti perang untuk melawan Nazi

jerman sehingga terbangkitlah keberanian rakyat inggris.

Jerman ahli retorika adalah Adolf Hitler yang berhasil memukau rakyat

jerman sehingga bersedia melakukan apapun juga. Resep Hitler dalam retorikanya

adalah mengungulkan diri sendiri, membusukkan dan menakuti-nakuti lawan

kemudian menghancurkannya. Hakikat retorika Hitler adalah senjata psikis untuk

memelihara massa dalam keadaan operbudakan psikis.

Di Prancis yang di anggap sebagai mimbrawan yang terbesar dalam abad

ke 20 adalah jeans jaures. Jika jaures berpidato para pendengarnya lantas

mendapat perasaan cinta akan semua manusia seolah-olah akan memeluk setiap

manusia. Di amerika serikat di antara sekian banyak orator yang paling termashur

adalah Abraham Lincolin.

11

Page 15: Makalah retorika

6. Retorika sebagai satu poses komunikasi

Komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan komunikan,

dimana komunikator menyampaikan suatu pesan kepada komunikan melalui tanda

yang di gunakan untuk mencapai satu tujuan tertentu. Empat faktor terjadinya

proses komunikasi yaitu: komunikator, Pesan, Komunikan, Medium atau tanda.

Komunikasi dapat terjadi dengan baik saling pengertian antara

komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda. Perbendaharaan

tanda bersama ini akan mempermudah proses komunikasi.

Contoh: Sebuah mobil bekas akan di jual.

Pemilik mobil ingin menjualnya dengan harga yang memuaskan (tujuan).

Dalam pembicaraan dengan pembeli, penjual tentu tidak hanya menjelaskan

tentang merk, tipe, tahun keluar dan ciri khas mobil tetap pasti dia juga akan

memuji-muji mobil tersebut. Misalnya: terpelihara baik bentuknya sangat cocok

dengan keadaan jalan dan tidak pernah terjadi kecelakaan. Singkatnya mobil

bekas yang paling ideal, apabila di bandingkan dengan harga sebenarnya masih

terlalu murah.

Di lain pihak calon pembeli juga ingin supaya dapat membeli mobil itu

dengan harga yang murah (tujuan). Oleh karena itu terjadi tawar menawar dalam

perdagangan, di mana penjual dan pembeli saling argumentasi untuk mencapai

tujuannya masing-masing.

Dari contoh di atas dapat dilihat aspek –aspek komunikasi retoris sebagai

berikut:

a. Seorang pembicara menyampaikanb. Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelangganc. Sesuatud. Dengan maksud dan tujuan tertentue. Memberikan argumen- argumen dan mempertimbangkan argumen-

argumen balik dari pendengar.5

5 Dori Wuwur Hendrikus, Retorika (Yogyakarta: Kansius.1991). hal. 42

12

Page 16: Makalah retorika

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Retorika atau dalam bahasa Inggris rhetoric bersumber dari perkataan latin

rhetorica yang berarti ilmu bicara. Ilmu ini dinamakan dalam bahasa Yunani

“rhetorike” yang di kembangkan di Yunani purba, kemudian abad-abad

berikutnya di kembangkan di Romawi dalam bahasa latin “retorika” (dalam

bahasa Inggris “rhetoric” dalam bahasa Indonesia “retorika”).

Sejak dua ribu tahun terbukti banyak orang menjadi ahli pidato, karena

mempelajari teknik berbicara dan tekun melakukan latihan berbicara. Mempelajari

retorika membangun orang untuk menjadi pemimpin. Dan dalam proses

komunikasi, menguasai teknik dan seni berbicara tergantung dari usaha untuk

mengembangkan kemampuan itu dan berusaha secara optimal untuk melatih diri.

Retorika adalah bagian dari ilmu bahasa (Linguistik), khususnya ilmu bina

bicara (Sprecherziehung). Retorika sebagai bagian dari ilmu bina bicara ini

mencakup : Monologika, Dialogika, Pembinaan Teknik Bicara.

Menguasai kesanggupan berbahasa dan keterampilan berbicara menjadi

alasan utama keberhasilan orang – orang terkenal di dalam sejarah dunia.

Pengetahuan tentang retorika dan ilmu komunikasi yang memadai akan membawa

keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang – bidang di bawah ini, antara

lain : Kemampuan Pribadi, Keberhasilan Pribadi, Tugas dan jabatan, Kehidupan

pada umunya.

Sejarah Retorika terbagi atas tiga periode zaman, yaitu zaman Yunani,

zaman Romawi, dan zaman Modern. Retorika di zaman Yunani dipelopori oleh

Georgias. Georgias berasal dari kaum sofis yang menganggap bahwa manusia

adalah “mahluk yang berpengetahuan dan berkemauan”. Tokoh lain yang

berperan dalam pengembangan retorika di Yunani adalah Sokrates, Aristoteles,

dan Plato. Di zaman Romawi tokoh yang terkenal karena suaranya dan bukunya

yang berjudul de Orator. Abad ke 17 di Eropa muncul tokoh-tokoh yang di kenal

13

Page 17: Makalah retorika

sebagai orator kenamaan antara lain Oliver Cromwell dan Lord Bollingbroke.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam perkembangan Retorika modern ini adalah Sir

Wiston Chur-chil (Inggris), Adolf Hitler (Jerman), dan Abraham Lincoln

(Prancis).

Retorika dapat disebut sebagai proses komunikasi karena retorika

mengandung aspek –aspek komunikasi retoris yang mampu dipakai oleh

komunikator dan komunikan dalam kegiatan tukar menukar pesan. Adapun aspek-

aspek retoris yang dimaksud adalah sebagi berikut : Seorang pembicara

menyampaikan, Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan,

Sesuatu, Dengan maksud dan tujuan tertentu, Memberikan argumen- argumen dan

mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar.

B. Saran

Setelah menguraikan berbagai macam penjelasan tentang Retorika yang

telah diambil dari berbagai literature referensi, diharapkan makalah ini mampu

menjadi acuan bagi mahasiswa agar mampu mengenal, memahami, dan

mempraktekan metode retorika dengan baik dan benar.

Selain itu, diharapkan dengan makalah ini Mahasiswa mengetahui sejarah

perkembangan retorika dari berbagai zaman dan kemunculan retorika ini telah

berpengaruh pada peradaban manusia pada umumnya dalam hal berinteraksi

dengan orang lain, dimana dalam interaksi ini seseorang akan lebih

mengedepankan pada prinsip-prinsip seni dan teknik komunikasi persuasif.

14

Page 18: Makalah retorika

DAFTAR PUSTAKA

Hendrikus, Dori Wuwur. 1991. Retorika (Yogyakarta: Kansius).

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Dinamika komunikasi (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya)

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. (Bandung:

Remaja Rosdakarya)

Rakhmat, Jalaludin. 2009. Retorika Modern Pendekatan Praktis. (Bandung: Remaja Rosdakarya)

Komala, Lukiati. 2009. Ilmu Komunikasi Perspektif, Proses, dan Konteks.

(Bandung : Widya Padjajaran)

15