makalah psikoanalisis

25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendekatan psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di Freiberg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi (Dream Interpretation) pada tahun 1900. Istilah psikoanalisis mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang berhubungan dengan Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis freud memiliki arti yang sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid freud yang mengembangkan teori psikoanalisis baik yang sejalan maupun tidak, pada umumnya menggunakan istilah atau menggunakan nama yang berbeda untuk menunjukkan identitas ajaran mereka. Seperti Carl Gustav Jung dan Alfred Adler yang menciptakan psikologi analitis (analytical psychology) dan psikologi individual (individual psychology). Namun sejak psikoanalisis menjadi mode yang tersebar luas, istilah psikoanalisis banyak digunakan tidak 1

Upload: agus-sgg

Post on 10-Dec-2015

162 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

Salah satu aliran bimbingan konseling

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Psikoanalisis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendekatan psikoanalisis dikembangkan oleh Sigmund Freud (1856-1939).

Sigmund Freud merupakan orang Jerman keturunan Yahudi lahir 6 Mei 1856 di

Freiberg dan meninggal di London 23 September 1939. Psikoanalisis mulai

diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu penafsiran atas mimpi

(Dream Interpretation) pada tahun 1900.

Istilah psikoanalisis mula-mula hanya digunakan pada hal-hal yang

berhubungan dengan Freud saja, sehingga psikoanalisis dan psikoanalisis freud

memiliki arti yang sama. Hal ini disebabkan karena murid-murid freud yang

mengembangkan teori psikoanalisis baik yang sejalan maupun tidak, pada

umumnya menggunakan istilah atau menggunakan nama yang berbeda untuk

menunjukkan identitas ajaran mereka. Seperti Carl Gustav Jung dan Alfred Adler

yang menciptakan psikologi analitis (analytical psychology) dan psikologi

individual (individual psychology). Namun sejak psikoanalisis menjadi mode

yang tersebar luas, istilah psikoanalisis banyak digunakan tidak saja pada hal-hal

yang bersangkutan dengan Freud. Sampai akhir abad ke-19, ilmu kedokteran

berpendapat bahwa semua gangguan psikis berasal dari salah satu kerusakan

organis dalam otak. Belum banyak iluan yang meneliti area afektif yang

menyebabkan gangguan psikis. Psikoanalisis merupakan salah satu factor yang

memberikan pengaruh dalam mengubah pendapat tentang penyebab gangguan

psikis.

Psikoanalisis juga merupakan suatu metode penyembuhan yang bersifat

psikologis dengan cara-cara fisik. Tokoh utama psikoanalisa ialah Sigmund

Freud. Konsep Freud  yang Anti rasionalisme mendasari tindakannya dengan

motivasi yang tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer.

Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan

1

Page 2: Makalah Psikoanalisis

instingtif, sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan

itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan

orang lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan, libido

terbagi menjadi 2, yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai

dorongan untuk mati.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Teori Freud tentang Psikoanalisis?

2. Apa sajakah konsep-konsep utama Psikoanalisis dalam mengenal

kepribadian seseorang?

3. Bagaimanakah proses konseling dengan menggunakan pendekatan

psikoanalisis?

4. Apa sajakah teknik-teknik konseling psikoanalisis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Teori Freud tentang Psikoanalisis.

2. Untuk mengetahui apa sajakah konsep-konsep utama Psikoanalisis dalam

mengenal kepribadian seseorang.

3. Untuk mengetahui bagaimanakah proses konseling dengan menggunakan

pendekatan psikoanalisis.

4. Untuk mengetahui apa sajakah teknik-teknik konseling psikoanalisis.

B. Kegunaan

1. Kita dapat mengetahui Teori Freud tentang Psikoanalisis.

2. Kita dapat mengetahui apa sajakah konsep-konsep utama Psikoanalisis

dalam mengenal kepribadian seseorang.

3. Kita dapat mengetahui bagaimanakah proses konseling dengan

menggunakan pendekatan psikoanalisis.

Kita dapat mengetahui apa sajakah teknik-teknik konseling psik

2

Page 3: Makalah Psikoanalisis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Sigmund Freud Tentang Psikoanalisis

Menurut Freud, kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja darp pada seluruh

kehidupan psikis, Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di tengah lautan,

yang ada diatas permukaan air laut itu menggambarkan kesadaran, sedangkan

dibawah permukaan air laut yang merupakan bagian terbesar menggambarkan

ketidaksadaran.1

B. Konsep-konsep Utama Psikoanalisis Mengenal Kepribadian

Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan sebuah teori kepribadian. Teori

kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal:2

1. Struktur Kepribadian

Menurut pandangan psikoanalisis, stuktur kepribadian terdiri dari tiga sistem

yaitu: Id (Das Es) sebagai aspek biologis, Ego (Das Ich) sebagai aspek psikologis

dan Super Ego (Das Ueber Ich) sebagai aspek sosiologis. Ketiganya merupakan

1Nurrohman Ibnusuny Al-Marhumy, Pendekatan Psikoanalisis Dalam Konseling

http://ibnusuny.blogspot.com/2010/06/pendekatan-psikoanalisis-dalam.html . 18 /April/2014 2Ibid

3

Page 4: Makalah Psikoanalisis

nama bagi proses-proses psikologis yang merupakan fungsi-fungsi kepribadian.

Oleh karena itu, tingkah laku merupakan hasil yang sama dari ketiga aspek ini.

a. Id (Das Es)

Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem original

didalam kepribadian, dari aspek ini kedua aspek yang lain tumbuh. Id

disebut juga realitas psikis yang sebenar-benarnya dan merupakan tempat

bersemayamnya naluri-naluri. Oleh karena id merupakan dunia batin atau

subyektif manusia, dan tidak mempunyai hubungan langsung dengan

dunia obyektif (dunia luar). Id bersifat tidak logis, amoral dan didorong

oleh satu kepentingan yaitu memuaskan kebutuhan-kebutuhan naluriah

sesuai dengan asas kesenangan. Oleh karena itu, pedoman dalam

berfungsinya id ialah menghindarkan diri dari ketidakenakan dan

mengejar keenakan.

Untuk menghilangkan ketidakenakan dan mencapai kesenangan itu, id

mempunyai dua cara (alat proses), yaitu:3

1) Reflex dan reaksi-reaksi otomatis, seperti: bersin, berkedip, dan

sebagainya.

2) Proses primer, seperti: orang lapar membayangkan makanan.

3) Akan tetapi cara “ada” itu tidak memenuhi kebutuhan (orang lapar

tidak akan menjadi kenyang dengan membayangkan makanan),

maka perlulah adanya sistem lain yang menghubungkan pribadi

dengan dunia obyektif yaitu ego (das ich). 

b. Ego (Das Ich)

Aspek ini adalah aspek psikologis dari pada kepribadian dan timbul

karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia

kenyataan (realitas). Letak perbedaan antara id dan ego, yaitu id hanya

mengenal dunia subyekyif (dunia batin) sedangkan ego dapat

membedakan sesuatu yang ada didalam batin dan sesuatu yang ada di

3Ibid

4

Page 5: Makalah Psikoanalisis

dunia luar (dunia obyektif atau realitas). Dapat dikatakan, bahwa ego

sebagai eksekutif dari kepribadian yang memerintah, mengendalikan dan

mengatur atau sebagai “polisi lalu lintas” bagi id, super ego dan dunia

eksternal. Di dalam berfungsinya ego berpegang pada “prinsip kenyataan”

atau “prinsip realitas” dan bereaksi dengan proses sekunder dengan cara

memutuskan suatu rencana atau mentestnya dengan sesuatu tindakan.

Proses sekunder, misalnya: orang lapar merencanakan dimana dia dapat

makan, lalu pergi ketempat tersebut untuk mengetahui apakah rencana

tersebut berhasil atau tidak. Dengan demikian, ego berlaku realistis dan

berfikir logis serta memutuskan rencana-rencana tindakan bagi pemuasan

kebutuhan-kebutuhan. Jadi yang menjadi peran utama ego ialah menjadi

perantara antara kebutuhan-kebutuhan instinktif dengan keadaan

lingkungan demi kepentingan adanya organisme.

c. Super Ego (Das Ueber Ich)

Aspek ini adalah aspek sosiologis sebagai cabang moral atau hukum

dari kepribadian, yang merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional serta

cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsikan orang tua kepada anak-

anaknya yang dimasukan (diajarkan) dengan berbagai perintah dan

larangan. Super ego lebih merupakan kesempurnaan dari pada

kesenangan, karena itu super ego dianggap sebagai aspek moral

kepribadiaan. Fungsinya yang pokok ialah menentukan apakah sesuatu

benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak dan dengan demikian

pribadi dapat bertindak sesuai dengan moral masyarakat.

Adapun fungsi pokok super ego dapat dilihat dalam hubungan dengan

ketiga aspek kepribadian itu, yaitu:4

1) Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls-impuls seksual dan

agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat;

4Ibid

5

Page 6: Makalah Psikoanalisis

2) Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitis dari pada

yang realistis;

3) Mengejar kesempurnaan.

Jadi super ego (das ueber ich) itu cenderung untuk menentang baik

ego (das ich) maupun id (das es) dan membuat dunia menurut konsepsi

yang ideal.

2. Dinamika Kepribadian 

a. Instink

Instink menurut Freud sebagai sumber perangsang somatis yang dibawa

sejak lahir. Suatu insting merupakan sejumlah energi psikis, kumpulan dari

semua instink- instink merupakan keseluruhan dari pada energi psikis yang

digunakan oleh kepribadian. Sumber instink yaitu kondisi jasmani yang

menjadi kebutuhan; tujuan instink ialah menghilangkan rangsangan kerjasama

sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan

oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan; obyek instik ialah segala aktivitas

yang menyebabkan tercapainya kebutuhan; sedangkan pendorong atau

penggerak instink yaitu kekuatan instink itu yang tergantung kepada intensitas

(besar- kecilnya) kebutuhan.

b. Distribusi dan Penggunaan Energi Psikis

Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu

didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena

sejumlah atau banyaknya energi itu terbatas maka akan terjadi semacam

persainggan diantara ketiga aspek itu didalam mengunakan energi tersebut,

kalau sesuatu aspek banyak menggunakan energi (menjadi kuat), maka kedua

aspek yang lain harus (dengan sendirinya) menjadi lemah.

Pada mulanya id yang memiliki semua energi dan mempergunakannya untuk

gejala-gejala refleks dan pemenuhan keinginan. Cara penggunaan energi ini

disebut pemilihan obyek secara instingtif (instinctual object cathexis) energi

6

Page 7: Makalah Psikoanalisis

pada id sangat mudah berpindah-pindah sehubungan karena id tidak dapat

membedakan obyek yang sesuai atau tidak, sehingga id tidak dapat

memuaskan atau meredakan ketegangan. Sedangkan ego selalu berhasil dalam

menemukan alat yang memuaskan, maka energi tersebut dipergunakan oleh

ego dan lambat laun ego memonopoli hampir semua energi. Energi ini

dipergunakan ego juga untuk menekan id agar tidak terlalu implusif, bila id

terlalu berbahaya ego mengunakan suatu mekanisme pertahanan diri.

c. Kecemasan atau Ketakutan 

Dinamika kepribadian dapat kita lihat sebahagian besar dikuasai oleh

keharusan untuk memuaskan kebutuhan dengan cara berhubungan dengan

obyek-obyek yang ada didunia luar. Dalam menghadapi obyek tersebut

individu tidak selamanya dengan mudah dan berhasil, tetapi selalu menemui

ancaman berupa hal-hal yang tidak menyenangkan atau menyakitkan, maka

individu merasa cemas. Biasanya reaksi individu terhadap ancaman

ketidaksenangan dan pengrusakan yang belum dapat diatasinya ialah menjadi

cemas.

Freud mengemukakan adanya tiga macam kecemasan yaitu: kecemasan

realistis yang bersumber pada ego, kecemasan neurotis yang sumbernya pada

id, dan kecemasan moral yang bersumber dari super ego. Kecemasan realistis

yang paling pokok, yaitu takut terhadap bahaya-bahaya yang datang dari luar

individu, dan kedua kecemasan yang lain berasal dari kecemasan realistis ini.

Kecemasan neurotis adalah kecemasan yang timbul apabila instink tidak

terkendalikan, sehingga ego akan dihukum. Kecemasan moral adalah

kecemasan terhadap hati nurani sendiri. 

Kecemasan berfungsi melindungi individu dari bahaya, dan merupakan isyarat

bagi ego segera melakukan tindakan. Apabila ego tidak dapat menguasai

kecemasan dengan cara yang rasional, maka ego akan menghadapinya dengan

jalan yang tidak realistis.

3. Perkembangan kepribadian 

7

Page 8: Makalah Psikoanalisis

Freud berpendapat, bahwa kepribadian pada dasarnya telah terbentuk pada

akhir tahun kelima, dan perkembangan selanjutnya sebagian besar hanya

merupakan penghalusan struktur dasar itu. Kepribadian itu berkembang dalam

hubumgan dengan empat sumber tegangan pokok,yaitu: proses pertumbuhan

fisiologis, prustasi, konflik dan ancaman.

Metode-metode atau cara yang dipergunakan oleh individu untuk mrngatasi

prustasi, konflik, serta kecemasan, yaitu sebagai berikut:5

a. Identifikasi 

Yaitu metode yang dipergunakan orang dalam menghadapi orang lain dan

membuatnya menjadi bagian dari pada keprubadiannya. 

b. Pemindahan objek

Apabila objek pilihan sesuatu instink yang asli tidak dapat dicapai karena

rintangan (anti cathexis) baik dari dalam maupun dari luar. Adapun arah

pemindahan objek ditentukan oleh dua factor yaitu: Kemiripan objek

pengganti terhadap objek aslinya serta sanksi-sanksi dan larangan-larangan

masyarakat 

c. Mekanisme pertahanan ego

Karena tekanan kecemasan ataupun ketakutan yang betlebihan, maka ego

terkadang mengambil cara yang ekstrem untuk menghilangkan atau

mereduksikan tegangan atau disebut mekanisme pertahanan.

Bentuk-bentuk pokok mekanisme pertahanan itu adalah :6

1) Penekanan atau represi, yaitu salah satu bentuk mekanisme pertahanan

ego. Penekanan terjadi apabila suatu pemilihan objek dipaksa keluar dari

kesadaran oleh anti cathexis(kekuatan-kekuatan penahanan) 

2) Proyeksi, yaitu mekanisme yang dipergunakan untuk mengubah ketakutan

neurotis dan ketakutan moral menjadi ketakutan realitas.

5Ibid 6Ibid

8

Page 9: Makalah Psikoanalisis

3) Pembentukan reaksi,yaitu penggantian impus atau perasaan yang

menimbulkan ketakutan atau kecemasan dengan lawannya didalam

kesadaran,misalnya benci diganti dengan cinta.

4) Fiksasi dan Regresi, pada perkembangan yang normal kepribadian akan

melewati fase-fase yang sedikit banyak sudah tetap dari lahir sampai

mencapai kedewasaan yang akan membawa sejumlah frustasi dan

ketakutan, dengan kata lain orang akan mengalami fiksasi pada suatu fase

yang lebih awal begitupun regresi sangat erat hubungannya dengan fiksasi

itu pada umumnya fiksasi dan regresi adalah keadaan nisbi artinya seorang

jarang benar-benar mengalami fiksasi dan regresi. Fiksasi dan regresi

inilah yang menyebabkan ketidaksamaan dalam perkembangan

kepribadian.

d. Fase-Fase perkembangan 

Freud berpendapat bahwa fase-fase perkembangan terbagi atas:7

1) Fase Oral (usia 0 sampai 1 tahun).

Pada fase ini mulut merupakan daerah pokok aktifitas dinamis.

2) Fase Anal ( kira-kira usia 1 sampai 3 tahun).

Pada fase ini cathexis (kekuatan pendorong) dan anti cathexis (kekuatan

penahan) berpusat pada fungsi eliminative (pembuangan kotoran)

3) Fase Falis (kira-kira usia 3 sampai 5 tahun).

Pada fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah erogen terpenting.

4) Fase Latent (kira-kiara usia 5 sampai 12 tahun atau 13 tahun).

Pada Fase ini impuls-impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan.

5) Fase Pubertas (kira-kira 12 atau 13 sampai 20 tahun).

Pada fase ini impuls-impuls menonjol kembali. 

7Ibid

9

Page 10: Makalah Psikoanalisis

Walaupun Freud menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase namun

ia tidak bependapat bahwa antara fase-fase tersebut satu sama lain terdapat batas

yang tajam. 

C. Pandangan Psikoanalisis Terhadap Hakikat Manusia

1. Pengalaman di masa balita penting dalam  menentukan perkembangan masa

dewasa.

Jika pada masa balita anak memperoleh perlakuan yang tidak menyenangkan

dari orangtuanya atau dari orang dewasa lainnya akan dapat menghambat

perkembangan psikis dan fisiknya setelah mencapai dewasa. Pengalaman

traumatis saat kecil menjadi bibit munculnya tingkah laku neurotis.

2. Dorongan seksual dipandang sebagai kunci dalam menentukan tingkah laku

manusia.

Freud Menyatakan bahwa tingkah laku manusia didasari oleh dorongan

seksual (bukan dalam arti senggama). misalnya dalam hal ini seorang wanita yang

memakai gaun, lipstick, dan lain-lain adalah karena dorongan untuk menampilkan

kewanitaannya, begitupun dengan yang dilakukan oleh laki-laki.

3. Tingkah laku individu dikontrol oleh ketidaksadaran

Tingkah laku individu banyak dipengaruhi oleh faktor ketidaksadaran, seperti

cara berjalan, cara berbicara, dan kebiasaan-kebiasaan lainnya yang diperoleh dari

orangtuanya ataupun nenek moyangnya di masa lalu.

D. Proses Konseling

Sesuai dengan alirannya , maka setiap konseling diwarnai oleh filsafat dan teori

yang dianut oleh teori tersebut. Berikut ini akan diuraikan garis-garis besar proses

konseling psikoanalisis.8

8Muhammad Antoso, Konseling Dengan Pendekatan Psikoanalisis.

http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/konseling-dengan-pendekatan.html . 18/April/2014.

10

Page 11: Makalah Psikoanalisis

1. Tujuan konseling.

Tujuan konseling psikoanalitik adalah untuk membentuk kembali struktur

karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien.

Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-

pengalaman masa kanak-kanak. Pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan,

dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontruksikan kepribadian.

Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman

ketidaksadaran. Tilikan dan pemahaman intelektual sangat penting, tetapi yang

lebih penting adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan

pemahaman diri.

2. Fungsi konselor.

Pada konseling psikoanalisis konselor mempunyai ciri unik dalam proses

konselornya. Yaitu konselor bersikap anonym, artinya konselor bersikap berusaha

tak dikenal klien dan bertindak sedikit sekali memperlihatkan perasaan dan

pengalamannya. Tujuannya adalah agar klien dengan mudah memantulkan

perasaan kepada konselor. Pemantulan itu merupakan proyeksi klien yang

menjadi analisis bagi konselor. Hal yang terpenting dalam proses konseling

adalah memberikan perhatian terhadap keadaan resistensi klien yaitu suatu

keadaan dimana klien melindungi suatu perasaan , trauma, atau kegagalan klien

terhadap konselor.fungsi konselor adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal

yang tersimpan dalam ketaksadaran klien yang dilindunginya dengan cara

transferensi itu selain itu konselor membantu klien dalam mencapai kesadaran

diri, krtulusan hati, dan hubungan pribadi yang lebih efektif dalam menghadapi

kecemasan melalui cara-cara realistis.

3. Proses konseling

Secara sisitematis proses konseling yang dikemukakan dalam urutan fase-fase

konseling dapat diikuti sebagai berikut;9

a. Membina hubungan konseling yang terjadi pada tahap awal konseling.

9Ibid

11

Page 12: Makalah Psikoanalisis

b. Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam mengemukakan masalahnya,

dan melakukan tranferensi.

c. Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa anak-anak.

d. Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri.

e. Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor.

f. Melanjiutkan lagi hal-hal yang resistensi.

g. Menutup wawancara konseling.

E. Teknik Konseling

Teknik-teknik dalam psikoanalisa digunakan untuk meningkatkan kesadaran

mendapatkan tilikan intelektual ke dalam prilaku klien, dan memahami gejala-gejala

yang nampak. Ada lima teknik dasar dalam teori psikoanalisa yaitu:10

1. Asosiasi Bebas

Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Konselor

memerintahkan klien untuk menjernihkanpkirannya dari pemikiran sehari-hari

dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya.

Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan

ataupemikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Metode ini adalah

metode mengungkapkan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi

yang berkaitan dengan situasi traumatik dimasa lalu, klien memperoleh

pengetahuan dan evaluasi diri sendiri.

2. Interpretasi

Adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisi

mimpi, analisis ristensi dan analisis transpsransi. Prosedurnya terdiri atas

penetapan analisi, penjelasan, dan mengajarkan klien tentang makna perilaku

dimanifestasikan dalam mimpi asosiasi bebas, resistensi dan hubungan terapeutik

10 Dwi Amalia Mulyani, Makalah Psikoanalisa.

http://dwiamaliamulyani.blogspot.com/2013/05/makalah-psikoanalisa.html . 18/April/2014.

12

Page 13: Makalah Psikoanalisis

itu sendiri.Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi

baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi.

Rambu-rambu Interpretasi:11

- Interpretasi disajikan pada saat gejala yang diinterpretasikan terhubung erat

dengan hal-hal yang disadari klien.

- Interpretasi dimulai dari permukaan menuju hal-hal yang dalam (dialami oleh

situasi emosional klien).

- Menetapkan resistensi atau pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi

atau konflik.

3. Analisis Mimpi

Merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak

disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah

yang belum terpecahkan,menurut kami (pemakalah) “aspek yang membuat klien

mimpi itu dikarenakan adanya sistem imunitas pencernaan otak yang membuat

orang itu bermimpi dan bisa saja orang itu berimajinasi tinggi sehingga

terkontaminasi oleh masalah-masalah pribadinya sehingga terbawa mimpi”.

4. Analisis dan interpretasi transferensi

Transferensi (pemindahan). Transferensi muncul dengansendirinya dalam

proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak

terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kinidan

mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya

atau siapapun.

Tujuan dari analisis ini adalah sebagai berikut:12

- Klien memperoleh pemahaman atas pengalaman-pengalaman tak sadar dan

pengaruh masa lampau terhadap kehidupan sekarang.

- Memungkinkan klien menembus konflik lampau yang dipertahankan hingga

sekarang dan menghambat perkembangan emosinya.

11Ibid 12Ibid

13

Page 14: Makalah Psikoanalisis

5. Analisis dan Interpretasi resistensi

Resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong

seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor

terhadap resistensi ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan

timbulnya resistensi.

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Menurut Freud, kesadaran hanya merupakan sebagian kecil saja darp pada

seluruh kehidupan psikis, Freud memisalkan psyche itu sebagai gunung es di

14

Page 15: Makalah Psikoanalisis

tengah lautan, yang ada diatas permukaan air laut itu menggambarkan

kesadaran, sedangkan dibawah permukaan air laut yang merupakan bagian

terbesar menggambarkan ketidaksadaran

2. Psikoanalisa pada hakikatnya merupakan sebuah teori kepribadian. Teori

kepribadian menurut Freud, menyangkut tiga hal yaitu struktur kepribadian,

dinamika kepribadian dan perkembangan kepribadian.

3. Secara sisitematis proses konseling yang dikemukakan dalam urutan fase-fase

konseling dapat diikuti sebagai berikut:

a. Membina hubungan konseling yang terjadi pada tahap awal konseling.

b. Tahap krisis bagi klien yaitu kesukaran dalam mengemukakan

masalahnya, dan melakukan tranferensi.

c. Tilikan terhadap masa lalu klien terutama pada masa anak-anak.

d. Pengembangan resistensi untuk pemahaman diri.

e. Pengembangan hubungan transferensi klien dengan konselor.

f. Melanjiutkan lagi hal-hal yang resistensi.

g. Menutup wawancara konseling.

4. Ada lima teknik dasar dalam teori psikoanalisa yaitu: asosiasi bebas,

interpretasi, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transferensi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Marhumy, Nurrohman Ibnusuny. “Pendekatan Psikoanalisis Dalam

Konseling” ibnusuny.blogspot.com, 19 Juni 2010

15

Page 16: Makalah Psikoanalisis

http://ibnusuny.blogspot.com/2010/06/pendekatan-psikoanalisis-dalam.html

diakses 18 April 2014

Antoso, Muhammad. “Konseling dengan Pendekatan Psikoanalisis”

antoekpsikologi.blogspot.com, 28 April 2014

http://antoekpsikologi.blogspot.com/2013/04/konseling-dengan-pendekatan.html

diakses 18 April 2014

Mulyani, Dwi Amalia. “Makalah Psikoanalisa”

dwiamaliamulyani.blogspot.com, 16 Mei 2013

http://dwiamaliamulyani.blogspot.com/2013/05/makalah-psikoanalisa.html

diakses 18 April 2014

16