makalah pendidik

8/20/2019 makalah PENDIDIK

1/29

PENDIDIK DALAM

AL-QURAN SURAT AR RAHMAN (1-4), AN NAJM (5-6),AN NAHL (43-44) DAN AL KAHFI (66)

MakalahDiajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Tafsir TarbawiDosen pengampu Prof. Dr. H. Rosihon Anwar M.Ag

Disusun oleh !". Ai Dini Ros#iani $%M ! &'.'."(")*'. +uis $ur,eni $%M ! &'.'."(")(

*. Ranita Dewi $%M ! &'.'."(")-(. Subhan Ab#ul Malik $%M ! &'.'."("&

PROGRAM PASCASARJANA (S2) MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

IAIC


2/29

A I

PENDAHULUAN

A! L"#"$ %&'""*

Manusia sebagai makhluk yang Allah Subh nahu wa ta’alaȃ ciptakan

dengan sebaik-baiknya bentuk memiliki beberapa keutamaan dibanding

dengan makhluk lainya, diantara keutamaan manusia adalah memiliki akhlaq

yang terpuji namun manusia akan lebih hina daripada mahkluk sekalipun

dengan binatang apabila manusia memiliki akhlaq yang tercela. Sebagai

upaya untuk mewujudkan akhlaq mulia, maka manusia memerlukan

pendidikan.

Proses pendidikan merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari

proses penciptaan manusia. Pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan

bimbingan, mengajar, dan/atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di

luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat

memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa

yang akan datang !anim, "#$%&.

Masalah yang ditemukan pada masa kini adalah maraknya tawuran

antar pelajar yang terjadi, membuat dunia pendidikan dan juga kementrian

pendidikan nasional untuk mere'leksikan kurikulum pendidikan nasional,

terutama kurikulum pendidikan karakter. !alam dunia pendidikan baik di

sekolah umum maupun di madrasah, banyak peserta didik yang tidak

menghormati gurunya, tidak patuh terhadap tugas yang diberikan gurunya,

bahkan mereka berani mencemoohkan, mengolok-olokan gurunya, atau

bahkan mereka menganggap gurunya hanyalah seperti teman sebayanya,

sehingga proses pendidikan antara murid dengan gurunya sangat jauh dari

nilai-nilai etika. (elemahan ini tiada lain adalah karena kurangnya potensi

akhlaq yang dimiliki peserta didik.

Masalah lain yang ditemukan adalah di dalam proses belajar-

mengajar, pendidik tidak meman'aatkan waktu semaksimal mungkin, jika

tidak maka tujuan dari pendidikan tidak akan tercapai karena waktu yang

"


3/29

diberikan dalam pendidikan 'ormal itu terbatas, misalnya saja mata pelajaran

agama )slam dalan pendidikan 'ormal. !itemukan pula seorang pendidikan

yang tidak dapat memberikan tauladan yang baik bagi pelajar. (etika pelajar

tidak memahami hal yang diajarkan, maka bertanyalah agar tidak tersesat

bingung&. *egitu pula pendidik, ketika ditanya dan tidak tahu mengenai

pertanyaan tersebut, maka diundurlah untuk menjawabnya agar bisa mencari

tahu jawaban dari yang ditanyakan. Pendidikan masa kini kebanyakan tidak

memperhatikan hal ini, pelajar bertanya kepada pendidik dengan kata-kata

yang semaunya dan pendidikpun menjawab dengan jawaban yang seadanya.

Pendidik atau subjek pendidikan adalah orang yang terlibat secara

langsung dan kontinyu dalam proses pendidikan. !alam dunia pendidikan,

yang la+im disebut pendidik adalah orang tua, guru, dan para pemimpin

masyarakat atau orang-orang yang telah dewasa. rang tua berperan sebagai

pendidik di lingkungan rumah tangga, guru berperan sebagai pendidik di

sekolah, sedangkan yang lainnya dapat memainkan peran sebagai pendidik di

lingkungan sosial. alaupun peranan para pendidik ini berbeda tempatnya,

tidak berarti mereka bekerja sendiri-sendiri. Semuanya harus dapatmemainkan perannya masing-masing secara bertanggung jawab dalam

kerangka kerjasama yang harmonis dan saling mendukung agar peserta didik

memiliki kepribadian yang utama.

Mengenai masalah pendidikan, Aluran telah membimbing terhadap

subjek pendidikan, Aluran telah mengatur mengenai konsep pendidikan

melalui Aluran Surat Ar ahman, An 0ajm, An 0ahl dan Al (ah'i.

! T++" P&+'."*erdasarkan uraian latar belakang diatas, maka tujuan dari penulisan malakah

ini adalah untuk mengetahui

a. Subjek pendidikan menurut Aluran Surat Ar ahman

b. Subjek pendidikan menurut Aluran Surat An 0ajm

c. Subjek pendidikan menurut Aluran Surat An 0ahl

d. Subjek pendidikan menurut Aluran Surat Al (ah'i

A II

PEMAHASAN

'


4/29

A! P&//" /"'"0 A$ R"0" (1-4)

Pendidikan merupakan 'aktor utama dalam pembentukkan pribadi

manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya

pribadi manusia menurut ukuran normati'. !isisi lain proses perkembangan

dan pendidikan manusia tidak hanya terjadi dan dipengaruhi oleh proses

pendidikan yang ada dalam sistem pendidikan 'ormal sekolah& saja. Manusia

selama hidupnya selalu akan mendapat pengaruh dari keluarga, sekolah, dan

masyarakat luas. (etiga jadi untuk menjadi pendidik yang baik dan sebagai

panutan Siswa dan Siswi atau Peserta didik maka kita harus mengetahui

subjek pendidikan yang baik dan memiliki kualitas yang tinggi, maka dengan

memahami ur1an surat Ar-ahman Ayat $-2 kita sebagai calon pendidik

akan mengetahui sikap yang harus dimiliki seorang pendidik.

Surat Ar-ahman 3 $ 4 2 berbunyi

$& Allah yang maha pemurah. "& 5ang telah mengajarkan Al-uran. %&

!ia menciptakan manusia. 2& Mengajarnya pandai berbicara.

Ayat $ dan " 3 Pada ayat ini Allah yang maha pemurah menyatakan

bahwa !ia telah mengajar Muhammad Al-uran dan Muhammad telah

mengajarkan umatnya. Ayat ini turun sebagai bantahan bagi penduduk

Makkah yang mengatakan 6Sesungguhnya Al-uran itu diajarkan oleh

seorang manusia kepadanya Muhammad&7. %82&

leh karena ayat ini mengungkapan beberapa nikmat Allah atas

hamba0ya, maka surat ini dimulai dengan menyebut nikmat yang paling besar

'aedahnya danpaling banyak man'aatnya bagihamba-0ya, yaitu nikmat

mengajar Al-uran. Maka manusia dengan mengikuti ajaran Al-uran akan

berbahagialah di dunia dan di akhirat dan dengan berpegang teguh pada

petunjuk-petunjuk-0ya niscaya akan tercapailah tujuan di kedua tempat

tersebut. Al-uran adalah induk kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada

sebaik-baik makhluk Allah yang berada di bumi ini.

*


5/29

Ayat % dan 2 3 !alam ayat ini Allah menyebutkan nimat kejadian

manusia yang menjadi dasar semua persoalan dan pokok segala sesuatu.

Sesudah Allah menyatakan nikmat mengajar Al-uran pada ayat yang lalu,

maka pada ayat ini Allah menciptakan jenis makhluk-0ya ini dan diajarka-

0ya pandai membicarakan tentang apa yang tergores dalam jiwanya dan apa

yang terpikir oleh otaknya, kalaulah tidak mungkin tentu Muhammad tidak

akan mengajarkan Al-uran kepada umatnya.

Manusia adalah makhluk yang berbudaya, tidak dapat hidup kecuali

dengan berjamaah, maka haruslah ada alat komunikasi yang dapat

menghubungkan antara dia dengan saudaranya yang menulis kepadanya dari

penjuru dunia yang jauh dan dari benua-benua serta dapat memelihara ilmu-

ilmu terdahulu untuk diman'aatkan oleh orang-orang kemudian dan

menambah kekurangan-kekurangan yang terdapat dari orang-orang terdahulu.

)ni adalah suatu anugerah rohaniah yang sangat tinggi nilainya dan

tidak ada bandingannya dalam hidup, dari itu nikmat ini didahulukan

sebutannya dari nikmat-nikmat yang lain. Pertama-tama dimulai dengan

sesuatu yang harus dipelajari, yaitu Al-uran yang menjamin kebahagiaan,

lalu diikuti dengan belajar kemudian ketiga cara dan metode belajar, dan

seteusrnya berpindah kepada membacakan benda-benda angkasa yang diambi

man'aat darinya.

Subjek Pendidikan Menurut Surat Ar-ahman Ayat $-2

$. Ar-ahman

Ar-ahman adalah salah satu dari sekian banyak si'at Allah, yang

mengandung makna pengasih kepada seluruh makhluknya didunia tanpa

terkecuali, baik makhluk yang taat ataupun yang mengingkarinya, bahkan

kepada iblispun Allah masih 6sayang7. Ayat pertama ini kaitannya dengan

pendidikan adalah seorang pendidik atau guru harus mempersiapkan

dirinya dengan si'at rahman, yaitu mempunyai si'at kasih sayang kepada

seluruh peserta didik atau murid tanpa pandang bulu, baik kepada murid

yang pintar, bodoh, rajin, malas, baik ataupun nakal. !an semua yang

(


6/29

disebutkan di atas masuk dalam kategori kode etik yang harus dimiliki

seorang pendidik. Menurut Al-9a+hali, ada $: kode etik yang diperankan

pendidik diantaranya 3

a. Menerima segala problem peserta didik dengan hati dan sikap yang

terbuka dan tabah

b. *ersi'at lemah lembut dalam menghadapi peserta didik yang tingkat

)-nya rendah, serta membinanya sampai pada tara' maksimal,

c. Meninggalkan si'at marah dalam menghadapi problem peserta didik,

d. Memperbaiki sikap peserta didik, dan lemah lembut terhadap peserta

didik yang kurang lancar berbicara,

e. Meninggalkan si'at yang menakutkan bagi peserta didik, terutama pada peserta didik yang belum mengerti atau mengetahui,

'. *erusaha memperhatikan pertanyaan-pertanyaan peserta didik

walaupun pertanyaannya terkesan tidak bermutu atau tidak sesuai

dengan masalah yang diajarkan.

g. Menjadikan kebenaran sebagai acuan dalam proses pendidikan,

walaupun kebenaran itu datangnya dari peserta didik,

h. Menerima kebenaran yang diajukan peserta didik.

!alam diri seorang pendidik, terhimpun si'at-si'at baik yang

sepatutnya dimiliki manusia. Si'at-si'at baik itu merupakan dasar sikap

dan tingkah laku yang patut diteladani subyek anak& didiknya sebagai

orang-orang yang dipimpinnya. (arena sungguh, sebagai pemimpin maka

Allah akan memintai pertanggung jawaban dari apa yang dipimpinnya,

asulullah Saw yang artinya

6;iap-tiap kamu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai

pertanggung jawabannya7.

)lmu yang ditrans'er dan diterapkan dengan dasar kasih sayang

akan besar e'eknya kepada murid, terutama dalam penyerapan ilmu yang

ditrans'er dan diinternalisasikan.

!imulainya surah ini dengan kata ar-ahman bertujuan

mengundang rasa ingin tahu mereka dengan harapan akan tergugah untuk

mengakui nikmat-nikmat dan beriman kepada Allah.

".


7/29

quran. Pada saat Al-quran diturunkan, 0abi melarang para sahabatnya

untuk mengha'al atau mencatat, apalagi mengumpulkan ucapannya. *eliau

hanya menyuruh untuk mengha'al dan mencatat Al-quran. =al ini semata-

mata untuk menjaga kemurnian 'irma Allah. Sedangkan Syekh Ali Ash-

Shabuni mengatakan, Al-quran adalah kalam Allah yang mu1ji+,

diturunkan kepada 0abi dan asul penghabisan dengan perantaraan

Malaikat terpercaya, >ibril, tertulis dalam mushha' yang dinukilkan kepada

kita secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, yang dimulai dari

surat Al-?atihah dan diakhiri dengan surat An-0as. Al-quran merupakan

sumber utama dalam pendidikan islam. Menurut !rs. Ahmad ! Marimba

dalam bukunya 6Pengantar ?ilsa'at Pendidikan )slam7 menuliskan 3

Apakah dasar pendidikan )slam@ Singkat dan tegas ialah 'irman Allah dan

sunnah asulullah. (alau pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi Al-

quran dan hadislah yang menjadi 'undamennya.

Al-quran dijadikan sebagai sumber pendidikan )slam yang pertama

dan utama karena Al-quran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari

;uhan. Allah Swt menciptakan manusia dan Allah pula yang mendidik

manusia, yang mana isi pendidikan itu telah termaktub dalam wahyu-

wahyu 0ya. ;idak satu persoalanpun, termasuk soal pendidikan, yang

luput dari jangkauan Al-quran.

Maka benarlah sabda asulullah Saw mengenai Al-quran, yang

Artinya 3 6!ari stman r.a, asulullah Saw bersabda, 6 Sebaik-baik kamu

adalah orang yang berlajar Al-quran dan mengajarkannya7

Al-quran adalah inti agama. Menjaga dan menyebarkannya

berarti menegakkan agama, sehingga sangat jelas keutamaan

mempelajari dan mengajarkannya, walaupun bentuknya berbeda-beda.

5ang paling sempurna adalah mempelajarinya, dan akan lebih

sempurna lagi jika mengetahui maksud dan kandungannya.

(arena begitu pentingnya kedudukan Al-quran, maka Allah Ar-

ahman langsung yang mengajarkan al-ur1an kepada 0abi

Muhammad.

)


8/29


9/29

berujung kepada ketaqwaan kepada 5ang Maha Csa, seorang guru bukan

hanya mengarahkan pada aspek prestasi saja. Menurut )mam Al-9ha+ali,

tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan,

menyucikan, serta membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri

kepada Allah Swt.

2.


10/29

b. *ersikap tawadhu1 rendah hati& dengan cara meninggalkan

kepentingan pribadi untuk kepentingan pendidiknya.

c. *elajar ilmu sampai tuntas untuk kemudian beralih pada ilmu yang

lainnya, sehingga peserta didik memiliki spesi'ikasi ilmu pengetahuan

secara mendalam.

d. Peserta didik harus tunduk pada nasihat pendidik sebagaimana

tunduknya orang sakit terhadap dokter.

P&$0"."'"" P&//" D" S'+."

Pertama3 !i dalam proses belajar-mengajar, pendidik dituntut untuk meman'aatkan waktu semaksimal mungkin, jika tidak maka tujuan dari

pendidikan tidak akan tercapai karena waktu yang diberikan dalam

pendidikan 'ormal itu terbatas, misalnya saja mata pelajaran agama )slam

dalan pendidikan 'ormal. =anya dua-tiga jam saja dalam seminggu, kalau

dipikir dengan waktu yang begitu sedikit maka tujuan pendidikan agama

)slam tersebut tidak akan tercapai.

ntuk mengatasi masalah ini, maka seorang pendidik haruslah mampu

meman'aatkan waktunya yang begitu singkat tersebut, salah satu solusi untuk

seorang pendidik mengenai masalah ini adalah pembuatan PP rencana

pelaksanaan pembelajaran&. !engan pembuatan PP seorang pendidik akan

mampu mengatasi masalah waktu yang begitu singkat tersebut.

(edua3 Pendidikan kontemporer mengalami kemunduran, tawuran

antara pelajar sudah menjadi hal yang biasa, belum lagi perilaku pelajar

maupun pendidik yang melakukan hubungan per+inahan. Perilaku maupun

karakter yang positi' baik& sudah seimbang dengan perilaku negati' buruk&,

baik itu dari pihak pelajar maupun pendidik. Sehingga hal ini menjadi P

bagi kita supaya pelajar maupun pendidik dalam kesehariannya selalu

menunjukkan si'at-si'at maupun karakter-karakter yang baik.

ntuk membentuk karakter yang baik, itu tidak bisa dilakukan hanya

dalam waktu singkat, karena karakter itu muncul dari kebiasaan. Artinya,

dalam keseharian kita tanamkan kepada diri kita sebagai pendidik dan kepada

peserta didik agar selalu membiasakan diri untuk bersikap positi' lewat

0


11/29

kegiatan-kegiatan yang positi' pula. (arena dengan demikian, akan

terlahirlah karakter baik dan bersi'at positi' dari pendidik dan peserta didik.

! S+%& &//" Q!S A N"0 ""# 5-6

Artinya3 6)a diajarkan kepadanya oleh yang sangat kuat, pemilik potensi

yang sangat hebat, lalu dia tampil sempurna.7

;a'sir Surat An-0ajm 3 F - 8

Setelah ayat lalu menjelaskan bahwa apa yang diucapkan 0abi

Muhammad Saw. adalah wahyu, kini dijelaskan siapa yang

menyampaikannya kepada beliau. Allah ber'irman bahwa3 )a, yakni wahyu

yang diterimanya itu, di ajarkan kepadanya, yakni kepada 0abi Muhammad

Saw., oleh malaikat >ibril yang sangat kuat, pemilik potensi akliah yang

sangat hebatG lalu dia, yakni malaikat >ibril itu, tampil sempurna dengan

menampakkan rupa yang asli. Sedang dia, yakni Malaikat >ibril itu, berada di

u'uk langit yang tinggi berhadapan dengan orang-orang yang menengadahkan

kepadanya.

(ata ibril. Seorang yang mengajar tidak

mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar.

(ata mirrah terambil dari kalimat amrartu al-habla yang berarti

melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. (ata d+u mirrah digunakan untuk

menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang. Al-

*iqa1i memahaminya dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa

untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya tanpa sedikit pun

mengarah kepada tugas selainnya disertai dengan penuh keikhlasan. Ada juga

yang memahaminya dalam arti kekuatan 'isik, akal dan nalar. Penjelasan lain

dari kata !+u mirrah adalah yang mempunyai kecerdasan akal. Si'at >ibril

yang pertama menggambarkan tentang betapa kuat pikiran dan betapa nyata

"&


12/29

pengaruh-pengaruhnya yang mengagumkan. (esimpulannya, bahwa >ibril

memiliki kekuatan-kekuatan pikiran,dan kekuatan-kekuatan tubuh.

Sebagaimana telah diriwayatkan bahwa ia pernah mencukil kaum luth dari

laut hitam yang waktu itu berada dibawah tanah, lalu memanggulnya pada

kedua sayap dan diangkatnya dari negeri itu ke langit, kemudian dibalikkan.

Pernah pula ia berteriak kepada kaum ;samud, sehingga mereka meti semua.

Ayat tersebut merupakan jawaban dari perkataan mereka yang

mengatakan bahwa Muhammad itu hanyalah tukang dongeng yang

mendongengkan dongeng-dongenganlegenda-legenda orang terdahulu&.

Penjelasan lain tentang wahyu yang diterima nabi Muhammad Saw.adalah

bahwasannya yang mengajarkan wahyu itu kepada beliau adalah makhluk

yang sangat kuat. )bnu katsir dalam ta'sirnya bahwa yang dimaksud dengan

yang sangat kuat itu adalah malaikat >ibril.

65ang mempunyai keteguhan7pangkal ayat 8&, Mujahid, Al-=asan dan

)bnu Haid memberi arti3 6yang mempunyai keteguhan7. )bnu Abbas memberi

arti3 6yang mempunyai rupa yang elok7. atadah memberi arti3 6yang

mempunyai bentuk badan yang tinggi bagus.7 )bnu katsir ketika memberi arti

berkata3 6tidak ada perbedaan dalam arti yang dikemukakan itu. (arena

malaikat >ibril itu memeng bagus dipandang mata dan mempunyai kekuatan

luar biasa. Ianjutan ayat ialah3 'astawa, yang artinya3 yang menampakkan diri

yang asli.7ujung ayat 8&

Menurut riwayat dari )bnu Abi =atim yang diterimanya dari Abdullah

bin Mas1ud, bahwasannya raulullah itu melihat rupanya yang asli itu dua kali.

5ang pertama adalah ketika asulullah Saw.meminta kepada >ibril supaya

sudi memperlihatkan diri menurut rupanya yang asli. Ialu kelihatanlah dia

dalam keasliannya itu memenuhi u'uk. 5ang kedua adalah ketika dia

memperlihatkan diri dalam keadaannya yang asli itu, ketia >ibril akan

menemani beliau pergi )sra1 dan Mi1raj. !alam pernyataan diri dari

keasliannya itu, 0abi melihatnya dengan sayap yang sangat banyak, yakni

8## sayap.

""


13/29

(aitannya dengan judul makalah kami yakni subyek pendidikan, yang

dimaksud pengajar atau yang menjadi subyek disini adalah Malaikat >ibril,

bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari Malaikat >ibril.

Seseorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber

dari sang pengajar. *ukankah kita mengajar seorang anak membaca, padahal

bacaan itu juga bukan merupakan karya kita@ Menyampaikan sesuatu secara

baik dan benar adalahsatu bentuk pengajaran. Malaikat menerima wahu dari

Allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada 0abi

Muhammad Saw., dan itulah yang dimaksud pengajaran disini.

Sedangkan jika dikaitkan dengan pengajar atau pendidik yakni seorang

guru, maka dapat di ambil beberapa kriteria guru yakni diantaranya adalah

seorang guru itu harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan secara jasmani

maupun rohani. (ekuatan jasmani yakni berupa totalitas dalam mengajar,

penampilan dan perilaku yang baik,karena perilaku kita akan dijadikan

cerminan oleh murid-murid kita.

Sedangkan yang dimaksud dengan kekuatan rohani yakni cerdas

aqliyah maupun 'i1liyah, kesungguhan dalam menyampaikan mata pelajaran

kepada anak didik, serta kesabaran dalam mendidik dan menanamkan

akhlakul karimah kepada peserta didik.

P&$0"."'"" P&//" D" S'+."

Seorang pendidik merupakan cermin bagi pelajar, pelajar sedikit tidak

akan mengikuti karakter dan si'at dari seorang pendidik. Sehingga

sepantasnya bagi pendidik memberikan tauladan yang baik bagi pelajar, akan

tetapi realita yang terjadi dalam dunia pendidikan kontemporer sudah tidak

menunjukkan hal tersebut. Pendidik bersaing dengan pelajar dalam

berperilaku buruk yang tidak sepantasnya dilakukan bagi seorang pendidik

maupun pelajar.

(arena seorang pendidik merupakan cermin bagi pelajar. Maka seorang

pendidik harus melihat dan mengeBaluasi kembali segala bentuk sikap

khila'nya agar kedepannya bisa diperbaiki. (arena, ketika pendidik mampu

melakukannya dan mampu memperbaiki kesalahan ataupun kekhila'annya,

"'


14/29

maka perilaku pelajarpun sedikit tidak akan berubah dan mengikuti pendidik.

!alam proses belajar-mengajar pendidik menunjukkan kasih sayangnya

dalam mengajar, maka pelajarpun akan memunculkan rasa kasih sayang

kepada sesama, sehingga tidak ada lagi tawuran antar pelajar dan segala

bentuk kekerasan lainnya

C! S+%& P&//" D"'"0 P&$.&# T".$ S+$"# A-N"' 43-44

Artinya 3

6!an kami tidak mengutus sebelum kamu kecuali orang-orang lelaki yang

kami beri wahyu pada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang

mempunyai pengetahuan, jika kalian tidak mengatahui 2%& . !enganmembawa keterangan-keterangan mu1ji+at& dan kitab-kitab dan kami

turunkan kepadamu Al-ur1an agar kamu menerangkan kepada umat

manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka

memikirkan722&.

Penjelasan ;a'sir Ayat

7 89 : ; 8: ? 8 @: 8 B = : = >: = : 8 = 8 : = 8 = 8 >= = = J ;idakkah (ami mengutus para

rasul sebelummu kepada umat-umat untuk mengajak mereka agar

mentauhidkan Aku dan melaksanakan perintah-(u, kecuali mereka itu

"*


15/29

adalah laki-laki dari *ani Adam yang (ami wahyukan kepada mereka,

bukan para malaikat. Ayat ini menguraikan kesesatan pandangan mereka

menyangkut kerasulan 0abi Muhammad SA. !alam penolakan itu

mereka selalu berkata bahwa manusia tidak wajar menjadi utusan Allah,

atau paling tidak dia harus disertai oleh malaikat.

Allah S; menyatakan bahwa !ia tidak mengutus asul sebelum

diutusnya 0abi Muhammad saw terkecuali laki-laki yang diutusnya itu

diberi wahyu. Ayat ini menggambarkan bahwa asul-rasul yang diutus

untuk menyampaikan wahyu hanyalah laki-laki dari keturunan Adam as

sehingga Muhammad saw diutus untuk membimbing umatnya agar

mereka itu beragama tauhid dan mengikuti bimbingan wahyu. Maka yang

pantas diutus ialah asul-rasul dari jenis mereka dan berbahasa seperti

mereka. Pada saat asulullah saw diutus orang-orang Arab menyangkal

bahwa Allah tidak mungkin mengutus utusan yang berasal dari manusia

seperti mereka, seperti disebutkan dalam 'irman Allah S;3

!an mereka berkata3 DMengapa asul ini memakan makanan dan berjalan

di pasar-pasar@. Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat

agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia@D.

.S Al ?urqan3 :&

!an 'irman-0ya3

"(


16/29

Patutkah menjadi keheranan bagi manusia, bahwa kami

mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka3 D*erilah

peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi ;uhan merekaD.

rang-orang ka'ir berkata3 DSesungguhnya orang ini Muhammad& benar-

benar tukang sihir yang nyataD. .S 5unus3 "&

Mengenai penolakan orang-orang Arab pada kerisalahan

Muhammad karena ia seorang manusia biasa, dapatlah diikuti sebuah

riwayat dari Adh-!hahhak yang disandarkan kepada )bnu Abbas bahwa

setelah Muhammad saw diangkat menjadi utusan, orang Arablah yang

mengingkari kenabiannya, mereka berkata3 DAllah S; lebih Agung bila

asul 0ya itu bukan manusia. (emudian turun ayat-ayat surah 5unus.

= 8 = 8 V = W= 7 8 X 8Y 8 >: Z : Y 8 [ \= > 8 ` =a 8 b = J Maka tanyakanlah kepada ahli kitab

dahulu diantara orang-orang 5ahudi dan 0asrani, apakah para utusan yang

diutus kepada mereka itu manusia ataukah malaikat@ >ika mereka itu

malaikat silakan kalian ingkari Muhammad SA tetapi jika mereka itu

manusia, jangan kalian ingkari dia.

Sesudah itu Allah S; memerintahkan kepada orang-orang

musyrik agar bertanya kepada orang-orang Ahli (itab sebelum kedatangan

Muhammad saw, baik kepada orang-orang 5ahudi ataupun kepada orang-

orang 0asrani. ZY[ ^_] Ahli d+ikri&3 Ahli kitab yaitu orang-orang 5ahudi

dan 0asrani yang telah menerima kitab-kitab dan ajaran dari 0abi-nabi

terdahulu. !i sini tersebut Ahlu-!+ikr, orang yang ahli peringatan, atau

orang yang berpengetahuan lebih luas. Arti umum ayat menyuruhkan

orang yang tidak tahu bertanya kepada yang lebih tahu, karena ilmu

pengetahuan itu adalah umum si'atnya, ber'aedah mencari kebenaran.

Menurut yang diriwayatkan oleh Mujahid dari )bnu Abbas bahwa ahlu-

d+ikri di sini maksudnya ialah Ahlul-kitab. Sebelum ahlu kitab ini

dipengaruhi oleh na'su ingin menang sendiri, mereka akan mengakui

bahwa 0abi-nabi dan asul-rasul yang terdahulu itu semuanya adalah

manusia belaka, manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah.

Apakah di dalam kitab-kitab mereka itu disebutkan suatu

keterangan bahwa Allah pernah mengutus malaikat kepada mereka. Maka

"-


17/29

kalau disebutkan di dalam kitab mereka itu bahwa Allah pernah

menurunkan malaikat sebagai utusan Allah bolehlah mereka itu

mengingkari kerisalahan Muhammad. Akan tetapi apabila yang disebutkan

di dalam kitab mereka Allah hanya mengirim utusan kepada mereka

manusia yang sejenis dengan mereka maka tidak benarlah apabila orang-

orang musyrik itu mengingkari kerisalahan Muhammad saw.

!engan ayat ini kita mendapat pengertian bahwasannya kita boleh

menuntut ilmu kepada ahlinya, dimana saja dan siapa saja, sebab yang kita

cari ialah kebenaran.

cccc d: ; \ =


18/29

kisah-kisah umat-umat terdahulu agar supaya dijadikan suri tauladan

dalam menempuh kehidupan di dunia.

Pengulangan kata turun dua kali yakni = ; 8: =


19/29

. :h z{b |}ua zX h~b ?e>Zu] •w v€~ opm ‚ƒ ?b 7 „;u …> z† ? ;e

. : . :‡am 7< ^e 79{e h h •Zkb h ‡ €~ ˆe h~b vopm 7 „;u …> z† …>

) : : .( – – ) :d;‰ >Š‹b h v…> h m B] _ h }ua u ^Œa •>] m] h „mo@ z{ Šr zX@

( ) : : .(}ua ZŽXBb „_] Z; z o >Šr h |9Xu‰r ;Y h }ua ZŽXBb }B>.

Artinya3 Muhammad bin Sinan menceritakan kepadaku, beliau

berkata, ?alih menceritakan kepadaku dan )brahim bin Mund+ir

menceritakan kepadaku, beliau berkata, Muhammad bin ?alih

menceritakan kepadaku, beliau berkata, *apakku menceritakan kepadaku,

beliau berkata, =ilal bin Ali menceritakan kepadaku dari atho1 bin 5asar

dari Abi =urairah beliau berkata,7pada suatu hari 0abi SA dalam suatu

majlis sedang berbicara dengan sebuah kaum, datanglah kepada beliauorang badui dan bertanya,7 kapan kiamat datang@7 maka asulullah

meneruskan pembicaraannya. Maka sebagian kaum berkata,7 beliau

dengar apa yang diucapkan dan beliau tidak suka apa yang dikatakannya.7

Sebagian lagi berkata,7 beliau tidak mendengarnya.7 Setelah beliau selesai

dari pembicaraannya beliau berkata,7 dimana orang yang bertanya tentang

[email protected] Saya ya asulullah.7 *eliau bersabda,7(etika amanat disia-

siakan maka tunggu saja kedatangan kiamat.7 rang itu bertanya lagi,7

*agaimana menyia-nyiakan [email protected] *eliau bersabda3 (etika sesuatu

perkara diserahkan kepada selain ahlinya maka tunggulah datangnya

kiamat kehancurannya &.7 =. *ukhori bab *arangsiapa ditanyai suatu

ilmu sementara dia sedang sibuk berbicara maka selesaikan pembicaraannya lalu jawab pertanyaannya &

=adis di atas memberikan pelajaran pada kita dua hal, yang

pertama kita hendaknya jangan memotong pembicaraan orang lain ketika

hendak bertanya tentang suatu ilmu, karena memotong pembicaraan orang

lain untuk tujuan apapun tidak dibenarkan sama sekali. ;ermasuk di

dalamnya adalah menginterupsi guru atau dosen yang sedang mengajar

dengan sebuah pertanyaan sebelum sang guru / dosen tersebut

memberikan waktu khusus untuk bertanya kepadanya. Memotong

pembicaraan guru atau dosen termasuk su1ul adab kepada sang guru, dan

itu bias mengurangi keberkahan ilmu yang ia dapatkan, yang kedua

apabila si penanya telah menyampaikan pertanyaannya sementara kita

masih serius dalam pembicaraan maka kita lanjutkan pembicaraan sampai

selesai, baru kemudian menjawab pertanyaan yang disampaikan, hal itu

dimaksudkan agar tujuan dari pembicaraan tidak terputus.

"/


20/29

!isamping itu hadis di atas juga memberikan in'ormasi pada kita

tentang pro'esionalisme kerja, segala sesuatu harus diserahkan kepada

yang membidanginya atau orang yang berkompeten terhadapnya. Sebab

menyerahkan sesuatu kepada selain ahlinya hanya akan menyebabkan

kehancuran semata. *egitu juga dalam pendidikan, kompetensi guru

mutlak diperlukan dalam rangka menunjang mutu pendidikan, sebab tanpa

ditangani guru yang kompeten maka tujuan pendidikan tidak akan pernah

dapat dicapai.

(eutamaan Majelis )lmu

88 4 : :e ^;~u z ou e ’pr u v ?e] u •Z“] ” h ]

:v7 „;u …> z† …> h zu lb h vo@> ”_Š 7 „;u …> z† …> h zŠ Ze–b — ] v9;b ‚ƒb }~p ?b }Zb ™]Zb _o@] b

) :•>šb …> z z† …> h ›Zb ] .(„u …> œZub œZub Z“ >̃ ] v„ …> ;pXb ;pXb Z“˜> ] v…>462 [ .

)smail menceritakan kepadaku, beliau berkata, Malik menceritakan

kepadaku, dari )shak bin Abdullah bin Abi ;holhah sesungguhnya Abu

Marrah budak dari Aqil bin Abi ;halib memberikan in'ormasi kepadaku

!ari Abi aqid Al Iaitsi r.a., dia berkata 3 6 Pada suatu waktu asulullah

saw sedang duduk di masjid kemudianh datanglah tiga rombongan

manusia, yang dua kelompok menghadap rasulullah saw, sedang yang

satunya melihat tempat senggang dalam majelis itu, maka duduklah

mereka. Sedangkan yang lain duduk di belakang mereka, sedangkan

kelompok ketiga pergi dan berpaling. Setelah itu asulullah saw bersabda3

6 Adakah belum aku beritahukan kepadamu tentang tiga kelompok

manusia tersebut @. adapun kelompok pertama adalah mencari keridhoan

Allah swt, maka Allah ridho pula kepada mereka, adapun yang lainnya

mereka malu kepada Allah, maka Allahpun malu kepada mereka.

"0


21/29

Sedangkan yang satunya lagi mereka berpaling dari keridhoan Allah, maka

Allahpun berpaling dari mereka. =. *ukhori, *ab rang yang duduk

ketika sampai kesuatu majelis, dan rang yang melihat celah dalam

halaqoh lalu ia duduk di dalamnya&

=adis di atas menceritakan tentang keutamaan bermajelis ilmu,

bahkan dalam hadis lain asulullah mensi'ati majelis ilmu dengan sebutan

iyadhul >annah taman surga &. !imanapun kita berada apabila kita

lewat atau melihat halaqatul ilmi majelis ta1lim & maka seyogyanya kita

berhenti sejenak dan bergabung didalamnya dengan tujuan mencari ridho

Allah swt, jika itu kita lakukan maka Allahpun akan idho terhadap kita.

Subtansi hadis tersebut adalah merangsang para pencari ilmu agar

mencintai majelis ta1lim, sekolah, kampus ataupun tempat-tempat ilmu

lainnya.

Sekaligus larangan bagi kita untuk berpaling dari majelis ilmu,

dengan kata lain bahwa pulang dari kampus ketika ada dosen adalah

termasuk dalam kategori orang yang berpaling dari keridhoan Allah.

(etika kita berpaling dari keridhoan Allah maka Allahpun akan berpaling

dari kita. (etika Allah berpaling dari kita, siapa lagi yang kita harapkan

akan memberikan pertolongan kepada kita @. allahu a1lam.

'&


22/29

Pelajaran yang terkandung dalam dua ayat di atas, antara lain 3

$. ajib bertanya kepada orang yang berilmu bagi orang yang tidak tahu

tentang urusan agamanya, baik itu masalah akidah, ibadah, maupun

hukum.

". As-Sunnah merupakan kebutuhan mutlak, karena as-Sunnah

menjelaskan secara rinci kandungan al-ur1an yang bersi'at global dan

menjelaskan makna-maknanya.

(aitannya dengan subyek pendidikan adalah bahwa orang-orang

yang berilmu dan asulullah saw adalah sebagai pelaku pendidikan.

rang-orang yang berilmu harus menjawab pertanyaan orang-orang yang

bertanya tentang urusan agamanya, baik dalam masalah akidah, ibadah

maupun masalah hukum. >uga asulullah saw menjelaskan secara rinci

kandungan al-ur1an yang bersi'at global, dan menerangkan makna-

maknanya.

!alam proses pendidikan diperlukan subyek atau pelaku pendidikan,

subyek ini bisa berupa pendidik yang memberikan pengajaran atau

pendidikan& dan peserta didik yang mendapat pengajaran atau

pendidikan&. Seperti terdapat dalam ayat diatas, 0abi Muhammad

mendapat pelajaran dari Allah dan menyampaikan kepada umatnya, dalam

hal ini posisi 0abi Muhammad sebagai peserta didik dan juga sebagai

pendidik karena 0abi menerima pelajaran sekaligus juga menyampaikan

dan mengajarkannya kepada umatnya. Selain itu kita juga diperintahkan

untuk bertanya kepada orang lain tentang sesuatu yang belum diketahui,

walaupun orang tersebut tidak beragama )slam selama itu dilakukan demikebenaran.

Pendidik dan peserta didik sangat erat hubungannya, karena tanpa

salah satu dari mereka maka proses pendidikan tidak akan berjalan.

!engan adanya proses pendidikan diharapkan siswa menangkap materi

yang disampaikan oleh pendidik dengan baik dan mengaplikasikan ilmu

yang telah didapatkan dalam kesehariannya.

'"


23/29

ntuk menjadi seorang pendidik yang baik maka harus mempunyai

si'at-si'at seperti 3 (asih sayang kepada peserta didik, lemah lembut,

rendah hati, adil, konsekuen, perkataan sesuai dengan perbuatan,

sederhana, dan menghormati ilmu yang bukan pegangannya. *egitu pula

sebaliknya seorang peserta didik juga harus mempunyai sikap tawadhu1,

ulet, sabar dan tekun dalam menuntut ilmu.

P&$0"."'"" P&//" D" S'+."

Ada pepatah yang berbunyi 6malu bertanya sesat dijalan7, pepatah

ini sedikit tidak telah terjadi dalam pendidikan +aman sekarang.

(ebanyakan orang malu ataupun enggan untuk bertanya mengenai

masalah yang dihadapinya, lebih memilih bertindak tanpa dasar dari pada

harus bertanya mengenai permasalahannya. C'eknya adalah kesesatanlah

yang terjadi, beribadah tanpa berilmu, bertindak tanpa tahu sebab dan

akibatnya.

>ika melihat dari e'ek yang begitu dahsyat tersebut, maka haruslah

ditata kembali semangat belajar-mengajar kepada pendidik maupun

peserta didik. (etika pelajar tidak memahami hal yang diajarkan, maka

bertanyalah agar tidak tersesat bingung&. *egitu pula pendidik, ketika

ditanya dan tidak tahu mengenai pertanyaan tersebut, maka diundurlah

untuk menjawabnya agar bisa mencari tahu jawaban dari yang ditanyakan,

tidak langsung asal menjawab tanpa ada dasarnya.

D! S+%& &//" Q!S A' A" 66Secara 'iloso'i, pendidikan merupakan sebuah sistem yang memiliki

aspek-aspek yang saling berhubungan, menurut A.!. Marimba $N3 $-8F&,

pendidikan adalah proses membimbing atau memimpin yang dilakukan

secara sadar oleh pendidik untuk mengembangkan jasmani dan rohani peserta

didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. !alam proses

membimbing atau memimpin tersirat dua pihak yang saling berhubungan,

yaitu pendidik dan peserta didik. Selain itu, agar usaha dalam proses tersebut

''


24/29

dapat mencapai tujuan pendidik, maka diperlukan landasan / dasar yang jelas

serta alat dan badan / lembaga penyelenggaran pendidikan. !engan demikian

pendidikan terdiri dari beberapa aspek, yaitu 3 peserta didik, pendidik, dasar,

tujuan, alat dan badan / lembaga pendidikan.

*erdasarkan keterangan tersebut, pendidik merupakan salah satu bagian

integral dari sistem pendidikan. Pendidik atau yang layak disebut subyek

pendidikan adalah orang yang terlibat secara langsung dan kontinyu dalam

proses pendidikan. !alam dunia pendidikan, yang la+im disebut pendidik

adalah orang tua, guru dan para pemimpin tokoh& masyarakat atau orang-

orang yang telah dewasa. rang tua berperan sebagai pendidik di lingkungan

rumah tangga, guru sebagai pendidik di lingkungan sekolah. alaupun

peranan para pendidik ini berbeda tempatnya, tetapi tidak berarti mereka

bekerja sendiri-sendiri. Semuanya harus dapat memainkan perannya masing-

masing secara bertanggung jawab dalam kerangka kerjasama yang harmonis

dan saling mendukung agar peserta didik memiliki kepribadian yang

sempurna.

Musa berkata kepada (hidhr3O *olehkah aku mengikutimu supaya

kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah

diajarkan kepadamu@ OS. $N388&

;a'sir 3Asbabun 0u+ul3 Surah Al (ah'i 88

!alam ayat ini Allah menyatakan maksud 0abi Musa as datang kepada

Al (hidir, yaitu untuk berguru kepadanya. 0abi Musa memberi salam kepada

Al (hidir berkata kepadanya3 DSaya adalah MusaD. Al (hidir bertanya3

DMusa dari *ani )srael@D Musa menjawab3 D5a, benar Maka Al (hidir

memberi hormat kepadanya seraya berkata3 DApa keperluanmu datang

kemari@D 0abi Musa menjawab, bahwa beliau datang kepadanya supaya

diperkenankan mengikutinya dengan maksud supaya Al (hidir mau

'*


25/29

mengajarkan kepadanya sebagian ilmu yang telah Allah ajarkan kepada Al

(hidir itu, yaitu ilmu yang berman'aat dan amal saleh.

!alam ayat ini Allah menggambarkan secara jelas sikap 0abi Musa

sebagai calon murid kepada calon gurunya dengan mengajukan permintaan

berupa bentuk pertanyaan itu berarti 0abi Musa sangat menjaga kesopanan

dan mohon diperkenankan mengikutinya, supaya Al (hidir sudi mengajarkan

sebagian ilmu yang telah Allah berikan kepadanya.

Sikap yang demikian menurut Al adi, memang seharusnya dimiliki

oleh setiap pelajar dalam mengajukan pertanyaan kepada gurunya.

(eterangan-keterangan ini menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi antara

guru dan murid, harus berlangsung dalam suasana yang saling menghargai /

menghormati. Sikap ini ditunjukkan oleh 0abi Musa belajar kepada 0abi

(hidr a.s. sementara 0abi Musa a.s mempersilakan 0abi Musa a.s untuk ikut

belajar dengannya. Sikap 0abi Musa a.s, ini merupakan cerminan kesopanan

yang harus dilakukan oleh seorang peserta didik kepada gurunya. Sedangkan

sikap 0abi (hidr a.s merupakan cerminan dari kesabaran dan sikap lapang

dada dalam memberikan bimbingan / pengajaran.

!engan demikian, seorang mendidik harus memiliki kompetensi dan

kepribadian yang luhur dalam proses pembelajaran, diantaranya ada lah

dengan memiliki sikap sabar dalam menghadapi prilaku peserta didiknya.

>ika sikap seperti ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, maka akan

tercapai suasana yang kondusi' terhadap upaya memperoleh hasil belajar

yang berkualitas baik, salah satunya dengan menerapkan model pembelajara

6PA(CM7 pembelajaran akti', kreati', e'ekti' danmenyenangkan&.

Ayat ke-88 ini menjelaskan bahwa ucapan 0abi Musa as. terhadap

0abi (hidir as. adalah ucapan yang lemah lembut tanpa paksaan&. leh

karena itu wajib bagi seorang muta1allim pelajar& apabila menanyakan

sesuatu hal kepada mua1llim guru& dengan ucapan yang lemah lembut. (ata

attabi1uka ialah mengikuti dengan sungguh-sungguh.

Pada ayat ke-8: ini sebagai jawaban 0abi (hidir as. bahwa 0abi Musa

as. tidak akan sanggup mengikuti 0abi (hidir as. dengan alasan sudut

'(


26/29

pandang keilmuan yang berbeda. 0abi (hidir as. diberi ilmu yang si'atnya

batiniyah dalam& sedangkan 0abi

Ayat 8N ini menegaskan kepada 0abi Musa as. tentang sebab 0abi

Musa tidak akan bersabar nantinya kalau terus menerus menyertainya. 0abi

Musa as. akan melihat kenyataan pekerjaan 0abi (hidir as. yang secara

lahiriyah bertentangan dengan syariat 0abi Musa as. sehingga 0abi Musa as.

mengingkarinya karena menganggap hal yang mustahil. Sedangkan secara

batiniyah tidak mengetahui hikmahnya atau kemaslahatannya.

0abi Musa as. berjanji tidak akan mengingkari dan tidak akan

menyalahi apa yang dikerjakan oleh 0abi (hidir, dan berjanji pula akan

melaksanakan perintah 0abi (hidir selama perintah itu tidak bertentangan

dengan perintah Allah swt.

Selanjutnya dalam ayat :# 3 0abi (hidir as. dapat menerima 0abi Musa

as. dengan syarat3 6>ika kamu 0abi Musa& berjalan bersamaku, maka

janganlah kamu bertanya tentang sesuatu yang aku lakukan dan tentang

rahasianya, sehingga aku sendiri menerangkan kepadamu duduk

persoalannya. >angan kamu menegurku terhadap sesuatu perbuatan yang tidak

dapat kau benarkan hingga aku sendiri yang mulai menyebutnya untuk

menerangkan keadaan yang sebenarnya.

P&$0"."'"" P&//" D" S'+."

Pelajaran berharga kita dapatkan lewat kisah nabi (hidir dan nabi Musa

yang bisa kita jadikan acuan dalam proses belajar-mengajar. 0abi Musa

ketika meminta untuk mengikuti dan belajar kepada nabi (hidir lewat

pertanyaan, nabi Musa bertanya kepada nabi (hidir dengan kata-kata yang

begitu halusnya dan nabi (hidirpun memberikan jawaban dengan jawaban

yang halus pula.

Pendidikan masa kini kebanyakan tidak memperhatikan hal ini, pelajar

bertanya kepada pendidik dengan kata-kata yang semaunya dan pendidikpun

menjawab dengan jawaban yang seadanya. Maka disini perlulah bagi

pendidik dan pelajar agar memperhatikan kisah nabi (hidir dan nabi Musa

dalam proses belajar-mengajarnya.

'-


27/29

A III

SIMPULAN

!ari uraian surat-surat diatas, dapat kami simpulkan beberapa hal yang

berkaitan dengan subjek pendidikan.

S+$"# A$-R"0" ""# 1 4

$. (ata Ar-ahman menunjukkan si'at-si'at pendidik adalah murah hati,

penyayang dan lemah lembut, santun dan berakhlak mulia khususnya

kepada peserta didik dan kepada masyarakat pada umumnya.

". Al-uran merupakan sumber pendidikan )slam yang pertama dan utama,

karena Al-uran memiliki nilai absolut yang diturunkan dari Allah

%. ;ujuan utama dari pendidikan )slam adalah mencetak manusia yang

sempurna, berilmu, berakhlak dan beradab.

2. Ayat ini kaitannya dengan proses pendidikan adalah seorang guru apapun

pelajaran yang disampaikan, sampaikanlah dengan sejelas-jelasnya,

sampai pada tahap seorang siswa subyek didik& benar-benar 'aham.

S+$"# A-N"0

Seorang guru itu harus mempunyai kekuatan, baik kekuatan secara

jasmani maupun rohani. (ekuatan jasmani yakni berupa totalitas dalam mengajar,

penampilan dan perilaku yang baik,karena perilaku kita akan dijadikan cerminan

oleh murid-murid kita.

S+$"# A-N"' 43 - 44

.S. An-0ahl ayat 2%-22 terdapat hubungan yang sangart erat dengan

pendidikan, khususnya tentang subyek pendidikan. =al ini ditunjukkan dengan

pengajaran yang Allah berikan kepada 0abi Muhammad melalui malaikat >ibril

tentang ketauhidan dan sebagainya dan Allah menyuruh 0abi Muhammad untuk

menyampaikannya kepada umatnya.

')


28/29

Subyek pendidikan meliputi pendidik dan peserta didik, keduanya

merupakan suatu yang tidak dapat dipisahkan. >ika salah satu diantara keduanya

tidak ada maka tidak akan terjadi proses pendidikan, sehingga tujuan pendidikan

untuk mencapai insan kamil tidak akan dapat tercapai.

S+$"# A'-K" 66

Seorang mendidik harus memiliki kompetensi dan kepribadian yang luhur

dalam proses pembelajaran, diantaranya ada lah dengan memiliki sikap sabar

dalam menghadapi prilaku peserta didiknya. >ika sikap seperti ini dapat diterapkan

dalam proses pembelajaran, maka akan tercapai suasana yang kondusi' terhadap

upaya memperoleh hasil belajar yang berkualitas baik, salah satunya dengan

menerapkan model pembelajara 6PA(CM7 pembelajaran akti', kreati', e'ekti'

dan menyenangkan&

'


29/29

DAFTAR PUSTAKA

M. 1uraish Shihab.Tafsir Al-Misbah pesan, kesam dam keserasian al-Qur’an. 2akarta ! 3entera Hati.'&&'

2alalau#in Al4Mahalli #an 2alalu#in As4S,ututi terjemah Tafsir JalalainJilid 2. Sinar 5aru Algensi#o.

Hamka. Tafsir Al A6har 2u6u7 889%%. 2akarta ! PT. Kipas PutihAksara.

Muhamma# $asib ar4Rifa7i Terjemahan Taisiru al-Aliyyul Qadir li Ikhtishari Tafsir. 2akarta ! :ema %nsan. '&&".

Diterjemahkan oleh Ahma# mustofa Al4Maragi Tafsir Al-MaraiSemarang ! PT. Kar,a Toha Putra Semarang"0(.

Al ur1an dan terjemahnya reBisi terbaru& departemen agama ), hal $$N%

uraish shihab, ta'sir al-misbah jilid ))), hal 2$$

makalah pendidik

Documents