makalah pemilu di indonesia

28
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak ukur dari sebuah demokrasi. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap mencerminkan walaupun tidak begitu akurat, partisipasi dan kebebasan masyarakat. Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum (PEMILU) tidak merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai, lobbying, dan sebagainya. Di banyak negara berkembang beberapa kebebasan seperti yang dikenal di dunia barat kurang diindahkan. Seperti Indonesia, perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Selama 67 tahun berdirinya Republik Indonesia ternyata masalah pokok yang kita hadapi adalah bagaimana dalam masyarakat yang beraneka ragam pola budayanya dapat mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi disamping membina suatu kehidupan sosial dan politik yang demokratis.pada pokok masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dimana kepemimpinaan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 22-Jun-2015

6.191 views

Category:

Economy & Finance


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah pemilu di indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.     Latar Belakang

        Di kebanyakan negara demokrasi, pemilihan umum dianggap lambang, sekaligus tolak

ukur dari sebuah demokrasi. Hasil pemilihan umum yang diselenggarakan dalam suasana

keterbukaan  dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

mencerminkan walaupun tidak begitu akurat, partisipasi dan kebebasan

masyarakat. Sekalipun demikian, disadari bahwa pemilihan umum (PEMILU) tidak

merupakan satu-satunya tolak ukur dan perlu dilengkapi dengan pengukuran beberapa

kegiatan lain yang lebih bersifat berkesinambungan, seperti partisipasi dalam kegiatan partai,

lobbying, dan sebagainya.

        Di banyak negara berkembang beberapa kebebasan seperti yang dikenal di dunia barat

kurang diindahkan. Seperti Indonesia, perkembangan demokrasi di Indonesia telah

mengalami pasang surut. Selama 67 tahun berdirinya Republik Indonesia ternyata masalah

pokok yang kita hadapi adalah bagaimana dalam masyarakat yang beraneka ragam pola

budayanya dapat mempertinggi tingkat kehidupan ekonomi disamping membina suatu

kehidupan sosial dan politik yang demokratis.pada pokok masalah ini berkisar pada

penyusunan suatu sistem politik dimana kepemimpinaan cukup kuat untuk melaksanakan

pembangunan ekonomi serta nation building, dengan partisipasi rakyat seraya menghindarkan

timbulnya diktator.

        Pemilihan umum juga menunjukkan seberapa besar partisipasi politik masyarakat,

terutama di negara berkembang. Kebanyakan negara ini ingin cepat mengadakan

pembangunan untuk mengejar keterbelakangannya, karena dianggap bahwa berhasil-tidaknya

pembangunan banyak bergantung pada partisipasi rakyat. Ikut sertanya masyarakat akan

membantu penanganan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan-perbedaan etnis,

budaya, status sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Integritas nasional, pembentukan

identitas nasional, serta loyalitas terhadap negara diharapkan akan ditunjang pertumbuhannya

melalui partisipasi politik.

                                                                                                                                                 

Page 2: Makalah pemilu di indonesia

        Di beberapa negara berkembang partisipasi yang bersifat otonom, artinya lahir dari

mereka sendiri, masih terbatas.  Di beberapa negara yang rakyatnya apatis, pemerintah

menghadapi masalah bagaimana meningkatkan partisipasi itu, sebab jika partisipasi

mengalami jalan buntu , dapat terjadi dua hal yaitu “anomi” atau justru “ revolusi”. Maka

melalui pemilihan umum yang sering didefenisikan sebagai  “ pesta kedaulatan rakyat”,

masyarakat dapat secara aktif menyuarakan aspirasi mereka baik itu ikut berpartisipasi dalam

kegiatan partai, ataupun “menitipkan” dan “mempercayakan” aspirasi mereka pada salah satu

partai peserta PEMILU yang dianggap dapat memenuhi , serta menjalankan aspirasi

masyarakat  tyang telah dipercayakan pada partai tersebut.

         Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dan juga sebagai demokrasi yang

sedang berusaha mencapai stabilitas nasional dan memantapkan kehidupan politik  juga

mengalami gejolak-gejolak sosial dan politikdalam proses pemilihan umum. Hal inilah yang

menjadi latar belakang penulis dalam menulis makalah (papers) ini, selain sebagai

pemenuhan tugas sistem politik indonesia. Dalam perkembangan kehidupan politiknya,

indonesia selalu berusaha memperbaharui sistem pemlihan umumbaik itu dengan mengadopsi

sistem yang ada di dunia barat ( walaupun tidak semuanya bekerja efektif di dalam negeri

kita) untuk mencapai stabilitas nasional dan politik.

2.    Rumusan Masalah

1) Apakah yang dimaksud dengan pemilihan umum ?

2) Apa itu Sistem Pemilihan Umum ?

3)  Bagaimanakah jalannya sistem pemilihan umum di Indonesia ?

4) Apa sistem pemilihan umum yang cocok di terapkan di Indonesia ?

3.    Tujuan

1. Mengetahui tentang pemilihan umum

2. Mengetahui tentang sistem pemilihan umum

3. Mengetahui jalannya sistem pemilu di Indonesia

4. Mengetahui sistem pemilu yang cocok untuk Indonesia   

                     

Page 3: Makalah pemilu di indonesia

BAB II

TELAAH PUSTAKA

1.   Pemilu

            Menurut teori demokrasi klasik pemilu merupakan suatu Transmission of

Belt sehingga kekuasaan yang berasal dari rakyat dapat beralih menjadi kekuasaan negara

yang kemudian menjelma dalam bentuk wewenang pemerintah untuk memerintah dan

mengatur rakyat.

            Berikut beberapa pernyataan beberapa para ahli mengenai pemilu:

       Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim: pemilihan umum tidak lain adalah suatu cara untuk

memilih wakil-wakil rakyat. Dan karenanya bagi suatu negara yang menyebut dirinya sebagai

negara demokrasi, pemilihan umum itu harus dilaksanakan dalam wakru-waktu tertentu.

      Bagir Manan: Pemilhan umum yang diadakan dalam siklus lima (5) tahun sekali merupakan

saat atau momentum memperlihatkan secara nyata dan langsung pemerintahan oleh rakyat.

Pada saat pemilihan umum itulah semua calon yang diingin duduk sebagai penyelenggara

negara dan pemerintahan bergantung sepenuhnya pada keinginan atau kehendak rakyat.

2.  Sistem Pemilu

Sistem Pemilihan Umum adalah metode yang mengatur dan memungkin warga

negara memilih para wakil rakyat diantara mereka sendiri. Metode berhubungan dengan

prosedur dan aturan merubah ( mentransformasi ) suara ke kursi dilembaga perwakilan.

Mereka sendiri maksudnya yang memilih maupun yang hendak dipilih merupakan bagian

dari satu entitas yang sama.

            Terdapat komponen-komponen atau bagian-bagian yang merupakan sistem tersendiri

dalam melaksanakan pemilihan umum, antara lain:

Ø  Sistem pemilihan.

Ø  Sistem pembagian daerah pemilihan.

Ø  Sistem hak pilih.

Ø  Sistem pencalonan.

Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum,dengan berbagai

variasinya. Akan tetapi, umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu:

      

Page 4: Makalah pemilu di indonesia

Sistem Pemilihan Mekanis

Dalam sistem ini, rakyat dipandang sebagai suatu massa individu-individu yang sama.

Individu-individu inilah sebagai pengendali hak pilih dalam masing-masing mengeluarkan

satu suara dalam tiap pemilihan umum untuk satu lembaga perwakilan.

       Sistem pemilihan Organis

Dalam sistem organis, rakyat dipandang sebagai sejumlah individu yang hidup bersama-

sama dalam beraneka warna persekutuan hidup. Jadi persekuuan-persekutuan itulah  yang

diutamakan sebagai pengendali hak pilih.

Page 5: Makalah pemilu di indonesia

BAB III

PEMBAHASAN

1. Pemilihan Umum

Salah satu wujud demokrasi adalah dengan Pemilihan Umum. Dalam kata lain,

Pemilu adalah pengejawantahan penting dari “demokrasi prosedural”. Berkaitan dengan ini,

Samuel P. Huntington dalam Sahid gatara (2008: 207) menyebutkan bahwa prosedur utama

demokrasi adalah pemilihan para pemimpin secara kompetitif oleh rakyat yang bakal mereka

pimpin. Selain itu, Pemilu sangat sejalan dengan semangat demokrasi secara subtansi atau

“demokrasi subtansial”, yakni demokrasi dalam pengertian pemerintah yang diselenggarakan

dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya, rakyatlah yang memegang kekuasaan

tertinggi.

Pemilu adalah lembaga sekaligus prosedur praktik politik untuk mewujudkan

kedaulatan rakyat yang memungkinkan terbentuknya sebuah pemerintahan perwakilan

(representative government). Secara sederhana, Pemilihan Umum didefinisikan sebagai suatu

cara atau sarana untuk menentukan orang-orang yang akan mewakili rakyat dalam

menjalankan pemerintahan.

          Dalam pemilihan umum, biasanya para kandidat akan melakukan  kampanye sebelum

pemungutan suara dilakukan selama selang waktu yang telah dientukan. Dalam kampanye

tersebut para kandidat akan berusaha menarik perhatian masyarakat secara persuasif,

menyatakan visi dan misinya untuk memajukan dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

2. Tujuan Pemilihan Umum

Tujuan diselenggarkannya Pemilihan Umum adalah untuk memilih wakil rakyat dan

wakil daerah untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh

dukungan dari rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.

3. Manfaat Pemilu

Pemilu dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan

rakyat serta wujud paling konkret partisipasi rakyat dalam penyelenggaraan negara. Oleh

karena itu,sistem dan penyelenggaraan pemilu selalu menjadi perhatian utama karena melalui

Page 6: Makalah pemilu di indonesia

penataan, sistem dan kualitas penyelenggaraan pemilu diharapkan dapat benar-benar

mewujudkan pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat.             

4. Sistem Pemilihan Umum

Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam sistem Pemilihan Umum dengan berbagai

variasinya, akan tetapi pada umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu:

                                                                              

a. Sistem Distrk

Sistem ini merupakan sistem pemilihan umum yang paling tua dan didasarkan atas

kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut distrik karena kecilnya

daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Untuk

keperluan itu, negara dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam

dewan perwakilan rakyat ditentukan oleh jumlah distrik. Calon yang di dalam satu distrik

memperoleh suara terbanyak dikatakan pemenang, sedangkan suara-suara yang ditujukan

kepada calon-calon lain dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi, bagaimanapun

kecilnya selisih kekalahannya.

1)        Keuntungan Sistem Distrik

·            Sistem ini lebih mendorong ke arah integrasi partai-partai politik karena kursi yang

diperebutkan dalam setiap distrik pemilihan hanya satu. Hal ini akan mendorong partai-partai

untuk menyisihkan perbedaan-perbedaan yang ada dan mengadakan kerja sama, sekurang-

kurangnya menjelang pemilihan umum, antara lain melalui stembus accord.

·            Fragmentasi partai dan kecenderungan membentuk partai baru dapat dibendung;

malahan sistem ini bisa mendorong ke arah penyederhanaan partai secara alami dan tanpa

paksaan.

·            Karena kecilnya distrik, maka wakil yang terpilih dapat dikenal oleh komunitasnya,

sehingga hubungan denga konstituen lebih erat. Dengan demikian si wakil akan lebih

cenderung untuk memperjuangkan kepentingan distriknya.

·            Bagi partai besar system ini menguntungkan karena melalui distortion effect dapat

meraih suara dari pemilih-pemilih lain, sehingga memperoleh kedudukan mayoritas. Dengan

demikian, sedikit banyak partai pemenang dapat mengendalikan parlemen.

·            Lebih mudah bagi suatu partai untuk mencapai kedudukan mayoritas dalam

parlemen, sehingga tidak perlu diadakan koalisi dengan partai lain. hal ini mendukung

stabilitas nasional.

·            Sistem ini sederhana dan mudah untuk diselenggarakan.

Page 7: Makalah pemilu di indonesia

2)      Kelemahan Sistem Distrik

·            System ini kurang memperhatikan kepentingan partai-partai kecil dan golongan

minoritas, apalagi jika golongan-golongan ini terpencar dalam berbagai distrik.

·            Sistem ini kurang representatif dalam arti bahwa partai yang calonnya kalah dalam

suatu distrik kehilangan suara yang telah mendukungnya. Hal ini berarti bahwa ada sejumlah

suara yang tidak diperhitungkan sama sekali, atau terbuang sia-sia. Dan jika banyak partai

mengadu kekuatan, maka jumlah suara yang hilang dapat mencapai jumlah yang besar. Hal

ini akan dianggap tidak adil terhadap partai dan golongan yang dirugikan.

·            Sistem distrik dian  ggap kurang efektif dalam masyarakat yang plural karena terbagi

dalam kelompok etnis, religius, dan tribal, sehingga menimbulkan anggapan bahwa

kebudayaan nasional yang terpadu secara ideologis dan etnis mungkin merupakan prasyarat

bagi suksesnya sistem ini.

·            Ada kemungkinan si wakil cenderung untuk lebih memperhatikan kepentingan distrik

serta warga distriknya, daripada kepentingan nasional.

b.   Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem proporsional

Sistem ini dianut oleh Indonesia. Pemilu tidaklah langsung memilih calon yang

didukungnya, karena para calon ditentukan berdasarkan nomor urut calon-calon dari masing-

masing parpol atau organisasi social politik (orsospol). Para pemilih adalah memilih tanda

gambar atau lambing sustu orsospol. Perhitungan suara untuk menentukan jumlah kursi

raihan masing-m,asing orsospol, ditentukan melalui pejumlahan suara secara nasional atau

penjumlahan pada suatu daerah (provinsi). Masing-masing daerah diberi jatah kursi

berdasarkan jumlah penduduk dan kepadatan penduduk di daerah yang bersagkutan.

Banyak atau sedikitnya kursi yang diraih adalah ditentukan oleh jumlah suara yang

diraih masing-masing parpol atau orsospol peserta pemilihan umum. Calon terpilih untuk

menjadi wakil rakyat duitenukan berdasarkan  nomor urut calon yang disusun guna mewakili

orsospol pada masing-masing daerah. Inilah yang disebut perhitungan suara secara

proporsional, bukan menurut distrik pemilihan (yang pada setiap distrik hanya aka nada satu

calon yang terpilih).

1)      Keuntungan sistem proporsional

·          Dianggap lebih representative karena persentase perolehan suara setiap partai sesuai

dengan persentase perolehan kursinya di parlemen. Tidak ada distorsi antara perolehan suara

dan perolehan kursi.

Page 8: Makalah pemilu di indonesia

·          Setiap suara dihitung dan tidak ada yang hilang. Partai kecil dan golongan minoritas

diberi kesempatan untuk menempatkan wakilnya di parlemen. Karena itu masyarakat yang

heterogen dan pluralis lebih tertarik pada system ini.

2)      Kelemahan

·          Kurang mendorong partai-partai yang berintegrasi satu sama lain, malah sebaliknya

cenderung mempertajam perbedaan-perbedaan diantara mereka. Bertambahnya jumlah partai

dapat menghambat proses integrasi diantara berbagai golongan di masyarakat yang sifatnya

pluralis. Hal ini mempermudah fragmenrasi dan berdirinya partai baru yang pluralis.

·          Wakil rakyat kurang erat hubungannya dengan konstituennya, tetapi lebih erat dengan

partainya (termasuk dalam hal akuntabilitas). Peranan partai lebih menonjol daripada

kepribadian seorang wakil rakyat. Akibatnya, system ini member kedudukan kuat kepada

pimpinan partai untuk menentukan wakilnya di parlemen melaluin Stelsel daftar (List

System).

·          Banyaknya partai yang bersaing mempersukar satu partai untuk mencapai mayoritas

di parlemen. Dalam system pemerintahan parlementer, hal ini mempersulit terbentuknya

pemerintahan yang stabil karena harus mendasarkan diri pada koalisi.

5. Periodesasi Sistem Pemiluu Indonesia                                       

a. Zaman Demokrasi Parlementer (1945-1958)

          Sebenarnya pemilu sudah direncanakan sejak bulan oktober 1945, tetapi baru

dilaksanakan oleh kabinet Burhanuddin Harahap pada tahun 1955. Sistem pemilu yang

digunakan adalah sistem proporsional. Pada waktu sistem itu, sebagaimana yang dicontohkan

oleh Belanda, merupakan satu-satunya sistem pemilu yang dikenal dan dimengerti oleh para

pemimpin negara. Pada pemilu ini pemungutan suara dilakukan dua kali yaitu yang pertama

untuk memilih anggota DPR pada bulan September dan yang kedua untuk memilih anggota

Konstituante pada bulan Desember. Sistem yang digunakan pada masa ini adalah sistem

proporsional.

           Pemilihan umum dilakukan dalam suasana khidmat, karena merupakan pemilihan

pertama sejak awal kemerdekaan. Pemilihan umum berlangsung secara demokratis, tidak ada

pembatasan partai, dan tidak ada usaha interversi dari pemerintah terhadap partai-partai

sekalipun kampanye berlangsung seru, terutama antara Masyumi dan PNI. Serta administrasi

teknis berjalan lancar dan jujur.

Page 9: Makalah pemilu di indonesia

         Pemilihan umum menghasilkan 27 partai dan satu partai perseorangan, dengan jumlah

total 257 kursi. Namun stabilitas politik yang diharapkan dari pemilihan umum tidak

terwujud. Kabinet Ali (I dan II) yang memerinth selama 2 tahun dan yang terdiri atas koalisi

tga besar ,namun ternyata tidak kompak dalam menghadapi persoalan, terutama yang terkait

dengan konsepsi presiden yang diumumkan pada tanggal 21 Februari 1957.

Namun stabilitas politik yang sangat diharapkan dari pemilu tidak terwujud. Kabinet

Ali (I dan II) yang memerintah selama dua tahun dan yang terdiri atas koalisi tiga besar:

Masyumi, PNI, dan NU ternyata tidak kompak dalam menghadapi beberapa persoalan

terutama yang terkait dengan konsepsi Presiden Soekarno zaman Demokrasi  Parlementer

berakhir.

b.  Zaman Demokrasi Terpimpin  (1959-1965)

          Sesudah mencabut maklumat pemerintah November 1945 tentang kebebasan

mendirikan partai , presiden soekarno mengurangi jumlah partai menjadi 10. Kesepuluh ini

antara lain : PNI, Masyumi,NU,PKI, Partai Katolik, Partindo,Partai Murba, PSIIArudji, IPKI,

dan Partai Islam, kemudian ikut dalam pemilu 1971 di masa orde baru. Di zaman demokrasi

terpimpintidak diadakan pemilihan umum.

 

c.    Zaman Demokrasi Pancasila (1965-1998)

          Sesudah runtuhnya rezim demokrasi terpimpin yang semi otoriter ada harapan besar

dikalangan masyarakat untuk dapat mendirikansuatu sistem  politik yang demokratis dan

stabil. Salah satu caranya ialah melalui sistem pemilihan umum . pada saat itu

diperbincangkan tidak hanya sistem proporsional yang sudah dikenal lama, tetapi juga sistem

distrik yang di Indonesia masih sangat baru.

         Pendapat yang dihasilkan dari seminar tersebut menyatakan bahwa sistem distrik dapat

mengurangi jumlah partai politik secara alamiah tanpa paksaan, dengan harapan partai-partai

kecil akan merasa berkepentingan untuk bekerjasama dalam usaha meraih kursi dalam suatu

distrik. Berkurangnya jumlah partai politik diharapkan akan membawa stabilitas politik dan

pemerintah akan lebih berdaya untuk melaksanakan kebijakan-kebijakannya, terutama di

bidang ekonomi.

           Jika meninjau sistem pemilihan umum di Indonesia dapat ditarik berbagai

kesimpulan. Pertama, keputusan untuk tetap menggunakan sistem proporsional pada tahun

1967 adalah keputusan yang tepat karena tidak ada distorsi atau kesenjangan antara perolehan

Page 10: Makalah pemilu di indonesia

suara nasional dengan jumlah kursi dalam DPR. Kedua, ketentuan di dalam UUD 12945

bahwa DPR dan presiden tidak dapat saling menjatuhkan merupakan keuntungan, karena

tidak ada lagi fragmentasi karena yang dibenarkan eksistensinya hanya tiga partai saja. Usaha

untuk mendirikan partai baru tidak bermanfaat dan tidak diperbolehkan. Dengan demikian

sejumlah kelemahan dari sistem proporsional telah teratasi.

           Namun beberapa kelemahan masih melekat pada sistem politik ini. Pertama, masih

kurang dekatnya hubungan antara wakil pemerintah dan konstituennya tetap ada. Kedua,

dengan dibatasinya jumlah partai menjadi tiga telah terjadi penyempitan dalam kesempatan

untuk memilih menurut selera dan pendapat masing-masing sehingga dapat dipertanyakan

apakah sipemilih benar-benar mencerminkan, kecenderungan, atau ada pertimbangan lain

yang menjadi pedomannya. Ditambah lagi masalah golput, bagaimanapun juga gerakan

golput telah menunjukkan salah satu kelemahan dari sistem otoriter orde dan hal itu patut

dihargai. 

            Karena gagal menyederhanakan sistem partai lewat sistem pemilihan umum, Presiden

Soeharto mulai mengadakan beberapa tindakan untuk menguasai kehidupan kepartaian.

Tindakan pertama yang dilakukan adalah mengadakan fusi diantara partai-partai,

mengelompokkan partai-partai dalam tiga golongan yaitu Golongan Spiritual (PPP),

Golongan Nasional (PDI), dan Golongan Karya (Golkar). Pemilihan umum tahun1977

diselenggarakan dengan menyertakan tiga partai, dalam perolehan suara terbanyak Golkar

selalu memenangkannya.

d.   Zaman Reformasi (1998-sekarang)

Seperti dibidang-bidang lain, reformasi membawa beberapa perubahan fundamental.

Pertama, dibukanya kesempatan kembali untuk bergeraknya partai politik secara bebas,

termasuk medirikan partai baru.  Kedua, pada pemilu 2004 untuk pertama kalinya dalam

sejarah indonesiadiadakan pemilihan presiden dan wakil presiden dipilih melaluiMPR.

Ketiga, diadakannya pemilihan umum untuk suatu badan baru, yaitu Dewan Perwakilan

Daerah yang akan mewakili kepentingan daerah secara khusus. Keempat, diadakannya

“electoral thresold “ , yaitu ketentuan bahwa untuk pememilihan legislatif setiap partai harus

meraih minimal 3% jumlah kursi anggota badan legislatif pusat.

Ada satu lembaga baru di dalam lembaga legislatife, yaitu DPD ( dewan perwakilan

daerah ). Untuk itu pemilihan umum anggota DPD digunakan Sistem Distrik tetapi dengan

Page 11: Makalah pemilu di indonesia

wakil banyak ( 4 kursi untuk setiap propinsi). Untuk pemilihan anggota DPR dan DPRD

digunakan system proposional dengan daftar terbuka, sehingga pemilih dapat memberikan

suaranya secara langsung kepada calon yang dipilih. Dan pada tahun 2004, untuk pertama

kalinya diadakan pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung, bukan melalui

MPR lagi.

6. Pelaksanaan Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Indonesia

a.       Pemilu 1995

Pemilihan Umum Indonesia 1955 adalah pemilihan umum pertama di Indonesia dan

diadakan pada tahun 1955. Pemilu ini sering dikatakan sebagai pemilu Indonesia yangpaling

demokratis.

Pemilu tahun 1955 ini dilaksanakan saat keamanan negara masih kurang kondusif;

beberapa daerah dirundung kekacauan oleh DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia)

khususnya pimpinan Kartosuwiryo. Dalam keadaan seperti ini, anggota angkatan bersenjata

dan polisi juga memilih. Mereka yang bertugas di daerah rawan digilir datang ke tempat

pemilihan. Pemilu akhirnya pun berlangsung aman.

Pemilu ini bertujuan untuk memilih anggota-anggota DPR dan Konstituante. Jumlah kursi

DPR yang diperebutkan berjumlah 260, sedangkan kursi Konstituante berjumlah 520 (dua

kali lipat kursi DPR) ditambah 14 wakil golongan minoritas yang diangkat pemerintah.

Pemilu ini dipersiapkan di bawah pemerintahan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo.

Namun, Ali Sastroamidjojo mengundurkan diri dan pada saat pemungutan suara, kepala

pemerintahan telah dipegang oleh Perdana Menteri Burhanuddin Harahap.

b.      Pemilu 1971

Pemilihan Umum pertama sejak orde baru atau Pemilu kedua sejak Indonesia merdeka,

yakni Pemilu 1971 diikuti oleh 10 Organisasi Peserta Pemilu (OPP), yakni 9 partai politik

dan satu Golongan Karya. Undang-undang yang menjadi landasan hukumnya adalah UU No.

15 tahun 1969 tentang Pemilihan Umum dan UU No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan

Kedudukan PR, DPR dan DPRD.

c.    Pemilu 1977

Pemilu 1977 diselenggarkan dengan berlandaskan pada Undang-Undang No. 4 tahun1975

tentang Pemilihan Umum pengganti UU No. 15 tahun 1969, dan UU No. 5 tahun 1975

Page 12: Makalah pemilu di indonesia

pengganti UU No. 16 tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan PR, DPR dan DPRD.

Selain kedua UU tersebut, Pemilu 1977 juga menggunakan UU No. 3 tahun 1975 tentangv

Partai Politik dan Golongan karya. Berdasarkan ketiga UU itulah diselenggarakan Pemilihan

Umum pada tanggal 3 Mei 1977 dengan diikuti oleh 3 Organisasi Peserta Pemilu (OPP),

yakni dua Partai Politik dan satu Golongan Karya.

d.    Pemilu 1982

Dengan UU No. 2 tahun 1980 pengganti UU No. 4 tahun 1975 tentang Pemilihan Umum,

Indonesia kembali menyelenggarakan Pemilihan Umumnya yang keempat pada tanggal 4

Mei 1982.

e.    Pemilu 1987

Dengan UU No. 1 tahun 1985 penggantinUU No. 2 tahun 1980, Indonesia

menyelenggarakan Pemilihan Umum yang kelima tahun 1987. Pemungutan suara Pemilu

1987 secara serentak dilaksanakan pada tanggal 23 April 1987.

f.    Pemilu 1992

Mengingat UU No. 1 yahun 1985 ini dianggap masih sesuai dengan perkebangan politik

Orde Baru, tahun 1992 diselenggarakan Pemilu keenam di Indonesia berdasarkan paying

hokum yang sama dengan paying hokum Pemilu sebelumnya. Pemungutan suara

diselenggarakan secara serentak pada tanggal 9 Juni 1992.

g.    Pemilu 1997

Dengan paying hokum (undang-undang Pemilu) yang sama dengan Pemilun sebelumnya,

Indonesia kembalinmenyelenggarakan Pemilu yang ketujuh.

h.    Pemilu 1999

Pemilihan Umum 1999 ditujukan untuk memilih anggota DPR dan DPRD. Pemungutan

suaranya dilaksanakan pada taggal 7 Juni 1999. Pemilu ini diikuti oleh 48 Partai dengan

berlandaskan UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik dan Ubdang-Undang No. 3 tahun

1999 tentang Pemilihan Umum. Pemilu 1999 ini disebut oleh banyak kalangan sebagai

Pemilu paling Demokratis setelah Pemilu 1955. Cara pembagian kursi hasil Pemilu kali ini

tetap menggunakan system proporsional dengan mengikuti Varian Roget. Dalam system ini,

Page 13: Makalah pemilu di indonesia

sebuah partai memperoleh kursi seimbang dengan suara yang diperolehnya di daerah

pemilihan, termasuk perolehan kursi berdasarkan the largest remainder.

i. Pemilu 2004

Pemilu ini berbeda dengan pemilu sebelumnya, termasuk Pemilu 1999. Hal ini

dikarenakan selain demokratis dan bertujuan memilih anggota DPR dan DORD, Pemilu 2004

juga memilih Dewan Perwakilan daerah (DPD) dan memilih Presiden dan Wakil Presiden

tidak dilakukan secara terpisah. Pada Pemilu ini, yang terpilih adalah pasangan calon

(pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden). Bukan calon Presiden dan calon Wakil

Presiden secara terpisah.

j.    Pemilu 2009

Sama halnya dengan Pemilihan Umum 2004, Pemilihan Umum 2009 juga dibagi menjadi

tiga tahapan.

a)    Tahap pertama merupakan Pemilihan Umum yang ditujuan untuk memilih anggota

DPR, DPD dan DPRD, atau biasa disebut Pemilu Legislatif 2009. Pemilu ini diikuti oleh 38

partai yang memenuhi criteria untuk ikut serta dalam Pemilihan Umum 2009. Pemilu ini

diselenggarakan secara serentak di hamper seluruh wilayah Indonesia pada Tanggal 9 April

2009, yang seharusnya dijadwalkan berlangsung tanggal 5 April 2009.

b)   Tahap kedua atau Pemilu Presiden dan Wakil Presiden putaran pertama adalah untuk

memilih pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Tahap kedua ini

dilaksanakan pada tanggal 8 Juli 2009.

c)    Tahap ketiga atau Pemilu Presidan dan Wakil Presiden tahap puturan kedua adalah

babak terakir yang dilaksanakan hanya apabila pada tahap kedua, belum ada pasangan calon

yang mendapatkan suara lebih dari 50% (bila keadaannya demikian, dua pasangan calon yang

mendapatkan suara terbanyak akan diikutsertakan pada Pemilu Presiden putaran kedua. Akan

tetapi apabila pada Pemilu Presiden putaran pertama sudah ada pasangan calon yang

mendapatkan suara lebih dari 50 persen, pasangan calon tersebut akan langsung diangkat

menjadi Presiden dan Wakil Presiden. Tahap ketiga ini dilaksanakan pada taggal 8 September

2009.

7.   Asas-asas Pemilihan Umum

Meskipun Undang-Undang Politik tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu) dari Pemilu ke

Pemilu beberapa kali mengalami perubahan, perubahan itu ternyata tidak bersifat mendasar.

Page 14: Makalah pemilu di indonesia

Secara umum, asas-asas dari Pemilu ke Pemilu di Indonesia dapat digambarkan sebagai

berikut.

a)      Langsung, yaitu rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya

secara langsung, sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

b)      Umum, yaitu pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai

dengan undang-undang berhak mengikuti Pemilu. Pemilihan yang bersifat umum menjamin

kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi

berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status

sosial.

c)      Bebas, yaitu setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya

tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap

warga negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai kehendak hati nuarani

dan kepentingannya.

d)     Rahasia, yaitu dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak

akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya

pada surat suara tanpa dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan.

e)      Jujur, yaitu setiap penyelenggara Pemilu, aparat pemerintah, peserta Pemilu, pengawas

Pemilu, pemantau Pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus bersikap dan

bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

f)       Adil, yaitu setiap pemilih dan peserta Pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta

bebas dari kecurangan pihak mana pun.

8.  Sistem Pemilihan Umum Yang Cocok Untuk Indonesia

             Pemilihan umum merupakan proses politik yang secara konstitusional bersifat nyata

bagi negara demokrasi. Sebagai sistem, demokrasi nyata-nyatanya telah teruji dan diakui

paling realistik san rasional untuyk mewujudkan tatanan soaial, politik, ekonomi yang

populalis, adil dan beradab, kendati bukan tanpa kelemahan. Begitu tak terbantahkannya

tesis-tesis demokrasi sehingga hampir semua penguasa otoriter dan tiran menyebut sitem

yang digunakannya sebagai sistem demokratis.

            Disamping menjadi prasyarat demokrasi, pemilu juga menjadi pintu masuk atau tahap

awal dari proses perkembangan demokratis. Perjalanan panjang Indonesia dalam

Page 15: Makalah pemilu di indonesia

menyelenggarakan  pemilu sejak tahun 1955 memberi pelajaran berharga untuk menata

kehidupan bangsa kedepan menuju kehidupan yang lebih baik. Bangsa Indonesia mempunyai

komitmen yang kuat untuk menyelenggarakan pemilu 2004 dengan format berbeda dengan

sebelumnya, sehingga azas langsung umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dapat dilaksanakan

secara benar, konsekuen dan dapat dipertanggungjawabkan baik secara hukum, moral,

maupun politis.

        Dilihat dari sisi keanekaragaman masyarakat Indonesia dan kondisinya saat ini sistem

proporsional tertutup lebih cocok. Mengutip pendapat dari Direktur Eksekutif Perkumpulan

untuk pemilu dan demokrasi (PERLUDEM) bahwa sistem pemilu proprosional untuk

fenomena politik Indonesia saat ini lebih menguntungkan. Walaupun sistem pemilu tidak ada

yang terbaik untuk suatu negara, yang terpernting adalah mencari sistem pemilu yang cocok

dan pas dengan suatu negara. Sebelum memutuskan hal tersebut , juga harus pas dengan

instrumen yang lain. Dengan sistem proprosional tertutup nanti biaya bisa ditekan karena

partai politik menjadi satu-satunya pengendali dana kampanye. Selain itu juga bisa menutup

terbukanya peluang persaingan yang tidak sehat antara para caleg. Bukan berarti sistem

proporsional tertutup itu tanpa prasyarat, kalau tidak nantinya akan terjadi oligarkhi. Meski

dibilang tertutup bukan berarti publik tidak tahu sama sekali. Tetap ada daftar caleg yang

disampaikan kepada KPU untuk diumumkan. Sistem parliamentary thresold (PT) akan

mengurangi drastis jumlah partai di parlemen. Namun dalam multipartai sederhana tidak

berkaitan dengan besaran parliamentary thresold . tujuan adanya PT adalah ingin

menyederhanakan partai dan juga proprosionalitas.

                                                                                                                                                       

                        

         Yang diperketat untuk pemerintahan efektif adalah ambang batas fraksi di parlemen

ketimbang angka PT tinggi. Makin tinggi PT maka indeks ketidak proporsionalan makin

tinggi. Selain itu perlu adanya transparansi keuangan partai. Sebelumnya, memena setiap

pemilu rasanya negeri ini diancam taring-taring perbedaan landasan yang menjadi basis

setiap organisasi pesreta pemilu.  Yang satu mengatasnamakan agama, yang satu

mengatasnamakan pancasila dan yang satunya lagi mengatasnamakan nasionalis. Meski

ketiganya juga bersikeras sebagai kekuatan politiik pancasila. Kompetensi politik dengan

demikian lebih mempunyai potensi untuk terbentuknya konflik politik. Tidak ada yang lebih

mengerikan bagi setiap negara berkembang daripada itu.

                                                                                                                          

Page 16: Makalah pemilu di indonesia

BAB IV

PENUTUP

1.    Kesimpulan

          Di kebanyakan negara demokrasi, pemilu dianggap sebagai lambang dan tolak ukur

demokrasi. Pemilu yang terbuka, bebas berpendapat dan bebas berserikat mencerminkan

demokrasi walaupun tidak  beguitu akurat. Pemilihan umum ialah suatu proses pemilihan

orang-orang  untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Dalam ilmu politik dikenal

berbagai macam sistem pemilu dengan berbagai variasi, tetapi umumnya berkisdar pada dua

prinsip pokok, yaitu : sistem distrik dan sistem proprosional.

          Sejak awal kemerdekaan Indonesia telah mengalami pasang surut dalam sistem pemilu.

Dari pemilu terdahulu hingga sekarang dapat diketahui bahwa adanya upaya untuk mencari

sistem pemilihan umum yang cocok untuk Indonesia . sejak awal pemerintahan yaitu

demokrasi parlementer, terpimpin, pancasila dan reformasi, dalam kurun waktu itulah

Indonesia telah banyak mengalami transformasi politik dan sistem pemilu.

          Melihat fenomena  politik Indonesia, sistem pemilihan umum proprosinal tertutup

memang lebih menguntungkan , tetapi harus diikuti dengan transparansi terhadap publik

kalau tidak akan menimbulkan oligarki pemerintahan.

           Pada akhirnya konsilidasi partai politik dan sistem pemilihan umum sudsah berjalan

denganm baik. Akan tetapi, itu belum berarti kehidupan kepartaian Indonesia juga sudah

benar-benar siap untuk memasuki zaman global. Sejumlah kelemahan yang bisa

diinventarisir dari kepartaian kita adalah rekrutmen politik, kemandirian secara pendanaan,

kohesivitas internal,dan kepemimpinan.

             

2.    Saran

            Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan kehidupan politik Indonesia

semakin kompleks. Diharapkan dengan semakin banyaknya pengalaman dan perkembangan

politik Indonesia dapat menciptakan stabilitas nasional. Tugas pembangunan kehidupan

Page 17: Makalah pemilu di indonesia

politik pada masa yang akan datang bukan hanya tugas partai politik saja, tetapi semua

elemen pemerintahan dan tidak ketinggalan masyarakat juga harus ikut berpartisipasi

mengembangkan perpolitikan di Indonesia. Manejemen dan kepemimpinan juga haruis terus

ditingkatkan, ongkos politik yang tidak terlalu mahal  dan transparansi terhadap publik harus

dekembangkan dan ditumbuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar stabilitas

nasional dan politik kita semakin kokoh

          Bagi pemerintah, hendaknya merumuskan kebijakan mengenai Pemilu dengan sebaik-

baiknya, menyeleksi jumlah partai dengan ketat, dan melakukan sosialisasi politik secara

maksimal kepada masyarakat dan sebaiknya pemerintah membuat  pembenahan misalnya

pendidikan dan pemberian informasi yang lengkap terhadap masyarakat sebagai pemilih.

·           Bagi partai politik, hendaknnya memaksimalkan fungsi-fungsi partai yang berkaitan

dengan komunikasi, partisipasi, dan sosialisasi untuk melakukan pendidikan politik kepada

masyarakatdan tidak melakukan praktek money politic.

·         

Bagi masyarakat, supaya tidak mau menerima praktek money politic yang dilakukan

oleh partai politik, agar tidak menyesal untuk kedepannya dan tidak golput dalam pemilihan

dan juga harus peka terhadap partai politik.

·         Bagi praja, seharusnya praja lebih  peduli terhadap informasi terkait dengan perkembangan

perpolitikan di Indonesia untuk meningkatkan pandangan dan pemikiran aktual mengenai

kondisi bangsa sehingga dapat menularkan ilmu yang didapat kepada orang-orang yang

disekitarnya yang belum mengerti tentang pemilu.

                                                                                                                                                       

                        

Page 18: Makalah pemilu di indonesia

DAFTAR PUSTAKA 

Budiardjo, Miriam .2008.dasar-dasar ilmu politik (edisi revisi).Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Prihatmoko, dkk. 2008.Menang Pemilu Ditengah Oligarki Partai.Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Suber Internet :

www.google.com