makalah pemfis tingkat kesadaran

7
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem persarafan berfungsi sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh.Sistem persarafan terdiri atas saraf pusat dan saraf perifer. Dalam pengkajian sistem persarafan,pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan fungsi kesadaran, mental,dan gerakan sensasi. Pengkajian terhadap riwayat cedera kepala, pembedahan pada persarafan, pingsan, maupun stroke perlu ditanyakan. Gangguan persarafan dapat menyebabkan gangguan dalam beraktivitas. Dalam rangka menegakkan diagnosis penyakit saraf diperlukan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan mental dan laboratorium (penunjang). Pemeriksaan neurologis meliputi: pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur). Selama beberapa tahun ini ilmu serta teknologi kedokteran maju dan berkembang dengan pesat. Banyak alat dan fasilitas yang tersedia, dan memberikan bantuan yang sangat penting dalam mendiagnosis penyakit serta menilai perkembangan atau perjalanan penyakit. Saat ini kita dengan mudah dapat mendiagnosis perdarahan di otak, atau keganasan di otak melalui pemeriksaan pencitraan. Kita juga dengan mudah dapat menentukan polineuropati dan perkembangannya melalui pemeriksaan kelistrikan. Di samping kemajuan yang pesat ini, pemeriksaan fisik dan mental di sisi ranjang (bedside) masih tetap memainkan peranan yang penting. Kita bahkan dapat meningkatkan kemampuan 1

Upload: beatle-kang-nanang

Post on 22-Dec-2015

472 views

Category:

Documents


47 download

DESCRIPTION

Keperawratan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Pemfis Tingkat Kesadaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem persarafan berfungsi sebagai pengatur berbagai aktivitas tubuh.Sistem persarafan

terdiri atas saraf pusat dan saraf perifer. Dalam pengkajian sistem persarafan,pertanyaan yang

diajukan berkaitan dengan fungsi kesadaran, mental,dan gerakan sensasi. Pengkajian terhadap

riwayat cedera kepala, pembedahan pada persarafan, pingsan, maupun stroke perlu

ditanyakan. Gangguan persarafan dapat menyebabkan gangguan dalam beraktivitas. Dalam

rangka menegakkan diagnosis penyakit saraf diperlukan pemeriksaan anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan mental dan laboratorium (penunjang). Pemeriksaan

neurologis meliputi: pemeriksaan kesadaran, rangsang selaput otak, saraf otak, sistem

motorik, sistem sensorik refleks dan pemeriksaan mental (fungsi luhur).

          Selama beberapa tahun ini ilmu serta teknologi kedokteran maju dan berkembang

dengan pesat. Banyak alat dan fasilitas yang tersedia, dan memberikan bantuan yang sangat

penting dalam mendiagnosis penyakit serta menilai perkembangan atau perjalanan penyakit.

Saat ini kita dengan mudah dapat mendiagnosis perdarahan di otak, atau keganasan di otak

melalui pemeriksaan pencitraan. Kita juga dengan mudah dapat menentukan polineuropati

dan perkembangannya melalui pemeriksaan kelistrikan.

Di samping kemajuan yang pesat ini, pemeriksaan fisik dan mental di sisi ranjang

(bedside) masih tetap memainkan peranan yang penting. Kita bahkan dapat meningkatkan

kemampuan pemeriksaan di sisi ranjang dengan bantuan alat teknologi yang canggih. Kita

dapat mempertajam kemampuan pemeriksaan fisik dan mental dengan bantuan alat-alat

canggih yang kita miliki.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan tingkat kesadaran?

2. Bagaimana Etiologi yang mempengaruhi penurunan tingkat kaesadaran?

3. Bagamana cara mengukur tingkat kesadaran?

4. Bagaimana teknik pemeriksaan fisik tingkat kesadaran (GCS) ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH

Adapun tujuan dan manfaat makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian tingkat kesadaran?

2. Mengetahui Etiologi yang mempengaruhi penurunan tingkat kaesadaran?

3. Mengetahui cara mengukur tingkat kesadaran?

4. Mengetahui Bagaimana teknik pemeriksaan fisik tingkat kesadaran (GCS) ?

1

Page 2: Makalah Pemfis Tingkat Kesadaran

BAB II

PEMBAHASAN

TINGKAT KESADARAN

PENGERTIAN

Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap

rangsangan dari lingkungan, tingkat kesadaran dibedakan menjadi :

1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab

semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya..

2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,

sikapnya acuh tak acuh.

3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-

teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.

4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang

lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah

dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.

5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap

nyeri.

6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan

apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon

pupil terhadap cahaya).

Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk

perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena

berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang

kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau

sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan

dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian). Jadi sangat

penting dalam mengukur status neurologikal dan medis pasien. Tingkat kesadaran ini

bisa dijadikan salah satu bagian dari vital sign.

2

Page 3: Makalah Pemfis Tingkat Kesadaran

ETIOLOGI

Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan defisit fungsi otak. Tingkat kesadaran

dapat menurun ketika :

1. Otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia)

2. Kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok)

3. Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis)

4. Pada keadaan hipo atau hipernatremia

5. Dehidrasi; asidosis, alkalosis

6. Pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan

tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak)

7. Infeksi (encephalitis); epilepsi.

MENGUKUR TINGKAT KESADARAN

Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil se-objektif mungkin adalah

menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera

kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran

dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang

menunjukan adanya penurunan kesadaran.

Metode ke 2 adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik

(alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau

pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri

(unresponsive).

Metode ke 3 yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih

sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness),

bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon

(unresponsiveness).

3

Page 4: Makalah Pemfis Tingkat Kesadaran

BAB III

PEMBAHASAN

Pemeriksaan Fisik Tingkat Kesadaran

Pemeriksaan fisik Memakai nilai GCS ( Glasgow Coma Scale )  dinilai berdasarkan 3

respon pasien :

1. Respon membuka mata

2. Respon verbal

3. Respon motorik

Cara Penulisan : GCS = MVK = 456

1. Respon membuka mata  ( nilai 1-4 )

    Cara :

– Dekati pasien dan perhatikan respon membuka mata pasien dan beri stimula si

perintah dan nyeri pada pemeriksaan berikutnya, beri nilai :

4  = membuka spontan

3  = dengan perintah

2  = dengan rangsangan nyeri

1  = dengan nangsangan nyeri tidak membuka mata

2. Respon verbal ( nilai 1-5 )

     Cara :

– Tanyakan kepada pasien dengan pertanyaan mudah dan sederhana :

 5  = orientasi baik ( sesuai pertanyaan dan kalimat baik )

 4  = tidak sesuai dengan pertanyaan, struktur kalimat baik

 3  = struktur kalimat kacau

 2  = hanya bersuara

 1  = tidak bersuara

3. Respon motorik ( nilai 1 – 6 )

     Cara :

– Perintahkan pasien untuk menggerakkan tangan dan beri stimulasi nyeri pada

pemeriksaan berikutnya :

6  = dapat menggerakkan  tangan sesuai perintah

5  = Melokalisir dengan stimulasi

4  = Menghindar/ menolak / meronta dengan stimulasi

3  = Fleksi dengan stimulasi

4

Page 5: Makalah Pemfis Tingkat Kesadaran

2  = Ekstensi dengan stimulasi

1  = Tidak ada respon

Nilai maksimal penilaian dengan menggunakan GCS adalah 15 sementara nilai minimal 3.

Nilai kurang atau sama dengan 8 menunjukkan klien dengan kesadaran koma; skor 9-12 :

gangguan kesadaran tingkat sedang ; dan skor 13-15: gangguan kesadaran tingkat ringan

(kesadaran baik).

5