makalah pbl blok 10 h
TRANSCRIPT
Sistem Urinaria dan Gangguan Keseimbangan Cairan pada Ginjal
Jorisca
Mahasiswi Semester III
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
PendahuluanSistem urinaria merupakan salah satu sitem penting dalam tubuh manusia dimana peran
utamanya untuk mengatur homeostasis tubuh.1 Sistem ini mengatur penyerapan kembali zat-
zat yang masih dapat digunakan oleh tubuh dan mengsekresi zat-zat yang asing atau tidak
berguna bagi tubuh lewat urin karena jika tidak diekskresi dapat menjadi racun bagi tubuh
kita sendiri. Sistem ini diregulasi oleh beberapa organ tubuh yang memiliki fungsinya
masing-masing. Dalam makalah ini akan dibahas secara makroskopis, mikroskopis, dan
fisiologis mengenai organ-organ tersebut.
Anatomi
Sistem urinaria baik perempuan maupun laki-laki terdiri dari sepasang ginjal, 2 saluran
ureter, 1 vesica urinaria, 1 uretra. Ginjal memproduksi urin, kemudian ureter membawa urin
ke dalam sebuah kantung kemih untuk penampungan sementara, lalu uretra yang mengalirkan
urin keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.1
Ren
Ren merupakan yang berbentuk seperti kacang merah yang terletak retro peritoneal dekat
dinding posterior abdomen di kiri kanan kolumna vertebralis dengan panjang sekitar 12,5 cm
dan tebal 2,5 cm.1 Letak ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena pada bagian
atas ginjal kanan terdapat organ hati.1 Ginjal kanan terletak pada iga 12 atau lumbal 3-4
sementara ginjal kiri terletak pada iga 11 atau lumbal 2-3. Bagian depan ginjal lebih cembung
daripada bagian belakangnya serta bagian superiornya lebih tumpul daripada bagian
1
inferiornya dikarenakan terdapat glandula suprarenal yang menempel pada bagian superior
ginjal.2
Ginjal memiliki tiga lapis pembungkus.2 Lapisan yang pertama adalah capsula fibrosa.
Capsula fibrosa melekat pada ginjal dan tidak menyelubungi glandula suprarenalis. Capsula
fibrosa ini mudah dilepas namun apabila terjadi peradangan, capsula fibrosa ini menjadi
sukar untuk dilepas. Pembungkus yang kedua yang capsula adiposa. Capsula adiposa ini
mengandung anyak lemak. Capsula adiposa ini membungkus ginjal serta glandula suprarenal.
Capsula adiposa pada bagian depan lebih tipis daripada bagian belakang. Capsula adiposa ini
terdapat dalam spatium perirenal (Gerota). Pembungkus yang ketiga adalah fascia renalis.
Fascia renalis berasal dari fascia transversalis dan terdiri dari dua lembar, depan dan
belakang. Fascia renalis adalah pembungkus terluar.1 Bagian depan disebut fascia prerenalis
dimana bagian kanan dan kiri bersambungan. Sementara bagian belakang disebut fascia
retrorenalis yang melekat pada mm. quadratus lumborus, psoas major, dan columna
vertebralis. Kedua lembar fascia renalis tetap terpisah ke kaudal dan bersatu ke kranial,
sehingga kantung ginjal terbuka ke bawah.
Bagian-bagian ginjal sebagian besar terdiri dari korteks renal dan medulla renal. Korteks
renal menempati sepertiga bagian ginjal dan medulla renal menempati dua pertiganya. Hal ini
akan dibahas lebih lanjut pada bagian mikroskopis ginjal.
Perdarahan ginjal terdiri dari arteri renalis yang merupakan caang dari aorta abdominalis.
Arteri renalis ginjal kanan lebih panjang dibanding ginjal kiri karena menyilang vena cava
inferior di belakangnya. Ateri renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan
bercabang dua. Cabang yang satu ke depan ginjal dan yang satunya ke belakang ginjal. Arteri
renalis yang ke depan ginjal lebih panjang daripada yang ke belakang ginjal. Sewaktu masuk
ke hilus renalis, arteri renalis bercabang menjadi lima arteri segmental yang tidak
beranastomosis. Kelima segmen tersebut yaitu anterior superior, anterior inferior, superior,
inferior, dan posterior.
Arteri renalis depan dan belakang bertemu di lateral pada garis Broedel. Arteri ini akan
bercabang lagi dan berjalan di antara lobus ginjal yang dinamakan arteri interlobaris. Setelah
mencapai perbatasan korteks dan medulla ginjal, arteri interlobaris bercabang lagi menjadi
arteri arkuata atau arteri arciformis. Arteri ini mengelilingi korteks dan medulla. Arteri
arkuata mempercabangkan arteri interlobularis dimana arteri ini berjalan sampai tepi korteks
2
ginjal dan mempercabangkan vas afferens yang akan berjalan masuk ke glomerulus dan
membentuk anyaman yang disebut arteriol rectae. Arteriol rectae kemudian sebbagian akan
ke permukaan ginjal (vv. Stellatae verheyenii) dan sebagian masuk ke medulla (v.
interlobularis. Selanjutnya, dari vena interlobularis akan menuju vena arkuata kemudian vena
interlobaris kemudian ke vena renalis dan akhirnya menuju vena cava inferior.
Aliran getah bening menuju ke nnll para-aorticae. Persarafannya yaitu melalui plexus renalis.
Plexus renalis berasal dari plexus coeliacus dan mengandung saraf-saraf simpatis
vasomotorik dan viseral afferent. Persarafan ginjal ini terlekak pada segmen thoracal 12
sampai lumbal 1 atau 2.
Hubungan ginjal dengan organ sekitarnya dibagi menjadi bagian anterior dan posterior.
Bagian anterior ginjal kanan berhubungan dengan bagian kedua dari duodenum, flexura coli
dextra, jejunum, bare area hepar, dan glandula suprarenal kanan. Bagian anterior ginjal kiri
berhubungan dengan kauda pankreas, flexura coli sinistra, lien, gaster, jejunum dan glandula
suprarenal kiri.
Bagian posterior ginjal berhubungan dengan atap dan dinding dorsal ruang abdomen. Bagian
posteriornya berhubungan dengan diafragma (arcus lumbocostalis), m.psoas major dan
m.quadratus lumborum, ujung processus transversus vertebra lumbal 1 sampai 3, serta
aponeurosis m. transversus abdominis. Pada bagian posterior ini juga berhubungan dengan
saraf-saraf, yaitu n. subcostalis Th 12, n. iliohypogastricus L 1, dan n. ilio-inguinalis L 1. Iga
ke 12 medial melekat pada diafragma bagian akhir dan di atas diafragma ada pleura. Apabila
melakukan operasi ginjal, apabila melukai diafragma ini dapat menyebabkan cavum pleura
terbuka.
Ureter
Kedua ureter melintas lewat tepi pelvis, ventral terhadap pangkal arteria iliaca externa. 3Ureter dibagi menjadi pars abdominalis dan pars pelvina.3 Panjangnya 25-30 cm. Ureter
merupakan lanjutan dari pelvis renis menuju distal dan bermuara pada vesica urinaria.
Selama perjalanan ureter ke vesica urinaria, ureter mengalami tiga tempat penyempitan.
Pertama yaitu pada uretero-pelvic junction, flexura marginalis (L 5), dan muara ureter ke
dalam vesica urinaria.
3
Perdarahan ureter merupakan cabang-caang dari a. renalis, aa. vesicales superior dan inferior,
dan cabang-cabang aorta, a. spermatica/ovarica, serta a. iliaca communis. Getah bening ureter
yaitu nnll. Lumbales dan iliaca interna.
Persarafan ureter dari serabut-serabut simpatik postganglionic. Persarafannya dibagi dua,
sebelah atas terdiri dari plexus renalis dan plexus intermesenterikus, sebelah bawah terdiri
dari plexus hypogastrikus inferior (plexus pelvikus), plexus hypogastrikus superior, dan
plexus testikularis, serta serabut-serabut afferent viseral yang mendampingi. Serabut-serabut
afferent viseral ini yang menyalurkan rasa nyeri misalnya ketika ada batu yang mau keluar
dari ureter.
Pars abdominalis ureter terletak sebelah ventral dari peritoneum dan menyilang vasa
spermatica interna/ovarica. Ureter sebelah kanan pars abdominalis melalui pars descendens
duodeni dan vena cava inferior, av colica dextra dan iliocolica, radix mesenterii, dan ileum
bagian akhir. Ureter sebelah kiri pars abdominalis melalui av colica sinistra dan mesocolon
sigmoideum. Sebelah dorsal ureter pars abdominalis disilang oleh . psoas major dan n.
genitofemoralis.
Pars pelvina ureteris berjalan mula-mula anterior terhadap a. iliaca communis/a. iliaca interna
kemudian menuju spina ischiadica kemudia ke depan medial dan masuk ke dalam vesica
urinaria.
Perjalanan ureter laki-laki berbeda dengan perempuan. Namun akan dibahas perjalanan ureter
laki-laki karena berkenaan dengan skenario. Ureter laki-laki terletak di depan dan di atas
glandula vesiculosa. Ureter ini menyilang ductus deferens di sebelah lateral bawah dan
bermuara ke dalam vesica urinaria.
Vesica Urinaria
Vesica urinaria merupakan kantung musculomembranaceae yang dapat teregang, berbentuk
cekung dan benbentuk dinding muskular yang sangat kuat. Vesica urinaria ini memiliki
fungsi sebagai tempat penampungan urin sementara. Pada bayi dan anak-anak, vesica urinaria
terletak di ruang abdomen. Sejak usia 6 tahun sampai pubertas, vesica urinaria masuk
seluruhnya pada pelvis major. Setelah pubertas, vesica urinaria masuk seluruhnya pada pelvis
minor.
Vesica urinaria berbentuk menyerupai telur dalam keadaan terisi dan limas dalam keadaan
kosong.3 Vesica urinaria terdiri dari bagian apex, fundus, corpus, dan sollum.
4
Gambar 1. Vesica Urinaria, diunduh dari
http://hadijah-arsyad.blogspot.com/2011/11/vesika-urinaria.html
Apex vesica urinaria dihubungkan ke kranial oleh urachus sampai ke umbilicus membentuk
ligamentum umbilicale mediale (gambar 1).3 Apex vesica urinaria tertutup peritoneum dan
berbatasan dengan ileum.3
Fundus pada laki-laki dipisahkan dari rectum oleh spatium rectovesicale.3
Collum vesica urinaria berbatasan dengan permukaan atas glandula prostata dan difiksasi
oleh ligamentum puboprostaticus pada laki-laki.
Dinding vesica urinaria dikelilingi oleh m. detrusor. M. detrusor ini ke arah collum
membentuk m. sphincter uretra interna yang berfungsi untuk mencegah refluks ejakulasi
semen ke dalam vesica urinari dan untuk membuka orificium uretra interna.
Dasar dari vesica urinaria ini berbentuk segitiga (trigonum vesicae Liutaudi). Pada sudut
laterosuperior kiri dan kanan terdapat orificium ureteris yang kea rah inferior membentuk
orificium uretra interna yang berfungsi untuk mencegah refluks urin ke dalam ureter.
Permukaan latero inferior berhubungan dengan m. obturator interna pada bagian kranial dan
m. levator ani pada bagian distal.
Vesica urinaria diperdarahi oleh a. vesicalis superior, a. vesicalis inferior, a. obturatoria, dan
a. glutea inferior.3 A. vesicalis superior memperdarahi anterosuperior vesica urinaria.3 A.
vesicalis inferior memperdarahi fundud dan collum vesica urinaria.3
Pembuluh balik pada laki-laki oleh plexus venosus vesicalis yang menerima darah dari plexus
venosus prostaticus.3 Plexus ini menerima darah dari v. dorsalis penis profunda dan bermuara
5
melalui v. vesicalis inferior kemudian menuju v. iliaca interna kemudian ke v. iliaca
communis dan akhirnya ke vena cava inferior.3
Vesica urinaria dipersarafi oleh serat simpatis dan parasimpatis.3 Serat simpatis keluar dari
medulla spinalis setinggi lumbal dan thoracica inferior, kemudian menuju plexus
vesicalis/pelvicus melalui plexus dan n. hypogastricus.3
Serat parasimpatis keluar dari medulla spinalis setinggi sacral dibawa oleh n. splanhnicus
pelvicus dan plexus hypogastricus inferior.3
Uretra
Uretra laki-laki diperdarahi oleh a. rectalis media dan a. vesicalis inferior.3 Pembuluh
baliknya yaitu vena dari dua bagian proximal uretra bermuara ke plexus venosus prostaticus.3
Uretra laki-laki dipersarafi oleh plexus prostaticus (serat afferent viseral, simpatis, dan
parasimpatis).3
Histologi
Gambar 2. Irisan Ginjal, diunduh dari
http://agussisyantobiologi.blogspot.com/2013/01/sistem-ekskresi-pada-manusia.html
Bila permukaan irisan ginjal dibelah dua, makan dapat dibedakan bagian korteks yang
berwarna coklat kemerahan gelap dan medulla yang berwarna lebih muda.
6
Unit fungsional ginjal disebut nefron yang terdiri dari korpus Malpighi, tubulus kontortus
proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal kemudian
berlanjut ke duktus koligens.
Korpus malpighi terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman. Urin primer dialirkan ke
dalam ruang bowman. Glomerulus terdiri dari korteks dan medulla (gambar 2). Medulla renis
terdiri dari 8-15 piramid renalis. Di bagian medulla, terdapat papilla renalis yang merupakan
babgian yang menonjol ke dalam calyx minor. Di antara pyramid-piramid terdapat kolumna
renalis Bertini. Beberapa calyx minor mementuk calyx major. Calyx major berisi urin
sekunder. Beberapa calyx major menjadi ureter. Ruangan tempat calyx disebut sinus renalis.
Hilus renalis merupakan tempat keluar-masuknya pembuluh-pembuluh dan pelvis renis.
Garis-garis dari medulla yang masuk ke dalam korteks disebut processus medullaris Ferreini.
Ansa Henle terbagi menjadi tiga segmen. Segmen tebal desenden atau tubulus rektus
proksimal, segmen tipis ansa henle, dan segmen tebal asenden atau tubulus rektus distal.
Pada korteks ginjal dapat ditemukan korpuskel Malpighi, tubulus kontortus proksimal, dan
tuulus kontortus distal sedangkan pada medulla terdapat ansa henle.
Struktur nefron terdiri dari dua bagian besar, yaitu korpuskel renalis dan tubulus renalis.
Korpuskel renalis terdiri dari kapsula glomerulus merupakan tempat filtrasi plasma.
Kapsula glomerulus terdiri dari dua lapis epitel membran, yaitu lapisan parietal luar yang
membentuk dinding korpuskel luar dan lapisan parietal dalam yang melapisi kapiler-kapiler
terdiri dari podosit. Pada glomerulus, darah masuk melalui arteriol afferen dan keluar melalui
arterio efferent. Kapiler glomerulus mengandung pori-pori (tipe fenestrata). Glomerulus
terdiri dari dua kutub, yaitu kutub vascular dan kutub urinarius. Kutub vaskular sebagai
tempat masuknya arteriol afferen dan keluarnya arterio efferen sementara kutu urinarius
sebagai tempat mulainya tubulus kontortus proksimal. Lamina basal glomerulus tebal yang
berfungsi sebagai barir filtrasi. Sel-sel mesangial melekat pada kapiler berfungsi sebagai
makrofag untuk membersihkan lamina basal.
Tubulus renalis merupakan tempat filtrasi, reabsorpsi garam-garam spesifik dan air, sekresi
limbah metabolik, mengalirkan urin ke duktus koligens.
Di atas badan Malpighi terdapat apparatus juxtaglomerular yang terdiri dari sel-sel
juxtaglomerulus yang menghasilkan renin, sel-sel mesangil ekstraglomerular yang mungkin
menghasilkan eritropoetin, dan makula densa yang berfungsi sebagai sensor osmolaritas
cairan di dalam tubulus distal.
7
Ginjal memiliki sawar ginjal yang berfungsi untuk memisahkan darah kapiler glomerulus dari
filtrate dalam rongga kapsula bowman. Sawar ginjal meliputi endotel kapiler fenestrata,
lamina basal, dan pedikel podosit. Lamina basal dianggap sebagai saringan utama yang
mencegah masuknya molekul besar.
Pada bagian korteks, terdapat tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
Epitel tubulus kontortus proksimal kuboid rendah, inti bulat, bersifat asidofil. Selain itu, inti
sel jaraknya berjauhan dan lumen tidak jelas karena terdapat brush border. Fungsinya yaitu
untuk absorpis makromolekul dari filtrat glomerulus dan beberapa transport ion.
Pada tubulus kontortus distal, epitelnya selapis kuboid rendah dan bersifat basophil. Jarak inti
sel berdekatan, lumen jelas karena tidak ada brush border, lumen lebih tebal daripada tubulus
kontortus proksimal. Kemudian ada makula densa yang menempel di tubulus ontortus distal
dekat glomerulus. Fungsinya untuk reansorpsi dan sekresi.
Pada bagian medulla terdapat tubulus rektus proksimal, tubulus rektus distal, duktus koligens,
ansa henle. Baik tubulus rektus proksimal maupun distal serupa dengan tubulus kontortus
proksimal maupun distal, bedanya hanya selnya lebih rendah.
Duktus koligens memiliki sitoplasma pucat dan batas sel yang jelas, serta epitelnya selapis
kubis. Duktus koligens berjalan dalam berkas medulla menuju ke medulla. Di bagian medulla
yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang besar
disebut duktus papilaris Belini. Duktus papillaris memiliki epitel selapis toraks.
Ureter memiliki epitel transisional, lamina propria, dan otot polos dengan urutan dari dalam
ke luar yaitu longitudinal-sirkular-longitudinal.
Vesika urinaria terdiri dari tunika mukosa, tunika muskular, dan tunika adventitia. Tunika
mukosa berisi epitel transisional dan lamina propria. Tunika muskular dengan urutan
longitudinal-sirkular-longitudinal. Tunika adventitia yang terdiri dari jaringan ikat
fibroelastis. Pada vesika urinaria terdapat sel payung.
Uretra merupakan saluran yang menghubungkan vesika urinaria ke lingkungan luar. Pada
pria, uretra juga berfungsi sebagai saluran pengeluaran air mani. Uretra terdiri dari tunika
mukosa, tunika muskularis, dan tunika adventitia. Tunika mukosa terdiri dari epitel
transitional sampai berlapis gepeng. Tunika muskularis terdiri dari otot polos.
8
Pada pria, uretra pria terbagi menjadi empat bagian, yaitu pars pra-prostatica yang terletak
sebelum kelenjar prostat. Pars prostatica yang terletak di prostat. Disini juga terdapat
pembukaan kecil dimana terletak muara vas deferens. Pars membranosa yang panjangnya
sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis. Pars spongiosa/kavernosa
panjangnya sekitar 15 cm dan melintas di korpus spongiosum penis.
Fisiologi
Fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostasis antara lain mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh, mempertahankan volume plasma, mempertahankan keseimbangan asam basa,
mengekskresi sisa metabolisme serta senyawa asing, dan sebagai fungsi hormon (sekresi
renin, eritropoeitin, dan kalsitriol).4
Proses utama di ginjal meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Cairan yang difiltrasi dari
glomerulus ke kapsula bowman harus mengalami tiga lapisan yang menyusun membran
glomerular.5 Tiga lapisan tersebut adalah dinding kapiler glomerular, membranan basalis,
serta lapisan dalam kapsula bowman.5 Ketiga lapisan tersebut berfungsi untuk menahan sel
darah dan protein plasma, tetapi membiarkan air serta molekul-molekul kecil yang larut
untuk lewat.5
Dinding kapiler glomerular terdiri dari selapis sel endothelial.5 Dinding kapiler ini
terperforasi oleh banyak pori-pori yang menyebakan dinding kapiler ini seratu kali lebih
permeable terhadap air dan bahan larut lainnya daripada kapiler-kapiler lain dalam tubuh.5
Membrana basalais tersusun atas kolagen untuk kekuatan struktural, glikoprotein untuk
memfiltrasi protein plasma kecil.5 Glikoprotein bermuatan negatif, sementara albumin yang
merupakan protein plasma terkecil juga bermuatan negatif sehingga walaupun albumin
merupakan protein plasma terkecil, albumin tidak dapat lewat karena gaya tolak-menolak
antar muatan negatif tersebut.5 Protein-protein besar tidak cukup melewati pori-pori.
Sejumlah kecil protein yang masuk akan diambil oleh tubulus proximal secara endositosis
kemudian didegradasi menjadi asam amino konstituen yang kemudian dikembalikan ke darah
sehingga di dalam urin yang normal tidak mengandung protein.5
Lapisan dalam kapsula bowman terdiri dari podosit yang mengelilingi glomerular.5 Podosit
ini akan membentuk filtration slit.5
Filtrasi dipengaruhi oleh tekanan filtrasi yang ditimbulkan oleh gaya-gaya Starling. Gaya
Starling terdiri dari tekanan hidrostatik glomerulus (utama) yang sifatnya mendorong filtrasi.
Kemudian ada tekanan hidrostatik kapsula bowman yang sifatnya melawan filtrasi. Lalu ada
9
tekanan onkotik (protein plasma). Tekanan hidrostatik glomerulus besarnya 55 mmHg.
Tekanan hidrostatik kapsula bowman besarnya 15 mmHg. Tekanan onkotik besarnya 30
mmHg. Sehingga resultan gaya dari ketiganya adalah 10 mmHg.
Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus bergantung pada tekanan darah sistemik dan diameter
arteriol afferen dan efferen. Apabila terjadi perubahan pada Glomerulus Filtration Rate
(GFR) terutama disebabkan oleh perubahan tekanan kapiler glomerulus. Namun bisa juga
disebabkan oleh perubahan tekana onkotik plasma dan tekanan hidrostatik kapsula bowman.
Perubahan tekanan onkotik plasma bisa disebabkan oleh luka bakar luas sehingga
menyebabkan kadar protein turun sehingga filtrasi naik. Selain itu juga karena dehidrasi yang
menyebabkan kadar protein naik sehingga filtrasi turun.
Perubahan tekanan hidrostatik kapsula bowman dapat disebabkan karena adanya sumbatan di
bagian distal.
Apabila sewaktu-waktu tekanan darah berubah, maka tekanan arterio afferen setempat yang
akan berubah namun tekanan sepanjang kapilernya tetap karena adanya mekanisme
autoregulasi. Mekanisme autoregulasi ini sangat diperlukan untuk mencegah perubahan
spontan terhadap GFR. Mekanisme autoregulasi dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang
meliputi mekanisme miogenik dan tubuloglomerular feedback.
Faktor miogenik adalah pengaturan dimana misalkan tekanan darah naik sehingga
menyebabkan arteri aferen konstriksi. Hal ini akan dikompensasi dengan otot yang meregang
sehingga menyebabkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi menyebabkan aliran darah menurun
sehingga filtrasi pun menurun. Begitu pula ketika tekanan darah turun sehingga menyebabkan
arteri aferen dilatasi. Hal ini akan dikompensasi dengan otot yang menegang sehingga
menyebabkan vasodilatasi sehingga aliran darah naik dan filtrasi dapat kembali normal.
Tubuloglomerular feedback artinya apabila terjadi sesuatu pada tubuler akan menyebabkan
umpan balik ke glomerulus. Misalnya tekanan darah sistemik turun, GFR dan filtrasi pun
akan turun. Hal ini menyebabkan durasi reabsorbsi Na bertambah lama sehingga reabsorbsi
Na lebih banyak. Kadar Na di tubuler menjadi rendah dan akan terdeteksi oleh mekula densa.
Selanjutnya akan diaktivasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS). Pengaktivan
RAAS ini akan meningkatkan tekanan darah, arus darah, dan GFR.
Proses yang terjadi di ginjal antara lain reabsorpsi tubulus. Tubulus proksimal melaksanakan
reabsorbsi obligat dimana kadar reabsorbsi tetap 65% walaupun jumlah air yang masuk
10
banyak ataupun sedikit. Tubulus distal melaksanakan reabsorbsi fakultatif dimana
dipengaruhi oleh hormon aldosteron. Jika minum sedikit, kadar aldosterone meningkat,
begitu pula sebaliknya.
Di tubulus proksimal, terjadi proses reabsorbsi glukosa dan asam amino, ion Na, ion PO4, air,
urea, dan ion K. glukosa dan asam amino direabsorbsi dengan bantuan kontranspor ion Na.
Ion Na berperan sebagai molekul pembawa. Ion Na sendiri direabsorbsi secara aktif dengan
ion Cl mengikuti. Pada tubulus proksimal disekresikan ion H dan ion organik.
Pada ansa Henle pars desenden terjadi reabsorbsi air sementara pada pars asenden terjadi
reabsorbsi NaCl. Di pars asenden ini tidak permeable terhadap substansi lain.
Pada tubulus distal, terjadi reabsorbsi ion Na dan air dan sekresi ion K dan ion H.
Pada duktus koligen terjadi reabsorbsi air dan sekresi H. Sekresi ion H dipengaruhi oleh pH
cairan tubuh.
Hormon yang berperan pada tubulus distal adalah aldosteron. Hormon yang berperan pada
duktus koligens adalah ADH. Keduanya disekresikan dari hipofisis posterior dan bergantung
kepada situasi dan kebutuhan tubuh kita. Misalkan kadar ion Na terdeteksi tinggi dalam
darah, hipofisis posterior terstimulasi untuk melepaskan ADH. ADH meningkatkan
reabsorbsi Na sehingga urin yang keluar sedikit dan kadar Na menjadi lebih rendah.
Peningkatan reabsorbsi Na juga meningkatkan reabsorbsi air karena Na bersifat osmotik
sehingga dapat menarik air.
Di ginjal terdapat mekanisme counter current multiplier dan counter current exchanger.
Counter current multiplier terjadi di ansa henle. Fungsinya yaitu untuk membuat cairan
interstisial medulla hiperosmolar, air keluar dari ansa henle, dan untuk pemekatan urin.
Counter current exchanger terjadi di vasa recta dan sangat permiabel terhadap air. Fungsinya
adalah untuk mempertahankan hiperosmolaritas medulla dengan cara mengangkut nutrien
dan oksigen ke tubulus.
Berkaitan dengan skenario tentang gula darah (glukosa), maka akan dibahas mengenai
reabsorbsi glukosa. Reabsorbsi glukosa terjadi di segmen awal tubulus proksimal.
Reabsorbsinya simport dengan reabsorbsi ion Na. Transpor maksimum glukosa adalah 375
mg/menit pada pria dan 300 mg/menit pada wanita.
11
Tubular maksimum merupakan ambang ginjal untuk glukosa dimana jumlah maksimal
molekul pembawa adalah 375 mg/menit.
Apabila kadar glukosa yang difiltrasi melebihan batas tubular maksimum tersebut, maka
dapat terjadi glukosuria yaitu kelebihan glukosa dalam darah. Glukosa merupakan zat dengan
ambang tinggi. Zat dengan ambang tinggi ini akan diabsorbsi hampir seluruhnya kembali ke
dalam tubuli ginjal apabila kadarnya dalam darah normal.
Jadi batas ambang ginjal untuk glukosa adalah 170-180 mg%. Jadi, apabila kadar glukosa
darah lebih dari 180 mg% dapat terjadi glukosuria.
Kesimpulan
Sistem urinaria adalah sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah dimana adanya
reabsorbsi untuk zat-zat yang masih berguna oleh tubuh dan eksresi zat-zat yang sudah tidak
berguna oleh tubuh. Sistem urinaria didukung oleh beberapa organ yang memiliki fungsi
masing-masing memiliki fungsi tertentu. Ginjal memiliki ambang batas untuk setiap zat dan
apabila suatu zat yang difiltrasi melebihi batas ambang tersebut, maka dapat berdampak tidak
baik bagi tubuh, contoh jika kelebihan glukosa menyebabkan glukosuria.
Daftar Pustaka
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2004.
2. Wibowo Daniel S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : Gramedia Widiasarana
Indonesia; 2005.
3. Moore KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Hipokrates; 2002.p.155-8.
4. Saiffudin. 2009. Fisiologi tubuh manusia. Jakarta : Salemba Medika; 2009.
5. Sherwood L. Human physiology. Jakarta : EGC; 2011.p. 515-21.
12