makalah pbl blok 10 h

20
Sistem Urinaria dan Gangguan Keseimbangan Cairan pada Ginjal Jorisca [email protected] Mahasiswi Semester III FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731 [email protected] Pendahuluan Sistem urinaria merupakan salah satu sitem penting dalam tubuh manusia dimana peran utamanya untuk mengatur homeostasis tubuh. 1 Sistem ini mengatur penyerapan kembali zat-zat yang masih dapat digunakan oleh tubuh dan mengsekresi zat-zat yang asing atau tidak berguna bagi tubuh lewat urin karena jika tidak diekskresi dapat menjadi racun bagi tubuh kita sendiri. Sistem ini diregulasi oleh beberapa organ tubuh yang memiliki fungsinya masing-masing. Dalam makalah ini akan dibahas secara makroskopis, mikroskopis, dan fisiologis mengenai organ-organ tersebut. Anatomi Sistem urinaria baik perempuan maupun laki-laki terdiri dari sepasang ginjal, 2 saluran ureter, 1 vesica urinaria, 1 uretra. Ginjal memproduksi urin, kemudian ureter membawa urin ke dalam sebuah kantung kemih untuk penampungan sementara, 1

Upload: chompz-mumu-phantars

Post on 10-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah PBL Blok 10 h

Sistem Urinaria dan Gangguan Keseimbangan Cairan pada Ginjal

Jorisca

[email protected]

Mahasiswi Semester III

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

[email protected]

PendahuluanSistem urinaria merupakan salah satu sitem penting dalam tubuh manusia dimana peran

utamanya untuk mengatur homeostasis tubuh.1 Sistem ini mengatur penyerapan kembali zat-

zat yang masih dapat digunakan oleh tubuh dan mengsekresi zat-zat yang asing atau tidak

berguna bagi tubuh lewat urin karena jika tidak diekskresi dapat menjadi racun bagi tubuh

kita sendiri. Sistem ini diregulasi oleh beberapa organ tubuh yang memiliki fungsinya

masing-masing. Dalam makalah ini akan dibahas secara makroskopis, mikroskopis, dan

fisiologis mengenai organ-organ tersebut.

Anatomi

Sistem urinaria baik perempuan maupun laki-laki terdiri dari sepasang ginjal, 2 saluran

ureter, 1 vesica urinaria, 1 uretra. Ginjal memproduksi urin, kemudian ureter membawa urin

ke dalam sebuah kantung kemih untuk penampungan sementara, lalu uretra yang mengalirkan

urin keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.1

Ren

Ren merupakan yang berbentuk seperti kacang merah yang terletak retro peritoneal dekat

dinding posterior abdomen di kiri kanan kolumna vertebralis dengan panjang sekitar 12,5 cm

dan tebal 2,5 cm.1 Letak ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena pada bagian

atas ginjal kanan terdapat organ hati.1 Ginjal kanan terletak pada iga 12 atau lumbal 3-4

sementara ginjal kiri terletak pada iga 11 atau lumbal 2-3. Bagian depan ginjal lebih cembung

daripada bagian belakangnya serta bagian superiornya lebih tumpul daripada bagian

1

Page 2: Makalah PBL Blok 10 h

inferiornya dikarenakan terdapat glandula suprarenal yang menempel pada bagian superior

ginjal.2

Ginjal memiliki tiga lapis pembungkus.2 Lapisan yang pertama adalah capsula fibrosa.

Capsula fibrosa melekat pada ginjal dan tidak menyelubungi glandula suprarenalis. Capsula

fibrosa ini mudah dilepas namun apabila terjadi peradangan, capsula fibrosa ini menjadi

sukar untuk dilepas. Pembungkus yang kedua yang capsula adiposa. Capsula adiposa ini

mengandung anyak lemak. Capsula adiposa ini membungkus ginjal serta glandula suprarenal.

Capsula adiposa pada bagian depan lebih tipis daripada bagian belakang. Capsula adiposa ini

terdapat dalam spatium perirenal (Gerota). Pembungkus yang ketiga adalah fascia renalis.

Fascia renalis berasal dari fascia transversalis dan terdiri dari dua lembar, depan dan

belakang. Fascia renalis adalah pembungkus terluar.1 Bagian depan disebut fascia prerenalis

dimana bagian kanan dan kiri bersambungan. Sementara bagian belakang disebut fascia

retrorenalis yang melekat pada mm. quadratus lumborus, psoas major, dan columna

vertebralis. Kedua lembar fascia renalis tetap terpisah ke kaudal dan bersatu ke kranial,

sehingga kantung ginjal terbuka ke bawah.

Bagian-bagian ginjal sebagian besar terdiri dari korteks renal dan medulla renal. Korteks

renal menempati sepertiga bagian ginjal dan medulla renal menempati dua pertiganya. Hal ini

akan dibahas lebih lanjut pada bagian mikroskopis ginjal.

Perdarahan ginjal terdiri dari arteri renalis yang merupakan caang dari aorta abdominalis.

Arteri renalis ginjal kanan lebih panjang dibanding ginjal kiri karena menyilang vena cava

inferior di belakangnya. Ateri renalis masuk ke dalam ginjal melalui hilus renalis dan

bercabang dua. Cabang yang satu ke depan ginjal dan yang satunya ke belakang ginjal. Arteri

renalis yang ke depan ginjal lebih panjang daripada yang ke belakang ginjal. Sewaktu masuk

ke hilus renalis, arteri renalis bercabang menjadi lima arteri segmental yang tidak

beranastomosis. Kelima segmen tersebut yaitu anterior superior, anterior inferior, superior,

inferior, dan posterior.

Arteri renalis depan dan belakang bertemu di lateral pada garis Broedel. Arteri ini akan

bercabang lagi dan berjalan di antara lobus ginjal yang dinamakan arteri interlobaris. Setelah

mencapai perbatasan korteks dan medulla ginjal, arteri interlobaris bercabang lagi menjadi

arteri arkuata atau arteri arciformis. Arteri ini mengelilingi korteks dan medulla. Arteri

arkuata mempercabangkan arteri interlobularis dimana arteri ini berjalan sampai tepi korteks

2

Page 3: Makalah PBL Blok 10 h

ginjal dan mempercabangkan vas afferens yang akan berjalan masuk ke glomerulus dan

membentuk anyaman yang disebut arteriol rectae. Arteriol rectae kemudian sebbagian akan

ke permukaan ginjal (vv. Stellatae verheyenii) dan sebagian masuk ke medulla (v.

interlobularis. Selanjutnya, dari vena interlobularis akan menuju vena arkuata kemudian vena

interlobaris kemudian ke vena renalis dan akhirnya menuju vena cava inferior.

Aliran getah bening menuju ke nnll para-aorticae. Persarafannya yaitu melalui plexus renalis.

Plexus renalis berasal dari plexus coeliacus dan mengandung saraf-saraf simpatis

vasomotorik dan viseral afferent. Persarafan ginjal ini terlekak pada segmen thoracal 12

sampai lumbal 1 atau 2.

Hubungan ginjal dengan organ sekitarnya dibagi menjadi bagian anterior dan posterior.

Bagian anterior ginjal kanan berhubungan dengan bagian kedua dari duodenum, flexura coli

dextra, jejunum, bare area hepar, dan glandula suprarenal kanan. Bagian anterior ginjal kiri

berhubungan dengan kauda pankreas, flexura coli sinistra, lien, gaster, jejunum dan glandula

suprarenal kiri.

Bagian posterior ginjal berhubungan dengan atap dan dinding dorsal ruang abdomen. Bagian

posteriornya berhubungan dengan diafragma (arcus lumbocostalis), m.psoas major dan

m.quadratus lumborum, ujung processus transversus vertebra lumbal 1 sampai 3, serta

aponeurosis m. transversus abdominis. Pada bagian posterior ini juga berhubungan dengan

saraf-saraf, yaitu n. subcostalis Th 12, n. iliohypogastricus L 1, dan n. ilio-inguinalis L 1. Iga

ke 12 medial melekat pada diafragma bagian akhir dan di atas diafragma ada pleura. Apabila

melakukan operasi ginjal, apabila melukai diafragma ini dapat menyebabkan cavum pleura

terbuka.

Ureter

Kedua ureter melintas lewat tepi pelvis, ventral terhadap pangkal arteria iliaca externa. 3Ureter dibagi menjadi pars abdominalis dan pars pelvina.3 Panjangnya 25-30 cm. Ureter

merupakan lanjutan dari pelvis renis menuju distal dan bermuara pada vesica urinaria.

Selama perjalanan ureter ke vesica urinaria, ureter mengalami tiga tempat penyempitan.

Pertama yaitu pada uretero-pelvic junction, flexura marginalis (L 5), dan muara ureter ke

dalam vesica urinaria.

3

Page 4: Makalah PBL Blok 10 h

Perdarahan ureter merupakan cabang-caang dari a. renalis, aa. vesicales superior dan inferior,

dan cabang-cabang aorta, a. spermatica/ovarica, serta a. iliaca communis. Getah bening ureter

yaitu nnll. Lumbales dan iliaca interna.

Persarafan ureter dari serabut-serabut simpatik postganglionic. Persarafannya dibagi dua,

sebelah atas terdiri dari plexus renalis dan plexus intermesenterikus, sebelah bawah terdiri

dari plexus hypogastrikus inferior (plexus pelvikus), plexus hypogastrikus superior, dan

plexus testikularis, serta serabut-serabut afferent viseral yang mendampingi. Serabut-serabut

afferent viseral ini yang menyalurkan rasa nyeri misalnya ketika ada batu yang mau keluar

dari ureter.

Pars abdominalis ureter terletak sebelah ventral dari peritoneum dan menyilang vasa

spermatica interna/ovarica. Ureter sebelah kanan pars abdominalis melalui pars descendens

duodeni dan vena cava inferior, av colica dextra dan iliocolica, radix mesenterii, dan ileum

bagian akhir. Ureter sebelah kiri pars abdominalis melalui av colica sinistra dan mesocolon

sigmoideum. Sebelah dorsal ureter pars abdominalis disilang oleh . psoas major dan n.

genitofemoralis.

Pars pelvina ureteris berjalan mula-mula anterior terhadap a. iliaca communis/a. iliaca interna

kemudian menuju spina ischiadica kemudia ke depan medial dan masuk ke dalam vesica

urinaria.

Perjalanan ureter laki-laki berbeda dengan perempuan. Namun akan dibahas perjalanan ureter

laki-laki karena berkenaan dengan skenario. Ureter laki-laki terletak di depan dan di atas

glandula vesiculosa. Ureter ini menyilang ductus deferens di sebelah lateral bawah dan

bermuara ke dalam vesica urinaria.

Vesica Urinaria

Vesica urinaria merupakan kantung musculomembranaceae yang dapat teregang, berbentuk

cekung dan benbentuk dinding muskular yang sangat kuat. Vesica urinaria ini memiliki

fungsi sebagai tempat penampungan urin sementara. Pada bayi dan anak-anak, vesica urinaria

terletak di ruang abdomen. Sejak usia 6 tahun sampai pubertas, vesica urinaria masuk

seluruhnya pada pelvis major. Setelah pubertas, vesica urinaria masuk seluruhnya pada pelvis

minor.

Vesica urinaria berbentuk menyerupai telur dalam keadaan terisi dan limas dalam keadaan

kosong.3 Vesica urinaria terdiri dari bagian apex, fundus, corpus, dan sollum.

4

Page 5: Makalah PBL Blok 10 h

Gambar 1. Vesica Urinaria, diunduh dari

http://hadijah-arsyad.blogspot.com/2011/11/vesika-urinaria.html

Apex vesica urinaria dihubungkan ke kranial oleh urachus sampai ke umbilicus membentuk

ligamentum umbilicale mediale (gambar 1).3 Apex vesica urinaria tertutup peritoneum dan

berbatasan dengan ileum.3

Fundus pada laki-laki dipisahkan dari rectum oleh spatium rectovesicale.3

Collum vesica urinaria berbatasan dengan permukaan atas glandula prostata dan difiksasi

oleh ligamentum puboprostaticus pada laki-laki.

Dinding vesica urinaria dikelilingi oleh m. detrusor. M. detrusor ini ke arah collum

membentuk m. sphincter uretra interna yang berfungsi untuk mencegah refluks ejakulasi

semen ke dalam vesica urinari dan untuk membuka orificium uretra interna.

Dasar dari vesica urinaria ini berbentuk segitiga (trigonum vesicae Liutaudi). Pada sudut

laterosuperior kiri dan kanan terdapat orificium ureteris yang kea rah inferior membentuk

orificium uretra interna yang berfungsi untuk mencegah refluks urin ke dalam ureter.

Permukaan latero inferior berhubungan dengan m. obturator interna pada bagian kranial dan

m. levator ani pada bagian distal.

Vesica urinaria diperdarahi oleh a. vesicalis superior, a. vesicalis inferior, a. obturatoria, dan

a. glutea inferior.3 A. vesicalis superior memperdarahi anterosuperior vesica urinaria.3 A.

vesicalis inferior memperdarahi fundud dan collum vesica urinaria.3

Pembuluh balik pada laki-laki oleh plexus venosus vesicalis yang menerima darah dari plexus

venosus prostaticus.3 Plexus ini menerima darah dari v. dorsalis penis profunda dan bermuara

5

Page 6: Makalah PBL Blok 10 h

melalui v. vesicalis inferior kemudian menuju v. iliaca interna kemudian ke v. iliaca

communis dan akhirnya ke vena cava inferior.3

Vesica urinaria dipersarafi oleh serat simpatis dan parasimpatis.3 Serat simpatis keluar dari

medulla spinalis setinggi lumbal dan thoracica inferior, kemudian menuju plexus

vesicalis/pelvicus melalui plexus dan n. hypogastricus.3

Serat parasimpatis keluar dari medulla spinalis setinggi sacral dibawa oleh n. splanhnicus

pelvicus dan plexus hypogastricus inferior.3

Uretra

Uretra laki-laki diperdarahi oleh a. rectalis media dan a. vesicalis inferior.3 Pembuluh

baliknya yaitu vena dari dua bagian proximal uretra bermuara ke plexus venosus prostaticus.3

Uretra laki-laki dipersarafi oleh plexus prostaticus (serat afferent viseral, simpatis, dan

parasimpatis).3

Histologi

Gambar 2. Irisan Ginjal, diunduh dari

http://agussisyantobiologi.blogspot.com/2013/01/sistem-ekskresi-pada-manusia.html

Bila permukaan irisan ginjal dibelah dua, makan dapat dibedakan bagian korteks yang

berwarna coklat kemerahan gelap dan medulla yang berwarna lebih muda.

6

Page 7: Makalah PBL Blok 10 h

Unit fungsional ginjal disebut nefron yang terdiri dari korpus Malpighi, tubulus kontortus

proksimal, ansa henle, dan tubulus kontortus distal. Tubulus kontortus distal kemudian

berlanjut ke duktus koligens.

Korpus malpighi terdiri dari glomerulus dan kapsula bowman. Urin primer dialirkan ke

dalam ruang bowman. Glomerulus terdiri dari korteks dan medulla (gambar 2). Medulla renis

terdiri dari 8-15 piramid renalis. Di bagian medulla, terdapat papilla renalis yang merupakan

babgian yang menonjol ke dalam calyx minor. Di antara pyramid-piramid terdapat kolumna

renalis Bertini. Beberapa calyx minor mementuk calyx major. Calyx major berisi urin

sekunder. Beberapa calyx major menjadi ureter. Ruangan tempat calyx disebut sinus renalis.

Hilus renalis merupakan tempat keluar-masuknya pembuluh-pembuluh dan pelvis renis.

Garis-garis dari medulla yang masuk ke dalam korteks disebut processus medullaris Ferreini.

Ansa Henle terbagi menjadi tiga segmen. Segmen tebal desenden atau tubulus rektus

proksimal, segmen tipis ansa henle, dan segmen tebal asenden atau tubulus rektus distal.

Pada korteks ginjal dapat ditemukan korpuskel Malpighi, tubulus kontortus proksimal, dan

tuulus kontortus distal sedangkan pada medulla terdapat ansa henle.

Struktur nefron terdiri dari dua bagian besar, yaitu korpuskel renalis dan tubulus renalis.

Korpuskel renalis terdiri dari kapsula glomerulus merupakan tempat filtrasi plasma.

Kapsula glomerulus terdiri dari dua lapis epitel membran, yaitu lapisan parietal luar yang

membentuk dinding korpuskel luar dan lapisan parietal dalam yang melapisi kapiler-kapiler

terdiri dari podosit. Pada glomerulus, darah masuk melalui arteriol afferen dan keluar melalui

arterio efferent. Kapiler glomerulus mengandung pori-pori (tipe fenestrata). Glomerulus

terdiri dari dua kutub, yaitu kutub vascular dan kutub urinarius. Kutub vaskular sebagai

tempat masuknya arteriol afferen dan keluarnya arterio efferen sementara kutu urinarius

sebagai tempat mulainya tubulus kontortus proksimal. Lamina basal glomerulus tebal yang

berfungsi sebagai barir filtrasi. Sel-sel mesangial melekat pada kapiler berfungsi sebagai

makrofag untuk membersihkan lamina basal.

Tubulus renalis merupakan tempat filtrasi, reabsorpsi garam-garam spesifik dan air, sekresi

limbah metabolik, mengalirkan urin ke duktus koligens.

Di atas badan Malpighi terdapat apparatus juxtaglomerular yang terdiri dari sel-sel

juxtaglomerulus yang menghasilkan renin, sel-sel mesangil ekstraglomerular yang mungkin

menghasilkan eritropoetin, dan makula densa yang berfungsi sebagai sensor osmolaritas

cairan di dalam tubulus distal.

7

Page 8: Makalah PBL Blok 10 h

Ginjal memiliki sawar ginjal yang berfungsi untuk memisahkan darah kapiler glomerulus dari

filtrate dalam rongga kapsula bowman. Sawar ginjal meliputi endotel kapiler fenestrata,

lamina basal, dan pedikel podosit. Lamina basal dianggap sebagai saringan utama yang

mencegah masuknya molekul besar.

Pada bagian korteks, terdapat tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.

Epitel tubulus kontortus proksimal kuboid rendah, inti bulat, bersifat asidofil. Selain itu, inti

sel jaraknya berjauhan dan lumen tidak jelas karena terdapat brush border. Fungsinya yaitu

untuk absorpis makromolekul dari filtrat glomerulus dan beberapa transport ion.

Pada tubulus kontortus distal, epitelnya selapis kuboid rendah dan bersifat basophil. Jarak inti

sel berdekatan, lumen jelas karena tidak ada brush border, lumen lebih tebal daripada tubulus

kontortus proksimal. Kemudian ada makula densa yang menempel di tubulus ontortus distal

dekat glomerulus. Fungsinya untuk reansorpsi dan sekresi.

Pada bagian medulla terdapat tubulus rektus proksimal, tubulus rektus distal, duktus koligens,

ansa henle. Baik tubulus rektus proksimal maupun distal serupa dengan tubulus kontortus

proksimal maupun distal, bedanya hanya selnya lebih rendah.

Duktus koligens memiliki sitoplasma pucat dan batas sel yang jelas, serta epitelnya selapis

kubis. Duktus koligens berjalan dalam berkas medulla menuju ke medulla. Di bagian medulla

yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yang besar

disebut duktus papilaris Belini. Duktus papillaris memiliki epitel selapis toraks.

Ureter memiliki epitel transisional, lamina propria, dan otot polos dengan urutan dari dalam

ke luar yaitu longitudinal-sirkular-longitudinal.

Vesika urinaria terdiri dari tunika mukosa, tunika muskular, dan tunika adventitia. Tunika

mukosa berisi epitel transisional dan lamina propria. Tunika muskular dengan urutan

longitudinal-sirkular-longitudinal. Tunika adventitia yang terdiri dari jaringan ikat

fibroelastis. Pada vesika urinaria terdapat sel payung.

Uretra merupakan saluran yang menghubungkan vesika urinaria ke lingkungan luar. Pada

pria, uretra juga berfungsi sebagai saluran pengeluaran air mani. Uretra terdiri dari tunika

mukosa, tunika muskularis, dan tunika adventitia. Tunika mukosa terdiri dari epitel

transitional sampai berlapis gepeng. Tunika muskularis terdiri dari otot polos.

8

Page 9: Makalah PBL Blok 10 h

Pada pria, uretra pria terbagi menjadi empat bagian, yaitu pars pra-prostatica yang terletak

sebelum kelenjar prostat. Pars prostatica yang terletak di prostat. Disini juga terdapat

pembukaan kecil dimana terletak muara vas deferens. Pars membranosa yang panjangnya

sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis. Pars spongiosa/kavernosa

panjangnya sekitar 15 cm dan melintas di korpus spongiosum penis.

Fisiologi

Fungsi ginjal untuk mempertahankan homeostasis antara lain mempertahankan keseimbangan

cairan tubuh, mempertahankan volume plasma, mempertahankan keseimbangan asam basa,

mengekskresi sisa metabolisme serta senyawa asing, dan sebagai fungsi hormon (sekresi

renin, eritropoeitin, dan kalsitriol).4

Proses utama di ginjal meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Cairan yang difiltrasi dari

glomerulus ke kapsula bowman harus mengalami tiga lapisan yang menyusun membran

glomerular.5 Tiga lapisan tersebut adalah dinding kapiler glomerular, membranan basalis,

serta lapisan dalam kapsula bowman.5 Ketiga lapisan tersebut berfungsi untuk menahan sel

darah dan protein plasma, tetapi membiarkan air serta molekul-molekul kecil yang larut

untuk lewat.5

Dinding kapiler glomerular terdiri dari selapis sel endothelial.5 Dinding kapiler ini

terperforasi oleh banyak pori-pori yang menyebakan dinding kapiler ini seratu kali lebih

permeable terhadap air dan bahan larut lainnya daripada kapiler-kapiler lain dalam tubuh.5

Membrana basalais tersusun atas kolagen untuk kekuatan struktural, glikoprotein untuk

memfiltrasi protein plasma kecil.5 Glikoprotein bermuatan negatif, sementara albumin yang

merupakan protein plasma terkecil juga bermuatan negatif sehingga walaupun albumin

merupakan protein plasma terkecil, albumin tidak dapat lewat karena gaya tolak-menolak

antar muatan negatif tersebut.5 Protein-protein besar tidak cukup melewati pori-pori.

Sejumlah kecil protein yang masuk akan diambil oleh tubulus proximal secara endositosis

kemudian didegradasi menjadi asam amino konstituen yang kemudian dikembalikan ke darah

sehingga di dalam urin yang normal tidak mengandung protein.5

Lapisan dalam kapsula bowman terdiri dari podosit yang mengelilingi glomerular.5 Podosit

ini akan membentuk filtration slit.5

Filtrasi dipengaruhi oleh tekanan filtrasi yang ditimbulkan oleh gaya-gaya Starling. Gaya

Starling terdiri dari tekanan hidrostatik glomerulus (utama) yang sifatnya mendorong filtrasi.

Kemudian ada tekanan hidrostatik kapsula bowman yang sifatnya melawan filtrasi. Lalu ada

9

Page 10: Makalah PBL Blok 10 h

tekanan onkotik (protein plasma). Tekanan hidrostatik glomerulus besarnya 55 mmHg.

Tekanan hidrostatik kapsula bowman besarnya 15 mmHg. Tekanan onkotik besarnya 30

mmHg. Sehingga resultan gaya dari ketiganya adalah 10 mmHg.

Tekanan hidrostatik kapiler glomerulus bergantung pada tekanan darah sistemik dan diameter

arteriol afferen dan efferen. Apabila terjadi perubahan pada Glomerulus Filtration Rate

(GFR) terutama disebabkan oleh perubahan tekanan kapiler glomerulus. Namun bisa juga

disebabkan oleh perubahan tekana onkotik plasma dan tekanan hidrostatik kapsula bowman.

Perubahan tekanan onkotik plasma bisa disebabkan oleh luka bakar luas sehingga

menyebabkan kadar protein turun sehingga filtrasi naik. Selain itu juga karena dehidrasi yang

menyebabkan kadar protein naik sehingga filtrasi turun.

Perubahan tekanan hidrostatik kapsula bowman dapat disebabkan karena adanya sumbatan di

bagian distal.

Apabila sewaktu-waktu tekanan darah berubah, maka tekanan arterio afferen setempat yang

akan berubah namun tekanan sepanjang kapilernya tetap karena adanya mekanisme

autoregulasi. Mekanisme autoregulasi ini sangat diperlukan untuk mencegah perubahan

spontan terhadap GFR. Mekanisme autoregulasi dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang

meliputi mekanisme miogenik dan tubuloglomerular feedback.

Faktor miogenik adalah pengaturan dimana misalkan tekanan darah naik sehingga

menyebabkan arteri aferen konstriksi. Hal ini akan dikompensasi dengan otot yang meregang

sehingga menyebabkan vasokonstriksi. Vasokonstriksi menyebabkan aliran darah menurun

sehingga filtrasi pun menurun. Begitu pula ketika tekanan darah turun sehingga menyebabkan

arteri aferen dilatasi. Hal ini akan dikompensasi dengan otot yang menegang sehingga

menyebabkan vasodilatasi sehingga aliran darah naik dan filtrasi dapat kembali normal.

Tubuloglomerular feedback artinya apabila terjadi sesuatu pada tubuler akan menyebabkan

umpan balik ke glomerulus. Misalnya tekanan darah sistemik turun, GFR dan filtrasi pun

akan turun. Hal ini menyebabkan durasi reabsorbsi Na bertambah lama sehingga reabsorbsi

Na lebih banyak. Kadar Na di tubuler menjadi rendah dan akan terdeteksi oleh mekula densa.

Selanjutnya akan diaktivasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS). Pengaktivan

RAAS ini akan meningkatkan tekanan darah, arus darah, dan GFR.

Proses yang terjadi di ginjal antara lain reabsorpsi tubulus. Tubulus proksimal melaksanakan

reabsorbsi obligat dimana kadar reabsorbsi tetap 65% walaupun jumlah air yang masuk

10

Page 11: Makalah PBL Blok 10 h

banyak ataupun sedikit. Tubulus distal melaksanakan reabsorbsi fakultatif dimana

dipengaruhi oleh hormon aldosteron. Jika minum sedikit, kadar aldosterone meningkat,

begitu pula sebaliknya.

Di tubulus proksimal, terjadi proses reabsorbsi glukosa dan asam amino, ion Na, ion PO4, air,

urea, dan ion K. glukosa dan asam amino direabsorbsi dengan bantuan kontranspor ion Na.

Ion Na berperan sebagai molekul pembawa. Ion Na sendiri direabsorbsi secara aktif dengan

ion Cl mengikuti. Pada tubulus proksimal disekresikan ion H dan ion organik.

Pada ansa Henle pars desenden terjadi reabsorbsi air sementara pada pars asenden terjadi

reabsorbsi NaCl. Di pars asenden ini tidak permeable terhadap substansi lain.

Pada tubulus distal, terjadi reabsorbsi ion Na dan air dan sekresi ion K dan ion H.

Pada duktus koligen terjadi reabsorbsi air dan sekresi H. Sekresi ion H dipengaruhi oleh pH

cairan tubuh.

Hormon yang berperan pada tubulus distal adalah aldosteron. Hormon yang berperan pada

duktus koligens adalah ADH. Keduanya disekresikan dari hipofisis posterior dan bergantung

kepada situasi dan kebutuhan tubuh kita. Misalkan kadar ion Na terdeteksi tinggi dalam

darah, hipofisis posterior terstimulasi untuk melepaskan ADH. ADH meningkatkan

reabsorbsi Na sehingga urin yang keluar sedikit dan kadar Na menjadi lebih rendah.

Peningkatan reabsorbsi Na juga meningkatkan reabsorbsi air karena Na bersifat osmotik

sehingga dapat menarik air.

Di ginjal terdapat mekanisme counter current multiplier dan counter current exchanger.

Counter current multiplier terjadi di ansa henle. Fungsinya yaitu untuk membuat cairan

interstisial medulla hiperosmolar, air keluar dari ansa henle, dan untuk pemekatan urin.

Counter current exchanger terjadi di vasa recta dan sangat permiabel terhadap air. Fungsinya

adalah untuk mempertahankan hiperosmolaritas medulla dengan cara mengangkut nutrien

dan oksigen ke tubulus.

Berkaitan dengan skenario tentang gula darah (glukosa), maka akan dibahas mengenai

reabsorbsi glukosa. Reabsorbsi glukosa terjadi di segmen awal tubulus proksimal.

Reabsorbsinya simport dengan reabsorbsi ion Na. Transpor maksimum glukosa adalah 375

mg/menit pada pria dan 300 mg/menit pada wanita.

11

Page 12: Makalah PBL Blok 10 h

Tubular maksimum merupakan ambang ginjal untuk glukosa dimana jumlah maksimal

molekul pembawa adalah 375 mg/menit.

Apabila kadar glukosa yang difiltrasi melebihan batas tubular maksimum tersebut, maka

dapat terjadi glukosuria yaitu kelebihan glukosa dalam darah. Glukosa merupakan zat dengan

ambang tinggi. Zat dengan ambang tinggi ini akan diabsorbsi hampir seluruhnya kembali ke

dalam tubuli ginjal apabila kadarnya dalam darah normal.

Jadi batas ambang ginjal untuk glukosa adalah 170-180 mg%. Jadi, apabila kadar glukosa

darah lebih dari 180 mg% dapat terjadi glukosuria.

Kesimpulan

Sistem urinaria adalah sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah dimana adanya

reabsorbsi untuk zat-zat yang masih berguna oleh tubuh dan eksresi zat-zat yang sudah tidak

berguna oleh tubuh. Sistem urinaria didukung oleh beberapa organ yang memiliki fungsi

masing-masing memiliki fungsi tertentu. Ginjal memiliki ambang batas untuk setiap zat dan

apabila suatu zat yang difiltrasi melebihi batas ambang tersebut, maka dapat berdampak tidak

baik bagi tubuh, contoh jika kelebihan glukosa menyebabkan glukosuria.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2004.

2. Wibowo Daniel S. Anatomi tubuh manusia. Jakarta : Gramedia Widiasarana

Indonesia; 2005.

3. Moore KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Hipokrates; 2002.p.155-8.

4. Saiffudin. 2009. Fisiologi tubuh manusia. Jakarta : Salemba Medika; 2009.

5. Sherwood L. Human physiology. Jakarta : EGC; 2011.p. 515-21.

12