makalah pbl bioetika kedokteran
DESCRIPTION
makalah mengenai bioetika kedokteranTRANSCRIPT
MAKALAH PBL
BIOETIKA KEDOKTERAN PADA KASUS
dr. TENAR
Edwinda Desy Ratu
102010229
Kelompok D7
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANAKATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong saya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolonganNya mungkin saya tidak akan sanggup
menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan mengenai
kaidah-kaidah bioetika kedokteran yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan, namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki banyak kelebihan dan kekurangan. Saya
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Jakarta, 3 Oktober 2010
Edwinda Desy Ratu
Daftar Isi
Kata pengantar ............................................................................................ i
Daftar isi ............................................................................................ ii
BAB I. Pendahuluan
1.1. Latar belakang masalah .................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah .................................................................... 1
1.3. Tujuan penulisan .................................................................... 1
BAB II. Pembahasan
2.1. Definisi term .................................................................... 2-4
2.2. Pembahasan masalah .................................................................... 4-6
BAB III. Penutup
3.1. Kesimpulan .................................................................... 7
3.2. Saran .................................................................... 7
Daftar pustaka ............................................................................................ 8
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam setiap kegiatan, para dokter harus mengikuti aturan-aturan dalam
menghadapi pasien. Aturan-aturan tersebut di sebut bioetika kedokteran.
Pengetahuan saja tidak cukup untuk menghadapi pasien. Setiap dokter harus
mengetahui kaidah-kaidah bioetika kedokteran tersebut. Karena setiap pasien yang
datang memeriksakan dirinya kepada dokter itu berbeda, maka kita harus
mempersiapkan diri dalam menghadapinya. Dan di dalam kasus dr. Tenar ini, di
setiap alineanya terdapat berbagai kasus mengenai bioetika kedokteran yang harus
kita cari dan kita pahami agar nantinya kita dapat menerapkannya sendiri di dalam
kehidupan kita.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka dapat di rumuskan masalah:
1. Apa itu bioetika kedokteran?
2. Kaidah-kaidah apa saja yang ada di dalam kasus dr. Tenar?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Karena begitu pentingnya sikap kita dalam menghadapi seorang pasien, maka sari
itu kita harus mengetahui apa saja kaidah-kaidah bioetika kedokteran. Dan
penerapan-penerapannya, seperti pada kasus dr. Tenar ini dapat kita pelajari untuk
nantinya kita menghadapi pasien yang sesungguhnya.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI TERM
Bioetika berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti
norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi
interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang
biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa
mendatang (Bertens, 2001). Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan
hukum bahkan politik.
Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institute for the Study of
Society, Ethics and the Life Sciences, Hasting Center, New York (Amerika Serikat)
pada tahun 1969. Kini terdapat banyak lembaga di dunia yang menekuni penelitian
dan diskusi mengenai berbagai isu etika biomedik.
Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang
dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta.
Perkembangan ini sangat menonjol setelah Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International exchange dan
Pertemuan Nasional 1 Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. [1]
Kaidah dasar bioetika:
1. Beneficence
Beneficence merupakan segi positif dari prinsip tidak merugikan. Kewajiban
berbuat baik menuntut bahwa kita harus membantu orang lain dalam
memajukan kepentingan mereka, jika kita dapat melakukannya tanpa risiko bagi
diri kita sendiri. Kewajiban berbuat baik itu didasarkan atas pertimbangan fair
play. Pemikiran di belakangnya adalah bahwa karena kita telah menerima
banyak hal dari orang lain dan karena kita bisa maju berkat bantuan mereka,
kita pun berkewajiban untuk membalas jasa mereka. Berbuat baik adalah cara
untuk menjamin sikap timbal balik dalam hubungan kita satu sama lain dan
menyampaikan kepada orang lain apa yang kita terima di masa lampau. [2]
2. Non-maleficence
Non-maleficence merupakan suatu cara teknis untuk menyatakan bahwa kita
berkewajiban tidak mencelakakan orang lain, salah satu prinsip paling
tradisional dari etika kedokteran,”Primum non nocere, Yang terpenting adalah
jangan merugikan”. Kerugian yang harus dihindarkan terutama adalah kerugian
fisik atau bisa meliputi juga kerugian terhadap kepentingan seseorang. [3]
3. Autonomy
Auntonomy adalah suatu bentuk kebebasan bertindak, dimana seseorang
mengambil keputusan sesuai dengan rencana yang ditentukannya sendiri.
Terdapat 2 unsur,yang pertama adalah kemampuan untuk menagmbil keputusan
tentang suatu rencana bertindak yang tertentu. Yang kedua, orang harus mampu
mewujudkan rencananya menjadi kenyataan. Otonomi meliputi keemampuan
untuk merealisasikan dan melaksakan apa yang telah diputuskan. [4]
4. Justice
Justice adalah pembagian manfaat dan beban, serta pembagian barang dan jasa
menurut standar yang adil. Akan tetapi, menentukan standar adil itu telah
merepotkan dan membingungkan orang sepanjang masa. [5]
2.2. PEMBAHASAN
Untuk kasus dr. Tenar semua kaidah-kaidah dasar tercakup didalamnya. Pada
alinea pertama masih belum ditemukan kaidah apapun karena masih berupa
pengenalan tokoh.
Pada alenia kedua, kaidah autonomy dilanggar. Terutama pada kalimat kedua,
disitu dibuktikan dengan adanya kalimat ”terdapat kesulitan apabila ada pasien
yang datang dengan kelainan kulit dimana ia harus memeriksa pasien dalam
keadaan setengah telanjang”. Prinsip autonomy adalah menghargai privasi pasien.
Apabila pasien mengalami ketidaknyamanan dalam pemeriksaan, berarti hak pasien
dilanggar.
Pada alinea ketiga, dapat kita temukan beberapa kaidah. Yang pertama adalah
justice. Di kalimatnya yang ke dua, dibuktikan bahwa sang dokter melakukann
pengurutan pendaftaran agar keadilan berlangsung selama kegiatan praktek. Untuk
kalimat ketiga dan keempat dr. Tenar menerapkan kaidah beneficence dan justice.
Saat itu ia dalam keadaan tenang dan ia memberikan resep dan nasihat yang cukup
dan tidak muluk-muluk untuk kedua pasien. Ia mengusahakan agar
kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan keburukannnya. Ia juga
menghargai hak sehat pasien dengan memberikan nasihat yang cukup mereka.
Di alenia keempat, terdapat kaidah beneficence. Dibuktikan pada kalimat
kedua, yaitu terdapat kata “dr. Tenar melakukan pemeriksaan EKG
(elektrokardiogram) karena kecurigaan terjadi penyempitan pembuluh darah
jantung..... maka dr. Tenar memberikan surat rujukan beberapa pemeriksaan
laboratorium” dr. Tenar menunjukkan bahwa ia mengusahakan agar
kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya. Ia juga
meminimalisasi akibat buruk untuk pasiennya. Pada 2 kalimat terakhir ditunjukkan
bahwa dr. Tenar diberikan ’bonus’ dari laboratorium langganannya, tetapi disitu
juga ditunjukkan bahwa ia mendapatkannya setara dengan jumlah pasien yang ia
rujuk kepada laboratorium tersebut. Ini menunjukkan bahwa sang dokter tidak
menarik honorarium di luar kepantasan.
Pada kalimat pertama kalimat kelima terdapat kaidah beneficence, karena dr.
Tenar mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya. Di kalimat ke tiga, kaidah autonomy dilanggar. Karena ruang
pemeriksaan yang hanya dibatasi gorden, pasien dapat melihat pasien lain yang saat
itu sedang membuka celana dalamnya. Privasi pasien tersebut dilanggar. Di kalimat
keempat prinsip justice dilanggar. Sudah kita ketahui bahwa justice itu
mengutamakan keadilan, tetapi dr. Tenar melanggarnya hanya karena pasien
tersebut adalah kerabatnya. Di kalimat kedelapan dr. Tenar menunjukkan kaidah
autonomy, yang menghargai privasi pasien dengan tidak memberi tahu si ibu
mengenai penyakit yang dialami pemuda tersebut.
Di alinea ke 6 kalimat 9, dr. Tenar melanggar kaidah autonomy dengan tidak
memperhatikan penjelasan dari surat keterangan CT Scan yang diberikan ibu Menor
dan langsung memberikan surat rujukan tanpa menanyakan pendapat kepada ibu
Menor. Ia juga melanggar kaidah beneficence karena ia tidak memeriksa dan
meminimalisasi akibat buruk apabila ternyata penyakit yang diderita mbak Modis
ternyata bukan sakit kencing.
Pada alinea kedealapan kalimat kedua dr. Tenar menunjukkan kaidah non-
maleficence karena ia segera tanggap saat mengetahui tn. Garputala mengalami
dehidrasi akibat diare. Ia juga menunjukkan kaidah beneficence ketika ia
memberikan uang kepada tn. Garputala karena ia mengetahui bahwa tn. Garputala
bukan orang yang mampu bahkan tidak meminta bayaran kepadanya.
Di alinea sembilan dr. Tenar menerapkan kaidah non-maleficence. Ia segera
menindak lanjuti pasien yang ketika itu darurat, dan meminta agar pasien yang
sedang ia periksa sebelumnya untuk menunggu.
Untuk alinea kesepuluh, dr. Tenar menunjukkan kaidah autonomy karena saat
itu ia bersedia mejadi medioator untuk seorang anak yang memberikan uang
ayahnya untuk temannya yang aborsi. Ini berarti ia menghargai keputusan pasien
untuk berbicara yang sebenarnya..
BAB III. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas maka dapat kita ketahui bahwa setiap kegiatan dokter dalam
memeriksa pasiennya, bioetika selalu diterapkan. Baik itu benar atau dilanggar. Maka
dari itu kita dapat menjadikannya contoh untuk penerapan kita nantinya di kehidupan
nyata.
DAFTAR PUSTAKA
1 Hanafiah J, Amir A. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi keempat. Penerbit
Buku Kedokt EGC. Jakarta 2007; 3-4
2 Beauchamp L. Tom dan Childress F. James., Princeples of Biomedical Ethics, Oxford
University Press:1977
3 McCormick Richard,Ambiguity dan Moral Choice, Departement of Theology,Marqutte
University
4Beauchamp L. Tom dan Childress F. James., Princeples of Biomedical Ethics, Oxford
University Press:1977
5 Shannon A. Thomas, Pengantar Bioetika, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta:1995