makalah pak hery

21
BAB I PENDAHULUAN Dalam makalah ini Penulis mencoba membahas bagaimana latar belakang Pertobatan Rasul Paulus yanga ada didalam kitab Kisah Para Rasul ,dan Tujuan Penulis Membahas ini supaya kita hal ini Banyak orang memahami istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.” Ini bukanlah definisi Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti “berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kisah 26:20 menyatakan, “Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan- pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Definisi pertobatan yang sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan tingkah laku.

Upload: meiman-gulo

Post on 22-Nov-2014

2.427 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah pak hery

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam makalah ini Penulis mencoba membahas bagaimana latar belakang Pertobatan

Rasul Paulus yanga ada didalam kitab Kisah Para Rasul ,dan Tujuan Penulis Membahas ini

supaya kita hal ini Banyak orang memahami istilah “pertobatan” berarti “berbalik dari dosa.”

Ini bukanlah definisi Alkitab mengenai pertobatan. Dalam Alkitab, kata “bertobat” berarti

“berubah pikiran.” Alkitab juga memberitahu kita bahwa pertobatan yang sejati akan

menghasilkan perubahan tindakan (Lukas 3:8-14, Kisah Rasul 3:19). Kisah 26:20 menyatakan,

“Tetapi mula-mula aku memberitakan bahwa mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah

serta melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu.” Definisi pertobatan

yang sepenuhnya secara Alkitabiah adalah perubahan pikiran yang menghasilkan perubahan

tingkah laku. 

Page 2: Makalah pak hery

BAB II

KEHIDUPAN RASUL PAULUS

A. LATAR BELAKANG DAN PERTOBATAN RASUL PAULUS

a. SIAPA PAULUS ITU?

Kita akan mulai mempelajari kehidupan Rasul Paulus dengan terlebih dahulu melihat

latar belakang hidupnya. Nama aslinya adalah Saulus (nama yang diambil dari bahasa Ibrani),

tetapi setelah bertobat mengambil nama dalam bahasa Yunani, yaitu Paulus. Saulus adalah

seorang Yahudi dan ia sangat bangga dengan keyahudiannya itu. Ia berasal dari suku Benyamin

dan ia juga memiliki kewarganegaraan Roma.

b. Penduduk asli tarsus

Waktu kelahiran Paulus kurang lebih sama dengan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Ia

dilahirkan di Tarsus, sebuah kota yang terkemuka zaman itu di wilayah Kilikia. Tarsus terletak

hanya 1,2 km dari Laut Tengah. Oleh karena itu, Tarsus menjadi kota pusat perdagangan. Di

samping itu, Tarsus juga menjadi kota ilmu pengetahuan. Banyak orang pendatang yang belajar

di sekolah-sekolah terkenal di Tarsus, dan kemudian tersebar ke seluruh bagian kekaisaran

Roma. Di kota ini tinggal orang-orang Yunani dan orang- orang Timur, juga bangsa-bangsa yang

lain.

Walaupun Paulus pertama-tama dan terutama adalah seorang Yahudi, ia juga bangga

terhadap Tarsus, yang merupakan kota pendidikan tinggi serta juga pusat pemerintahan dan

perdagangan. Tetapi ia tidak merasa senang dengan kebudayaan di kota itu yang bersifat Yunani

dan kafir. Orangtua Paulus merupakan orang-orang Yahudi dan sekaligus menjadi warga negara

Roma. Walaupun mereka berusaha melindungi Paulus dari pengaruh kafir sewaktu remaja, tetapi

keadaan kota Tarsus membuat setiap anak yang cerdas terpengaruh oleh bahasa dan ide-ide

kebudayaan Yunani yang kafir. Pengaruh itu tampak dalam tiga rujukan sastra Yunani oleh

Page 3: Makalah pak hery

Paulus, yakni kepada penyair-penyair Epimenides (Kisah Para Rasul 17:28), Aratus (Titus 1:12)

dan Menander (1Korintus 15:33).

Sewaktu masih sangat muda, orangtua Paulus memutuskan ia harus menjadi seorang rabi (guru

hukum Taurat). Sebagai seorang anak kecil di Tarsus, ia belajar tentang tradisi-tradisi umat

Yahudi melalui pendidikan yang teratur di sinagoge setempat. Alkitabnya yang pertama

kemungkinan besar adalah Septuaginta, terjemahan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani.

Sewaktu tinggal di Tarsus, Paulus juga belajar membuat tenda, sebab setiap murid hukum Taurat

dianjurkan mempelajari suatu ketrampilan di samping menuntut ilmu. Hal ini sangat bermanfaat

bagi Paulus pada kemudian hari, sebab dengan demikian dia sanggup memperoleh nafkah sendiri

sewaktu melakukan pekerjaan misionernya.

Di kota Tarsus Paulus mendapat kesempatan belajar tentang cara hidup bangsa yang

bukan Yahudi. Oleh karena itu, ketika waktunya tiba, dia dapat memperkenalkan Injil Kristus

kepada bangsa-bangsa lain dengan cara yang sangat baik.Dalam sejarah Perjanjian Baru sesudah

kebangkitan Yesus, perhatian beralih dari Petrus dan para murid Yesus lainnya kepada seorang

tokoh penting lain dalam kehidupan jemaat mula-mula - yakni Paulus, sang Farisi. Paulus bukan

satu-satunya orang Farisi yang menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 15:5), tetapi ia memang yang

paling terkenal. Berbeda dengan banyak orang Kristen Yahudi lainnya, Paulus tidak lahir di

Palestina. Sama seperti banyak orang yang bertobat pada hari Pentakosta, ia seorang Yahudi

Helenis. Ia berasal dari kota Tarsus di provinsi Silisia, dan dia juga seorang warga negara Roma

(Kisah Para Rasul 22:3,27).1

c. Masa muda Paulus

Mungkin sekali ada dua masa yang berbeda dalam kehidupan Paulus sewaktu muda:

masa kanak-kanak yang dihabiskannya di Tarsus, dan masa muda serta awal kedewasaan di

Yerusalem. Kata "dibesarkan" dalam Kisah Para Rasul 22:3 dapat berarti ketika masih bayi

Paulus pindah dari Tarsus ke Yerusalem. Tetapi kebanyakan ahli berpendapat hal itu hanya

mengacu pada pendidikannya. Paulus pulang ke Tarsus setelah pertobatannya (Kisah Para Rasul

1 John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996 )

Page 4: Makalah pak hery

9:30), jadi kelihatannya kota ini yang dianggapnya sebagai kampung halaman.

B. Pekerjaan Rasul Paulus sebelum Dia bertobat

a. Penganiayaan Orang Kristen

Paulus menjadi pemimpin di antara orang Yahudi. Para pemimpin yang lebih tua mundur

dan membiarkan kesempatan kepada Paulus menjadi pimpinan pasukan untuk menghancurkan

Kekristenan. Paulus sendiri menggambarkan tindakannya yang melawan Kekristenan ini dengan

berkata: "Hal itu kulakukan juga di Yerusalem. Aku bukan saja telah memasukkan banyak orang

kudus ke dalam penjara, setelah aku memperoleh kuasa dari imam-imam kepala, tetapi aku juga

setuju, jika mereka dihukum mati. Dalam rumah-rumah ibadat aku sering menyiksa mereka dan

memaksanya untuk menyangkal imannya dan dalam amarah yang meluap-luap aku mengejar

mereka, bahkan sampai ke kota- kota asing." (Kisah Para Rasul 26:10,11).Paulus adalah seorang

yang taat kepada agama Yahudi dan dia merasa bahwa apa yang dia lakukan itu benar. Ini terjadi

sebelum ia mengalami kasih dan anugerah dari Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus.2

b. Proses pertobatan Paulus

Pertobatan Paulus merupakan salah satu peristiwa terbesar sejarah Kekristenan. Paulus

telah bertanggung jawab atas begitu banyak kematian dan ribuan orang-orang Kristen yang

dipenjarakannya. Sekarang ia ada dalam perjalanan menuju Damsyik, sebuah kota penting di

Siria, untuk mengusir orang-orang Kristen di sana. Ada tiga peristiwa dari pengalaman

pertobatan Paulus yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Lukas menceritakannya menurut

kenyataan sejarah dan Paulus menceritakannya dengan kata-katanya sendiri sebanyak dua kali

(semua dapat ditemukan dalam Kitab Kisah Para Rasul).

Paulus telah membuat namanya ditakuti di antara semua orang Kristen di Yerusalem. Dia

telah berhasil memisahkan atau membungkam banyak orang Kristen di kota suci itu. Kemudian,

ia mendapat laporan tentang adanya kelompok besar orang Kristen di kota Damsyik. Kota

Damsyik, kira-kira 240 km jauhnya dari Yerusalem. Dia memutuskan untuk pergi ke sana untuk

melanjutkan penganiayaannya kepada orang- orang percaya ini. Dia telah diberi kekuasaan

2 I.Snoek,Sejarah Suci.PT.BPk Gunung Mulia,Jakarta,Thn 2006.

Page 5: Makalah pak hery

penuh dan membawa surat izin untuk memasuki kota dan menangkap semua orang Kristen di

kota itu dan membawa mereka kembali dalam keadaan terbelenggu ke Yerusalem. Paulus dan

kawan-kawan memulai perjalanan yang panjang menuju Damsyik. Perjalanan ini membutuhkan

waktu enam sampai tujuh hari dan selama perjalanan panjang ini anak muda yang pandai dan

penuh semangat ini mempunyai banyak waktu untuk berpikir. Mungkin ia mulai meragukan

tindakannya. Dia tidak habis berpikir dan tidak mengerti bagaimana Stefanus bisa mati dengan

begitu tenangnya. Dia tidak dapat melupakan doa Stefanus ketika Stefanus "menutup mata"

dengan damai. Paulus merasa bahwa dia harus melakukan hal yang ia pandang benar, tetapi dia

terganggu oleh pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya. Oleh karena itu, ia pun pergi

ke Damsyik.

Paulus menerima Injilnya dari Kristus sendiri, katanya, yakni dalam pewahyuan pada

perjalanan ke Damsyik (lihat juga 1Korintus 15:8). Dari pewartaan para murid ia sudah tahu

bahwa Yesus diimani sebagai Kristus. Justru itulah sebabnya bahwa ia menganiaya orang

Kristen, yang dari sudut Yahudi mesti dilihat sebagai orang murtad. Tetapi pada perjalanan ke

Damsyik ia mulai sadar bahwa orang Kristen benar, Yesus sungguh Almasih, Putra Allah. Bagi

Paulus ini suatu pengalaman batin. Tetapi pengalaman iman ini, yang bersumber pada wahyu

Allah sendiri, membuat Paulus menegaskan bahwa ia tidak menerima Injilnya dari manusia3

3 Tom Jacobs, RASUL PAULUS, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1984 Halaman : 9 – 13)

Page 6: Makalah pak hery

BAB III

AMPLIKASI PERTOBATAN PAULUS DALAM KEHIDUPAN KEKRISTENAN

PADA MASA KINI

A. Menurut Para Tokoh Gereja

a. Fr. George T Montague SM,

Menjelaskan tentang otentisitas ajaran Paulus sebagai ajaran yang sungguh

berasal dari Kristus, dengan menekankan pentingnya peran pertobatan Rasul Paulus yang

disebabkan oleh perjumpaan Paulus secara pribadi dengan Kristus yang telah

bangkit. Pertobatan Rasul Paulus ini memang menjadi titik awal yang tidak hanya mengubah

kehidupan Paulus secara pribadi, namun juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan seluruh

Gereja. Memang Paulus tidak termasuk dalam bilangan keduabelas Rasul yang menjadi saksi

bagi karya pelayanan Kristus sejak Kristus memulainya di zaman Yohanes Pembaptis.

Namun demikian, Rasul Paulus telah melihat Kristus yang telah bangkit dan bahkan dalam

terang kemuliaan-Nya (yang sampai membuatnya buta). Terang kemuliaan ini malah tidak

ada dalam penampakan-penampakan Kristus kepada keduabelas Rasul-Nya itu. Maka

panggilan kepada Rasul Paulus bersifat profetis, seperti halnya panggilan kepada Nabi

Yehezkiel, Yeremia, dan Yesaya. Para Nabi itu juga tidak mengalami kontak langsung

dengan Tuhan, sebagaimana yang dialami oleh keduabelas Rasul yang berkontak langsung

dengan Tuhan Yesus. Namun para Nabi tersebut juga menuliskan kitab-kitab yang diakui

Gereja sebagai tulisan yang diinspirasikan oleh Roh Kudus, dan menjadi bagian dari Kitab

Suci. Maka, seperti juga yang diungkapkan oleh para nabi tersebut,

melalui Rasul Paulus nubuatan tentang Hamba Tuhan yang akan mewartakan Kabar Gembira

kepada semua bangsa melalui pelayanan pengajaran dan penderitaan, sungguh-sungguh

tergenapi Rasul Paulus sendiri mengalami bagaimana iapun turut mengambil bagian di dalam

penderitaan Kristus demi mewartakan Injil ( 2 Kor 4:10-11;6:4-5; 2Kor 11:23-33).

Di awal perjalanan imannya sebagai seorang Kristiani, setelah ia dibaptis di

Damsyik,Paulus menarik diri ke daratan Arab (lih. Gal 1:16-). Walaupun alasannya menyepi

tidak disebutkan dengan jelas dalam Kitab Suci, namun dapat dimengerti, jika Rasul Paulus

membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri, saat segala nilai-nilai yang sebelumnya

Page 7: Makalah pak hery

dipegang dengan kuat-kuat kini dibalikkan dan diarahkan kepada Kristus (Flp 3:7-12). Sejak

masa pertobatannya, Rasul Paulus memiliki pengalaman rohani dengan Kristus yang

sungguh mengubahnya menjadi manusia yang baru, yang hidup secara baru (Gal 2:20, Flp

1:21; 3:7-11). Dengan pengalamannya bertemu dengan Kristus di perjalanan ke Damsyik (34

AD) dan pengalaman rohaninya dengan Kristus, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa

Injil yang diberitakannya itu tidak berasal dari manusia namun berasal dari wahyu Yesus

Kristus (lih. Gal 1:11-12). Walaupun kelak dalam perjalanan selanjutnya,

pertemuan Paulus dengan para saksi mata kehidupan Kristus tentu meneguhkan kebenaran

wahyu yang diterimanya dari Kristus tersebut.4

b. Fr. Fernand Prat SJ

menuliskan empat acuan ayat yang sangat penting, agar kita dapat memahami

keotentikan pengalaman Rasul Paulus pada saat pertobatannya, yaitu justru karena

sebelumnya ia adalah seorang Yahudi yang sangat taat dan yang karena ketaatannya itu ia

menganiaya jemaat Allah, sebab ia berpikir bahwa dengan melakukannya ia berbuat sesuatu

yang benar menurut hukum taurat: “Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu

dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha

membinasakannya. Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang

sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat

istiadat nenek moyangku.” (Gal 1:13-14)…. “Karena aku adalah yang paling hina dari semua

rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah.” (1Kor 15:9)…”…aku yang tadinya

seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-

Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.” (1 Tim

1:13) …”tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, tentang kegiatan aku

penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.”

(Flp 3:5-6).

Seseorang yang sedemikianlah yang kemudian dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk

menjadi Rasul-Nya, dan sungguh rahmat Tuhan-lah yang mengubahnya menjadi seorang

Rasul yang luar biasa, yang kita kenal dengan nama Rasul Paulus. Kasih Tuhan Yesus

mengubah seluruh hidup Rasul Paulus, dan karena pengalaman dikasihi oleh Tuhan ini,

4 http://katolisitas.org/10036/otentisitas-ajaran-rasul-paulus#high_2

Page 8: Makalah pak hery

Rasul Paulus dapat mengatakan ungkapan yang indah ini, yang juga dapat menjadi ungkapan

hati kita semua yang mengimani Kristus: “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri

yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi

sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi

aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Gal 2:20)5

B. Pentingnya Pertobatan Dalam Kehidupan Orang Percaya

Panggilan Tuhan bagi setiap orang percaya memiliki dua tujuan yaitu menjadi serupa

dengan Kristus (lahir baru dan bertumbuh) dan menjadi penjala manusia (pemberita Injil).

Keduanya harus menjadi satu kesauan yang tidak bisa dipisahkan. Sebelum bertobat, Paulus

giat melakukan pekerjaan Allah menurut pemahamannya sendiri, sehingga ia mengerjakan

pekerjaan yang salah. Baru setelah mengalami pertobatan (lahir baru), ia menjadi pemberita

Injil yang luar biasa dipakai Tuhan, dan ia menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Penting

bagi kita orang percaya untuk melayani Tuhan dengan dasar pertobatan yang jelas, karena

tanpa pertobatan sejati, pekerjaan kita akan sia-sia. Kita sudah diselamatkan oleh Tuhan

ketika menjadi orang percaya, dan Ia menyelamatkan kita supaya kita menjadi saluran berkat

bagi orang lain.

pertemuan Saulus dengan Yesus dalam perjalanannya ke Damsyik adalah awal dari

perubahan besar dalam hidupnya, yaitu pembaharuan hidup. Yesus yang selalu dihina oleh

orang-orang Yahudi pada waktu itu telah menjadi Tuhan bagi Saulus yang kemudian diubah

namanya menjadi Paulus. Perjumpaan yang memberinya tujuan hidup yang baru, bukan lagi

sebagai penganiaya orang percaya, tetapi sebagai pejuang Kristus bagi berita Injil.

Perjumpaan dengan Yesus secara pribadi telah mendasari pertobatan Paulus. Ananias pun

dipakai Allah untuk mendoakan Paulus supaya dapat melihat kembali dan penuh dengan Roh

Kudus.

Perjumpaan seperti inilah yang harusnya didambakan setiap orang percaya, hari demi

hari, sepanjang hidupnya. Perjumpaan dengan Yesus haruslah menjadi dasar bagi sebuah

pertobatan, bukan alasan yang lain. Pertobatan hanya karena tawaran posisi dalam pelayanan,

harta, atau kepentingan pribadi semuanya hanya semu belaka. Namun, jika Yesus yang

5 lih. Laur, Gebhard M Heyder a. S., Paul of Tarsus, translated by Herman Mueller, SVD, (Manila: Logos Publication, 1994), p. 7-8

Page 9: Makalah pak hery

adalah Tuhan dijadikan dasar bagi pertobatan, maka segala sesuatu akan berujung pada

kemuliaan Kristus.

Malam ini mari kita ingat kembali, sudah benarkah dasar pertobatan kita? Apakah

kita mengikut Dia karena telah mengalami perjumpaan dengan Yesus secara pribadi? Apakah

pertobatan kita benar-benar berdasarkan Yesus atau yang lain? Mari belajar untuk mengikut

Dia dengan setia. Jadikan Yesus sebagai dasar pertobatan dan dasar dari segala sesuatu yang

kita lakukan. Pahamilah kehendak- Tuhan dan hiduplah di dalamnya supaya melalui hidup

kita, berita tentang kasih dan kebaikan-Nya sampai kepada bangsa-bangsa.

Ketahuilah ini, bahwa”manusia lama” dari orang yang telah bertobat telah disalibkan

bersama Kristus, sehingga sejak sekarang mereka tidak lagi melayani dosa – karena ia telah

mati dan telah dibebaskan dari dosa (band Roma 6:4-7). Selanjutnya orang-orang yang telah

bertobat melayani Tuhan dalam roh yang baru (Roma 7:6). Tetapi dalam kasus adanya

beberapa keraguan dalam pikiran Anda, Penulis akan memberikan beberapa point yang

menunjukkan perlunya pertobatan.

a) Pertobatan adalah alasan utama Kristus datang kedalam dunia untuk

memberikan, untuk membawa orang-orang berdosa yang jahat kepada

Allah. Apakah Anda berpikir bahwa Kristus datang untuk melakukan seseuatu yang

tidak perlu? Sama halnya penderitaan-Nya untuk membayar dosa-dosa kita, sehingga

ajaran dan Roh-Nya perlu untuk pertobatan kita. Kita tidak dapat diselamatkan selain

melalui pertobatan. Mungkinkah Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia dengan

tujuan memanggil pulang orang-orang berdosa, jika mereka dapat diselamatkan tanpa

melalui pertobatan? Tuhan Yesus adalah ahli fisika yang agung tentang jiwa. Ia datang

bukan untuk menyembuhkan penyakit ringan yang dapat disembuhkan tanpa Dia. Ia

datang untuk menyembuhkan kutuk dosa yang merusak, yang mana tidak ada yang dapat

menyembuhkannya selain Dia. Tidak pernah ada di dalam pikiran Kristus bahwa Ia

atang untuk menderita demi menebus dosa-dosa kita, dan kemudian membiarkan kita

terus hidup di dalam dosa tanpa adanya suatu perubahan. Ia tidak pernah berpikir untuk

membawa manusia ke sorga bersama dengan dosa-dosa mereka, tetapi ia membinasakan

dosa-dosa mereka, karena itu tidak layak untuk masuk ke dalam sorga. Ia tidak pernah

bermaksud untuk membawa Anda bersama penyakit (dosa) Anda ke dalam Sorga, tetapi

Page 10: Makalah pak hery

sebelumnya Ia menyembuhkan penyakit Anda, karena jika tidak itu akan merusak Anda.

Bukankah penghujatan yang lebih besar dari menentang Kristus adalah

mempertemankan Dia dengan dosa yang sangat Ia benci? Bukankah penghujatan yang

lebih besar adalah dengan membayangkan bahwa Kristus berdiri bersama Setan dan

memperkuat kerajaan Setan yang mana misi sejati-Nya adalah justru untuk

membinasakannya? Selanjutnya, Kristus datang untuk mempertobatkan manusia, dan

bukan untuk mengampuni siapapun tanpa pertobatan. “Sebab Anak Manusia datang

untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10). “yang telah

menyerahkan diri-Nya bagi kita,” bukan mengampuni dan menyelamatkan tanpa

mempertobatkan kita, tetapi “untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk

menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat

baik” (Titus 2:14). Dari ayat-ayat ini Anda dapat melihat bahwa pertobatan adalah

kebutuhan mutlak jika Anda berharap untuk diselamatkan.

b) Pertobatan adalah hal yang paling utama di seluruh Alkitab, mempertobatkan

manusia dari dosa dan memimpin kepada Tuhan, dan membangun mereka yang

telah bertobat. Dan apakah Anda berpikir bahwa Tuhan mungkin menjadikan

pertobatan sebagai topik utama dalam Firman-Nya ini tidak penting atau diperlukan?

Jika seseorang dapat diselamatkan tanpa pertobatan, mengapa Tuhan menginspirasikan

kepada para nabi dan rasul untuk menyampaikan Firman-Nya dengan tujuan

mempertobatkan manusia dan membangun mereka yang telah bertobat? Haruskah Tuhan

melakukan semua hal yang ada di dalam Alkitab untuk sesuatu yang tidak perlu atau

penting? Inilah tujuan utama Firman Allah: “Taurat TUHAN itu sempurna,

mempertobatkan jiwa” – KJV (Mazmur 19:7). Dan lagi bukankah Alkitab menyerukan

kepada orang-orang berdosa untuk bertobat dan berbalik kepada Kristus? Ada ratusan

ayat di dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa tujuan utama Kitab Suci adalah

memimpin orang-orang berdosa datang kepada Kristus (band. Yehezkiel 33:11;

Yesaya 31:6; 59:20-21; Yeremia 3:7; Amsal 1:23; Yoel 2:12-13; Yunus 3:8; Acts 3:19;

dll).

c)  Pertobatan adalah tugas panggilan para pelayan Injil, yaitu mempertobatkan

manusia kepada Kristus. Mengapa Tuhan memanggil orang-orang untuk

Page 11: Makalah pak hery

memberitakan pertobatan jika pertobatan itu tidak perlu atau tidak penting? Yohanes

Pembaptis mulai mengkhotbahkan pertobatan. Kristus mengikuti jejaknya, yaitu

mengkhotbahkan tentang pertobatan yang sama (Lukas 13:3-5). Rasul-rasul mengikuti-

Nya, yaitu mengkhotbahkan berita pertobatan yang sama, yang mana tanpa pertobatan

tidak ada keselamatan (Kis. 2:38; 8:22). Mereka menjelaskan kepada kita, “Allah

memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana semua mereka harus bertobat”

(Kisah 17:30). Pekerjaan Paulus adalah untuk menunjukkan kepada manusia bahwa

mereka “mereka harus bertobat dan berbalik kepada Allah serta melakukan pekerjaan-

pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu” (Kisah Rasul 26:20). Dan “untuk

membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari

kuasa Iblis kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh

pengampunan dosa” (Kisah 26:18). Substansi dari khotbah Paulus adalah, “bertobat

kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus” (Kisah Rasul 20:21).

Setiap pelayan Injil harus “dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka

melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat

dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian

mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat

mereka pada kehendaknya” (II Timotius 2:25-26). Jadi, tugas utama seorang

pengkhotbah adalah mempertobatkan manusia kepada Kristus.

d)  Orang Kristen harus melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan

pertobatan. Akankah Allah mengatakan kepada kita tentang ini jika ada cara lain untuk

memperoleh keselamatan? “Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya

cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-

bintang, tetap untuk selama-lamanya” (Daniel 12:3). Yakobus berkata, “Jika ada di

antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia

berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya

yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.”

(Yakobus 5:19-20)

Perhatikanlah semua ini, dan putuskan apapun itu Allah tidak akan mengutus jemaat-

Nya untuk memberitakan berita pertobatan kepada orang berdosa, jika memang ada cara lain

Page 12: Makalah pak hery

untuk menyelamatkan mereka. Mungkinkah Kristus sendiri datang untuk mempertobatkan

manusia jika mereka tidak memerlukan itu? Mungkinkan Firman Tuhan, Alkitab, telah

memberikan alasan ini yaitu mempertobatkan manusia? Mungkinkah para nabi dan para

rasul serta para pemberita Injil diutus untuk menyampaikan berita pertobatan? Mungkinkah

ini menjadi tugas setiap orang Kristen untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan

pertobatan, jika ada cara lainnya untuk diselamatkan tanpa pertobatan?.

BAB IV

KESIMPULAN

Penulis Beranggapan bahwa Kita dipanggil untuk melibatkan diri dalam proses

pertobatan secara terus-menerus, sepanjang hidup kita. Ingatlah apa yang berulang kali

dipesankan oleh Lukas, yaitu bahwa pertama-tama pertobatan adalah suatu tanggapan terhadap

kegiatan ilahi dalam diri kita masing-masing. Pertobatan adalah suatu pengakuan akan kedosaan

kita, juga suatu pengakuan akan kebutuhan mendalam dari kita akan Allah. Akhirnya pertobatan

berarti bahwa kita menaruh kepercayaan pada Allah sepenuhnya dan pergi ke mana saja Dia

akan memimpin kita. Kita sungguh bertobat apabila kita berdoa dengan segala ketulusan hati

seperti Yesus sendiri berdoa: “Jangan kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”

(Luk 22:42). 

Dalam hal ini juga bahwa Rasul Paulus adalah pengajar yang sangat kerhasil sebagai

murid Tuhan Yesus ia mengajarkan bagaimana cara melakukan pemuridan dan mendampingin

setiap murid dan jemaat untuk bertumbuh, Rasul menggunakan metode dalam memberitakan

kebenaran Tuhan, ia mengajarkan kepada murid untuk memberitakan Amanat Agung dari Tuhan

Yesus untuk memberitakan Firman hingga keseluruh Dunia dan selalu bertekun dan bersabar

dalam pelayanan karena Roh Kudus akan tetap menyertai kita dan memampukan kita, ketika

kita belajar tentang pemuridan Rasul Paulus yang telah membawa banyak perubahan tentang

pengenalan Kristus dari Jemaat mula-mula hingga para murid hingga sekarang, saat ini kita

diwajibkan untuk memberitakan amanat agung, karena kita sebagai anak-anak Allah dan tidak

berputus asa dalam pelayanan, Rasul Paulus mengajarkan kepada kita untuk selalu menjadi

teladan bagi orang lain lewat tutur kata dan tingkah laku kita dan mengandalkan Tuhan dalam

Page 13: Makalah pak hery

setiap kita melakukan pemuridan, Rasul Paulus juga belajar dari orang lain yaitu Barnabas dan

murid Tuhan Yesus yang lain hal ini mengajarkan kepada kita untuk selalu belajar tidak hanya

terbatas pada kemampuan tetapi selalu berdampingan dengan murid yang lain dan mau dipimpin

oleh orang lain, sebelum kita memuridkan dan memimpin orang lain terlebih dahulu kita dapat

memimpin dan mengendalikan diri kita dengan mau bertobat dan merendahkan diri dihadapan

Tuhan sama ketika Rasul Paulus bertobat dan mendapat Tuntunan Tuhan.

Kepustakaan

Page 14: Makalah pak hery

1. John Drane, MEMAHAMI PERJANJIAN BARU, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1996

2. Tom Jacobs, RASUL PAULUS, Penerbit : Kanisius, Yogyakarta, 1984 Halaman : 9 – 13

3. Laur, Gebhard M Heyder a. S., Paul of Tarsus, translated by Herman Mueller, SVD,

(Manila: Logos Publication, 1994), p. 7-8

4. http://katolisitas.org/10036/otentisitas-ajaran-rasul-paulus#high_2

5. I.Snoek,Sejarah Suci.PT.BPk Gunung Mulia,Jakarta,Thn 2006.