makalah pajak

Upload: adiana-rauf

Post on 19-Jul-2015

433 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Latar Belakang Pajak, dibenak kita pasti akan langsung terpikir kata membayar pada pemerintah. Apa sebenarnya pajak itu? Menurut UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga atas UU Nomor6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pada pasal 1 angka 1, pajak adalahkontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksaberdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakanuntuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.Dari definisi tersebut terdapat membayar pajak sesuai dengan ugamendapatkanmanfaatdari pajaktersebut tetapi tidak secara langsung. Pajak digunakan oleh pemerintah untuk mendanai pembangunan dan operasional Negara.Mulai dari fasilitas umum, subsidi, hingga gaji para pejabat dan PNS. Tanpa adanya pajak pemerintahtidak dapat

pajakterganggu dampaknya pada anggaran belanja pemerintah. Survei dari suatu badan independenmenunjukkanpenerimaanpajakyangtidak efektif sekitar 25 -30% tiap tahun denganberbagaise dibicarakan akibat munculnya kasus Gayus Tambunan. Disana terbongkar ada jaringan yang rapih dan terselubung tentang mafia pajak. Dalamkasus tersebut tercermin pribadi bangsa kita yang tidak tertib dan kurangnya kesadaran dalam halpelaporan dan pembayaran pajak. Hingga harus menyuap pejabat pajak agar pajak yang dikenakanterhadap mereka bisa berkurang. Padahal hal ini jelas-jelas merugikan Negara yang sebagian besarpendapatannyadi dapatdari sektor pajak.Sebenarnya pemerintah juga sudah sering memberi sosialisasi tentang pajak, baik melaluimedia elektronik maupun cetak. Progam-progam pemerintah berkaitan dengan pajak juga sudahbanyak. Ada yang berupa diskon pajak untuk pajak kendaraan bermotor hingga sunset policy yangdulu sering kita lihat iklannya di tv. haltersebut. Rumusan Masalah M a s a l a h u m u m y a n g t i m b u l d i m a s y a r a k a t y a n g berhubunagn dengan pelaporan dan pembayaranpajak : -Banyak dari kita (wajib pajak) yang tidak tahumenahu tentang tata cara pelaporan danpembayaran pajak.

-Banyak pula yang tidak tertib dalam hal pelaporan asset mereka yang dikenakan pajak. -Kesadaran membayar pajak yang masih kecil. Tujuan Makalah Tujuan makalah ini dibuat selain untuk memenuhi t u g a s m a t a k u l i a h H u k u m Paj a k , juga sebagai a g a r b a h a n b e l a j a r u n t u k

p e m b a c a

l e b i h mengenal dunia perpajakan khususnya

dalam halpelaporan dan pembayaran pajak sesuai dengan k e t e n t u a n p e m e r i n t a h . D i s i n i j u g a a k a n l e b i h d i jelaskan secara mendalam prosedur administrasi y a n g bertahap dan harus dilakukan wajib pajakd e n g a n p e m b a c a d a p a t l e b i h h a r a p a n

s a d a r pentingnya melaporkan dan membayar pajak y a n g h a r u s d i t e r i m a

dank o n s e k u e n s i

a p a b i l a melakukan pelanggaran. Pembahasan Seperti kita ketahui bahwa setiap orang ataubadan yang telah dinyatakan sebagai wajibpajak maka mempunyai kewajiban untukmembayar pajak atas apa yang dimiliki ataudiperoleh sesuai dengan ketentuan yangberlaku. Makalah ini akan membahas tentangsegala sesuatu yang berkaitan dengan Pembayaran dan Pelaporan Pajak baik itu tatacara, peraturan dan ketentuan yang terkaitdengan topik diatas. A. Prosedur Administrasi Perpajakan Pertama- tama alangkah baiknya jika kita pelajari dahulu Prosedur Administrasi Perpajakan di Indonesia agar kita dapat mengetahui alur bergulirnya pajak mulai dari awal sampai akhir. B. Surat Pemberitahuan (SPT) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yangoleh Wajib Pajak (WP) digunakan untukmelaporkan penghitungan dan ataupembayaran pajak, objek pajak dan ataubukan objek pajak dan atau harta dankewajiban, menurut ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan. TerdapatduamacamSPTyaitu: a. SPT Masa adalah Surat Pemberitahuanuntuk suatu MasaPajak. b. SPT Tahunan adalah SuratPemberitahuanuntuk suatu TahunPajak atau Bagian Tahun Pajak. C. Pengisian & Penyampaian SPT Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam bahasaIndonesia dengan menggunakan huruf Latin, angkaArab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatanganiserta menyampaikannya ke kantor Direktorat

Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuanganuntuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakanbahasa asing dan mata uang selain Rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan.

Fungsi SPT a. Wajib Pajak PPh Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlahpajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : -Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotonganatau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

-Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.

- Harta dan kewajiban.

-Pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) MasaPajak.

b. Pengusaha Kena Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PPNdanPPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

-Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran

-Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melaluipihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan yang berlaku.

c. Pemotong/ Pemungut Pajak Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong ataudipungut dan disetorkan.

TempatpengambilanSPT

Setiap WP harus mengambil sendiri formulir SPTdi Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4), Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan(KP2KP), Kantor Wilayah DJP, Kantor Pusat DJP,atau melalui website DJP:

http://www.pajak.go.id atau mencetak/menggandakan/ fotokopi dengan bentuk danisi yang sama dengan aslinya.

SuratKetetapan Pajak (SKP)

Penerbitan suatu Surat ketetapan Pajak (skp)hanya terbatas kepada WP tertentu yangdisebabkan oleh ketidakbenaran dalampengisian SPT atau karena ditemukannya datafiskal yang tidak dilaporkan oleh WP

Fungsi Surat Ketetapan Pajak

-Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadapWP t e r t e n t u y a n g n y a t a - n y a t a a t a u b e r d a s a r k a n h a s i l pemeriksaantidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban materiil dalam memenuhi ketentuanperpajakan.

-Sarana untuk mengenakan sanksi administrasiperpajakan.

-Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.

-Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalamhal lebih bayar

-Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yangterutang.

Jenis-Jenis Ketetapan Pajak

-SuratKetetapan Pajak KurangBayar (SKPKB) Adalahsurat ketetapanpajakyang menentukanbesarnyajumlahpokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaranpokok

pajak,b e s a r n y a s a n k s i a d m i n i s t r a s i d a n j u m l a h y a n g m a s i h h a r u s d i b a y a r .

-SuratKetetapan Pajak KurangBayar Tambahan(SKPKBT) A d a l a h s u r a t k e t e t a p a n p a j a k y a n g menentukantambahanatas jumlah pajakyang telah ditetapkansebelumnya.

-SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalah surat ketetapan pajak yang menentukanjumlahkelebihanpembayaranpajak karenajumlah kredit pajak lebih besar daripadapajak yang terutang atautidak seharusnyaterutang

-SuratKetetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalahsurat ketetapanpajak yang menentukanjumlah pokokpajaksama

besarnyadenganjumlah kredit pajakatau pajak tidak terutangdan tidak ada kredit pajak. -SuratTagihanPajak (STP) Adalahsurat ketetapanpajak yang diterbitkan dalamhal : -PajakPe n g h a s i l a n d a l a m t a h u n b e r j a l a n t i d a k a t a u k u r a n g d i b a y a r - Dari hasilpenelitian SPT terdapat kekuranganpembayaranpajakakibat salah tulis danatau salah hitung; - WPd i k e n a k a n s a n k s i a d m i n i s t r a s i d e n d a d a n / a t a u b u n g a ; -Pengusahayang dikenakanpajak berdasarkanUndangun dang PPN, tetapi tidak

melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pe n g u s a h a K e n a Pajak; -Pengusahayang tidak dikukuhkan sebagai Pe n g u s a h a K e n a Pajak tetapi membuat Faktur Pajak, -Pe n g u s a h a K e n a Pajak tidak membuat Faktur Pajak atau membuat Faktur Pa j a k t e t a p i tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak. Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukumyang sama dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam h a l p e n a g i h a n n y a d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n S u r a t Paksa. -Pe n g u s a h a K e n a Pajak melaporkan Faktur Pa j a k t i d a k s e s u a i d e n g a n m a s a penerbitan faktur pajak dikeani sanksi

-Pe n g u s a h a K e n a Pajak

yang

gagalberproduksidan

telah

diberikan

pengembalianpajakmasukandiwajibkanmembayarkembali.

Jenis-J enisKetetapanPajak -SuratKetetapan Pajak KurangBayar (SKPKB) Adalahsurat ketetapanpajakyang menentukanbesarnyajumlahpokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaranpokok

pajak,b e s a r n y a s a n k s i a d m i n i s t r a s i d a n j u m l a h y a n g m a s i h h a r u s d i b a y a r . -SuratKetetapan Pajak KurangBayar Tambahan(SKPKBT) A d a l a h s u r a t k e t e t a p a n p a j a k y a n g menentukantambahanatas jumlah pajakyang telah ditetapkansebelumnya. -SuratKetetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Adalahsurat ketetapanpajak yang menentukanjumlahkelebihanpembayaranpajak karenajumlah kredit pajak lebih besar daripadapajak yang terutang atautidak seharusnyaterutang -SuratKetetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalahsurat ketetapanpajak yang menentukanjumlah pokokpajaksama

besarnyadenganjumlah kredit pajakatau pajak tidak terutangdan tidak ada kredit pajak. -SuratTagihanPajak (STP) Adalahsurat ketetapanpajak yang diterbitkan dalamhal : Pajak Pe n g h a s i l a n d a l a m tahunberjalantidak atau kurangdibayar Dari

hasilpenelitian SPT terdapat kekuranganpembayaranpajakakibat salah tulis dan atau salah hitung; - WPd i k e n a k a n s a n k s i a d m i n i s t r a s i d e n d a d a n / a t a u b u n g a ; -Pengusahayang dikenakanpajak berdasarkanUndang undang PPN, tetapi tidak

melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pe n g u s a h a K e n a Pajak; -Pengusahayang membuatFakturPajak, -Pe n g u s a h a K e n a Pajak tidak tepat membuatFakturPajak waktu atau atau tidak tidak dikukuhkansebagai Pe n g u s a h a K e n a Pajaktetapi

membuatFakturPa j a k t e t a p i tidak

mengisiselengkapnyaFakturPajak. hukumyang

Surat

TagihanPajakmempunyaikekuatan ketetapanpajak,

samadengansurat

sehinggadalamh a l p e n a g i h a n n y a d a p a t d i l a k u k a n d e n g a n S u r a t Paksa. -Pe n g u s a h a K e n a Pajak melaporkanFakturPa j a k t i d a k sesuaidenganmasa

penerbitanfakturpajak dikeanisanksi -Pe n g u s a h a K e n a Pajak yang gagalberproduksidan telah diberikan

pengembalianpajakmasukandiwajibkanmembayarkembali.

Restitusi

Pengembalian kelebihan pembayaran pajak(restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajakatau jumlah pajak yang dibayar lebih besardaripada jumlah pajak yang terutang atautelah dilakukan pembayaran pajak yang tidakseharusnya terutang, dengan catatan WPtidakpunya hutang pajak lain.

TataCaraPengembalianKelebihanPembayaran Pajak :

-WajibPajak (WP) dapat mengajukan permohonan restitusi ke Direktur Jenderal Pajakmelalui KantorPelayananPajak (KPP) setempat. -Direktur JenderalPajak setelah melakukan pemeriksaan, menerbitkanSuratKetetapanPajak Lebih Bayar (SKPLB) dalam hal:

a.UntukPPh, jika jumlahKreditPajak lebih besar darijumlah pajakyang terutangatau telahdilakukanpembayaranpajak yang seharusnyatidak terutang;

b.UntukPPN,

jika

jumlah

KreditPa j a k l e b i h

besardari

jumlah

pajak yan g

t e r u t a n g a t a u t e l a h dilakukanpembayaranpajak yang seharusnyatidak terutang. Apabila terdapatpajak terutangyang dipungutoleh PemungutPPN , m a k a j u m l a h p a j a k y a n g t e r u t a n g a d a l a h j u m l a h p a j a k Keluaransetelah dikurangiPa j a k y a n g d i p u n g u t o l e h PemungutPPN tersebut;

c.UntukPPnBM, jikaPajak yang dibayarlebih besar dari jumlahpajak yangterutang, atau telahdilakukanpembayaranpajak yang tidak seharusnyaterutang.

-SKPLB diterbitkan oleh Direktur JenderalPajak paling lambat 12 (dua belas) bulansejak surat permohonan diterima secara lengkap, kecuali untuk kegiatan tertentuditetapkan lain dengan keputusan Direktur JenderalPajak.

- Apabila dalam jangka waktu 12 bulan sejak permohonan restitusi, DirekturJenderalPajak tidak memberikan keputusan, maka permohonandianggapdikabulkan, dan SKPLB diterbitkan dalam waktu paling lambat 1 (satu) bulansetelah jangka waktu berakhir.

Pengembalian Pendahuluan :

WPdengan kriteria tertentu dapat mengajukan restitusi dan Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.

Surat KeputusanPengembalianPendahuluan Kelebihan Pajak adalah surat keputusanyang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan kelebihan pajak untuk Wajib Pajak tertentu.

WajibP ajak dengan kriteria tertentu adalah WP yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak dengan syarat: a.SPT disampaikan tepat waktu dalam 2 (dua) tahun terakhir. b.Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga)masa pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut. Untuk SPT Masa yangterlambat tersebut harus telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu penyampaianSPT Masa masa pajak berikutnya; c.Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak kecuali telahmemperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak dan tidaktermasuk tunggakan pajak sehubungan dengan STP yang diterbitkan untuk 2 (dua) masapajak terakhir.

d.Tidak pernah dijatuhi hukuman tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangkawaktu 10 tahun terakhir. e.Laporan Keuangan diaudit oleh akuntan publik atau BPKPdengan: - pendapat Wajar Tanpa Pengecualian atau pendapat Wajar Dengan Pengecualian,sepanjang pengecualian tersebut tidak mempengaruhi laba rugi fiskal; - laporan audit disusun dalam bentuk panjang (long form report) dan menyajikanrekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal.

Banding Apabila WajibPajak tidak atau belum puas dengan keputusan yangdiberikan atas keberatan, WajibPajak dapat mengajukan bandingkepadaPengadilanPajak, dengan syarat:a.Tertulis dalam bahasa

Indonesia;b.Dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan atas keberatanditerima;c.Mengemukakan alasan yang jelas;d.Dilampiri salinan Surat Keputusan atas keberatan;e.Terhadap satu keputusan diajukan satu surat banding;f.Jumlah pajak yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50%. Pengajuan permohonan banding tidak menunda kewajibanmembayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.Putusan Pengadilan Pajak bukan merupakan keputusan Tata Usaha Negara. I mbalan Bunga Apabila pengajuan keberatan atau permohonanbanding diterima sebagian atau seluruhnya,sepanjang utang pajak sebagaimana dimaksuddalam SKPKB dan SKPKBT telah dibayar yangmenyebabkan kelebihan pembayaran pajak, makakelebihan pembayaran pajak dikembalikandengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan, paling lama 24 (dua puluhempat) bulan dihitung sejak tanggal pembayaranpajak sampai dengan diterbitkannya KeputusanKeberatan atau Putusan Banding.

Keberatan

Keberatan merupakan suatu cara yangdilakukan oleh Wajib Pajak kepada DirektoratJenderalPajak apabila merasa kurang/tidakpuas atas suatuketetapan pajak yangdikenakan kepadanya atau ataspemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga

H al-hal yang Dapat DiajukanKeberatan WajibPajak dapat mengajukan keberatan atas: -Surat KetetapanPajak Kurang Bayar (SKPKB); -Surat KetetapanPajak Kurang Bayar Tambahan(SKPKBT); -Surat KetetapanPajak Lebih Bayar (SKPLB); -Surat KetetapanPajak Nihil (SKPN); -Pemotongan atauPemungutan oleh pihakketiga.

TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK Tata cara pembayaran pajak telah diatur dalamPasal 10Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang ketentuan Umumdan Tata CaraPerpajakan sebagaimana telah beberapa kalidiubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor28Tahun 2007(UU KUP) mengatur tentang Tata CaraPembayaran danPenyetoranPajak. DalamPasal 10 ayat (2) UU KUPditetapkan tatacara pembayaran, penyetoran pajak, dan pelaporannya serta tatacara mengangsur dan menunda pembayaran pajak diatur denganatau berdasarkanPeraturan Menteri Keuangan. Ketentuantersebut ditindaklanjutidengan diterbitkannyaPeraturan MenteriKe-uangan Nomor 184/PMK.03/2007 TentangPenentuanTanggal JatuhTempoPembayaran Dan PenyetoranPajak,PenentuanTmaPembayaranPajak,DanTataCaraPembayaran,Penyetoran e pt DanPelaporanPajak,SertaTataCaraPengangsuranDanPenundaanPembayaranPajak.

menghitung pajak yang harus dilunasi atau ketika tiba saat terutang angsuran pajak yangharusdibayar. WajibPajak (WP) haruslah berhati-hati. Jangan sampai batas waktupembayaran pajak tersebut terlewati. Secara internal,penting juga bagi WPuntukmengantisipasi kebutuhan kas untuk melunasi pajak yang harusdibayar tersebut agar jangansampai mengganggu cashflow usaha. Sedangkan pembayaran dan penyetoran pajakberdasarkanUU diatas bisa dilakukan di KantorPos atau bank yang ditunjukoleh MenteriKeuangan.Perlu diketahui, bahwa walaupun ketentuan ini terlihat sangat sederhana, namundalam kenyataannya, tidak sedikit anggota masyarakatyang mengira pembayaran pajakdapat dilakukan di KantorPelayananPajak (KPP).Pembayaran dan penyetoran pajaktersebut di atas harus dilakukan dengan menggunakan formulir Surat SetoranPajak (SSP)atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP. SSPatau sarana administrasi laintersebut berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak hanya apabila telah disahkan olehpejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkanvalidasidan menjadi dianggap sah bila telah di-validasi dengan Nomor

TransaksiPenerimaanPa j a k ( N T PN). NTPN adalah nomor yang tertera pada bukti penerimaan Negara yangditerbitkan melalui ModulP enerimaan Negara (MPN). MPN itu sendiri adalah modulpenerimaan yang memuat serangkaian prosedurmulai dari penerimaan, penyetoran,pengumpulan data, pencatatan , pengikhtisaran sampai dengan pelaporan yangberhubunganpenerimaan negara dan merupakan bagian dari SistemPerbendaharaan danAnggaran Negara di Departemen Keuangan RI. Jadi jelas, walaupun menampung setoranpajak, sistem MPN ini tidak dikelola oleh Direktorat JenderalPajak. Selanjulnya,dalamhalterjadi pemotongan maupun pemungutanPajakenghasilan

(PPh),pemotong ataupemungutPPh diwajibkan memberikan tanda bukti pemotongan atau tanda buktipemungutan kepada orang pribadi atau badan yang dipotong atau dipungutPPh. Dankhususuntuk penghasilan karyawan atau pegawai tetap, pemotongPPhP asal 21, yaitupemberi kerja wajib memberikan tanda bukti pemotongan paling lama 1 (satu) bulan setelahtahun kalender berakhir.

Pada masa sebelumPeraturanPerpajakan tahun 1983 diberlakukan, diterapkanOfficial Assessment System dimana dalam sistem pemungutan pajak ini memberi wewenangkepada pemungut pajak (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar (pajakyang terutang) oleh

seseorang, dengan sistem ini wajib pajak bersifat pasif dan menunggudikeluarkannyasuatu ketetapan pajak oleh fiskus. Besarnya utang pajak seseorang barudiketahui setelah adanya surat ketetapan pajak, tetapi setelah tahun 1983, berdasarkanUndang-undangPerpajakan Tahun 1983 dan berlalu di Indonesia sejak tahun 1984sampaisekarangditerapkan Self Assessment System, dimana wajib pajak diberi wewenang penuhuntuk menghitung, memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri besarnya utangpajak. Dalam sistem ini wajib pajak aktif, sedangkan fiskus tidak turut campur dalam penentuanbesarnyapajak yang terutang seseorang, kecuali wajib pajak melanggar ketentuan yang berlaku(Google,www.skripsi.blog.dada.net).Namun dalam pelaksanaannya, sistem pemungutan pajak berdasarkansistem Self Assessment ini mengandung banyak kelemahan. Sedangkan hal yang terpenting yangmempengaruhi keberhasilan sistem ini adalah tingkat kepatuhan WajibP ajak dalam rangkapelaksanaansistem Self Assessment tersebut, dalam sistem ini Direktorat JenderalPajak sesuaidengan fungsinya sebagai fasilitator berkewajiban untuk melakukan pembinaan danpengawasan terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakanWajibPajak sesuai dengan ketentuanyang berlaku (Jeanny Irenne, 2006).TujuanP emerintah dalam melakukan perubahan kebijakan di bidang perpajakantentunya guna meningkatkan pemasukan pajak kas Negara dan menunjang peningkatanpertumbuhan perekonomian. Kebijakan tersebut (peraturan perundang-undangan perpajakan)seharusnya mengatur sistem perpajakan secara menyeluruh yang sejalan dengan

perkembanganperekonomian saat ini dan di masa yang akan datang. Pemerintah dalam menjalankan fungsipajak (budgetair dan regulerend) salah satunya tentu saja membutuhkan sistem penetapanpajak yang efisien, fleksibel, dan terintegrasi dengan sistem subsistem secara internal dan sistemyang lain secara eksternal (dengan peradilan pajak) dalam menunjang kebijakan pendapatanNegara (fiscal policy) (Sofyan, 2003: 29).

WAKTU PENYETORAN DAN PELAPORANPAJAK Di dalamPasal9 Ayat (1) UU No.28 Th.2007 diatur bahwaMenteri

Keuanganmenentukantanggaljatuh tempopembayarandanpenyetoranpajakyangteruta nguntuk suatu saat atau MasaPajakbagi masing-masingjenis pajak,paling lama 15 hari setelah saatterutangnyapajakatau berakhirnyaMasaPajak. Hal-hal yang diatur dalamPa s a l 2 PermenkeuNo.184/PMK.03/2007 :PPhPasal4Ayat lamatanggal10 (2) yang adalahsebagaiberikut paling

dipotongolehPemotongPPhharusdisetor Masa Pajak

bulanberikutnyasetelah

berakhirkecuali

ditetapkanlainolehMenteri Keuangan.

-PPhPasal4Ayat (2) yang harusdibayarsendiri oleh Wajib Pajak harusdisetor paling lama tanggal15 bulan b e r i k u t n y a s e t e l a h M a s a Pajakberakhir kecualiditetapkanlain oleh Menteri Keuangan. PPhPa s a l 1 5 y a n g d i p o t o n g o l e h PemotongPPhharusdisetorpalinglamatanggal10bulan berikutnyasetelahMasaPajak berakhir.

-PPhPa s a l 1 5

ya ng

harusdibayarsendiriharu s

disetor

paling

l a m a t a n g g a l 1 5 b u l a n b e r i k u t n y a s e t e l a h M a s a Pajakberakhir.

PPhPa s a l 2 1 y a n g d i p o t o n g o l e h PemotongPPhharusdisetorpalinglamatanggal10bulan berikutnyasetelahMasaPPjak berakhir.

-PPhPa s a l 2 3

d a n PPhPa s a l 2 6

yan g

d i p o t o n g o l e h PemotongPPh

harus

disetor

paling lama tanggal10 bulanb e r i k u t n y a s e t e l a h M a s a Pajakberakhir.

-PPhPasal25 harus dibayarpaling lama tanggal15 bulan berikutnyasetelahMasa Pajak berakhir.

PPhPa s a l 2 2 , PPNatauPPN&PPn B M a t a s i m p o r h a r u s d i l u n a s i b e r s a m a a n d e n g a n s a at pemba yaranB ea Masukdandalamhal Bea Masuk ditundaatau

d i b e b a s k a n , PPhPa s a l 2 2 , PPN atauPPN&PPnBMatas impor harusd i l u n a s i p a d a s a a t penyelesaiandokumenpemberitahuanpabeanimpor.

-PPhPa s a l 2 2 , PPN

atauPPN&PPnBMatas

impor

yang

dipungutoleh

DirektoratJenderalBea dan Cukai, harusdisetordalam jangkawaktu 1 hari kerja setelah dilakukanpemungutanpajak. PPhP asal 22 yang dipungut oleh Bendahara harus disetor pada hari yang sama

denganpelaksanaanpembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara ataubelanja Daerah, dengan menggunakan Surat SetoranPajak atas nama rekanan

danditandatanganioleh Bendahara.

-PPhPasal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agenatau industri yang dipungut oleh WajibPajak Badan yang bergerak dalam bidang produksibahan bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling lama tanggal 10 bulanberikutnyasetelah Masa Pajak berakhir.

-PPhPasal

22

yang

pemungutannya

dilakukan

oleh

WajibPajak

Badan

tertentu

sebagaiPemungutPajak harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah MasaPajakberakhir.

-PPN

atauPPN&PPnBMyang

terutang

dalam

satu

MasaPajak,

harusdisetor

palinglamatanggal 15 bulan berikutnya setelah MasaPajak berakhir.

-PPN

atauPPN&PPnBMyang

pemungutannya

dilakukanoleh

BendaharaPemerintah

atauinstansi Pemerintah yang ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal 7 bulan berikutnyasetelah MasaPajak berakhir.

-PPN

atauPPN&PPnBMyang

pemungutannya

dilakukanoleh PemungutPPN

selainBendaharaPemerintah atau instansiPemerintah yang ditunjuk, harusdisetor paling lamatanggal 15 bulan berikutnya setelah MasaP ajak berakhir.

-PPhPasal 25 bagi WajibPajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalamPasal 3Ayat (3b) UU KUPyang melaporkan beberapa MasaPajak dalam satu SPT Masa, harusdibayar paling lama pada akhir MasaPajak terakhir.

-Pembayaran

Masa

selainPPhPasal

25

bagi

WajibPajak

dengan

kriteria

tertentusebagaimanadimaksud dalamPasal 3 Ayat (3b) UU KUPyang melaporkan beberapa MasaPa j a k d a l a m s a t u S PT Masa, harus dibayar paling lama sesuai dengan batas waktu untukmasing-masingjenis pajak

Pembayaran Pajak ONLINE Selain membayar pajak secara manual, DJPjuga kini mulai menerapkan pembayaran pajaks e c a r a o n l i n e . Hal ini dilakukan untuk memudahkan mas yar akat dalam memba yar pajak danmerupakan salah satu upa ya untuk meningkatkan pela yanan terhadap w a j i b p a j a k . D e m i k i a n dikatakan Direktur InformasiPerpajakan, Hasan Rashmani di Aula KantorPusat Direktorat JenderalPajak (DJP) Kamis (22/5) usai menandatangani kerjasama dengan BPD Kalimantan, BPD SulawesiSelatan, BPD DI Yogyakarta dan Bank Mersika Dharma.Pada saat bersamaan juga ditanda tanganitindaklanjutkerjasama

denganBank of America.Sistem kerjasama MonitoringPelaporanPembayaranPa j a k ( M P3) dapat memudahkanmasyarakat dalam melakukan pembayaran pajak tanpa harus datang ke bank yang bersangkutan.

Pembayaran secarao n l i n e ini menurutnya dapat dilakukan melalui ATM ,

b a n k t e l l e r , i n t e r n e t banking,pendinginstruction,d a n s a r a n a l a i n y a n g d i s e d iakanoleh bank.Keuntungan dari sistem pemba yaran ini juga dapat

m e n g u r a n g i k o l u s i k o r u p i d a n nepotisme (KKN) yang biasanya timbul karena adanya persentuhan langsung antara wajib pajak dengan aparat pajak. Disamping itu, keuntungan lainnya adalah untuk mengurangi peredaran suratsetoran pajak (SSP) palsu. Serta jumlah pajak yang dibayarkan wajib pajak akan tercatat secara akurat.Selama tahun 2003 jumlah pajak yang dibayarkan masyarakat melalui M P3 s u d a h

m e n c a p a i R p 32,328 triliun dengan jumlah transaksi 1,35 juta SS P, Menurutnya, sistem pembayaran online ini untuk membangun sistem ini sekitar Rp 25 sepakat untuk bekerjasama dengan DJP , 62 sudah berjalan anya49 b a n k y a n g Keuntungan

lain yang dapat dinikmati wajib pajak dari adanya sistem online i n i , masyarakat akan merasa aman karena tidak perlu membawa uang tunai, data pembayaran pajakdapat segera diterima oleh DJPtanpa harus melaporkan SS P. Ia mengharapkan dengan adanya kemudahan dan keuntungan yang diperoleh wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan masyarakatdalammelakukanpembayaranpajak.

Sistem pemungutan pajak adalahsebagai berikut (Mardismo, 2008:7): Official Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan yang

memberiwewenangkepadapemerintah(fiskus) untukm e n e n t u k a n b e s a r n y a p a j a k y g t e r u t a n g o l e h W a j i b Pajak.Ciri-cirinya:

-Wewenanguntuk menentukanbesarnyapajak yang terutangadapada fiskus.

-WajibPajakbersifat pasif.

-Utang pajak timbulsetelah dikeluarkansurat ketetapanpajakoleh fiskus.

Self Assessment System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberiwewenang kepada WajibPajak untuk menentukans e n d i r i b e s a r n y a p a j a k y a n g t e r u t a n g . Ciri-cirinya:

-Wewenang untuk menentukan besarnyapajak terutang ada pada WajibPajak sendiri.

-WajibPajakaktif, mulaidari menghitung, menyetordan melaporkansendiri pajak yang terutang.

-Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberiwewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus danbukan WajibPajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnyapajak yangterutang oleh WajibPajak.Ciri-cirinya:

-wewenangmenentukanbesarnyapajak yang terutang ada pada p ihak ketiga, pihak selain fiskus danWajibPajak.

WAKTU PENYETORAN DANPELAPORANPAJAK Di dalamPasal9 Ayat (1) UU No.28 Th.2007 diatur bahwaMenteri

Keuanganmenentukantanggaljatuh

tempopembayarandan

penyetoranpajakyang

terutanguntuk suatu saat atau Masa Pajakbagi masing-masingjenis pajak,paling lama 15 hari setelah saat terutangnyapajak atau berakhirnyaMasa P ajak. Hal-hal yang diatur dalamPa s a l 2 PermenkeuNo.184/PMK.03/2007 :PPhPasal4Ayat paling berakhirkecuali (2) lama ditetapkanlain yang tanggal10 oleh Menteri

adalahsebagaiberikut

dipotongolehPemotongPPhharusdisetor bulanberikutnyasetelah Keuangan. MasaPajak

-PPhPasal4Ayat (2) yang harusdibayarsendiri oleh Wajib Pajak harusdisetor paling lama tanggal15 bulan b e r i k u t n y a s e t e l a h M a s a Pajakberakhir kecualiditetapkanlain oleh Menteri Keuangan.

-PPhPa s a l 1 5 y a n g d i p o t o n g o l e h PemotongPPh harus disetor paling lama tanggal10 bulan berikutnyasetelahMasaPajak berakhir.

-PPhP asal15 yang haru sdiba yarsendiriharus disetor paling lama tanggal15 bulan berikutnyasetelahMasa P ajakberakhir. PP h P asal21 yang dipotongoleh P emotong PP h harus disetor paling lama tanggal10 bulan berikutnyasetelah Masa P ajak berakhir. PP h P asal23 dan PP h P asal26 yang dipotongoleh P emotong PP h harus disetor paling lama tanggal10 bulanb e r i k u t n y a s e t e l a h M a s a P ajakberakhir.

PP h P asal25 harus dibayarpaling lama tanggal15 bulan berikutnyasetelahMasa P ajak berakhir. PP h P asal22, PP N atau PP N& PP nBMatas impor harusdilunasibersamaandengansaat pemba yaranB ea

Masukdandalamhal Bea Masuk ditundaatau dibebaskan, PP h P asal22, PP N atau PP N& PP nBMatas impor harusd i l u n a s i p a d a s a a t

penyelesaiandokumenpemberitahuanpabeanimpor.

PP h P asal22, PP N atau PP N& PP nBMatas impor yang dipungutoleh DirektoratJenderalBea dan Cukai,

harusdisetordalam jangkawaktu 1 hari kerja setelah dilakukanpemungutanpajak.

PP h P

asal

22

yang

dipungut

oleh

Bendahara

harus

disetor

pada

hari

yang

sama

denganpelaksanaanpembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari belanja Negara ataubelanja Daerah, dengan menggunakan Surat Setoran P ajak atas nama rekanan danditandatanganioleh Bendahara. PP h P asal 22 atas penyerahan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas kepada penyalur/agenatau industri yang dipungut oleh Wajib P ajak Badan yang bergerak dalam bidang produksibahan bakar minyak, gas, dan pelumas, harus disetor paling lama tanggal 10 bulanberikutnyasetelah Masa P ajak berakhir. PP h P asal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib P ajak Badan tertentu sebagai P emungut P ajak harus disetor paling lama tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa P ajakberakhir. PP

N atau PP N& PP nBMyang terutang dalam satu Masa P ajak, harusdisetor paling lamatanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa P ajak berakhir. PP N atau PP N& PP nBMyang pemungutannya dilakukanoleh Bendahara P emerintah atauinstansi P emerintah yang ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal 7 bulan berikutnyasetelah Masa P ajak berakhir. PP N atau PP N& PP nBMyang pemungutannya dilakukanoleh P emungut

PP N selainBendahara P emerintah atau instansi P emerintah yang ditunjuk, harusdisetor paling lamatanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa P ajak berakhir. PP h P asal 25 bagi Wajib P ajak dengan kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam P asal 3Ayat (3b) UU KU P yang melaporkan beberapa Masa P ajak dalam satu S P T Masa, harusdibayar paling lama pada akhir Masa P ajak terakhir. P embayaran Masa selain PP h P

asal 25 bagi Wajib P ajak dengan kriteria tertentusebagaimana dimaksud dalam P asal 3 Ayat (3b) UU KU P yang melaporkan beberapa Masa P ajakdalam satu S P T Masa, harus dibayar paling lama sesuai dengan batas waktu untukmasing-masingjenis pajak

Kemudian tercantum dalam Pasal 3 Ayat (1) Permenkeu No.184/PMK.03/2007, yaitudalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari liburtermasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajak dapat dilakukanpada hari kerja berikutnya. Dilanjutkan di Ayat (2), hari libur nasional sebagaimana dimaksud padaAyat (1) termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkanoleh

Pemerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.Sekedar informasi kembali, bahwa pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan di kantorpos atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan, bukan ke Kantor Pelayanan Pajak. DirektoratJenderal Pajak tidak diperbolehkan menerima setoran pajak dari Wajib Pajak.Pembayaran danpenyetoran pajak harus dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atau saranaadministrasi lain yang disamakan dengan SSP. SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabilatelah disahkan oleh pejabat kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telahmendapatkan validasi. SSP dianggap sah apabila telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN).Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan, baik yang melakukan pembayaran pajak tersendirimaupun yang ditunjuk sebagaiPemotong/Pemungut PPh atau Pemungut PPN, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak terdaftar. Bataswaktu penyampaian SPT sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Ayat (3) UU No.28 Th.2007 adalahsebagai berikut :

SPT Masa paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak.

SPT Tahunan PPh Orang Pribadi paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak.

SPT Tahunan PPh Badan paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Kemudian dalam Pasal 8 Ayat (2) Permenkeu No.184/PMK.03/2007, yaitu dalam hal batasakhir pelaporan bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporandapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. Dilanjutkan di Ayat (3), hari libur nasional sebagaimanadimaksud pada Ayat (2) termasuk hari yang diliburkan untuk penyelenggaraan Pemilihan Umum yang ditetapkan oleh P emerintah dan cuti bersama secara nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah.

Pembayaran Pajak ONLINE Selain membayar pajak secara manual, DJP juga kini mulai menerapkan pembayaran pajaks e c a r a o n l i n e . Hal ini dilakukan untuk memudahkan mas yar akat dalam memba yar pajak danmerupakan salah satu upa ya untuk meningkatkan pela yanan terhada p w a j i b p a j a k . D e m i k i a n dikatakan Direktur Informasi Perpajakan, Hasan Rashmani di Aula Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kamis (22/5) usai menandatangani kerjasama dengan BPD Kalimantan, BPD SulawesiSelatan, BPD DI Yogyakarta dan Bank Mersika Dharma. Pada saat bersamaan juga ditanda tanganitindaklanjutkerjasama America.Sistem kerjasama Monitoring Pelaporan Pembayaran Pa j a k denganBank ( M P3) of

dapat

memudahkanmasyarakat dalam melakukan pembayaran pajak tanpa harus datang ke bank yang bersangkutan. Pembayaran secara o n l i n e ini menurutnya dapat dilakukan melalui

ATM,b a n k t e l l e r , i n t e r n e t banking,pendinginstruction,d a n s a r a n a lain yangdisediakanoleh bank.Keuntungan dari sistem pemba yaran ini j u g a d a p a t m e n g u r a n g i k o l u s i k o r u p i d a n nepotisme (KKN) yang biasanya timbul karena adanya persentuhan langsung antara wajib pajak dengan aparat pajak. Disamping itu, keuntungan lainnya adalah untuk mengurangi peredaran suratsetoran pajak (SSP) palsu. Serta jumlah pajak yang dibayarkan wajib pajak akan tercatat secaraakurat.Selama tahun 2003 jumlah pajak yang dibayarkan masyarakat melalui MP3 s u d a h m e n c a p a i R p 32,328 triliun dengan jumlah transaksi 1,35 juta SS P. Menurutnya, sistem pembayaran online ini sudah dilakukan sejak tahun lalu. Dana yang dibutuhkan untuk membangun sistem ini sekitar Rp 25milyar, katanya. Sampai saat ini sudah ada 83 bank yang sepakat untuk bekerjasama dengan DJP, 62diantaranya sudah menandatangani perjanjian. Tetapi hanya 49 bank yang sudah lain online b e r j a l a n aplikasinya, ujarnya tanpa yang dapat dinikmati wajib

memberikan alasannya.K e u n t u n g a n pajak dari adanya sistem

i n i , masyarakat akan merasa aman

karena tidak perlu membawauang tunai, data pembayaran pajakdapat segera diterima oleh DJPtanpa harus melaporkan SS P. Ia mengharapkan dengan

adanyakemudahan dan keuntungan yang diperoleh wajib pajak akan meningkatkan kepatuhan masyarakat dalam melakukan pembayaran pajak.