tugas makalah hukum pajak

25
1 TUGAS MAKALAH HUKUM PAJAK Subjek Pajak Penghasilan” Nama : Ellen Setya H NPM : 2013200047 Kelas : C Dosen : Dr. Oyok Abuyamin, S.H,.M.H.,M.Si FAKULTAS HUKUM

Upload: lusia-ellen-tan

Post on 14-Dec-2015

820 views

Category:

Documents


206 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Hukum Pajak

1

TUGAS MAKALAH HUKUM PAJAK

“Subjek Pajak Penghasilan”

Nama : Ellen Setya H

NPM : 2013200047

Kelas : C

Dosen : Dr. Oyok Abuyamin, S.H,.M.H.,M.Si

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

Page 2: Tugas Makalah Hukum Pajak

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah

tentang Subjek Pajak Penghasilan. Makalah ini diajukan guna

memenuhi nilai tugas pertama tugas mata kuliah Hukum Pajak.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat

pada waktunya. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik serta saran yang

sekiranya bersifat membangun sangat saya harapkan demi

sempurnya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu

pengetahuan bagi kita semua.

Bandung, 25 Agustus 2015

Penyusun

Page 3: Tugas Makalah Hukum Pajak

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................1

Kata Pengantar..........................................................................................2

Daftar Isi.....................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...........................................................................................4

Rumusan Masalah.....................................................................................5

Tujuan Makalah.........................................................................................6

Manfaat Makalah.......................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka.......................................................................................7

BAB III PEMBAHASAN

Pembahasan dan Analisis.......................................................................12

BAB IV PENUTUP

Penutup....................................................................................................17

Daftar Pustaka.........................................................................................18

Page 4: Tugas Makalah Hukum Pajak

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Rochmat Soemitro, pajak adalah gejala masyarakat, artinya

pajak hanya ada di dalam masyarakat1. Masyarakat adalah kumpulan

manusia yang pada suatu waktu berkumpul untuk tujuan tertentu. Negara

adalah masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu. Kelangsungan hidup

negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat dan kepentingan

masyarakat. Untuk kelangsungan hidup masing-masing diperlukan biaya.

Biaya hidup individu, menjadi beban dari individu yang bersangkutan dan

berasal dari penghasilannya sendiri. Biaya hidup negara adalah untuk

kelangsungan alat-alat negara, administrasi negara, lembaga negara, dan

seterusnya, dan harus dibiayai dari penghasilan negara.

Pada mulanya pajak bukan merupakan suatu pungutan melainkan

hanya berupa pemberian secara sukarela oleh rakyat kepada raja dalam

memelihara kepentingan negara, seperti menjaga keamanan negara,

menyediakan jalan umum, membayar gaji pegawai dan lain-lain. Bagi

penduduk yang tidak melakukan penyetoran maka ia diwajibkan melakukan

pekerjaan-pekerjaan untuk kepentingan umum untuk beberapa hari lamanya

dalam satu tahun.

Penghasilan negara adalah berasal dari rakyatnya melalui pungutan

pajak, dan atau dari hasil kekayaan alam yang ada di dalam negara itu

(natural resources).Dua sumber itu merupakan sumber terpenting yang

memberikan penghasilan kepada negara. Penghasilan itu untuk membiayai

kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi

individu seperti kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan dan

sebagainya. Jadi, dimana ada kepentingan masyarakat, disana timbul

pungutan pajak sehingga pajak adalah senyawa dengan kepentingan umum.

1 Rochmat Soemitro, “Pengantar Singkat Hukum Pajak”, Eresco, Bandung, 1892

Page 5: Tugas Makalah Hukum Pajak

5

Pungutan pajak memang pada dasarnya mengurangi penghasilan

ataupun kekayaan individu akan tetapi sebaliknya merupakan penghasilan

masyarakat yang kemudian di kembalikan lagi kepada masyarakat, melaui

pengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang

akhirnya kembali lagi kepada seluruh masyarakat yang bermanfaat bagi

rakyat, baik yang membayar maupun tidak. Seperti yang dikatakan oleh

Rohmat Soemitro bahwa membayar pajak itu tidak saja berarti kewajiban ikut

serta memikul beban negara (pengeluaran negara), tetapi juga merupakan

hak untuk serta memikul sebagian dari beban negara, sesuai dengan

kemampuannya.2

Pajak mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan bernegara,

khususnya didalam pembangunan karena pajak merupakan sumber

penghasilan negara untuk membiayai semua pengeluaran, termasuk

pengeluaran pembangunan. Sistem pemungutan pajak di indonesia adalah

Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberikan kepercayaan

untuk memperhitungkan, menyetorkan, dan melaporkan sendiri atas pajak

yang terhutang terhadap negara. Disamping cara Self Assessment System

terdapat cara lain yaitu sistem pemotongan (withholding system). Withholding

System merupakan cara yang paling mudah yang dilakukan pemerintah untuk

memungut pajak, yaitu dengan cara mewajibkan wajib pajak untuk melakukan

pungutan dan pemungutan pajaknya oleh pihak lain. Dengan cara ini maka

pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk memungut

pajak.

Dalam pemungutan pajak subjek dan objek pajak harus jelas. Oleh

karena itu harus dikelola dengan baik dan benar sehingga data wajib pajak

sesuai. Selain itu, tarif pajak harus ditentukan berdasarkan ketentuan yang

berlaku saat itu. Dengan demikian para wajib pajak dapat rutin dan patuh

membayar pajak. Subjek pajak adalah orang, badan atau kesatuan lainnya

yang telah memenuhi syarat-syarat subjektif, yaitu bertempat tinggal atau

berkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak bila telah

memenuhi syarat-syarat obyektif. Objek pajak adalah apa yang dikenakan

pajak. Mengingat penting dan strategisnya objek pajak karena menyangkut

apa yang dikenakan atau tidak dikenakannya pajak atas objek dimaksud,

2 Ibid, hlm. 87

Page 6: Tugas Makalah Hukum Pajak

6

sehingga dalam UU perpajakan kita selalu dengan tegas dinyatakan apa yang

menjadi objek setiap jenis pajak.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah-masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa dasar hukum dari subjek pajak penghasilan?

2. Apa definisi dari pajak penghasilan?

3. Siapa saja yang menjadi subjek pajak?

C. TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Apa saja yang menjadi dasar hukum dari subjek pajak penghasilan

2. Definisi dari pajak penghasilan

3. Siapa saja yang berhak menjadi subjek pajak

D. MANFAAT MAKALAH

1. Dapat mengetahui secara lebih jelas tentang subjek pajak dan pengertian

dari pajak penghasilan serta dasar hukum yang menjadi landasan bagi

subjek pajak penghasilan tersebut

Page 7: Tugas Makalah Hukum Pajak

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

Sebelum membahas tentang Pajak Penghasilan, ada baiknya kita

mengatahui tentang arti dari kata pajak itu sendiri. Karena dengan memahami

tentang arti dari pajak itu sendiri, kita akan lebih mudah mempelajari dan

mengerti tentang seluk-beluk perpajakan di Indonesia.

Pengertian pajak sendiri menurut Undang-undang Nomor 28 tahun

2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) adalah

kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Adapun di dalam pajak terdapat 5 unsur pokok dalam definisi pajak yaitu:

1. Iuran / pungutan

2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang

3. Pajak dapat dipaksakan

4. Tidak menerima kontra prestasi

5. Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah

Jenis-jenis Pajak:

Secara umum jenis pajak dibedakan menjadi pajak pusat dan pajak

daerah. Contoh dari

pajak pusat adalah:

1. Pajak Penghasilan (PPh)

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

3. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)

4. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Page 8: Tugas Makalah Hukum Pajak

8

Akan tetapi sejak tahun 2012, khusus untuk jenis pajak Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB), pengelolaan terhadap jenis pajak ini sebagian dialihkan

kepada Pemerintah Daerah (Pemda).

B. Pengertian Pajak

Kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik materiil maupun

spiritual, dimana tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah

pembiayaan pembangunan. Salah satu usaha untuk mewujudkan

kemandirian suatu bangsa atau Negara dalam pembiayaan pembangunan

yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri berupa pajak.

Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

kepentingan bersama. Pembebanan pajak oleh pemerintah yang berbentuk

pemungutan pajak terhadap wajib pajak, pada hakikatnya merupakan

perwujudan dari pengabdian kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk

langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan yang

diperlukan untuk pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

Namun satu hal yang harus diingat bahwa pajak bukanlah merupakan

iuran yang sifatnya sukarela, akan tetapi iuran yang dapat dipaksakan,

sehingga kelalaian dalam memenuhi kewajiban perpajakan dapat merugikan

wajib pajak yang bersangkutan, dengan kemungkinan-kemungkinan surat

paksa, sita dan lelang serta sanksi-sanksi pidana yang dapat diancam

dengan pidana kurungan atau penjara. Membayar pajak bukanlah merupakan

tindakan sederhana tetapi terdapat banyak hal yang bersifat emosional. Pada

dasarnya, tidak seorangpun yang senang membayar pajak dan bertahan

terhadap pembayaran pajak.

Page 9: Tugas Makalah Hukum Pajak

9

Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti

pula dengan kebijakan-kebijakan dibidang pajak, oleh karena itu pajak

merupakan fenomena yang selalu berkembang dimasyarakat. Apabila

membahas pengertian pajak banyak para ahli yang memberikan batasan

mengenai pajak.

Menurut Muda Markus dan Lalu Hendry Yujana mengatakan bahwa

harta kekayaan rakyat yang berdasarkan Undang-undang sebagian wajib

pajak diberikan oleh rakyat kepada Negara, tanpa mendapat kontraprestasi

yang diterima rakyat secara individual dan langsung dari negara serta bukan

merupakan penalti, yang berfungsi sebagai dana untuk penyelenggaraan

Negara, dari sisanya jika ada digunakan untuk pembangunan serta berfungsi

sebagai instrumen untuk mengatur kehidupan sosial ekonomi masyarakat.3

Menurut Rochmat Soemitro mengungkapkan bahwa pajak adalah iuran

rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang

langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum. 4

Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

yang melekat pada pengertian pajak, adalah :

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya

yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

3 Muda Markus dan Lalu Hendry Yujana, Pajak Penghasilan, 2002 hlm. 94 Rochmat Soemitro, Perpajakan Teori dan Kasus, 2004 hlm. 613

Page 10: Tugas Makalah Hukum Pajak

10

3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah.

4. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk membiayai

public investment.

5. Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain budgeter yaitu mengatur.

C. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

Muda Markus dan Lalu Hendry Yujana

Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek

pajak atas penghasilan yang diperolehnya dalam satu tahun pajak

D. Pengertian Subjek Pajak

Subjek pajak diartikan sebagai orang yang dituju oleh Undang-undang

untuk dikenakan pajak. Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan terhadap

subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya

dalam tahun pajak. Sedangkan menurut Waluyo dan Wirawan yang dimaksud

dengan subjek pajak adalah:

1. Orang Pribadi

2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

3. Badan

4. Bentuk Usaha Tetap (BUT)5

E. Dasar Hukum

5 Waluyo dan Wirawan, Perpajakan Indonesia, 2000;42

Page 11: Tugas Makalah Hukum Pajak

11

Pajak Penghasilan sendiri telah diatur serta memiliki kekuatan hukum yang

tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak

Penghasilan. Adapun Undang-Undang ini terlah beberapa kali mengalami

perubahan, dan yang terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 Tentang Perbuahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7

Thaun 1983 Tentang Pajak Penghasilan (UU PPh)

Page 12: Tugas Makalah Hukum Pajak

12

BAB III

PEMBAHASAN

A. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat

Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 574/KMK.04/2000 yang telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 601/KMK.03/2005 tentang Organisasi-organisasi Internasional dan

Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang Tidak Termasuk

sebagai Subjek Pajak Penghasilan

Adapun undang-undang yang masih berlaku yaitu Undang- Undang 36

Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan merupakan perubahan keempat dari

Undang-Undang Pajak Penghasilan yang pertama yaitu Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan.

B. Definisi Pajak Penghasilan

1. Pajak Penghasilan

Definisi dari pajak penghasilan ini tercantum di dalam Pasal 1 Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1994 yang berbunyi: “Pajak Penghasilan

dikenakan terhadap Subjek Pajak atas Penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam tahun Pajak.”

2. Berkenaan dengan penghasilan yang diterima

Di dalam penjelasan Pasal 1 Undang-Undang Nomor. 36 Tahun 2008

dijelaskan bahwa berkenaan dengan penghasilan yang diterima

dinyatakan bahwa:

a. Pajak Penghasilan terhadap subjek pajak.

Page 13: Tugas Makalah Hukum Pajak

13

Undang-Undang ini mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap

subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam tahun pajak

b. Apabila menerima atau memperolah penghasilan, subjek pajak

tersebut dikenai pajak apabila menerima atau memperoleh

penghasilan

c. Subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan, dalam

UU ini disebut dengan Wajib Pajak

d. Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu

tahun pajak/ dapat pula dikenai pajak untuk penghasilan dalam bagian

tahun pajak, Wajib pajak dikenai pajak atas penghasilan dalam bagian

tahun pajak apabila kewajiban pajak subjektinya dimulai atau berakhir

dalan tahun pajak

e. Tahun Pajak dan Tahun Buku , yang dimaksud dengan Tahun Pajak

dalam Undang-Undang ini adalah tahun kalender, tetapi WP dapat

menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender,

sepanjang tahun buku tersebut meliputi jangka waktu 12 ( dua belas)

bulan.

C. Subjek Pajak

Secara garis besar subjek pajak adalah pihak-pihak (orang maupun

badan) yang akan dikenakan pajak, sedangkan objek pajak adalah segala

sesuatu yang akan dikenakan pajak. Wajib pajak adalah subjek pajak yang

telah memenuhi syarat-syarat objektif sehingga kepadanya diwajibkan pajak.

Dengan perkataan lain. Setiap wajib pajak adalah subjek pajak.

Subjek pajak adalah orang, badan atau kesatuan lainnya yang telah

memenuhi syarat-syarat subjektif, yaitu bertempat tinggal atau

berkedudukan di Indonesia. Subjek pajak baru menjadi wajib pajak bila telah

memenuhi syarat-syarat obyektif.

Subjek pajak tidak identik dengan subjek hukum, oleh karena itu untuk

menjadi subjek pajak tidak perlu menjadi subjek hukum. Sehingga firma,

perkumpulan, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan dapat

Page 14: Tugas Makalah Hukum Pajak

14

menjadi subjek pajak. Demikian juga orang gila, anak yang masih di bawah

umur dapat menjadi subjek atau wajib pajak, tetapi untuk mereka perlu

ditunjuk orang atau wali yang dapat dipertanggungjawabkan untuk

memenuhi kewajiban-kewajibannya.

a. Subjek Pajak dari Pajak Penghasilan (PPh)

Secara umum pengertian subjek pajak adalah siapa yang dikenakan

pajak. Secara praktik termasuk dalam pengertian subjek pajak meliputi

orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan,

badan, dan bentuk usaha tetap. Berdasarkan Pasal 2 ayat 1 UU No. 36

Tahun 2008, Subjek pajak tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :

1) Orang Pribadi dan Warisan yang Belum Terbagi sebagai Satu

Kesatuan Menggantikan yang Berhak

Kedudukan orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal

atau berada di Indonesia ataupun di luar Indonesia. Orang pribadi tidak

melihat batasan umur dan juga jenjang sosial ekonomi, dengan kata lain

berlaku sama untuk semua (non dicrimination).

     Sedangkan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

merupakan subjek pajak pengganti, menggantikan menggantikan mereka

yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan ahli warisan tersebut dimaksudkan

agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tersebut

tetap dapat dilakasanakan, demikian juga dengan tindakan penagihan

selanjutnya.

2) Badan

Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha atau tidak melakukan usaha yang

meliputi :

1. Perseroan Terbatas (PT)

2. Perseroan Komanditer

3. Perseroan atau perkumpulan lainnya

4. Badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah

(BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun.

5. Firma

6. Kongsi

Page 15: Tugas Makalah Hukum Pajak

15

7. Koperasi

8. Dana pensiun

9. Persekutuan

10. Yayasan

11. Organisasi massa

12. Organisasi sosial politik

13. Bentuk usaha tetap

14. Bentuk usaha lainnya.

3) BUMN dan BUMD

Badan Usaha Milik negara dan badan usaha milik daerah merupakan

subjek pajak tanpa memperhatikan nama dan bentuknya sehingga

setiap unit tertentu dari badan pemerintah, misalnya lembaga, badan,

dan sebagainya yang dimiliki oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah

daerah yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan untuk

memperoleh penghasilan merupakan subjek pajak.

4) Perkumpulan

Dalam pengertian perkumpulan termasuk pula asosiasi, persatuan,

perhimpunan, atau ikatan dari pihak-pihak yang mempunyai kepentingan

yang sama.

5) Bentuk Usaha Tetap

     Bentuk Usaha Tetap (BUT) adalah bentuk usaha yang digunakan

oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di

Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam dalam jangka waktu 12 bulan, atau

juga badan yang didirkan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia

untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia, yang dapat

berupa :

1. Tempat kedudukan manajemen

2. Cabang perusahaan

3. Kantor perwakilan

4. Gedung kantor

5. Pabrik

6. Bengkel

Page 16: Tugas Makalah Hukum Pajak

16

7. Pertambangan dan penggalian sumber alam

8. Wilayah kerja pertambangan minyak dan gas bumi

9. Perikanan, peternakan, pertanian, perkebunan atau kehutanan

10. Gudang

11. Ruang untuk promosi atau penjualan

12. Proyek konstruksi, instalasi atau proyek perakitan

13. Pemberian jasa dalam bentuk apa pun oleh pegawai atau oleh orang

lain

14. Orang atau badan yang bertindak selaku agen yang kedudukannya tidak

bebas

15. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan

tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi atau

menanggung resiko di Indonesia

16. Komputer, agen elektronik atau peralatan otomatis yang dimiliki sewa

atau digunakan oleh penyelenggara transaksi elektronik untuk

menjalankan kegiatan usaha melalui internet.

Page 17: Tugas Makalah Hukum Pajak

17

BAB IV

PENUTUP

Dari penjelasan yang ditelah disampaikan oleh makalah ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Dasar hukum bagi pajak penghasilan (PPh) pada awalnya adalah

Undang-Undang Nomor 73 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan,

akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman maka undang-

undang ini mengalami pembaharuan sebanyak empat kali. Sehingga

dasar hukum bagi pajak penghasilan yang berlaku hingga sekarang

adalah Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan

Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan.

2. Definisi dari Pajak Penghasilan tercantum didalam Pasal 1 Undang-

undang Nomor 10 Tahun 1994 yang berbunyi bahwa dikenakan

terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau

diperolehnya dalam Tahun Pajak

3. Subjek Pajak

Yang menjadi subjek pajak adalah:

1. Orang pribadi

2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan

menggantikan yang berhak

3. Badan

4. BUMN dan BUMD

5. Perkumpulan

6. Bentuk Usaha Tetap

Page 18: Tugas Makalah Hukum Pajak

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Soemitro, Rochmat. 1892. Pengantar Singkat Hukum Pajak. Bandung: Eresco

2. Soemitro, Rochmat. 1991

3. http:forum.kompas.com

4. Markus, Muda., dan Hendry Yujana. 2002. Pajak Penghasilan

5. Soemitro, Rochmat. 2004. Perpajakan Teori dan Kasus. Bandung:Eresco