makalah pai ii kelas a kelompok v
TRANSCRIPT
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM II
AJARAN ISLAM DALAM UPAYA KURATIF
OLEH KELOMPOK V:
ERY MUFIDA (101211123055)
IKA ANJARI DOY SAPUTRI (101211123057)
NOVI DWI ARISANDI (101211123059)
DYAH AMBARWATI (101211123065)
SINTA DEWI LESTYONINGRUM (101211123067)
DEVI TRIAN SRIANDARI (101211123069)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah
yang telah diberikan-Nya maka Makalah Pendidikan Agama Islam yang berjudul
“Ajaran Islam Dalam Upaya Kuratif” telah terselesaikan.
Bersama ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kami tetap
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi peningkatan kualitas
makalah ini.
Surabaya, 5 0ktober 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Tujuan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian.................................................................................... 3
2.2 Petunjuk Al-Qur’an tentang pengobatan………………………... 4
2.3 Sakit, obat dan pengobatan……………………………………… 9
2.4 Pengobatan Tradisional Dalam Pandangan Islam………………. 11
2.5 Pengobatan Modern Dalam Pandangan Islam………………….. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 14
3.2 Saran…………………………………………………………… 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pandangan Islam yang tinggi terhadap kesehatan itu sesungguhnya
bagian integral dari totalitas sistem kehidupan Islam. Sistem ini didesain
Allah SWT secara unik untuk diterapkan pada kehidupan manusia.
Islam adalah agama yang kaya. Khazanahnya mencakup segenap
aspek kehidupan manusia, termasuk di antaranya masalah kesehatan dan
pengobatan. Ilmu pengobatan islam sebenarnya tidak kalah dengan ilmu
pengobatan barat. Contohnya, Ibnu sina seorang muslim yang menjadi
pionir ilmu kedokteran modern. Ilmu pengobatan islam bertumpu pada cara-
cara alami dan metode ilahiah. Yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi
seorang muslim dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakitnya.
Sebagai khalifah di muka bumi, manusia dibekali akal oleh Allah
SWT, disamping sebagai instink yang mendorong manusia untuk mencari
segala sesuatu yang di butuhkan untuk melestarikan hidupnya seperti
makan, minum dan tempat berlindung. Dalam mencari hal-hal tersebut,
manusia akan mendapat pengalaman yang baik dan yang kurang baik
maupun yang membahayakan. Maka akal lah yang mengolah, meningkatkan
serta mengembangkan pengalaman tersebut untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Karena itu, manusia selalu dalam proses mencari dan
menyempurnakan hingga selalu progresif. Berbeda dengan binatang yang
hanya dibekali dengan instink saja, hingga hidup mereka sudah terarah dan
dan bersifat statis. Akal lah yang membentuk serta membina kebudayaan
manusia dalam berbagai aspek kehidupannya termasuk dalam bidang
pengobatan.
Rasulullah saw. telah membangun fondasi yang kokoh bagi
perterwujudan upaya preventif-promotif dan kuratif. Ini terjadi saat syariah
Islam turun secara sempurna dan diterapkan secara sempurna pula. Upaya
preventif seperti mewujudkan pola emosi yang sehat, pola makan yang
sehat, pola aktivitas yang sehat, kebersihan, lingkungan yang sehat, perilaku
seks yang sehat serta epidemi yang terkarantina dan tercegah dengan baik
tak lain adalah buah manis yang niscaya dapat dinikmati saat syariah Islam
diterapkan secara kaffah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami pengobatan dalam pandangan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pengobatan adalah suatu kebudayaan untuk menyelamatkan diri
dari dari penyakit yang mengganggu hidup. Kebudayaan tidak saja
dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi juga oleh kepercayaan dan keyakinan,
karena manusia telah merasa di alam ini ada sesuatu yang lebih kuat dari
dia, baik yang dapat dirasakan oleh pancaindera maupaun yang tidak dapat
dirasakan dan bersifat ghaib. Pengobatan ini tidak lepas dari pengaruh
kepercayaan atau agama yang di anut manusia.
Secara umum di dalam dunia pengobatan dikenal istilah medis dan
non medis. Para ahli berbeda pendapat tentang penjelasan batasan istilah
medis dan definisinya secara terminologis menjadi 3 pendapat, yaitu :
Pendapat pertama
Medis atau kedokteran adalah ilmu untuk mengetahui berbagai kondisi
tubuh manusia dari segi kesehatan dan penyakit yang menimpanya.
Pendapat ini di nisbat kan oleh para dokter klasik dan Ibnu Rusyd Al-
hafidz.
Pendapat kedua
Medis atau kedokteran adalah ilmu tentang berbagai kondisi tubuh
manusia untuk menjaga kesehatan yang telah ada dan
mengembalikannya dari kondisi sakit.
Pendapat ketiga
Ilmu pengetahuan tentang kondisi-kondisi tubuh manusia, dari segi
kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan untuk menjaga
kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya kepada kondisi sehat
ketika kondisi nya tidak sehat. Ini adalah pendapat Ibnu sina.
Sehingga istilah pengobatan medis dapat disimpulkan sebagai suatu
kebudayaan untuk menyelamatkan diri dari penyakit yang menggaggu hidup
manusia di dasar kan kepada ilmu yang di ketahui dengan kondisi tubuh
manusia, dari segi kondisi sehat dan kondisi menurunnya kesehatan, untuk
menjaga kesehatan yang telah ada dan mengembalikannya ketika kondisi
tidak sehat. Pengobatan medis sendiri dalam sejarah manusia merupakan
hasil proses panjang yang di awali secara tradisional hingga menjadi
modern seperti sekarang.
2.2 Petunjuk Al-Qur’an tentang pengobatan
Banyak ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan
karena Al-Qur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan rahmat bagi
orang-orang mukmin. “Dan kami menurunkan Al-Qur’an sebagai penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang mukmin”.(QS Al-Isra’: 82). Menurut
para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al-Qur’an yaitu “Asysyifa” yang
artinya secara terminologi adalah obat penyembuh. “Hai manusia, telah
datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhan mu dan sebagai
obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman”.(QS Yunus:57)
Disamping Al-Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga
menceritakan tentang keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan
sumber dari pembuat obat-obatan. “Dengan (air hujan) itu Dia
menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, kurma, anggur
dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-
benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)bagi orang-orang yang
berfikir.(QS An-Nahl:11). “Kemudian makanlah dari segala(macam)buah-
buahan dan tempuhlah jalan Tuhan-muyang telah (dimudahkan bagimu).
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sungguh pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah)
bagi orang-orang yang berfikir”.(QS An-Nahl:69)
2.2.1 Metoda Pengobatan Para Rasul Sebelumnya
Nabi Isa AS
“Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata)
“Aku telah datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhan
mu, yaitu aku membuatkanmu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti
burung, lalu aku meniup nya, maka ia menjadi seekor burung atas izin
Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang
berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah,
dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu
simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu
tanda(kebenaran kerasulanku) bagimu,jika kamu orang yang beriman”.(QS
Ali-Imran:49).
Menurut para mufassir, Nabi Isa mengobati penyakit buta dan kusta dengan
cara di usap dengan tangan nya, mata yang buta dan anggota tubuh yang
terkena kusta dengan izin Allah melalui mukjizatnya maka seketika itu
sembuh.
Nabi Musa AS
Nabi Musa tidak lepas dari sifat kemanusiaannya yang merupakan
sunnatulloh yaitu sakit. Beliau pernah sakit lalu memetik sehelai daun yang
diniatkan sebagai obat yang hakikatnya Allah menyembuhkan kemudian di
tempelkannya daun tersebut pada anggota tubuh yang sakit, karena
mukjizatnya seketika itu sembuh. Dan kedua kali nya beliau sakit kemudian
memetik sehelai daun secara spontanitas tanpa diniatkan sebagai obat yang
hakikatnya Allah Sang Penyembuh maka ketika itu sakitnya tidak sembuh.
Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad sebagai Rasul yang diperintahkan Allah untuk
menyampaikan wahyu kepada umat-nya tidak lepas tingkah lakunya dari
Al-Qur’an karena beliau dijadikan suri tauladan yang baik untuk semua
manusia. Firman Allah : “Sesungguhnya pada diri Rasul itu terdapat suri
tauladan yang baik untuk kamu, bagi orang-orang yang mengharapkan
rahmat (Allah) dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat
Allah”.(QS Al-Ahzab: 21). Imam Ali berkata : “Sesungguhnya semua
tingkah laku Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an”. Beberapa metoda
pengobatan yang dilakukan Rasulullah :
Ruqyah
Ruqyah merupakan salah satu cara pengobatan yang pernah diajarkan
malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Ketika Rasulullah sakit
maka datang malaikat jibril mendekati tubuh beliau,kemudian jibril
membacakan salah satu doa sambil ditiupkan ketubuh Nabi, seketika itu
beliau sembuh. Inilah doanya : ”Bismillahi arqiika minkulli syai-in
yu’dziika minsyarri kulli nafsin au-ainiasadin Alloohu yasyfiika
bismillahi arqiika”. Ada 3 cara ruqyah yang dilakukan oleh Nabi :
1.Nafats
Yaitu membacakan ayat Al-Qur’an atau doa kemudian di tiupkan pada
kedua telapak tangan kemudian di uasapkan keseluruh badan pasien yang
sakit. Dalam suatu riwayat bahwasanya Nabi Muhammad SAW apabila
beliau sakit maka membaca “Al-muawwidzat” yaitu tiga surat Al-Qur’an
yang diawali dengan “A’udzu” yaitu surat An Naas, Al Falaq, dan Al ikhlas
kemudian di tiupkan pada kedua telapak tangannya lalu diusapkan keseluruh
badan.
2.Air liur yang ditempelkan pada tangan kanannya.
Diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim : bahwasanya Nabi Muhammad SAW
apabila ada manusia yang tergores kemudian luka, maka kemudian beliau
membaca doa kemudian air liurnya ditempelkan pada tangan kanannya, lalu
di usapkan pada luka orang tersebut. Inilah doa nya: ”Allahumma robbinnas
adzhabilbas isyfi antasy-syafii laa syifa-a illa syifa-uka laa yughodiru
saqoman”.
3.Meletakkan tangan pada salah satu anggota badan.
Nabi Muhammad SAW pernah memerintahkan Utsman bin Abil Ash yang
sedang sakit dengan sabdanya : “letakkanlah tanganmu pada anggota
badan yang sakit kemudian bacalah “Basmalah 3x” dan “A’udzu bi-
izzatillah waqudrotihi minsyarrima ajidu wa uhajiru 7x”.
Doa Mikjizat
Banyak doa-doa kesembuhan yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad SAW
kepada umat nya, salah satunya : “Allahumma isyfi abdaka yan-ulaka
aduwwan aw yamsyi laka ila sholaah”.
Dengan Memakai Madu
Sebagaimana menurut QS An-Nahl:69 bahwa madu Allah jadikan sebagai
obat maka Rasulullah menggunakan madu untuk mengobati salah satu
keluarga sahabat yang sedang sakit. Dalam satu riwayat, ada sahabat yang
datang kepaa Rasulullah memberitahukan anaknya sedang sakit, kemudian
Nabi menyuruh meminumkan anaknya madu sambil membaca doa.
Bekam
Berbekam termasuk pengobatan yang diajarkan Rasulullah SAW, bahkan
Rasulullah SAW pernah melakukan bekam dan memberikan upah kepada
tukang bekam. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya sebaik-baik apa yang
kalian lakukan untuk mengobati penyakit adalah dengan melakukan
bekam”.
Contoh pengobatan Nabi untuk asam urat
Asam urat sudah dikenal sejak 2.000 tahun yang lalu dan menjadi salah satu
penyakit tertua yang dikenal manusia. Dulu, penyakit ini juga disebut
"penyakit para raja" karena penyakit ini diasosiasikan dengan kebiasaan
mengonsumsi makanan dan minuman yang enak-enak. Kini, asam urat bisa
menimpa siapa saja.
Asam urat adalah hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur protein (zat
purin) dan ginjal adalah organ yang mengatur kestabilan kadarnya dalam
tubuh dan akan membawa sisa asam urat ke pembuangan air seni. Namun
jika kadar asam urat itu berlebihan, ginjal tidak akan sanggup mengaturnya
sehingga kelebihan itu akan menumpuk pada jaringan dan sendi. Otomatis,
ginjal juga akan mengalami gangguan. Kandungan asam urat yang tinggi
menyebabkan nyeri dan sakit persendian yang amat sangat.
Gangguan asam urat ditandai dengan suatu serangan tiba-tiba di daerah
persendian. Saat bangun tidur, misalnya, ibu jari kaki dan pergelangan kaki
Anda terasa terbakar, sakit dan membengkak. Bahkan selimut yang Anda
gunakan terasa seperti batu yang membebani kaki Anda. Seperti itulah
gejala asam urat atau arthritis gout. Gangguan asam urat disebabkan oleh
tingginya kadar asam urat di dalam darah, yang menyebabkan terjadinya
penumpukan kristal di daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit.
Selain rasa sakit di persendian, asam urat juga menyerang ibu jari kaki,
dapat membentuk tofi atau endapan natrium urat dalam jaringan di bawah
kulit, atau bahkan menyebabkan terbentuknya batu ginjal.
System Pengobatan Nabawi untuk mengatasi asam urat menggunakan
metode Hijamah dan Herbal Islami. Penyebab Utama asam urat adalah
kelebihan zat purin dalam darah, sehingga bila kandungan purinnya sedikit
atau normal, tubuh bisa membuangnya lewat ginjal. Kelebihan purin ini
harus dikeluarkan dengan cara dibekam/hijamah bersama unsur-unsur kotor
lainnya dalam darah.
Selanjutnya disarankan untuk mengkonsumsi herbal-herbal Islami terutama
Habbatussauda dan minyak zaitun. Habbatussauda berfungsi untuk
menggelontor toksin dalam darah dan melakukan detoksifikasi intra sel
(pengeluaran racun yang ada dalam sel), yang kemudian bersama unsur
darah kotor lainnya dikeluarkan dari tubuh lewat bekam/hijamah.
Habbatussauda juga berfungsi menghilangkan rasa nyeri di persendian
karena mengandung zat yang memiliki efek anti inflamatori atau anti
peradangan.
Sementara minyak zaitun sangat efektif untuk menghilangkan rasa sakit
dipersendian yang amat mengganggu. Bergabung bersama efek anti
peradangan dari habbatussauda maka rasa sakit ini akan sangat terkurangi.
2.3 Sakit, Obat dan Pengobatan
Sehat jasmani dan rohani merupakan nikmat Allah yang sangat
mahal yang dikaruniakan kepada setiap hamba-Nya secara gratis dan sulit
untuk menghitung dan apalagi mau membayarnya. Sedangkan, sakit (al-
maridh/as-saqam) , dalam perspektif agama Islam, dimaknai sebagai
sebuah hikmah dan bahan muhasabah (evaluasi diri) bahwa siapapun
hamba Allah dalam posisi tidak berdaya ketika dalam keadaan sakit, baik
sakit ringan, sakit sedang, apalagi sakit yang kronis yang sudah mengancam
eksistensi jiwanya yang sudah terbaring, dan bahkan terkapar di
pembaringan, yang hanya dapat ditangisi oleh istreri/suami dan sanak
saudara. Sehingga sakit/penyakit itu menjadi sebuah hikmah, sebuah
ujian/test dan cobaan (imtihan wa ibtilaan) bagi siapapun hamba-Nya,
apakah dia seorang yang kaya raya, pejabat, ulama, intelektual,
pengusaha,rakyat biasa atau dhu`afa, untuk menjadikan sakit itu sebagai
sebuah hikmah untuk lebih diposisikan Allah SWT sebagai tempat
meminta, bermunajat, dan tempat mengajukan berbagai keluhan dan
problem, sehingga melalui sakit, Allah SWT akan mendengar rintihan,
manja dan cengengnya sosok seorang hamba-Nya. Seorang hamba
yang belum pernah mengalami sakit dalam sepanjang hidupnya secara
establish, selalu sehat maka boleh jadi dia tidak dapat mensyukurinya.
Sehingga dia bertepuk dada,, sombong bahkan menganggap dirinya
sakti sebagai Tuhan, sebagai yang telah dilakukan oleh Fir`aun.
Adapun solusi untuk mengantisipasi secara prepentif dan mengatasi
secara kuratif terhadap penyakit itu, adalah:
1. Orang yang sakit itu mesti jadikan penyakit ini sebagai sebuah
hikmah dan muhasabah, untuk terus berhusnuzzan bahwa yang
bersangkutan yakin kepada Allah SWT masih memberikan
kesempatan untuk sembuh kembali. Pada hakikatnya yang
menyembuhkan derita penyakitnya itu adalah Allah SWT.
2. Dengan memperbanyak istigfar atas berbagai kealpaan, maksiat
dan dosa yang dilakukan, membaca zikir dan doa yang ma`tsur
sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW, dengan mengkonsumsi
minuman air putih, ikhlas dengan membaca sebelumknya surat al-
fatihah, yang dikenal dengan surat asy-Syifa (penyembuhan)
sebelum meminumnya.
3. Jika masih belum sembuh, konsultasi kepada ahlinya yang
berkompetensi dalam bidang ketabiban dan kedokteran untuk
berikhtiar baik rawat biasa, maupun rawat inap. Dengan tetap
mantapkan semangat husnuzzan Allah SWT akan masih memberi
kesempatan swembuh, untuk didayagunakan kesempatan ribadah,
dan hal-hal yang positif lainnya.
4. Memilah dan memilih sistem pengobatan yang tidak membawa
kepada kemusyrikan dengan mempersyaratkan sesuatu yang tidak
rasional dan mengada-ngada (tetapi di balik itu ada penipuan),
demikian juga obat yang digunakan adalah obat yang halal, baik
yang nabati, maupun yang hewani, yang diproduk dari bahan-
bahan yang halal. Diharapkan obat yang dapat menyembuhkan
terhadap obyek sebuah penyakit, tidak mempunyai side effect
kepada penyakit lainnya.
5. Jika ikhtiar melalui pengobatan dan tersebut dikabulkan oleh Allah
SWT sembuh, Insya Allah kesembuhan tersebuhan tersebut akan
disyukuri untuk lebih meningkatkan lagi amal salih, dan ibadah
kepada-Nya. Jika tidak sembuh, maka diakhiri kehidupan ini
dengan penuh tawakkal dengan disefrtai dengan ikhtiar, dan
kembali ke hadirat Allah SWT dalam penuh kepuasan, penuh
dengan nilai-nilai kesalehan, dengan membawa predikat "husnul-
Khatimah". Amin Ya Rabbal `alamin.
2.4 Pengobatan Tradisional Dalam Pandangan Islam
Sebelum islam hadir di tengah-tengah masyarakat, manusia sudah
memiliki pengetahuan dan cara pengobatan yang mereka peroleh
berdasarkan pengalaman. Hal ini di namai pengobatan tradisional yang
banyak berdasarkan pada kegelapan mistik. Secara ringkas dapat dikatakan
bahwa pengobatan tradisional ini dimanapun (termasuk di Indonesia),
adalah yang primitif, jadi tidak ilmiah dan spekulatif, mistik, magic dan
statis serta tidak di ajarkan. Jampi-jampi dan rajah serta azimat dilarang oleh
islam. Karena semua itu membawa manusia kepada perbuatan syirik.
Ada pengobatan tradisional lain yang tidak menghubungkan diri
dengan ruh halus sebagai penyebabnya. Yaitu hanya berdasarkan gejala /
keluhan penat-penat, lemah badan,dsb. Obatnya ialah berupa daun-daunan
sebagai jamu. Jamu bukan mistik dan bukan pula magic, tetapi tetapi berupa
pengobatan alamiah atau yang berasa dari alam.
Pengobatan tradisional lainnya adalah pijat (massage) bagi yang
patah tulang atau acupressure dengan menekan bagian tubuh tertentu atau
dengan nama lain akupuntur yang berasal dari cina, dan juga bekam.
Pada dasarnya obat tradisional seperti ini diperbolehkan dalam
islam selama tidak merusak diri sendiri dan orang lain serta tidak membawa
kepada perbuatan syirik. Garis-garis besar pengobatan tradisional yang
diajarkan Rasul diantaranya melarang “Kai”, yakni meletakkan besi panas
di atas bagian tubuh yang sakit, melarang jampi-jampi atau mantera-mantera
yang membawa kepada syirik.
2.5 Pengobatan Modern Dalam Pandangan Islam
Pengobatan modern berasal dari pengobatan tradisional. Dan
merupakan perkembangan hasil dari kerja akal manusia yang diberi
kesempatan untuk aktif memikirkan dan merenungkan kehidupan ini.
Pengobatan modern menurut pandangan islam adalah segala tekhnik
pengobatan yang berdasarkan hasil dari befikir dan mengembangkan ilmu
dan pengetahuan dalam bidang kesehatan dengan mengandalkan akal yang
telah diberikan oleh Allah SWT untuk di kembang kan dan di amalkan guna
manusia dan alam sekitarnya.
Nabi menjelaskan bahwa ada dua macam penyakit sesuai dengan
keadaan manusia yang terdiri dari tubuh jasad dan tubuh rohani. Untuk obat
rohaniah adalah membaca Al-Qur’an dan untuk fisik adalah materi
contohny madu.
Perlu diketahui Allah menurunkan segala penyakit tanpa
menjelaskan secara terperinci mengenai jenis penyakitnya dan Allah
menurunkan obatnya tanpa menyebutkan apa obatnya dan bagaimana cara
memakainya. Masalah ini haruslah dikerjakan oleh manusia dengan akal,
ilmu dan penyelidikan yang sekarang dinamai science bersama
teknologinya.
“Agama itu akal dan tidak ada agama bagi yang tidak berakal”
Inilah dorongan untuk membangun ilmu pengetahuan (science),
termasuk pengetahuan pengobatan (medical science). Pada waktu islam
berkembang keluar jazirah arab, umat islam bertemu dengan pengobatan
Persia, Yunani dan hindia. Mereka menyerap segala macam pengobatan itu
serta menyesuaikannya dengan ajaran islam. Perkembangan yang pesat
terjadi pada daulah abbasiyah, setelah dimulai pada masa khalifah umayyah.
Cordova dan Granada di spanyol merupakan pusat ilmu yang di datnangi
oleh ahli-ahli barat. Pada saat itu muncullah dokter-dokter muslim dengan
kualitas internasional seperti Ibnu Uthal dan Wahid Abdul Malik, yang
mendirikan perumahan untuk merawat penderita kusta, Ibnu Al Baytan yang
dirinya dengan mengumpulkan tanaman-tanaman berkhasiat bagi
pengobatan dan sebagainya, pada periode abbasiyah mereka mendirikan
rumah sakit modern di Baghdad.
Kedahsyatan islam yang dapat mengubah manusia jahiliyah
penyembah berhala menjadi ilmiah yang selalu mengingat kepada
keMahabesaran Allah. Mereka mengubah pengobatan mistik dan spekulatif-
magic menjadi pengobatan ilmiah yang tepat, objektif dan islami.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Islam memperbolehkan menggunakan teknik pengobatan tradisional
maupun pengobatan modern, asalkan tidak mengundang kemusyrikan.
3.2 Saran
3.2.1 Jadikan penyakit tersebut sebagai sebuah hikmah dan muhasabah
3.2.2 Memperbanyak istigfar
3.2.3 Konsultasi kepada ahlinya
3.2.4 Memilih sistem pengobatan yang tidak membawa kepada kemusyrikan
3.2.5 Ikhtiar
DAFTAR PUSTAKA
Al- Jauziyah, Ibnu Qayyim.2011. Metode Pengobatan Nabi (Ath-Thibbun
Nabawi). Griya Ilmu.
http://www.mui-bogor. .org/index.php obat-dan-pengobatan-dalam-perspektif-
hukum-islam.
http://jadhie.wordpress.com/2012/01/26/sakit-menurut-pandangan-islam/
http://binmuhsinhabbatussauda.blogspot.com/2009/11/pengobatan-menurut
pandangan-islam.html