makalah norma epistemik

19
7/18/2019 Makalah Norma Epistemik http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 1/19 MAKALAH EPISTEMOLOGI NORMA EPISTEMIK Disusun Oleh: Firman Maulana R Barkah Aji F Ea Kusuma A Tria Se!ia"an #$%&'(()'%FI%*&+&) #$%&'(()&%FI%*&+&* #$%&'(())%FI%*&+)+ #$%&'((($%FI%*&+$) Tau,i-urrahman Ba.u Trikurnia Nan/a Rias P M0 La!hi, A Nuriana #$%&'(($'%FI%*&+&' #$%&'((&&%FI%*&+&( #$%&'(()1%FI%*&+&& #$%&'(($+%FI%*&+&1 #$%&'(()+%FI%*&+&$ FAK2LTAS FILSAFAT 2NI3ERSITAS GAD4AH MADA 5OG5AKARTA )*#( 1

Upload: taufiqurrahman

Post on 10-Jan-2016

100 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Epistemologi

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 1/19

MAKALAH EPISTEMOLOGI

NORMA EPISTEMIK 

Disusun Oleh:

Firman Maulana R 

Barkah Aji F

Ea Kusuma A

Tria Se!ia"an

#$%&'(()'%FI%*&+&)

#$%&'(()&%FI%*&+&*

#$%&'(())%FI%*&+)+

#$%&'((($%FI%*&+$)

Tau,i-urrahman

Ba.u Trikurnia

Nan/a Rias P

M0 La!hi, A

Nuriana

#$%&'(($'%FI%*&+&'

#$%&'((&&%FI%*&+&(

#$%&'(()1%FI%*&+&&

#$%&'(($+%FI%*&+&1

#$%&'(()+%FI%*&+&$

FAK2LTAS FILSAFAT

2NI3ERSITAS GAD4AH MADA

5OG5AKARTA

)*#(

1

Page 2: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 2/19

Reka6i!ulasi

Kita telah meneliti teori-teori pengetahuan dan menyimpulkan bahwa

kebanyakan bergantung pada keberatan yang fatal. Teori doxastic, entah itu teori

fondasionalis atau teori koherensi, gagal karena teori itu semua tidak dapat

mengakomodasi persepsi dan memori. Ini adalah proses kognitif yang melahirkan

keyakinan dalam diri kita, dan keyakinan yang terkadang terjustifikasi dan terkadang

 juga tidak, tetapi apakah keyakinan-keyakinan itu terjustifikasi atau tidak bukanlah

fungsi dari keyakinan itu sendiri. Oleh karena itu, yang dapat dijustifikasi adalah

fungsi yang lebih banyak dari keadaan-keadaan doxastic, dan karenanya teori

epistemologis yang benar harus berupa teori non-doxastic. Teori non-doxastic dapat

 berupa teori internalis atau eksternalis. Kita telah membuat sketsa teori nondoxasticinternalisrealisme langsungdan salah satu tujuan utama kita di dalam buku ini

adalah untuk mempertahankan macam-macam realisme langsung. !al ini akan

dilakukan dengan membantah teori eksternalis. "ika semua teori eksternalis ditolak,

maka teori yang tersisa hanya teori-teori nondoxastic internalis, dan kita mengira

 bahwa realisme langsung adalah teori yang paling masuk akal. Teori eksternalis

 pertama adalah semua #ersi dari probabilisme dan proses reliabilisme. Teori-teori ini

gagal. Tetapi ia tetap mungkin di tahap bahwa beberapa bentuk yang lain dari

ekternalisme bisa sukses, oleh karena itu sebuah argumen yang paling umum untuk 

melawan eksteralisme diperlukan jika kita mempertahankan realisme langsung

dengan cara ini.

$i bidang yang lain, semua teori yang didiskusikan demikian jauh tunduk 

 pada keberatan umum. Ini yang mereka gagal untuk memperjelas catatan umum dari

 justifikasi epistemik. %eskipun mereka bisa memulai dengan mudah dan ide-ide

intuitif. Ketika dihadapkan dengan keberatan-keberatan yang terperinci merekaterpaksa untuk melengkapi ide-ide sederhana itu, dan terakhir, mereka mengajukan

kriteria keterjustifikasian yang sulit dan kompleks. &ahkan jika beberapa ukuran yang

kompleks itu benar, kita akan meninggalkan sebuah konsep justifikasi epistemic

 penting bagi kita. Ia yang ditolak bahwa teori fondasi dan realisme langsung

mengusulkan secara khusus daftar aturan-aturan epistemic

N7rma8n7rma e6is!emi9

2

Page 3: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 3/19

'pa yang kita tanyakan ketika kita bertanya apakah sebuah keyakinan

terjustifikasi( 'pa yang kita ingin ketahui adalah apakah kita benar untuk 

mempercayai keyakinan itu. "ustifikasi adalah persoalan kebolehan epistemic.

Karakter normatif dari justifikasi epistemic adalah yang ingin kita tekankan.

"ustifikasi epistemis itu adalah dugaan normatif yang bukan sebuah obser#asi cerita.

&ahasa justifikasi epistemic adalah normatif secara tegas, dan tema yang berulang

 berkaitan dengan )etika keyakinan*. Ini memainkan peran di dalam pemikiran nomor 

epistemologis. +oderick hisholm berulang kali menekankan karakter normatif dari

term eptemic, beberapa filsuf terkini memberikan analisis justifikasi epistemic dengan

tujuan untuk memaksimalisasi nilai epistemic, dan beberap filsuf tertarik pada

karakter normatif justifikasi dengan cara-cara yang lain. "adi kita akan memikirkan

 justifikasi epistemic sebagai sesuatu yang diperhatikan dengan pertanyaan bentuk 

kapan ia boleh dari sudut pandang epistemologis/ meyakini 01 ini adalah konsep

 justifikasi epistemic yang akan dieksplor.

 2orma-norma adalah deskripsi umum dari keadaan-keadaan di mana berbagai

corak keputusan normatif dinyatakan benar. 2orma-norma epistemic adalah gambaran

dari norma-norma ketika ia secara epistemic boleh meyakini berbagai macam

keyakinan. 3ebuah keyakinan terjustifikasi jika dan hanya jika diberi i4in oleh norma-

notma epistemic yang benar. Kita menaksir keterjustifikasian sebuah keyakinan di

dalam term-term penalaran dan keputusan epistimic yang paling fundamental adalah

yang berdasar kepada penalaran penalaran secara luas yang dibutuhkan oleh realisme

langsung/. Oleh karena itu kita dapat memandang norma-norma epistemic sebagai

norma-norma yang mengatur penalaran yang benar1. 2orma-norma epistemic

diharuskan untuk menuntun kita dalam penalaran dan dengan demikian di dalam

 pembentukan keyakinan. Konsep justifikasi epistemic dapat dijelaskan dengan

 penjelasan sifat dan asal-usul norma-norma epistemic yang menentukan penalaran

kita. Kita telah menyebut ini konsep prosedural dari jusifikasi epistemic1. 'da

konsep lain yang dapat pantas diberi label justifikasi epistemic1, tetapi yang

merupakan fokus dari buku sekarang ini adalah konsep prosedural dan konsep inilah

yang juga terlibat dalam masalah epistemologi tradisional.

&anyak dari epistemologi masa kini yang menitikberatkan pada penggambaran

isi dari norma-norma epistemic kita, tetapi sifat dan sumber norma-norma epistemic

tidak mendapatkan banyak perhatian. 5pistemolog pada umumnya mengira bahwa

3

Page 4: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 4/19

norma epistemic hampir sama dengan6 mempunyai persamaan dengan norma-norma

moral dan norma epistemic digunakan dalam menge#aluasi penalaran seperti

layaknya norma moral digunakan untuk menge#aluasi sebuah tindakan. 0emahaman

yang tepat tentang norma epistemic akan memberikan kita perspektif baru secara

mendalam tentang epistemologi, dan dari sudut pandang perspektif ini cahaya baru

dapat ditumpahkan pada sejumpah permasalahan pokok epistemologi.

Baaimana N7rma E6is!emik Mena!ur

'. 2ormati#itas 5pistemik 

$alam normati#itas epistemic penting untuk membedakan antara dua

 pengunaan normanya. $alam pandangan lain, menurut orang ke-7 norma digunakan

dalam kehidupan sehari-hari. $alam pandangannya norma digunakan untuk menge#aluasi prilaku orang lainnya. 3ebagai contoh, kita akan membedakan sikap

seseorang yang pengetahuan ilmiahnya bagus atau tidak untuk dipekerjakan menjadi

 pegawai. %embedakan atau menyeleksi adalah norma untuk mengkriteriakan dan

mengkriteriakan sikap seseorang merupakan suatu e#aluasi dalam sebuah obser#asi.

3ehingga dalam pandangan orang ke-7 norma berfungsi untuk menge#aluasi prilaku

orang lainnya.

3angat berbeda dengan pandangan orang ke-7, orang ke-8 menggunakan

norma sebagai norma dalam penggunaan term dan panduan dalam bertindak. 3ebagai

contoh dalam  Fowler’s Modern English Usage mana yang harus digunakan dalam

kalimat, kata ‘that’ atau ‘which’. 3edangkan pandangan orang ke-8 yang lainnya

merupakan suatu procedural dalam tindakan. "adi dalam normati#ity ini norma

epistemic merupakan norma menurut orang permata, yakni sebagai penalaran yang

memandu tindakan atau procedural dalam tindakan karena telah menjawab term-term

yang ditanyakan.

&. Intellectualist %odel"ika penalaran diatur oleh norma epistemic, bagaimana norma epistemic

mengaturnya( %odel intelektual ini mengatur pemikiran epistemology secara implisit.

Karena ketika mengaturnya secara eksplisit, hal itu akan menimbulkan masalah yang

serius. %odel intelektual mengasimilasikan fungsi norma epistemic kedalam fungsi

yang artikulasi normanya eksplisit. 3ebagai contoh, dalam kantor angkatan laut

mereka bertindak “do it by the book”, akan tetapi ketika mereka memperdebatkan apa

yang mesti mereka lakukan dalam situasi yang particular mereka mengira

 berkonsultasi dengan aturan yang eksplisit yang mengatur setiap aspek prilaku yang

4

Page 5: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 5/19

sesuai dengan norma atau aturan itu. 'rtikulasi norma yang eksplisit juga dapat kita

temukan pada panduan dalam mengemudi, buku etika dan procedural lainnya.

Tanpa memberi banyak pemikiran, norma merupakan seuatu hal yang

menunjukan pada sebuah jalan, dan didalam hal yang particular dianggap sebagai

sarana bekerjanya norma epistemic. Inilah yang disebut sebagai intelektual model.

'kan tetapi, jika kita mencoba untuk membuat seruan yang eksplisit dalam

norma epistemic, kita membutuhkan justifikasi kepercayaan. "ika hal ini belum

terpenuhi maka yang akan kita temukan pada diri kita sendiri adalah kemunduran tak 

terhingga. Karena untuk menerapkan formula yang eksplisit dalam norma epistemic

itu sebelumnya membutuhkan justifikasi kepercayaan tentang bagaimana

menerapkannya dalam ruang lingkup particular. 0ada akhirnya norma epistemic tidak 

dapat memandu jalannya penalaran.. &agaimana 2orma 5pistemik %engatur(

"ika intelektual model adalah salah, lalu bagaimana norma epistemic mengatur 

 penalaran( 2orma epistemic yang digunakan oleh orang ke-8 adalah tidak bisa, ini

memberikan argument yang kuat bahwa norma epistemic tidak dapat menjadi

 panduan dalam bernalar. &arangkali norma epistemic hanya digunakan seperti yang

digunakan oleh orang ke-7, yakni sebagai norma yang menge#aluasi prilaku. Tetapi

ini tidak sungguh-sungguh menjadi kebenaran. Karena norma epistemic berperan

tidak dalam semua aturan pertimbangannya orang ke-8.Kita dapat memastikan penalaran kira untuk mengkritisi diri sendiri. 3etiap

filsof dapat mendeteksi argument penalarannya yang in#alid. Ini memberikan sugesti

kuat bahwa norma epistemic hanya rele#an didalam jalan yang negatif. 0enalaran kita

itu tidak salah sampai dibuktikan itu keliru. Kita dapat menggunakan penalaran untuk 

mengkritisi penalaran, dan dengan itu pulan kita dapat menggunakan penalaran untuk 

menerapkan norma epistemic untuk penalaran lainnya, akan tetapi kita tidak dapat

memaksa nalar tentang norma epistemic sebelum kita melakukan beberapa penalaran

sebelumnya. !al ini untuk menghindari kemunduran tak terhingga.

Oleh karena itu, norma epistemic bukanlah norma yang memandu bagaimana

caranya untuk bernalar, norma epistemic adalah norma yang mengkritisi penalaran

dengan penalaran yang sebelum mengkritisi atau menggunakannya dibutuhkan

 beberapa penalaran dasar.

$. 0engetahuan 0rosedural

'pakah mungkin ketika kamu belajar mengendarai sepeda yang diatur oleh

norma tanpa kamu berpikir tentang norma bahwa kamu mengetahui bagaimana

caranya mengendarai sepeda. 0rocedural knowledge serupa dengan declarati#e

5

Page 6: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 6/19

knowledge. 0rocedural knowledge adalah procedural yang menjelaskan bagaimana

melakukan suatu hal. ontohnya dalam mengendarai sepeda, dalam menggendarai

sepeda kita harus mematuhi norma dan prosedur yang ada. ontohnya ketika akan

maju maka kita perlu menggerakan pedalnya dan tetap menjaga stang tetap lurus

kedepan, ketika akan berbelok ke kiri maka kita perlu memiringkan stang ke arah kiri

dan lainnya. Oleh karena itu sebelum kita belajar mengendarai sepeda kita harus

mengetahui prosedurnya. Tapi apakah ketika kita mengetahui prosedur itu lantas kita

dapat bersepeda( 9ntuk bisa bersepeda kita perlu memperhatikan prosedur dan yang

 paling penting adalah berlatih. :alu ketika kita sudah lancar menggunakan sepeda

apakah kita masih memperhatikan dan berpikir serta mengingat setiap prosedurnya

dalam akti#itas bersepeda( !al itu sudah menjadi kebiasaan yang spontanitas, oleh

karena itu ketika seseorang telah lancer bersepeda, seseorang tak pelu lagi mengingat

 prosedurnya secara detail. 3ama halnya dengan procedural knowledge.

8. Kompetensi dan 0erforma

0erbedaan antara bagaimana cara mengetahui sesuatu dan aktualisasinya

dalam perbuatan sama dengan perbedaan antara kopetensi dan performa dalam

linguistic. Kompetensi adalah proses seseorang dalam mengetahui, contohnya

dalam bahasa. 3eseorang dapat mengetahui apa yang akan dia bicarakan,

 bagaimana cara dia berbicara dan susunan kata dalam berbicara sampai makna

yang dia bicarakan. Ini adalah procedural knowledge dan masuk kedalam

kompetensi. 3edangkan performa adalah ketika dia berbicara, lancar atau

tidaknya, baik-buruknya yang dipengaruhi berbagai faktor dan kondisi seperti

faktor psikologis dan kondisi lingkungan.

;. &ahasa 2ormatif 

0enggunaan bahasa normatif dalam merumuskan norma prosedural meresap.

 2orma dapat digambarkan sebagai mengetahui apa weshould lakukan dalam

keadaan tertentu. Titik menggunakan bahasa normatif untuk de- norma jurudiinternalisasi adalah kontras apa yang norma memberitahu kita untuk melakukan

dengan apa yang kita lakukan. <akta sederhana dari masalah ini adalah bahwa

 bahkan ketika kita tahu bagaimana melakukan sesuatu

7. 2orma 5pistemik 'dalah 2orma 0rosedural

3ama seperti bersepeda, norma epistemic dapat membimbing kognisi kita

tanpa harus memiliki pemikiran tentang kognisinya. Ini dideskripsikan dengan

cara internalisme dalam kebiasaan yang otomatis mengikuti kognisi epistemic, hal

ini sama otomatisnya seperti mengikuti caranya bersepeda. 2orma epistemic

adalah norma internalis yang mengatur kognisi epistemic kita. 3ekali kita

6

Page 7: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 7/19

merealisasikannya, mereka akan memanifestasikannya kedalam fenomena umum

dari kebiasaan yang otomatis diatur oleh norma internalis. 2orma epistemic

seharusnya tidak membingungkan. Tetapi dalam penerapannya, kognisi internal

ini sangan dipengaruhi oleh kondisi psikologis yang bias kapan saja menolah dan

merubah hal yang kognisi menjadi sebuah emosi.

Ban!ahan /ari Eks!ernalisme

Kami telah menggambarkan bagaimana norma epistemik kita bekerja. Tapi ini

 belum mengatakan apa-apa tentang yang norma epistemic benar. 3ebuah teori

epistemologis harus menjawab dua pertanyaan yang berbeda. 0ertama, harus

menggambarkan norma epistemik yang benar. Kedua, ia harus memberitahu kami apa

yang membuat mereka benar. 0ertanyaan pertama menyangkut isi norma epistemik, dan

 pertanyaan kedua menyangkut pembenaran mereka. $engan membedakan antara

 pertanyaan-pertanyaan ini kita dapat melihat perbedaan internalism 6 externalism dalam

cahaya baru. Keyakinan ' dibenarkan jika dan hanya jika diadakan sesuai dengan norma-

norma epistemik yang benar. 5xternalism adalah pandangan bahwa justifiedness dari

keyakinan adalah fungsi sebagian dari pertimbangan eksternal. "adi jika externalism

 benar, pertimbangan eksternal harus memainkan peran dalam menentukan apakah

keyakinan diadakan sesuai dengan norma-norma epistemik yang benar. !al ini bisa

muncul dalam salah satu dari dua cara. $i satu sisi, pertimbangan eksternal bisa masuk ke

dalam perumusan norma epistemik yang benar. $i sisi lain, hal itu mungkin saja bahwa

norma epistemik hanya bisa menarik bagi pertimbangan internal, tetapi mungkin akan

 bersikeras bahwa pertimbangan eksternal rele#an dengan menentukan seperangkat norma

internalis benar. "adi kita dituntun untuk perbedaan antara dua jenis externalism.

Kepercayaan externalism menegaskan bahwa norma epistemik yang benar harus

dirumuskan dalam hal pertimbangan eksternal. 3ebuah contoh khas seperti norma yangdiusulkan mungkin !al ini diperbolehkan untuk memegang kepercayaan jika dihasilkan

oleh proses kognitif yang dapat diandalkan. &erbeda dengan ini, norma externalism

mengakui bahwa isi dari norma epistemik kita harus internalis, tapi mempekerjakan

 pertimbangan eksternal dalam pemilihan norma sendiri. 0erbedaan antara keyakinan dan

norma externalism analog dengan perbedaan antara tindakan dan aturan utilitarianisme.

5xternalism simpliciter/ adalah disjungsi keyakinan externalism dan norma externalism.

$alam bab terakhir, kami khawatir dengan berurusan dengan proposal dari jenis pertama.

0ada akhir diskusi itu, kami mencatat bahwa ada arti lain dari externalism bahwa kita

7

Page 8: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 8/19

akhirnya harus bergulat dengan, yaitu norma externalism. 3ejumlah filsuf yang biasanya

dianggap externalists tampak terombang-ambing antara keyakinan externalism dan norma

externalism.888 0erbedaan antara kedua jenis externalism akan terbukti penting. 0ada

akhirnya, keduanya harus ditolak, tetapi mereka tunduk pada difficulties.88; berbeda

%enurut internalism, yang justifiedness dari keyakinan adalah fungsi eksklusif dari

 pertimbangan internal, sehingga internalism menyiratkan penolakan dari kedua keyakinan

dan norma externalism. 'rtinya, internalis yang menyatakan bahwa norma epistemik 

harus dirumuskan dalam hal hubungan antara keyakinan atau antara keyakinan dan

negara internal nondoxastic misalnya, negara persepsi/, dan dia menyangkal bahwa

norma ini tunduk pada e#aluasi dalam hal pertimbangan eksternal. &iasanya, internalis

telah menyatakan bahwa apa pun norma epistemik yang sebenarnya kita, mereka selalu

 benar dan tidak tunduk pada kritik atas dasar apapun thirtika atau sebaliknya/. Tentu saja,

ini adalah tepat di mana internalists tidak setuju dengan externalists norma. %ari kita

 beralih kemudian ke peninjauan kembali dari kedua bentuk externalism dalam terang

 pemahaman baru norma epistemic

'. Kepercayaan externalism

3ekarang kita mengerti bagaimana epistemik norma bekerja dalam

membimbing kognisi epistemik kita, mudah untuk melihat bahwa mereka harus

norma-norma diinternalisasi. !al ini karena ketika kita belajar bagaimana melakukan

sesuatu yang kita mendapatkan satu set norma untuk melakukannya dan norma-norma

diinternalisasikan dalam cara yang memungkinkan sistem kognitif kita untuk 

mengikuti mereka dengan cara otomatis tanpa kita harus berpikir tentang mereka. !al

ini memiliki implikasi untuk konten norma kita. 3ebagai contoh, kami telah

menjelaskan salah satu norma sepeda-naik kami mengatakan kepada kita bahwa jika

sepeda bersandar ke kanan maka kita harus mengubah setang ke kanan, tapi itu tidak 

 benar-benar apa yang kita pelajari saat kita belajar naik sepeda . 3istem pengolahan

otomatis diterapkan di neurologi kami tidak memiliki akses ke apakah sepeda yang

condong ke kanan. 'pa yang mereka memiliki akses ke hal-hal seperti pemikiran kita

 bahwa sepeda ini condong ke kanan, dan sensasi keseimbangan tertentu yang berasal

dari telinga batin kita. 'pa yang kita pelajari adalah kira-kira/ untuk mengubah

setang ke kanan jika kita baik mengalami sensasi-sensasi keseimbangan atau berpikir 

tentang beberapa dasar lain yang sepeda yang condong ke kanan. Keadaan-jenis yang

kami norma banding dalam memberitahu kita untuk melakukan sesuatu dalam

keadaan dari jenis-jenis harus langsung diakses sistem kami pengolahan kognitif.

8

Page 9: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 9/19

+asa di mana mereka harus langsung diakses adalah bahwa sistem kognitif kita harus

dapat mengaksesnya tanpa pertama kami untuk membuat penilaian tentang apakah

kita berada dalam keadaan jenis itu. Kita harus memiliki non-epistemic access.887

 pengamatan umum ini tentang norma prosedural memiliki implikasi langsung untuk 

sifat norma epistemik kita. Ini menyiratkan, misalnya, bahwa norma-norma epistemik 

tidak dapat menarik pertimbangan eksternal keandalan. !al ini karena norma-norma

tersebut tidak dapat diinternalisasikan. 3eperti sepeda condong ke kanan,

 pertimbangan keandalan tidak langsung diakses oleh sistem pemrosesan otomatis

kami. 'da pada prinsipnya tidak ada cara yang kita bisa belajar untuk membuat

kesimpulan dari berbagai jenis hanya jika mereka sebenarnya dapat diandalkan. Tentu

saja, kita bisa belajar untuk membuat kesimpulan tertentu saja jika kita berpikir 

mereka dapat diandalkan, tapi itu akan menjadi norma internalis menarik bagi pikiran

tentang keandalan daripada norma externalist menarik untuk kehandalan itself.88=

0engamatan serupa berlaku untuk norma-norma thirtika. Karena itu, pada prinsipnya

tidak mungkin bagi kami untuk mempekerjakan norma thirtika. Kami mengambil ini

menjadi sanggahan konklusif keyakinan externalism. Kami memperkenalkan

 perbedaan internalism 6 externalism dengan mengatakan bahwa teori internalis

membuat justifiedness fungsi eksklusif dari orang-orang percaya negara internal, di

mana negara internal adalah mereka yang langsung diakses percaya. >agasan

aksesibilitas langsung sengaja dibiarkan kabur, tapi sekarang bisa diklarifikasi. Kami

mengusulkan untuk mendefinisikan negara internal negara-negara yang secara

langsung dapat diakses oleh mekanisme kognitif yang mengarahkan kognisi epistemik 

kita. +asa di mana mereka dapat diakses secara langsung adalah bahwa akses kepada

mereka tidak mengharuskan kita pertama yang memiliki keyakinan tentang mereka.

$efinisi ini membuat perbedaan internalis 6 thirtika tepat dengan cara yang setuju

setidaknya sekitar dengan cara secara umum digunakan, meskipun tidak mungkin

untuk membuatnya setuju dengan semua orang telah mengatakan tentang hal itu

karena filsuf telah menarik perbedaan dengan cara yang berbeda . Ini terutama

 penting, bagaimanapun, bahwa kendala akses kita jauh lebih liberal daripada akses

reflektif diperlukan oleh beberapa teori internalis. 'kses reflektif tampaknya terlalu

membatasi dalam terang cara norma otomatis mengatur kognisi. The internalism 6

externalism perbedaan akan dibahas lebih lanjut ketika kita merenungkan status

naturalisme dalam epistemologi. Kami telah ditandai internalis teori dalam hal

aksesibilitas langsung, tetapi kita tidak mengatakan apa-apa dengan cara umum

9

Page 10: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 10/19

tentang sifat-sifat yang dan hubungan yang langsung dapat diakses. Tampak jelas

 bahwa sifat langsung dapat diakses harus dalam arti psikologis, tetapi diragukan

 bahwa kita bisa mengatakan lebih dari itu dari kenyamanan kursi kami. Itu adalah

 pertanyaan empiris yang harus dijawab oleh psikolog. Terlepas dari kenyataan bahwa

kita tidak memiliki karakterisasi umum aksesibilitas langsung, itu sangat jelas dalam

 banyak kasus-kasus tertentu yang sifat tertentu yang filsuf telah mengajukan banding

tidak langsung diakses. $alam terang ini, sanggahan sebelumnya keyakinan

externalism dapat diterapkan untuk spektrum yang sangat luas teori, dan tampaknya

kita untuk benar-benar merupakan suatu sanggahan konklusif dari teori-teori. Kami

telah menunjukkan bagaimana hal itu berlaku untuk teori merumuskan norma

epistemik dalam hal keandalan. Ini berlaku dengan cara yang sama untuk probabilist

teori. 3ebagai contoh, kita melihat bahwa banyak probabilists mendukung aturan

sederhana?

Keyakinan ' adalah epistemis diperbolehkan jika dan hanya jika apa yang

diyakini cukup kemungkinan. "ika aturan sederhana adalah untuk menyediakan kami

dengan norma prosedural maka probabilitas keyakinan harus menjadi properti

langsung dapat diakses dari itu. Tidak ada probabilitas obyektif dapat memiliki

 properti itu. "adi tidak mungkin untuk menggunakan aturan sederhana, ditafsirkan

dalam hal probabilitas obyektif, sebagai norma prosedural. Keberatan ini bisa

dielakkan dengan mengganti aturan sederhana dengan rekan doxastic nya?

Keyakinan ' adalah epistemis diperbolehkan jika dan hanya jika agen

epistemik percaya itu menjadi sangat mungkin. Tapi aturan ini merumuskan norma

internalis meskipun, sebuah one88@ tidak masuk akal/. %ungkin seharusnya kita bisa

napas kehidupan kembali ke aturan sederhana dengan menafsirkan dalam hal

 probabilitas subjektif. $i sini kita harus berhati-hati untuk membedakan antara

 probabilitas subjektif sebagai tingkat aktual kepercayaan dan probabilitas subjektif 

sebagai tingkat rasional kepercayaan. $itafsirkan dalam hal derajat sebenarnya dari

keyakinan, aturan sederhana akan berjumlah klaim bahwa keyakinan dibenarkan jika

dan hanya jika dipegang teguh, yang merupakan norma internalis, tapi satu masuk 

akal. 9ntuk mendapatkan norma yang masuk akal, kita harus menafsirkan probabilitas

subjektif sebagai derajat rasional keyakinan. Tingkat rasional kepercayaan adalah

tingkat yang unik dari kepercayaan satu rasional harus memiliki dalam proposisi

tertentu yang negara secara keseluruhan doxastic, dan ini harus dipahami dalam hal

 perilaku taruhan prudensial rasional. 3eperti yang telah kita menunjukkan, kita

10

Page 11: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 11/19

memiliki keraguan yang serius tentang kejelasan gagasan ini. Tetapi bahkan jika kita

mengabaikan keberatan itu, memastikan apa tingkat rasional ini unik keyakinan harus

adalah sangat sulit. Tampaknya sangat mungkin bahwa tingkat rasional kepercayaan

satu harus memiliki di proposisi adalah properti langsung dapat diakses dari itu. "ika

tidak maka #ersi aturan sederhana juga meninggal akibat keberatan umum kami

dengan kepercayaan externalism. Teori epistemologis lainnya menyerah pada

keberatan ini dengan kepercayaan externalism. %isalnya, Keith :ehrers koherensi

teori adalah teori internalis, tetapi hal itu menunjukkan dalam bab terakhir bahwa

teori externalist dapat dimodelkan di atasnya. %enurut teori thirtika ini, manusia

dibenarkan di percaya proposisi jika dan hanya jika proposisi yang lebih mungkin dari

setiap proposisi bersaing dengan itu. Tapi proposisi yang lebih mungkin daripada

 pesaingnya tidak properti secara langsung diakses dari itu, dan karenanya #ersi tujuan

teori :ehrers menjadi tidak mampu memasok kami dengan norma prosedural. "aring

dilemparkan oleh keberatan ini menangkap beberapa teori internalis juga. %isalnya,

teori koherensi holistik mengadopsi pandangan holistik alasan yang menurut

kepercayaan adalah jika sesuai berkaitan dengan himpunan semua keyakinan yang

memegang lisensi. 3ebuah teori koherensi holistik memerlukan hubungan antara

keyakinan dibenarkan dan himpunan semua keyakinan satu memegang, tapi itu

 biasanya tidak akan menjadi properti secara langsung diakses dari keyakinan

dibenarkan, dan karenanya meskipun norma yang diajukan oleh teori holistik akan

menjadi internalis norma, tidak akan internali4able. 3ehingga tidak dapat berfungsi

sebagai norma prosedural. Titik umum muncul dari semua ini adalah bahwa norma-

norma yang diusulkan oleh banyak teori tradisional tidak dapat menjadi alasan-

membimbing. Oleh karena itu, mereka tidak dapat melayani norma sebagai epistemic.

Tidak ada teori non-internalis dapat memberikan kita dengan norma-norma epistemik 

 bahwa kita bisa benar-benar menggunakan. 2orma epistemik yang benar harus

internalis. $i sisi lain, kita juga melihat bahwa norma epistemik harus mampu

menarik lebih dari cogni4ers doxastic negara. %ereka juga harus mampu menarik nya

negara persepsi dan memori. $engan demikian teori epistemologis yang benar harus

mendukung beberapa jenis nondoxastic internalis norma. 'pakah ada cara untuk 

menyelamatkan keyakinan externalism dalam menghadapi keberatan yang tidak dapat

memberikan rekening wajar orang pertama alasan-membimbing norma epistemik(

Kemungkinan tetap bahwa keyakinan externalism mungkin memberikan norma-

norma untuk e#aluasi orang ketiga. Kami pikir itu adalah penting dalam hubungan ini

11

Page 12: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 12/19

yang externalists cenderung mengambil titik ketiga orang pandang dalam membahas

epistemologi. "ika norma thirtika memainkan peran dalam e#aluasi orang ketiga, kita

kemudian akan memiliki keduanya thirtika dan norma internalis yang dapat

diterapkan untuk keyakinan indi#idu dan mereka mungkin bertentangan. 'pa yang

akan menunjukkan ini( Itu tidak akan menunjukkan anythingthey hanya akan menjadi

norma-norma yang berbeda menge#aluasi keyakinan yang sama dari sudut pandang

yang berbeda. Kita bisa membayangkan thirtika gigih bersikeras, 2ah, jika dua set

norma konflik, cara yang harus kita reasonwhich mengatur norma yang harus kita

ikuti( Tapi pertanyaan yang tidak masuk akal. %enanyakan apa yang harus kita

lakukan adalah meminta penilaian normatif, dan sebelum kita bisa menjawab

 pertanyaan kita harus menanyakan apa norma harus menarik. 9ntuk membuat ini

lebih jelas menganggap kasus serupa. Kita dapat menge#aluasi keyakinan dari kedua

titik epistemik pandang dan titik kehati-hatian pandang. Ingat !elen yang memiliki

alasan yang baik untuk percaya bahwa ayahnya adalah "ack the +ipper. %isalkan jika

dia percaya bahwa, itu akan menghancurkan psikologis. Kemudian kita bisa

mengatakan bahwa, epistemis, ia harus percaya, tapi prudensial dia tidak seharusnya.

"ika salah satu kemudian menegaskan setelah bertanya, 2ah, yang harus dia percaya

atau tidak (, respon yang tepat adalah, $alam arti dari shouldepistemic atau kehati-

hatian( $emikian pula, jika thirtika dan norma internalis konflik dan salah satu

 bertanya, cara yang harus kita alasan (, respon yang tepat adalah meminta yang

mengatur norma harus menarik. Intinya adalah bahwa norma-norma yang berbeda

melayani tujuan yang berbeda, dan ketika mereka konflik yang tidak menunjukkan

 bahwa ada sesuatu yang salah dengan salah satu set normsit hanya menunjukkan

 bahwa norma-norma yang berbeda melakukan pekerjaan yang berbeda. Tugas norma

internalis adalah reasonguiding, dan dengan demikian mereka adalah norma-norma

tradisional dicari dalam epistemologi. 2orma 5xternalist jika akal dapat dibuat dari

mereka/ juga mungkin ada benarnya, tetapi mereka tidak dapat digunakan untuk 

memecahkan masalah epistemologis tradisional yang berkaitan dengan epistemik 

 pembenaran.

&. 0enolakan 5ksternalisme

Kita sudah mendeskripsikan bagaimana cara kerja norma epistemik. Tapi

 belum sampai pada tahap membedakan norma epistemik mana yang benar. 3ebuah

teori epistemologi haruslah menjawab dua pertanyaan berikut A pertama, harus

menjelaskan norma epistemik mana yang dapat dianggap benar. Kedua, apa yang

12

Page 13: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 13/19

menjadikan norma epistemik tersebut benar. $engan mendistingsi pertanyaan

tersebut, kita akan melihat perbedaan antara eksternalisme dan internalisme dalam

 bentuk baru. 3ebuah keyakinan dapat dibenarkan apabila sesuai dengan norma

epistemik yang benar 

$ua jenis eksternalisme?

• eksternalisme keyakinan ? norma epistemik yang benar haruslah tersusun dari

konsiderasi eksternal.

• eksternalisme norma ? isinya bersifat internalis tetapi menggunakan

konsiderasi eksternal dalam pemilihan norma.

Kedua jenis eksternalisme tersebut dapat dianalogikan layaknya

tindakan dan hokum.

8. %empertimbangkan 'sumsi $oxastik 

%endukung norma non doxastik berarti juga telah menolak asumsi

non doxastic. 2amun bagaimana mungkin keadaan non doxastic mampu

membenarkan keyakinan sedangkan kita tidak sadar sedang berada

didalamnya.

$alam chapter8, disebutkan ? B prosedur pembenaran epistemik 

diharapkan memperhatikan apa yang diyakini. 2amun dalam memutuskan

apa yang diyakini cukup dengan mencatat hal-hal yang kita yakini

tersebut, hanya keyakinan semacam itu yang rele#an dengan apa yang kita

 justifikasi dalam keyakinanB. 3ebenarnya pernyataan tersebut adalah gol

 bunuh diri bagi asumsi doxastic. Karena jika memang seperti itu, bisa jadi

kita hanya meyakini keyakinan kita sejauh kita yakin padanya. 0adahal

didunia ini ada suatu keyakinan yang akuntable tanpa meyakininya. 2orma

nondoxastik terlihat acak hanya karena kita secara implisit mengasumsikan

model intelektualis sebagai cara norma epistemis untuk meregulasi

keyakinanya.

;. 2orma 5ksternalisme

 2orma eksternalis mengakui bahwa kita harus menggunakan

norma internalis dalam setiap pertimbangan, namun dengan catatan bahwa

 pengaturan alternatif dari norma internalis harus die#aluasi kembali dalam

 bidang pertimbangan eksternal.

0rima facie norma eksternalisme mendapat dukungan saat kita

menyebut bahwa norma-norma prosedural tidak kebal terhadap kritiseperti

norma pada umumnya. Terkhusus, norma-norma prosedural sendiri

13

Page 14: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 14/19

mengajarkan bahwa untuk melakukan sesuatu kita wajib melakukan hal

lain terlebih dahulu yang berefek domino.

. Teori Indi#iduasi

3olusi untuk masalah relati#isme dapat ditemukan dengan beralih ke masalah

yang berbeda. Ini adalah masalah bagaimana konsep yang diindu#isiasikan . jika bisa

menunjukan bahwa orang yang menerapkan norma-norma yang berbeda juga

menerapkan konsep yang berbeda dalam penalaran mereka,tentu mengganggu

kemungkinan relati#isme logis. %enyatakan bahwa orang yang menggunakan konsep

yang sama untuk alasan yang sesuai dengan norma-norma yang berbeda. Kami

 bertujuan untuk menunjukan bahwa orang yang menggunakan norma-norma yang

 berbeda,dan ini memerlukan indi#iduasi,konsep jalan memutar yang cukup besar 

melalui teori memutar,bagaimanapun akan menghasilkan hasil yang cukup. Kami

akan mengamankan cara untuk menghindari relati#itas tentang norma epistemik 

 bahkan di bangun dari kegagalan norma eksternalisme.

9ntuk memahami sifat masalah konsep indi#iduasi ,pertama

mempertimbangkan analogi masalah yang obyek indi#iduasi. Indi#iduasi adlah teori

apa yang membuat obyek fisik bahwa obyek itu dan berdasarkan apa yang dua obyek 

 berbeda berbeda historis . paling populer teori obyek indi#iduasi mengusulkan untuk 

mengindu#isiasikan benda dalam hal spatio-temporal kontinuitas pada hal ini, obyek 

x dan obyek y, yang sama hanya dalam kasus mereka menempati ruang yang pada

saat yang sama. 'papun yang mungkin anda pikir tentang kebenaran klaim ini,itu

adlah subtantif teori dan itu adalah mencoba memberitahu kami sesuatu tri#ial tentang

obyek fisik.

$. Teori Kebenaran

Teori indi#iduasi dari konsep serupa. %ereka mencoba untuk memberitahu

kami ketika konsep ' adalah konsep yang sama sebagai konsep &. Teori standar 

mengambil konsep untuk di indu#isiasikan oleh mereka kebenaran kondisi. Klaim

teori ini adlah bahwa apa yang membuat suatu konsep itu adalah kondisi yang harus

 puas untuk sesuatu untuk memberikan contoh yang terdiri dari kebenaran kondisi.

Konsep yang tepat. Kondisi ini sisi dari kebenaran kondisi teori konsep layak 

 pemeriksaan lebih dekat daripada biasanya menerima. 'da satu rasa dimana

kebenaran kondisi teori konsep benar tetapi juga benar-benar sepele dan tidak 

menarik. Cang benar kondis konsep merah adlah kondisi yang merah dan kebenaran

kondisi konsep biru adalah kondisi yang biru.&erikut ii adalah tak terbantahkan ?

14

Page 15: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 15/19

 Merah=biru jika dan hanya jika menjadi merah = menjadi biru

tetapi hampir tidak memberi penjelasan.daripada menjelaskan konsep Kondisi

kebenaran mengandaikan konsep. Kita mungkin hanya juga mendefinisikan kondisi

identitas1 dari obyek fisik menjadi kondisi obyek itu dan kemudian mengklaim bahwa

 benda-benda fisik yang diindu#isiasikan oleh kondisi mereka. Itu ketidakjelasan

sebagai teori. Identitas spatio-temporal seperti indi#iduasi ,teori kontinuitas obyek 

tidak membuat klaim subtantif ahli logika filosofis,geser bolak-balik seperti

 biasanya.,klaim kosong bahwa konsep konsep yang diindu#isasikan oleh kondisi

kebenaran dan klaim jauh lebih kontro#ersial bahwa konsep-konsep dapat informatif 

ditandai dan hanya/ dengan meberikan kebenaran kondisi analisis dari mereka.

3ebuah kebenaran analisis kondisi dari sebuah konsep adalah definisi dari konsep.

0ernyataan informatif yang diperlukan dan kondisi cukup untuk memberikan suatu

contoh konsep. Kami pikir itu adil untuk mengatakan bahwa banyak filosof ahli

logika tidak jelas membedakan antara klaim kosong dan klaim kontro#ersial. 'tau

setidaknya mengambil klaim kosong entah bagaimana langsung mendukung klaim

kontro#ersial. Tapi kita tidak melihat alasan berpikir ada hubungan antara dua

klaim.obyek sederhana untuk kebenaran-kondisi-analisis teori itu kebanyakan konsep

tidak memiliki jenis definisi yang diperlukan oleh logis teori konsep. <ilsafat analitik 

 pada pertengahan abad kedua puluh,bersangkutan itu sendiri hampir secara eksklusif 

dengan mencari definisi tersebut,dan jika kita bisa belajar sesuatu dari periode itu

adalah bahwa pencarian itu sebagian besar sia-sia. Ini adalah konsep yang sangat

langka yang dapat diberikan informatif. $efinisi menyatakan kondisi kebenaran. Ini

mungkin tampak mengejutkan mengingat fakta bahwa kamus dimaksudkan untuk 

memberikan definisi dan semua konsep diselidiki oleh para filsuf analitik memiliki

entri kamus. 2amun itu menjelaskan untuk benar mempertimbangkan seperti definisi

kamus . satu kamus kami menjelaskan definisi kuda1 sebagai binatang berkakiempat,besar,dijinakan untuk membawa pengendara dan beban1. 'papun definisi,ini

 bukan pernyataan logis perlu dan kondisi yang cukup untuk menjadi kuda. contoh,

kuda tidak berhenti menjadi kuda jika kehilangan kaki dalam kecelakaan atau jika

 belum pernah ditunggani dan digunakan untuk mengangkut beban. $an jika kondisi

yang disebutkan oleh definisi ini cukup untuk menjadi kuda,maka unta akan menjadi

kuda juga. Orang mungkin mengira bahwa leksikografer yang menulis definisi

ini,hanya melakukan pekerjaan yang buruk,tap kami menentang pembaca untuk 

menemukan definisi yang lebih baik. 3atu-satunya kondisi yang tampaknya logis

15

Page 16: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 16/19

diperlukan untuk menjadi kuda yang sangat umum seperti menempati ruang1 dan

mungkin makhluk hidup1,tapi ini jauh dari memadai untuk membedakan kuda dari

hewan yang lain. 3ebenarnya pelajaran yang bisa dipetik dari ini adalah bahwa

definisi kamus bukan pernyataan logika penting dan kondisi cukup. 'papun

mereka,mereka tidak memberikan jenis analisis yang dibutuhkan oleh kebenaran teori

kondisi. Cang terpenting dari obyek simple ini tidak bisa ditekankan. Kebanyakan

konsep tidak memiliki definisidalam arti filosofis,kondisi logis penting dan cukup.

9ntuk alasan kami menemukan kemisteriusan,banyak filsuf tampaknya hanya

mengabaikan ini dan pergi berpura-pura bahwa beberapa bentuk teori kondisi

kebenaran konsep adalah benar.

5. Teori :ogis dan Konsep

terdapat untaian lain pada cerita ini. 3ecara tradisional, hanya sebuahhubungan konsep logis yang diantaranya diakui oleh filsuf dimana mencari sebuah

hubungan dintaranya. Konsep diibaratkan sebuah alat berlogika1, dimana

mengharuskan para indi#idu menggunakan kekayaan logikanya dan hanya kekayaan

logika mempengaruhi penguraian term yang menghubungkan konsep-konsep tersebut.

!al ini menghasilkan gambaran ruang logika1 dari sebuah konsep, indenitas sebuah

konsep ditentukan oleh posisinya dalam sebuah ruang dan yang terkhir yang

memerlukan hubungan dari sebuah konsep. Klaim yang mengatakan bahwa konsep

harus mempunyai definisi yang lebih spesifik pada umunya-posisi konsep dalam

ruang logis tidak hanya dari satu arah-memrlukan dua arah logika yang sama.

&ebrapa #ersi dari sebuah gambar telah la4im pada filsafat abad dua puluh dan masih

menjadi pekiran yang terkemuka dalam logika filsafat. Kiata dapat menyebut sebuah

gambaran umum dari sebuah konsep logis. !al ini menjadi membingungkan jika

dihadapkan dengan teori kebenaran.

Teori logis dari sebuah konsep dihadapkan pada masalah epistemologi yang

lebih mendalam. 3ecara umum, teori logis tidak dapat dipahami dengan sebuah

alasan. 9ntuk melihat ini mari kita mulai dengan alasan yang tak terbantahkan. Kita

 berasumsi bahwa apa yang membuat sesuatu alasan menjadi baik untuk memegang

sebuah keyakinan adalah fungsi dari isi keyakinan. "ika isi dari keyakinan adalah

ditentukan oleh sesuatu yang memerlukan hubungan, maka hubungan mereka juga

menentukan apa alasan baik untuk memegang keyakinan itu. 3atu-satunya macam

alasan yang dapat berasal yang memrlukan hubungan alasan yang sendirinya alasan

conclusi#e. "adi jika kita terpaksa maka semua kesimpulan merlukan alasan. Tapi ini

adalah salah, karena kita telah melihat bahwa banyak masalah epistemologis tidak 

16

Page 17: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 17/19

 bisa diselesaikan dalam hal alasan yang meyakinkan. %embenarkan sebuah

keyakinan akan membuat hal-hal yang perlu menjadi hal yang tak dapat dibantahkan.

Kita mungkin mencoba membedakan antara alasan formal1 yang berasal dari

 prinsip-prinsip logika dan berlaku untuk semua konsep, dan alasan substansial1 yang

spesifik untuk konsep indi#idu dan mencerminkan isi dari konsep-konsep. 'rgumen

sebelumnya benar-benar hanya sebuah argumen teori logis dari konsep tidak sesuai

dengan yang ada non-alasan substantif konklusif. "adi kita bisa membuat teori logis

dari konsep kompatibel dengan alasan yg dapat dibatalkan jika kita dapat

mempertahankan bahwa alasan yg dapat dibatalkan semua sah oleh alasan formal.

3atu-satunya cara yang masuk akal untuk mempertahankan klaim ini adalah untuk 

mempertahankan bahwa satu-satunya yang sah adalah alasan induktif dan bersikeras

 bahwa alasan induktif adalah alasan formal. !al ini adalah untuk mengambil induksi

menjadi sebuah spesies logika. $i pandangan ini, ada dua jenis logic-deduktif dan

indukti#- dan masing-masing menghasilkan alasan formal yang berkaitan dengan

semua konsep yang karenanya tidak dapat diturunkan dari isi konsep indi#idu. 9ntuk 

%isalnya, konjungsi 0 D E/ memberi kita alasan untuk percaya yang pertama

diperbantukan 0 terlepas dari apa 0 dan E . $emikian pula, secara tradisional

seharusnya bahwa alasan-alasan induktif alasan suatu resmi yang berkaitan sama

untuk semua konsep. Ini membebaskan kita dari keharusan untuk mendapatkan alasan

induktif dari sifat penting dari konsep yang berlaku.

3ayangnya, upaya ini untuk membuat teori logis dari konsep kompatibel

dengan induksi gagal. !al itu menunjukkan dalam bab yang induksi tidak berlaku

untuk semua konsep. 0enalaran induktif harus dibatasi untuk konsep projectible. 'da

diterima ada umumnya teori projectibility, tetapi umumnya diakui bahwa apa yang

membuat Konsep projectible tidak dalam arti setiap fitur formal1. Itu 'rgumen yang

 paling sederhana untuk ini diberikan sejak lama oleh 2elson >oodman.

<. 0eran +asio'da perbedaan pendapat bahwa teori logis dari konsep yang salah belum

mengatakan apa yang benar. Teori kami ini ingin mendukung dari tempat

epistemologi Teori logis dari konsep. Teori ini dimulai dengan mencatat bahwa

konsep kedua item logis dan epistemologis. 'rtinya, konsep adalah kategori yang

timbal balik dipelajari oleh logika, dan mereka juga kategori dalam hal yang kami

 pikir tentang dunia. 'ntarara para penghubung perlu dipelajari oleh logika. "adi logika

tidak perlu mencatat setiap fitur lain dari konsep. :ogika bisa bergaul dengan gambar 

yang lebih kasar dari konsep dari kaleng epistemologi.

17

Page 18: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 18/19

Tapi akun lengkap konsep harus mengakomodasi kedua logika dan

epistemologi. 'da sebuah alasan yang baik untuk berpikir bahwa peran konsep dalam

epistemologi bersifat fundamental. Tidak semua hubungan entailment yang konklusif 

mempunyai alasan, tetapi tampaknya mungkin bahwa semua hubungan berasal dari

suatu hubungan yang simple1, di mana yang terakhir adalah sebuah alasan konklusif 

konklusif. $engan demikian teori sebuah konsep yang memadai untuk epistemologi

akan sangat mungkin cukup untuk berlogika juga. 0ertanyaannya kemudian menjadi,

apa jenis teori konsep tersebut cukup untuk epistemologi(1

  $alam epistemologi, peran penting dari konsep adalah sebuah aturan

 penaralan. Konsep adalah kategori dalam hal yang kami pikir tentang dunia, dan kita

 berpikir tentang dunia dengan penalaran tentang hal itu. !al ini menunjukkan bahwa

konsep yang diindi#iduasikan oleh peran penalaran. 'pa yang membuat konsep

 bahwa itu adalah konsep adalah cara kita dapat menggunakannya dalam penalaran,

dan itu dijelaskan dengan mengatakan bagaimana masuk ke dalam berbagai macam

alasan, baik konklusif dan primafacie. %ari kita mengambil peran rasional konsep

untuk terdiri dari ?

8/ alasan-skema konklusif atau yg dpt dibatalkan/ lisensi sebuah inferensi

 pada kesimpulan bahwa sesuatu yang mencontohkan atau mencontohkan negasi, dan

kesimpulan;/ lisensi alasan-skema yang dapat akan dibenarkan diambil secara

meyakinkan atau defeasibly/ dari fakta bahwa kadang !al mencontohkan konsep

atau mencontohkan negasi dari concept. Kami temui alasan-skema dalam buku ini,

dan kami dapat menggunakannya untuk indi#iduate konsep persepsi seperti merah.

9ntuk %isalnya, O3 muncul merah untuk %eo adalah alasan yg dpt dibatalkan bagi

saya untuk percaya bahwa 3 adalah merah. $alam pandangan kami, merah konsep

yang diindi#iduasikan sebagian oleh fakta bahwa jenis tertentu kepercayaan

dilisensikan oleh yg dpt dibatalkan alasan-skema yang berlaku untuk itu kita akan

mengeksplorasi berbagai alasan-skema lain dalam bab tujuh/. 3ecara bersama-sama,

alasan-skema yang kita gunakan untuk berpikir tentang dunia merupakan norma

epistemik kita. $engan demikian, norma-norma epistemik pemerintah- 5rning konsep

deskriptif peran rasional.

Kesim6ulan

Tujuan pokok bab ini adalah untuk memahami bagaimana fungsi normaepistemic. Ia memberi petunjuk kepada kesadaran kita, dan keyakinan yang

18

Page 19: Makalah Norma Epistemik

7/18/2019 Makalah Norma Epistemik

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-norma-epistemik 19/19

terjustifikasi hanya berada pada kasus yang mereka pegang dalam pemenuhan norma-

norma epistemic, tetapi cara ini yang membimbing kita ternyata lebih sulit untuk 

memahami daripada yang sering dianjurkan para epistemolog. &anyak epistemolog

yang tertarik oleh model intelektualis, sesuai dengan seruan ekplisit yang kita buat

 pada norma-norma epistemic. Tetapi model intelektual tidak menjadi teori yang benar 

dari cara fungsi norma epistemic, karena ia akan mendorong ke arah kemunduran

yang tak terhingga. $alam rangka memenuhi norma-nomar epistemic, kita harus

memiliki keyakinan yang terjustifikasi. 0engetahuan terpenting dalam bab ini adalah

 bahwa norma-norma epistemic berfungsi dengan cara umum yang sama seperti

norma-norma prosedural lainnya. 2orma epistemis adalah deskripsi dari pengetahuan

 prosedural kita bagaimana untuk mengetahui, mengartikulasikan apa yang kita

ketahui untuk dilakukan1. 3eperti halnya norma prosedural, kita tidak selalu sukses

di dalam mengikuti norma-norma itu, oleh karena itu ada perbedaan kemampuan6

hasil di dalam epistemologi hanya karena persoalan bahasa. 3ebuah teori dari isi

norma epistemis kita bukan hanya deskripsi dari apa yang kita lakukan ketika kita

mengetahui. Itu akan menjadi teori pertunjukan. Ia bukan teori kompetensi, yang

menggambarkan cara yang kita tahu bagaimana cara mengetahui, apakah kita benar-

 benar melakukan cara itu ato tidak 

Karena norma-norma epistemic sudah diinternalisasi, ia harus berfungsi tanpa

 pemantauan yang sadar. Ini adalah dua konsekuensi yang penting. 0ertama, norma

epistemic harus meminta hanya kepada keadaan internal. Kedua, norma epistemic

dapat meminta kepada keadaan internal yang mana saja, bukan hanya keyakinan. "adi

kita secara bersamaan memiliki sanggahan keyakinan eksternalisme dan sebuah

 penjelasan mengapa asumsi doxastic gagal.

 2orma eksternalisme mengatakan bahwa norma epistemic dapat die#aluasidalam hal sifat eksternal seperti keandalan. &agaimanapun, e#aluasi tersebut sudah

dibuat di dalam norma-norma epistemic kita. 3emisal, pertimbangan eksternal tidak 

dapat mengamanatkan perubahan di dalam norma-norma kita. 2ampaknya norma-

norma epistemic kita melampaui kritisisme. !al ini sepertinya membingungkan, tetepi

ia dijelaskan dengan dukungan teori peran rasional dari konsep indi#isuasi.

19