norma, nilai, dan proses sosial makalah

33
NORMA SOSIAL, NILAI SOSIAL, DAN PROSES SOSIAL Makalah Ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Masyarakat Indonesia Oleh: 1. Untari Istiqomah (K7409174) 2. Wahyu Tika P (K7409177) 3. Yudhi Kurniawan (K7409185)

Upload: rhyschandra

Post on 29-Jun-2015

1.633 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

norma sosial

TRANSCRIPT

Page 1: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

NORMA SOSIAL, NILAI SOSIAL, DAN

PROSES SOSIAL

Makalah Ini Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi

Masyarakat Indonesia

Oleh:

1. Untari Istiqomah (K7409174)

2. Wahyu Tika P (K7409177)

3. Yudhi Kurniawan (K7409185)

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Page 2: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

2010

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah swt, karena berkatnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah sederhana ini diberi judul “ Norma Sosial, Nilai

sosial, dan Proses sosial”. Dalam makalah ini berisi mengenai pengertian system norma,

klasifikasi norma, dan proses sosial baik yang assosiatif maupun dissosiatif. Selain itu

penulis juga memberikan contoh study kasus yang berkaitan dengan topik.

Penulis menyadari akan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu,

penulis menerima kritik dan saran yang membangun. Terima kasih.

Penulis,

Page 3: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini sering kali kita mendengar orang tua mengatakan “anak tidak

mengenal tata krama”. Tata krama seperti ini sangat kental dengan kebudayaan

Indonesia yang sangat patuh dan sopan. Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh

para nenek moyang dan dianggap sesuatu yang baik dan tidak boleh ditinggalkan.

Hal-hal seperti ini sering disebut masyarakat dengan norma. Sehingga jika

melanggar kebiasaan nenek moyang, jelas saja kita sama saja melanggar norma.

Seperti akhir-akhir ini dihebohkan oleh pemilihan miss universe. Dalam kontes

tersebut diharuskan memakai pakaian renang “bikini” yang bagi masyarakat

berbudaya timur seperti Indonesia sangat tidak pantas bahkan ditentang.

Norma-norma yang sudah terbentuk tersebut akan menjadi suatu system dan

akan mengikat masyarakat yang menganutnya. Lalu, apakah system norma tersebut

dan apa saja macamnya? Semua itu akan dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah

b. Apakah yang dimaksud system norma?

c. Apa sajakah klasifikasi norma sosial?

d. Bagaimana proses sosial yang assosiatif?

e. Bagaimana Proses sosial yang dissosiatif?

C. Tujuan Penulisan

a. Menjelaskan maksud dari sistem norma.

b. Menjelaskan klasifikasi norma social.

c. Menjelaskan proses sosial yang assosiatif.

d. Menjelaskan proses sosial yang dissosiatif.

Page 4: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Norma

Sistem merupakan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur

untuk mencapai tujuan bersama. Norma adalah aturan aturan atau pedoman

sosial yang khusus mengenai tingkah laku, sikap dan perbuatan yang boleh

dilakukan dan tidak boleh di lakukan dilingkungan kehidupannya. Sehingga

yang dimaksud sistem norma adalah suatu struktur norma yang tersusun dari

fungsi norma yang saling berhubungan satu sama lain yang bekerja sebagai

suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang di inginkan secara

efektif dan efisien.

Sistem norma dapat mempengaruhi sistem fakta, yaitu sistem yang tersusun

atas segala apa yang di dalam kenyataan ada. Wujud dan bentuk pelilaku

cultural yang ada di alam ditentukan oleh pola-pola cultural yang telah diketahui

di dalam mental sebagai keharusan-keharusan yang harus dikerjakan. Dengan

jalan mengharuskan membebankan norma-norma tersebut maka dapat

diwujudkan suatu aktivitas bersama yang tertib kea rah pemenuhan hidup

bermasyarakat. Dalam kehidupan masyarakat tidak hanya berwujud suatu

jumlah perilaku dan hubungan antarmanusia di alam kenyataan saja, melainkan

sekaligus juga berwujud suatu system determinan yang disebut sistem norma.

Apabila sistem nilai tidak ada maka masyarakat juga tidak aka ada.

Masyarakat bukanlan bio-sosial yang mampu berwujud dan berfungsi atas

dasar potensi biologis. Potensi biologis tersebut tidak akan mampu merespon

manusia dalam mewujudkan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Pada

kenyataannya manusia telah menggantungkan seluruh kemampuan hidup

sosialnya kepada kecakapan bereaksi dan merespon yang diperolehnya melalui

suatu proses-proses belajar. Apa yang dipelajari manusia tidak lain adalah sistem

Page 5: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

dan tertib normative. Pemahaman dan penghayatan system normative tersebutlah

yang memungkinkan manusia dalan menjaga kelangsungan eksistensi

bermasyarakat.

B. Klasifikasi Norma-Norma Sosial

Berdasarkan tingkatannya, norma di dalam masyarakat dibedakan menjadi

empat.

1. Cara (usage)

Cara adalah suatu bentuk perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam

suatu masyarakat tetapi tidak secara terus-menerus.

Contoh: cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara

atau berkecap seperti hewan.

2. Kebiasaan (Folkways)

Kebiasaan merupakan suatu bentuk perbuatan berulang-ulang dengan bentuk

yang sama yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan-tujuan jelas

dan dianggap baik dan benar.

Contoh: Memberi hadiah kepada orang-orang yang berprestasi dalam suatu

kegiatan atau kedudukan, memakai baju yang bagus pada waktu pesta.

3. Tata kelakuan (Mores)

Tata kelakuan adalah sekumpulan perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat

hidup dari sekelompok manusia yang dilakukan secara sadar guna

melaksanakan pengawasan oleh sekelompok masyarakat terhadap anggota-

anggotanya. Dalam tata kelakuan terdapat unsur memaksa atau melarang

suatu perbuatan.

Fungsi mores adalah sebagai alat agar para anggota masyarakat

menyesuaikan perbuatan-perbuatannya dengan tata kelakuan tersebut.

Contoh: Melarang pembunuhan, pemerkosaan, atau menikahi saudara

kandung.

4. Adat istiadat (Custom)

Adat istiadat adalah kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi

kedudukannya karena bersifat kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap

masyarakat yang memilikinya. Koentjaraningrat menyebut adat istiadat

sebagai kebudayaan abstrak atau sistem nilai. Pelanggaran terhadap adat

Page 6: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

istiadat akan menerima sanksi yang keras baik langsung maupun tidak

langsung.

Misalnya orang yang melanggar hukum adat akan dibuang dan diasingkan ke

daerah lain (upacara adat di Bali )

Norma sosial di masyarakat dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi

saling berhubungan antara satu aspek dengan aspek yang lainnya. Pembagian itu

adalah sebagai berikut:

1. Norma Agama

Norma agama berasal dari Tuhan, pelanggarannya disebut dosa. Norma

agama adalah peraturan sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-

tawar atau diubah ukurannya karena berasal dari Tuhan. Biasanya norma

agama tersebut berasal dari ajaran agama dan kepercayaan-kepercayaan

lainnya (religi). Pelanggaran terhadap norma ini dinamakan dosa.

Contoh:

- sholat fardhu (5 waktu)

- tidak berbohong,

- tidak boleh mencuri,

- Membayar zakat tepat pada waktunya bagi penganut agama islam

- Bertaqwa pada Alloh swt (Menjalankan perintah Allah dan

Menjauhi apa-apa yang dilarang oleh- NYA)

2. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang

menghasilkan akhlak, sehingga seseorang dapat membedakan apa yang

dianggap baik dan apa pula yang dianggap buruk. Pelanggaran terhadap

norma ini berakibat sanksi pengucilan secara fisik (dipenjara, diusir) ataupun

batin (dijauhi).

Contoh: Orang yang berhubungan intim di tempat umum akan dicap tidak

susila,melecehkan wanita atau laki-laki didepan orang

3. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah peraturan sosial yang mengarah pada hal-hal yang

berkenaan dengan bagaimana seseorang harus bertingkah laku yang wajar

Page 7: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

dalam kehidupan bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma ini akan

mendapatkan celaan, kritik, dan lain-lain tergantung pada tingkat

pelanggaran.

Contoh:

- Hormat terhadap orang tua dan guru

- Berbicara dengan bahasa yang sopan kepada semua orang

- Berteman dengan siapa saja

- Memberikan tempat duduk di bis umum pada lansia dan wanita

hamil

- Memberi atau menerima sesuatu dengan tangan kanan

4. Norma Kebiasaan

Norma kebiasaan adalah sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk

atau peraturan yang dibuat secara sadar atau tidak tentang perilaku yang

diulang-ulang sehingga perilaku tersebut menjadi kebiasaan individu.

Pelanggaran terhadap norma ini berakibat celaan, kritik, sampai pengucilan

secara batin.

Contoh: Membawa oleh-oleh apabila pulang dari suatu tempat, bersalaman

ketika bertemu.

5. Norma Hukum ( laws )

Norma hukum adalah norma yang mengatur kehidupan sosial

kemasyarakatan yang berasal dari kitab undang-undang hukum yang berlaku

di negara kesatuan republik indonesia untuk menciptakan kondisi negara

yang damai, tertib, aman, sejahtera, makmur dan sebagainya.

Contoh :

- Tidak melanggar rambu lalu-lintas walaupun tidak ada polantas

- Menghormati pengadilan dan peradilan di Indonesia

- Taat membayar pajak

- Menghindari KKN / korupsi kolusi dan nepotisme

C. Proses Sosial AssosiatifAdalah proses sosial yang menuju terbentuknya persatuan/integrasi sosial

dan mendorong terbentuknya pranata, lembaga atau organisasi sosial. Hubungan

Page 8: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

sosial asosiatif cenderung menjalin kesatuan dan meningkatkan solidaritas

anggota kelompok.Yang termasuk proses sosial assosiatif, antara lain:

1. Kerja sama (Cooperation)

Adalah usaha bersama antara individu dengan individu lainnya, antar individu

dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok untuk mencapai tujuan

bersama. Kerjasama ialah bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada

dasarnya individu atau kelompok melaksanakan interaksi sosial untuk memenuhi

kebutuhan bersama. Kerja sama timbul saat seseorang menyadari bahwa mereka

punya kepentingan bersama. Kerja sama menuntut adanya pembagian kerja dan

keadilan, sehingga rencana kerja sama dapat tercapai dengan baik untuk

mencapai tujuan bersama. Kerja sama akan bertambah kuat bila ada bahaya dari

luar yang mengancam kelompoknya, seperti tantangan alam yang ganas,

pekerjaan yang membuutuhkan tenaga masal, musuh dari luar, daan upacara 

keagamaan sakral. Kerjasama lebih lanjut dibedakan lagi dengan :

a. Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang

sertamerta

b. Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan

hasil perintah atasan atau penguasa

c. Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar

tertentu

d. Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai

bagian atau unsur dari sistem sosial.

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, ada berbagai bentuk kerja sama:

a. Kerukunan, tolong menolong, dan gotong royong (kerja bakti)

b. Bergaining, yaitu kerja sama yang pelaksanaannya dengan perjanjian

tentang pertukaran barang-barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.

c. Kooptasi (cooptation), yaitu suatu proses penerimaan unsur-unsur baru

dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi

sebagai salah satu cara menjaga stabilitas dan menghindari terjadinya

kegoncangan.

d. Koalisi (coalition), yaitu kombinasi antara 2 organisasi atau lebih yang

punya tujuan sama. Biasanya terjadi pada partai politik.

Page 9: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

e. Joint venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu.

Contohnya kerjasama antara PT Exxon mobil Co.LTD dengan PT

Pertamina dalam mengelola proyek penambangan minyak di Blok Cepu.

2. Akomodasi (Accommodation)

Dapat diartikan sebagai suatu keadaan atau sebagai suatu proses. Sebagai

keadaan, akomodasi adalah suatu bentuk keseimbangan dalam interaksi

antarindividu atau kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma sosial dan

nilai sosial yang berlaku. Akomodasi merupakan keadaan di mana hubungan-

hubungan di antara unsur-unsur sosial dalam keselarasan dan keseimbangan,

sehingga warga masyarakat dapat dengan mudah menyesuaikan dirinya dengan

harapan-harapan atau tujuan-tujuan masyarakat. Sebagai proses, akomodasi

menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu

usaha-usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi merupakan upaya-upaya

menghindarkan, meredakan atau mengakhiri konflik atau pertikaian.

Akomodasi timbul karena para pihak berusaha untuk mencapai titik

keseimbangan(equilibrium) yang berfungsi untuk meredakan pertentangan agar

tercapai kestabilan.

Gillin dan Gillin menyatakan bahwa akomodasi merupakan istilah yang dipakai

oleh para sosiolog untuk menggambarkan keadaan yang sama dengan pengertian

adaptasi yang digunakan oleh para ahli biologi untuk menggambarkan proses

penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungan alam di mana ia hidup.

Tujuan akomodasi:

a. Mengurangi pertentangan antarindividu, individu-kelompok atau

antarkelompok sebagai akibat adanya perbedaan pendapat atau faham.

Dalam hal ini akomodasi diarahkan untuk memperoleh sintesa baru dari

faham-faham yang berbeda.

b. Mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu.

c. Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial

yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor psikologis dan

kebudayaan.

d. Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah.

Page 10: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

Akomodasi mempunyai beberapa bentuk, antara lain:

a. Koersi (coercion), merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya melalui

paksaan fisik maupun psikologis. Dalam koersi, ada pihak yang lemah dan

ada pihak yang kuat.

b. Kompromi (compromise), merupakan bentuk akomodasi yang terjadi karena

pihak yang bersengketa saling mengurangi tuntutannya agar tercapai

kesepakatan.

c. Arbitrasi (arbitration), merupakan bentuk akomodasi dengan menggunakan

jasa pihak ketiga karena pihak yang bersengketa tidak mampu

menyelesaikan persengketaan. Pihak ketiga ini ditunjuk oleh yang

bersengketa atau pihak yang berwenang.

d. Mediasi (mediation), bentuk ini hampir mirip dengan arbitrasi, hanya saja

pihak ketiganya netral dan tidak bisa memutuskan. Ia hanya bisa

mengusahakan jalan damai tapi tidak mempunyai wewenang untuk

menyelesaikan masalah.

e. Konsiliasi (consiliation), merupakan usaha untuk mempertemukan

keinginan-keinginan dari pihak yang berselisih untuk mencapai mufakat.

f. Adjudikasi adalah cara penyelesaian perkara lewat pengadilan.

g. Toleransi adalah bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal. Kadang kala

toleransi timbul secara tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah

individu.

h. Perang dingin (Stalemate), suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang

bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu

titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.

i. Displacement, yaitu menghindari konflik dengan mengalihkan perhatian.

3. Asimilasi

Page 11: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

Adalah upaya untuk mengurangi perbedaan antar individu/kelompok untuk

menghasilkan suatu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan bersama.

Asimilasi terjadi pada masyarakat yang berbeda kebudayaan sehingga terbentuk

kebudayaan baru dalam waktu lama. Asimilasi merupakan proses sosial tingkat

lanjut yang ditandai oleh adanya upaya-upaya mengurangi perbedaan serta

mempertinggi kesatuan tindakan, sikap dan proses-proses mental di antara

orang-perorangan atau kelompok-kelompok dengan memperhatikan kepentingan

atau tujuan bersama. Asimilasi dapat terjadi setelah melalui tahap kerja sama

dan akomodasi. Asimilasi mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

a. Terdapat sejumlah kelompok yang punya kebudayaan berbeda.

b. Terjadi pergaulan antarindividu dan kelompok secara intensif dalam

waktu yang lama. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari

pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan

suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.

c. Kebudayaan masing-masing kelompok mengalami perubahan dan

penyesuaian diri.

d. Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain,

dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama.

e. Interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau

pembatasan-pembatasan.

f. Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer.

Faktor-faktor yang mendukung terjadinya asimilasi:

a. Sikap menghargai dan menghormati orang lain dan kebudayaannya.

b. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.

c. Persamaan dalam unsur budaya secara universal.

d. Terjadinya perkawinan campur antarkelompok yang berbeda budaya

(amaigamation).

Page 12: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

e. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing untuk

menghadapi musuh tersebut.

f. kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi

g. sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

h. persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.

Faktor yang menjadi penghalang asimilasi:

a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu.

b. Kurangnya pengetahuan tentang kebudayaan baru

c. Adanya prasangkan buruk terhadap kebudayaan baru.

d. Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi dari

kebudayaan kelompok lainnya, sehingga tidak mau menerima kebudayaan

baru

e. Adanya perbedaan ciri-ciri fisik, seperti tinggi badan, warna kulit, atau

warna rambut.

f. In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi.

In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa

individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang

bersangkutan.

g. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila

golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang

berkuasa

h. Faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan

pertentangan-pertentangan pribadi.

Menurut Molten M.Gordon, asimilasi dapat dibagi menjadi lima macam yaitu;

a. Asimilasi kultural yaitu satu etnis mulai menyesuaikan diri dengan budaya

etnis lainnya.

Page 13: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

b. Asimilasi struktural yaitu relatif ada persamaan dari status ekonomi,tingkat

pendidikan,dan partisipasi semua etnis dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan.

c. Asimilasi perkawinan yaitu perkawinan antar etnis relatif seing terjadi dan

mulai diterima sebagai kewajaran.

d. Asimilasi identifikasi yaitu memuat rasa kebanggaan bersama atas dasar

nasionalitas dan kedaerahaan,bukan lagi atas dasar etnis.

e. Asimilasi prilaku tanpa prasangka yaitu hilangnya stereotip negatif yang

dialamatkan pada etnis-etnis tertentu dan tidak ada kasus konflik pribadi.

4. Akulturasi

Adalah hasil perpaduan dua kebudayaan berbeda yang membentuk suatu

kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri-ciri kebudayaan masing-

masing. Proses akulturasi berlangsung dalam waktu yang lama. Akulturasi disini

dapat berupa akulturasi bahasa, kepercayaan, organisasi sosial, ilmu

pengetahuan, maupun teknologi.

Unsur- unsur yang mudah diterima dalam akulturasi antara lain:

a. kebudayaan materil

b. teknologi ekonomi yang manfaatnya cepat dirasakan dan mudah dioprasikan

c. kebudayaan  yang mudah disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya

kesenian,

d. olahraga, dan hiburan.

e. kebudayaan yang pengaruhnya  kecil, misalnya model pakaian dan model

potongan rambut.

Golongan individu yang mudah menerima budaya asing yaitu:

a. Golongan muda yang belum memiliki identitas dan kepribadian yang

mantap (masa berjiwa labil dan emosional)

b. Golongan masyarakat yang hidupnya masih belum memiliki status penting.

c. Kelompok masyarakat yang hidupnya tertekan, misalnya kaum minoritas,

pengangguran dan penduduk terpencil.

Unsur kebudayaan  yang sukar diterima dalam akulturasi:

Page 14: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

a. Kebudayaan yang mendasari pola pikir masyarakat, misalnya unsur

keagamaan dan falsafah hidup

b. Kebudayaan yang mendasari proses sosialisasi yang sangat meluas dalam

kehidupan masyarakat, misalnya makanan pokok, sopan santun makan, dan

mata pencaharian.

Golongan atau individu yang sukar menerima akulturasi:

a. Golongan tua yang masih terikat tradisi lama

b. Kelompok masyarakat yang sudah memiliki status penting

c. Kelompok masyarakat yang memisahkan diri secara ekstrim, misalnya

masyarakat  yang menganut aliran kepercayaan ortodok atau aliran sesa.

D. Proses Sosial Disosiatif (oposisi)Merupakan suatu cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Proses sosial disosiatif cenderung mengarah pada perpecahan suatu masyarakat. Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence).Proses sosial disosiatif meliputi persaingan (competition), kontravensi, dan pertentangan (conflict). Yang termasuk proses sosial disosiatif antara lain:

1. Persaingan (Competition)adalah proses sosial ketika individu-individu/kelompok-kelompok manusia bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan terjadi hampir di setiap bidang kehidupan. Namun persaingan harus dilakukan secara jujur dan sportif. Persaingan mempunya dua tipe umum: a. Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh

kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.

Page 15: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

b. Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu. Bentuk-bentuk persaingan :

a. Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen

b. Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang

keagamaan dan pendidikan.

c. Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun

di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang

atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan

terpandang.

d. Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal

ini disebabkan karena ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-

unsur kebudayaan lainnya.

Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi:

a. Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat

kompetitif

b. Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang

pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik

oleh mereka yang bersaing.

c. Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial.

Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan

serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.

d. Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)

Hasil suatu persaingan terkait erat dengan pelbagai faktor, antara lain:a. Kepribadian seseorang

b. Kemajuan : Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja

keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.

c. Solidaritas kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan

para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-

hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.

Page 16: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

d. Disorganisasi : Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam

masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial.

2. Kontravensi (Contravetion)Adalah proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan. Kontravensi biasanya bersifat rahasia. Dalam kontravensi, lawan tidak diserang secara fisik tapi secara psikologis sehingga ia menjadi tidak tenang. Sikap mental atau perasaan yang tersembunyi dapat berupa rasa curiga, tidak suka, atau kebencian. Contoh kontravensi misalnya: fitnah, penghasutan, penyebaran desas-desus, pencemaran nama baik, pembocoran rahasia orang lain, protes, demonstrasi dan lain-lain. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 : a. Yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan,

perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan, pengacauan rencana

b. Yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka

umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah,

melemparkan beban pembuktian pada pihak lain.

c. Yang intensif seperti penghasutan, menyebarkan desas desus yang

mengecewakan pihak lain

d. Yang rahasia seperti mengumumkan rahasian orang, berkhianat.

e. Yang taktiss seperti mengejutkan lawan, mengganggu dan

membingungkan pihak lain.

Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi:a. Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman

yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat

b. Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam

keluarga.

c. Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas

dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut

hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan,

pendidikan, dst.

Page 17: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

Tipe Kontravensi :a. Kontravensi antar masyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :

2) Kontravensi antar masyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)

3) Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)

b. Antagonisme keagamaan c. Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang

mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya

d. Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.

3. KonflikAdalah proses sosial yang terjadi ketika pihak yang satu berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan cara menghancurkan atau membuatnya tidak berdaya. Konflik muncul karena adanya perbedaan perasaan, kebudayaan ataupun perbedaan kepentingan. Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian. Pertikaian atau konflik merupakan proses sosial seperti halnya kompetisi atau persaingan, hanya bedanya pada pertikaian disertai dengan ancaman dan/atau tindak kekerasaan, baik fisik maupun nonfisik. Pertikaian dapat timbul karena:a. perbedaan individual, berupa pendirian atau perasaan

b. perbedaan kebudayaan, berupa perbedaan sistem nilai atau norma

c. perbedaan kepentingan, berupa kepentingan ekonomi atau politik

d. perubahan sosial dan budaya yang berlangsung cepat sehingga para

warga masyarakat kesulitan menyesuaikan diri dengan keadaan baru,

misalnya antara kelompok yang mempertahankan status quo dengan

kelompok reformis (pembaru).

Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi yang sebelumnya telah tercapai. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:b. Pertentangan pribadi

Page 18: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

c. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari

betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan

pertentangan

d. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya

perbedaan kepentingan

e. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan

dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat

f. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-

perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan

negara

Akibat-akibat bentuk pertentangana. Tambahnya solidaritas in-group

b. Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu

kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan

retaknya persatuan kelompok tersebut.

c. Perubahan kepribadian para individu

d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia

e. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak

Study Kasus

Wanita Pekerja

Page 19: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

Pamekasan-Wanita pekerja keras, barangkali sebutan itu cocok untuk sejumlah ibu-ibu

asal desa Grujughen, kecamatan Larangan, Pamekasan. Setiap hari menekuni

pekerjaannya sebagai pengangkut batu bata untuk membantu suami mereka mencari

nafkah. Pekerjaan  sebagai pengangkut batu bata terpaksa di lakukan oleh sejumlah ibu-

ibu asal desa Grujughen, Larangan, Pamekasan. Pekerjaan yang sebenarnya harus  di

lakukan oleh para kaum lelaki ini menjadi pekerjaan para ibu-ibu yang tidak memiliki

keahlian lain. Sekalipun sebagai pengangkut batubata, kaum ibu-ibu ini nampaknya

sudah terbiasa dengan pekerjaan berat ini, terbukti sekalipun harus keluar masuk jurang

dengan beberapa batu-bata di kepalanya, sepertinya sudah terbiasa. Jarak yang di

tempuh dari jurang tempat batu bata itu di buat lumayan jauh. Menurut Ibu Rohemah

salah seorang pekerja pengangkut batu bata, pekerjaan ini sudah lama ia tekuni,

sekalipun pendapatan dari pekerjaan ini terbilang sedikit, namun ibu satu anak ini

mengaku senang memiki penghasilan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Analisa berdasarkan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

- Dilihat dari norma agama

Dalam agama, seorang wanita boleh saja bekerja asalkan mendapat persetujuan dari

pihak suami dan tidak meninggalkan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Perekonomian yang rendah (kemiskinan) memaksa seorang wanita untuk bekerja

membantu suami. Sehingga dilihat dari sisi agama, selama berada dalam taraf tidak

berlebihan, seorang wanita boleh saja bekerja.

- Dilihat dari norma kesusilaan

Pekerjaan kasar yang banyak dilakukan para ibu di Pamengkasan tersebut

merupakan pekerjaan laki-laki. Sehingga, banyak yang mengecap tidak bagus

bahkan melecehkan pekerjaan yang mereka lakukan. Tak sedikit pula masalah-

masalah rumah tangga timbul bersumber pada kerjaan sang wanita, hingga menjadi

besar bahkan mampu menghancurkan rumah tangga itu sendiri. Lingkungan wanita

pekerjapun sangat riskan menimbulkan fitnah, mengingat dia adalah wanita yang

sudah bersuami. Hal ini dianggap tidak patut bagi masyarakat Indonesia.

- Dilihat dari norma kebiasaan

Page 20: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

Pola didik anak pada wanita pekerja sangat berbeda dengan mereka yang 100% ibu

rumah tangga. Waktu bersama keluarga untuk mereka yang bekerja pastinya lebih

sedikit daripada mereka yang hampir setiap hari di rumah. Hal ini bisa berefek pada

kurangnya perhatian dan pengawasan pergaulan anak, bisa juga keterbatasan

kesempatan mengikuti perkembangan fisik mental ataupun psikologi anak. Menjadi

wanita pekerja apalagi apabila dalam posisi dan penghasilan yang baik bisa jadi

membuat wanita tersebut menjadi merasa mampu memenuhi kebutuhan hidupnya

sendiri, apabila berlebihan akan menurunkan apresiasi mereka terhadap suaminya.

Namun, menjadi wanita pekerja pun banyak sekali manfaatnya. Mampu mencari

uang sendiri otomatis akan membantu perekonomian keluarga.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Norma merupakan ukuran yang digunakan oleh masyarakat  apakah tindakan yang

dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan yang wajar dan

dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat ataukah

merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar

warga masyarakat. Wujud nyata dari keseimbangan ini adalah keteraturan sosial, yaitu

kondisi di mana cara berfikir, berperasaan dan bertindak serta interaksi sosial di antara para

warga masyarakat selaras (konformis) dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang

belaku dalam masyarakat yang besangkutan. Keteraturan sosial akan tercipta dalam

masyarakat apabila:

Page 21: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

1. terdapat sistem norma sosial yang jelas. Jika norma dalam masyarakat tidak jelas

akan menimbulkan keadaan yang dinamakan anomie (kekacauan norma).

2. individu atau kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami nilai dan

norma-norma yang berlaku

3. individu atau kelompok menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan nilai dan

norma-norma yang berlaku

4. berfungsinya sistem pengendalian sosial (social control)

DAFTAR PUSTAKA

“Interaksi Sosial sebagai Dasar Pengembangan Pola Keteraturan dan Dinamika

Kehidupan Sosial”. Diambil pada 6 September 2010. Agus Santosa's Blog.htm

Kuliah Komunikasi, Nadia Sabrina » Blog Archive » Proses Sosial dan Interaksi Sosial.htm

Modul « warung diskusi sosial.htm

Norma sosial «sosiologi.htm

Perempuan-perempuan perkasa (Preambule) « GreenInTsiA.htm

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL.htm

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

u will not regret: interaksi sosial.htm

wanita pekerja. Diambil dari http://ridiah.wordpress.com/2010/01/14/wanita-pekerja/

Page 22: Norma, Nilai, Dan Proses Sosial Makalah

Wanita pekerja keras. Diambil dari

http://www.madurachannel.com/madura/ekonomi/2736.wanita-pekerja-keras