makalah new feb 2

18
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh. Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format film agar bisa dilihat hasilnya. Selain itu di temukan juga CT Scan yaitu sebuah metode penggambaran medis menggunakan tomografi di mana pemrosesan geometri digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah objek dari satu seri besar gambar sinar-X dua dimensi diambil dalam satu putaran "axis". CT. Scan ini merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh. Kemudian MRI( Magnetic Resonance Imaging ) juga merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif.

Upload: hanna-kartika

Post on 24-Jun-2015

3.041 views

Category:

Documents


72 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah New Feb 2

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar belakang

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu ketika

fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang

tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus

bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian

dalam tubuh.

Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format

film agar bisa dilihat hasilnya. Selain itu di temukan juga CT Scan yaitu sebuah metode

penggambaran medis menggunakan tomografi di mana pemrosesan geometri

digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah objek

dari satu seri besar gambar sinar-X dua dimensi diambil dalam satu putaran "axis".

CT. Scan ini merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang

universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh. Kemudian MRI( Magnetic Resonance

Imaging ) juga merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan

mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang

frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif.

2. Tujuan Penulisan

a. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan alat-alat tersebut

b. Mahasiswa dapat mengetahui cdara pemakaian alat tersebut

3. Metode Penulisan

a. Studi pustakaan

b. Observasi melalui internet

Page 2: Makalah New Feb 2

4. Sistematika Penulisan

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

1. Latar Belakang

2. Tujuan Penulisan

3. Sistematika Penulisan

Bab II Pembahasan

1. Definisi

2. Jenis Pemeriksaan

3. Tujuan Pemeriksaan

4. Kasus

5. Peran Perawat dalam Pemeriksaan

6. Persiapan sebelum,selama,sesudah pemeriksaan

7. Prosedur persiapan alat dan langkah-langkah pemeriksaan

Bab III Penutup

1. Kesimpulan

2. Saran

Daftar Pustaka

Page 3: Makalah New Feb 2

BAB IIPEMBAHASAN

A. Foto Rontgen Torak

1. Definisi Foto Rontgen Torak

Teknologi rontgen sudah digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya

sejak 8 November 1890 ketika fisikawan terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad

Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya, yang kemudian diberi label sinar

X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga dapat dimanfaatkan

untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh.

Pada prinsipnya sinar yang menembus tubuh ini perlu dipindahkan ke format

film agar bisa dilihat hasilnya. Seiring dengan kemajuan teknologi, kini foto rontgen

juga sudah bisa diproses secara digital tanpa film. Sementara hasilnya bisa disimpan

dalam bentuk CD atau bahkan dikirim ke berbagai belahan dunia menggunakan

teknologi e-mail.

2. Jenis Pemeriksaan

a. Fluoroskopi

Fluoroskopi adalah cara pemeriksaan yang mempergunakan sifat tembus

sinar Roentgen dan suatu tabir yang bersifat fluo resensi bila terkena sinar tersebut.

Fluoroskopi terutama diperlukan untuk menyelidiki pergerakan suatu organ/sistem

tubuh seperti dinamika alat-alat peredaran darah, misalnya jantung dan pembuluh

darah besar; serta pernapasan berupa pergerakan diafragma dan aerasi paru-paru.

Karena pada fluoroskopi, baik penderita maupun pemeriksa mungkin terpapar sinar

Roentgen sehingga dapat menyebabkan bahaya radiasi, maka perlu diperhatikan

beberapa petunjuk agar bahaya sinar dibatasi pada tingkat minimum yang masih

praktis. Output alat Roentgen harus diukur secara berkala dan tidak boleh melebihi

10 Rad per menit disebelah atas meja pemeriksaan.

b. Roentgenografi

Page 4: Makalah New Feb 2

Roentgenografi adalah pembuatan foto Roentgen toraks, yang biasanya

dibuat dengan arah postero-anterior (PA) dan lateral bila perlu. Agar distorsi dan

magnifikasi yang diperoleh menjadi sekecil mungkin, maka jarak antara tabung dan

film harus 1.80 meter dan foto dibuat sewaktu penderita sedang bernapas dalam

(inspirasi).

c. Bronkografi

Bronkografi ialah pemeriksaan percabangan bronkus, biasanya dilakukan

baik dengan fluoroskopi maupun roentgenografi, de ngan cara mengisi saluran

bronkial dengan suatu bahan kontras yang bersifat opaque (menghasilkan

bayangan putih pada foto). Bahan kontras tersebut biasanya mengandung jodium

(lipiodol, dionosil, dan sebagainya). Indikasi pemeriksaan ini misalnya pada

bronkiektasis untuk meneliti letak, luas, dan sifat bagian-bagian bronkus yang

melebar; dan pada tumor-tumor yang terletak dalam lumen bronkus (space

occupying lesions), yang mungkin mempersempit bahkan menyumbat sama

sekali bronkus bersangkutan. Tetapi dengan adanya computed tomography

(CTScan), yang dapat memperlihatkan baik bronkiektasis maupun tumor dengan

lebih jelas, maka bronkografi yang memerlukan persiapan-persiapan tertentu dan

teknik pemeriksaan yang serba sulit, mulai dianggap usang dan ditinggalkan.

d. Tomografi

Istilah lain untuk tomografi'ialah : planigrafi, laminagrafi, atau stratigrafi.

Dengan istilah ini dimaksudkan pemeriksaan terhadap 1 lapisan jaringan dengan

mengaburkan lapisan-lapisan lain di atas dan di bawahnya. Hal ini dapat

dilakukan dengan menghubungkan tabung Roentgen dan kaset yang berisi film

dan pada saat foto dibuat, kedua bagian ini digerakkan dalam jurusan yang saling

bertentangan. Dengan cara ini, maka semua bangunan pada hasil foto menjadi

kabur, kecuali lapisan yang tepat berada di persimpangan arus sinar lapisan yang

hendak diselidiki. Cara pemeriksaan ini berguna sekali untuk lebih mempertegas

persangkaan akan adanya suatu kavitas pada foto biasa, misalnya pada

tuberkulosis.

Page 5: Makalah New Feb 2

Pada penyelidikan karsinoma bronkogen, cara pemeriksaan ini dapat

dipergunakan untuk melihat adanya penyumbatan pada bron kus terutama

bronkus yang besar seperti pada daerah hilus. Tomografi juga berguna sekali

untuk mengetahui apakah ada sarang perkapuran dalam tumor-tumor kecil di

parenkima paru-paru dan dalam penyelidikan lebih lanjut terhadap abses paru.

e. Angiokardiografi

Angiokardiografi adalah pemeriksaan untuk melihat ruang-ruang jantung

dan pembuluh-pembuluh darah besar dengan sinar Roentgen (fluoroskopi atau

roentgenografi), dengan menggunakan suatu bahan kontras radioopak, misalnya

Hypaque 50 %, dimasukkan ke dalam salah satu ruang jantung melalui kateter

secara intravena.

Angiokardiografi ternyata sangat berguna dalam pemeriksaan penyakit-

penyakit jantung dan pembuluh darah besar, baik bawaan mau pun yang

diperoleh, serta dalam pemeriksaan penyakit paru menahun. Cara pemeriksaan

ini misalnya sangat diperlukan pada penyakit Tetralogi Fallot, koarktasi aorta,

dan pada diagnostik diferensial aneurisma aortae.

f. Pneumografi retroperitoneal

Pneumografi retroperitoneal dipergunakan untuk memeriksa

mediastinum, setelah diisi dengan udara yang dimasukkan secara re troperitoneal

melalui suntikan ke dalam spatium presacrale, kira-kira 12 jam sebelum foto

Roentgen dibuat.

Cara pemeriksaan ini dianggap usang setelah adanya CTScan yang dapat

memperlihatkan rongga intra dan retroperitoneal de ngan sempurna tanpa

mempergunakan persiapan-persiapan dan alat-alat pemeriksaan khusus.

g. Foto fluorografi

Untuk menghemat ongkos, pemeriksaan toraks dapat dilakukan dengan

membuat foto biasa pada bayangan di tabir Roentgen pada film-film kecil.

Page 6: Makalah New Feb 2

3. Tujuan dan Kasus – kasus yang Memerlukan Pemeriksaan Foto Rontgen

Torak

Foto Roentgen thorak dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan dini pada paru-

paru sebelum timbul gejala-gejala klinis, sehingga pemeriksaan secara rutin pada

orang-orang yang tidak mempunyai keluhan apa-apa (mass-chest-survey) sudah

menjadi prosedur yang lazim dalam pemeriksaan kesehatan masyarakat secara

massal, seperti yang dilakukan pada para mahasiswa, murid sekolah, anggota alat

negara, pegawai perusahaan, serta para karyawan lainnya. Misalnya suatu sarang

tuberkulosis yang hanya sekecil 2 mm diameternya, mungkin telah dapat dilihat

pada foto Roentgen, sedangkan pemeriksaan fisik klinis tentu tidak akan berhasil

menemukan sarang sekecil ini

Kasus yang memerlukan pemeriksaan foto thorak

Pemeriksaan foto rongen thorak perlu di lakukan pada klien yang mengalami kasus

TBC, Tumor Hidung, Cardiomegali dengan udem pulmo,Efusi Pleura, Abses Paru,

Pleuro Pneumania, Sirosis hepatis, Kanker Paru, Gagal Jantung, Bronkhitis, dan

Tumor Paru.

4. Peran Perawat Untuk Pemeriksaan Foto Rontgen Torax

Peran perawat mencakup pemantauan klien dan peralatan yang di gunakan

selama prosedur dan selalu waspada terhadap komplikasi yang berhubungan

dengan possisi klien dan lamanya prosedur. Pemeriksaan foto Rontgen di tempat

lainnya juga diperlukan jika terdapat kelainan pada pemeriksaan fisik, seperti

adanya masalah pada asistem pernapasan yang memerlukan pemeriksaan rontgen

torax atau jika ada trauma pada ekstremitas, pemeriksaan foto rontgen di lokasi

tempat trauma harus dilakukan.

5. Persiapan Pasien Sebelum, Selama, dan Sesudah Pemeriksaan Foto Rontgen Torak

Page 7: Makalah New Feb 2

6. Prosedur : Persiapan Alat dan Langkah Pemeriksaan Foto Rontgen Torak

B. CT. SCAN

1. Definisi CT. Scan

Tomografi terkomputasi (bahasa Inggris: Computed tomography, CT),

awalnya dikenal sebagai computed axial tomography (CAT), adalah sebuah

metode penggambaran medis menggunakan tomografi di mana pemrosesan geometri

digunakan untuk menghasilkan sebuah gambar tiga dimensi bagian dalam sebuah

objek dari satu seri besar gambar sinar-X dua dimensi diambil dalam satu putaran

"axis".

Kata tomografi berasal dari bahasa Yunani tomos (potongan) dan graphia

(penggambaran). CT menghasilkan satu seria gambar axial yang dapat dimanipulasi,

melalui sebuah proses yang dikenal sebagai "windowin", untuk menghasilkan

gambar dalam bidang yang berbeda. Ini adalah khusus X-ray yang dapat

menghasilkan gambar penampang bagian dari tubuh.CT.

Maka dapat didefinisikan CT scan adalah test diagnostik yang memiliki

informasi yang sangat tinggi. CT. Scan ini merupakan alat penunjang diagnosa yang

mempunyai aplikasi yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh. Ct Scan

mulai dipergunakan sejak tahun 1970 dalam alat bantu dalam proses diagnosa dan

pengobatan pada pasien neurologis. Gambaran Ct Scan adalah hasil rekonstruksi

komputer terhadap gambar X-Ray. Gambaran dari berbagai lapisan secara multiple

dilakukan dengan cara mengukur densitas dari substansi yang dilalui oleh sinar X.

2. Jenis Pemeriksaan

Kepala, leher, tulang belakang untuk melihat adanya infeksi, tumor,

kelainan pembuluh darah. Telinga, Hidung, Tenggorokan untuk melihat adanya

Sinusitis, ca nasopharynx, larynx. Rongga Dada (Thorax) untuk melihat adanya

Page 8: Makalah New Feb 2

Tumor paru, infeksi. Rongga Perut (abdomen) Hati, ginjal, limpa, pankreas, tractus

biliaris. Organ kebidanan dan kandungan . Otot tulang (Muculoskeletal).

3. Tujuan dan Kasus – kasus yang Memerlukan Pemeriksaan CT. Scan

CT. Scan ini merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi

yang universal untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat,

otot dan tulang, tenggorokan, rongga perut.

Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra

cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema

serebral dan adanya perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan

dalam mengidentikasi infark , hidrosefalus dan atrofi otak. Bagian basilar dan

posterior tidak begitu baik diperlihatkan oleh Ct Scan.

4. Peran Perawat untuk Pemeriksaan CT. Scan

5. Persiapan Pasien Sebelum, Selama, dan Sesudah

a. Persiapan klien

b. Memberikan form persetujuan tindakan

c. Periksa kebijakan RS, biasanya pasien puasa 8 jam sebelum pemeriksaan

d. Berikan medikasi selama 2 Jam sebelum tes

e. Kaji kemungkinan reaksi alergi iodine. Laporkan kepada dokter atau radiologist

jika ditemukan riwayat alergi seafood

f. Lepaskan peralatan yang terbuat dari logam.

g. Puasa 4-6 jam sebelum pemeriksaan.

h. Periksa laboratorium kadar ureum (BUN) dan creatinin.

i. Pasien diberi penjelasan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan dan breathold

j. technique yang digunakan.

k. Cek riwayat asma, alergi dan penyakit lain.

l. Cek vital sign

6. Prosedur : Persiapan Alat dan Langkah Pemeriksaan CT. Scan

Page 9: Makalah New Feb 2

Persiapan Alat

Peralatan CT Scan dalam keadaan Stanby

Obat kontras non ionik 100-150 cc

Peralatan injeksi

Obat-obatan emergency

Oksigen

Suction

Prosedur-prosedur yang dilakukan saat proses Scan adalah :

- Posisi terlentang dengan bagian tangan, pinggang, dan paha terkendali (diblebet).

Meja elektronik masuk ke dalam alat scanner.

- Pemantauan melalui komputer dan pengambilan gambar dari beberapa sudut

- Selama prosedur berlangsung pasien harus diam komputer selama 20-45 menit.

- Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi dengan pengaturan komputer.

- Selama prosedur berlangsung perawat harus menemani pasien dari luar dengan

memakai protektif lead approan.

- Sesudah pengambilan gambar pasien dirapihkan dan hasil photo dapat langsung

diambil.

C. MRI

1. Definisi MRI

MRI( Magnetic Resonance Imaging ) merupakan suatu alat diagnostik

mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh anda dengan menggunakan medan

magnet yang besar dan gelombang frekuensi radio, tanpa operasi, penggunaan sinar

X, ataupun bahan radioaktif.

2. Jenis Pemeriksaan

Kelainan pada otak, syaraf tulang belakang. otot, sendi, sumsum tulang

belakang, organ - organ reproduksi wanita, saluran empedu dan pembuluh darah.

3. Tujuan dan Kasus – kasus yang Memerlukan Pemeriksaan MRI

Page 10: Makalah New Feb 2

4. Persiapan Pasien Sebelum, Selama, dan Sesudah Pemeriksaan MRI

Pasien tetap boleh melakukan aktifitas rutin serta makan dan minum obat seperti

biasa.

Khusus untuk pemeriksaan saluran empedu (MRCP), pasien perlu berpuasa

selama 6 jam sebelum pemeriksaan.

Pasien diminta untuk melepas semua barang - barang yang terbuat dari logam,

maupun elektronik, seperti : perhiasan, jam tangan, kaca mata, gigi palsu, alat

bantu dengar, handphone, kartu kredit, kartu ATM, dompet dan sebagainya.

Barang - barang tersebut dapat menginterferensi gambar yang terjadi sehingga

dapat mempengaruhi hasil MRI. Disamping itu, medan magnet yang

dipancarkan oleh alat MRI dapat merusak barang-barang yang terbuat dari

elektronik.

5. Prosedur : Persiapan Alat dan Langkah Pemeriksaan MRI

Pasien berbaring terlentang dengan posisi kedua tangan disamping badan.

Meja MRI akan bergerak maju kedalam posisi medan magnet yang tepat.

Pasien akan mendengar suara dari gelombang radio frekwensi, seperti suara

ketukan selama jalannya pemeriksaan.

Selama pemeriksaan MRI, pasien akan selalu dibawah pengawasan petugas,dan

dapat langsung berkomunikasi dengan petugas MRI.

Pasien akan diberi bel di tangan, dan dapat ditekan untuk memanggil petugas

MRI, atau mengalami kondisi yang kurang nyaman.

Pada umumnya pemeriksaan MRI membutuhkan waktu sekitar 40 menit.

Setelah pemeriksaan MRI selesai, pasien dapat melakukan aktifitas normal

seperti biasa.

6. Jenis Pemeriksaan MRI

Page 11: Makalah New Feb 2

a. MRI jenis pemeriksaannya untuk :

1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang

telinga dalam , rongga mata , sinus

2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak,

pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah

seperti aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi

3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP),

tumor, infeksi, trauma, kelainan bawaan.

4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan

tangan, pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan,

tendon, ligamen, tumor, infeksi/abses.

5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran

empedu, pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli

6. Pemeriksaan Thorax untuk melihat : paru –paru, jantung.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Perkembangan teknologi di bidang radiologi telah mengalami kemajuan yang pesat,

mulai dari dikembangkannya foto rontgen, CT.Scan, serta MRI. Teknologi rontgen sudah

digunakan lebih dari satu abad yang lalu. Tepatnya sejak 8 November 1890 ketika fisikawan

terkemuka berkebangsaan Jerman, Conrad Roentgen, menemukan sinar yang tidak dikenalinya,

yang kemudian diberi label sinar X. Sinar ini mampu menembus bagian tubuh manusia, sehingga

dapat dimanfaatkan untuk memotret bagian-bagian dalam tubuh.

Page 12: Makalah New Feb 2

Kemudian ditemukan penemuan baru yakni,CT. Scan dan MRI. Pada pemeriksaan

CT.Scan dan MRI kita dapat menghasilkan, hasil yang lebih baik. CT.Scan sendiri adalah

singkatan dari Tomografi terkomputasi (bahasa Inggris: Computed tomography, CT), awalnya

dikenal sebagai computed axial tomography (CAT), Ct Scan mulai dipergunakan sejak tahun

1970 dalam alat bantu dalam proses diagnosa dan pengobatan pada pasien neurologis. Sedangkan

MRI adalah singkatan dari Magnetic Resonance Imaging. MRI menggunakan magnit, tidak

menggunakan sinar X. CT scan menggunakan sinar X. Pemeriksaan MRI dan CT scan saling

melengkapi, ada keunggulan dan kekurangannya masing-masing. MRI lebih unggul untuk

pemeriksaan sumsum tulang belakang, kelainan otak (deteksi stroke awal), sendi – sendi, otot,

pembuluh darah, kelainan saluran empedu. MRI mampu membuat potongan horizontal ,

longitudinal dan coronal tanpa mengubah posisi pasien. Sendang CT.Scan memiliki kemampuan

lebih untuk menggambarkan jaringan lunak, tulang dan pembuluh darah.

Page 13: Makalah New Feb 2