makalah mpg 1

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gulma dalam agroekosistem menimbulkan berbagai masalah yaitu berkompetisi dengan tanaman budidaya terhadap sumberdaya, mempersulit pemeliharaan tanaman, sebagai inang pengganti (alternate host) hama dan patogen penyebab penyakit tumbuhan, menurunkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman sehingga mengakibatkan kerugian finansial. Gulma agak lebih berbahaya dibandingkan insekta dan patogen, bersifat statis, menyusun komunitas bersama tanaman budidaya dan sering menjadi resisten terhadap herbisida (Kohli et al., 2001). Menurut Moenandir (2010) gulma yang tumbuh berdekatan dengan tanaman budidaya dapat menyebabkan adanya persaingan atau kompetisi sebagai interaksi dari keduanya. Sembodo (2010) menjelaskan bahwa persaingan atau kompetisi terjadi dikaitkan dengan ketersediaan sarana tumbuh seperti air, hara, cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh yang terbatas. Beberapa kerugian yang disebabkan oleh kehadiran gulma pada pertanaman budidaya antara lain: menurunkan kuantitas dan kualitas hasil panen, gulma menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan serta gulma dapat meracuni tanaman (alelopati). 1

Upload: hana-aqmarina

Post on 13-Feb-2015

96 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mpg 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gulma dalam agroekosistem menimbulkan berbagai masalah yaitu

berkompetisi dengan tanaman budidaya terhadap sumberdaya, mempersulit

pemeliharaan tanaman, sebagai inang pengganti (alternate host) hama dan patogen

penyebab penyakit tumbuhan, menurunkan kualitas dan kuantitas hasil tanaman

sehingga mengakibatkan kerugian finansial. Gulma agak lebih berbahaya

dibandingkan insekta dan patogen, bersifat statis, menyusun komunitas bersama

tanaman budidaya dan sering menjadi resisten terhadap herbisida (Kohli et al., 2001).

Menurut Moenandir (2010) gulma yang tumbuh berdekatan dengan tanaman

budidaya dapat menyebabkan adanya persaingan atau kompetisi sebagai interaksi

dari keduanya. Sembodo (2010) menjelaskan bahwa persaingan atau kompetisi terjadi

dikaitkan dengan ketersediaan sarana tumbuh seperti air, hara, cahaya matahari, CO2

dan ruang tumbuh yang terbatas. Beberapa kerugian yang disebabkan oleh kehadiran

gulma pada pertanaman budidaya antara lain: menurunkan kuantitas dan kualitas

hasil panen, gulma menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan serta gulma dapat

meracuni tanaman (alelopati).

Hasil penelitian Laude et al. (1996) menunjukkan bahwa kehadiran gulma

selama pertumbuhan tanaman tomat dapat meningkatkan kehilangan hasil tomat

hingga 54.22%. Hal ini disebabkan adanya kompetisi gulma dengan tanaman yang

semakin lama, sehingga kehilangan hasil semakin besar.

Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian

rakyat ataupun perkebunan besar ditentukan oleh beberapa faktor antara lain hama,

penyakit dan gulma. Kerugian akibat gulma terhadap tanaman budidaya bervariasi,

tergantung dari jenis tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan tentu saja praktek

pertanian di samping faktor lain. Di Amerika Serikat besarnya kerugian tanaman

budidaya yang disebabkan oleh penyakit 35 %, hama 33 %, gulma 28 % dan

nematoda 4 % dari kerugian total. Di negara yang sedang berkembang, kerugian

1

Page 2: Makalah Mpg 1

karena gulma tidak saja tinggi, tetapi juga mempengaruhi persediaan pangan dunia.

Tanaman perkebunan juga mudah terpengaruh oleh gulma, terutama sewaktu masih

muda. Apabila pengendalian gulma diabaikan sama sekali, maka kemungkinan besar

usaha tanaman perkebunan itu akan rugi total. Pengendalian gulma yang tidak cukup

pada awal pertumbuhan tanaman perkebunan akan memperlambat pertumbuhan dan

masa sebelum panen. Beberapa gulma lebih mampu berkompetisi daripada yang lain

(misalnya Imperata cyndrica), yang dengan demikian menyebabkan kerugian yang

lebih besar.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :

Mengetahui berbagai faktor yang menyebabkan kerugian bagi tanaman akibat

gulma.

Mengetahui persentase kehilangan hasil akibat gulma.

2

Page 3: Makalah Mpg 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerugian Akibat Gulma

Gulma merupakan OPT yang sangat merugikan bila tidak segera dikendalikan,

karena gulma mampu bersaing dengan tanaman budidaya untuk memperebutkan

cahaya, air, dan hara. Terdapat berbagai macam kerusakan yang ditimbulkan akibat

gulma menurut Toekidjan Soejono (2006), diantaranya yaitu:

Sebagai tumbuhan inang hama dan penyakit tanaman, sehingga bisa dipastikan

perkembangan hama dan penyakit akan semakin cepat.

Dapat menyumbat saluran irigasi, sehingga pengelolaan air tidak efisien.

Mengurangi kualitas hasil panen, sehingga akan menurunkan harga jual panen.

Mempersulit pemeliharaan tanaman.

Menurut Guntoro (2008), gulma adalah tumbuhan yang bernilai negatif

(merugikan), tumbuhan yang bersaing dengan manusia dalam memanfaatkan lahan,

dan gulma adalah tumbuhan yang tumbuh secara spontan. Tjitrosoedirdjo, dkk.

(1984) dan Rao (2000) menyatakan, gulma pada umumnya dapat merugikan tanaman

disebabkan berbagai faktor :

Persaingan antara tanaman utama sehingga mengurangi kemampuan berproduksi,

terjadi persaingan dalam pengambilan air, unsur-unsur hara dari tanah, cahaya

dan ruang lingkup.

Pengotoran kualitas produksi pertanian, misalnya pengotoran benih oleh biji-biji

gulma.

Allelopathy yaitu pengeluaran senyawa kimiawi oleh gulma yang beracun bagi

tanaman yang lainnya, sehingga merusak pertumbuhannya.

Gangguan kelancaran pekerjaan para petani, misalnya adanya duri-

duri Amaranthus spinosus, Mimosa spinosa di antara tanaman yang

dibudidayakan.

3

Page 4: Makalah Mpg 1

Perantara atau sumber penyakit atau hama pada tanaman, misalnya Lersia

hexandra dan Cynodon dactylon merupakan tumbuhan inang hama ganjur pada

padi.

Gangguan kesehatan manusia, misalnya ada suatu gulma yang tepung sarinya

menyebabkan alergi.

Kenaikkan ongkos-ongkos usaha pertanian, misalnya menambah tenaga dan

waktu dalam pengerjaan tanah, penyiangan, perbaikan selokan dari gulma yang

menyumbat air irigasi.

Gulma air mengurangi efisiensi sistem irigasi, yang paling mengganggu dan

tersebar luas ialah eceng gondok (Eichhornia crssipes). Terjadi pemborosan air

karena penguapan dan juga mengurangi aliran air. Kehilangan air oleh

penguapan itu 7,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan air terbuka. Di Rawa

Pening gulma air dapat menimbulkan pulau terapung yang mengganggu penetrasi

sinar matahari ke permukaan air, mengurangi zat oksigen dalam air dan

menurunkan produktivitas air.

2.2 Kehilangan Hasil Akibat Gulma

Kehilangan hasil tanaman yang disebabkan oleh gulma hampir mencapai 12%

dari total kehilangan hasil oleh organisme pengganggu tanaman (Anaya, 1999).

Kehilangan hasil panen beberapa jenis tanaman pangan oleh gulma sangat bervariasi.

Sebagai contoh penurunan hasil padi sawah oleh gulma antara 15-40%, padi gogo 47-

87%, jagung 16-82%, kedelai 18- 68%, dan ubikayu 6-62% (Sastroutomo, 1990).

Di perkebunan penurunan produksi beberapa jenis tanaman oleh gulma juga

bervariasi yaitu pada karet sebesar 5%, kakao 10%, kopi 15%, teh 9%, dan tebu 20%.

Gangguan gulma secara langsung terhadap tanaman budidaya selain melalui

kompetisi juga melalui alelopati. Beberapa jenis gulma yang menurunkan hasil

tanaman melalui kompetisi dan alelopati di antaranya ialah Ageratum conyzoides L.

(Kohli, 1997), Cyperus rotundus L.(Willianm and Warren, 1975), Datura

stramonium L. (Levitt et al., 1984), Echinochloa crus-galli (L.) Beauv. (Bhowmik

and Doll, 1979), dan Lantana camara L. (Singh et al., 1989; Arora and Kohli, 1993).

4

Page 5: Makalah Mpg 1

Gulma juga dapat mengganggu tanaman budidaya secara tidak langsung yaitu

menghambat irigasi, mengurangi persediaan air di waduk baik melalui transpirasi

maupun sedimentasi, dan sebagai inang pengganti hama dan patogen penyebab

penyakit tumbuhan.

5

Page 6: Makalah Mpg 1

BAB III

PEMBAHASAN

2.1 Kerugian Akibat Gulma

Salah satu kerugian tanaman sebagai akibat adanya gulma adalah adanya

persaingan (kompetisi). Keberadaan gulma di sekitar tanaman budidaya akan

mengakibatkan terjadi kompetisi terutama apabila faktor-faktor tumbuh berada dalam

keadaan yang terbatas. Hal ini umum terjadi apabila tanaman berinteraksi dengan

gulma (Radosevich dan Holt, 1984).

Kompetisi diartikan sebagai kecenderungan tanaman tetangga (tanaman

yang berdampingan) untuk menggunakan cahaya, ion hara, molekul dan volume

ruang yang sama atau penggunaan yang bersama sumber tersedia dalam jumlah

terbatas oleh dua atau lebih species tanaman. Kemampuan berkompetisi

merupakan kemampuan tumbuhan dalam merebut dan memanfaatkan sumber

faktor tumbuh yang berupa cahaya, air, hara dan ruang secara cepat dan merupakan

batas minimum keperluan tanaman terhadap sumber tersebut. Jika habitat dalam

kondisi subur, maka kemampuan berkompetisi suatu tanaman ditentukan oleh

kemampuannya dalam merebut cahaya matahari, hara, air, dan CO2. Sedangkan,

jika habitat dan kondisi miskin unsur hara, maka kemampuan berkompetisi suatu

tanaman ditentukan oleh toleransinya terhadap sumber yang tersedia dalam jumlah

terbatas (Grime, 1979 ; Grace, 1990 ; Tilman, 1990).

Kemampuan tanaman berkompetisi dengan gulma dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu jenis gulma, kerapatan gulma, dan lamanya kompetisi.

Semakin banyak produksi biji gulma akan semakin rapat populasi gulma, hasil

tanaman akan semakin menurun karena kerapatan gulma akan menyebabkan

semakin kuat terjadinya kompetisi pengambilan unsur hara, air, dan cahaya

matahari bagi tanaman (Zimdahl, 1980 ; Soeriatmadja, 1981).

Gulma berkompetisi tidak hanya dengan tanaman pokok tetapi juga

berkompetisi dengan gulma lain disekitarnya. Keefektifan dalam berkompetisi dan

menguasai ruang tumbuh tergantung habitat tumbuh, status hara, air tanah, efisiensi

6

Page 7: Makalah Mpg 1

alokasi, dan pemanfaatan sumber daya oleh tumbuhan, vigor kecambah, jenis

tumbuhan, dan daya saing tumbuhan (Radosevich dan Holt, 1984).

Kompetisi yang terjadi antara gulma dengan tanaman tidak pula

berpengaruh terhadap komponen pertumbuhan vegetatif tanaman dapat juga

disebabkan beberapa faktor lain misalnya kandungan nitrogen yang cukup didalam

tanah serta habitus tanaman dan perakaran yang berbeda. Menurut pendapat

Holland dan Namara (1982), tanaman yang cepat menguasai ruang tumbuh akan

menjadikan gulma terhambat dan tanaman akan mampu bersaing memperoleh

faktor tumbuh yang dibutuhkan, sebaliknya tanaman yang lambat menguasai ruang

tumbuh menyebabkan gulma tumbuh lebih pesat sehingga kemampuan tanaman

bersaing akan menurun.

Menurut Tjitrosedirjo, Hidayat, & Joedojono (1984), pada tanaman

perkebunan, kerugian yang bisa diakibatkan oleh gulma dapat seperti

memperlambat dan memperpanjang masa sebelum panen, contohnya adalah gulma

Imperata cylindrica. Pada tanaman teh, gulma dapat menurunkan:

Jumlah daun yang dipetik

Menghambat pertumbuhan tanaman teh muda

Sebagai tumbuhan inang untuk jasad pengganggu lain

Sementara pada tanaman karet, gulma dapat menurunkan:

Menurunkan hasil

Menghambat pertumbuhan dan menunda masa produktif tanaman karet

Masa sadap karet akan tertunda 3 tahun dan merugi sebesar 3250 kg karet

kering/ha

2.2 Kehilangan Hasil Akibat Gulma (Studi Kasus)

Studi Kasus I

Penelitian yang dilaksanakan di Bukit Lama Palembang pada bulan Juni

2007 - Desember 200 ini menunjukkan adanya kehilangan hasil yang disebabkan

oleh kompetisi gulma dengan tanaman padi lebak pada areal pertanaman.

7

Page 8: Makalah Mpg 1

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pertumbuhan, komponen hasil

tanaman padi lebak dan species teki berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dengan

semakin besar kepadatan species teki yang berkompetisi, semakin besar penurunan

hasil dan komponen hasil, baik pada tanaman padi lebak maupun terhadap species-

species teki sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Moody (1976), bila dalam

suatu ruang yang sama terdapat perakaran dua jenis tumbuhan yang bersaing,

persaingan dalam memperebutkan air dan unsur hara akan lebih besar, dan

kepadatan gulma akan berpengaruh terhadap hasil tanaman budidaya.

8

Page 9: Makalah Mpg 1

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Gulma merupakan OPT yang sangat merugikan bila tidak segera dikendalikan,

karena gulma mampu bersaing dengan tanaman budidaya untuk memperebutkan

cahaya, air, dan hara. Kerugian gulma pada tanaman budidaya dapat berupa:

Sebagai tumbuhan inang hama dan penyakit tanaman, sehingga bisa dipastikan

perkembangan hama dan penyakit akan semakin cepat.

Dapat menyumbat saluran irigasi, sehingga pengelolaan air tidak efisien.

Mengurangi kualitas hasil panen, sehingga akan menurunkan harga jual panen.

Mempersulit pemeliharaan tanaman.

Sementara kehilangan hasil tanaman yang disebabkan oleh gulma hampir

mencapai 12% dari total kehilangan hasil oleh organisme pengganggu tanaman.

Kehilangan hasil panen beberapa jenis tanaman pangan oleh gulma sangat

bervariasi.

4.2 Saran

9

Page 10: Makalah Mpg 1

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Teori Utama Pembangunan . http://sosialcorner.com/teori-

utama-pembangunan.[diakses tanggal 17 September 2011].

Moody, K. 1967. Crop-Weed Competion. Biotrop Weed Sci. Training Course.

Biotrop. Bogor.p. 38-52

Soejono, Toekidjan. (2006). Gulma Dalam Agroekosistem: Peranan, Masalah, dan

Pengelolaannya.http://www.google.com/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&ved=0CGcQFjAH&

url=http%3A%2F%2Fmgb.ugm.ac.id%2Fmedia%2Fdownload%2Fpidato-

pengukuhan.html%3Fdownload%3D118%26start%3D35&ei=iDwoUfi-

HYKErQeCgYHgCQ&usg=AFQjCNHU6qGxdyaqcowSUYY-

7J8iHZToYA&sig2=FcXVK5yMT1Bcl8lRSNuYxg&bvm=bv.42768644,d.

bm. Diakses tanggal 26 Februari 2013

Syawal, Yernelis. (2009). Efek Kepadatan Spesies Gulma Teki Terhadap

Pertumbuhan Dan Hasil Padi Lebak. http://eprints.unsri.ac.id/1334/.

Diakses tanggal 24 Februari 2013

Tjitrosoedirjo, S., Is Hidayat Utomo, & Joedojono Wiroatmodjo. (1984). Pengelolaan

Gulma di Perkebunan. PT. Gramedia: Jakarta

10