makalah miopi

26
Makalah Miopi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Miopi adalah penyakit mata yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat, dewasa sudah banyak sekali orang yang mengalaminya. Miopi dapat terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung). Tidak tua maupun muda, sekarang sudah tidak bisa dibedakan lagi semuanya bisa terkena. Oleh karena itu, kita harus waspada terhaap berbagai ancaman dari luar termasuk gangguan mata yang salah satunya adalah miopi atau rabun jauh. Maka kita mulai sekarang harus bisa mengetahui tanda dan gejala dininya,  penyebabnya dan cara pencegahannya sehingga kita tidak terkena penyakit tersebut. Jikalau memang sudah terkena sebaiknya kita tau cara penatalaksaannya dan cara mengobatinya agar tidak menjadi lebih parah lagi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara mengetahui apa itu miopi (rabun jauh). 2. Bagaimana tanda dan gejala orang yang mengalami gangguan mata miopi. 3. Bagaimana mengetahui penyebab terjadinya miopi. 4. Apa yang harus dilakukan jika sudah terkena gangguan miopi. 5. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah agar tidak terkena mi opi. C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui apa itu miopi (rabun jauh). 2. Mengetahui tanda dan gejala mata miopi. 3. Mengetahui penyebab mata miopi. 4. Mengetahui apa-apa yang harus dilakukan jika terjadi. 5. Mengetahui cara untuk mengatasi dan mencegahnya. D. Sistematika Penelitian

Upload: mariamargaretha

Post on 17-Oct-2015

925 views

Category:

Documents


109 download

TRANSCRIPT

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    1/26

    Makalah Miopi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Miopi adalah penyakit mata yang sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat, dewasa

    sudah banyak sekali orang yang mengalaminya. Miopi dapat terjadi karena bola mata yang

    terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang

    masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini

    tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif

    (cekung). Tidak tua maupun muda, sekarang sudah tidak bisa dibedakan lagi semuanya bisa

    terkena. Oleh karena itu, kita harus waspada terhaap berbagai ancaman dari luar termasuk

    gangguan mata yang salah satunya adalah miopi atau rabun jauh.

    Maka kita mulai sekarang harus bisa mengetahui tanda dan gejala dininya,

    penyebabnya dan cara pencegahannya sehingga kita tidak terkena penyakit tersebut. Jikalau

    memang sudah terkena sebaiknya kita tau cara penatalaksaannya dan cara mengobatinya agar

    tidak menjadi lebih parah lagi.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana cara mengetahui apa itu miopi (rabun jauh).

    2. Bagaimana tanda dan gejala orang yang mengalami gangguan mata miopi.

    3. Bagaimana mengetahui penyebab terjadinya miopi.

    4. Apa yang harus dilakukan jika sudah terkena gangguan miopi.

    5. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah agar tidak terkena miopi.

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui apa itu miopi (rabun jauh).

    2. Mengetahui tanda dan gejala mata miopi.

    3. Mengetahui penyebab mata miopi.

    4. Mengetahui apa-apa yang harus dilakukan jika terjadi.

    5.

    Mengetahui cara untuk mengatasi dan mencegahnya.D. Sistematika Penelitian

    http://riyannurhaedi.blogspot.com/2013/10/makalah-miopi.htmlhttp://id.wikipedia.org/wiki/Korneahttp://id.wikipedia.org/wiki/Korneahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Korneahttp://riyannurhaedi.blogspot.com/2013/10/makalah-miopi.html
  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    2/26

    1. Halaman judul

    2. Kata Pengantar

    3. Daftar Isi

    4. BAB I PENDAHULUAN

    - Latar belakang

    - Perumusan masalah

    - Tujuan Penulisan

    - Sistematika Penulisan

    5. BAB II PEMBAHASAN

    6. BAB III PENUTUP

    - Kesimpulan

    - Saran

    7. Daftar Pustaka

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Pengertian

    Miopi (bahasa Yunani: myopia) yang berarti penglihatan-dekatatau rabun

    jauhadalah sebuahkerusakan refraktifmatadi mana citra yang dihasilkan berada di depan

    retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi dapat terjadi karena bola mata yang

    terlalu panjang atau karena kelengkungan kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang

    masuk tidak difokuskan secara baik dan objek jauh tampak buram. Penderita penyakit ini

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunanihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_refraktif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_refraktif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/wiki/Retinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Retinahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akomodasi_%28mata%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akomodasi_%28mata%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Korneahttp://id.wikipedia.org/wiki/Korneahttp://4.bp.blogspot.com/-7M0Oo3Ox_7I/UnET3Xk6a7I/AAAAAAAAACs/kEGLr1ohlLM/s1600/image003.pnghttp://id.wikipedia.org/wiki/Korneahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Akomodasi_%28mata%29&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Retinahttp://id.wikipedia.org/wiki/Matahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kerusakan_refraktif&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Yunani
  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    3/26

    tidak dapat melihat jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif

    (cekung).

    Bentuk Miopia

    1. Miopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti terjadi padakatarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih

    kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat

    pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.

    2. Miopia aksial, miopia akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan kelengkungankornea dan lensa yang normal.

    Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam:1. Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada 1-3 dioptri.2. Miopia sedang, dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri.3. Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri.4. Miopia sangat berat, diatas 10 dioptri.

    Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk :

    1. Miopia stasioner, miopia yang menetap setelah dewasa.2.

    Miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah

    panjangnya bola mata.

    3. Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasioretina dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisiosa atau miopia degeneratif.

    Pembagian mipia berdasarkan kelainan jaringan mata:

    a. Miopia Simpleks

    Dimulai pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh + 20 tahun.

    Berat kelainan refraktif biasanya kurang dari -5 D atau -6 D.

    b. Miopia progresif

    Miopia bertambah secara cepat (-4 Dioptri / tahun).

    Sering disertai perubahan vitreo-retina.

    Biasanya terjadi bila miopia lebih dari -6 D.

    Menurut tipe (bentuknya) miopia dikenal beberapa bentuk :

    1. Miopia Axial, miopia akibat diameter sumbu bola mata (diameter antero-posterior) >panjang. Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kacamatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamatahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kacamata
  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    4/26

    Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power

    normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.

    2. Miopia Kurvartura, diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea &kelengkungan lensa. Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan dari

    kelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang

    terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga

    pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata norma

    3. Miopia Indeks Refraksi, bertambahnya indeks bias media penglihatan. Perubahanindeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan

    seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus sehingga pembiasan lebih kuat.

    4. Perubahan posisi lensa, pergerakan lensa yang lebih ke anterior. setelah operasiglaucoma berhubungan dengan terjadinya miopia. Pada miopia degeneratif atau

    miopia maligna bila lebih dari 6 dioptri disertai kelainan pada fundus okuli dan

    panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang terletak pada bagian

    temporal papil disertai dengan atrofi korioretina. Atrofi retina berjalan kemudian

    setelah terjadinya atrofi sklera dan kadang-kadang terjadi ruptur membran Bruch yang

    dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya neovaskularisasi subretina. Pada

    miopia dapat terjadi bercak Fuch berupa hiperplasi pigmen epitel dan perdarahan,

    atrofi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi papil saraf optik.

    2.2. Etiologi

    Genetika (Herediter)Penelitian genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang biasanya bersifat

    poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. Penelitian pada pasangan kembar

    monozigot menunjukkan bahwa jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita miopia,

    terdapat risiko sebesar 74% pada pasangannya untuk menderita miopia juga dengan

    perbedaan kekuatan lensa di bawah 0,5 D.

    NutrisiNutrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan-kelainan refraksi. Penelitian di

    Afrika menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan malnutrisi yang berat terdapat prevalensi

    kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia) yang tinggi.

    Tekanan Intraokuler

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    5/26

    Peningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga dapat

    menyebabkan jaringan sklera teregang. Hal ini ditunjang oleh penelitian pada monyet, yang

    mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di bawah. Pada monyet-monyet tersebut

    ternyata timbul miopia.

    2.3. Patofisiologi

    Tipe mata miopia yang ekstrim dapat meluas dalam semua bagian posterior, tetapi

    memiliki panjang aksial yang sangat panjang. Pada bagian anterior, kornea kemungkinan

    agak menipis dan terlihat datar dari normal, dengan ruangan anterior yang dalam dan terlihat

    sudut sempit yang menunjukkan proses mendekatnya iris ke arah trabekulum. Lensa memiliki

    kecenderungan untuk mengalami awal sklerosis inti. Biasanya terdapat defek pada membran

    zonula dan kemungkinan terdapat sebuah hambatan selama pembedahan katarak.

    Penipisan skleral pada umumnya berhubungan dengan elastisitas skleral atau

    penurunan kekakuan okular. Terutama ketika bergabung dengan zonular dehiscence, ini dapat

    mengakibatkan cairan vitreus cepat regress dan rapuh ketika mata membuka terhadap tekanan

    atmosfer. Kadang-kadang terjadi hipotoni bisa diakibatkan oleh serosa atau pendarahan

    koroid selama pembedahan intra okular. Secara anatomi, sklera tidak hanya tipis tetapi juga

    bisa menjadikan kondisi abnormal. Mikroskop elektron yang ditemukan oleh Garzino

    menunjukkan serat kolagen yang rata-rata berdiameter kecil dan menunjukkan banyak serat

    pemisah antar serat.

    2.4. Tanda dan Gejala

    Tanda-tanda mata miopi:

    Objek dekat bisa terlihat, sedangkan objek jauh terlihat kabur Mengecilkan mata ketika melihat objek jauh Tidak dapat melihat papan hitam dengan jelas Terlalu dekat dengan buku ketika membaca

    Gejala Mata Minus Atau Miopi

    Gejalanya adalah kepala nyeri berdenyut terutama bagian depan, bola mata perih dan

    berat, terasa seperti mau keluar dan air mata meleleh berlebihan. Keadaan ini biasanya

    membaik bila mata diistirahatkan atau dengan minum obat antinyeri. Tapi sering kali kambuh

    beberapa waktu kemudian.

    Miopia memang bisa menyebabkan sakit kepala. Untuk seorang penderita miopia, pada

    saat melihat miopia, pada saat melihat jauh, bayangan jatuh di depan retina sehingga

    mengurangi kecembungan lensa. Perubahan kecembungan ini dinamakan kemampuan

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    6/26

    akomodasi mata. Mata yang berakomodasi terus-menerus dalam waktu yang lama akan

    menimbulkan kelelahan. Kelelahan mata inilah yang mencetuskan nyeri kepala dan nyeri

    pada mata.

    2.5. Komplikasi

    Komplikasi Miopia

    1. Ablatio retina terutama pada myopia tinggi

    2. Strabismus

    a. esotropia bila myopia cukup tinggi bilateral

    b. bexotropia pada myopia dengan anisometropia

    3. Ambliopia terutama pada myopia dan anisometropia

    2.6. Penatalaksanaan Medik

    1. Kacamata

    Meskipun masih sedikit bukti ilmiah untuk menyatakan bahwa pemakaian kacamata

    koreksi secara terus menerus progresivitas miopia atau mempertahankan visus namun dapat

    mengurangi kelelahan pada mata dan melatih mata terutama pada anak-anak. Miopi dikoreksi

    dengan lensa konkaf atau lensa negatif. Pada kasus dengan miopi tinggi koreksi yang penuh

    jarang diberikan. Pengurangan koreksi dilakukan sampai tercapai penglihatan binokuler yang

    masih nyaman. Jika sudah terdapat perubahan patologis pada fundus maka sedikit sekali

    keuntungan yang didapat pada pemakaian kacamata.

    2. Penggunaan Lensa kontak

    Lensa kontak telah menjadi pilihan yang baik untuk miopia tinggi selama bertahun-

    tahun karena disamping dapat mengurangi berat dan ketebalan lensa pada kacamata, juga

    mengeliminasi kesulitan akibat pemakaian lensa yang tebal tersebut. Pasien miopia biasanya

    akan memiliki mengatasi masalah yang timbul pada pemakaian kacamata. Lensa kontak yang

    sering digunakan yaitu lensa kontak yang soft dan lensa kontak gas-permeabel. Lensa kontak

    yang soft dapat menimbulkan kenyamanan namun harus dimonitor pemakaiannya karena

    dapat menyebabkan terjadinya hipoksia. Lensa gas-permeabel memberikan optik yang penuh

    dan fisiologi yang baik. Lensa gas-permeabel memberikan optik yang penuh dan fisiologi

    yang baik.

    3. Bedah Refraktif /LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis)

    LASIK (Laser Assisted In-situ Keratomileusis) adalah suatu prosedur untuk mengubah

    bentuk lapisan kornea mata dengan menggunakan sinar excimer laser. ProsedurLASIKdapat

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    7/26

    dilakukan untuk mengoreksi miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat) maupun

    astigmatisme (silinder). Tindakan ini bertujuan untuk membantu melepaskan diri dari

    ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak.

    LASIK konvensional menggunakan alat mikrokeratom untuk membuka lapisan

    permukaan kornea mata. Kemudian dilakukan excimer laser untuk menghilangkan sebagian

    lapisan kornea.

    Lapisan permukaan kornea yang dibuka (flap), dikembalikan ke posisi semula.

    Karena prosedurLASIKhanya dikerjakan pada lapisan dalam kornea saja (permukaan kornea

    sama sekali tidak disentuh), maka tidak ada rasa sakit pasca tindakan. Flap akan secara alami

    melekat kembali setelah beberapa menit tanpa perlu dijahit sama sekali.

    Alternatif lain untuk pasien miopia adalah penanaman lensa intraokular yaitu suatu

    lensa yang ditanam bilik mata depan melalui insisi kecil sedangkan lensa yang asli masih

    tetap ada terutama dilakukan untuk mengoreksi miopi yang berat. Akan tetapi keamanan

    penggunaan pada beberapa kasus dapat dilakukan ekstraksi lensa tapi lensa intraokular tidak

    dipasang. Dengan mengangkat lensa maka sekitar 15 D dari miopi secara otomatis akan

    terkoreksi. Namun harus diingat bahwa teknik ini dapat menimbulkan komplikasi berupa

    ablasio retina sehingga jarang digunakan.

    BAB III

    KONSEP DASAR KEPERAWATAN

    3.1.Pengkajian

    1. Pengkajian Fisik Penglihatan

    a. Pengkajian Ketajaman Penglihatan

    Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen.

    -Pasien duduk dengan dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.

    - Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas kebawah

    dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.

    Penilaiannya: Tajam pengelihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca

    seluruh huruf dalam kartu Snellen dengan benar.

    b. Pengkajian Gerakan Mata

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    8/26

    Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di

    minta memfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di

    tutup karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan

    akan nampak gerakan abnormal mata.

    c. Pengkajian Lapang Pandang

    Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling berhadapan. Pasien

    di minta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus

    memandang hidung pemeriksa. Pasien di minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan

    menghitung jumlah jari yang ada di medan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal.

    Jari pemeriksa di gerakkan dari posisi luar terjauh ke tengah dalam bidang vertical, horizontal

    dan oblik. Medan nasal, temporal, superior dan inferior di kaji dengan memasukkan benda

    dalam penglihatan dari berbagai titik perifer. Pada setiap manuver, pasien memberi informasi

    kepada pemeriksa saat ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah

    lirikannya ke depan.

    2. Pemeriksaan Fisik Mata

    a. Kelopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata

    b. Bulu Mata, posisi dan distribusinya

    c. Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata.

    d. Pemeriksaan Mata Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama.

    e. Pemeriksaan Kornea, normalnya kornea tampak halus dengan pantulan cahaya seperti

    cermin, terang, simetris dan tunggal.

    3.2.Diagnosa Keperawatan

    Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/gangguan status

    organ indera.

    Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala,

    kelelahan pada mata).

    Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

    3.3.Intervensi

    Diagnosa I:

    Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaansensori/perubahan status organ indera.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    9/26

    1. Kaji derajat dan durasi gangguan visual

    Rasional:Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien

    2. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru

    Rasional: Memberikan peningkatan kenyamanan, kekeluargaan serta kepercayaan klien-

    perawat

    3. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang gangguan penglihatan

    Rasional :meningkatkan kepercayaan klien-perawat dan penerimaan diri

    4. Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani gangguan penglihatannya

    Rasional:Menurunkan kemungkinan bahaya yang akan tejadi sehubungan dengan gangguan

    penglihatan

    Diagnosa II :

    Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada

    kepala, kelelahan pada mata.)

    1. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru

    Rasional : Membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan

    2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya

    Rasional: Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi

    ansietas

    3. Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan.

    Rasional : Mengurangi ansietas klien

    Diagnosa III :

    Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan

    1. Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis dan pengobatan

    Rasional: Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien.

    2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan dilakukan

    Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya.

    3. Anjurkan klien menghindari membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur,

    menonton TV dengan jarak terlalu dekat.

    Rasional : Membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV

    dengan jarak terlalu dekat dapat mengakibatkan kelelahan pada mata

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    10/26

    BAB VI

    PENUTUP

    4.1.Kesimpulan

    Dengan merebaknya masalah kesehatan sekarang ini, alangkah baiknya kita menjaga

    kesehatan kita agar tidak terserang penyakit, salah satunya adalah penyakit miopi (rabun

    jauh).

    4.2.Saran

    Mencegah lebih baik daripada mengobati, salah satunya adalah menjaga kondisi mata

    kita agar tetap dalam keadaan yang sehat, sering makan buah dan sayuran segar terutama

    yang mengandug vitamin A. Jika sudah terlanjur, maka sebaiknya segera periksakan dan

    obati agar tidak menjadi semakin parah.

    TINJAUAN TEORI

    2.1. Pengertian

    Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang

    berlebihan atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    11/26

    depan retina (bintik kuning) dimana sistem akomodasi berkurang. Pasien dengan myopia

    akan menyatakan melihat lebih jelas bila dekat sedangkan melihat jauh kabur atau pasien

    adalah rabun jauh. Pasien miopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih

    dilihat jelas) yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang

    akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap maka

    penderita akan terlihat juling ke dalam atau esotropia.

    Mata minus / myopia / short sighred eye adalah : keadaan pada mata dimana cahaya/benda

    yang jauh letaknya jatuh/difokuskan didepan retina/selpaut jala/bintik kuning

    Myopia merupakan mata dengan daya lensa positif yang lebih kuat sehingga sinar yang

    sejajar atau datang dari tak terhingga difokuskan didepan retina. Kelainan ini diperbaiki

    dengan lensa negatif sehingga bayangan benda tergeser ke belakang dan diatur dan tepat

    jatuh diretina (Mansjoer, 2002).

    Myopia adalah suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar yang datang dari

    jarak tak terhingga oleh mata dalam keadaan tidak berakomodasi

    dibiaskan pada satu titik di depan retina.

    Terdapat dua teori utama tentang terjadinya pemanjangan sumbu bola mata pada myopia

    yaitu :

    Teori biologik menganggap pemanjangan sumbu bola mata sebagai akibat kelainan

    pertumbuhan retina(overgrowth).

    Teori mekanik mengemukakan penekanan (stress) sklera sebagai penyebab pemanjangan

    tersebut.

    Myopia yaitu keadaan di mana mata terasa kabur apabila melihat objek-objek yang letaknya

    jauh, tapi mata mampu melihat objek yang dekat. Pada rabun jauh (myopia) penderita selalu

    berusaha memicingkan matanya agar dapat melihat lebih jelas objek-objek yang jauh

    letaknya. Hal ini adalah ciri khas utama dari penderita myopia.

    Myopia paling banyak terjadi pada usia anak-anak dan ditemukan secara tak sengaja pada

    saat skrining pemeriksaan mata di sekolah. Pada umumnya memang hal ini disebabkan oleh

    keturunan. Selain karena faktor keturunan, myopia juga bisa disebabkan oleh faktor

    kelengkungan kornea maupun kelainan bentuk lensa mata.

    Ciri khas lain dari myopia ini adalah sifatnya yang progresif hingga pada usia remaja (hal ini

    dikarenakan faktor panjang sumbu bola mata yang bertambah seiring pertumbuhan anak) dan

    kemudian progresifitasnya menurun pada usia dewasa muda. Pertambahan derajat myopia

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    12/26

    membutuhkan kaca mata yang makin berat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini

    dianjurkan agar pemeriksaan diulang tiap 6 bulan.

    Tipe/Bentuk myopia yaitu :

    a. Myopia Axial

    Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-

    posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe

    mata ini lebih besar dari normal.

    b. Myopia Kurvatura

    Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan darikelengkungan kornea atau

    perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana

    lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata

    normal.

    c. Perubahan Index Refraksi

    Perubahan indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan

    seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga pembiasan lebih kuat.

    d. Perubahan Posisi Lensa

    Pergerakan lensa yang lebih ke anterior setelah operasi glaucomaberhubungan dengan

    terjadinya myopia

    Myopia dikategorikan berbahaya apabila berpotensi untuk menimbulkan kebutaan bagi

    penderitanya, karena tidak bisa diatasi dengan pemberian kacamata. Myopia berbahaya ini

    dibarengi dengan kerapuhan dari selaput jala (retina) yang makin lama makin menipis dari

    waktu ke waktu.

    Pada puncaknya proses penipisan ini menimbulkan perobekan pada selaput jala (retina), yang

    membutuhkan tindakan bedah sedini mungkin untuk pemulihannya. Tingkat keberhasilan

    pemulihan penglihatan akibat hal ini sangat tergantung pada kecepatan tindakan

    penanggulangannya.

    2.2. Etiologi

    Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata (ahli kacamata)

    percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama. Di antara peneliti-peneliti dan para

    professional peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi sebuah

    kombinasi genetik dan merupakan salah satu faktor lingkungan.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    13/26

    Ada 2 mekanisme dasar yang dipercaya menjadi penyebab myopia yaitu:

    Hilangnya bentuk mata (juga diketahui sebagai hilangnya pola mata), terjadi ketika kualitas

    gambar dalam retina berkurang.

    Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan atau dibelakang retina. Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi.

    Dikatakan pula, semakin dini mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka

    semakin besar kemungkinan mengalami miopi. Ini karena organ mata sedang berkembang

    dengan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan.akibatnya para penderita miopi umumnya

    merasa bayangan benda yang dilihatnya jatuh tidak tepat pada retina matanya, melainkan

    didepannya (Curtin, 2002).

    2.3. Tanda dan Gejala

    Pasien miopi mempunyai pangtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang

    dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan

    keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan

    telihat juling ke dalam atau esotropia (Ilyas, 2003).

    Gejala miopi terbagi menjadi dua yaitu :

    a. Gejala subjektif :

    1) Akibat sinar dari suatu objek jauh difokuskan di depan retina, maka penderita miopia hanya

    dapat melihat jelas pada waktu melihat dekat, sedangkan pengglihatan jauh akan kabur.

    2) Keluhan astenopia, seperti sakit kepala yang dengan sedikit koreksi dari miopinya dapat

    disembuhkan.

    3) Kecendrungan penderita untuk menyipitkan mata waktu melihat jauh untuk mendapatkan

    efek pinhole agar dapat melihat dengan lebih jelas.

    4) Penderita miopia biasanya suka membaca dekat, sebab mudah melakukannya tanpa usaha

    (Slone, 1979).

    b. Gejala objektif :

    1) Miopi simplex :

    Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relatif lebar. Kadang-

    kadang bola mata ditemukan agak menonjol.

    2) Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen

    miopi yang ringan disekitar papil saraf optik.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    14/26

    Miopi Patologi :

    Gambaran pada segmen anterior serupa dengan miopi simple.

    Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kalainan-kelainan pada :

    a) Korpus vitreum

    b) Papiler saraf optic

    c) Makula

    d) Retina terutama pada bagian temporal

    e) Seluruh lapisan fundus yang tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina.

    2.4. Pathofisiologi

    Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui.

    Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti

    degenerasi chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya, tentang

    penilaian perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan

    intraokular meluas ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya. Jika

    kekuatan yang berlawanan ini merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata

    manusia, dan tidak ada bukti yang menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua

    mekanisme patogenesa terhadap elongasi berlebihan pada myopia. Menurut perjalanan

    miopia dikenal bentuk :

    1) Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa.

    2) Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah

    panjangnya bola mata.

    3) Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina

    dan kebutaan atau sama dengan myopia pernisiosa sama dengan myopia maligna sama

    dengan myopia degenerative.

    4) Myopia degenertif atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai

    kelainan pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma

    postikum yang terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina.

    Atrofi retina berjalan kemudian setelah terjadinya atrofi sclera dan kadang-kadang terjadi

    rupture membrane Bruch yang dapat menimbulkan rangsangan untuk terjadinya

    neovaskularisasi subretina. Pada myopia dapat terjadi bercak Fuch berupa biperplasi pigmen

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    15/26

    epitel dan perdarahan, atropi lapis sensoris retina luar, dan dewasa akan terjadi degenerasi

    papil saraf optic (Sidarta, 2005).

    2.5. Pathway

    2.6. Pemeriksaan Penunjang

    1) Foto fundus / retina

    2) Pemeriksaan lapang pandang / campimetri / perimetri

    3) Pemeriksaan kwalitas retina (E.R.G = electro retino gram)

    4) Pemeriksaan kelainan otak / brain berkaitan dengan kelainan mata (E.E.G = electro

    encefalogram).

    5) EVP (evoked potential examination)

    6) USG (ultrasonografi) bola mata dan keliling organ mata misal pada tumor, panjang bola

    mata, kekentalan benda kaca (vitreous).

    7) Retinometri (maksimal kemungkinan tajam penglihatan mata yang tersisa).

    8) CT scan dengan kontras / MRI. VI. Penatalaksanaan

    2.7. Penatalaksanaan Medis

    1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi

    Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk mengobati

    gejala-gejala visual pada pada penderita myopia. Dalam ilmu keratotology kontak lensa yang

    digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang

    berfungsi untuk mengurangi miopia.

    Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi

    Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan

    pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan). Akan tetapi,

    kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata.

    Pada tahun 2005, dilakukan peninjauan ilmiah pada beberapa subjek. Dari peninjauan

    tersebut disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa

    latihan pergerakan mata adalah pengobatan myopia yang efektif.

    Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau operasi lasik

    mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati miopia.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    16/26

    Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia

    dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu

    Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep

    yang sama yaitu dengan pergantian kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang

    berbeda. Selain itu ada juga pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi

    dan pemotongan jaringan kornea mata. Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih baik

    bila menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara berangsur-

    angsur dan pergantian sementara lekukan kornea. Pemotongan jaringan kornea mata

    menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea mata untuk mengganti

    kornea yang rusak (Lee dan Bailey,www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006).

    2) Penatalaksanaan Farmakologi

    Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi

    kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisional pun banyak digunakan ada

    penderita myopia.

    2.8. Pendidikan Kesehatan

    BAB III

    KONSEP DASAR KEPERAWATAN

    3.1. Pengkajian

    1. Pengkajian Fisik Penglihatan

    a. Pengkajian Ketajaman Penglihatan

    Dilakukan di kamar yang tidak terlalu terang dengan kartu Snellen.

    - Pasien duduk dengan dengan jarak 6 meter dari kartu Snellen dengan satu mata ditutup.

    - Pasien diminta membaca huruf yang tertulis pada kartu, mulai dari baris paling atas kebawah

    dan tentukan baris terakhir yang masih dapat dibaca seluruhnya dengan benar.

    http://www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006http://www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006
  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    17/26

    Penilaiannya : Tajam pengelihatan normal adalah 6/6. Berarti pasien dapat membaca seluruh

    huruf dalam kartu Snellen dengan benar.

    b. Pengkajian Gerakan Mata

    Salah satu mata pasien di tutup dengan karton atau tangan pemeriksa, dan pasien di mintamemfokuskan mata yang tidak tertutup pada satu benda diam sementara mata yang di tutup

    karton/tangan tetap terbuka. Kemudian karton atau tangan tiba-tiba di singkirkan, dan akan

    nampak gerakan abnormal mata.

    c. Pengkajian Lapang Pandang

    Pemeriksa dan pasien duduk dengan jarak 1 sampai 2 kaki, saling berhadapan. Pasien di

    minta menutup salah satu mata dengan karton, tanpa menekan, sementara ia harus

    memandang hidung pemeriksa. Pasien di minta tetap melirik pada hidung pemeriksa dan

    menghitung jumlah jari yang ada di medan superior dan inferior lirikan temporal dan nasal.

    Jari pemeriksa di gerakkan dari posisi luar terjauh ke tengah dalam bidang vertical, horizontal

    dan oblik. Medan nasal, temporal, superior dan inferior di kaji dengan memasukkan benda

    dalam penglihatan dari berbagai titik perifer. Pada setiap manuver, pasien memberi informasi

    kepada pemeriksa saat ketika benda mulai dapat terlihat sementara mempertahankan arah

    lirikannya ke depan.

    2. Pemeriksaan Fisik Mata

    a) Kelopak Mata, harus terletak merata pada permukaan mata

    b) Bulu Mata, posisi dan distribusinya

    c) Sistem lakrimal, struktur dan fungsi pembentukan dan drainase air mata.

    d) Pemeriksaan Mata Anterior, sclera dan konjungtiva bulbaris diinspeksi secara bersama.

    e) Pemeriksaan Kornea, normalnya kornea tampak halus dengan pantulan cahaya seperti

    cermin, terang, simetris dan tunggal.

    3.2. Diagnosa Keperawatan

    1) Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/gangguan status

    organ indera.

    2) Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala,

    kelelahan pada mata).

    3) Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    18/26

    3.3. Intervensi

    Diagnosa I:

    Gangguan persepsi diri berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori/perubahan

    status organ indera.

    1. Kaji derajat dan durasi gangguan visual

    Rasional : Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien

    2. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru

    Rasional : Memberikan peningkatan kenyamanan, kekeluargaan serta kepercayaan klien-

    perawat

    3. Dorong klien mengekspresikan perasaan tentang gangguan penglihatan

    Rasional : meningkatkan kepercayaan klien-perawat dan penerimaan diri

    4. Lakukan tindakan untuk membantu klien menangani gangguan penglihatannya

    Rasional : Menurunkan kemungkinan bahaya yang akan tejadi sehubungan dengan gangguan

    penglihatan

    Diagnosa II :

    Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan (nyeri pada kepala,

    kelelahan pada mata.)

    1. Orientasikan klien pada lingkungan yang baru

    Rasional : Membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan

    2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya

    Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi ansietas

    3. Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan.

    Rasional : Mengurangi ansietas klien

    Diagnosa III :

    Kurang pengetahuan/informasi tentang kondisi, prognosis dan pengobatan

    1. Kaji informasi tentang kondisi individu, prognosis dan pengobatan

    Rasional : Meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien.

    2. Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan dilakukan

    Rasional : Memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya.

    3. Anjurkan klien menghindari membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur,

    menonton TV dengan jarak terlalu dekat.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    19/26

    Rasional : Membaca terlalu lama dan membaca dengan posisi tidur, menonton TV dengan

    jarak terlalu dekat dapat mengakibatkan kelelahan pada mata

    3.4. Implementasi

    Dilakukan pada satu mata secara bergantian, biasanya dimulaidari mata kanan lalu mata kiri.

    Dilakukan setelah tajam penglihatan dilakukan dan diketahui terdapat kelainan refraksi.

    Caranya adalah :

    1. Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari karti snellen.

    2. Satu mata ditutup, dengan mata yang terbuka pasien diminta membaca dari baris terkecil

    yang masih bisa terbaca.

    3. Pada mata yang terbuka letakkan lensa negatif (-) 0,50 untuk menghilangkan akomodasi pada

    saat pemeriksaan.

    3.5. Evaluasi

    1. Menyatakan penerimaan diri sehubungan dengan perubahan sensori

    2. Mampu memakai metode koping untuk menghilang ansietas

    3. Menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis dan pengobatan

    miopia

    A. Pengertian Miopi

    1. Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan

    atau kerusakan refraksi mata sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina ( bintik

    kuning ) dimana sistem akomodasi berkurang.

    2. Miopia adalah suatu keadaan mata yang mempunyai kekuatan pembiasan sinar yang berlebihan

    sehingga sinar sejajar yang datang dibiaskan di depan retina.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    20/26

    3. Miopia adalah suatu keadaan dimana panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau

    kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat.

    4. Miopi adalah keadaan pada mata dimana cahaya/benda yang jauh letaknya jatuh/difokuskan

    didepan retina/selpaut jala/bintik kuning

    B. Etiologi

    Pertengahan tahun 1900 SM, para dokter ahli mata dan ahli pemeriksa mata ( ahli kacamata )

    percaya bahwa miopia menjadi hereditas utama. Di antara peneliti-peneliti dan para professional

    peduli mata, mereka mengatakan bahwa miopia sekarang telah menjadi sebuah kombinasi genetik

    dan merupakan salah satu faktor lingkungan.

    Ada 2 mekanisme dasar yang dipercaya menjadi penyebab myopia yaitu:

    1. Hilangnya bentuk mata ( juga diketahui sebagai hilangnya pola mata ), terjadi ketika kualitas gambar

    dalam retina berkurang.

    2. Berkurangnya titik fokus mata, terjadi ketika titik fokus cahaya berada di depan atau di belakang

    retina

    Myopia Terjadi karena bola mata tumbuh terlalu panjang saat bayi. Dikatakan pula, semakin dini

    mata seseorang terkena sinar terang secara langsung, maka semakin besar kemungkinan mengalami

    miopi. Ini karena organ mata sedang berkembang dengan cepat pada tahun-tahun awal

    kehidupan.akibatnya para penderita miopi umumnya merasa bayangan benda yang dilihatnya jatuh

    tidak tepat pada retina matanya, melainkan didepannya (Curtin, 2002).

    C. Jenis-Jenis Miopi

    1. Menurut bentuk miopi

    a. Myopia Axial

    terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter Antero-posterior), dengan

    kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power normal dan tipe mata ini lebih besar dari

    normal.

    b. Myopia Kurvatura

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    21/26

    terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea atau perubahan

    kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi

    lebih cembung sehingga pembiasan lebih kuat, dimana ukuran bola mata normal.

    c. Perubahan Index Refraksi

    Perubahan indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan

    seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitussehingga pembiasan lebih kuat.

    2. Menurut derajat myopia

    a. Miopia ringan, dimana myopia kecil dari pada 1-3 dioptri

    b. Miopia sedang, dimana myopia lebih diantara 3-6 dioptri

    c. Myopia berat atau tinggi, dimana myopia lebih besar dari 6 dioptri3. Menurut perjalanan myopia

    a. Myopia stasioner, myopia yang menetap setelah dewasa

    b. Myopia progresif, myopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambahnya panjangnya

    bola mata

    c. Myopia maligna, myopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasi retina dan

    kebutaan

    d. Myopia degenertif atau myopia maligna biasanya bila myopia lebih dari 6 dioptri disertai kelainan

    pada fundus okuli dan pada panjangnya bola mata sampai terbentuk stafiloma postikum yang

    terletak pada bagian temporal papil disertai dengan atrofi karioretina.

    D. Patofisiologi miopi

    Terjadinya elongasi sumbu yang berlebihan pada myopia patologi masih belum diketahui.

    Sama halnya terhadap hubungan antara elongasi dan komplikasi penyakit ini, seperti degenerasi

    chorioretina, ablasio retina dan glaucoma. Columbre dan rekannya, tentang penilaian

    perkembangan mata anak ayam yang di dalam pertumbuhan normalnya, tekanan intraokular meluas

    ke rongga mata dimana sklera berfungsi sebagai penahannya. Jika kekuatan yang berlawanan ini

    merupakan penentu pertumbuhan ocular post natal pada mata manusia, dan tidak ada bukti yang

    menentangnya maka dapat pula disimpulkan dua mekanisme patogenesa terhadap elongasi

    berlebihan pada myopia.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    22/26

    E. Manifestasi Klinik

    Penglihatan kabur atau mata berkedip ketika mata mencoba melihat suatu objek dengan jarak

    jauh ( anak-anak sering tidak dapat membaca tulisan di papan tulis tetapi mereka dapat dengan

    mudah membaca tulisan dalam sebuah buku.

    Penglihatan untuk jauh kabur, sedangkan untuk dekat jelas. Jika derajat miopianya terlalu

    tinggi, sehingga letak pungtum remotum kedua mata terlalu dekat, maka kedua mata selalu harus

    melihat dalam posisi kovergensi, dan hal ini mungkin menimbulkan keluhan (astenovergen) .

    Mungkin juga posisi konvergensi itu menetap, sehingga terjadi strabismus konvergen (estropia).

    Apabila terdapat myopia pada satu mata jauh lebih tinggi dari mata yang lain dapat terjadi ambliopia

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    23/26

    pada mata yang myopianya lebih tinggi. Mata ambliopia akan bergulir ke temporal yang disebut

    strabismus divergen (eksotropia). (Illyas,2005).

    Pasien dengan myopia akan memberikan keluhan sakit kepala, sering disertai dengan juling

    dan celah kelopak yang sempit. Seseorang penderita myopia mempunyai kebiasaan mengerinyitkan

    matanya untuk mencegah aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). Pasien

    myopia mempunyai pungtum remotum (titik terjauh yang masih dilihat jelas) yang dekat sehingga

    mata selalu dalam atau berkedudukan konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia

    konvergensi.bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam atau

    esoptropia (Sidarta, 2005).

    Gejala-gejala myopia juga terdiri dari:

    1. Gejala subjektif :

    a. Kabur bila melihat jauh

    b. Membaca atau melihat benda kecil harus dari jarak dekat

    c. Lekas lelah bila membaca ( karena konvergensi yang tidak sesuai dengan akomodasi )

    d. Astenovergens

    2. Gejala objektif :

    a. Myopia simpleks :

    Pada segmen anterior ditemukan bilik mata yang dalam dan pupil yang relative lebar. Kadang-

    kadang ditemukan bola mata yang agak menonjol.

    Pada segmen posterior biasanya terdapat gambaran yang normal atau dapat disertai kresen myopia

    ( myopic cresent ) yang ringan di sekitar papil saraf optik.

    b. Myopia patologik :

    1) Gambaran pada segmen anterior serupa dengan myopia simpleks.

    2) Gambaran yang ditemukan pada segmen posterior berupa kelainan-kelainan pada:

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    24/26

    3) Badan kaca : dapat ditemukan kekeruhan berupa pendarahan atau degenarasi yang terlihat sebagai

    floaters, atau benda-benda yang mengapung dalam badan kaca. Kadang-kadang ditemukan ablasi

    badan kaca yang dianggap belum jelas hubungannya dengan keadaan myopia.

    4) Papil saraf optic : terlihat pigmentasi peripapil, kresen myopia, papil terlihat lebih pucat yang meluas

    terutama ke bagian temporal. Kresen myopia dapat ke seluruh lingkaran papil sehingga seluruh papil

    dikelilingi oleh daerah koroid yang atrofi dan pigmentasi yang tidak teratur

    5) Makula: Berupa pigmentasi di daerah retina, kadang-kadang ditemukan pendarahan subretina pada

    daerah macula.

    6) Retina bagian perifer: Berupa degenersi kista retina bagian perifer Seluruh lapisan fundus yang

    tersebar luas berupa penipisan koroid dan retina. Akibat penipisan ini maka bayangan koroid tampak

    lebih jelas dan disebut sebagai fundus tigroid. (Illyas,2005).

    F. Pencegahan

    1. Tidak membaca dalam keadaan gelap

    2. Tidak menonton TV dalam jarak yang terlalu dekat

    3. Jangan membaca terlalu dekat

    G. Pengobatan

    1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

    a. Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk mengobati gejala-gejala

    visual pada pada penderita myopia. Dalam ilmu keratotology kontak lensa yang digunakan adalah

    adalah kontak lensa yang keras atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk

    mengurangi miopia.

    b. Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi

    Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan latihan pergerakan

    mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan). Akan tetapi, kemanjuran dari latihan

    ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan para praktisi peduli mata. Pada tahun 2005, dilakukan

    peninjauan ilmiah pada beberapa subjek. Dari peninjauan tersebut disimpulkan bahwa tidak ada

    bukti-bukti (fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa latihan pergerakan mata adalah pengobatan

    myopia yang efektif.

  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    25/26

    c. Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau operasi lasik mata,

    yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk mengobati miopia. Dalam

    prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata dan dirubahnya tingkat miopia dengan

    menggunakan sebuah laser. Selain lasik digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive Keratotomy

    (PRK) untuk jangka pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian

    kembali kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda. Selain itu ada juga pengobatan

    yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan jaringan kornea mata. Orang-

    orang dengan miopia rendah akan lebih baik bila menggunakan teknik ini. Orthokeratologi

    menggunakan kontak lensa secara berangsur-angsur dan pergantian sementara lekukan kornea.

    Pemotongan jaringan kornea mata menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam

    kornea mata untuk mengganti kornea yang rusak.

    (Lee dan Bailery,www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006

    2. Penatalaksanaan Farmakologi

    Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk mensterilisasi kotoran

    yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak digunakan ada penderita myopia

    (www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006).

    DAFTAR PUSTAKA

    Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol 3. Jakarta: EGC

    Chan,WM.2004. Ophthalmology and Visual Science. The Chinese university of

    Hongkong.88(10):1315-1319. www.pubmedcentral.nih.gov/artclender

    Curtin. B., J., 2002. The Myopia. Philadelphia Harper & Row. 348-381

    Curtin Brian J, Whitemore, Wayne G. The Optics of Myopia, In Duanes Clinical

    http://www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006http://www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006http://www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006http://www.allaboutvision.com/conditions/myopia.Htm,2006
  • 5/27/2018 Makalah Miopi

    26/26

    Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

    Guell, JL., Morral, M.,Gris, O. 2007. Implantation for Myopia Ophthalmology (abstract only). - -

    www.pubmedcentral.nih.gov/articlender

    Prof.dr.H.Sidarta Ilyas DSM.2000.ilmu penyakit mata. Jakarta. Fakultas kedokteran universitas

    Indonesia