makalah (mekanisasi)

36
PENDAHULUAN Latar belakang Seiring dengan peningkatan waktu, masalah tenaga kerja di perkebunan-perkebunan besar dari tahun ke tahun terlihat semakin sulit. Hal ini diperburuk lagi dengan situasi upah tenaga kerja dari ke tahun-tahun semakin signifikan peningkatannya. Pelaksanaan kegiatan secara mekanis dapat mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pengertian mekanisasi perkebunan adalah penggunaan alat berat, ringan untuk pembukaan lahan, perawatan , panen serta transportasi hasil perkebunan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara mekanis adalah : 1. Pembukaan lahan Pembuatan jalan, perun mekanis menggunakan Dozer dan Excavator. 2. Penanaman: Areal Gambut : menggunakan Puncher. Areal Mineral : menggunakan Post Hole Digger. 3. Replanting Menggunakan Chipping dan Enviromulcher. 4. Pemeliharaan : Perawatan Pasar pikul: Rotaryslasher Pemupukan : Aplikasi Pupuk menggunakan Fertilizer Spreader, Aerial Manuring. Aplikasi Janjangan Kosong : Empty Bunch Spreader, Side Tipping Trailer, Mini Tipping Trailer, Crane Grapple, Tractor Loader Back Hoe dan Wheel Loader. 5. Panen Pengangkutan TBS dari piringan/pasar pikul ke TPH menggunakan Tractor-trailer dilengkapi dengan Grabber. 6. Transport Panen :

Upload: kim-dudels

Post on 22-Oct-2015

274 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH (MEKANISASI)

PENDAHULUANLatar belakang

Seiring dengan peningkatan waktu, masalah tenaga kerja di perkebunan-perkebunan besar dari tahun ke tahun terlihat semakin sulit. Hal ini diperburuk lagi dengan situasi upah tenaga kerja dari ke tahun-tahun semakin signifikan peningkatannya.

Pelaksanaan kegiatan secara mekanis dapat mengatasi beberapa permasalahan tersebut. Pengertian mekanisasi perkebunan adalah penggunaan alat berat, ringan untuk pembukaan lahan, perawatan , panen serta transportasi hasil perkebunan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara mekanis adalah :

1. Pembukaan lahan Pembuatan jalan, perun mekanis menggunakan Dozer dan Excavator.

2. Penanaman:Areal Gambut : menggunakan Puncher.Areal Mineral : menggunakan Post Hole Digger.

3. Replanting Menggunakan Chipping dan Enviromulcher.

4. Pemeliharaan :Perawatan Pasar pikul: RotaryslasherPemupukan : Aplikasi Pupuk menggunakan Fertilizer Spreader, Aerial Manuring.Aplikasi Janjangan Kosong : Empty Bunch Spreader, Side Tipping Trailer, Mini Tipping Trailer, Crane Grapple, Tractor Loader Back Hoe dan Wheel Loader.

5. PanenPengangkutan TBS dari piringan/pasar pikul ke TPH menggunakan Tractor-trailer dilengkapi dengan Grabber.

6. Transport Panen :Pengangkutan TBS ke PKS dengan Crane Truck.

Semua alat mekanisasi di atas membutuhkan investasi yang besar, Sumber Daya manusia yang baik untuk mengoperasikan alat berat ini semua. Tanpa dibantu pengenalan, pengetahuan alat dan maintenance yang benar alat berat ini tidak akan dapat dioperasikan secara maksimal untuk membantu operasional kebun di lapangan.

Tulisan ini akan membahas secara singkat mengenai Spesifikasi alat, Persiapan lahan, Operasional di lapangan dan bagaimana cara maintenance alat berat yang dilakukan di Perkebunan Sinar Mas.

Page 2: MAKALAH (MEKANISASI)

1. CRANE GRAPPLE

A. Spesifikasi Alat

Crane Grapple terdiri dari 4 komponen utama, yang atu sama lainnya saling terkait kepentingannya. Komponen Pertama : Pondasi (tempat dudukan Crane) Komponen ke Dua : Crane (perangkat tiang penyangga, control valve, boom) Komponen ke Tiga : Power (panel power box, pompa hydraulic) Komponen ke Empat : Grapple (perangkat penggenggam)

Type Crane : Merek : Epsilon E.16. 128S Jarak jangkauan : 12 meter, yaitu bentangan dari berdirinya Crane sampai

pada penghujung rangkaian Crane tempat pemasangan Grapple.

Type Grapple : Type : Cakram 4,5 Kapasitas muat : 338 Kg

Type Power Pack : Type : Pack 200 L Olie SAE 10 Blower / pompa hydroulic : Fan Eletric Konsumsi Listrik : 31 KVAType Power Pack : Type : Pack 160 L Olie SAE 10 Blower / pompa hydroulic : Hidroven Eletric Konsumsi Listrik : 37 KVA

B. Persiapan Areal

Lokasi Crane Grapple pada Kebun yang ada Pabrik Kelapa Sawit. Lokasi yang untuk aplikasi janjangan kosong tidak terlalu jauh dari lokasi PKS Inventarisasi Blok-blok yang akan di aplikasi janjangan kosong, jenis tanah

mineral pada daerah datar dan bergelombang.

C. Pelaksanaan / Cara kerja

Waktu muat yang dibutuhkan untuk mengisi 1 (satu) unit Dump truck dengan kapasitas 7,5 ton adalah 3 menit dan 12 ton adalah 5 menit. Waktu ini tidak terlepas dengan type Grapple yang digunakan. Dengan Grapple Cakram 4,5 operator lebih mudah mengambil tumpukan tandan kosong tanpa harus melakukan berulang kali untuk memaksimalkan cengkraman.

Page 3: MAKALAH (MEKANISASI)

Jam kerja Crane Grapple adalah :Pukul 06.30 wib -- 07.00 wib = 0,5 jam, pemeriksaan unitPukul 07.00 wib – 12.00 wib = 5 jam, melayani muatan Pukul 12.00 wib – 13.00 wib = 1 jam, istirahatPukul 13.00 wib – 17.00 wib = 4 jam, melayani muatan

Dalam pengoperasian perlu di perhatikan untuk menghindari agar Valve tidak terlalu cepat lemah :1. Hindari operator selalu membuka dan menutup grapple tanpa muatan kerja.2. Posisi kendaraan / EBS pada 4 jam pertama sebelah kiri Crane, dan 4 jam

berikutnya disebelah kanan. Hal ini dimaksudkan agar beban kerja pada semua valve yang ada di crane jadi seimbang.

3. Matikan pompa hydraulic bila tidak beroperasi.

D. Perawatan / Pemeliharaan Unit

1. Pemeliharaan harian : Pemberian Grease pada niple yang tersedia, sehingga bagian terdapat

adanya “busing” dapat bergerak lepas tanpa beban gesekan. Pembersihan dari debu kotoran pabrik, agar tidak mudah korosi / berkarat. Pemeriksaan / pengencangan “bolt bucket” setiap hari . Pemeriksaan kekencangan “clamp hose hydraulic” setiap hari. Pemeriksaan kebocoran olie setiap hari. Pemeriksaan / pengencangan handle yang longgar setiap hari.

2. Pemeliharaan Berkala : Pembersihan unit seminggu sekali. Pembersihan oil filter setiap bulan Penggantian olie hydraulic dengan SAE 10 setiap 1000 jam kerja. Penggantian oil filter setiap 1000 jam kerja.

E. Kendala dan solusi Crane grapple tidak dapat menjangkau tandan kosong diluar batasan maksimal,

solusinya koordinasi dengan PKS, menggunakan Wheel Loader (setiap PKS ada Loader) untuk mengumpulkan tandan kosong pada jarak jangkauan. Waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 30 menit dengan frekuensi 1 minggu 2 kali.

Crane dengan dikhawatirkan tidak mampu bertahan sampai 5 tahun, karena pada kegiatan muat tandan kosong frekuensi kerja control valve melampaui batas masksimum solusi. Dicadangkan penggantian control valve setelah usia pakai 2 tahun. Disarankan untuk membangun fondasi Crane lebih tinggi, sehingga mengurangi beban angkut Crane, guna memperpanjang usia pakai baja Crane.

Mekanik kebun kurang menguasai hydraulic system di Crane solusi. Diaturkan pelaksanaan service contract kunjungan berkala oleh suplier.

2. EMPTY BUNCH SPREADER (EBS)

Page 4: MAKALAH (MEKANISASI)

A. Spesifikasi Alat

Empty Bunch Spreader pertama kali dipakai oleh PSM pada tahun 1997 yang dipesan dari New Zealand, dengan spesifikasi sebagai berikut :

-. Panjang unit : 470 cm-. Lebar Unit : 200 cm-. Tinggi Unit : 190 cm-. Tinggi dari Permukaan Tanah : 277 cm-. Berat Unit : +/- 6000 kg-. Kapasitas Angkut : +/- 7000 kg

Dibuat dengan konstruksi 4 buah roda berukuran 16.9/14 - 28 dengan memakai inner bearing 32215 dan outer bearing 32212 pada setiap roda. Sistem penggerak roda didesain menggunakan sistem suspensi manual yang dapat mengatur keseimbangan gerak roda pada waktu bekerja.

Sistem kerja pengeceran Empty Fruit Bunch (EFB) dari trailer ke areal dengan cara chain Floor menngerakkan EFB ke arah Chain elevator, kemudian melalui Chain Elevator EFB didorong keluar secara bertahap ke areal aplikasi Janjangan Kosong.Unit yang menarik EBS adalah Traktor 4WD yang berkekuatan 80 - 90 HP.

B. Persiapan Areal

Persiapan dalam penentuan areal aplikasi EBS sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut : Areal yang Relatif datar pada jenis tanah mineral bukan daerah

gambut/berbukit Areal telah dilakukan pembersihan dari tunggul, kayu dan gundukan\

tanah.terutama pada pasar pikulnya. Areal tanaman Menghasilkan yang sudah berumur > 10 tahun sehingga tidak

terjadi gangguan pelepah sewaktu operasional EBS. Jarak dari PKS ke lokasi aplikasi 5 Km. Pemilihan areal aplikasi basah dan kering, bertujuan untuk memudahkan dan

memperlancar kerja baik itu musim hujan maupun musim kering. Tidak diareal yang banyak rendahan dan parit , terutama parit pinggir jalan

Dasar penentuan luas areal yang akan diaplikasi pupuk Janjangan Kosong adalah kapasitas olah PKS yang memproduksi Janjangan Kosong.

Sebagai contoh :

Page 5: MAKALAH (MEKANISASI)

PKS dengan kapasitas olah pertahun mencapai 240 000 ton TBS dapat menghasilkan EFB 240000 ton x 21 % = 50400 ton.

Dengan dosis aplikasi yang direkomendasikan 60 to /ha /2 tahun , maka areal yang di perlukan adalah 50400 ton : 60 ton /ha = 840 ha x 2 = 1680. (840 ha untuk tahun genap + 840 ha untuk tahun Ganjil).

C. Pelaksanaan/Cara Kerja

Pelaksanaan kerja pengeceran janjangan kosong dimulai dengan pemuatan janjangan kosong dari loading janjangan di PKS kemudian di bawa ke lapangan untuk di ecer di setiap gawangan hidup (pasar pikul). Alat yang digunakan untuk memuat janjangan kosong (EFB) ke dari loading ke EBS menggunakan Wheel Loader atau Crane graple.Pengeceran dengan dosis 60 ton / ha di lapangan satu gawang diecer dengan 4 EBS (kapasitas 7 ton) dan untuk dosis 30 ton / ha dalam satu gawangan di ecer dengan 2 EBS. RPM Traktor pada saat melakukan pengeceran adalah 1700 RPM.Untuk membantu kelancaran pengeceran di lapangan diperlukan karyawan/helper yang bertugas untuk membuka kunci pengait EBS dan membersihkan janjangan kosong yang menyumbat jalannya perputaran chain elevator dan chain floor.

Untuk memaksimalkan prestasi kerja EBS ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Kondisi traktor, EBS, Crane Grapple dan Wheel Loader saat beroperasi harus dalam kondisi baik, untuk mendukung hal ini diperlukan daily chek yang baik dan jadwal servis yang rutin.

2. Sistem pembayaran / premi yang ditentukan harus dapat memotivasi operator untuk meningkatkan out put/prestasi EBS.

3. Jarak dari loading ke areal pengeceran (blok), jika jarak terlalu jauh maka diperlukan loading transit.

4. Ketersediaan spare part cadangan untuk spare part yang sering mengalami kerusakan.

5. Ketersediaan opertor cadangan, jika terdapat operator yang tidak masuk kerja (cuti)

Dari pengamatan 1 unit EBS yang beroperasi setiap hari mulai jam 08.00 wib s/d 18.00 wib (9 jam kerja dan 1 jam istirahat), untuk melakukan pengangkutan dan pengeceran dari loading ke areal dan kembali lagi ke loading yang jarak rata-ratanya 3 km memerlukan waktu 30 menit setiap 1 trip dengan kapsitas 7 ton, sehingga selama 9 jam kerja pada kondisi cuaca , unit dan operator yang mendukung dapat di capai out put :

9 x 60 menit x 7 ton / trip = 140 ton EFB/unit/hari 30 menit

Page 6: MAKALAH (MEKANISASI)

Contoh berdasarkan sistem monitor ini dapat dibuat suatu dasar perhitungan EBS dengan pertimbangan jarak aplikasi yang berbeda, tetapi faktor lainnya seperti : Kondisi EBS, Traktor, dan loader/crane graple selalu optimal, maka out put EBS dapat dicapai secara maksimal, seperti tabel berikut :

Jarak Loading Waktu aplikasi Prestasi 1 unit/harike Blok Aplikasi (menit) (ton)

1 km 20 1802 km 25 1503 km 30 1404 km 35 1105 km 40 956 km 45 857 km 50 758 km 55 709 km 60 60

10 km 66 55

catatan : 1 hari kerja = 9 jam 1 trip = 7 ton

D. Maintenance Alat

Sesuai dengan ketentuan, maintenance / perawatan unit Traktor , EBS dan Alat berat yang bekerja lainya harus dilakukan .

Pemeriksaan rutin yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Traktor 4 WD JadwalHarian Periodik

- Olie Mesin V V- Air Radiator V -- Air bateray V -- Olie Steering/gardan/transmisi V V- Tekanan Ban V -- Fuel/Oie/Air Filter - V- Air Cleaner - V- Baut Roda V -2. EBS- Kekencangan Chain elevator dan chain floor v v- Baut Roda v -- Bearing v -- Keseimbangan chainelevator dan chainfloor v v- Tekanan ban v -- Hose(selang) hidrolik v -- Grease v -

3. MINI SIDE TYPING TRAILLER

Page 7: MAKALAH (MEKANISASI)

A. Spesifikasi alat

1. Mini Side Tipping Trailler

Mini Side Typing adalah merupakakan trailer mini yang dilengkapi dengan fasilitas hydrolick berfungsi untuk mengangkut janjangan kosong dari Loading transit (Collection Road) ke dalam blok areal pemupukan Janjangan kosong, dengan spesifikasi sebagai berikut :

Kapasitas angkut : 850 kg Panjang : 240 cm Lebar : 120 cm Tinggi : 70 cm Ukuran Roda : 7.5 x 16 “ 14 ply Dunlop Bunga kasar Tebal plat body & plat lantai : 3 mm Dump hoist : 1 buah. Dowing eye : UNP 200 tidak mempergunakan per. Chasis : Main Frame UNP 200

Unit yang digunakan untu menarik Mini Side Typing adalah traktor MF-240 4WD (45 HP)

2. TLB (Traktor Loader Backhoe)

TLB berfungsi untuk memuat janjangan kosong yang ada di loading transit (Collection Road) keatas Mini Side Typing. Type : MF-750 Kapasitas bucket : 400 – 500 kg

B. Persiapan Areal

Persiapan areal pemupukan Janjangan kososng dengan mini side Tipping trailer adalah sebagai berikut : Areal aplikasi janjangan Kosong yang direncanakan harus relatif datar. Pasar pikul harus di ratakan, dibersihkan dari tunggul-tunggul, apabila ada

parit harus ditimbun , agar tidak menghalangi operasional unit. Pemilihan areal aplikasi basah dan kering, bertujuan untuk memudahkan dan

memperlancar kerja baik itu musim hujan maupun musim kering.

C. Cara Kerja

Aplikasi janjangan kosong dengan menggunakan mini side tipping trailer, proses kerjanya dengan dua tahap/langkah kerja “double handling” :

Page 8: MAKALAH (MEKANISASI)

1. Janjangan Kosong dari loading PKS diangkut ke Loading Transit (Collection Road) pada blok yang akan diaplikasi janjangan kosong dengan menggunakan transport Dump Truk.(Kontraktor).Pemuatan Janjangan kosong di Loading PKS menggunakan Crane Grapple / Wheel Loader

2. Proses pengeceran janjangan kosong dari loading taransit ke dalam blok menggunakan Mini Side Typing trailer, dimuat oleh TLB. Satu mini side tipping trailer diisi dengan 2 bucket (satu bucket TLB ±

420 kg), kemudian mini side typing membawa ke dalam blok. Satu pasar pikul terdiri dari 2 jalur tanaman = 33 pk (populasi 143 pk/ha)

sehingga terdapat 16 tumpukan per jalur. Peletakan tumpukan janjangan kosong diantara dua pokok tanaman pada

baris tanaman di setiap pasar pikul. Untuk dosis 60 ton/ha 840 kg/titik ecer, dosis 30 ton/ha 420 kg/titik ecer. Untuk areal yang tidak bsa dilakukan pengeceran dengan mini side

typing, dilakukan pengeceran manual.Gambar sistem pengeceran janjangan kosong di areal dengan menggunakan Mini Side Typing

Keterangan : Pokok Sawit

Tumpukan Janjangan

D. Maintenance Alat

Maintenance / perawatan unit traktor, dan alat berat sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain :

1. Traktor 4 WD / TLB JadwalHarian Periodik

Olie Mesin V V Air Batrey V - Air Radiator V - Olie Steering/gardan/transmisi V V Tekanan Ban V - Fuel/Air Filter - V Baut Roda V - Kekencangan Baut V -

2, Mini Side Tipping Trailer

Page 9: MAKALAH (MEKANISASI)

Baut Roda V - Bearing V - Tekanan Ban V - Hose (selang Hidrolik) V - Grease V -

Kerusakan yang sering terjadi pada alat mini side tipping ini adalah bearing roda. Untuk itu agar pekerjaan tetap berjalan dengan baik maka perlu dipersiapkan cadangan untuk spare part yang sering rusak.

4. FERTILIZER SPREADER

A. Spesifikasi Alat

1. Tractor : Model : Massey Fergusson Type : MF-240 4WD Daya : ± 45 HP Buatan : England

Fertilizer Spreader : Model : Emdek Type : Turbo Spin -Mini 300. Kapasitas : 300 Kg Daya Sebar : 12 –15 Meter Komponen :

1. Saringan pupuk terbuat dari kawat 2. Hopper berbentuk krucut terbuat dari Fibreglass dengan uk. 300 liter.

3. Blower : alat penyebar pupuk. 4. Gear Box

5. Chasis6. Propeller Shaft.

2.Tractor : Model : FORD / Massey Ferguson Type : Ford 6640-4WD / MF-390 4WD Daya : ± 82 HP Buatan : USA / England

Fertilizer Spreader : Model : EMDEK Type : Turbo Spin 650 Kapasitas : 650 kg Daya Sebar : 15 – 25 meter

Komponen : 1. Saringan pupuk terbuat dari kawat

Page 10: MAKALAH (MEKANISASI)

2. Hopper berbentuk krucut terbuat dari Fibreglass dengan uk. 650 liter. 3. Blower : alat penyebar pupuk. 4. Gear Box

5. Chasis6. Propeller Shaft.

B. Persiapan Areal

Areal yang direncanakan untuk pelaksanaan menggunakan Emdek harus diratakan dengan Dozer agar pasar pikul bebas dari tunggul dan kayu yang melintang. Disamping itu, Dozer juga membuat jalan putar (Letter U) dekat CR atau pasar kumis untuk menghubungkan antar pasar pikul.

Pada blok yang mempunyai parit 2 sisi, salah satu parit harus ditimbun dengan sistem 3 pasar pikul untuk satu jalan masuknya traktor ke dalam Blok. Apabila dijumpai parit rajangan membelah kedua pasar pikul maka pasar pikul tersebut harus juga ditimbun.

Inventarisasi areal aplikasi kemudian dipetakan untuk apalikasi pada bulan basah dan bulan kering.

C. Pelaksanaan/cara kerja

Sistem organisasi pemupukan secara mekanis menggunakan 3 Traktor + Emdek untuk penaburan dan 1 Traktor + 2 unit Trailer untuk angkut pupuk

Tim kerja terdiri dari 1 orang Mandor, 4 orang operator Traktor/Emdek, dan 2 helper untuk menuang pupuk ke Emdek serta 4 orang tenaga muat pupuk di Gudang Sentral.

Pupuk dimuat pada sore hari, pagi harinya traktor akan melangsir trailer I berisi pupuk menuju ke blok yang sudah ditentukan dan diletakkan di Collection Road sebelah utara dengan jarak 250 mtr dari Main Road. Kemudian traktor mengambil trailer II dan diletakkan di Collection Road sebelah selatan dengan jarak 250 m dari MR

Untuk Blok selanjutnya pengaturan letak trailer mengikuti sistem tersebut. Sebelum pelaksanaan penaburan pupuk harus dilakukan Kalibrasi untuk

menentukan jumlah pupuk yang akan dituang di hopper dan jumlah baris yang akan ditabur.

Pelaksanaan penaburan pupuk dengan Emdek dilakukan langkah sebagai berikut :1. Pengisian pupuk dalam Hopper Emdek sesuai hasil kalibrasi2. Pada saat menggunakan PTO putaran mesin harus dengan RPM rendah

agar tidak terjadi hentakan yang mengakibatkan baut universal joint patah3. Atur RPM & Gear sesuai hasil kalibrasi kemudian lakukan penaburan

Karung ex. pupuk dikumpulkan dan digulung kemudian dibawa ke Gudang Divisi setelah pemupukan selesai.

Asisten Divisi dan Mandor I bergantian untuk mengontrol dan memastikan pengaturan dan pelaksanaan pemupukan dengan Emdek.

Page 11: MAKALAH (MEKANISASI)

D. Kalibrasi Alat Untuk Setiap Jenis Pupuk

Pada saat pelaksanaan pemupukan yang harus diperhatikan adalah sbb: Flow Control : adalah alat kontrol yang menentukan besarnya lubang

pengeluaran pupuk dalam Hopper, yang mempengaruhi volume/berat pupuk yang keluar. Tingkat pengeluaran adalah 0 (100 % tutup) sampai dengan 8,5 (100 % buka), dengan skala terkecil 0,5.

Deflector: adalah alat lempengan plat yang dipasang di lubang pengeluaran pupuk (outlet) untuk mengatur arah dan jarak sebaran pupuk.

Kecepatan Traktor: ditentukan oleh posisi Gear dan RPM yang digunakan. Dari hasil penelitian oleh Smartri diperoleh kecepatan traktor untuk sebaran pupuk sebanyak 250 Kg sbb:

Tabel Kecepatan Tractor

GEARRPM

1500 1700 1900(meter/menit)

Low-2 (L-2) 38 42 47Low-3 (L-3) 64 73 82Low-4 (L-4) 88 99 110High-1 (H-1) 106 121 136High-2 (H-2) 133 149 164

Kecepatan sebaran pupuk adalah waktu yang diperlukan untuk menyebar pupuk pada beberapa tingkat RPM dan flow control. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel Waktu yang diperlukan untuk menyeber 250 Kg Pupuk

FLOW CONTROL

RPM1500 1700 1900

DETIK2 1758 1624 -3 540 210 2404 345 120 1385 135 87 100

Contoh Perhitungan :Divisi-4 Kebun NSAE akan melakukan pemupukan dengan Spreader di Blok D-44 dengan dosis 1,5 Kg MOP/pkk , kerapatan tanaman 136 pkk/Ha (jarak anatar pokok : 9,2 m). Pertanyaan : pada RPM, gear dan flow control berapa agar aplikasi dapat tepat dosis?

Dasar perhitungan adalah 250 Kg pupuk. Jumlah pokok yang dipupuk = 250 kg : 1,5 Kg/pkk = 167 pkk (untuk 2 baris

tanaman kanan dan kiri spreader). Jarak tempuh traktor = (167 pkk: 2)- 1) x 9,2 m} = 764 meter. Selanjutnya digunakan Tabel (lampiran-1), dengan cara meneliti angka 764 m

ini terletak dimana (RPM, gear, flow control). Apabila tidak ditemukan angka

Page 12: MAKALAH (MEKANISASI)

yang persis sama maka dicari angka yang memiliki selisih terkecil dengan angka dasar.

Contoh, hasil pengecekan pada tabel lampiran-1 RPM Posisi Gear

dan Flow Control

Nilai yang tercantum dalam Tabel 3

Selisih Terkecil pada RPM tersebut

Meter Pokok1300 L-3;3.5 730 34 41400 L-2;2.5 787 23 31500 L-4;3.5 702 62 71600 L-4;3 772 8 11700 H-1;3 791 27 31800 L-4;2.5 737 27 31900 H-1;2.5 738 26 3

Dalam tebel diatas terlihat bahwa selisih terkecil adalah 8 meter (1 pokok), pada posisi RPM 1600, gear L-4, FC-3. Jadi kalibrasi alat dapat dilakukan pada RPM 1600, L-4,FC-3.

D. Maintenance AlatPemeriksaan rutin yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Traktor MF 240 JadwalHarian Periodik

- Olie Mesin V V- Air Radiator V -- Air bateray V -- Olie Steering/gardan/transmisi V V- Tekanan Ban V -- Fuel/Oil/Air Filter - V- Air Cleaner - V- Baut Roda V -2. FERTILIZER SPREADER (EMDEK)- Blower V -- Gear Box V -- Chasis V -- Propeller shaft V -- Seal PTO V -- Outer / Inner Tube Shaft V -

E. Masalah–masalah dan pemecahan pada waktu pelaksanaan pemupukan

Outer dan inner tube shaft sering lengket hal ini disebabkan jarang dibuka sehingga shaft menjadi berkarat, untuk itu harus sering dilumuri dengan olie kotor.

Page 13: MAKALAH (MEKANISASI)

Baut yang menghubungkan Yoke dan Hub (Shear Bolt) sering patah disebabkan pada saat menggerakkan PTO RPM mesin terlalu tinggi.

Bearing Gear Box harus di cek karena greasenya dapat mengeras. Seal PTO traktor sering bocor disebabkan saat pengoperasian EMDEK posisi

propeller shaft daan PTO traktor tidak sejajar sehingga beban putaran PTO tidak seimbang.

F. Kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan Pemupukan Manual dan Pesawat Kelebihan

- Biaya murah- Tenaga kerja sedikit - Pengawasan dan kontrol mudah - Mutu terjamin- Investasi tidak mahal

Kekurangan- Areal rendahan harus manual - Areal / blok terpotong parit alam yang lebar tidak bisa dimasuki emdek

5. ROTARY SLASHER

A. Spesifikasi AlatPerataan pasar pikul dengan mekanisasi menggunakan Tractor dan Rotary Slasher. Adapun spesifikasinya sebagai berikut:

Tractor Model : Massey Fergusson Type : MF-240 4WD Daya : ± 45 Horse Power. Buatan : EnglandRotary Slasher Model : Howard Rotary Slasher Type : HS – 24 Komponen :

Shaft PTO Gear Box Chasis Baling-baling

B. Persiapan Areal

Areal yang dapat dilakukan pemeliharaan pasar pikul dengan unit Rotaryslasher adalah relatif datar sampai bergelombang.

Inventarisasi areal harus dilakukan untuk mendata blok-blok mana yang bisa dimasuki oleh Rotary slasher.

Page 14: MAKALAH (MEKANISASI)

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi pasar pikul harus bebas dari sisa-sisa tunggul dan Parit Collection sudah ditimbun agar jalan masuk ke dalam blok dapat berjalan lancar.

Pembagian areal yang akan dikerjakan harus dipisahkan mana yang bisa dimasuki pada bulan basah dan bulan kering.

Areal yang kondisi pasar pikulnya lunak dikerjakan pada musim kering dan areal yang kondisi pasar pikulnya keras dikerjakan pada musim basah.

C. Pelaksanaan/Cara Kerja

Rotaryslasher digerakkan oleh PTO yang dihubungkan dengan shaft PTO. Tractor harus dioperasikan menggunakan Gear H1 dan PTO dioperasikan dengan

putaran mesin 1500 RPM. Jika terdapat gundukan, operator harus menaikkan "Draft Control". Lebar Pasar pikul yang dikerjakan oleh rotaryslasher adalah ± 1,5 meter dan

waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan 1 pasar pikul (300 Meter) adalah 5 - 10 menit.

Prestasi rata-rata untuk setiap unit ± 5,31 Ha/HM. Tinggi permukaan pemotongan dapat diatur sesuai keinginan (5 cm). Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan beberapa masalah yang sering dijumpai

adalah sebagai berikut:1. Rotaryslasher Kipas/ baling-baling patah.: akibat masih ada sisa tunggul dan akar-akar kayu

yang berada di pasar pikul. Untuk hal tersebut, disiapkan dangan part pengganti yang dibuat dari pisau Grader bekas, per bekas dan dari besi plate yang dibentuk seperti kipas Rotaryslasher.

Baut kipas longgar atau lepas : akibat getaran putaran pisau dan getaran Rotaryslasher, hal ini dapat diatasi dengan memasang 2 mur pada tiap baut dan memastikan setiap pagi sebelum unit beroperasi mengecek baut tersebut kuat dan tidak longgar.

2. Areal Sisa-sisa tunggul dan kayu yang tidak bersih pada saat perataan dengan

mekanis sangat mengganggu kerja Rotaryslasher. Untuk memastikan pasar pikul bebas dari tunggul dan kayu diberikan 1 tenaga

untuk Blok-blok rencana rotaryslasher.

D. Maintenance Alat

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk perawatan unit adalah sebagai berikut:

Dipastikan traktor dan rotaryslasher harus digrease setiap hari. Memeriksa dan mengetatkan baut pada baling-baling rotaryslasher sebelum

bekerja. Mengganti Olie gearbox setiap 2 bulan sekali. Membersihkan tractor dan rotaryslasher setiap hari setelah bekerja.

Page 15: MAKALAH (MEKANISASI)

Pemeriksaan rutin yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Traktor MF 240 JadwalHarian Periodik

- Olie Mesin V V- Air Radiator V -- Air bateray V -- Olie Steering/gardan/transmisi V V- Tekanan Ban V -- Fuel/Oil Filter - V- Air Cleaner - V- Baut Roda V -2. HOWARD ROTARYSLASHER- Propeller Shaft V -- Gear Box V- Chasis V -- Baling-baling V -- Seal PTO V -- Grease V- Outer Inner Tube Shaft V -

6. PEMUPUKAN DENGAN PESAWAT

Pemupukan melalui udara dimulai pilot projectnya sejak tahun 1996 oleh PT. SMART Coorporation di daerah Riau. Project ini bekerja sama dengan perusahaan New Zealand, Super Air Ltd yang telah berpengalaman dalam hal aerial manuring dan penggunaan teknologi GPS, yang dibentuk menjadi PT. Sinar Mas Super Air. Awal Maret 1999 PT. SMSA memulai dengan 3 pesawat yang dioperasikan di Riau.

Dalam pelaksanaan pemupukan pesawat hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

A. Spesifikasi alat

1. Pesawat Terbang Jenis : Fletcher FU 24-950 Kapasitas Muat Pupuk : 1.275 Kg. Engine : Lyoming jenis piston. Kecepatan : 167 – 212 km/jam. Hopper : Dibelakang Cockpit dengan gate bukaan di bawah

pesawat..2. Loader

Type : Wheel Cat 950 atau Cat 936E dengan arm yang dimodifikasi

Veighing Gauge : Alat untuk mengetahui berat pupuk yang dimuat

Page 16: MAKALAH (MEKANISASI)

ke pesawat.3. Truk Mixer

Concrete truck mixer : Mencampur pupuk dengna kapasitas 5 – 6 ton.

4. Dump Truck : Disediakan mempunyai kapasitas 6 ton. 5. Tabung Avgas : Tabung untuk penyimpanan bahan bakar

pesawat dengan kapasitas 10.000 – 20.000 liter.6. Landasan Pesawat : Panjang 1000 meter.

Lebar 40 – 60 meter.7. Global Positioning System : alat navigasi GPS Trimble yang dilengkapi

dengan sinyal diferensial, sehingga faktor ketelitian/ keakurasian menjadi kecil 1 meter.

B. Persiapan Areal

Landasan: pada daerah runway selebar 18 meter harus dipadatkan dengan baik dan permukaan runway dibuat miring 5 untuk menghindari genangan air diwaktu hujan. Lokasi landasan sebaiknya dipilih berdasarkan syarat-syarat teknik landasan serta berada ditengah areal yang akan dipupuk. Landasan di beberapa kebun ada yang ditanami rumput, ada juga yang tidak ditanami. Untuk lokasi yang ditanami rumput, sebelum program pemupukan dimulai harus dibabat dengan Rotaryslasher.

Bin : pada ujung landasan ditempatkan bin pupuk yang digunakan untuk menimbun pupuk yang telah di mix ataupun untuk mengaduk pupuk menggunakan loader, bin pupuk ini terbuat dari beton dengan dinding pembatas dan plat lantai berbentuk segitiga. Untuk efisiensi sebaiknya dibuat 2 bin pupuk tergantung arah take off & landing serta lokasi blok yang dipupuk.

Peta kebun dengan dosis sesuai rekomendasi, diperoleh dari Riset Libo. Peta ini dibuat untuk mengelompokkan dosis pupukyang sama dalam satu kebun agar pelaksanaan dalam pemupukan dapat lebih mudah.

Peralatan GPS : untuk memprogram satu unit hamparan (flight block) dimana luasnya bervariasi tergantung dari jumlah blok kebun yang akan di aplikasi dengan dosis pupuk yang sama. Setelah ditentukan unit hamparan, maka dengan memperhitungkan dosis yang akan diaplikasi ditentukan lebar sebaran pupuk yang harus dilakukan dan arah penerbangannya. Program akan secara otomatis memprogram jumlah jalur terbang yang harus dilalui, ketinggian dan kecepatan pesawat yang akan dipakai sebagai pedoman pilot. Di layar monitor di dalam pesawat akan ditampilkan ketepatan arah jalur terbang yang harus diikuti, jumlah jalur yang sudah diselesaikan serta informasi lainnya seperti kecepatan dan arah.

C. Pelaksanaan

Untuk pelaksanaan pemupukan dengan pesawat tahap-tahap yang harus dilakukan adalah persiapan-persiapan awal, penyediaan pupuk, penebaran pupuk dan evaluasi mutu penyebaran pupuk.

Page 17: MAKALAH (MEKANISASI)

Persiapan-persiapan awal yang dilakukan adalah penyiapan sarana prasarana pendukung guna memperlancar kegiatan pemupukan di lokasi Airstrip. Contoh: memasang rambu-rambu agar kegiatan yang ada disekitar airstrip hanya untuk kegiatan pemupukan pesawat.

Pengiriman pupuk dari Gudang Central ke Bin pupuk.Setelah tahap persiapan awal dilakukan, maka operasional aplikasi aerial manuring dimulai dari pengiriman pupuk dari gudang central ke bin pupuk di Airstrip. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk organisasi pupuk dari Gudang Central ke Bin pesawat adalah sbb:1. 2 unit dump truk kapssitass 6 ton standby untuk langsir pupuk dari gudang

central ke bin landasan.2. 2 orang supervisi (mandor/pengawas) yaitu: 1 orang di gudang central dan 1

orang ke bin pupuk. Mandor harus permanen tidak boleh diganti-ganti.3. Jam kerja dibagi menjadi 2 shift yaitu:4. Shift I bekerja mulai pukul 16.00 Wib - 20.00 Wib dengan total 35 ton (selesai

pesawat operasi).Shift II mulai bekerja dari pukul 20.00 Wib - 24.00 Wib dengan total 35 ton.Total ton pupuk yang harus disediakan di bin perhari adalah 70 ton (stanby).

5. Pengaturan tenaga kerja :8 orang tenaga kerja persatu shift terdiri dari : 4 orang bongkar muat di truk jadi total untuk 2 truk.

6. Satu orang tenaga pembersih di bin pupuk.7. Target satu shift (9 orang) = 35 ton. Output rata-rata yaitu 3,8 ton/orang.8. Receipe pencampuran pupuk yang akan dimuat ke dalam dump truck

misalkan mix untuk 2 jenis pupuk

Urea Dosis 1,50 gr/pokok Total 2,5 gr/pokok

Mop Dosis 1,00 gr/pokok Kapasitas dump truk 6 ton, maka dalam 1 unit dump truk akan dimuat pupuk sebagai berikut:

Urea = 3,600 KgMop = 2,400 KgTotal = 6000 Kg

Kedua jenis pupuk ini akan dicampur secara merata oleh Truck mixer. Pupuk curah yang sudah dicampur harus sudah saring agar pada saat penaburan pupuk diudara penyebarannya merata.

Aplikasi Pemupukan1. Paper Trap : sebelum pemupukan dimulai, pada blok yang rencana hendak

dipupuk harus dipasang paper trap dengan ukuran kertas 1 m x 1m. Paper trap ini diletakkan di pasar pikul mengikuti jalur lintas terbang.

Page 18: MAKALAH (MEKANISASI)

2. Setelah semua jenis pupuk tercampur sesuai dengan dosis yang sudah ditentukan, maka pemupukan sudah dapat dimulai. Pengisian pupuk ke hopper pesawat dilakukan oleh loader. Jumlah yang dimuat biasanya 1 ton untuk sekali penerbangan. Berdasarkan program dari GPS akan diketahui berapa kali pilot harus menerbangkan untuk menebarkan pupuk pada hamparan yang sudah ditentukan. Aplikasi pemupukan dalam 1 hari dapat mencapai 60 – 80 ton.

Efektifitas Pemupukan Efektifitas pemupukan Pesawat mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan pupuk manual, datanya dapat dilihat sbb:

Kriteria Manual Aerial1. Distribusi Tidak merata Merata2. Kecepatan Pemupukan Lambat Cepat3. Kebutuhan tenaga kerja Banyak Sedikit4. Pengawasan Intensif Minimum5. Resiko pemanfaatan pupuk tidak optimal Resiko tinggi Resiko minimum6. Potensi hanyut oleh air hujan Besar Kecil

D. Maintenance pesawat

Pesawat setelah selesai pemupukan harus dibersihkan/dicuci dari sisa pupuk yang umumnya bersifat korosif.Pemeriksaan pesawat dilakukan daily inspection, 100 jam, 500 jam dan setiap 1500 jam.

7. PEMBUATAN LUBANG TANAM HOLE IN HOLE DENGAN PUNCHER

A. Spesifikasi Alat

Page 19: MAKALAH (MEKANISASI)

Puncher terbuat dari plat baja dengan ketebalan 10 mm. Alat ini digunakan dengan memasangkannya pada arm excavator. Gambar Puncher :

Dimensi Puncher :

B. Persiapan Lahan Pemadatan Jalur Tanam

- Jalur tanam di beri beberapa pancang sebagai pedoman untuk pemadatan- Jalur tanam dipadatkan dengan cara dilintasi dengan "roda gila" atau

dengan dilintasi oleh track excavator sebanyak 2 kali

Pancang Titik TanamSetelah dipadatkan, jalur tanam dipancang untuk titik tanam sesuai jarak tanam yang diinginkan.

Semprot Jalur Tanam

100 cm

50 cm

40 cm

50 cm

= 30 cm

Page 20: MAKALAH (MEKANISASI)

Setelah pancang tanam selesai dilaksanakan, jalur tanam disemprot dengan kelebaran 3 m untuk memudahkan kegiatan penanaman serta untuk membersihkan jalur penanaman LCC. Penyemprotan diulangi lagi setelah 4 minggu untuk memastikan jalur tanam kelapa sawit dan kacangan benar-benar bersih.

C. Pelaksanaan Pembuatan Hole in Hole

Puncher merupakan equipment yang dipasangkan pada arm excavator, seperti ditunjukkan pada gambar berikut :

Puncher diarahkan tepat pada pancang titik tanam yang telah disiapkan sebelumnya. Pancang titik tanam menjadi as dari lubang tanam yang akan dibuat. Oleh sebab itu bagian bawah puncher - berupa silinder - yang akan membuat lubang, harus diarahkan tepat dititik tanam yang telah diberi pancang dan pada posisi tegak lurus, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut :

Page 21: MAKALAH (MEKANISASI)

Setelah arah Puncher tepat, maka arm dari excavator akan menekan alat sampat seluruhnya masuk kedalam tanah seperti yang ditunjukkan dalam gambar berikut,

D. Hasil Kerja Lubang yang terbentuk oleh puncher ditunjukkan oleh gambar berikut :

Setelah lubang terbentuk maka penanaman sawit sudah bisa dilaksanakan.Adapun hasil penanaman dengan sistem hole in hole secara mekanis ini dapat kita lihat pada gambar berikut :

Prestasi kerja yang dapat dicapai adalah 1.7 BU /Ha atau lebih kurang 6 Ha per hari bila alat bekerja 10 BU per hari.

E. Maintenance Alat

Puncher digunakan pada areal gambut. Oleh karena itu setelah selesai digunakan sebaiknya alat dicuci bersih untuk menghindari korosi akibat kemasaman tanah gambut yang tinggi.

Page 22: MAKALAH (MEKANISASI)

8. Sistem Premi

Agar prestasi kerja alat berat lebih optimal dibuat suatu standart sistem premi dapat merangsang operator dan Helper untuk meningkatkan hasil kerja dan pemelihraan terhadapa unit yang ditanggungjawabinya.

Dibawah ini disampaikan suatu sistem premi yang berlaku di PSM 5.

1. Kegiatan Perawatana. Sistem pengupahan pada operator untuk kegiatan perataan pasar pikul

menggunakan Rotary slasher masih menggunkan sistem lembur.b. Sistem pengupahan pada perawatan jalan dapat dilihat pada tabel di atas.c. Sistem pengupahan untuk aplikasi pemupukan Pupuk Makro dan janjangan

kosong dapat dilihat di bawah ini:

Page 23: MAKALAH (MEKANISASI)

2. Kegiatan Transport

Page 24: MAKALAH (MEKANISASI)

Kegiatan transport dibagi oleh transport panen dan transport material. Adapun sistem pengupahan untuk trasnport TBS dan Material dapat dilihat di bawah ini:

Page 25: MAKALAH (MEKANISASI)

Lampiran-1 Tabel Jarak tempuh pada tingkat RPM, Gear dan Flow Control untuk menyebarkan pupuk sebanyak 250 Kg

Flow Control

RPM Mesin

Gear L2 Gear L3 Gear L4 Gear H1 Gear H2Meter

2 1300 2284 3876 5191 6368 78212.5 1300 1046 1774 2376 2915 35803 1300 619 1051 1408 1727 2121

3.5 1300 430 730 978 1199 14734 1300 137 284 380 466 573

4.5 1300 136 231 310 380 4675 1300 107 181 243 297 3652 1400 1614 2766 3734 4564 5624

2.5 1400 787 1349 1821 2226 27433 1400 491 842 1137 1389 1712

3.5 1400 356 610 824 1007 12404 1400 144 247 333 408 502

4.5 1400 121 208 281 343 4235 1400 98 168 227 277 3422 1500 1168 2052 2746 3378 4135

2.5 1500 604 1062 1421 1748 21403 1500 396 696 931 1145 1402

3.5 1500 298 524 702 863 10574 1500 125 220 294 362 443

4.5 1500 109 191 255 314 3845 1500 90 158 212 260 3192 1600 887 1530 2062 2527 3103

2.5 1600 485 836 1127 1381 16963 1600 332 573 772 946 1162

3.5 1600 260 449 605 741 9104 1600 113 194 262 321 394

4.5 1600 101 174 234 287 3525 1600 86 148 200 245 3012 1700 667 1159 1572 1922 2367

2.5 1700 384 668 906 1107 13633 1700 274 477 647 791 973

3.5 1700 223 388 526 643 7924 1700 99 173 234 286 353

4.5 1700 91 158 215 262 3235 1700 80 139 188 230 2832 1800 523 894 1220 1487 1824

2.5 1800 316 540 737 898 11023 1800 235 402 548 668 819

3.5 1800 197 338 460 561 6884 1800 91 155 212 258 317

4.5 1800 86 146 200 243 2985 1800 77 131 179 218 2672 1900 406 708 958 1166 1433

2.5 1900 257 448 607 738 9073 1900 198 346 468 569 700

3.5 1900 172 301 407 495 6094 1900 81 142 192 234 288

4.5 1900 78 137 185 225 2775 1900 71 124 168 205 252

Page 26: MAKALAH (MEKANISASI)

MEKANISASI

MAKALAH UNTUK PROGRAMPELATIHAN AGRONOMI

Oleh :Hendra O. Mapasa

Padang Halaban Training CenterPadang Halaban - 2003