makalah mata merah

23
Mata Merah Mata Merah = Mata Yang Berwarna Merah Visus = Tajam Penglihatan Jadi, Mata merah menandakan suatu peradangan atau inflamasi mata yang secara klinis penampakan ini yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di konjungtiva yang disebut injeksi konjungtiva. Keluhan mata merah dapat dibagi menjadi mata merah dengan visus normal dan mata merah dengan visus menurun. Dengan terminologi semacam ini, akan lebih mudah mengarah kepada suatu diagnosis. MACAM MATA MERAH VISUS NORMAL Blefaritis yaitu radang pada kelopak atau tepi kelopak mata http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/01/ blefaritis.html Etiologi Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis

Upload: axbar-arieph

Post on 31-Dec-2015

381 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Mata merah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mata Merah

Mata Merah

Mata Merah = Mata Yang Berwarna Merah

Visus = Tajam Penglihatan

Jadi, Mata merah menandakan suatu peradangan atau inflamasi mata yang secara

klinis penampakan ini yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah di konjungtiva

yang disebut injeksi konjungtiva.

Keluhan mata merah dapat dibagi menjadi mata merah dengan visus normal dan

mata merah dengan visus menurun. Dengan terminologi semacam ini, akan lebih mudah

mengarah kepada suatu diagnosis.

MACAM MATA MERAH VISUS NORMAL

Blefaritis yaitu radang pada kelopak atau tepi kelopak mata

http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/01/blefaritis.html

Etiologi

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada

kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada

tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan

pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang

merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan

di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi bakteri Stafilokok, Streptococus alpha, Beta

hemolyticus, Pneumoko, Pseudomonas, dan bisa juga karena alergi yang biasanya

berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan

kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman

streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis

skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.

Gejala

Page 2: Makalah Mata Merah

Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat

lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.

Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan

kemudian diberikan antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah

konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

Menurut pengklasifikasian blefaritis dibagi 6 macam, yaitu :

1. Blefaritis superficial

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka

pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid

dan sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas

basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual

kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom

(Meibormianitis), yang biasanya menyertai.1

2. Blefaritis Seboroik

Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun),

dengan keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret

yang keluar dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral,

hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk

kalazion, hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng.

Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar

penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan

membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi

hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan

dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten,

keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.

3. Blefaritis Skuamosa

Page 3: Makalah Mata Merah

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau

krusta pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan

terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang

mengenai kulit di daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang

berambut minyak. Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik.

Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh

jamur. Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada

blefaritis skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo

palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya

mengakibatkan perdarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan

membersihkan tepi kelopak dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid

setempat disertai dengan memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang

dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.

4. Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat

infeksi staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna

kekunung-kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan

mengeluarkan dfarah di sekitar bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama

yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan

disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih

lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan

rontok (madarosis).

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada

blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.

Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila

ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi

roboransia.

Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak

folikel rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan

Page 4: Makalah Mata Merah

kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan

parut yang juga dapat berakibat trikiasis.

5. Blefaritis angularis

Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi

kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut

kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan

gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan

Staphylococcus aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren.

Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat.

Penyulit pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat

duktus lakrimal.

6. Meibomianitis

Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan

tanda peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu

pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam

berulang kali disertai antibiotik lokal.

Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk

mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Bisa digunakan

sampo bayi atau pembersih khusus. Untuk membantu membasmi bakteri kadang

diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide) atau

antibiotik per-oral (misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis seboroik, harus

diobati. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum

pada dasar bulu mata

PENATALAKSANAAN

Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk

mengangkat minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Bisa digunakan

sampo bayi atau pembersih khusus. Untuk membantu membasmi bakteri kadang

Page 5: Makalah Mata Merah

diberikan salep antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide) atau

antibiotik per-oral (misalnya tetracycline). Jika terdapat dermatitis seboroik, harus

diobati. Jika terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum

pada dasar bulu mata

Skleritis

Yaitu radang kronis granulamotosa pada sklera yang ditandai dengan

destruksi kolagen, infiltrasi sel, dan vaskulitis. Biasanya bilateral sering terjadi

pada wanita. yang ditandai olehdestruksi kolagen, sebukan sel dan kelainan vaskular yang

mengisyaratkan adanya vaskulitis.2.

http://www.scribd.com/doc/81592931/SKLERITIS

http://cipoohaku.blogspot.com/2012/06/skreritis.html

ETIOLOGI

Pada banyak kasus, kelainan-kelainan skelritis murni diperantarai oleh

prosesimunologi yakni terjadi reaksi tipe IV (hipersensitifitas tipe lambat) dan

tipe III (kompleksimun) dan disertai penyakit sistemik. Pada beberapa kasus,

mungkin terjadi invasi mikrobalangsung, dan pada sejumlah kasus proses imunologisnya

tampaknya dicetuskan oleh proses- proses lokal, misalnya bedah katarak.Berikut ini adalah

beberapa penyebab skleritis, yaitu:Penyakit Autoimun Spondilitis ankylosing,

Artritis rheumatoid, Poliartritis nodosa,Polikondritis berulang, Granulomatosis

Wegener, Lupus eritematosus sistemik, Piodermagangrenosum, Kolitis

ulserativa,Nefropati IgA, Artritis psoriatik Penyakit GranulomatosaTuberkulosis,

Sifilis, Sarkoidosis, Lepra, Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (jarang)

Gangguanmetabolik Gout, Tirotoksikosis, Penyakit jantung rematik aktif Infeksi

Onkoserkiasis,Toksoplasmosis, Herpes Zoster, Herpes Simpleks, Infeksi oleh

Pseudomonas,Aspergillus,Streptococcus, Staphylococcus Lain-lain Fisik (radiasi,

luka bakar termal), Kimia (luka bakar asam atau basa), Mekanis (cedera tembus),

Limfoma, Rosasea, Pasca ekstraksi katarak Tidak diketahui4.

Page 6: Makalah Mata Merah

         Skleritis diklasifikasikan menjadi 3 antara lain:

               1. Episkleritis

               a. Simple

          Biasanya jinak, sering bilateral, reaksi inflamasi terjadi pada usia muda yang      

berpotensi mengalami rekurensi3.Gejala klinis yang muncul berupa rasa tidak nyaman

pada mata, disertai berbagai derajat inflamasi dan fotofobia. Terdapat pelebaran pembuluh

darah baik difus maupunsegmental. Wanita lebih banyak terkena daripada pria dan sering

mengenai usia decade  40 an.

               b. Nodular

     Baik bentuk maupun insidensinya hampir sama dengan bentuk simple

scleritis. Sekitar30% penyebab skleritis nodular dihubungkan dengan dengan penyakit

sistemik, 5% dihubungkan dengan penyakit  kolagen vaskular seperti artritis rematoid, 7%

dihubungkan dengan herpeszoster oftalmikus dan 3% dihubungkan dengan gout.

2. Skleritis Anterior

          Skleritis dapat diklasifikasikan menjadi anterior atau posterior.

Empat tipe dari skleritis anterior adalah:

a) Diffuse anterior scleritis.

Ditandai dengan peradangan yang meluas pada seluruh permukaan sklera.

Merupakan skleritis yang paling umum terjadi.

b) Nodular anterior scleritis.Ditandai dengan adanya satu atau lebih

nodulradang yang eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada sklera

anterior.Sekitar 20% kasus berkembang menjadi skleritis nekrosis.

c) Necrotizing anterior scleritis with inflammation. Biasa mengikuti penyakit

sistemik seperti rheumatoid arthtitis. Nyeri sangat berat dan

d) kerusakan padasklera terlihat jelas. Apabila disertai dengan inflamasi

kornea, dikenal sebagai sklerokeratitis.

e) Necrotizing anterior scleritis without inflammation. Biasa terjadi pada

pasien yang sudah lama menderita rheumatoid arthritis. Diakibatkan oleh

pembentukan nodul rematoid dan absennya gejala. Juga dikenal sebagai

3. Skleritis Posterior

Page 7: Makalah Mata Merah

                   Sebanyak 43% kasus skleritis posterior didiagnosis bersama dengan skleritis

anterior.Biasanya skleritis posterior ditandai dengan rasa nyeri dan penurunan

kemampuan melihat. Dari pemeriksaan  objektif  didapatkan adanya perubahan

fundus7, adanya perlengketan massa eksudat di sebagian retina, perlengketan cincin

koroid,   massa di retina, udem nervus optikus dan udem makular. Inflamasi skleritis

posterior yang lanjut dapat    menyebabkan ruang okuli anteriordangkal, proptosis,

pergerakan ekstra ocular yang terbatas dan retraksi kelopak mata bawah.

a) Dapat ditemukan tahanan gerakan mata, sensitivitas pada palpasi

danproptosis.

b) Dilatasi fundus dapat berguna dalam mengenali skleritis

posterior.Skleritis posterior dapat menimbulkan amelanotik koroidal.

c) Pemeriksaan funduskopi dapat menunjukan papiledema, lipatankoroid,

dan perdarahan atau ablasio retina.

                      PENATALAKSANAAN

       Terapi skleritis disesuaikan dengan penyebabnya. Terapi awal skleritis adalah obat

antiinflamasi non-steroid sistemik. Obat pilihan adalah indometasin 100 mg perhari atau

ibuprofen300 mg perhari. Pada sebagian besar kasus, nyeri cepat  mereda diikuti oleh

penguranganperadangan. Apabila tidak timbul respon dalam 1-2 minggu atau segera

setelah tampak penyumbatan vaskular harus segera dimulai terapi steroid sistemik dosis

tinggi. Steroid ini biasanya diberikan peroral yaitu prednison 80 mg perhari yang

ditirunkan dengan cepat dalam 2minggu sampai dosis pemeliharaan sekitar 10 mg

perhari. Kadangkala, penyakit yang beratmengharuskan terapi intravena berdenyut

dengan metil prednisolon 1 g setiap minggu. Obat-obat imunosupresif lain juga dapat

digunakan. 2 Siklofosfamid sangat bermanfaatapabila terdapat banyak kompleks imun

dalam darah. Tetapi steroid topikal saja tidak bermanfaattetapi dapat dapat menjadi terapi

tambahan untuk terapi sistemik. Apabila dapat diidentifikasiadanya infeksi, harus

diberikan terapi spesifik. Peran terapi steroid sistemik kemudian akanditentukan oleh sifat

proses penyakitnya, yakni apakah penyakitnya merupakan suatu responhipersensitif atau

efek dari invasi langsung mikroba.Tindakan bedah jarang dilakukan kecuali untuk

memperbaiki perforasi sklera ataukornea. Tindakan ini kemungkinan besar diperlukan

apabila terjadi kerusakan hebat akibat invasilangsung mikroba, atau pada granulomatosis

Page 8: Makalah Mata Merah

Wegener atau poliarteritis nodosa yang disertai penyulit perforasi kornea.Penipisan sklera

pada skleritis yang semata-mata akibat peradangan jarang menimbulkan perforasi kecuali

apabila juga terdapat galukoma atau terjadi trauma langsung terutama pada  usaha

mengambil sediaan biopsy.

 Tandur sklera pernah digunakan sebagai tindakan profilaktik dalam terapi

skleritis, tetapi tandur semacam itu tidak jarang mencair kecuali apabila juga disertai

pemberian kemoterapi. Skleromalasia perforans[ tidak terpengaruh oleh terapi kecuali

apabila terapi diberikanpada stadium paling dini penyakit. Karena pada stadium inijarang

timbul gejala, sebagian besarkasus tidak diobati sampai timbul penyulit.                

.

Entropion

Yaitu suatu keadaan melipatnya margo palbebra ke arah dalam sehingga

silia akan tumbuh mengarah kedalam (trikiasis) yang menyebabkan komplikasi ke

konjungtiva dan kornea.

Etiologi

Spasme : Spasme adalah ketegangan otot meningkat akibat adanya rasa

nyeri. Hal ini terjadi sebagai bagian dari proteksi agar bagian tubuh

yang nyeri tidak bergerak sehingga tidak menimbulkan kerusakan

jaringan lebih parah. Spasme bersifat sementara dan dapat kembali

normal.

Sikatriks : Penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai

pengganti jaringan kolagen normal.

Penyebab paling umum adalah penuaan usia – jaringan yang menopang

kelopak mata bagian bawah menjadi lemah. Ini mengakibatkan pinggiran kelopak

mata menggulung kedalam. Kadang kala, kondisi ini juga disebabkan oleh luka

pada permukaan kelopak mata bagian dalam, karena peradangan, infeksi kronis

atau cidera.

Page 9: Makalah Mata Merah

Entropion yang berlangsung lama dan tidak dikoreksi dapat menyebabkan

luka secara bertahap pada kornea, juga meningkatkan resiko infeksi kornea.

Karena itu sangatlah penting untuk memperbaiki kondisi ini sebelum komplikasi

memperburuk penglihatan secara permanen. Jika entropion terjadi pada mata

katarak, disarankan untuk mengkoreksi ketidaknormalan kelopak mata terlebih

dahulu, sebelum operasi katarak.

Gejala

Bulu mata yang terus menerus bergesekan dengan kornea dan konjungtiva

dapat mengakibatkan gejala berikut:

1. Air mata berlebihan

2. Pengerakan kelopak mata dan keluarnya kotoran mata

3. Kesat atau terasa seperti berpasir

4. Nyeri ketika terpapar cahaya terang

5. Penglihatan buram

Patofisiologi

Terbentuknya jaringan parut akibat trauma atau radang kronis, seperti

trakoma. Juga bisa akibat spasme otot orbikularis okuli.

Penatalaksanaan

Harus diatasi segera dengan tarsotomi atau operasi plastik. Untuk

sementara dapat dilakukan epilasi silianya atau palpebra inferior ditarik dengan

plester ke arah temporal bawah dan ditempelkan di pipi.

Ektropion

Yaitu kelainan posisi kelopak mata, dimana tepi kelopak mata mengarah

keluar sehingga bagian dalam kelopak atau konjungtiva tarsal berhubungan

langsung dengan dunia luar.

Etiologi

Page 10: Makalah Mata Merah

Kebanyakan kasus ektropion terjadi akibat pengenduran jaringan

kelopak mata akibat penuaan. Beberapa kasus terjadi karena adanya jaringan

parut pada kelopak mata akibat luka bakar kimia maupun panas, truma, kanker

kulit atau pembedahan kelopak mata. Kadang ektropion merupakan bawaan lahir

akibat pembentukan kelopak mata yang tidak sempurna, disebabkan juga karena

kelainan kongenital, paralisis nervus, fasialis, senil, spastik, dan sikatrik.

Gejala

Epifora, dapat terjadi konjungtivitis, keratitis, lagoftalmos

Penanggulangan : Bedah Plastik bila di sebabkan konungtivitis menahun

blevaritis. Obati penyakitnya

Konjungtivitis Bakteri :

yaitu radang konjungtiva yangdisebabkan oleh bakteri dan mudah menular

Konjungtivitis Viral :

yaitu radang konjungtiva yang disebabkan virus

Konjungitivitis Viral biasanya disebabkan oleh Adenovirus. Penyakit ini sangat

tinggi tingkat penyebarannya, melalui respirasi atau sekresi air mata, baik secara

langsung maupun melalui bahan pengantar seperti handuk, sapu tangan yang

digunakan bersama.

Penyebab

Infeksi ini disebabkan Adenovirus.

Gambaran Klinis

− Timbul secara akut

− Mata merah dan berair

Page 11: Makalah Mata Merah

− Biasanya mengenai dua mata

− Dapat terjadi edema kelopak mata

− Pada konjungtiva akan terlihat folikel dan sekret serosa

− Pada kasus yang berat dapat terjadi subkonjungtiva, kemosis dan

pseudomembran

− Apabila terjadi keratitis, maka akan terlihat lesi putih di kornea dengan bentuk

pungtata di epitel atau sub-epitel dan dalam keadaan berat dapat terjadi di stroma

kornea.

Penatalaksanaan

− Pada umumnya penyakit ini dapat sembuh sendiri

− Pemberian steroid topikal (dapat dikombinasi dengan antibiotika) hanya

diberikan bila mata dirasakan sangat tidak nyaman, untuk mengurangi peradangan

atau terjadi gangguan penglihatan pada keratitis stromal.

Konjungtivitis Alergi :

yaitu radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi

Etiologi dan Patogenesis Konjungtivitis Alergi

Etiologi dan Patogenesis Konjungtivitis Alergi:

Alergi merupakan suatu reaksi dari tubuh terhadap molekul yang dikenal

sebagai benda asing. Sebagai contoh, reaksi alergi adalah suatu bagian penting

dari sistem imun pertahanan tubuh. Ketika seseorang alergi terhadap sesuatu,

pertahanan tubuh akan bereaksi dan memproduksi zat kimia poten seperti

histamin. Histamin sangat berperan tehadapa gejala seperti lakrimasi, mata gatal,

dan beberapa gejala lainnya.

Reaksi alergi merupakan sebuah reaksi hipersensivitas dari sistem imun

tubuh terhadap benda asing yang dikenal sebagai alergen, di mana tubuh salah

Page 12: Makalah Mata Merah

mempersepsikan sebagai suatu pertahanan yang poten. Respon tersebut dapat

merupakan bawaan atau didapat. Adanya alergen pada konjungtiva memicu dua

respon imun secara stimultan, satu disebabkan oleh lepasnya mediator inflamasi

seperti histamin, dan yang kedua dari produksi asam arakhidonat dan konversinya

seperti prostaglandin.

Alergen terikat pada antibodi yang dikenal sebagai Imunoglobulin E (IgE),

kemudian menempel pada sel mast sehingga terjadi degranulasi. Dari degranulasi

tersebut keluarlah mediator-mediator yang sifatnya dapat bersifat langsung, tak

langsung, atau kombinasi keduanya. Dua mediator penting yang dilepaskan dari

sel mast yaitu histamin dan bradikinin, yang secara cepat menstimulasi nosiseptor,

menimbulkan sensasi rasa gatal. Selain itu, mediator tersebut juga meningkatkan

permeabilitas pembuluh darah (vasodilatasi). Hal ini sebagai penyebab timbulnya

merah dan injeksi konjungtiva pada mata.

Sementara itu, mediator lain yang dilepaskan dari sel mast mengirimkan

sinyal kimia yang memanggil eritrosit dan leukosit. Ketika sel-sel darah sampai,

dengan mudahnya mencapai permukaan konjungtiva melalui pembuluh darah

yang dilatasi dan tingginya permeabilitas kapiler. Seperti halnya histamin dan

bradikinin, prostaglandin secara langsung merangsang saraf tepi untuk

menghasilkan sensasi rasa gatal dan sakit, dan juga meningkatkan permeabilitas

vaskular dan vasodilatasi. Leukotrin khususnya sebagai pemanggil makrofag.

Masih belum jelas mengapa beberapa orang mempunyai alergi. Sekitar 10-

20% dari populasi mempunyai alergi. Gejala-gejala mulai muncul pada semua

umur, tetapi anak-anak dan dewasa muda lebih rentan terhadap alergi.

Beberapa penyebab timbulnya reaksi alergi di antaranya :

a. Alergen

b. Alergen adalah substansi yang menyebabkan rekasi alergi. Beberapa alergen

banyak ditemukan di sekitar kita. Kedua mata sering mengalami reaksi alergi

akibat terpapar pada lingkungan sekitar. Gejala-gejala pada mata dapat timbul

akibat dari kontak langsung zat alergen tersebut dengan konjungtiva atau

dapat juga akibat dari reaksi alergi yang lebih hebat.

Page 13: Makalah Mata Merah

c. Alergi kontak. Dapat timbul setelah penggunaan obat tetes mata atau kontak

lensa.

d. Alergen aerosol yang dapat menimbulkan gejala tersebut di antaranya :

- serbuk pohon, rumput, dan ilalang

- debu rumah

- spora jamur

- bulu dan kulit hewan

- parfum

Konjungtivitis Sika : yaitu suatu keadaan keringnya permukaan

konjungtiva akibat berkurangnya sekresi kelenjar lakrimal

MATA MERAH VISUS MENURUN

Mata Merah Visus Menurun merupakan keluhan utama mata merah dengan

visus menurun didapatkan pada keadaan :

1. peradangan kornea

2. peradangan uvea

3. glaukoma akut kongestif

4. dan endofialmitis

Dan Keadaan ini bersifat kedaruratan medik oleh sebab itu pengobatan harus

segera dilakukan. Pengobatan bersifat topikal, sistemik dari operatif.

KERATITIS Tempat terjadi di Peradangan pada kornea

Penyebab bakteri, virus, dan proses peradangan

Gejala = Mata merah, silau, Merasa Kelilipan, gangguan Kornea

Penanganan = Pemberian antibiotik, air mata buatan, dan sikloplegik

ULKUS KORNEA Yaitu hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian

jaringan kornea.

Page 14: Makalah Mata Merah

Penyebab : Bakteri, jamur, Ancanthamoeba, harpes simpleks

Gejala : Mata Merah, Sakit ringan hingga berat, Fotofobia, penglihatan menurun,

kadang kotor.

Cara Mengetahui : Pemeriksaan sediaan langsung dan pemeriksaan jamur dengan

sediaan hapus KOH.

Penanganan : Pemberian sikloplegik serta antibiotik topikal dan subkonjungtiva

yang sesuai

Endoftelmitis Yaitu peradangan supuratif dalam bola mata

Penyebabnya : infeksi kuman atau jamr setelah trauma atau bedah ,atau secara

endogen akibat sepsis

Gejala : rasa sakit berat, kelopak merah, bengkak, dan sukar dibuka, terdapat pus,

konjungtiva kemosis dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh kadang

disertai hipopion.

Penanganan : Menggunakan antibiotik topikal melalui periokular.

Uveitis Anterior Yaitu peradangan jaringan uvea anterior, terdiri dari iritis atau

irisidoklitis terjadi mendadak (6-8 minggu)

Penyebab : Trauma uvea atau invasi mikroorganisme atau agen lain dari luar

Gejala : Fotofobia, mata merah, sakit, menurunan penglihatan, sukar melihat

dekat, dan lakrimasi pada keadaan akut

Penanganan : Diberikan steroid tetes mata pada siang hari.

Glaukoma Akut Yaitu penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan intra okuler

yang mendadak meningkat tinggi

Gejala : 1. Primer (timbul pada mata bakat bawaanberupa sudut

bilik mata depan yang sempit pada kedua mata)

Page 15: Makalah Mata Merah

2. Sekunder (akibat penyakit mata lain)

Penanganan : Tekanan Intraokuler diturunkan dengan memberikan asetazolamid

500 mg dilanjutkan 4x250 mg, solusi gliserin 50% 4x 100-150 ml dalam air jeruk,

penghambat beta adrenergik 0,25%-0,5% 2x1 dan KCI 3x0,5 gr, dan tetes air

mata kortikostiroid dan antibiotik untuk mengurangi reaksi inflamasi.