makalah masyarakat madani

15
MAKALAH MASYARAKAT MADANI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pengampu: Dr. Hj. Akif Khilmiyah, M.Ag Disusun oleh : Khoirunnisa Nur Azis Kurnianto UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2014

Upload: berbagi-semangat

Post on 04-Jul-2015

392 views

Category:

Education


5 download

DESCRIPTION

Tugas Kelompok Makalah Masyarakat Madani

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Masyarakat Madani

MAKALAH

MASYARAKAT MADANI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Akif Khilmiyah, M.Ag

Disusun oleh :

Khoirunnisa

Nur Azis Kurnianto

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Makalah Masyarakat Madani

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr.wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia –Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang alkhamdulillah tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan

sanggup menyelesaikan dengan baik.

Dengan membuat tugas ini kami harapkan mampu untuk lebih mengenal tentang ciri-ciri masyarakat madani yang kami sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber.

Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama

disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup

baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Akif Khilmiyah, M.Ag yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah

ini.

Orang tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan,baik secara materi maupun moral.

Serta teman-teman kami yang telah memberi semangat kepada kami. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan

adanya kritik dan saran yang bersifat positif,guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiin

Wassalamu’alaikum, wr.wb.

Page 3: Makalah Masyarakat Madani

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat Madani, konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society

yang pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada

simposium Nasional dalam rangka forum ilmiah pada acara festival istiqlal, 26 September

1995 di Jakarta. Konsep yang diajukan oleh Anwar Ibrahim ini hendak menunjukkan bahwa

masyarakat yang ideal adalah kelompok masyarakat yang memiliki peradaban maju.Lebih

jelas Anwar Ibrahim menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masyarakat madani adalah

sistem sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan

antara kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat

Dawam Raharjo mendefinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban

yang mengacu kepada nilai-nilai kebijakan bersama. Dawam menjelaskan, dasar utama dari

masyarakat Madani adalah persatuan dan integrasi sosial yang didasarkan pada suatu

pedoman hidup, menghindarKan diri dari konflik dan permusuhan yang menyebabkan

perpecahan dan hidup dalam suatu persaudaraan

Konsep masyarakat Madani merupakan tuntutan baru yang memerlukan berbagai

trobosan di dalam berpikir, menyusun konsep, serta tindakan-tindakan. Dengan kata lain ,

dalam menghadapi perubahan masyarakat dan zaman, ”diperlukan suatu paradigma baru di

dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang baru, demikian kata filsuf khun. Karena menurut

khun, apabila tantangan-tantangan baru tersebut dihadapi dengan menggunakan paradigma

lama, maka segala usaha yang dijalankan akan memenuhi kegagalan

B. Rumusan Masalah

1. Apa arti atau pengertian Masyarakat Madani?

2. Bagaimana definisi Masyarakat Madani menurut para ahli?

3. Apa saja ciri-ciri Masyarakat Madani?

4. Apa saja yang menjadi pilar-pilar penegak Masyarakat Madani?

5. Bagaimana Masyarakat Madani yang ada di Indonesia?

C. Tujuan

Secara khusus makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan. Makalah ini juga disusun untuk membahas mengenai masyarakat Madani,

agar pembaca dapat memahami sejarah dari masyarakat madani, ciri-ciri masyarakat madani,

proses demokrasi menuju masyarakat madani, pilar penegak masyarakat Madani, masyarakat

madani Indonesia.

Page 4: Makalah Masyarakat Madani

BAB II

PEMBAHASAN

1. MASYARAKAT MADANI

Masyarakat Madani adalah masyarakat yang berbudaya namun mampu

berinteraksi dengan dunia luar yang modern sehingga dapat terus berkembang dan

maju. Dalam masyarakat Madani,setiap warganya menyadari dan mengerti akan hak-

haknya serta kewajibannya terhadap negara, bangsa dan agama. Masyarakat Madani

sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia.Masyarakat Madani adalah masyarakat

bermoral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dan stabilitas

masyarakat, dimana masyarakat memiliki motivasi dan inisiatif individual.masyarakat

Madani merupakan suatu masyarakat ideal yang di dalamnya hidup manusia-manusia

partisipan yang masing-masing diakui sebagai warga dengan kedudukan yang serba

serta dan sama dalam soal pembagian hak dan kewajiban. Pada intinya pengertian

masyarakat madani adalah masyarakat yang memiliki kehidupan ideal, baik dalam

hak dan kewajiban warga dapat terlaksana secara seimbang serta mampu berkembang

dengan dunia luar demi majunya kehidupan.

Pada dasarnya masyarakat di negara-negara berkembang masih kesulitan

dalam mencapai masyarakat Madani. Hal ini dikarenakan masih rendahnya

pendidikan politik dan kewarganegaraan pada masyarakat. Kondisi ini diperburuk

dengan kurangnya rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap masalah yang dihadapi

bangsa sendiri. Maka dari faktor-faktor penghambat tersebut seharusnya seluruh

lapisan masyarakat terus bergerak dan maju dalam membentuk masyarakat yang

cerdas,demokratis, beradab dan memiliki nasionalisme yang tinggi.seluruh warga

masyarakat dituntut harus mampu berpikir kritis dengan berdasarkan pada pancasila

dan semboyan bhineka tunggal ika sehingga terbentuk masyarakat yang mampu

mengatasi masalah-masalah yang menimpa bangsanya serta mampu membentuk

kekuatan dalam membangun pemerintahan yang kokoh, jujur, dan adil. Kemudian

dari langkah-langkah yang cerdas dan juga kritis maka akan terbentuk masyarakat

yang madani dan berpegangan pada nilai-nilai pancasila

A. Pengertian Masyarakat Madani

Konsep ini merupakan penerjemahan istilah dari konsep civil society yang

pertama kali digulirkan oleh Dato Seri Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada

simposium Nasional dalam rangka forum Ilmiah pada acara festrival istiqlal, 26

September 1995 di Jakarta.Masyarakat madani adalah sistem sosial yang subur

yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara

kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat.

Page 5: Makalah Masyarakat Madani

B. Definisi Menurut Kamus Besar

Menurut kamus besar bahasa indonesia masyarakat madani adalah

masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang

ditopang, oleh penguasaan tekhnologi yang beradab, iman dan ilmu.

C. Definisi Menurut Para Ahli

Menurut Syamsudin Haris, masyarakat madani adalah suatu lingkup

interaksisosial yang berada di luar pengaruh negara dan model yang tersusun

dari lingkungan masyarakat paling akrab seperti keluarga,asosiasi suka rela

gerakan kemasyarakatan dan berbagai bentuk lingkungan komunikasi antar

warga masyarakat.

Menurut ernest gellner civil society atau masyarakat madani merajut

pada masyarakat yang terdiri atas berbagai institusi non pemerintah yang

otonom dan cukup kuat untuk dapat mengimbangi negara.

Menurut Zbigniew Rau masyarakat madani adalah sebuah ruang dalam

masyarakat yang bebas dari pengaruh keluarga dan kekuasaan negara,yang

diekspresikan dalam gambaran ciri-cirinya, yakni individualis, pasa, dan

pluralisme.

Menurut Nurcholis Madjid, Masyarakat madani adalah masyarakat

yang merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun Nabi Muhammad

SAW di Madinah, sebagai masyarakat kota atau masyarakat berperadaban

dengan ciri antara lain : egaliteran (kesederajatan), menghargai prestasi,

keterbukaan, toleransi dan musyawarah.

Menurut Muhammad AS Hikam, adalah wilayah-wilayah kehidupan

sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary),

keswasembadaan (self-generating), keswadayaan (self-supporing), dan

kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan

norma-norma dan nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

Menurut M. Ryaas Rasyid adalah Suatu gagasan masyarakat yang

mandiri yang dikonsepsikan sebagai jaringan-jaringan yang produktif dari

kelompok-kelompok sosial yang mandiri, perkumpulan-perkumpulan, serta

lembaga-lembaga yang saling berhadapan dengan negara.

Page 6: Makalah Masyarakat Madani

Masyarakat sipil,merupakan penurunan langsung dari istilah civil

society. Istilah ini ,banyak dikemukakan oleh Manseur Fakih untuk

menyebutkan prasyarat masyarakat dan negara dalam rangka proses

penciptaan dunia secara mendasar baru dan lebih baik

Civil society, istilah ini merupakan konsep yang digulirkan

Muhammad AS. Hikam. Menurutnya,konsep civil society yang merupakan

warisan wacana yang berasal dari Eropa Barat, akan lebih mendekati substansi

jika tetap disebutkan dengan istilah aslinya. menurutnya pengertian civil

society (dengan memegang konsep de ‘Tocquiville) adalah wilayah-wilayah

kehidupan sosial yang terorganisasikan dan bercirikan antara lain kesukarelaan

(voluntary), keswasembadaan (self-generating), dan keswadayaan (self-

supporting), kemandirian tinggi berhadapan dengan negara, dan keterkaitan

dengan norma-norma atau nilai-nilai hukum yang diikuti oleh warganya.

Dan sebagai ruang politik, civil society merupakan suatu wilayah yang

menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan, dan refleksi mandiri, tidak

terkungkung oleh kondisi kehidupan kehidupan material, dan tidak terserap

dalam jaringan-jaringan kelembagaan politik resmi. Di dalamnya tersirat

pentingnya suatu ruang publik yang bebas (the free public sphere).Tempat

dimana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan oleh warga

masyarakat.

D. Sejarah Masyarakat Madani

Sejarah awal Masyarakat Madani tidak bias dilepas dari filsuf Yunani

Aritoteles (384-322 SM) yang memandang konsep MasyarakatMadani (Civiel

society) sebagai system kenegaraan atau identik dengan Negara itu sendiri.

Istilah civil society dimasa sekarang sering dikenal sebagai istilah koinomia

politik, yaitu sebuah komunikasi politik tempat warga dapat terlibat langsung

dalam percaturan ekonomi-politik dan pengambilan keputusan.

Thomas hobbes pada tahun 1588-1679 M dan John Locke pada tahun

1632-1704 M, mereka memandang Civil Society sebagai kelanjutan dari

evolusi masyarakat yang berlangsung secara alamiah. Selanjutnya ditahun

1767 Adam Ferguson, dia lebih menekankan visi etis pada civil society dalam

kehidupan sosial, menurutnya ketimpangan social akibat kapitalisme harus

dihapuskan, dikarenakan semakin banyaknya sikap individualisme dan

berkurangnya tanggung jawab.

Selanjutnya dikembangkan pada tahun 1770-1831 M oleh G.W.F

Hegel, Karl Marx 1818-1883 M, dan Antonio Gramsci 1891-1837 M. dalam

pandangan ketiganya, civil society merupakan elemen idiologis kelas

dominan.

Page 7: Makalah Masyarakat Madani

Kemudian dikembangkan lagi oleh Alexis de Tocqueville 1805-1859

M. berdasarkan pengalamannya mengamati budaya demokrasi Amerika, ia

memandang bahwa civil society sebagai kelompok penyeimbang Negara.

Menurutnya kekuatan politik dan masyarakat sipil merupakan kekuatan utama

yang menjadikan demokrasiAmerika mempunyai daya tahan yang kuat.

Gagasan tentang civil society kemudian mewabah menjadi sebuah

landasan idiologis untuk perjuangan kelompok demokrasi dibelahan dunia

yang lain untuk membebaskan masyarakat dari cengkraman Negara yang

secara sistematis melemahkan daya kreativitas dan kemandirian masyarakat.

Di dalam tatanan kepemerintahan yang demokratis, komponen rakyat

yang disebut masyarakat madani harus memperoleh peran utama.Hal ini

didasarkan pada kenyataan bahwa dalam system yang demokratis bawa

demokrasi dari rakyat oleh rakyat dan kembali untuk rakyat.Moral menjadi

landasan bagi rakyat untuk berperan dalam menciptakan tata kepemerintahan

yang baik.Moral merupakan operasional dari sikap dan pribadi seseorang

dalam beragama. Sehingga peranan moral dalam tiga komponen yaitu : sector

swasta, pemerintah dan rakyat merupakan kerangka masyarakat madani. (A.

Ubaedillahdan Abdul Rozak, 2010: 217-225)

2. CIRI-CIRI MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani memiliki ciri-ciri dan karakteristik sbb :

a. Free public sphere (ruang publik yang bebas)

Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat

sebagai warga negara memiliki akses penuh tethadap setiap kegiatan publik,

warga negara berhak melakukan kegiatan secara merdeka dalam

menyampaikan pendapat,berserikat,berkumpul,serta mempublikasikan

pendapat,serta mempublikasikan informasi kepada publik

b. Demokratisasi

Menurut Neera Candoke,masyarakat sosial berkaitan dengan wacana

kritik rasional masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya

demokrasi,dalam kerangka ini hanya negara demokratis yang mampu

menjamin masyarakat madani.

Page 8: Makalah Masyarakat Madani

c. Toleransi

Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-

pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap

yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukkan sikap

saling menghargai dan menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan

oleh orang atau kelompok masyarakat yang lain yang berbeda.

d. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai

sikap tulus bahwa ,masyarakat itu majemuk.Kemajemukan itu bernilai positif

dan merupakan rahmat Tuhan/

e. Keadilan sosial (Social Justice)

Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang

proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga dan negara yang

mencakup seluruh aspek kehidupan.

f. Partisipasi Sosial

Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan

awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang

bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memungkinkan otonomi

individu terjaga.

g. Supremasi hukum

Penghargaan terhadap supremasi hukum merupakan jaminan

terciptanya keadilan, keadilan harus diposisikan secara netral, artinya tidak

ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum

3. PROSES DEMOKRASI MENUJU MASYARAKAT MADANI

Masyarakat madani merupakan elemen yang signifikan dalam membangun

demokrasi. Salah satu syarat penting bagi demokrasi adalah terciptanya partisipasi

masyarakat dalam proses-proese pengambilan keputusa yang dilakukan oleh negara

atau pemerintah.

Proses syarat menuju masyarakat madani :

1.Kualitas sumber daya manusia yang tinggi.

2. memiliki kemampuan memenuhi kebutuhan pokok sendiri.

3. semakin mantab mengandalkan sumber-sumber pembiayaan dalam negeri

4. secara umum telah memiliki kemampuan ekonomi,sistem politik,sosial

budaya dan pertahanan keamanan yang dinamis,tangguh serta berwawasan

global.

Page 9: Makalah Masyarakat Madani

4. PILAR PENEGAK MASYARAKAT MADANI Yang dimaksud dengan pilar masyarakat madani adalah institusi-institusi yang

menjadi bagian dari sosial control yang berfungsi mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat

yang tertindas. Dalam penegakkan masyrakat madani, pilar-pilar tersebut menjadi persyaratan mutlak bagi terwujudnya kekuatan masyarakat madani, pilar-pilar

tersebut antara lain adalah:

a. Lembaga Swadaya

Masyarakat adalah institusi sosial yang dibentuk oleh swadaya masyrakat yang tugas esensinya adalah membantu dan memperjuangkan

aspirasi dan kepentingan masyarakat yang tertindas.

b. Pers

Merupakan institusi yang penting dalam penegakan masyarakat madani, karena kemungkinannya dapat mengkiritis dan menjadi bagian dari sosial control yang dapat menganalisa serta mempublikasikan berbagai kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan warga negaranya.

c. Supremasi Hukum Warga Negara, baik yang duduk dalam formasi pemerintahan maupun

sebagai rakyat, harus tunduk kepada (aturan) hukum.

d. Perguruan tinggi

Yakni tempat dimana civitas akademikanya (dosen dan mahasiswa) merupakan bagian dari kekuatan sosial dan masyarakat madani yang

bergerak pada jalur moral Force untuk menyalurkan aspirasi masyrakat dan

mengkritisi berbagai kebijakan-kebijakan pemerintah, dengan catatan gerakan yang dilancarkan oleh mahasiswa tersebut.

Menurut Riswandi Immawan, perguruan tinggi memiliki tiga peranan

dalam mewujudkan masyarakat madani. Pertama, pemihakan yang tegas pada prinsip egalitarianisme yang menjadi dasar kehidupan politik yang

demokratis, kedua membangun mengembangkan dan mempublikasikan informasi secara objektif dan tidak manipulatif. Ketiga melakukan tekanan terhadap ketidakadilan dengan cara santun dan saling menghormati.

Page 10: Makalah Masyarakat Madani

e. Partai politik

Merupakan wahana bagi warga Negara untuk dapat menyalurkan

asipirasi politiknya dan tempat ekspresi politik warga Negara, maka partai politik ini menjadi persyaratan bagi tegaknya masyrakat madani.

5. MASYARAKAT MADANI INDONESIA

Masyarakat madani jika dipahami secara sepintas merupakan format kehidupanalternative yang mengedepankan semangat demokrasi dan menjunjung

tinggi nilai hak asasi manusia. Konsep masyarakat madani menjadi alternative pemecahan, dengan pemberdayaan dan penguatan daya control masyarakat

terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang akhirnya nanti terwujud kekuatan masyarakat yang mampu merealisasikan dan menegakkan konsep hidup yang

demokratis dan menghargai hak-hak asasi manusia. Berkembangnya masyarakat madani di Indonesia diawali dengan kasus -kasus

pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat dan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum kemudian dilanjutkan dengan munculnya berbagai lembaga-lembaga non pemerintah mempunyaikekuatan dan bagian dari sosial control.

Secara esensial Indonesia memang membutuhkan pemberdayaan dan

penguatan masyarakat secara komprehensif agar memiliki wawasan dan kesadaran demokrasi yang baik serta mampu menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia. Untuk itu, maka diperlukan pengembangan masyarakat madani dengan menerapkan strategi sekaligus agar proses pembinaan dan pemberdayaan itu mencapai hasilnya secara optimal.

Menurut Dawan ada tiga strategi yang salah satunya dapat digunakan

sebagai strategi dalam memberdayakan masyrakat madani Indonesia, yaitu :

a. Strategi yang lebih mementingkan integrasi nasional dan politik. Strategi ini berpandangan bahwa sistem demokrasi tidak mungkin berlangsung dalam

masyarakat yang belum memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang kuat.

b. Strategi yang lebih mengutamakan reformasi sistem politik demokrasi. Strategi ini berpandangan bahwa untuk membangun ekonomi.

c. Strategi yang memilih membangun masyarakat madani sebagai basis yang kuat kearah demokratisasi.

Fakta model strategi pemberdayaan masyarakat madani tersebut dipertegas oleh

Hakim bahwa di Era transisi ini harus dipikirkan prioritas -prioritas pemberdayaan dengan cara memahami target-target group yang paling strategis serta penciptaan pendekatan-pendekatan yang tepat di dalam proses.

Page 11: Makalah Masyarakat Madani

6. KASUS YANG DIANGKAT

Politik Dinasti Tampar Masyarakat Madani

Ditetapkannya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan sebagai tersangka dalam kasus

suap Ketua MK Akil Muchtar membuat kita seperti dihantam palu godam dua kali. Pertama,

ternyata MK tak luput dari praktik kotor ini. Kedua, kita tersadar bahwa Wawan adalah

fenomena gunung es dari buruknya praktik demokrasi kita yang melahirkan dinasti-dinasti

politik. Wawan adalah adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang juga

menjalani pemeriksaan KPK dalam kasus sama.

Dalam sebuah guyon yang populer di kalangan akar rumput, “Banten lebih pas

disebut sebagai sebuah kerajaan daripada provinsi”. Tercatat ada 13 orang sanak famili Atut

mulai dari suami, anak, menantu, adik, hingga ibu tiri yang menjadi pejabat publik mulai dari

anggota legislatif, anggota DPD, hingga wakil bupati. Lebih memprihatinkan lagi, Banten

hanya salah satu dari beberapa kasus atau daerah di mana kue kekuasaan dibagi -bagi di

antara anggota keluarga.

Salah satu amanat Reformasi 1998 ialah pemberantasan segala bentuk nepotisme.

Kita awalnya mengira bahwa dengan demokrasi praktek seperti ini tak lagi terjadi. Sebab

asumsinya, kekuasaan despot di mana penguasa bisa semena-mena menunjuk orang untuk

menempati kursi kekuasan adalah sumber masalah. Nyatanya, praktek demokrasi di negara

kita menghasilkan keluaran yang sama saja.

Mengapa demokrasi menjadi mandul untuk melahirkan kepemimpinan berkualitas?

Mengapa rakyat yang secara formal menyalurkan legitimasi politiknya lewat pemilu seolah

menghendaki lagi terciptanya dinasti-dinasti?

Kita pun tak bisa memungkiri bahwa secara legal formal tak ada yang salah dengan

naiknya keluarga dan kerabat patron-patron politik tersebut ke kekuasaan. Mereka sama-

sama bagian sah dari demokrasi. Mereka pun mengikuti segala aturan main yang ada dan

hak dipilih mereka ialah bagian dari hak konstitusional. Apalagi jika secara substantif,

mereka memang terpilih berdasar kepantasan kompetensi dan kualitas kepemimpinan.

Sampai titik ini memang tak ada yang salah.

Masalahnya adalah seringkali kita menemukan bahwa praktek politik dinasti seperti

kasus Banten ini malah merugikan rakyat sebagai pemilik demokrasi. Selain kasus suap

Wawan di atas, dapat dilihat dari data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten

di tahun 2011 yang dikeluarkan BPS. Di bawah kepemimpinan dinasti Atut, IPM Banten

berada di urutan ke-23, melorot dari peringkat ke-11 di tahun 2000, dan lebih rendah dari

IPM rata-rata nasional.Bahkan kini lebih rendah dari seluruh provinsi di Jawa, Sumatra, Bali

dan NTB.

Page 12: Makalah Masyarakat Madani

Sungguh miris melihat data ini jika kita mengingat potensi ekonomi Banten

khususnya keunggulan geografis selain kekayaan alam tentunya. Barangkali terlintas juga

dalam benak kita, jangan-jangan keterbelakangan sengaja diciptakan untuk melanggengkan

kekuasaan.

Rendahnya kualitas pelaku politik dinasti disebabkan mereka tidak dipilih

berdasarkan kapasitas, integritas, dan program. Figur-figur tersebut terpilih lebih karena

popularitas dan kedekatannya dengan sang patron. Ditambah lagi oleh posisi mereka dalam

status quo yang memungkinkan mobilisasi sumber daya untuk memenangkan kontes

demokrasi.

Kultur kita, menurut Geert Hofstede seorang pakar budaya organisasi, yang salah

satu cirinya adalah ‘jarak kekuasaan yang jauh’ membuat praktek patron-klien seperti ini

tumbuh subur dalam alam demokrasi yang prematur. Dengan demikian, calon-calon

pemimpin yang kompeten dan berintegritas akan sulit untuk bersaing, mereka layu sebelum

berkembang.

Berjalannya institusi demokrasi seperti jaminan kebebasan berpendapat, mendirikan

partai politik, dan pemilu yang jujur adalah satu hal. Semua praktek demokrasi formal

tersebut hanyalah syarat perlu. Sedangkan tercapainya tujuan berdemokrasi adalah satu hal

lain yang memerlukan syarat cukupnya sendiri. Syarat cukup tersebut adalah masyarakat

yang siap berdemokrasi, yaitu orang-orang yang berdemokrasi dengan dilandasi

pertimbangan nilai, rasionalitas, dan ketaatan hukum.

Hasil demokrasi semacam apa yang bisa kita harapkan dari pemilih-pemilih yang

mau menjual suaranya dengan 50-100 ribu rupiah karena lapar. Pemimpin semacam apa

yang kita harapkan dapat dihasilkan dari pemilih-pemilih yang sekedar mencoblos gambar

yang paling sering ia lihat di baligo pinggir jalan. Barangkali ada semacam ambang batas

kesejahteraan dan pendidikan tertentu untuk masyarakat agar siap berdemokrasi.

Namun pertanyaannya apakah kita harus menunggu dulu masyarakat pintar dan

sejahtera baru berdemokrasi dan sementara itu kita kembali ke kediktatoran? Tentu ini

bukan juga pilihan yang diinginkan. Justru demokrasi ini dipilih sebagai cara mencapai

keadilan dan kemakmuran.

Oleh karena itu, kondisi yang tidak ideal ini harus disikapi. Menurut hemat saya, ada

dua pendekatan yang bisa diperjuangkan. Pertama, inisiatif dari institusi sosial politik dan

civil society (masyarakat madani) dalam rangka mengakselerasi kematangan berdemokrasi.

Saya percaya bahwa tidak semua yang terlibat dalam politik sudah menjadi kotor. Di antara

mereka masih banyak pembaru-pembaru. Tantangan mereka adalah bagaimana mengambil

inisiatif dan melakukan terobosan-terobosan dalam meraih simpati masyarakat.

Page 13: Makalah Masyarakat Madani

Beberapa pilkada memberi contoh bagaimana pemimpin-pemimpin baru dihasilkan

karena mereka berani melakukan terobosan. Alih-alih terjerat dalam politik berbiaya tinggi,

mereka memainkan permainannya sendiri dengan memanfaatkan komunitas, jejaring, sosial

media, turun langsung bersama warga, dan lain sebagainya. Mereka cerdas memanfaatkan

momentum kejenuhan masyarakat akan kepemimpinan yang itu lagi-itu lagi (baca: dinasti).

Elemen masyarakat madani seperti pelajar, pers, LSM, dan sebagainya juga harus makin kreatif dalam mengedukasi masyarakat. Mereka harus mau turun ke bawah ke lapisan masyarakat marjinal yang selama ini menjadi lumbung suara politik dinasti. Kelas menengah jangan hanya berani berteriak lantang di sosial media tapi juga aktif di lapangan dengan agenda-agenda perubahannya. Pendekatan kedua yang layak dipertimbangkan adalah, adanya jaring peraturan yang bisa mencegah keluarga-kerabat pejabat status quo untuk mencalonkan diri dalam kontes demokrasi. Jika melamar pekerjaan saja syarat ini berlaku demi menghindari konflik kepentingan, mengapa tidak bisa diterapkan sebagai syarat menjadi pejabat publik. Aturan ini mungkin sedikit mencederai hak politik satu dua orang. Tapi itu tak ada apa-apanya dibanding mudharat yang jauh lebih besar yang bisa dihindari. Jangan sampai guyon, “Pak Harto: masih enak jamanku, tho?” betul-betul menjadi kenyataan. Bagaimana pun juga, bangsa Indonesia harus melawati fase sejarah ini dengan semangat pembelajaran. Demokrasi kita masih jauh dari ideal, tapi kita tidak boleh berhenti mencoba dan belajar. Jatuh lalu bangkit lagi, jatuh lalu bangkit lagi hingga kita bisa berdiri tegak. Seperti yang dikatakan Bung Hatta dalam catatannya berjudul Demokrasi kita: “Tetapi sejarah memberi pelajaran juga pada manusia. Suatu barang yang bernilai seperti demokrasi baru dihargai apabila hilang sementara waktu. Asal bangsa kita mau belajar dari kesalahannya dan berpegang kembali kepada ideologi negara dengan jiwa murni, demokrasi yang tertidur sementara akan bangun kembali”

Page 14: Makalah Masyarakat Madani

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mayarakat madani dipahami sebagai kemandirian aktivitas warga masyarakat

madani sebagai "area tempat berbagai gerakan sosial" (seperti himpunan ketetanggaan,

kelompok wanita, kelompok keagamaan, dan kelompk intelektual) serta organisasi sipil

dari semua kelas (seperti ahli hukum, wartawan, serikat buruh dan usahawan) berusaha

menyatakan diri mereka dalam suatu himpunan, sehingga mereka dapat

mengekspresikan diri mereka sendiri dan memajukkan pelbagai kepentingan mereka.

Karakteristik masyarakat madani diperlukan persyaratan-persyaratan yang

menjadi nilai universal dalam penegakkan masyarakat madani. Diantaranya yaitu ruang

public yang bebas, demokratisasi, toleransi, pluralisme, keadilan social, partisipasi social,

dan supremasi hukum.

Masyarakat madani juga harus mempunyai pilar-pilar penegak, karena berfungsi

sebagai mengkritisi kebijakan-kebijakan penguasa yang diskriminatif serta mampu

memperjuangkan aspirasi masyarakat yang tertindas.

Berkembangnya masyarakat madani di Indonesia diawali dengan kasus -kasus

pelanggaran HAM dan pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat, dan kebebasan

untuk mengeluarkan pendapat dimuka umum kemudian dilanjutkan dengan munculnya

berbagai lembaga-lembaga non pemerintah mempunyai kekuatan dan bagian dari sosial

control

Untuk mewujudkan masyarakat madani dan agar terciptanya kesejahteraan umat

maka kita sebagai generasi penerus supaya dapat membuat suatu perubahan yang

signifikan. Selain itu, kita juga harus dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sedang

terjadi di masyarakat sekarang ini. Selalu menambah wawasan kita agar di dalam

kehidupan bermasyarakat kita tidak tertinggal.

Selain memahami apa itu masyarakat madani kita juga harus melihat pada potensi

manusia yang ada di masyarakat, khususnya di Indonesia. Potensi yang ada di dalam diri

manusia sangat mendukung kita untuk mewujudkan masyarakat madani.

Page 15: Makalah Masyarakat Madani

B. Saran

Diharapkan kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat mewujudkan masyarakat madani di negeri kita yang tercinta ini yaitu Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, potensi, perbaikan sistem ekonomi.

Elemen masyarakat madani seperti pelajar, pers, LSM, dan sebagainya juga harus makin

kreatif dalam mengedukasi masyarakat. Mereka harus mau turun ke bawah ke lapisan masyarakat marjinal guna meningkatkatkan kualitas dan memberikan edukasi yang lebih merata ke semua lapisan Masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Suito, Deny. 2006. Membangun masyarakat madani. Centre For Moderate Muslim Indonesia:

Jakarta.

Sutianto, Anen. 2004. Reaktualisasi Masyarakat Madani Dalam Kehidupan. Pikiran Rakyat: Bandung

Ubaedillah, A., dan Rozak, Abdul. 2010. Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.

Cetakan ke-5. Jakarta: ICCE

Masykuri Abdillah, Endang Rudiatin. 2007. Dari Civil Society Ke Civil Religion. MUI:

Jakarta.

Suharto, Edi. 2002. Masyarakat Madani: Aktualisasi Profesionalisme Community Workers

Dalam Mewujudkan Masyarakat Yang Berkeadilan. STKS Bandung: Bandung.

http://news.detik.com/read/2013/10/15/223111/2386487/103/3/politik-dinasti-tampar-masyarakat-

madani