makalah masalah lingkungan hidup sektor kelautan

17
10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang sering muncul pada daerah pantai adalah abrasi pantai yang terutama disebabkan oleh aktivitas gelombang laut. Salah satu metode menanggulangi abrasi pantai adalah penggunaan struktur penahan gelombang dimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang pada area tertentu. Gempuran gelombang yang besar dapat diredam dengan cara mengurangi energi gelombang datang, sehingga gelombang yang menuju pantai energinya menjadi kecil. Pada permasalahan tersebut diatas, diperlukan konstruksi pemecah gelombang yang berfungsi untuk memecahkan, merefleksikan dan mentransmisikan energi gelombang. Salah satu cara untuk mengatasi masalah abrasi pantai adalah penggunaan rumput laut dengan menggunakan metode rakit apung dari bamboo sebagai penahan gelombang. Kelebihan rumput laut metode rakit apung bamboo sebagai penahan gelombang adalah tidak dalam penggunaan material batu atau beton (tingkat ekonomis lebih tinggi), dapat memanfaatkan material setempat seperti bamboo, rotan, botol plastik misalnya botol plastik air mineral, ciregen/gen plastik, hal ini tentu lebih ekonomis dari pada mendatangkan material dari daerah lain serta dapat dilaksanakan dengan peralatan yang sangat sederhana dan terbatas. Selain permasalahan tersebut diatas, penggunaan penahan gelombang rumput laut metode rakit apung bamboo pada saat ini dan saat mendatang perlu didukung sebab tidak mempunyai dampak buruk terhadap ekologi di daerah

Upload: ristiazulhijjahrahar

Post on 12-Apr-2016

14 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pengetahuan Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan yang sering muncul pada daerah pantai adalah abrasi pantaiyang terutama disebabkan oleh aktivitas gelombang laut. Salah satu metodemenanggulangi abrasi pantai adalah penggunaan struktur penahan gelombangdimana struktur tersebut berfungsi sebagai peredam energi gelombang pada areatertentu. Gempuran gelombang yang besar dapat diredam dengan cara mengurangienergi gelombang datang, sehingga gelombang yang menuju pantai energinyamenjadi kecil. Pada permasalahan tersebut diatas, diperlukan konstruksi pemecahgelombang yang berfungsi untuk memecahkan, merefleksikan danmentransmisikan energi gelombang.Salah satu cara untuk mengatasi masalah abrasi pantai adalah penggunaanrumput laut dengan menggunakan metode rakit apung dari bamboo sebagaipenahan gelombang. Kelebihan rumput laut metode rakit apung bamboo sebagaipenahan gelombang adalah tidak dalam penggunaan material batu atau beton(tingkat ekonomis lebih tinggi), dapat memanfaatkan material setempat sepertibamboo, rotan, botol plastik misalnya botol plastik air mineral, ciregen/genplastik, hal ini tentu lebih ekonomis dari pada mendatangkan material dari daerahlain serta dapat dilaksanakan dengan peralatan yang sangat sederhana danterbatas. Selain permasalahan tersebut diatas, penggunaan penahan gelombangrumput laut metode rakit apung bamboo pada saat ini dan saat mendatang perludidukung sebab tidak mempunyai dampak buruk terhadap ekologi di daerahtersebut, dapat memberikan pendapatan tambahan nelayan dari hasil penjualanbudidaya rumput laut, berpotensi besar dalam menambah devisa negara,khususnya sektor nonmigas serta pada saat ini material batu semakin mahal dansulit diperoleh (W.P. Hornsey, 2003).Pengembangan budidaya rumput laut merupakan salah satu altenatifpemberdayaan masyarakat pesisir yang mempunyai keunggulan dalam hal :(1). Produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang beragam,(2). Tersedianya lahan yang luas untuk budidaya dan (3). Mudahnya teknologi_ __yang dapat dikembangkan dalam pembudidayaan maupun dalam upayaperlindungan perairan pantai. (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2001).Menurut Ditjenkan Budidaya (2004), mengatakan bahwa usaha budidaya

Page 2: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

rumput laut merupakan kegiatan yang ramah lingkungan, meningkatkanpendapatan masyarakat pembudidaya serta dapat digunakan untukmempertahankan/perlindungan terhadap kelestarian lingkungan perairan pantai.Menurut Scones (1993) dalam Begen (2006), keberhasilan usaha budidayarumput laut perlu mempertimbangkan area pemanfaatan seperti arus lintaspelayaran, letak penempatan rakit apung/konfigurasi rakit apung dan perlindunganekosistem lainnya, selanjutnya menurut Silvester (1974)), mengatakan bahwa, tipepemecah gelombang apung dapat berupa struktur pontoon, struktur rakit, strukturpelat horisontal dan bentuk-bentuk spesifik lainnya.Paotonan (2006), telah meneliti unjuk kerja pemecah gelombang darisusunan bamboo dalam meredam energi gelombang. Hasil yang diperoleh adalahsuatu parameter nondimensional yang berpengaruh terhadap peredaman energigelombang. Selanjutnya Walukow, J.O.V (2000) melakukan penelitian tentangtransmisi gelombang melalui rangkaian pelat horisontal sebagai pemecahgelombang apung. Transmisi gelombang yang terjadi pada pemecah gelombangapung rangkaian pelat berkisar dari 29% pada B/L = 0,90 sampai dengan 94%pada B/L = 0,15. Hasil penelitian ini juga dilaporkan bahwa energi yangditransmisikan oleh pemecah gelombang apung tipe rangkaian pelat dipengaruhioleh parameter gelombang datang (tinggi Hi dan panjang L), panjang struktur B,kedalaman air dan jarak antar pelat.Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pereduksian energi gelombangperlu dilakukan pengukuran besarnya energi gelombang yang datang denganenergi gelombang setelah melewati struktur rakit apung budidaya rumput laut,sehingga dapat diketahui seberapa besar pengurangan energi gelombangnya.Pada rekayasa pantai, struktur penahan gelombang rumput laut denganmenggunakan metode rakit apung bamboo sudah banyak dilakukan di Indonesiaoleh para nelayan pembudidaya rumput laut, namun informasi mengenai seberapabesar budidaya rumput laut dengan menggunakan metoda rakit apung dapatmereduksi gelombang serta dapat memberikan perlindungan terhadap keutuhan___dan kelestarian wilayah pantai belum pernah diteliti, untuk itu sangat dirasapenting sekali untuk dilakukan penelitian mengenai pengaruh konfigurasi

penempatan rakit apung budidaya rumput laut terhadap reduksi gelombang.

Page 3: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

Pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasangtertinggi dan air surut terendah. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antaradaratan dan air laut, dimana posisinya tidak tetap dan dapat berubah sesuai denganpasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. Perubahan garis pantaidisebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia. Faktor alam diantaranyagelombang laut, arus laut, angin, sedimentasi sungai, kondisi tumbuhan pantaiserta aktivitas tektonik dan vulkanik. Sedangkan faktor manusia antara lainpembangunan pelabuhan dan fasilitas – fasilitasnya (misalnya breakwater),pertambangan, pengerukan, perusakan vegetasi pantai, pertambakan, perlindunganpantai serta reklamasi pantai.Pantai selalu menyesuaikan bentuk profilnya sedemikian sehinggamampu menghancurkan energi gelombang yang datang. Penyesuaian bentuktersebut merupakan tanggapan dinamis alami terhadap laut. Proses dinamis pantaisangat dipengaruhi oleh littoral transport, yang didefinisikan sebagai geraksedimen di daerah dekat pantai (nearshore zone) oleh gelombang dan arus.Littoral transport dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu transpor sepanjangpantai (longshore transport) dan transpor tegak lurus pantai (onshore-offshoretransport). Material pasir yang ditranspor disebut dengan littoral drift. Transportegak lurus pantai terutama ditentukan oleh kemiringan gelombang, ukuransedimen dan kemiringan pantai. Pada umumnya gelombang dengan kemiringanbesar menggerakkan material kearah laut (abrasi), dan gelombang kecil denganperiode panjang menggerakkan material kearah darat (akresi).2Off shore transportOn shore transportLong shore transporGambar 1.1. Proses Dinamis PantaiProvinsi Irian Jaya Tengah merupakan provinsi yang terluas wilayahnyadi Indonesia. Untuk pengembangan wilayah, baik di daerah pedesaan maupundaerah perkotaan, telah dibangun berbagai sarana dan prasarana penunjang.Namun demikian, sarana dan prasarana penunjang tersebut banyak yang tidakberfungsi secara sempurna. Salah satu penyebabnya adalah sering terjadinyakerusakan pada sarana dan prasarana akibat pengaruh alam. Pengikisan pantai(abrasi) akibat gelombang laut adalah salah satu penyebab kerusakan tersebut.Pada Pantai Kampung Cina Tua di Kabupaten Yapen Waropen telahterjadi abrasi. Abrasi ini dapat merusak perumahan penduduk serta sarana danprasarana umum lainnya seperti sekolah dan tempat ibadah. Apabila hal di atastidak segera ditangani, maka kerusakan akan semakin parah. Kerusakan ini akansangat membahayakan dan mengkhawatirkan masyarakat yang bermukim dikampung – kampung sepanjang pinggiran Pantai Kampung Cina Tua diKabupaten Yapen Waropen.Alternatif penanganan permasalahan tersebut di atas adalah denganmembangun bangunan pelindung pantai. Untuk itu diperlukan tindakan-tindakanyang mencakup pengukuran, survei bathimetri, dan topografi sebagai masukan

yang penting dalam mendesain bangunan pelindung pantai.

Page 4: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

Pencemaran air merupakan salah satu pencemaran berat yang ada diIndonesia dan limbah sektor perindustrian merupakan sumber pencemaran airyang dominan. Disamping sektor perindustrian, pencemaran air ini jugaditimbulkan di sektor-sektor yang lain seperti pertambangan, pertanian danrumah tangga. Akibat dari pencemaran air tersebut adalah menurunnya kadarkualitas air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang aktif. Manusiadapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yangdi kehendaki. Kegiatan ini dapat menimbulkan berbagai macam gejala yangbersifat negatif, diantaranya adalah masuknya energi dan juga limbah bahanatau senyawa lain ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air,udara dan tanah yang akan menurunkan kualitas lingkungan hidup.Airmerupakan kebutuhan pokok kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengankegunaannya, air dipakai sebagai air minum, mandi, mencuci, untuk pengairanpertanian, transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air tersebuttermasuk sebagai kegunaan air secara konvensional (kesepakatan untuk tujuan

bersama).1

Pencemaran air terjadi karena ada sebagian pabrik yang tidakmemperdulikan bahan sisa proses produksi yang berupa limbah untuk diolahsecara sempurna pada Unit Pengelolaan Limbah (UPL), sehingga bahanbuangan masih mengandung senyawa yang bersifat toksik (senyawa beracun)dan penyebab kematian2. Dengan adanya industrialisasi yang pesat makapermasalahan pencemaran air telah mencapai tingkat yang mengelisahkan.Pencemaran air telah menimbulkan kerugian yang sangat besar,sudah seringadanya kematian disebabkan oleh air yang tercemar. Air limbah harusmengalami proses daur ulang sehingga dapat dipergunakan lagi atau dibuangke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran.3Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.Secara langsung yaitu bahan yang menimbulkan pencemaran tersebutlangsung berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia,hewan dan tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udaramaupun tanah. Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi diudara, air maupun tanah, sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemaranmemiliki dampak secara langsung bagi kesehatan misalnya keracunan (diare,muntah), dll dan memiliki efek tidak langsung (efek jangka panjang) bagikesehatan misalnya kanker. Alam memiliki kemampuan sendiri untukmengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki keterbatasan.

Setelah batas itu terlampaui, maka pencemaran akan berada di alam secara

tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia, material,hewan, tumbuhan dan ekosistem.4Masalah pengelolaan lingkungan terutama limbah cair merupakan halyang tak dapat ditunda pelaksanaannya dan pengawasannya baik olehpemrakarsa kegiatan maupun oleh instansi terkait,dengan pengelolaan limbahyang terencana dengan baik dan dilaksanakan secara konsisten akan dapatdikatakan bahwa usaha tersebut meningkatkan upaya konservasi dan berperandalam menjaga sumber daya air. Mengingat potensi air di Jawa sangat rendah,

Page 5: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

maka pengelolaan lingkungan menjadi sangat penting agar perairan taksemakin terbebani adanya limbah cair.Di Wilayah Kota Surakarta terdapat beberapa masalah berkaitan denganpencemaran air sungai baik limbah pabrik maupun limbah domestik, yakni:1. Masalah banyak pengusaha atau pabrik yang membuang limbah cairnyasecara langsung ke sungai karena belum memiliki Unit PengelolaanLimbah.2. Unit Pengelolaan Limbah yang dimiliki masing-masing pabrik disinyalirbelum berfungsi secara optimal sehingga beban pencemaran masih cukuptinggi.3. Masih rendahnya kesadaran dari peran serta para pelaku kegiatan atauusaha dan masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan hidup.5Pembangunan Kota Surakarta dan jumlah penduduknya yang semakinlama semakin bertambah dengan segala aktifitasnya maka bertambah pula

4 ibid.

pencemaran lingkungan yang terjadi. Data Badan Lingkungan Hidup (BLH)mengenai inventarisasi kegiatan pabrik besar, menengah, dan kecil berpotensimenimbulkan pencemaran lingkungan di Kota Surakarta tercatat bahwa dari285 usaha penghasil limbah yang termasuk ke dalam limbah pabrik, hanya ada27 usaha yang mempunyai (Instalasi Pengelolaan Air Limbah) IPAL sendiri.Limbah pemukiman yang dihasilkan pada 56 hotel di Kota Surakarta tercatathanya 5 hotel yang mempunyai IPAL, dan dari 14 rumah sakit di KotaSurakarta tercatat hanya 7 rumah sakit yang mempunyai IPAL, sehingga dapatdibayangkan berapa besar potensi lingkungan Kota Surakarta untuk tercemarlimbah.Aliran beberapa sungai dan selokan yang merupakan serapan air di KotaSurakarta tercemar limbah cair berwarna cokelat kemerahan atau kebirubiruanyang diduga buangan dari limbah industri dan rumah tangga,sebaliknya ketika masyarakat tergerak membersihkan talud, gulma danpertamanan sepanjang sungai, ternyata masih ada pelaku pabrik dan sebagianwarga belum menjaga kebersihan lingkungan. Limbah domestik atau limbahrumah tangga seperti plastik dan daun pembungkus makanan juga masihsering terlihat mengambang di aliran air. Saat turun hujan dan permukaan airdi sekitar pintu demangan tinggi air tidak berwarna kemerah-merahan ataukecokelat-cokelatan, namun apabila permukaannya rendah, terlihat jelas

warna air yang tidak jernih dan berbuih.6

Persoalan tersebut juga dikarenakan masih rendahnya kesadaranmasyarakat untuk tidak membuang limbah di saluran air, tidak hanya limbahcair pabrik, tetapi juga dari limbah rumah tangga. Sumber pencemaran yangpaling dominan di Kota Surakarta adalah limbah rumah tangga sebesar 70%,sisanya adalah pencemaran oleh limbah pabrik, hotel dan limbah rumah sakit,sehingga pengelolaan terhadap sistem sanitasi menjadi suatu kebutuhan yangsangat penting. Dampak yang timbul akibat pencemaran dan cara mengelolalimbah yang baik merupakkan salah satu prioritas utama, sebab air merupakansumber daya alam yang menyangkut hajat hidup orang banyak.Dalam rangka pelestarian kemampuan sumber daya air dan kesehatanlingkungan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Pemerintah DaerahKota Surakarta menetapka Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1999 TentangPengelolaan Limbah Cair. Pelaksanaan peraturan tersebut ada dalam tanggungjawab PDAM Surakarta melalui Unit Pengelolaan Limbah yang dimilikinya.

Page 6: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

Pengelolaan limbah cair ini dilakukan melalui sarana Instalasi PengelolaanAir Limbah (IPAL). Pembangunan beberapa IPAL yang ada di Kota Surakartamempunyai tujuan untuk penataan lingkungan agar terbebas dari pencemaranlimbah sehingga bisa meningkatkan derajat kesehatan manusia, memulihkankeadaan badan air atau sungai di Kota Surakarta yang mulai tercemar airlimbah pabrik dan limbah pemukiman, serta perbaikan kualitas air tanahkarena pada umumnya masyarakat Kota Surakarta masih banyak yang

mengkonsumsi air tanah dangkal.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitiandengan judul: “Peran Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dalampengelolaan limbah cair sebagai upaya pengendalian pencemaran air di Kota

Surakarta berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 1999”.

Pencemaran laut adalah perubahan pada lingkungan laut yang terjadi akibatdimasukkannya oleh manusia secara langsung ataupun tidak langsung bahanbahanatau energi ke dalam lingkungan laut (termasuk muara sungai) yangmenghasilkan akibat yang demikian buruknya sehingga merupakan kerugianterhadap kekayaan hayati, bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadapkegiatan di laut termasuk perikanan dan lain-lain, penggunaan laut yang wajar,pemburukan dari pada kwalitas air laut dan menurunnya tempat-tempatpemukiman dan rekreasi 1.Pencemaran minyak di laut biasanya disebabkan dua hal, yang pertamadikarenakan unsur ketidaksengajaan orang-orang yang berada dalam kapal sepertitank yang bocor akibat gesekan benda dalam laut ( terumbu karang atau besi kapalyang dulu pernah tenggelam di laut tersebut) sehingga menyebabkan kerusakanpada badan kapal atau tanki minyak dan yang kedua mereka memang sengaja

membuang minyak bekas limbah alat-alat pabrik yang memang dapatmenyebabkan polusi lingkungan dan akhirnya merugikan pihak yang wilayahlautnya dijadikan tempat pembuangan minyak tersebut 2.Pencemaran lingkungan laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak kapal bukanhal baru di dunia, sebelumnya sudah banyak pencemaran yang terjadi dalamwilayah laut, seperti pada tahun 1967 peristiwa kandasnya kapal Torrey Canyondidekat pantai Inggris yang menumpahkan lebih dari 100.000 ton minyak mentah

Page 7: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

dan yang merupakan pengotoran laut terbesar didalam sejarah. Sejak peristiwaTorrey Canyon tersebut terjadi berbagai kecelakaan supertankers lainnya yangmenimbulkan pencemaran (polusi) telah terjadi diberbagai perairan dunia3, antaralain kasus kapal tanki Yunani PATMOS yang tumpah akibat bertabrakan dengankapal tanki spanyol Castillo De Monterreagon pada 21 Maret 1985 di SelatMessina Italia, contoh lainnya adalah pada tanggal 31 januari 1988 kapal tankiItalia AMAZONE mengalami kerusakan buruk akibat badai di pantai BrittanyPerancis. Begitu pun halnya di Indonesia pencemaran laut semakin banyak terjadidi wilayah laut maupun perairan pedalaman Indonesia seperti halnya pencemarandi Ambon terjadi pada tahun 1994 dan 1997, di perairan Cirebon-Indramayu tahun2006 dan 2007, Selat Bali dan muara sungai di perairan pantai Bali Timur tahun1994, 1998, 2003, 2007, dan di Nusa Tenggara Timur tahun 1983, 1985, 1989 4.Pencemaran laut memberikan dampak yang cukup berpengaruh bagi lingkungansekitar apalagi bila disekitarnya merupakan pemukiman penduduk yang manapenduduk pada umumnya bermata pencaharian sebagai pelaut atau nelayan.

2 Ibid.Pemukiman penduduk yang semakin meluas, membuat semakin meningkatnyaproduk industri rumah tangga yang akan berakibat pada perkembangan kawasanIndustri di kota besar. Industri di perkotaan memiliki pengaruh positif untukmenghasilkan barang (produk) dan jasa yang dapat meningkatkan kehidupanmasyarakat. Selain itu juga berakibat negatif karna dapat menyebabkanpencemaran, baik pencemaran air, tanah, dan udara. Hal tersebut akan memicuterjadinya pencemaran pada perairan pantai dan laut, karena semua limbah daridaratan, baik yang berasal dari pemukiman perkotaan maupun yang bersumberdari kawasan industri, pada akhirnya bermuara ke pantai ataupun laut.Pencemaran laut disebabkan oleh perbuatan manusia dan bahaya akibat dari padapencemaran atas kemantapan ekologis dari laut5. Walaupun demikian ada yangberpendapat, bahwa kerusakan ekologis akibat tumpahan minyak dapat diabaikankarena laut mampu mengurai larutan tumpahan minyak bumi melalui mikrobamikrobayang hidup di laut, sehingga laut dapat melakukan regenerasi terhadap

Page 8: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

lingkungan laut yang mengalami kerusakan. Pencemaran akan berakibat burukbagi kehidupan atau lingkungan laut tergantung dari pada tempat terjadinyapencemaran. Ini berdampak negatif bagi kesuburan produktivitas biologis di lautterbagi secara tidak merata6.Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber pencemaran laut yangselalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangatcepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai ataupun laut dan sangat signifikan

merusak makhluk hidup disekitar pantai dan laut tersebut.Sumber pencemaran di laut dapat dibagi dalam 5 golongan, yaitu :1. pembuangan kotoran dan sampah kota Industri, serta penggunaan pestisidadibidang pertanian2. pengotoran yang berasal dari kapal-kapal laut3. kegiatan penggalian kekayaan mineral dasar laut4. pembuangan bahan-bahan radio aktif dalam kegiatan penggunaan tenaganuklir dalam rangka perdamaian5. penggunaan laut untuk tujuan militer 7.Zat-zat pencemar yang berasal dari sumber-sumber tersebut memasuki lingkunganlaut dengan berbagai cara seperti kegiatan atau pembuangan kotoran (misalnyaminyak residu). Sumber pencemaran laut oleh kapal yang berbahaya adalahmasuknya minyak kedalam laut yang berasal dari kapal yang berlayar diperairannusantara baik yang terjadi secara sengaja sebagai akibat pembersihan tanki-tankiatau pembuangan minyak residu atau pun yang terjadi tidak dengan sengajadisebabkan kebocoran yang terjadi pada kapal yang sudah tua 8.Kapal dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Antara lainmelalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapaldapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suarayang mengganggu kehidupan liar alam, dan air.Dari pencemaran laut yang menjadi sorotan internasional ini mulailah timbulpemikiran untuk mengatasi pencemaran yang terjadi di luar negara masingmasing.

Negara-negara mulai mengadakan konvensi-konvensi internasional danmembuat peraturan mengenai pencemaran laut yang dilakukan oleh kapal dinegaranya masing-masing.Peraturan mengenai pencemaran laut diatur dalam konvensi 1958 PBB tentangLaut Lepas yang mengatur dua ketentuan tentang pencemaran laut, KonvensiHukum Laut 1982 dan dalam hukum nasional. Dalam hukum nasional Indonesiadiatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 1997, Undang-undang

Page 9: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

(UU) Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air ,Undang-undang (UU) Nomor 20 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup danturunannya, yaitu Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 1999 TentangPengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Peraturan Presiden Nomor109 Tahun 2006 Tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak diLaut, serta aturan hukum lainnya yang berkenaan dengan Pengaturan pencegahanpencemaran minyak di laut oleh kapal laut di Indonesia.Berkaitan dengan banyaknya peristiwa-peristiwa pencemaran laut yang dilakukanoleh kapal, timbul permasalahan bagaimana peraturan internasional dan nasionalmengatur pencegahan pencemaran laut. Dengan adanya permasalahan tersebutpenulis menyusun skripsi dengan judul Pencegahan Pencemaran Minyak olehKapal Laut dalam Hukum Internasional dan Implementasinya di Indonesia.

B. Permasalahan B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat dirumuskan

masalah-masalah yang akan dibahas pada penulisan kali ini. Masalah yang dimaksud

adalah sebagai berikut :

1.    Bagaimana tumbuhan sambiloto?

2.    Bagaimana penyakit diabetes mellitus?

Page 10: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuhan Sambiloto

1. Morfologi Tumbuhan Sambiloto

2. Sistematika Tumbuhan Sambiloto

3. Manfaat Tumbuhan Sambiloto

4. Kandungan Kimia Tumbuhan Sambiloto

a. Senyawa Organik Bahan Alam

b. Senyawa Alkaloida

B. Penyakit Diabetes Mellitus

1. Defenisi Diabetes Mellitus

2. Penggolongan Diabetes Mellitus

a. Diabetes mellitus tipe 1

b. Diabetes mellitus tipe 2

c. Diabetes mellitus Gestasional

3. Tanda dan Gejala Penyakit Diabetes Mellitus

4. Penyebab Penyakit Diabetes Mellitus

a. Genetik atau Faktor Keturunan

b. Usia

c. Jenis Kelamin

d. Pola Makan dan Kegemukan (Obesitas)

e. Kurang Gerak Badan

f. Infeksi

Page 11: Makalah masalah Lingkungan Hidup Sektor Kelautan

10

5. Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus

a. Pencegahan primer

b. Pencegahan sekunder

c. Pencegahan tersier

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Andina, Diandra. 2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit. Jakarta: Universitas Indonesia

Anonim. 2012. http://en.wikipedia.org/wiki/Andrographis-Paniculata. Diakses tanggal 5 April 2015.

Dhalimunthe, Aminah. 2009. Interaksi Sambiloto. Jakarta : Depertmen Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara Medan

Kimball, J.W. 1999. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Parkeni. 2010. Info Kesehatan. Jakarta: Erlangga

Wirakusumah, E.S. 2014. Cantik dan Bugar Dengan Ramuan Nabati. Jakarta : Penebar Swadaya.