makalah manusia, keragaman kesetaraan

21
Kata Pengantar Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena ats rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul : “ Manusia, Keragaman, dan Kesetaraan “. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ilmu Sosial dan Budaya Dasar tentang pembahasan makalah ini yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Penyusun juga mengucapakan terima kasih kepada Dosen Ilmu Sosial dan Budaya Dasar yang sangat membantu penyusunan makalah ini yaitu Ibu Dra.Hj.Amalia Z. Ridho, M.Pd. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimna cara kami menyusun makalah ini, tidak lupa juga rasa terima kasih kepada rekan-rekan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya khususnya rekan-rekan kelompok VI. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penulis berharap agar pembaca dapat memberikan saran dan krtiknya. Untuk itu penulis menguapkan terima kasih. Palembang, Maret 2011 ii

Upload: rina-apriani-chen

Post on 03-Jul-2015

2.072 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

Kata Pengantar

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena ats rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul : “ Manusia,

Keragaman, dan Kesetaraan “.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar tentang pembahasan makalah ini yang kami sajikan berdasarkan pengamatan

dari berbagai sumber.

Penyusun juga mengucapakan terima kasih kepada Dosen Ilmu Sosial dan Budaya

Dasar yang sangat membantu penyusunan makalah ini yaitu Ibu Dra.Hj.Amalia Z. Ridho,

M.Pd. yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimna cara kami

menyusun makalah ini, tidak lupa juga rasa terima kasih kepada rekan-rekan Fakultas Teknik

Universitas Sriwijaya khususnya rekan-rekan kelompok VI.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penulis berharap agar pembaca

dapat memberikan saran dan krtiknya. Untuk itu penulis menguapkan terima kasih.

Palembang, Maret 2011

Tim Penulis

ii

Page 2: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

DAFTAR ISI

KATA PENGHANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah........................................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penulisan Makalah.......................................................................................... 3

BAB II. PEMBAHASAN................................................................................................. 4

2.1 Mengenali dan mengelola Keragaman Masyarakat Indonesia.................................... 5

2.2 Memahami Masyarakat Multicultural......................................................................... 6

2.3 Kesetaraan dalam Kehidupan Bermasyarakat............................................................. 7

2.4 Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bemasyarakat, Bernegara,

dan Kehidupan Global................................................................................................ 8

2.5 Problematika Diskriminasi.......................................................................................... 9

BAB III. PENUTUP.......................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan dan Saran................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 12

BAB I

Page 3: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam

kehidupan dimasyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami

masyarakat dan kebudayaan dimasa silam, kini dan diwaktu-waktu mendatang. Sebagai fakta,

keragaman sering disikapi secara berbeda. Disatu sisi diterima sebagai fakta yang dapat

memperkaya kehidupan bersama, tetapi disisi lain dianggap sebagai faktor penyulit.

Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu

konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.

Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas yang

disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inherent yang dimiliki manusia sejak lahir. Setiap

individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada dirinya sejak dilahirkan atau

yang disebut dengan hak asasi manusia. Kesetaraan derajat individu melihat individu sebagai

manusia yang berderajat sama dengan meniadakan hierarki atau jenjang sosial yang

menempel pada dirinya berdasarkan atas asal rasial, suku bangsa, kebangsawanan ataupun

kekayaan dan kekuasaan.

Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, antar penganut keyakinan

keagamaan, ataupun antarkelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta harta benda,

seperti kasus Sambas, Ambon, Poso, dan kalimantan Tengah. Masyarakat majemuk Indonesia

belum menghasilkan tatanan kehidupan yang egalitarian dan demokratis.

Persoalan-persoalan tersebut sering muncul akibat adanya dominasi sosial oleh suatu

kelompok. Adanya dominasi sosial didasarkan pada pengamatan bahwa semua kelompok

manusia ditunjukkan pada struktur dalam sistem hirarki sosial pada suatu kelompok.

Didalamnya ditetapkan satu atau sejumlah kecil dominasi dan hegemoni kelompok pada

posisi teratas dan satu atau sejumlah kelompok subordinat pada posisi paling bawah. Diantara

kelompok-kelompok yang ada, kelompok dominan dicirikan dengan kepemilikan yang lebih

besar dalam pembagian nilai-nilai sosial yang berlaku. Adanya dominasi sosial ini dapat

mengakibatkan konflik sosial yang lebih tajam.

Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dapat

disebut sebagai masyarakat multikultural. Berbagai keragaman masyarakat Indonesia

terwadahi dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang terbentuk dengan

karakter utama mengakui pluralitas dan kesetaraan warga bangsa. NKRI yang mengakui

Page 4: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

keragaman dan menghormati kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk menghantarkan

masyarakat Indonesia pada pencapaian kemajuan peradabannya.

Cita-cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan pada pendiri bangsa telah

membekali bangsa Indonesia dengan konsepsi normatif Negara Bhineka Tunggal Ika,

membekali hidup bangsa dalam keberagaman, kesetaraan dan harmoni. Hal tersebut

merupakan kesepakatan bangsa yang bersifat dasar.

Konsitusi secara tegas menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang

berkesetaraan. Pasal 27 menyatakan: “Setiap warga negara bersamaan kedudukannya didalam

hukum dan pemerintahan” adalah rujukan yang melandasi seluruh produk hukum dan

ketentuan moral yang mengikat warga negara. Keberagaman bangsa yang berkesetaraan

merupakan kekuatan besar bagi kemajuan dan kesejahteraan negara Indonesia. Negara yang

beragam tetapi tidak memiliki kesetaraan dan diskriminatif akan menghadirkan kehancuran.

Semangat multikulturalisme dengan dasar kebersamaan, toleransi, dan saling

pengertian merupakan proses terus menerus, bukan proses sekali jadi dan sudah itu berhenti.

Disinilah setiap komunitas masyarakat dan kebudayaan dituntut untuk belajar terus menerus

atau belajar berkelanjutan. Proses pembelajaran semangat multikulturalisme terus menerus

dan berkesinambungan perlu dilakukan. Untuk itu, penting bagi kita memiliki dan

mengembangkan kemampuan hidup bersama dalam multikulturalisme masyarakat dan

kebudayaan Indonesia. Kemampuan belajar hidup bersama didalam perbedaan inilah yang

mempertahankan, bahkan menyelamatkan semangat multikulturisme. Tanpa kemampuan

belajar hidup bersama yang memadahi dan tinggi niscaya semangat multikulturalime akan

meredup. Sebaliknya, kemampuan belajar hidup bersama yang memadai dan tinggi akan

menghidupkan dan mengfungsionalkan semangat multikulturalime. Proses pembelajaran

semangat multikulturalime atau kemampuan belajar hidup bersama ditengah perbedaan dapat

dibentuk, dipupuk, atau dikembangkan dengan kegiatan, keberanian melakukan perantauan

budaya (cultural passing over) pemahaman lintas budaya (cross cultural understanding) dan

pembelajaran lintas budaya (learning a cross culture).

Hal inilah yang menjadi latar belakang kami membuat makalah Ilmu Sosial dan

Budaya Dasar ini agar menambah pengetahuan mengenai kemajemukan, keragaman, dan

kesetaraan dlam masyarakat supaya tidak bertindak diskriminatif antar sesama sehingga

dengan makalah ini tercipta kehidupan yang harmonis dan damai dalam masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Page 5: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Keragaman dan kesetaraan adalah hal yang saling berkaitan satu sama lain.

2. Keragaman dan kesetaraan adalah sifa dasar dari manusia dan bangsa Indonesia dan

menjadikannya sebahai bingkai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Mengetahui dan mengenali bagaimana masyarakat Indonesia, mengenali dan

mengeola keragaman dan kesetaraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai

dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

4. Pengaruh keragaman dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, bernegara dan

kehidupan global.

5. Problematika Diskriminasi

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan di Bidang

Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dan menambah pengetahuan tentang kemajemukan, kesetaraan

dan keragaman manusia yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.

BAB II

Page 6: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

PEMBAHASAN

Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berkaitan dengan konsep kesetaraan dan

keragaman. Konsep kesetaraan (equity) bisa dikaji dengan pendekatan formal dan pendekatan

substantif. Pada pendekatan formal kita mengkaji kesetaraan berdasarkan peraturan-peraturan

yang berlaku, baik berupa undang-undang, maupun norna, sedangkan pendekatan substantif

mengkaji konsep kesetaraan berdasarkan keluaran atau output, maupun proses terjadinya

kesetaraan.

Konsep kesetaraan biasanya dihubungkan dengan gender, status sosial, dan berbagai

hal lainnya yang mencirikan pebedaan-perbedaan serta persamaan-persamaan. Sedangkan

konsep keragaman merupakan hal yang wajar terjadi pada kehidupan dan kebudayaan umat

manusia. Kalau kita perhatikan lebih cermat, kebudayaan Barat dan Timur merupakan

landasan dasar yang bertolak belakang. Kalau diBarat budayanya bersifat antroposentris

(berpusat pada manusia) sedangkan Timur, yang diwakili oleh budaya India, Cina dan

Indonesia menunjukkan ciri teosentris (berpusat pada tuhan).

Dengan demikain konsep-konsep yang lahir dari Barat seperti demokrasi,

mengandung elemen dasar serba manusia, manusia-lah yang menjadi pusat perhatiannya.

Sedangkan Timur mendasarkan segala aturan hidup, seperti juga konsep kesetaraan dan

keberagaman berdasarkan apa yang diatur oleh tuhan melalui ajaran-ajarannya.

Penilaian atas realisasi kesetaraan dan keragaman pada umat manusia, khususnya pada

suatu masyarakat, dapat dikaji dari unsur-unsur universal kebudayaan pada berbagai

periodisasi kehidupan masyarakat.

Sehubungan dengan itu negara kebangsaan Indonesia terbentuk dengan ciri yang amat

unik dan spesifik. Berbeda dengan jernam, inggris, perancis, italia, yunani, yang menjadi

suatu negara bangsa karena kesamaan bahasa. Australia, India, Srilanka, Singapura yang

menjadi satu bangsa karena kesamaan daratan. Jepang, Korea dan negara-negara di Timur

Tengah menjadi satu negara karena kesamaan ras. Indonesia menjadi satu negara meski terdiri

dari banyak bahasa, etnik, ras, dan kepulauan tetap dapat menjadi satu negara. Hal itu

terwujud karena kesamaan sejarah masa lalu.

2.1 Mengenali dan Mengelola Keragaman Masyarakat di Indonesia

Page 7: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

Tidak ada masyarakat yang seragam. Setiap kelompok, baik ditingkat negara maupun

ditingkat komunitas, dibangun atas berbagai macam identitas. Untuk dapat berfungsi

dengan baik, kelompok tersebut harus mampu mengenali dan mengelola keragaman yang

ada.

Identitas dan Salient Identity

Secara mudah, identitas dsapat diartikan sebagai ciri yang melekat atau dilekatkan

pada seseorang atau sekelompok orang, beberapa identitas, misalnya ras dan usia

cenderung bersifat given. Beberapa lainnya lebih merupakan pilihan, agama, ideology dan

profesi. Disamping itu, adapula identitas yang terkait pencapaian, seperti pemenang atau

pecundang, kaya atau miskin, pintar atau bodoh.

Adakalanya sebuah identitas terkesan sangat mencolok atau berarti disbanding yang

lainnya. Identitas agama dan etnisitas biasanya mendapatkan perhatian lebih, bisa jadi, ini

karena kedaunya sudan dianggap lebih rawan konflik dibandingkan identitas lainnya.

Padahal, keragaman status social, kondisi fisik, fungsi dan profesi, jenis kelamin, usia,

ideology, gaya hidup, dan lain sebagainya juga perlu dikelola. Hal ini bukan semata untuk

mengurangi potensi konflik, melainkan juga untuk memungkinkan pelayanan (public)

yang prima dan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa. Bhineka tunggal ika dan unity in

diversity ditunjukkan untuk mengelolah keragaman agama dan etnisitas semata.

Mengelola keragaman

Ada banyak cara megelola keragaman antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut :

Untuk mendekonstruksi streotip dan prasangka terhadap identitas lain.

Untuk nengenal dan berteman dengan sebanyak mungkin orang dengan identitas

yang berbedabukan hanya sebatas kenal nama dan wajah tetapi mengenali latar

belakang, karakter, dan ekspektasi.

Untuk mengembangkan ikatan-ikatan (pertemanan, bisnis, organisasi, asosiasi,

dll) yang bersifat inklusif dan lintas identitas bukan bersifat eksklusif.

Untuk mempelajari ritual dan falsafah identitas lain

Untuk mengembangkan empati terhadap identitas yang berbeda

Page 8: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

Untuk menolak berpartisipasi dalam prilaku-prilaku yang diskriminatif

2.2 Memahami Masyarakat Multikultural

Pemahaman terhadap multikultural sendiri sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari

pengrtian kebudayaan. Karena kata kebudayaan itulah, yang menjadi kunci pemahaman

konsep multikulturalisme. Kebudayaa merupakan sekumpulan nilai moral untuk

meningkatkan derajat manusia dan kemanusiaan.

Multikulturalisme adalah sebuah paham yang mengakui adanya perbedaan dalam

kesetaraan, biak secara individual maupun secara kelompok dalam kerangka kebudayaan.

Heterogenitas kekayaan Negara Indonesia ini terekatkan dalam bhineka tunggal ika.

Dengan kata lain, kekayaan budaya dapat bertindak sebvagai factor pemersatu, yang

sifatnya majemuk dan dinamis. Tidak ada kebudayaan Indonesia, bila bukan terbentuk

dari kebudayaan masyarakat yang lebih kecil.

Sebagai sebuah konsep, mutikulturalisme manjadi dasar bagi tumbuhnya masyarakat

sipil yang demokratis demi terwujudnya keteraturan social. Sehingga, bisa menjamin rasa

aman bagi masyarakat dan kelancaran tata kehidupan masyarakat.

Melihat kemajemukan Indonesia yang begitu luasnya terdiri dari sedikitnya 500 suku

bangsa, maka mutikulturalisme hendaknya tidak hanya sekedar retorika, tetapi harus

diprjuangkan sebagai landasan bagi tumbuh dan tegaknya proses demokrasi, pengakuan

hak asasi manusia, dan akhirnya bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Upaya itu

harus dilakukan jika melihat berbagai konflik yang terjadi di sejumlah daerah di tanah air

beberapa waktu lalu. Konflik itu mengindikasikan belum tuntasnya penbentuka

masyarakat mutikultural di Indonesia. Munculnya konflik antar suku misalnya,

menunjukkan belum dipahaminya prinsip mutikulturalisme yang mengakui perbedaan

dalam kesetaraan. Pemahaman nilai-nilai kesetaraan dalam perbedaan itulah yang

senantiasa dilakukan secara aktif baik oleh tokoh masyarakat, tokoh partai, maupun

lembaga swadaya masyarakat. Dengan demikian, pemahaman bahwa bangsa indinesia

merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai kebudayaan harus menjadi bagian tak

terpisahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kesetaraan setiap warga masyarakat dan dijaminnya hak masyarakat tradisional

merupakan unsur dasar dari prinsip demokrasi yang terkandung dalam pengakuan

terhadap kesetaraan dan toleransi perbedaan dalam kemajemukkan.

Page 9: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

2.3 Kesetaraan dalam Kehidupan Bermasyarakat

Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini dimulai oleh manusia.

Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hamper tidak terdengar, pada ribuan

tahun yang lalu suda ada. Tingkatanya rakyat jelata, tetapi berkeinginnan agar menjadi

seapadan dengan para bangsawan, dengan para orang kayaserta berkuasa bahkan memjadi

anggota kalangan sang bagianda raja. Kalau kita mau memikirkan matang-matang

keinginanuntuk setara itu, biasanya dan selalu dating dari pihak yang kurang beruntung

untuk menyamai kaum yang sedang atau sudah beruntung.

Sudah adakah yang sebaliknya ? mungkin saja pernah ada dan contohnya bisa kita

ambil misalnya saja seorang raja yang ingin hidup seperti rakyat biasa, seorfang

pefmimpin atau khalifah yang amat merakyat. Mungkin yang dijalani oleh Siddharta

Gautama Budha adalah seperti itu, seorang yang dilahirkan sebagai anak seorang raja

Suddhodana yang memimpin bangsa Shakya. Daerah kekuasaan sang raja Suddhodana,

terletak didaerah yang pada jaman sekarang dikenal dengan Negara Nepal. Presiden iran

achmad dinejad adalah contoh lain yang paling mengena. Seorang penguasa seperti dia

masih hidup dirumahnya yang kecil sejak dia masih dosen, tidur bukan diatas temapat

tidur, tetapi diatas kasur yang digelar dilantai, kalau bersembahyang didalam masjid, dia

duduk dimana saja, di tengah jamaah lain, tidak menuju shaf paling depan seperti presiden

Indonesia yang selalu begitu.

Kalau sekarang ini ada yang meneriakkan kesetaraan mungkin sekali adalah karena

jurang yang memisahkan kaum yang merasa dirinya tidak setara dengan kaum yang ingin

disetarai, semakin suram dan semakin lebar saja. Kesetaraan ini tidak akan muncul dan

berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan diatas paham dominasi dan

kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Republic kita yang sudah

berumur tua untuk ukuran manusia, 65 tahun saja tidak ada keadilan dalam kehidupan

berbangsa. Keadaan adil dan makmur yang menjadi idaman seluruh rakyat Indonesia tidak

pernah datang sampai sekarangdan kemungkinan besar di masa yang akan dating nanti.

Untuk mencapai kesetaraan itu sebaiknya dengan cara menaikkan derajat, peringkat,

kondisi serta kemampuan setiap perorangan ketingkat yang diingininya dengan upaya

sendiri-sendiri untuk tahap awal. Ini adalah satu-satunya jalan. Jangan mengajak teman

sejawat terlebih dahulu hanya untuk membentuk mass-mass forming. mass forming

sepereti ini akan menjadi solid-utuh kalau para pemebentuknya memang memiliki

Page 10: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

peringkat yang setara. Kalau isi para pembentuknya tidak sama kemampuannya, visinya

dan tugasnya maka masa yang dibentuknya akan tidak utruh serta mudah tercerai-berai.

Yang memilukan adalah bahwa setiap orang yang menpunyai ambisi untuk menggerakkan

massa untuk mencapai kesetaraan, kurang mengamati sekelilingnya sendiri.

Dengan identitas pluralis dan multikulturalis itu bangunan interaksi dan relasi antara

manusia Indonesia akan bersifat setara. Paham kesetaraan akan menandai cara berfikir dan

perilaku bangsa Indonesia, apabila setip orang Indonesia berdiri di atas realitas bangsanya

yang plural dan multicultural itu. Identitas kesetaraan ini tidak akan mucul dan

berkembang dalam susunan masyarakat yang didirikan diatas paham dominasi dan

kekuasaan satu kelompok terhadap kelompok yang lain. Kesetaraan merupakan identitas

nasional Indonesia.

2.4 Pengaruh Keragaman Terhadap Kehidupan Beragama, Bemasyarakat, Bernegara, dan

Kehidupan Global

Pengaruh keragaman diantaranya adalah

a) Terjadinya segmentasi kedalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki

kebudayaan yang berbeda.

b) Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat non

komplemeter.

c) Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai

sosial yang bersifat dasar.

d) Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang lainnya.

e) Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling ketergantungan didalam

bidang ekonomi.

f) Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.

Jika keterbukaan dan kedewasaan sikap dikesampingkan, besar kemungkinan tercipta masalah-

masalah yang menggoyahkan persatuan dan kesatuan bangsa seperti :

1) Disharmonisasi, adalah tidak adanya penyesuaian atas keragaman antara manusia dengan

dunia lingkungannya.

2) Perilaku diskriminatif terhadap etnis atau kelompok masyarakat tertentu akan

memunculkan masalah yang lain, yaitu kesenjangan dalam berbagai bidang yang tentu saja

tidak menguntungkan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Page 11: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

3) Eksklusivisme, rasialis, bersumber dari superioritas diri, alasannya dapat bermacam-

macam, antara lain keyakinan bahwa secara kodrati ras/sukunya kelompoknya lebih tinggi

dari ras/suku/kelompok lain.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan oleh

pengaruh negative dari keragaman, yaitu :

1) Semangat Religius

2) Semangat Nasionalisme

3) Semangat Fluralisme

4) Dialog antar umat beragama

5) Membangun suatu pola komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan

antar agama, media, masa, dan harmonisasinya.

2.5 Problematika Diskriminasi

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang atau

sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, kelas

sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik, usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan

politik serta batas negara dan kebangsaan seseorang.

Pasal 281 Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang berhak bebas

dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan

perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu “.

Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah menegaskan bahwa “Setiap

orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat yang sama dan sederajat”

Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi diberbagai belahan

dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup

dalam kebebasan, keadilan, dan perdamaian.

Pada dasarnya diskriminasi tidak terjadi begitu saja, akan tetapi karena adanya beberapa faktor

penyebab antara lain adalah

1) Persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi.

2) Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang

dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.

Page 12: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

3) Ketidak berdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat

mereka terus terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.

Dari kajian yang dilakukan terhadap berbagai kasus disintekrasi bangsa dan hancurnya sebuah

negara, dapat disimpulkan adanya enam faktor utama yang sedikit demi sedikit bisa menjadi

penyebab utama peruses itu, yaitu

1) Kegagalan kepemimpinan

2) Krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama

3) Krisis politik

4) Krisis sosial

5) Demoralisasi tentara dan polisi

6) Interfensi asing

Terciptanya “ Tungal Ika “ dalam masyarakat “ Bhineka “ dapat diwujudkan melalui “ Integrasi

Kebudayaan “ atau “ Integrasi Nasional “.

Manusia Beradab dalam Keragaman

Dalam hal ini maka tedapat teori yang menunjukkan penyebab konflik di tengah masyarakat

antara lain:

1. Teori hubungan masyarakat, memiliki pandangan bahwa konflik yang sering muncul ditengah

masyarakat disebabkan polarisasi yang terus terjadi, ketidak percayaan dan permusuhan

diantara kelompok yang berbeda, perbedaan bisa dilatarbelakangi SARA bahkan pilihan

ideologi politiknya.

2. Teori identitas yang melihat bahwa konflik yang mengeras di masyarakat tidak lain

disebabkan identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau

penderitaan masa lalu yang tidak terselesaikan

3. Teori kesalahfahaman antar budaya, teori ini melihat konflik disebabkan ketidakcocokan

dalam cara-cara berkomunikasi diantara budaya yang berbeda.

4. Teori transformasi yang memfokuskan pada penyebab terjadi konflik adalah ketidaksetaraan

dan ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial budaya dan ekonomi.

Page 13: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ditengah arus reformasi dewasa ini, agar selamat mencapai Indonesia baru, maka

idiom yang harus lebih diingat-ingat dan dijadikan landasan kebijakan mestinya harus

berbasis pada konsep bhineka tunggal ika. Artinya, sekalipun berada dalam satu kesatuan

tidak boleh dilupakan, bahwa sesungguhnya bangsa ini berbeda-beda dalam suatu

keragaman.

Kesetaraan bisa diwujudkan dengan pemarataan pembangunan diseluruh wilayah

NKRI dan juga keadilan di dalam bidang hukum ( bahwa semua sama di hadapan hokum).

Namun jangan sampai kita salah langkah, yang bisa berakibat yang sebaliknya : sebuah

konflik yang berkepanjangan. Oleh karena itu keragaman dan kesetaraan harus

ditanamkan sejak dini kepada generasi mudah penerus bangsa.

3.2 Saran

Sebagai makhluk individu yang menjadi satuan terkecil dalam suatu organisasi atau

kelompok manusia harus memiliki kesadaran diri terhadap realita yang berkembang

ditengah masyarakat sehingga dapat menghindari masalah yang berpokok-pangkal dari

keragaman dan kesetaraan sebagai sifat dasar manusia.

Page 14: Makalah Manusia, Keragaman Kesetaraan

DAFTAR PUSAKA

Hartono, Yudi. Ilmu Sosial Budaya Dasar (http://yudihartono.wordpress.com/)

Husodo, siwono yudo. 2009. Pancasila dan Keberlanjutan NKRI

( http://www.liveconector.com/)

Mulyana, Agung. 2006. Memahami Masyarakat Multikultural, Suara Karya.

Rujito. 2009. Identitas Nasional Indonesia (http://maharsi-rujio.blogspot.com)

Wahyudi, M Zaid. 2009. Jadikan Toleransi sebagai Modal. Artikel-artikel Islam

(http://ajaranislam.com/)

Yunanto, Ignatius. 2008. Martikulturalisme sebuah perjuangan panjang bangsa Indonesia

(http://joenanto.multyply.com/)