makalah manajemen partisipatif

10
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum manusia memiliki berbagai persamaan di samping ketidaksamaan, diantaranya adalah kebutuhan. Kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam. Berbagai kebutuhan dapat timbul bersamaan dengan berbagai tingkat kekuatan. Kebutuhan manusia ada 5 tingkatan yang berjenjang, yaitu : a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti udara, sandang, papan, pangan dan sex. b. Kebutuhan akan keamanan atau keselamatan yaitu kebutuhan akan rasa aman bebas dari rasa takut pada bahaya kehilangan untuk masa kini dan masa akan datang, kebutuhan ini meliputi keamanan fisik maupun kejiwaan seperti memperoleh pekerjaan masa depan. c. Kebutuhan sosial, sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai 4 kebutuhan sosial yaitu : 1. Kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan hidupnya 2. Kebutuhan untuk dihormati karena setiap orang merasa dirinya penting 3. Kebutuhan untuk maju dan tidak gagal 4. Kebutuhan untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan. d. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu bahwa manusia besar/kecil, banyak/sedikit, ingin/perlu dihargai apapun statusnya. e. Kebutuhan untuk aktulisasi, yaitu kebutuhan akan mengembangkan potensi diri. Seseorang akan berprestasi bila ia diterima dan diakui oleh lingkungannya. Pimpinan yang aktif memelihara hubungan dari kontak pribadi dengan bawahannya akan membangkitkan gairah kerja karyawannya. 1

Upload: fathur-itoxs

Post on 22-Nov-2015

945 views

Category:

Documents


55 download

DESCRIPTION

Manajemen Partisipatif

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSecara umum manusia memiliki berbagai persamaan di samping ketidaksamaan, diantaranya adalah kebutuhan. Kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam. Berbagai kebutuhan dapat timbul bersamaan dengan berbagai tingkat kekuatan.Kebutuhan manusia ada 5 tingkatan yang berjenjang, yaitu :a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti udara, sandang, papan, pangan dan sex.b. Kebutuhan akan keamanan atau keselamatan yaitu kebutuhan akan rasa aman bebas dari rasa takut pada bahaya kehilangan untuk masa kini dan masa akan datang, kebutuhan ini meliputi keamanan fisik maupun kejiwaan seperti memperoleh pekerjaan masa depan.c. Kebutuhan sosial, sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai 4 kebutuhan sosial yaitu :1. Kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan hidupnya2. Kebutuhan untuk dihormati karena setiap orang merasa dirinya penting3. Kebutuhan untuk maju dan tidak gagal4. Kebutuhan untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan.d. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu bahwa manusia besar/kecil, banyak/sedikit, ingin/perlu dihargai apapun statusnya.e. Kebutuhan untuk aktulisasi, yaitu kebutuhan akan mengembangkan potensi diri.Seseorang akan berprestasi bila ia diterima dan diakui oleh lingkungannya. Pimpinan yang aktif memelihara hubungan dari kontak pribadi dengan bawahannya akan membangkitkan gairah kerja karyawannya.B. TujuanAdapun tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pentingnya system manajemen partisipatif dalam suatu organisasi.2. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi dengan menerapkan sistem manajemen partisipatif.3. Untuk mengetahui sasaran-sasaran dalam sistem manajemen partisipatifII. MANAJEMEN PARTISIPATIF

A. PengertianPartisipasi bukanlah suatu pengetahuan yang eksak, tetapi merupakan suatu sistem. Bilamana sistem ini dapat diterapkan dengan serasi maka akan diperoleh suatu hasil partisipasi yang mendukung keberhasilan manajemen dalam usaha-usaha mencapai tujuan. Upaya terciptanya partisipasi, secara terpadu dan aktif kearah peningkatan poduktivitas diperlukan sistem manajemen yang tepat dapat melalui Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) yang dalam pelaksanaannya kendali mutu dilakukan oleh Gugus Kendali Mutu (GKM).Partisipasi merupakan terlibatnya seseorang orang secara mental dan emosional didalam satu kelompok yang merangsang mereka untuk berkontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab untuk apa yang dihasilkan (Manuaba, 1994). Pertama adalah keberadaan manusia itu sendiri. Dalam literatur jawa disebutkan diuwongke. Artinya betapapun rendahnya jabatan seseorang, mereka harus kita manusiakan. Dihormati pendapatnya, diakui jabatannya, dilibatkan dalam pengambilan keputusan.Kedua adalah Mental dan Emosiaonal, memiliki arti bahwa kerja tidak hanya otot belaka. Teknik dan strategi haruslah menjadi bahasan utama. Saat ini jaringan menjadi sangat penting, apabila ada satu orang memiliki tiga jaringan, maka kalau dalam sebuah kelompok kerja ada lima orang, akan ada lima belas jaringan. Apabila jaringan ini dioptimalkan, maka efektif dan efisien akan didapat. Ketiga adalah Kelompok. Secara naluriah, hidup manusia harus berkelompok. Seseorang hanya memiliki keahlian terbatas, ia perlu bantuan orang lain. Apabila dari masing-masing orang memiliki keahlian yang berbeda, maka akan terjadi kekuatan yang sinergis. Hasil yang diperoleh pun merupakan kerjasama. Monumen yang dihasilkan pun juga milik bersama, tak ada lagi mililk perseorangan.

B. Hak Untuk Berpartisipasi dan Manajemen PartisipatifDalam suatu demokrasi, pengambilan keputusan biasanya memiliki dua karakteristik, yaitu :1. Keputusan berpengaruh pada kelompok, ditetapkan oleh mayoritas anggotanya.2. Keputusan ditetapkan setelah dilaksanakan diskusi yang menyeluruh, bebas dan terbuka. Tujuan demokrasi sangat mungkin dimasukan dalam organisasi bisnis, mengijinkan pegawai ikut dalam pengusulan, menyampaikan suatu tujuan yang mengarah kepada keputusan atau pegawai bisa melakukan protes suatu keputusan yang tidak searah demi kepentingan bersama. Keputusan yang dihasilkan yang mengarah kepada aspek seperti jam kerja, masa istirahat, pengaturan tugas kerja dan tanggung jawab pegawai serta penyelesaian tugas. Keputusan besarpun bisa dilakukan oleh pekerja di dalam organisasi demokrasi perusahaan, seperti halnya keputusan yang berpengaruh pada operasi perusahaan secara umum, penutupan, relokasi, merger, diverifikasi produk atau pemberlakuan metode ketenagakerjaan yang baru.Demokrasi perusahaan belum sepenuhnya berjalan, karena minat dari pekerja untuk berpartisipasi dalam mengambil suatu keputusan perusahaan belum begitu besar. Selain dari pada itu organisasi bisnis terbatasi oleh organisasi politik yang berkuasa pada saat itu. Jadi penekanan terhadap organisasi politik terhadap perusahaan masih sangat kuat yang membuat serikat pekerja mengalami pengerdilan dalam pengambilan keputusan.Sejumlah teori mengatakan, Pemimpin yang partisipatif akan meningkatkan kepuasan pegawai dalam mendukung kinerja dan produktivitas perusahaan. Ketergantungan teori tersebut pada asumsi tentang sifat dan motivasi manusianya. Salah satu asumsi tersebut kita misalkan dengan teori yang mengatakan bahwa pekerja itu malas dan egois, lebih suka dipimpin, resisten, atau penolakan perubahan. Manager yang menggunakan asumsi tersebut akan bersifat otoriter, suka memerintah, mengendalikan dan kurang konsultatif. Dan asumsi yang lain bahwa pekerja ingin dan mampu mengembangkan kapasitas untuk menerima tanggung jawab, memiliki kesiapan untuk mendukung tujuan organisasi dan mampu menentukan dirinya sendiri secara baik, artinya bahwa manager menyerahkan keputusan kepada pegawai.

III. TINJAUAN TEORI MANAJEMEN PARTISIPATIF

a. Teori X dan Y oleh Mc. GregorAda 2 kategori klasifikasi karyawan yaitu :1. Teori X mengasumsikan keadaan karyawan yang negatif, yang berarti karyawan yang bekerja sesuka hatinya dan hanya mengejar uang tidak bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya dan pekerjaan yang di hasilkan pun kurang memuaskan.2. Teori Y mengemukakan bahwa setiap karyawan akan memiliki perhatian dan memiliki penghargaan terhadap pekerjaannya, jika mereka merasakan adanya kontribusi dan diberikannya kesempatan untuk melakukan peningkatan dan pembinaan terhadap dirinya. Teori ini memperlihatkan bahwa orang bekerja tidak semata-mata hanya berdasarkan uang, tetapi cenderung melihat kepuasan diri dan aktuliasi diri

b. Teori Peningkatan Motivasi oleh David Mc. ClellandKlasifikasi kebutuhan-kebutuhan individu atau 3 kategori :1. Kebutuhan akan prestasi2. Kebutuhan akan persahabatan3. Kebutuhan akan kekuasaan

Filosofi perusahaan/organisasi akan tercermin dalam sistem manajemen dan prosedur organisasinya. Seperti filosofi Pengendalaian Mutu Terpadu (PMT) atau Gugus Kendali Mutu (GKM) ada yang merumuskan bahwa :1. Setiap anggota oganisasi/karyawan akan merasakan pentingnya pekerjaan mereka dan akan memberikan perhatian sepenuhnya apabila kepada mereka diberikan kesempatan untuk berprestasi dalam proses pengambilan keputusan dan pengembangan pekerjaan mereka, serta memberikan jaminan keamanan.2. Kelangsungan hidup perusahaan akan tercapai dengan pengembangan pribadi, peningkatan mutu di segala bidang dan partisipasi karyawan.

Prinsip yang mendasar dalam sistem manajemen partisipatif atau Pengendalian Mutu Terpadu/Gugus Kendali Mutu (PMT/GKM) atau disebut juga Total Quality Control/Quality Control Circle adalah sebagai berikut :1. Menciptakan mutu bukan hanya sampai hasil kerja, tetapi proses kerja, oleh karenanya harus memantapkan pemikiran dan sistem dengan menerapkan pengendalian mutu kerja.2. Menekankan pentingnya umpan balik (feed back) informasi yang mendorong lahirnya tindakan atau penanganan dari informasi yang berhubungan dengan otomatisasi.3. Mengadakan pemilahan antara mutu yang rata-rata dan kelainan, kemudian kelainan itupun dipisahkan antara yang terjadi perubahan tidak wajar.4. Meningkatkan produksi mutu, meningkatkan pemeliharaan dan melakukan peningkatan mutu secara bertahap.5. Memanfaatkan secara luas metode statistic disegala bidang manajemen.

Manajemen PMT/GKM bila dihubungkan dengan fungsi masing-masing strata dalam manajemen mempunyai 3 fungsi utama yakni sebagai berikut :1. Fungsi pemeliharaan atau perawatan, agar proses hasil kerja dan peralatan kerja selalu tersedia dalam keadaan baik serta selalu siap pakai (on time)2. Fungsi perbaikan untuk inovasi (pembaharuan)3. Fungsi terobosan untuk inovasi

IV. PENETAPAN SASARAN DALAM MANAJEMEN PARTISIPATIF

Sasaran harus dirumuskan secara spesifik dan untuk masa yang panjang dapat dijadikan sebagai alat bantu manajemen dalam mengarahkan usaha-usaha anggota dalam organisasi. Sasaran program PMT/GKM harus tidak menimbulkan pertentangan dengan organisasi. Rumusan sasaran harus memenuhi syarat sebagai berikut : Sistematis (Systematic) Dapat diukur (Measurable) Dapat dicapai (Attainable) Realistis/masuk akal (Reasonable) Berorientasi pada waktu (time oriented)

Beberapa contoh sasaran yang ingin dicapai dan tidak bertentangan dengan tujuan program GKM dan tujuan organisasi yaitu, sebagai berikut :1. Pembinaan dan pengembangan personel2. Membina rasa kebersamaan3. Perbaikan kualitas4. Kepusatan kerja5. Pengurangan penghamburan waktu6. Perbaikan sikap7. Membangun tim dan memperluas kerja8. Perbaikan keselamatan kerja9. Meningkatkan partisipasi dalam proses pengambilan keputusan10. Menumbuhkan rasa kesepakatan dan motivasi11. Menumbuhkan sikap kreatif dalam memecahkan masalah12. Memperkecil tingkat absensi13. Mengurangi perasaan tidak senang, antipasti14. Menciptakan iklim organisasi yang baik15. Kreatifitas melaksanakan dan memelihara lingkungan kerja yang harmonis.

V. KESIMPULANKebutuhan manusia ada 5 tingkatan yang berjenjang, yaitu :a. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup seperti udara, sandang, papan, pangan dan sex.b. Kebutuhan akan keamanan atau keselamatan yaitu kebutuhan akan rasa aman bebas dari rasa takut pada bahaya kehilangan untuk masa kini dan masa akan datang, kebutuhan ini meliputi keamanan fisik maupun kejiwaan seperti memperoleh pekerjaan masa depan.c. Kebutuhan sosial, sebagai makhluk sosial, manusia mempunyai 4 kebutuhan sosial yaitu :1. Kebutuhan untuk diterima oleh lingkungan hidupnya2. Kebutuhan untuk dihormati karena setiap orang merasa dirinya penting3. Kebutuhan untuk maju dan tidak gagal4. Kebutuhan untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan.5. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu bahwa manusia besar/kecil, banyak/sedikit, ingin/perlu dihargai apapun statusnya.6. Kebutuhan untuk aktulisasi, yaitu kebutuhan akan mengembangkan potensi diri.Seseorang akan berprestasi bila ia diterima dan diakui oleh lingkungannya. Pimpinan yang aktif memelihara hubungan dari kontak pribadi dengan bawahannya akan membangkitkan gairah kerja karyawannya.Klasifikasi kebutuhan-kebutuhan individu atau 3 kategori :1. Kebutuhan akan prestasi2. Kebutuhan akan persahabatan3. Kebutuhan akan kekuasaanRumusan sasaran harus memenuhi syarat sebagai berikut : Sistematis (Systematic) Dapat diukur (Measurable) Dapat dicapai (Attainable) Realistis/masuk akal (Reasonable) Berorientasi pada waktu (time oriented)DAFTAR PUSTAKAAzhar & Indriatmi, Woro. 2011. Modul Dasar Dasar Manajemen. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian. Bogor.http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/08/06/manajeman-pertisipatif/ diakses tanggal 10-10-20128