makalah manajemen eksplorasi geofisika

27
Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika PLANNING MANAJEMEN EKSPLORASI KELOMPOK 1 A. AGUSLIMI SHAFIRA PUTRI. AP H22112007 TRI NURHIDAYAH H22112012 FAUZIAH NURAINI H22112281 RIRIEN H22112285 FADHILA AMALIA H22112272 PRODI GEOFISIKA, JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

Upload: ririenanna

Post on 24-Dec-2015

314 views

Category:

Documents


59 download

DESCRIPTION

mata kuliah manajemen eksplorasi geofisika

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

PLANNING MANAJEMEN EKSPLORASI

KELOMPOK 1

A. AGUSLIMI SHAFIRA PUTRI. AP H22112007

TRI NURHIDAYAH H22112012

FAUZIAH NURAINI H22112281

RIRIEN H22112285

FADHILA AMALIA H22112272

PRODI GEOFISIKA, JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

BAB 1

PENDAHULUAN

Eksplorasi adalah penyelidikan geologi yang dilakukan untuk

mengidentifikasi, menentukan lokasi, ukuran, bentuk, letak, sebaran, kuantitas, dan

kualitas suatu endapan bahan galian untuk kemudian dapat dilakukan analisis/kajian

kemungkinan dilakukannya penambangan.

Tujuan utama dari kegiatan eksplorasi geofisika adalah untuk membuat model

bawah permukaan bumi dengan mengandalkan data lapangan yang diukur bisa pada

permukaan bumi atau di bawah permukaan bumi atau bisa juga di atas permukaan

bumi dari ketinggian tertentu.

Untuk mencapai tujuan ini, idealnya kegiatan survey atau pengukuran harus

dilakukan secara terus-menerus, berkelanjutan, dan terintegrasi menggunakan

sejumlah ragam metode geofisika.Seringkali -bahkan hampir pasti- terjadi beberapa

kendala akan muncul dan tak bisa dihindari, Seperti kehadiran noise pada data yang

diukur. Ada juga kendala ketidaklengkapan data atau malah kurang alias tidak cukup.

Untuk melakukan eksplorasi seorang manager harus memeiliki suatu

perencanan eksplorasi. Menurut Stoner & Wankel, manajemen adalah proses

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usaha-usaha anggota

organisasi dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan-

tujuan organisasi yang sudah ditetapkan.

Page 3: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-

asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-

kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai sasaran,kegiatan

serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu

tujuan dan sasaran yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2 bagian

utama, yaitu:

1. Perencanaan strategis yang mengacu kepada sasaran secara menyeluruh, strategi

pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan biaya.

2. Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan sumber

daya untuk mencapai sasaran. Dari dasar perencanaan tersebut diatas, dapat

disimpulkan bahwa suatu perencanaan akan berjalan dengan menggunakan dua

pertimbangan yaitu pertimbangan ekonomis dan pertimbangan teknis. Untuk

merealisasikan perencanaan tersebut dibutuhkan suatu program-program kegiatan

yang sistematis berupa rancangan kegiatan yang dalam perencanaan penambangan

disebut rancangan teknis penambangan Rancangan teknis ini sangat dibutuhkan

karena merupakan landasan dasar atau konsep dasar dalam pembukaan suatu tambang

khususnya tambang bijih nikel.

B. Dasar Perencanaan Tambang

Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat

dua pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

Pertimbangan Ekonomis Pertimbangan ekonomis ini menyangkut anggaran.

Data untuk pertimbangan ekonomis dalam melakukan perencanaan tambang

batubara,yaitu:

Page 4: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

a. Nilai (value) dari endapan per ton batubara

b. Ongkos produksi, yaitu ongkos yang diperlukan sampai mendapatkan

produk berupa bijih nikel diluar ongkos stripping.

c. Ongkos”stripping of overburden”dengan terlebih dahulu mengetahui

“stripping ratio”nya.

d. Keuntungan yang diharapkan dengan mengetahui “Economic Stripping

Ratio”.

e. Kondisi pasar.

Pertimbangan Teknis

Yang termasuk dalam data untuk pertimbangan teknis adalah:

a. Menentukan “Ultimate Pit Slope (UPS)” Ultimate pit slope adalah

kemiringan umum pada akhir operasi penambangan yang tidak menyebabkan

kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Untuk menentukan

UPS ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: - Stripping ratio yang

diperbolehkan. - Sifat fisik dan mekanik batuan - Struktur Geologi - Jumlah

air dalam di dalam batuan.

b. Ukuran dan batas maksimum dari kedalaman tambang pada akhir operasi

c. Dimensi jenjang/bench Cara-cara pebongkaran atau penggalian

mempengaruhi ukuran jenjang. Dimensi jenjang juga sangat tergantung

pada produksi yang diinginkan dan alat-alat yang digunakan. Dimensi

jenjang harus mampu menjamin kelancaran aktivitas alat mekanis dan faktor

keamanan. Dimensi jenjang ini meliputi tinggi, lebar, dan panjang jenjang.

d. Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah

hujan daerah penambangan.

e. Kondisi geometrik jalan Kondisi geometrik jalan terdiri dari beberapa

parameter antara lain lebar jalan, kemiringan jalan, jumlah lajur, jari-jari

belokan,superelevasi,cross slope, dan jarak terdekat yang dapat dilalui oleh

alat angkut.

Page 5: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

f. Pemilihan peralatan mekanis yang meliputi: - Pemilihan alat dengan jumlah

dan type yang sesuai. - Koordinasi kerja alat-alat yang digunakan.

g. Kondisi geografi dan geologi

● Topografi Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem

penambanganyang digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan

cara penggalian, tempat penimbunan overburden, penentuan jenis alat,

jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.

● Struktur geologi Struktur geologi ini terdiri atas lipatan, patahan, rekahan,

perlapisan dan gerakan-gerakan tektonis.

● Penyebaran batuan

● Kondisi air tanah terutama bila disertai oleh stratifikasi dan

rekahan.Adanya air dalam massa ini akan menimbulkan tegangan air

pori.

C. Eksplorasi

Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah

endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian

tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan,

kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan

galian tersebut.

Eksplorasi pendahuluan atau Reconnaisance survey dilakukan untuk mencari daerah

prospek panas bumi, yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya

panas bumi dilihat dari kenampakan dipermukaan, serta untuk mendapatkan

gambaran mengenai geologi regional di daerah tersebut.

Secara garis besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari :

Studi Literatur

Survei Lapangan

Analisa Data

Menentukan Daerah Prospek

Spekulasi Besar Potensi Listrik

Page 6: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Menentukan Jenis Survei yang Akan Dilakukan Selanjutnya

Studi Literatur

Langkah pertama yang dilakukan dalam usaha mencari daerah prospek panas bumi

adalah mengumpulkan peta dan data dari laporan-lapaoran hasil survei yang pernah

dilakukan sebelumnya di daerah yang akan diselidiki, guna mendapat gambaran

mengenai geologi regional, lokasi daerah dimana terdapat manifestasi permukaan,

fenomena vulkanik, geologi dan hidrologi di daerah yang sedang diselidiki dan

kemudian menetapkan tempat-tempat yang akan disurvei. Waktu yang diperlukan

untuk pengumpulan data sangat tergantung dari kemudahan memperoleh peta dan

laporan-laporan hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya, tetapi diperkirakan

akan memerlukan waktu sekitar 1 bulan.

Survei Lapangan

Survei lapangan terdiri dari survei geologi, hidrologi dan geokomia. Luas daerah

yang disurvei pada tahap ini umumnya cukup luas, yaitu sekitar 5000-20000 km2,

tetapi bisa juga hanya seluas 5-20 km2 (Baldi, 1990). Survei biasanya dimulai dari

tempat-tempat dimana terdapat manifestasi permukaan dan di daerah sekitarnya serta

di tempat-tempat lain yang telah ditetapkan berdasarkan hasil kajian interpretasi peta

topografi, citra landsat dan penginderaan jauh serta dari laporan-laporan hasil survei

yang pernah dilakukan sebelumnya. Pada tahap ini survei dilakukan dengan

menggunakan peralatan-peralatan sederhana dan mudah dibawa.

Survei lapangan dilakukan untuk mengetahui secara global formasi dan jenis batua,

penyebaran batuan, struktur geologi, jenis-jenis manifestasi yang terdapat di daerah

tersebut besertas karakteristiknya, mengambil sampel fluida melakukan pengukuran

temperatur, pH, dan kecepatan air.

Waktu yang diperlukan untuk survei lapangan sangat tergantung dari kondisi geologi

dan luas daerah yang akan diselidiki, kuantitas dan kualitas data yang telah ada serta

junlah orang ayng terlibat dalam penyelidikan. Survei lapangan reconnaisab\nce yang

dilakukan pada satu daerah biasanya ± 2 minggu sampai 1 bulaln, dilanjutkan dengan

survei detail selama 3-6 bulan.

Page 7: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Di beberapa negara waktu yang diperlukan untuk survei lapangan ada yang lebih

lama. Menurut Baldi (1990), bila kuantitas dam kualitas data yang telah ada cukup

baik serta daerah yang akan diselidiki tidak terlaullu luas, maka survei lapangan

mungkin hanya memerlukan waktu sekitar 1-2 bulan. Akan tetapi, bila data yang ada

sangat terbatas dan daerah yang akan diselidiki cukup luas, maka survey lapangan

dan analisis data akan memakan waktu beberapa bulan sampai satu tahun.

Analisis dan Interpretasi Data

Data dari survei sebelumnya serta dari hasil survei lapangan dianalisis untuk

mendapatkan gambaran (model) mengenai regional geologi dan hidrologi di daerah

tersebut. Dari kajian data geologi, hidrologi dan geokimia ditentukan daerah prospek,

yaitu daerah yang menunjukkan tanda-tanda adanya sumberdaya panas bumi. Dari

hasil analisis dan interpretasi data juga dapat diperkirakan jenis reservoir, temperatur

reservoir, asal sumber air, dan jenis batuan reservoir.

Spekulasi Besar Sumberdaya Panasbumi

Pada tahap ini data mengenai reservoir masih sangat terbatas. Meskipun demikian,

seringkali para ahli geothermal diharapkan dapat “berspekulasi” mengenai besarnya

sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki. Jenis dan temperatur reservoir

dapat diperkirakan. Luas prospek pada tahapan ini dapat diperkirakan dari

penyebaran manifestasi permukaan dan pelamparan struktur geologinya secara

global, tetapi selama ini hanya ditentukan dengan cara statistik (rata-rata luas

prospek).

Pada tahap ini sudah dapat ditentukan apakah prospek yang diteliti cukup baik untuk

dikembangkan selanjutnya apakah survey rinci pwerlu dilakukan atau tidak. Apabila

tidak, maka daerah yang diteliti ditinggalkan.

EKSPLORASI LANJUT ATAU RINCI (PRE-FEASIBILITY STUDY)

Tahap kedua dari kegiatan eksplorasi adalah tahap ‘pre-feasibility study’ atau tahap

survey lanjut. Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan

geofisika. Tujuan dari survei tersebut adalah :

Page 8: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi permukaan

dan bawah permukaan

Mengidentifikasi daerah yang “diduga” mengandung sumberdaya panasbumi.

Dari hasil eksplorasi rinci dapat diketahui dengan lebih baik mengenai penyebaran

batuan, struktur geologi, daerah alterasi hydrothermal, geometri cadangan panas

bumi, hidrologi, system panasbumi, temperatur reservoir, potensi sumberdaya serta

potensi listriknya.

Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, survei umumnya dilakukan di tempat-tempat

yang diusulkan dari hasil survei pendahuluan. Luas daerah yang akan disurvei

tergantung dari keadaan geologi morfologi, tetapi umumnya daerah yang disurvei

adalah sekitar 500-1000 km2, namun ada juga yang hanya seluas 10-100 km2.

Waktu yang diperlukan sangat tergantung pada luas daerah yang diselidiki, jenis-jenis

pengujian yang dilakukan serta jumlah orang yang terlibat. Bila sumberdaya

siperkirakan mempunyai temperature tinggi dan mempunyai potensi untuk

pembangkit listrik biasanya luas daerah yang diselidiki cukup luas, sehingga untuk

menyelesaikan tahap pre-feasibility study (survei lapangan, interpretasi dan analisis

data, pembuatan model hingga pembuatan laporan) diperlukan waktu sekitar ± satu

tahun.

Ada dua pendapat mengenai luas daerah yang diselidiki dan waktu yang diperlukan

untuk eksplorasi rinci di daerah yang sumberdayanya diperkirakan mempunyai

termperatur sedang. Sekelompok orang berpendapat bahwa apabila sumberdaya

mempunyai temperatur sedang, maka dengan pertimbangan ekonomi luas daerah

yang diselidiki bisa lebih kecil dan didaerah tersebut cukup hanya dilakukan satu

jenis survey geofisika saja. Dengan demikian waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan tahap pre-feasibility study menjadi lebih pendek, yaitu hanya

beberapa bulan saja. Sementara kelompok lain berpendapat bahwa untuk daerah

panasbumi dengan tingkatan prospek lebih rendah (sedang) dan akan dikembangkan

justru memerlukan survey yang lebih lengkap dan lebih teliti untuk menghindarkan

terlalu banyaknya kegagalan pemboran.

Page 9: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Survei Geologi Lanjut/Rinci

Survei geologi umumnya yang pertama dilakukan untuk memahami struktur geologi

dan stratigrafi maka survei geologi rinci harus dilakukan di daerah yang cukup luas.

Lama waktu penyelidikan tergantung pada luas daerah yang diselidiki serta jumlah

orang yang terlibat dalam penyelidikan, tetpi hingga penulisan laporan biasanya

diperlukan sekitar 3-6 bulan.

Survei geologi ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran batuan secara mendatar

maupun secara vertikal, struktur geologi, tektonik dan sejarah geologi dalam

kaitannya dengan terbentuknya suatu sistem panas bumi termasuk memperkirakan

luas daerah prospek dan sumber panasnya.

Survei Geokimia Lanjut

Pekerjaan yang dilakukan pada suatu survei geokimia lanjut pada dasarnya hamper

sama dengan pada tahap survei pendahuluan, tetapi pada tahap ini sampel harus

diambil dari semua manifestasi permukaan yang ada di daerah tersebut dan di daerah

sekitarnya untuk dianalisis di tampat pengambilan sampel dan atau di laboratorium.

Analisis geokimia tidak hanya dilakukan pada fluida tau gas dari manifestasi panas

permukaan, tetapi juga pada daerah lainnya untuk melihat kandungan gas dan unsure-

unsur tertentu yang terkadanga dalam tanah yang terbentuk karena aktivitas

hydrothermal. Selain itu juga perlu dibuat manifestasi permukaan, yaitu peta yang

menunjukkan lokasi serta jenis semua manifestasi panas bumi di daerah tersebut.

Hasil analisis kimia fluida dan isotop air dan gas dari seluruh manifestasi panas

permukaan dan daerah lainnya berguna untuk memperkirakan sistem dan temperature

reservoir, asal sumber air, karakterisasi fluida dan sistem hidrologi di bawah

permukaan.

Hasil analisis air dapat juga digunakan untuk memperkirakan problema-problema

yang munkin terjdadi (korosi dan scale) apabila fluida dari sumberdaya panas bumi

tersebut dimanfaatkan dikemudian hari.

Survei Geofisika

Page 10: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Survei geofisika dilakukan setelah survei geologi dan geokimia karena biayanya lebih

mahal. Dari sember geologi dan geokimia diusulkan daerah-daerah mana saja yang

harus disurvei geofisika. Survei geofisika dilakuakn untuk mengetahui sifat fisik

batuan mulai dari permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer di bawah

permukaan. Dengan mengetahui sifat fisik batuan maka dapat diketahui daerah

tempat terjadinya anomali yang dosebabkan oleh sistem panas buminya dan lebih

lanjut geometri prospek serta lokasi dan bentuk batuan sumber panas dapat

diperkirakan.

Ada beberapa jenis survei geofisika, yaitu :

Survei resistivity

Survei gravity

Survei magnetic

Survei Macro Earth Quake (MEQ)

Survei aliran panas

Survei Self Potential

Pemilihan jenis survei tergantung dari keadaan geologi dan struktur di daerah yang

akan diselidiki, serta batasan anggaran untuk pengukuran di lapangan dan intrepetasi

data.

Survei geofisika yang pertama kali dilakukan umumnya adalah survei resistivity–

Schlumberger, gravity dan magnetic karena perlatannya mudah didapat dan biayanya

murah. Dari ketiga survei geofisika ini diusulkan daerah prospek panas bumi untuk

disurvei lebih detail dengan metoda yang lebih mahal yaitumagnetotelluric (MT) atau

Control Source Audio (CSMT) untuk melihat struktur fisik batuan dengan kedalaman

yang jauh lebih dalam dari maksimum kedalaman yang dicapai oleh metode

Schlumberger yang hanya mampu untuk mendeteksi kedalaman sampai beberapa

ratus meter saja.

Survei Geografi

Selain survei geologi, geokimia, dan geofisika, pada tahap ini biasanya dilakuakn

survei geografi dan survei lainnya untuk mendapatkan informasi mengenai status

Page 11: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

lahan, distribusi kemiringan lereng, prasarana jalan, fasilitas listrik, air, kominaksi

yang tersedia, jumlah dan kepadatan penduduk.

Analisis dan Interpretasi Data

Dari hasil kajian data diharapkan akan diperoleh gambaran atau “model awal”

mengenai sistem panasbumi di daerah yang diselidiki, yang dapat digunakan sebagai

dasar untuk menentukan target dan lokasi sumur eksplorasi serta membuat program

pemboran.

Model system panasbumi harus mengikutsertakan karakteristik litologi, stratigrafi,

hidrologi, atau pola sirkulasi fluida, perkiraan sumber panas dan temperatur dalam

reservoir serta sistem panas buminya. Model harus dibuat mulai dari permukaan

hingga kedalaman 1 – 4 km. selain itu dari pengkajian data dapat diperkirakan

besarnya potensi sumber daya (resources), cadangan (recoverable reserve), dan

potensi listrik panas bumi di daerah yang diduga mengandung panasbumi.

PEMBORAN EKSPLORASI

Apabila dari data geologi, data geokimia, dan data geofisika yang diperoleh dari hasil

survey rinci menunjukkan bahwa di daerah yang diselidiki terdapat sumberdaya

panasbumi yang ekonomis untuk dikembangkan, maka tahap selanjutnya adalah

tahap pemboran sumur eksplorasi. Tujuan dari pemboran sumur eksplorasi ini adalah

membuktikan adanya sumberdaya panasbumi di daerah yang diselidiki dan menguji

model system panasbumi yang dibuat berdasarkan data-data hasil survei rinci.

Jumlah sumur eksplorasi tergantung dari besarnya luas daerah yang diduga

mengandung energi panasbumi. Biasanya di dalam satu prospek dibor 3 – 5 sumur

eksplorasi. Kedalaman sumur tergantung dari kedalaman reservoir yang diperkirakan

dari data hasil survei rinci, batasan anggaran, dan teknologi yang ada, tetapi sumur

eksplorasi umumnya dibor hingga kedalaman 1000 – 3000 meter.

Menurut Cataldi (1982), tingkat keberhasilan atau success ratio pemboran sumur

panas bumi lebih tinggi daripada pemboran minyak. Success ratio dari pemboran

sumur panasbumi umumnya 50 – 70%. Ini berarti dari empat sumur eksplorasi yang

dibor, ada 2 – 3 sumur yang menghasilkan.

Page 12: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Setelah pemboran selesai, yaitu setelah pemboran mencapai kedalaman yang

diinginkan, dilakukan pengujian sumur. Jenis – jenis pengujian sumur yang dilakukan

di sumur panasbumi adalah:

Uji hilang air (water loss test)

Uji permeabilitas total (gross permeability test)

Uji panas (heating measurement)

Uji produksi (discharge/ output test)

Uji transien (transient test)

Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan informasi/ data yang

lebih persis mengenai :

Jenis dan sifat fluida produksi.

Kedalaman reservoir.

Jenis reservoir.

Temperatur reservoir.

Sifat batuan reservoir.

Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai tekanan kepala sumur.

Kapasitas produksi sumur (dalam MW).

Berdasarkan hasil pemboran dan pengujian sumur harus diambil keputusan apakah

perlu dibor beberapa sumur eksplorasi lain, ataukah sumur eksplorasi yang ada telah

cukup untuk memberikan informasi mengenai potensi sumber daya. Apabila beberapa

sumur eksplorasi mempunyai potensi cukup besar maka perlu dipelajari apakah

lapangan tersebut menarik untuk dikembangkan atau tidak

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY)

Studi kelayakan perlu dilakukan apabila ada beberapa sumur eksplorasi menghasilkan

fluida panas bumi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah sumber daya

panas bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis menarik

untuk diproduksikan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah :

Page 13: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Mengevaluasi data geologi, geokimia, geofisika, dan data sumur.

Memperbaiki model sistem panas bumi.

Menghitung besarnya sumber daya dan cadangan panas bumi (recoverable

reserve) serta ppotensi listrik yang dapat dihasilkannya.

Mengevaluasi potensi sumur serta memprekirakan kinerjanya.

Menganalisa sifat fluida panas bumi dan kandungan non condensable gas

serta memperkirakan sifat korosifitas air dan kemungkinan pembentukan

scale.

Mempelajari apakah ada permintaan energy listrik, untuk apa dan berapa

banyak.

Mengusukan alternative pengembangan dan kapasitas instalasi pembangkit

listrik.

Melakukan analisa keekonomian untuk semua alternative yang diusulkan.

D. Reklamasi Tambang BaruBara

Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Sesuai dengan namanya, batu bara adalah batuan yang

mudah terbakar. Sudah bukan rahasia, bahwa sebagian besar pembangkit

listrik yang beroperasi (di Indonesia) hingga saat ini masih memanfaatkan batu

bara sebagai bahan bakarnya. Tanpa batu bara, bisa dipastikan sebagian wilayah

Indonesia tidak berlistrik.

Sedemikian pentingnya batu bara bagi hajat hidup kita, sehingga hampir tiada

kawasan (yang diketahui menyimpan kandungan batu bara di muka Bumi ini)

yang bebas dari incaran untuk dieksploitasi. Lazimnya batu bara terdapat di

lapisan yang tak jauh dari permukaan bumi. Untuk mendapatkannya para

penambang harus membongkar lapisantanah. Alhasil banyak kawasan yang

semula adalah hutan, dengan segera berubah menjadi lahan tambang terbuka.

Pohon-pohon ditebangi. Hewan-hewan pun kehilangan tempat tinggalnya.

Page 14: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Lapisan tanah di kawasan itu dikeruk atau dibongkar, lalu dibawa ke tempat

penimbunan. Akibatnya bisa diduga. Tanah akan kehilangan lapisan yang kaya

nutrisi dan berubah menjadi tandus,

Setelah batu baranya terkuras habis, tentunya pertambangan akan ditutup.

Lahan bekas tambang akan menyisakan kawasan gersang yang merana tanpa

guna. Tumbuhan akan sulit tumbuh di tempat seperti itu. Kawasan menjadi

sangat tidak produktif.

Ketika hujan, air tak terserap tanah. Akibatnya, air tanah berkurang. Dalam

keadaan seperti itu erosi tanah juga akan sangat mudah terjadi.

Ancaman banjir dan longsor pun terhampar di depan mata.

Patut disayangkan apabila lahan bekas tambang akhirnya justru mendatangkan

bencana bagi manusia. Jadi, kesimpulannya adalah lahan bekas lokasi tambang

batu bara tidak boleh ditinggalkan begitu saja setelah batu baranya dikuras.

Perlu uasaha serius untuk mengembalikan lahan bekas tambang itu seperti sedia

kala. Atau paling tidak mendekati keadaan semula. Upaya pemulihan untuk

mengembalikan kondisi bekas lahan tambang seperti semula dikenal dengan

sebutan ‘reklamasi’.

Ada beberapa tahapan yang bisa ditempuh, yaitu: penataan lahan, pengendalian

erosi dan sedimentasi, revegetasi (penanaman kembali), dan pemeliharaan.

1. Penataan lahan : Lahan bekas tambang ditata kembali. Lubang-lubang yang

ada ditimbun kembali ditimbun lagi dengan tanah bekas pengerukan. Tanah

pun menjadi cukup datar dan tidak berlubang-lubang lagi. Jika ada beberapa

lubang yang tak dapat ditutup, dapat dijadikan kolam. Ikan dapat

dibudidayakan di dalam kolam tersebut. Lubang yang tak tertutup juga

dapat dijadikan kolam cadangan air atau wahan wisata air.

2. pengendalian erosi dan sedimentasi : Untuk meningkatkan kesuburan tanah

dan mencegah erosi, tanah yang telah rata dapat ditanami dengan tumbuhan

penutup tanah (cover crop) dari jenis kacang-kacangan / polong-polongan.

Kacang-kacangan dikenal sebagai ‘pupuk hijau’, karena kemampuannya

Page 15: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

untuk mengikat dan mengelola mineral dalam tanah seperti nitrogen dan

fosfor. Selain itu, penanaman tumbuhan penutup tanah akan membuat tanah

menjadi lebih gembur. Apabila turun hujan, akan lebih banyak air yang

terserap. Agar erosi lebih terkendali, bisa dibuat saluran air (drainase) dan

bendungan penahan.

3. revegetasi (penanaman kembali) : Setelah dilakukan kedua tahap reklamasi

tersebut, tanah siap untuk ditanami tumbuhan lain. Pada awalnya, bisa

ditanam tumbuhan pionir, yaitu tumbuhan yang dapat tumbuh dengan cepat.

Setelah 2-3 tahun, lahan bekas tambang tersebut sudah dapat ditanami

tumbuhan lain. Tumbuhan yang biasa ditanam antara lain ketapang, mahoni,

dan lain-lain.

4. Pemeliharaan : Agar lahan bekas tambang dapat kembali seperti semula,

perlu dilakukan pemeliharaan tanaman. Secara berkala dilakukan

pemupukan terhadap tanah yang telah direvegetasi. Tanah disekitar pohon

juga harus senantiasa dibersihkan agar tetap subur. Reklamasi yang

terencana dan terorganisasi dengan baik akan mengembalikan kondisi lahan

bekas tambang menjadi seperti semula.

BAB III

KESIMPULAN

Page 16: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Perencanaan merupakan proses pemilihan informasi dan pembuatan asumsi-

asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk merumuskan kegiatan-

kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai sasaran,kegiatan

serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu

tujuan dan sasaran yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2 bagian

utama, yaitu:

1. Perencanaan strategis

2. Perencanaan operasional

Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat

dua pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

Pertimbangan Ekonomis

Pertimbangan Teknis

Eksplorasi merupakan kegiatan yang dilakukan setelah prospeksi atau setelah

endapan suatu bahan galian ditemukan yang bertujuan untuk mendapatkan kepastian

tentang endapan bahan galian yang meliputi bentuk, ukuran, letak kedudukan,

kualitas (kadar) endapan bahan galian serta karakteristik fisik dari endapan bahan

galian tersebut.

Secara garis besar pekerjaan yang dihasilkan pada tahap ini terdiri dari :

Studi Literatur

Survei Lapangan

Analisa Data

Menentukan Daerah Prospek

Spekulasi Besar Potensi Listrik

Menentukan Jenis Survei yang Akan Dilakukan Selanjutnya

Lahan bekas lokasi tambang batu bara tidak boleh ditinggalkan begitu saja

setelah batu baranya dikuras. Perlu uasaha serius untuk mengembalikan lahan bekas

Page 17: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

tambang itu seperti sedia kala. Atau paling tidak mendekati keadaan semula. Upaya

pemulihan untuk mengembalikan kondisi bekas lahan tambang seperti semula dikenal

dengan sebutan ‘reklamasi’.

Ada beberapa tahapan yang bisa ditempuh, yaitu: penataan lahan,

pengendalian erosi dan sedimentasi, revegetasi (penanaman kembali), dan

pemeliharaan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Makalah Manajemen Eksplorasi Geofisika

Eksplorasi/Reklamasi%20Tambang%20Batu%20Bara%20-%20Wikipedia

%20bahasa%20Indonesia,%20ensiklopedia%20bebas.html

Eksplorasi/World%20Mining%20%20EKSPLORASI%20BATUBARA

%20DENGAN%20MENGGUNAKAN%20METODE%20GEOFISIKA.html

http://mheea-nck.blogspot.com/2010/04/konsep-dasar-perencanaan-tambang.html

Kegiatan%20Eksplorasi%20Minyak%20Bumi%20_%20Hidrokarbon%20~%20All

%20About%20Petroleum.htm