jge (jurnal geofisika eksplorasi)

14

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)
Page 2: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)Daftar Isi

3..….Prediksi Permeabilitas Menggunakan Metode Pore Geometry Structure(PGS) Pada Daerah Cekungan Jawa Barat Utara, A. Yuliani, A. Yogi, O.Dewanto, Karyanto

18….Analisis Ketebalan Lapisan Sedimen dan Indeks Kerentanan Seismik KotaJambi Bagian Timur, A. Satria, I.L. Resta, N. Muchtar

31….Kajian Daerah Rendaman Tsunami di Pesisir Teluk Lampung AkibatPerubahan Topografi Gunung Anak Krakatau di Tahun 2018, R.E.N. Siregar,A. Zakaria, Armijon

42.…Alternatif Pemodelan Numerik Kopel Thermo-Hydro-Mechanic Injeksi CO2Pada Formasi Geologi Bawah Permukaan, C. Suhendi, M.R. Sule

57….Optimalisasi Data Landsat 8 Untuk Pemetaan Daerah Rawan Banjir DenganNDVI dan NDWI, A. Erlansari, B. Susilo, F. Hernoza

66.…Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Untuk Analisis Bidang Gelincir danStudi Karakteristik Longsoran di Jalan Raya Suban Bandar Lampung, R.Mulyasari, I.G.B. Darmawan, D.S. Effendi, S.P. Saputro, Hesti, A. Hidayatika, N.Haerudin

77.…Prediksi Porositas Menggunakan Metode Neural Network Pada LapanganOzza, Cekungan Sumatera Tengah, O. Dinata, B.S. Mulyanto, R. Ramadian, D.Arief R.

Page 3: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

PENANGGUNG JAWABDekan Fakultas Teknik Universitas LampungProf. Drs. Ir. Suharno, M. Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng.

EDITOR KEPALARahmat Catur Wibowo S.T., M.Eng.

DEWAN EDITORDr. Ahmad Zaenudin, S.Si., M.T. (GEOFISIKA UNILA)Dr. Ir. Nandi Haerudin, M.Si. (GEOFISIKA UNILA)Dr. Ir. Muh. Sarkowi, S.Si., M.Si. (GEOFISIKA UNILA)Dr. Ir. D. Hendra Amijaya, M.T. (GEOLOGI UGM)Dr. Ferian Anggara, M.T. (GEOLOGI UGM)Dr. Andri Dian Nugraha, M.Si. (GEOFISIKA ITB)Indra Arifianto, S.T., M.Eng. (KAUST SA)

EDITOR PELAKSANASandri Erfani, S.Si., M.Eng. (GEOFISIKA UNILA)Ida Bagus Suananda Yogi, S.T., M.T. (GEOFISIKA UNILA)Rudy Z. Sinambela, S.T., M.T. (GEOFISIKA UNILA)

ALAMAT REDAKSIJurusan Teknik Geofisika, Universitas LampungJl. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar LampungTelp. (0724)704947 Fax. (0721)704947Email: [email protected]://jge.eng.unila.ac.id/index.php/geoph

Jurnal Geofisika Eksplorasi adalah jurnal yang diterbitkan oleh Jurusan Teknik GeofisikaFakultas Teknik Universitas Lampung. Jurnal ini diperuntukkan sebagai sarana untukpublikasi hasil penelitian, artikel review dari peneliti-peneliti di bidang Geofisika secaraluas mulai dari topik-topik teoritik dan fundamental sampai dengan topik-topik terapan diberbagai bidang. Jurnal ini terbit tiga kali dalam setahun (Maret, Juli dan November),Volume pertama terbit pada tahun 2013 dengan nama JGE (Jurnal GeofisikaEksplorasi).

Page 4: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

31

KAJIAN DAERAH RENDAMAN TSUNAMI DI PESISIR TELUKLAMPUNG AKIBAT PERUBAHAN TOPOGRAFI GUNUNG ANAK

KRAKATAU DI TAHUN 2018

Resti Elida Nurhawati Siregar1, Ahmad Zakaria2, Armijon3

1,2,3Jurusan Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Universitas Lampung

Corresponding author: [email protected] received : January 21st, 2020, revised : January 28th, 2020;

Approved: March 03rd, 2020; Available online : March 20th, 2020

Abstrak - Akibat erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) pada bulan Desember 2018 menyebabkan sebagiantubuh GAK longsor ke dalam laut dan mengakibatkan tsunami. Longsoran ini juga menyebabkan perubahantopografi GAK. Jika terjadi pengulangan bencana dengan kondisi topografi GAK saat ini, tentunya akanmenyebabkan perubahan tinggi gelombang tsunami di bibir pantai yang akan mempengaruhi perubahandaerah rendaman tsunami. Karena letak wilayah pesisir Teluk Lampung yang cukup dekat dengan GAKmenyebabkan wilayah pesisir Teluk Lampung rentan terkena bencana tsunami. Sehingga perlu dikaji daerahrendaman tsunami akibat perubahan topografi GAK saat ini di wilayah pesisir Teluk Lampung. Kajian inidilakukan dengan menggunakan metode non numerik untuk mendapatkan tinggi gelombang di bibir pantaidan metode Berryman untuk mendapatkan daerah rendaman tsunami di wilayah pesisir Teluk Lampungdengan membuat tiga skenario. Berdasarkan hasil kajian, diketahui tinggi gelombang tsunami, yaitu 13 meter,26 meter, dan 39 meter dengan rata-rata waktu tiba gelombang tsunami di bibir pantai mencapai 57 menit. Dimana terdapat tujuh kecamatan yang terendam tsunami dengan jarak rendaman berkisar 160 meter-1,6kilometer.

Abstract - The eruption of the Anak Krakatoa volcano (GAK) in December 2018 caused part of the body ofGAK to collapse into the sea and caused a tsunami. This avalanche also caused changes in the topography ofGAK. If there is a repeat of the disaster with the current GAK topography, it will certainly cause changes intsunami wave height at the shoreline which will affect changes in the tsunami inundation area. Because thelocation of the Lampung Bay coastal area which is quite close to GAK makes the Lampung Bay coastal areavulnerable to the tsunami disaster. So, it is necessary to study the tsunami inundation area due to changes inthe current GAK topography in the coastal area of Lampung Bay. This study was conducted using non-numerical methods to obtain wave heights at the shoreline and the Berryman methods to obtain tsunamiinundation areas in the coastal areas of Lampung bay by making three scenarios. Based on the results of thestudy, it is known that the height of tsunami waves, which are 13 meters, 26 meters, and 39 meters with anaverage time of arrival of tsunami waves on the shoreline is 57 minutes. Where there are seven sub-districtssubmerged by the tsunami with a distance of about 160 meters to 1.6 kilometers.

Keywords – Anak Krakatoa Volcano, tsunami wave height, and tsunami inundation area.

How to cite this article:Siregar, R.E.N., Zakaria, A., dan Armijon, 2020, Analisis Ketebalan Lapisan Sedimen dan Indeks Kerentanan

Seismik Kota Jambi Bagian Timur, Jurnal Geofisika Eksplorasi, 6 (1) p.31-41. doi: 10.23960/jge.v6i1.59

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Gunung Anak Krakatau merupakan

salah satu gunung api aktif yang ada diIndonesia. Gunung ini terletak di tengah

laut tepatnya di Selat Sunda, antara PulauJawa dan Sumatera. Namun secaraadministratif Gunung Krakatau initerletak di wilayah Kecamatan PunduhPedada, Kabupaten Pesawaran, ProvinsiLampung (Wikipedia, 2019).

doi: 10.23960/jge.v6i1.59

Page 5: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

32

Gunung Anak Krakatau tergolonggunung api aktif karena gunung ini selalumengeluarkan letusan-letusan kecil. Padatanggal 22 Desember 2018, Gunung AnakKrakatau mengalami erupsi yangmenyebabkan longsoran tubuh gunungmasuk ke dalam laut dan mengakibatkantsunami setinggi 13 m di bibir pantai.Bagian tubuh Gunung Anak Krakatauyang longsor adalah bagian barat daya(Muhari, 2019).

Sebelum erupsi, tubuh Gunung AnakKrakatau masih berbentuk kerucutdengan kawah yang berada ditengah dantinggi 338 meter (Wikipedia, 2019).Namun setelah erupsi dan longsoran yangterjadi, tinggi Gunung Anak Krakataupada bulan September 2019 telah menjadi158,635 meter (Armijon, 2019). Bahkanlongsoran tersebut menyebabkanperubahan topografi pada tubuh GunungAnak Krakatau. Kawah Gunung AnakKrakatau menjadi terbuka ke arah baratdaya dan berbentuk seperti tapal kudadengan pusat letusan di bawahpermukaan laut (Muhari, 2019).

Berdasarkan perubahan topografiGunung Anak Krakatau saat ini. Makaakan terjadi perubahan tinggi gelombangtsunami di bibir pantai seandainya terjadikembali pengulangan bencana tsunamiyang diakibatkan oleh GAK. Hal inidisebabkan oleh penyebaran gelombangtsunami. Dimana sebelum terjadiperubahan topografi Gunung AnakKrakatau, gelombang tsunami menyebarlangsung ke segala arah. Namun setelahperubahan topografi Gunung AnakKrakatau, gelombang tsunami terlebihdahulu bergerak ke sebelah barat dayalalu menyebar ke segala arah. Perubahantinggi gelombang di bibir pantai akanmempengaruhi perubahan daerahrendaman tsunami di daratan. Daerahrendaman tsunami yang dimaksud adalahdaerah yang terkena limpahan gelombangtsunami dari bibir pantai hingga daratanberdasarkan besarnya tinggi gelombangtsunami di bibir pantai, bukan daerahsisaan rendaman tsunami saat gelombang

tsunami kembali ke laut. Salah satuwilayah yang rentan terendam tsunamiadalah wilayah pesisir Teluk Lampung.

Wilayah pesisir Teluk Lampungmerupakan salah satu wilayah yangmemiliki potensi besar untuk dilandabencana tsunami. Hal ini dikarenakanletak Teluk Lampung yang cukup dekatdengan Gunung Anak Krakatau. Selainitu, kontur tanah yang rendah danpadatnya penduduk yang tinggal dipesisir Teluk Lampung menjadikanpesisir Teluk Lampung cukup rawan akanbencana tsunami.

Didasari akan hal ini, maka penelitimelakukan pemetaan daerah rendamantsunami jika bencana tsunami kembaliterjadi dengan kondisi topografi GunungAnak Krakatau saat ini. Dengan wilayahkajian yaitu pesisir Teluk Lampungdengan berbagai skenario ketinggiangelombang tsunami di bibir pantai. Besartinggi gelombang tsunami yangdihasilkan di bibir pantai didapatberdasarkan hasil perhitunganmenggunakan metode non numerik.Sementara itu, metode yang digunakandalam analisis daerah rendaman tsunamiadalah metode Berryman (Berryman,2006).

1.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya

penelitian ini, yaitu:1. Menghitung tinggi gelombang

tsunami di bibir pantai dengan tinggiawal gelombang di Gunung AnakKrakatau yang bervariasi.

2. Menghitung waktu tiba gelombangtsunami di bibir pantai.

3. Menentukan daerah rendamantsunami di wilayah pesisir TelukLampung.

4. Membuat peta rendaman tsunami diwilayah pesisir Teluk Lampung.

1.3. Batasan Masalah Pada penyusunan penelitian ini

terdapat batasan-batasan yang digunakan

Page 6: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

33

oleh penulis. Batasan masalah tersebutmeliputi:1. Data penelitian yang digunakan

merupakan wilayah pesisir TelukLampung

2. Perhitungan tinggi gelombangtsunami dilakukan dengan metodependekatan yaitu metode nonnumerik dengan variasi tinggi awalgelombang di Gunung AnakKrakatau yang ditentukanberdasarkan sejarah.

3. Dalam perhitungan tinggigelombang, tidak diperhitungkandaerah penghalang atau gelombangdianggap bergerak bebas tanpahalangan. Hal ini dikarenakan jaraklurus dari Gunung Anak Krakataumenuju Teluk Lampung bebas darihalangan.

4. Hasil akhir dari penelitian ini yaitupeta daerah rendaman tsunami yangterdiri dari tiga peta berdasarkanskenario ketinggian gelombangtsunami.

5. Hasil model rendaman tsunamidibandingkan dengan hasil modelrendaman yang sebelumnya terjadi,yang dibandingkan dalam hal iniadalah tinggi gelombang tsunami danwilayah yang terendam tsunami.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Topografi Gunung AnakKrakatau Sebelum Erupsi Tahun2018 Merujuk data Pusat Vulkanologi dan

Mitigasi Bencana Geologi KemetrianESDM, volume diameter tubuh GunungAnak Krakatau, pada 1981 mencapai 2,35km³. Selang dua tahun, pada 1983 membesarmenjadi 2,87 km³. Tujuh tahun kemudian,yaitu pada 1990 tumbuh mencapai 3,25 km³dan pada pengukuran terakhir, yaitu padatahun 2000, tubuhnya sudah membengkakmencapai 5,52 km³. Catatan terakhir sebelumterjadi letusan pada 22 Desember 2018 lalu,tinggi tubuh gunung itu mencapai 338 meterdpl.

2.2 Topografi Gunung AnakKrakatau Sesudah Erupsi Tahun2018 Berdasarkan hasil foto udara dan

UAV yang dilakukan oleh Armijon padabulan Sepetember 2019 di ketahuipanjang terjauh GAK antar Barat laut ketenggara ± 1817 m sedangkan lebarterjauh dari timur laut ke barat daya ±2320 m dengan lebar terjauh kawah ± 440m jarak bibir kawah kelaut terdekat (yangmenghadap ke barat daya) ± 235 m. LuasGAK dihasilkan 3,126 km dengankeliling 7,483 km.

2.3 Teluk LampungTeluk Lampung adalah sebuah teluk

di perairan Selat Sunda yang terletak diSelatan Lampung, Indonesia. Di teluk ini,bermuara dua sungai yang membelahKota Bandar Lampung. Teluk ini beradadiantara Kota Bandar Lampung,Kabupaten Lampung Selatan danKabupaten Pesawaran, PelabuhanPanjang juga terdapat di teluk ini. Luasteluk Lampung sekitar 1.888 km². TelukLampung merupakan wilayah perairandangkal dengan kedalaman rata-ratamencapai 20 meter. Pulau Pasaran, PulauSebesi, Pulau Sebuku, Pulau Legundi,Pulau Kelagian, Pulau Condong Laut,Pulau Tangki, Pulau Tegal dan pulaukecil lainnya adalah gugusan kepulauanyang berada di Teluk Lampung(Wikipedia, 2019).

Pesisir Teluk Lampung meliputidaratan dan perairan, dengan posisigeografis terletak antara 104º56’-105º45’BT dan 5º25’-5º59’ LS. Luas totalwilayah daratan adalah 127.902 ha, danluas perairan adalah 161.178 ha. Wilayahyang berbatasan langsung dengan laut(Teluk Lampung) memiliki kelerengandatar (0-3%), dengan elevasi 0-10 m daripermukaan laut (dpl) sedangkan wilayahke arah daratan memiliki kelerenganberagam mulai dari landai (3-8%) sampaidengan sangat curam (>40%), denganelevasi beragam mulai dari 10 sampaidengan >1.000 m dpl. Kelompok relief

Page 7: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

34

pada wilayah ke arah laut tergolongdataran (flat) dan ke arah daratan beragamyaitu berombak (undulating),bergelombang (rolling), dan berbukit(hummocky, hillocky, dan hilly)(Wiryawan, dkk, 1999).

2.4 Gelombang Tsunami Gelombang yang disebabkan oleh

tsunami merupakan bentuk gelombangyang dibangkitkan dari dalam laut yangdisebabkan oleh adanya aktivitas vulkanisseperti letusan gunung api bawah laut,maupun adanya peristiwa patahan ataupergeseran lempengan samudera(aktivitas tektonik). Panjang gelombangtipe ini dapat mencapai 160 km dengankecepatan 600-700 km/jam. Pada lautterbuka dapat mencapai 10-12 meter dansaat menjelang atau mendekati pantaitingginya dapat bertambah bahkan dapatmencapai 20 meter serta dapatmenghancurkan wilayah pantai danmembahayakan kehidupan manusia.

2.5 Teori Gelombang AmplitudoKecil Teori Gelombang Amplitudo Kecil

(teori gelombang airy) diturunkanberdasarkan Laplace untuk aliran takrotasi (irrotational flow) dengan kondisibatas di dasar laut Ana di permukaan air.Teori gelombang amplitudo kecil inidapat digunakan untuk perhitungan tinggigelombang yang disebabkan oleh tsunami(Andini, 2015). Beberapa notasi yangdigunakan di dalam perhitunganGelombang Airy adalah:d : jarak antara muka air rerata dan

dasar laut (kedalaman laut)ƞ(x,t) : fluktuasi muka air terhadap muka

air diam = ƞ = cos( − )a : amplitudo gelombangH : tinggi gelombang = 2 aL : panjang gelombang, yaitu interval

waktu yang diperlukan olehpartikel air untuk kembali padakedudukan yang sama dengankedudukan sebelumnya.

T : periode gelombang, yaitu intervalwaktu yang diperlukan olehpartikel air untuk kembali padakedudukan yang sama dengankedudukan sebelumnya

C : kecepatan rambat gelombang =L/T

K : angka gelombang = 2π/L : frekuensi gelombang=2π/T

G : gravitasi = 9,81 m/d²

Hubungan cepat rambat gelombangdengan panjang gelombang dankedalaman adalah:

= ℎ = tanh (1)

dan hubungan panjang gelombangsebagai fungsi kedalaman adalah:

= ² ℎ = ² tanh (2)

dengan

k = 2π/L

jika kedalaman air dan periodegelombang diketahui, maka dengan caracoba-banding (iterasi) akan didapatpanjang gelombang L.

2.6 Gelombang Laut Dalam EkivalenAnalisis transformasi gelombang

sering dilakukan dengan konsepgelombang laut dalam ekivalen, yaitutinggi gelombang laut dalam apabilagelombang tidak mengalami refraksi.Pemakaian gelombang ini bertujuanuntuk menetapkan tinggi gelombang yangmengalami refraksi, difraksi dantransformasi lainnya, sehingga perkiraantransformasi dan deformasi gelombangdapat dilakukan lebih mudah. Tinggigelombang di laut dalam ekivalendiberikan oleh bentuk :

₁ = ₀ (3)

Page 8: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

35

dimana: : tinggi gelombang laut dalam

ekivalen : tinggi gelombang laut dalam : koefisien shoaling : koefisien refraksi

2.7 Waktu Tiba GelombangUntuk mencari waktu tiba

gelombang di pusat pengamatandilakukan menggunakan persamaan yangdirumuskan oleh Thorne Lay dan Terry C.Wallace (Sutrisno, 2006). Sebelummencari waktu tiba gelombang, terlebihdahulu dicari kecepatan gelombangtsunami dengan persamaan berikut:

= . ℎ (4)

dimana:v = kecepatan gelombang tsnumani (m/s)g = kecepatan gravitasi bumi (10 m/s²)h = kedalaman laut (m)

Bila episenter dianggap sebagai asal mulaterbentuknya tsunami di lautan, maka bilaprofil kedalaman laut dari episenter kekota di pesisir laut diketahui, maka dapatdibuat grafik hubungan kecepatanterhadap jarak. Untuk memudahkanperhitungan kecepatan gelombangtsunami maka diwakili oleh kecepatanrata-ratanya, melalui perhitungan denganrumus:

= ∫ ( )(5)

Dalam prakteknya, perhitungan diatasdisederhanakan menjadi:

= ( ( ).∆ ( ).∆ ⋯ ( ).∆ ) (6)

Untuk mengetahui jarak dari titikepisenter ke titik kota pengamatandigunakan perhitungan dengan rumussegitiga bola, yaitu:

cos∆ =sin ∅ sin∅ +cos∅ cos∅ cos( − ) (7)

dimana:∅ = lintang posisi episenter∅ = lintang posisi kota pengamatan

= bujur posisi episenter = bujur posisi kota pengamatan

Dengan didapatnya kecepatan rata-ratagelombang tsunami ( ), maka waktupenjalaran gelombang tsunami dapatdiketahui melalui perhitungan denganrumus:

= (8)

dimana:t = waktu tempuh/travel time (sec)x = jarak dari episenter ke kota (m)

= kecepatan rata-rata (m/s)

2.8 Jarak Rendaman TsunamiProses pembuatan peta rendaman

tsunami dilakukan menggunakan metodepemodelan analitis sederhanaberdasarkan ketinggian gelombang darigaris pantai, kemiringan lereng dankoefisien kekasaran permukaan yangdibuat oleh Berryman (2006) denganpersamaan:

= / + 5 sin (9)

dimana: : kehilangan ketinggian tsunami per

1 m jarak inundasin : koefisien kekasaran permukaan

: ketinggian gelombang tsunami digaris pantai

S : besarnya lereng permukaan

Parameter ketinggian gelombangtsunami di garis pantai didapatberdasarakan perhitungan tinggigelombang dengan metode perhitungantinggi gelombang berdasarkanpendekatan menggunakan metode analitis

Page 9: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

36

sederhana. Sementara itu, parameterkemiringan lereng dan koefisienkekasaran permukaan didapat denganmenggunakan data SRTM 30 meter dantutupan lahan. Parameter ini digunakansebagai parameter tambahan untukmenyusun peta rendaman tsunami.

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam

penelitian ini terbagi atas dua, yaitu:1. Perangkat keras

Perangkat keras ini berupaseperangkat laptop untuk pengolahandata dan printer untuk mencetaklaporan hasil penelitian

2. Perangkat lunakPerangkat lunak yang digunakan,yaitu:a. Perangkat lunak ArcGIS 10.4.1

sebagai pengolah sistem informasigeografis

b. Perangkat lunak Surfer 10 sebagaipengolah data gelombang

c. Perangkat lunak SAS Planetsebagai pengunduh citra satelit

d. Perangkat lunak Global Mappersebagai pengolah gelombanguntuk simulasi 3D

e. Perangkat lunak Microsoft Excel2013 sebagai pengolah datatabular

f. Perangkat lunak Microsoft Word2013 sebagai pengolah datalaporan

g. Perangkat lunak Microsoft Visio2013 sebagai pengolah diagramalir

3.2 BahanAdapun bahan yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:1. Data Batimetri yang diunduh dari

GEBCO tahun 20192. Data DEMNAS (Digital Elevation

Model Nasional) tahun 2019 yangdiunduh dari BIG

3. Peta Batas Administrasi ProvinsiLampung yang didapat dariPemerintah Provinsi Lampung tahun2019

4. Data Garis Pantai yang di dapat dariPemerintah Provinsi Lampung tahun2019

5. Peta tutupan lahan tahun 2017 yangdiunduh dari KLHK (KementrianLingkungan Hidup dan Kehutanan)

6. Citra satelit tahun 2019

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinggi Gelombang TsunamiAda banyak metode yang dapat

digunakan dalam perhitunganperambatan tinggi gelombang dariepisenter menuju bibir pantai. Salah satumetode yang paling sering digunakanoleh para peneliti dalam memodelkanperambatan gelombang adalah metodepemodelan secara numerik untukmendapatkan tinggi gelombang di bibirpantai. Namun dalam penelitian ini,peneliti menggunakan metodeperhitungan analitis sederhana untukmendapatkan tinggi gelombang di bibirpantai dengan menggunakan teorigelombang airy (Gambar 1 dan 2). Teoriini digunakan untuk menghitung tinggigelombang di bibir pantai dengan tinggiawal gelombang di episenter yang telahdiketahui berdasarkan sejarah. Tinggigelombang yang dihitung merupakantinggi gelombang dari muka air laut rata-rata (Tabel 1).

Untuk mendapatkan nilai ketinggiangelombang, maka digunakan datakedalaman laut. Data kedalaman lautdidapat dari data batimetri yang diunduhdari GEBCO yang dalam pengolahannyadibagi dalam jarak 1 km. Berdasarkanhasil dari pengolahan data batimetri,diketahui bahwa kedalaman laut padaGunung Anak Krakatau hingga pesisirTeluk Lampung tidaklah sama.Perbedaan nilai kedalaman di tiap titik dilaut, menyebabkan perbedaan tinggi

Page 10: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

37

gelombang di setiap titiknya. Perbedaantinggi gelombang juga dipengaruhi olehbesarnya jarak dari titik episenter ke titikpengamatan. Pulau penghalang dan atausemua hal yang menjadi penghalanguntuk gelombang bergerak akanmemengaruhi ketinggian gelombang dibibir pantai. Namun dalam hal ini,peneliti menganggap laut bebas, tanpapenghalang. Hal ini dikarenakan jaraklurus dari Gunung Anak Krakatau ke bibirpantai bebas dari halangan. Tidak hanyaitu, tinggi gelombang di bibir pantai pundipengaruhi oleh ketinggian awalgelombang di episenter yang telahdiketahui. Dalam penelitian ini, tinggiawal gelombang dibagi atas tiga, yaitutinggi awal gelombang 1 m, 2 m, dan 3 m(Andini, 2015). Hasil perhitungan tinggigelombang di bibir pantai dapat dilihatpada tabel dibawah ini:

Berdasarkan hasil perhitungan,semakin besar tinggi awal gelombangmaka semakin besar pula tinggigelombang yang dihasilkan di bibirpantai. Hal ini telah dianggap sesuaidengan karakteristik gelombang tsunamiyang menyatakan bahwa selamapenjalaran dari tengah laut (pusatterbentuknya tsunami) menuju pantai,tinggi gelombang menjadi semakin besar.

Hasil perhitungan juga menyatakantinggi gelombang bervariasi di setiaptitik. Hal ini dikarenakan perbedaankedalaman laut. Dari ketinggiangelombang di setiap titik, maka dibuatlahsimulasi perambatan gelombang dariepisenter ke bibir pantai. Tinggigelombang tidak hanya dipengaruhi olehkedalaman laut tetapi juga oleh kecepatangelombang. Kedalaman laut berbandinglurus dengan kecepatan perambatangelombang tetapi berbanding terbalikdengan tinggi gelombang. Sehingga,semakin dalam laut, kecepatannyasemakin meningkat tetapi tinggigelombang jadi semakin kecil. Namunsemakin dangkal laut, kecepatanperambatannya pun semakin kecil namun

tinggi gelombang yang dihasilkansemakin besar.

4.2 Waktu Tiba Gelombang TsunamiWaktu tiba gelombang didapat

berdasarkan rumus waktu tibagelombang. Dimana waktu tibagelombang dipengaruhi oleh besarnyajarak dan kecepatan rata-rata perambatangelombang. Untuk mendapatkankecepatan rata-rata gelombang, perludiketahui nilai kedalaman laut. Dalam halini, nilai kedalaman laut didapat dari databatimetri. Berdasarkan hasil perhitungandidapatlah rata-rata waktu tibagelombang hingga bibir pantai yaitu 57menit.

4.3 Simulasi Perambatan GelombangTsunami Berdasarkan hasil tinggi gelombang

tsunami dibuatlah simulasi perambatangelombang tsunami seperti Gambar 3.

4.4 Peta Daerah Rendaman Tsunami Hasil akhir dari penelitian ini adalah

tiga buah peta daerah rendaman tsunamidi wilayah pesisir Teluk Lampung denganskenario tinggi gelombang yang berbeda-beda yaitu tinggi gelombang tsunami 13m, 26 m, dan 39 m.

Pada peta daerah rendaman tsunamidengan tinggi gelombang 13 m, terlihatenam kecamatan yang terdampak tsunamidengan jarak rendaman dari garis pantaiberkisar dari 160 m-660 m. Kecamatanyang terdampak tersebut meliputiKecamatan Bumi Waras, KecamatanTeluk Betung Selatan, Kecamatan TelukBetung Timur, Kecamatan Panjang,Kecamatan Padang Cermin, danKecamatan Katibun. Sedangkan padapeta daerah rendaman tsunami dengantinggi gelombang 26 m dan 39 m(Gambar 4) terlihat tujuh kecamatanyang terdampak tsunami yaitu KecamatanBumi Waras, Kecamatan Teluk BetungSelatan, Kecamatan Teluk Betung Timur,Kecamatan Teluk Betung Utara, Kecama-

Page 11: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

38

tan Panjang, Kecamatan Padang Cermin,dan Kecamatan Katibun dengan jarakrendaman dari garis pantai berkisar antara213 m-1,2 km dan 525 m-1,6 km. Jikadibandingkan dengan daerah yangterendam saat tsunami Desember 2018,hanya terdapat 2 kecamatan yangterendam tsunami, yaitu KecamatanTeluk Betung Utara dan KecamatanTeluk Betung Selatan. Itupun hanyasebagian kecil wilayah dari kecamatantersebut yang terendam tsunami. Hal inidikarenakan tinggi gelombang yangdihasilkan saat tsunami 2018 kurang dari3 meter.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari

penelitian ini, yaitu jika terjadi kembalipengulangan bencana dengan perubahantopografi Gunung Anak Krakatau saat ini,maka terjadi juga perubahan daerahrendaman tsunami. Hal ini dapat dilihatdari ketiga skenario daerah rendamantsunami dan tinggi gelombang tsunamiyang dihasilkan di bibir pantai. Diketahuitinggi gelombang di bibir pantaidipengaruhi oleh tinggi awal gelombangdi pusat letusan Gunung Anak Krakatau,kedalaman laut, kecepatan perambatangelombang dan jarak dari episenter kebibir pantai. Semakin tinggi gelombang dibibir pantai maka semakin jauh jarakrendaman dari bibir pantai ke daratan.Semakin banyak wilayah yang terendamtsunami. Tidak hanya itu, penggunaanlahan dan ketinggian juga memengaruhilaju tsunami. Semakin tinggi nilaikoefisien kekasaran pada penggunaanlahan, akan memperlambat laju tsunami.

Di wilayah pesisir Teluk Lampung,penggunaan lahan didominasi olehpemukiman dan lahan pertanian.Keduanya dapat menghambat lajutsunami. Namun tetap saja wilayah pesisirTeluk Lampung dapat dikatakan cukuprentan akan bencana tsunami karena

padatnya pemukiman dan fasilitas umumyang terdapat di sekitar wilayah pesisirTeluk Lampung yang dapat terhempasoleh gelombang setinggi 13 m, 26 m, dan39 m dengan jarak rendaman tsunamimencapai 1,6 km dari garis pantaisehingga dapat menyebabkan korbanjiwa. Wilayah yang rentan terendamtsunami yaitu Kecamatan Bumi Waras,Kecamatan Teluk Betung Selatan,Kecamatan Teluk Betung Timur,Kecamatan Teluk Betung Utara,Kecamatan Panjang, Kecamatan PadangCermin, dan Kecamatan Katibun. Dimanarata-rata waktu tiba gelombang tsunamidi bibir pantai mencapai 57 menit.

5.2 Saran Pada penelitian ini, tinggi

gelombang tsunami di bibir pantaidipengaruhi oleh beberapa faktor.Dimana salah satu dari faktor tersebutdianggap sebagai konstanta dan terdapatsalah satu faktor yang tidakdiperhitungkan. Untuk itu, penulismenyarankan untuk mengubah konstantamenjadi parameter danmemperhitungakan faktor yangdiabaikan.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Zaenudin, dkk, 2018, LandSubsidence Analysis in BandarLampung City based on InSAR IOP,Journal of Physics: Conf. Series1080 (2018) 012043 (1080). pp 1-7.ISSN doi: 10.1088/1742-6596/1080/1/012043.

Armijon, 2019, Modeling of Cold LavaFlow Spatial Analysis for Mitigationof Volcano Disaster Merapi,Simposium Nasional Ilmu Teknik2019, Bandar Lampung, 12November 2019.

Armijon, dkk, 2019, KajianPembaharuan Model Rendaman

Page 12: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

39

Tsunami Pesisir Teluk LampungAkibat Pengaruh PerubahanMorfologi Gunung Anak Krakatau.Lampung : Universitas Lampung.

Dewi, Citra, dkk, 2014, Analysis ofMaking Tsunami disaster Zone Mapin Coastal Area (Location Study:Bandar Lampung City Coastal).Proseding Seminar Bisnis &Teknologi. ISSN 2407-6171.

Fajriyanto, Ahmad, dkk, 2012, PotensiBahaya Gempa dan AnalisisRegangan di Selat Sunda BerbasisGPS (Global Positioning System).Rekayasa, Jurnal Teknik Sipil danPerencanaan, 16 (3). pp. 141-150.ISSN 0852-7733.

Islam, Faiz, 2014, Penentuan Resiko danKerentanan Tsunami di KebumenDengan Citra Alos, Jurnal GeodesiUndip Januari 2014.

Latief, H, 2013, Pedoman TeknikPembuatan Peta Bahaya RendamanTsunami. Bandung: Pusat PenelitianMitigasi Bencana Institut TeknologiBandung.

Persada Tarigan, Togi, 2015, AnalisaSpasial Kerawanan BencanaTsunami di Wilayah PesisirKabupaten Kulon Progo DaerahIstimewa Yogyakarta, Jurnal

Oseanografi Undip, Volume 4,Nomor 4, Tahun 2015.

Prahasta, E, 2001, Sistem InformasiGeografis: Tutorial Arc View.Bandung: CV. Informatika.

Susanti S, Ida dan Armijon, 2013,Pengaruh PerkembanganInfrastruktur Jalan TerhadapPertumbuhan Pemanfaatan LahanKota. Jurnal Rekayasa Sipil danDesain (JRSDD), 17 (1). ISSN 2303-0011.

Sutrisno. 2006. Penentuan Waktu DatangGelombang Tsunami Di beberapaKota Pantai Selatan Jawa BaratSebagai Informasi Penting DalamUsaha Penyelamatan SecaraPreventif Menghadapi BencanaTsunami. Jakarta : Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah.

Wiryawan, B., dkk. 2000. Atlas SumberDaya Wilayah Pesisir TelukLampung. Bandar Lampung. PemdaTk 1 Lampung-CRMP Lampung.

Zakaria, A., 2003, Numerical modellingof wave propagation using higherorder finite difference formulas,Thesis (Ph.D.), Curtin University ofTechnology, Perth, WesternAusstralia,

Page 13: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

40

LAMPIRAN

Tabel 1.Tinggi Gelombang Tsunami di Bibir PantaiTinggi awal gelombang (m) Tinggi gelombang di bibir pantai (m)

1 132 263 39

Gambar 1. Diagram Alir Perambatan Gelombang

Gambar 2. Diagram Alir Daerah Rendaman Tsunami

Page 14: JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi)

Jurnal Geofisika Eksplorasi Vol. 6/No. 1 Maret 2020: 31-41

41

Gambar 3. Perambatan Gelombang Tsunami

Gambar 4. Peta Daerah Rendaman Tsunami Wilayah Teluk Lampung Dengan H = 39 m